Pengaruh Penggunaan E-Learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus: SMP N 10 Kota Tangerang Selatan)

(1)

Pengaruh Penggunaan E-Learning Berbasis Facebook Sebagai Media

Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa

(Studi Kasus: SMP N 10 Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: TUTI ANISA 1111015000006

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

iii

ABSTRAK

Tuti Anisa, 1111015000006. Pengaruh Penggunaan E-Learning Berbasis

Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus: SMP N 10 Kota Tangerang Selatan). Skripsi. Jakarta: Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan e-learning

berbasis facebook sebagai media pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari sembilan kelas, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-7 yang terdiri dari 38 orang yakni 16 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian one group pretest posttest design.

Instrumen yang digunakan adalah tes baik pretest maupun posttest, observasi dan wawancara. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan derajat kebebasan 74, diperoleh thitung =

11,17 dan ttabel = 1,66. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung ≥ ttabel

(11,17 ≥ 1,66). Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penggunaan e-learning berbasis facebook sebagai media pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa kelas VIII-7 SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Hasil uji N-gain dengan nilai rata-rata untuk pretest sebesar 51,84 sedangkan rata-rata hasil posttest siswa sebesar 80,78 sehingga menghasilkan nilai N-gain sebesar 0,61. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan e-learning berbasis facebook mengalami peningkatan yang signifikan.

Kata Kunci : E-Learning Berbasis Facebook, Media Pembelajaran IPS, Hasil Belajar.


(6)

iv

City). Thesis. Jakarta: Department of Education Social Sciences Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

This study aims to determine the effect of the use of e-learning as a learning media facebook based IPS on student learning outcomes. This study was conducted in SMP Negeri 10 South Tangerang City. The population in this research is class VIII SMPN 10 South Tangerang City 2014/2015 academic year consisting of nine classes, sampling techniques in this study using purposive sampling. Subjects in this study were students of class VIII-7 is made up of 38 people including 16 men and 22 women. The method used is a quasi-experimental research design with one group pretest posttest design. The instrument used was a good test of the pretest and posttest, observation and interviews. Data analysis techniques to test this hypothesis using t-test.

Based on calculations by the degrees of freedom 74, obtained t = 11,17 and table = 1.66. The calculation results show that tcount ≥ ttable (11,17 ≥ 1.66). Therefore we can conclude there are significant use of e-learning as a learning media facebook based on learning outcomes IPS VIII-7 grade students of SMPN 10 South Tangerang City. N-gain test results with an average value for the pretest of 51.84 while the average result of 80.78 posttest student resulting N-gain value of 0.61. Thus it is proved that the learning outcomes of students after learning by using facebook-based e-learning has increased significantly.

Keywords: E-Learning-Based Facebook, Media Social Learning, Learning Outcomes.


(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tiada terkira penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mendidik umatnya dengan tarbiyah keimanan, ilmu pengetahuan serta akhlakul karimah.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari beberapa pihak yang telah membantu sehingga dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M. Pd., Ketua program studi Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Anissa Windarti, M. Sc., Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan penuh

perhatian, ketelatenan, dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penulisan skripsi ini, dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas waktu yang diluangkannya. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan kebaikannya dibalas dengan berlipat ganda.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya program studi Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmunya yang tak terhingga dan sangat berguna bagi penulis.

5. Bapak Drs. H. Rohidi, M. Pd., Kepala Sekolah beserta staff guru SMPN 10 Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia memberikan izin, tempat dan informasi kepada penulis.

6. Ibu Nurdekayati, S. Pd selaku guru IPS di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan bimbingan selama penulis melakukan penelitian di kelas.

7. Orangtuaku tercinta, Ayahanda (Mardjid) yang telah berjuang untuk senantiasa mengiringi langkahku dalam menyelesaikan skripsi ini. Almarhumah Ibu (Marsidah) yang telah menanamkan jenak-jenak kehidupan, meskipun tak sempat melihat dan mendampingi penulis beranjak dewasa, namun doa selalu terpanjat agar diberikan keluasan alam barzah dan dijauhkan dari azab kubur. Ibu angkat, yang selalu


(8)

vi

9. Keponakan-keponakanku tersayang Aulia, Dzikri, dan Adji yang selalu menghibur penulis dikala kejenuhan tiba.

10. Sahabat terbaikku Risma Yulita Sundawa S, Si dan Harris Mustaqim, S.E selaku motivator yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Sahabat seperjuangan Raudhah, Annisa, Fuzi, Ika, dan Alfi, terima kasih atas kerja sama, dukungan, dan hiburannya selama ini.

12. Kak Putri Ridhania, S.Pd yang telah memberikan semangat, masukan dan bantuannya dalam proses skripsi ini.

13. Teman-teman kostan Griya Semanggi Anis, Isti, Hana, Maria, Linda, Azmah, Lita, Dessy, Uni, Lika, Mita, terima kasih atas motivasi, dukungan, dan hiburan serta kekeluargaan yang telah terbangun selama ini.

14. Teman-teman Pendidikan IPS khususnya Prodi Ekonomi Angkatan 2011

15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dan dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan.

Jakarta, 03 September 2015 Penulis

Tuti Anisa NIM. 1111015000006


(9)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 11

1. Hakikat Media Pembelajaran ... 11

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 11

b. Pengertian E-Learning ... 14

c. Pengertian Facebook ... 18

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 25

a. Pengertian Belajar ... 25

b. Jenis-jenis Belajar ... 26


(10)

viii

c. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 33

4. Langkah-langkah Penggunaan E-learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS ... 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan... 36

C. Kerangka Berpikir ... 39

D. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metode dan Desain Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampling ... 41

D. Variabel Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 45

G. Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ... 47

1. Uji Validitas... 48

2. Uji Reliabilitas ... 48

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 49

4. Daya Pembeda ... 51

H. Teknik Analisis Data ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Homogenitas ... 53

3. Uji Hipotesis ... 53


(11)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan ... 56

1. Identitas Sekolah ... 56

2. Visi Sekolah ... 57

3. Misi Sekolah ... 57

B. Deskripsi Data ... 63

1. Praktik Pembelajaran ... 63

a. Praktik pembelajaran dengan Penggunaan E-Learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS dari hasil pretest dan posttest ... 63

b. Hasil Observasi ... 64

c. Hasil Wawancara ... 65

2. Data Hasil Belajar IPS ... 67

a. Hasil Pre-test Siswa ... 67

b. Hasil Post-test Siswa ... 68

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data... 70

1. Uji Normalitas ... 70

a. Uji Normalitas Data Pretest ... 70

b. Uji Normalitas Data Posttest ... 70

2. Uji Homogenitas ... 71

3. Uji Hipotesis ... 72

4. Signifikansi Peningkatan Hasil Belajar (N-Gain) ... 73

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(12)

x

2. Tabel 1.2 Hasil Pra Observasi 3

3. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan 36

4. Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design 41

5. Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data 44

6. Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Soal 46

7. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen 