Pengaruh Pembelajaran Berbasis Laboratorium Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP N 1 Batu Brak Lampung Barat (Studi Ekperimen pada siswa kelas VIII materi sistem pencernaan makanan pada manusia semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012)

(1)

ii ABSTRAK

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Laboratorium Terhadap

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP N 1 Batu Brak

Lampung Barat

(Studi Ekperimen pada siswa kelas VIII materi sistem pencernaan makanan pada manusia semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012)

Oleh

ELKA AYU SETIANINGSIH

Hasil observasi pada siswa kelas VIII SMP N 1 Batubrak hasil belajar siswa masih rendah, hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran belum terlaksana secara baik, maka aktivitas belajar siswa masih rendah sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk itu diperlukan penggunaan metode dalam proses

pembelajaran. Sebagai salah satu alternatif yaitu pembelajaran berbasis laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran berbasis laboratorium terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Desain yang digunakan adalah desain pretest-postest. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB . Data penelitian ini berupa data kuantitatif

dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari pretes dan postes dianalisis menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif yaitu aktivitas belajar siswa yang diperoleh


(2)

Elka Ayu Setianingsih

iii

dengan menggunakan lembar observasi, dan dianalisis secara deskriftif berdasarkan indeks aktivitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis laboratorium efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa (N-gain 60,51) lebih tinggi dari pada kelas yang menggunakan metode diskusi (N-gain 49,71). Pada hasil penelitian ini juga menilai aktivitas belajar siswa yang terdiri dari 5 aspek yaitu bertanya, berpendapat, berdiskusi, mempresentasikan, dan membuat kesimpulan. Hasil dari kelima aspek tersebut memperoleh nilai yang berbeda-beda yakni aspek bertanya pada kelas ekperimen memperoleh nilai 73,33 sedangkan pada kelas kontrol 65,74, aspek berpendapat pada kelas ekperimen 71,43 sedangkan pada kelas kontrol 66,67, aspek berdiskusi pada kelas ekperimen 70,48 sedangkan pada kelas kontrol 70,37 , aspek mempresentasikan pada kelas eksperimen 80,00 sedangkan pada kelas kontrol 61,11 dan yang terkahir adalah aspek membuat kesimpulan pada kelas eksperimen 72,38 sedangkan pada kelas kontrol 70,37. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran berbasis laboratorium berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia.

Kata kunci : Pembelajaran Berbasis Laboratorium, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Sistem Pencernaan.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

xii SANWACANA

Assalamualaikum wr.wb,

Alhamdulillah puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP N 1 BATU BRAK LAMPUNG BARAT”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembimbing akademik.

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing 1 terimakasih atas kesabaran, bimbingan, dan masukannya kepada penulis.

6. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II, terimakasih atas bimbingan, motivasi, dan kasih sayangnya.


(16)

xiii

7. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas, terimakasih atas masukan dan saran-saran kepada penulis.

8. Wawan Gunawan, S. Pd., selaku kepala SMP Negeri 1 Batu Brak Lampung Barat yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Titik Novasari, S.Si., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian.

10. Siswa-siswi kelas VIII1 dan VIII2 SMP Negeri 1 Batu Brak Lampung Barat

atas kerjasama, keceriaan, dan perhatiannya selama penelitian.

11. Teristimewa papaku Pitoyo dan mamaku Wagini, yang selalu mengiringiku dengan doa dan kasih sayang juga menjadi penyemangat dalam hidupku. 12. Kakakku Resa Sativa, S.Pd., mbakku Reni Komara, S.Pd., dan adikku Mela

Sari Fouries, terimakasih atas kasih sayang dan canda tawa selama ini. 13. Suamiku O.E. Egidius Nainggolan dan anakku M. A. Kya Anandita

Nainggolan terimakasih karena telah hadir didalam hidupku.

14. Sahabat-sahabatku Suhaena, S.Pd., Tora Jelita Sari, S.Pd., Septina Wijayanti, S.Pd., Nyoman Marteyani, S.Pd., Asni, S.Pd., dan Adhitian, S. Pd., terima kasih untuk motivasi, keceriaan dan kebersamaannya selama ini.

15. Biologi angkatan 05, ’06, ’07, dan ‘08 terimasih untuk semuanya. 16.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Bandar Lampung, Maret 2013

Penulis


(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan proses pembangunan manusia agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia itu sendiri. Menurut Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Banyak usaha yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan mudah dan cepat. Diantaranya adalah dengan menghadirkan pembelajaran yang tepat sebagai pelengkap proses belajar mengajar sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal serta menggunakan model yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan menggunakan model dan media pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep materi yang diajarkan maka

pemahaman siswa terhadap konsep tersebut akan tertanam dengan baik (Arsyad, 1997:4).


(18)

2

Berdasarkan kondisi di atas, maka di butuhkan alternatif pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar pada materi biologi oleh siswa adalah pembelajaran berbasis laboratorium. Pada pembelajaran berbasis laboratorium aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar (Santoso, 2011:5). Hasil penelitian Fidiawati (2009:4) bahwa pada pembelajaran berbasis laboratorium, siswa akan lebih aktif dalam belajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa yang memiliki

penguasaan baik, mengajari temannya yang penguasannya masih rendah sehingga terjalin kerjasama dalam kelompok.

Hasil wawancara dengan guru Biologi kelas VIII di SMP N 1 Batu Brak, diketahui bahwa mata pelajaran biologi terutama materi pokok Sistem Pencernaan Makanan ini disampaikan dengan menggunakan metode diskusi. Padahal materi ini mempunyai karakteristik khusus yaitu membahas

mekanisme proses yang rumit sehingga sulit untuk dipahami, serta melibatkan organ yang sesuai dengan struktur dan fungsinya yang kompleks. Kelemahan penggunaan metode diskusi di SMP N 1 Batu Brak adalah siswa yang pintar saja yang aktif terlibat dalam diskusi bahkan permasalahan diskusi meluas sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai semua, dan metode diskusi hanya didominasi oleh beberapa siswa.


(19)

3

Kurang tepatnya metode yang digunakan guru ini kemungkinan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas VIII pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011 khususnya pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan adalah 62, sedangkan persentase rata-rata ketuntasan belajarnya adalah 56%. Nilai rata-rata ini belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal di sekolah yaitu ≥ 65. Rendahnya nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia tersebut diduga karena beberapa masalah dalam pembelajaran diantaranya adalah guru belum pernah menggunakan pembelajaran yang membuat aktivitas belajar siswa menjadi lebih aktif. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu digunakan pembelajaran yang dapat membuat aktivitas belajar siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat membuat guru tidak lagi menjadi sumber informasi yang menyebabkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran menjadi pasif dan tidak menguasai materi dengan baik. Melalui proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas siswa yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang ia pahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu beinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar. Siswa dapat mengkaji dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan materi pelajaran (Safitri: 2007:1).

Laboratorium di SMP Negeri 1 Batu brak dinilai cukup lengkap akan tetapi pada saat pembelajaran IPA khususnya pada Materi Pokok Sistem Pencernaan


(20)

4

Manusia guru tidak pernah menggunakan laboratorium tersebut. Laboratorium digunakan pada saat pelajaran pengembangan diri mata pelajaran IPA saja disitu terlihat sekali siswa banyak yang binggung cara menggunakan alat-alat laboratorium sehingga guru banyak menghabiskan waktu untuk memberikan pengarahan kepada siswa cara menggunakan alat-alat laboratorium. Sehingga hasil belajar siswa masih sangat rendah.

Pembelajaran berbasis laboratorium adalah suatu proses pembelajaran yang dilaksanakan di laboratorium yang bertujuan melatih siswa menerapkan keterampilan proses sesuai dengan tuntunan pembelajaran biologi yang mengutamakan proses selain produk (Rustaman dan Rustaman, 2005:129). Kegiatan laboratorium adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di laboratorium dalam rangka memberikan kesempatan pada siswa untuk

menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori. Kenyataan di lapangan, bahwa pembelajaran dewasa ini masih sering bersifat hapalan dan kurang mengembangkan proses berfikir.

Sehubungan dengan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Pembelajaran Berbasis Laboratorium Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Batu Brak Lampung barat TP 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(21)

5

1. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran berbasis laboratorium terhadap aktivitas siswa SMP N 1 Batu Brak Lampung barat pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia?

2. Adakah pengaruh yang signifikan pembelajaran berbasis laboratorium terhadap hasil belajar siswa SMP N 1 Batu Brak Lampung barat pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis laboratorium terhadap aktivitas siswa SMP N 1 Batu Brak Lampung barat pada materi pokok sistem pencernaan makanan pada manusia

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis laboratorium terhadap hasil belajar siswa SMP N 1 Batu Brak Lampung barat pada materi sistem pencernaan pada manusia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi guru, sebagai masukan bagi para guru untuk mendesain pembelajaran biologi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan.

2. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi sistem pencernaan makanan pada manusia.


(22)

6

3. Bagi sekolah, yaitu dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran ditingkat SMP.

4. Bagi peneliti, yaitu dapat lebih memahami pembelajaran berbasis

laboratorium sebagai alternatif pembelajaran, memberikan manfaat yang besar berupa pengalaman yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional untuk perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan

VIIB semester ganjil SMP N 1 Batu Brak Lampung Barat.

2. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem pencernaan, dengan Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem Pencernaan Pada Manusia dan Hubungannya Dengan Kesehatan. 3. Pembelajaran berbasis laboratorium adalah suatu proses pembelajaran

yang dilaksanakan di laboratorium yang bertujuan melatih siswa

menerapkan keterampilan proses sesuai dengan tuntunan pembelajaran biologi yang mengutamakan proses selain produk (Rustaman dan Rustaman, 2005:129).

4. Hasil belajar biologi diperoleh dari hasil pretest dan postes materi pokok sistem pencernaan makanan pada manusiadengan soal essay.


(23)

7

5. Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah Aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang meliputi bertanya, berpendapat, berdiskusi,

mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan membuat kesimpulan. F. Kerangka Pikir

Hasil belajar yang diperoleh siswa itu berbeda-beda, hal ini disebabkan karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dapat berasal dari diri siswa maupun berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa salah satunya adalah metode mengajar. Hal ini diduga erat kaitanya dengan hasil belajar siswa itu sendiri.

Ada pun dalam proses pembelajaran perlu ditambahkan aktivitas belajar pada siswa. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, aktivitas itu harus selalu berkait. Di dalam belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar – mengajar. Dengan demikian jelas bahwa aktivitas itu dalam arti luas, baik yang bersifat fisik maupun mental kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Keadaan yang ideal dalam proses pembelajaran siswa belajar dengan sungguh-sungguh, semangat, dan penuh penelitian. Bila keadaan seperti itu terwujud, dapat dikatakan proses pembelajaran berjalan efektif. Keadaan demikian dapat diciptakan dengan menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang menarik perhatian siswa untuk terlibat secara penuh selama proses


(24)

8

pembelajaran berlangsung. Sehubungan dengan hal di atas, maka pembelajaran berbasis laboratorium dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis laboratorium. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini terdiri dari aktivitas dan hasil belajar siswa. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan: X = Pembelajaran berbasis laboratorium Y1 = Aktivitas siswa;

Y2 = Hasil belajar siswa

Gambar 1. Diagram Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan pembelajaran berbasis laboratorium terhadap hasil belajar siswa.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan pembelajaran berbasis laboratorium terhadap hasil belajar siswa.

X

Y1


(25)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berbasis Laboratorium

Belajar adalah suatu proses yang kompleks terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar berlangsung karena adanya interaksi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dalam teori humanistik, belajar merupakan kebebasan untuk memperoleh suatu sesuai dengan minat dan kemampuannya. Sehingga belajar bertujuan memanusiakan manusia, sehingga dalam teori ini menyebutkan bahwa anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

Rustaman dan Rustaman (2005:78) berpendapat bahwa, laboratorium

merupakan salah satu sarana dan prasarana penunjang yang banyak digunakan dalam proses belajar mengajar biologi, sedang sarana pada pembelajaran biologi dalam artian sebagai beberapa hal, seperti : Sebagai alat bantu atau alat pelengkap, sebagai pengembang kemampuan, sebagai katalisator dalam pemahaman materi. Kegiatan praktikum dalam pembelajaran biologi dapat dilakukan di dalam ruang laboratorium, atau di luar ruangan yaitu


(26)

10

Kegiatan laboratorium adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di laboratorium dalam rangka memberikan kesempatan pada siswa untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dari materi pelajaran. Kerja ilmiah dalam kurikulum merupakan bagian dari kompetensi bahan kajian sains dan terintegrasi dalam pembelajaran biologi yang terdiri atas, (1) merencanakan penelitian ilmiah, yaitu siswa mampu membuat perencanaan penelitian sederhana antara lain: menetapkan dan merumuskan tujuan penelitian, langkah kerja hipotesis, variabel dan

instrument yang tepat untuk menentukan tujuan penelitian, (2) melaksanakan penelitian ilmiah, yaitu mampu melaksanakan langkah-langkah kerja ilmiah yang terorganisir dan menarik kesimpulan terhadap hasil penemuannya, (3) mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah, yaitu mampu menyajikan hasil penelitian dan kajiannya dengan berbagai cara kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan, (4) bersikap ilmiah, yaitu mengembangkan sikap ilmiah antara lain keingintahuan, berani, jujur, bekerjasama, tekun, santun, kepedulian terhadap lingkungan, berpendapat secara ilmiah dan berpikir kritis (Amin, 1994:303). Menurut Murniyati (2000:25) bahwa minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran berbasis laboratorium lebih tinggi dari pada pembelajaran yang tidak menggunakan pembelajaran berbasis laboratorium. Keterkaitan dengan berbagai alat bantu tersebut sains harus melakukan kegiatan praktikum dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat oleh Amin (1994:303) bahwa pembelajaran sains membutuhkan kemampuan yang perlu dimiliki siswa agar siswa dapat memperoleh


(27)

11

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar tidak terlepas dari tindak guru, pencapaian tujuan pengajaran pada bagian ini merupakan peningkatan kemampuan siswa Dimyati dan Mudjiono (2006:3).

Rendahnya hasil belajar karena beberapa faktor, diantaranya: (1) metode pembelajaran yang digunakan selama ini kurang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran, (2) nilai dari aspek afektif dan aspek psikomotorik masih rendah (3) pembelajaran masih didominasi oleh guru. (Ningrum (2011:3)). Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan hasil pembelajaran. Tujuan utama efektivitas pembelajaran adalah outputnya, yaitu kompetensi siswa, efektivitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, efektivitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta sesuai dengan fungsinya masing-masing (Muhidin, 2010:5).

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap (Abdurrahman 2003:38). Menurut Bloom dkk (dalam


(28)

12

Hanafiah dan Suhana, 2009:21) hasil belajar dibedakan menjadi tiga yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan atau ingatan (knowledge) yaitu: kemampuan mengingat bahan yang telah dipelajari

2. Pemahaman (comprehension) yaitu: mencakup kemampuan menangkap pengertian, menterjemahkan, dan menafsirkan

3. Penerapan atau aplikasi (Application) yaitu: mencakup kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari dalam situasi baru dan nyata 4. Analisis (Analysis) yaitu: kemampuan menguraikan, mengidentifikasi dan

mempersatukan bagian yang terpisah, menghubungkan antar bagian guna membangun suatu keseluruhan

5. Sintesis (Synthesis) yaitu: kemampuan menyimpulkan, mempersatukan bagian yang terpisah, guna membangun suatu keseluruhan, dan

sebagainya

6. Penilaian atau evaluasi (Evaluation) yaitu: kemampuan mengkaji nilai, seperti pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan pada suatu kriteria.

Hasil belajar siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Arikunto (2009:25) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai. Untuk dapat mengukur sejauh mana ketercapaian tersebut, maka diperlukan suatu teknik evaluasi hasil belajar. Menurut Sudijono (2006:62) teknik evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai alat yang dipergunakan dalam rangka


(29)

13

melakukan evaluasi hasil belajar. Alat yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dikenal dengan instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi

merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Arikunto, 2009:26).

C. Aktivitas Siswa

Aktivitas adalah segala usaha yang mengarah pada perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang terarah dan yang diharapkan. Dalam kegiatan

pembelajaran, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses

pembelajaran menjadi berkualitas dengan melibatkan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapakan oleh Sardiman (2007:95), bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Aktivitas siswa menurut Diedrich (Sardiman, 2007:101) digolongkan ke dalam delapan jenis kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi kegiatan; membaca, melihat gambar, mengamati, eksperimen, pameran, dan mengamati orang lain atau bermain. 2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi kegiatan; menyatakan suatu fakta atau


(30)

14

memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan; mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu permainan. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi kegiatan; menulis laporan, membuat

rangkuman, mengerjakan tes, mengerjakan lembar kerja, menulis cerita, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi kegiatan; menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan matrik, meliputi kegiatan; melakukan percobaan, melaksanakan pameran, menyelanggarakan permainan, dan membuat model.

7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi kegiatan; mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi kegiatan; minat, membedakan, berani, tenang.

Manfaat aktivitas belajar dalam proses pembelajaran menurut Hamalik (2003:91) adalah:

a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri dan akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. c. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu.


(31)

15

e. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokrasi, kekeluargaan, musyawarah, dan mufakat.

f. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, guru dengan orang tua, siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. g. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis.

h. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Azas aktivitas menuntut guru untuk membangkitkan aktivitas siswa baik secara jasmani maupun rohani pada waktu siswa menerima pelajaran. Untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menentukan bentuk pengalaman belajar yang tepat sehingga dapat


(32)

16

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2012 tahun pelajaran 2012/2013, di SMP Negeri 1 Batu Brak Lampung Barat.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Batu Brak tahun pembelajaran 2012/2013. Terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 105 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas VIIIA yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas kontrol dan siswa-siswi

kelas VIIIB yang berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes. Kelas kontrol maupun kelas eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen (VIIIB) diberi

perlakuan pembelajaran berbasis laboratorium dan kelas kontrol (VIIIA)

diberi perlakuan dengan metode diskusi. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) sehingga struktur desainnya sebagai berikut:


(33)

17

Kelompok pretest perlakuan postest I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan:

I: kelompok ekperimen, II: kelompok kontrol, O1: pretes, O2: postes,

X: perlakuan eksperimen (pembelajaran laboratorium), C: kontrol (diskusi) (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43)

Gambar 3. Desain Penelitian

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes pada pertemuan I berupa


(34)

18

f. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa (Lie, 2004:42). Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran laboratorium untuk kelas eksperimen dan tanpa pembelajaran laboratorium untuk kelas kontrol yaitu menggunakan metode diskusi. Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga pertemuan. Pertemuan I membahas submateri pembelajaran macam-macam organ pencernaan, fungsi organ pencernaan, dan proses pencernaan makanan, Pertemuan II macam–macam zat

makanan dan fungsinya, dan Pertemuan III gangguan/kelainan pada sistem pencernaan makanan pada manusia. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

Kelas eksperimen (Pembelajaran Berbasis Laboratorium) a) Kegiatan awal

1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay tentang macam-macam organ pencernaan, fungsi organ

pencernaan dan proses pencernaan makanan, macam-macam zat makanan dan fungsinya, gangguan/kelainan pada sistem

pencernaan makanan pada manusia. 2. Guru membacakan tujuan pembelajaran.


(35)

19

3. Guru menjelaskan tentang pembelajaran berbasis laboratorium. Setiap kelompok memperoleh LKP.

4. Guru memberikan Apersepsi dengan cara : (pertemuan I); mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?” (pertemuan II); mengajukan pertanyaan “Tahukah kalian zat apa saja yang terkandung di dalam makanan yang kalian makan sehari-hari ?” (pertemuan III); mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh manakah yang kalian pegang saat sakit perut ?”

5. Guru memberikan Motivasi dengan cara : (pertemuan I); “guru

memberikan penegasan, bahwa sarapan yang kalian makan tadi pagi melalui beberapa organ kemudian memperlihatkan

torso/charta sistem pencernaan makanan pada manusia”

(pertemuan II); “ Guru memberi penegasan, zat-zat makanan serta fungsinya bagi tubuh, salah satunya untuk menghasilkan energi” (pertemuan III); “ Guru memberikan penegasan, bahwa saat kita sakit perut kita akan merasakan sakit pada bagian lambung kita”. b) Kegiatan Inti

1. Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing. 2. Guru membagikan LKP, kemudian menjelaskan cara praktikum

yang akan dilakukan oleh siswa

3. Guru meminta siswa melakukan praktikum tentang proses pencernaan makanan pada manusia (pertemuan I); kemudian melakukan praktikum pencernaan mekanik/kimiawi,dan


(36)

20

mengambarkan macam saluran pencernaan atau organ pecernaan (pertemuan II); melakukan praktikum uji makan (uji amilum, glukosa, protein, dan lemak), dan (pertemuan III) menjelaskan tentang gangguan/kelainan penyakit pada sistem pencernaan. 4. Guru meminta siswa melakukan dan mengamati proses percobaan

kemudian mendiskusikan hasil percobaan yang mereka lakukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKP. 5. Guru meminta siswa mengidentifikasi/menggambar macam organ

pencernaan melalui torso/charta.

6. Guru meminta siswa mengumpulkan LKP. 7. Guru menginstruksikan kelompok 1 dan 2 untuk

mempersentasikan hasil diskusinya.

8. Guru meluruskan jika terdapat kesalahan/perbedaan pendapat antar kelompok

c) Penutup

1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

2. Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

3. Guru memberikan postes pada pertemuan III berupa soal essay.

4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.


(37)

21

Kelas Kontrol (Pembelajaran Diskusi) a) Pendahuluan

1. Guru memberikan pretest pada pertemuan I berupa soal essay tentang macam-macam organ pencernaan, fungsi organ pencernaan dan proses pencernaan makanan, macam-macam zat makanan dan fungsinya, gangguan/kelainan pada sistem pencernaan.

2. Guru membacakan tujuan pembelajaran.

3. Guru memberikan apersepsi : (pertemuan I) mengajukan pertanyaan “ Apakah sebelum berangkat sekolah kalian sudah sarapan pagi ?” (pertemuan II); mengajukan pertanyaan “Tahukah kalian zat apa saja yang terkandung di dalam makanan yang kalian makan sehari-hari ?” (pertemuan III); mengajukan pertanyaan “ Bagian tubuh manakah yang kalian pegang saat sakit perut ?”

4. Guru memberikan motivasi dengan cara : (pertemuan I); “guru memberikan penegasan, bahwa sarapan yang kalian makan tadi pagi melalui beberapa organ kemudian memperlihatkan

torso/charta sistem pencernaan makanan pada manusia”

(pertemuan II); “ Guru memberi penegasan, zat-zat makanan serta fungsinya bagi tubuh, salah satunya untuk menghasilkan energi” (pertemuan III); “ Guru memberikan penegasan, bahwa saat kita sakit perut kita akan merasakan sakit pada bagian lambung kita”. b) Kegiatan Inti

1. Guru meminta siswa duduk dalam kelompok masing-masing. 2. Guru memberikan LKS tentang (pertemuan I);macam-macam organ


(38)

22

makanan pada manusia (pertemuan II); macam-macam zat makanan dan fungsinya (pertemuan III); gangguan/kelainan pada sistem pencernaan

3. Guru meminta siswa secara bersama-sama dalam satu kelompok untuk menjawab LKS

4. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS.

5. Guru menginstruksikan kelompok 1 dan 2 mempresentasikan hasil diskusinya dan melakukan tanya jawab.

6. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan pendapat antar kelompok.

c) Kegiatan Penutup

1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang diajarkan.

2. Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

3. Guru memberikan postes pada pertemuan III berupa soal essay . 4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data


(39)

23

a. Hasil belajar

Jenis data hasil belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai pretes, postes dan N-Gain pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia. Untuk mendapatkan skor gain pada setiap pertemuan menggunakan formula Rulon (dalam Sudijono 1996:215) sebagai berikut:

Skor N-gain =

X skorMax Y X   x 100 Keterangan : X = Nilai postes

Y = Nilai pretes (Rulon dalam Sudijono, 1996:215) b. Aktivitas Siswa

Jenis data aktivitas siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Data diambil dengan menggunakan instrumen penelitian berupa: pretes, postes, lembar observasi aktivitas siswa.

a) Tes

Pengolahan data yang dilakukan terhadap nilai pretes untuk mengetahui pengetahuan awal (kognitif awal) siswa. Nilai postes untuk mengetahui pengetahuan yang diperoleh siswa setelah

pembelajaran untuk masing–masing kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Soal pretes dan postes berupa soal essay berjumlah 10 soal .


(40)

24

Untuk menghitung nilai pretes, postes digunakan teknik penskoran sebagai berikut :

100 x N R Skor  Keterangan:

Skor : Nilai yang diharapkan (dicari), R: Jumlah skor yang diperoleh, N: Jumlah skor maksimal (Purwanto, 2008:102)

b) Observasi

Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa. Pengolahan data terhadap aktivitas siswa dimaksudkan untuk

mengetahui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah:

A. Bertanya B. Berpendapat C. Berdiskusi

D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok E. Membuat kesimpulan

F. Teknik Analisis Data 1) Uji Normalitas

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui sebaran data yang tersebar antara nilai yang paling tinggi sampai nilai yang paling rendah pada sampel. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Lilliefors menggunakan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal


(41)

25

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki, 2002:118). 2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

2) Kriteria Uji

a) Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

b) Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13). 3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata–rata dan perbedaan dua rata-rata. Uji kesamaan dua rata–rata dilakukan dengan menggunakan Uji Independent Sampel t-test sedangkan perbedaan dua rata-rata menggunakan Uji One Sampel t-test dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji kesamaan dua rata-rata Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1≠ μ2

1) Hipotesis


(42)

26

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

sama 2) Kriteria Uji :

Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel

Dalam hal lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2005:227). b. Uji perbedaan dua rata-rata

Ho : μ1 = μ2

H1 : μ1 > μ2

1) Hipotesis

Ho : Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 : Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol. 2) Kriteria Uji :

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10)

4). Pengolahan Data Aktivitas siswa

Data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

100  

N Ai Ai Keterangan :

Ai : rata-rata keaktivan siswa pada setiap pertemuan ∑Ai : jumlah aspek aktivitas yang dilakukan siswa N : jumlah seluruh aspek aktivitas yang di amati (modifikasi dari Sudjana, 2002 : 69)

Tabel 1. Aktivitas Siswa Saat Proses Pembelajaran No Nama

Aspek yang diamati Xi


(43)

27

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 Keterangan A.Bertanya:

1. Tidak membuat pertanyaan

2. Membuat pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari B.Berpendapat:

1. Tidak mengungkapkan pendapat

2. Mengungkapkan pendapat tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Mengungkapkan pendapat sesuai dengan materi yang dipelajari C.Berdiskusi:

1. Tidak melakukan diskusi

2. Berdiskusi tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari 3. Berdiskusi sesuai dengan materi yang dipelajari

D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 1. Tidak melakukan presentasikan hasil diskusi

2. Mempresentasikan tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

E. Membuat Kesimpulan:

1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Membuat kesimpulan sesuai dengan materi yang dipelajari (Modifikasi dari Sunyono, 2009 : 11)


(44)

444242

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan pembelajaran berbasis laboratorium pada materi sistem

pencernaan makanan pada manusia berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Batu Brak Lampung Barat.

2. Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran berbasis laboratorium terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia kelas VIII SMP N 1 Batu Brak Lampung Barat. B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran yaitu:

1. Pembelajaran berbasis laboratorium dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkat hasil belajar siswa pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia. 2. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya sebelum memulai praktikum guru

harus menjelaskan tata cara menggunakan alat dan bahan yang akan

digunakan pada percobaan agar mendapatkan hasil yang maksimal sehingga siswa lebih teliti dan hati-hati dalam menggunakan alat dan bahan


(45)

38

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Amin, M. 1994. Mengajar Ilmu Pengetahua Alam Dengan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 1997. Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Fidiawati, E. 2009. Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA

Terpadu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Siswa Kelas VII MTs Muhamadiyah 1 Natar. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas Muhamadiyah Metro. Lampung. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara: Bandung.

Hanafiah, N dan C. Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Lie, A. 2004. Memperaktikan Cooperatif Learning di Ruang ruang Kelas. Grasindo. Jakarta.

Mudjiono, 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Muhidin. 2010. Konsep efektivitas Pembelajaran. Sambasalim. Com. Htm

http:// Sambasalim.com/Pendidikan/Konsep-Efektivitas-Pembelajaran. Html (13 januari 2011;12.30 WIB).

Murniyati. 2000. Pembelajaran Berbasis Labratorium Dalam Pembelajaran Kimia Materi Pokok Asam Basa dan Garam Pada Siswa SMU Negeri Sekabupaten Lampung Selatan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Ningrum, C. 2011. Pengaruh penerapan model pembelajaran snowball throwing

terhadap hasil belajar materi pokok ekosistem. Skripsi. UNILA: Bandar Lampung.


(46)

39

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gajah Mada Univercity Press. Yogjakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta

Rustaman, N. Dan A. Rustaman. 2005. Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta : Dekdikbud.

Safitri, W. 2007. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, PT Kencana Prenada Media Group. Bandung.

Santoso, B. 2011.

http://ras-eko-santoso.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-course-review-horay.html. (16 januari 2012;12.30 WIB). Sudijono, 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsito. Bandung Sudjana. 2002. Statistik Dasar. Tarsito: Bandung.

Sugandi, A. 2004. Belajar. http//www.Pembelajaran berbasis laboratorium.pdf. Google. (29 september 2011): 20:45

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta

Sardiman, A. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta.

Sunyono, 2009. Proses Belajar Mengajar. Rhineka Cipta. Jakarta.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.


(1)

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki, 2002:118).

2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas data dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2) Kriteria Uji

a) Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima b) Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13).

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata–rata dan perbedaan dua rata-rata. Uji kesamaan dua rata–rata dilakukan dengan menggunakan Uji Independent Sampel t-test sedangkan perbedaan dua rata-rata menggunakan Uji One Sampel t-test dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Uji kesamaan dua rata-rata

Ho : μ1 = μ2 H1 : μ1 ≠ μ2 1) Hipotesis


(2)

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama

2) Kriteria Uji :

Ho diterima jika –t tabel < t hitung < t tabel

Dalam hal lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2005:227).

b. Uji perbedaan dua rata-rata

Ho : μ1 = μ2 H1 : μ1 > μ2 1) Hipotesis

Ho : Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 : Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2) Kriteria Uji :

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10)

4). Pengolahan Data Aktivitas siswa

Data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus: 100

 

N Ai Ai

Keterangan :

Ai : rata-rata keaktivan siswa pada setiap pertemuan ∑Ai : jumlah aspek aktivitas yang dilakukan siswa N : jumlah seluruh aspek aktivitas yang di amati (modifikasi dari Sudjana, 2002 : 69)

Tabel 1. Aktivitas Siswa Saat Proses Pembelajaran

No Nama

Aspek yang diamati Xi


(3)

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2 3 4 5

Keterangan A.Bertanya:

1. Tidak membuat pertanyaan

2. Membuat pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari B.Berpendapat:

1. Tidak mengungkapkan pendapat

2. Mengungkapkan pendapat tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Mengungkapkan pendapat sesuai dengan materi yang dipelajari C.Berdiskusi:

1. Tidak melakukan diskusi

2. Berdiskusi tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari 3. Berdiskusi sesuai dengan materi yang dipelajari

D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 1. Tidak melakukan presentasikan hasil diskusi

2. Mempresentasikan tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

E. Membuat Kesimpulan:

1. Tidak membuat kesimpulan

2. Membuat kesimpulan tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Membuat kesimpulan sesuai dengan materi yang dipelajari (Modifikasi dari Sunyono, 2009 : 11)


(4)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan pembelajaran berbasis laboratorium pada materi sistem

pencernaan makanan pada manusia berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Batu Brak Lampung Barat.

2. Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pembelajaran berbasis laboratorium terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia kelas VIII SMP N 1 Batu Brak Lampung Barat.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran yaitu:

1. Pembelajaran berbasis laboratorium dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkat hasil belajar siswa pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia. 2. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya sebelum memulai praktikum guru

harus menjelaskan tata cara menggunakan alat dan bahan yang akan

digunakan pada percobaan agar mendapatkan hasil yang maksimal sehingga siswa lebih teliti dan hati-hati dalam menggunakan alat dan bahan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. PT Rhineka Cipta. Jakarta.

Amin, M. 1994. Mengajar Ilmu Pengetahua Alam Dengan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 1997. Media Pengajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Fidiawati, E. 2009. Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA

Terpadu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Siswa Kelas VII MTs Muhamadiyah 1 Natar. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas Muhamadiyah Metro. Lampung. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi aksara: Bandung.

Hanafiah, N dan C. Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Lie, A. 2004. Memperaktikan Cooperatif Learning di Ruang ruang Kelas. Grasindo. Jakarta.

Mudjiono, 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta. Muhidin. 2010. Konsep efektivitas Pembelajaran. Sambasalim. Com. Htm

http:// Sambasalim.com/Pendidikan/Konsep-Efektivitas-Pembelajaran. Html (13 januari 2011;12.30 WIB).

Murniyati. 2000. Pembelajaran Berbasis Labratorium Dalam Pembelajaran Kimia Materi Pokok Asam Basa dan Garam Pada Siswa SMU Negeri Sekabupaten Lampung Selatan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Ningrum, C. 2011. Pengaruh penerapan model pembelajaran snowball throwing

terhadap hasil belajar materi pokok ekosistem. Skripsi. UNILA: Bandar Lampung.


(6)

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gajah Mada Univercity Press. Yogjakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 17. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta

Rustaman, N. Dan A. Rustaman. 2005. Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta : Dekdikbud.

Safitri, W. 2007. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, PT Kencana Prenada Media Group. Bandung.

Santoso, B. 2011.

http://ras-eko-santoso.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-course-review-horay.html. (16 januari 2012;12.30 WIB). Sudijono, 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsito. Bandung Sudjana. 2002. Statistik Dasar. Tarsito: Bandung.

Sugandi, A. 2004. Belajar. http//www.Pembelajaran berbasis laboratorium.pdf. Google. (29 september 2011): 20:45

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta

Sardiman, A. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta.

Sunyono, 2009. Proses Belajar Mengajar. Rhineka Cipta. Jakarta.

Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Efektifitas model simulasi bertingkat pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan menghitung nilai fungsi siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 10 Jember tahun ajran 2006/2007 (Studi pada mahasiswa ppl Program studi pendidikan fisika FKIP Unej ta

1 6 107

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Pengaruh Strategi Resource Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS (Sosiologi) Siswa SMP Nusantara Plus kelas VIII

2 13 170

Peningkatan apresiasi puisi dengan media Mind mapping pada siswa kelas VIII tahun pelajaran 2010-2011 ptk di MTs Muhammadiyah 1 Ciputat

3 17 294

Aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada pencernaan manusia

8 56 249

Pengaruh Penggunaan E-Learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus: SMP N 10 Kota Tangerang Selatan)

1 4 187

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Laboratorium Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP N 1 Batu Brak Lampung Barat (Studi Ekperimen pada siswa kelas VIII materi sistem pencernaan makanan pada manusia semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012)

0 4 46

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 57

Pengaruh metode simulasi melalui media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas VIII semester II di MTS Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 16

Pengaruh metode simulasi melalui media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi ekosistem kelas VIII semester II di MTS Raudhatul Jannah Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29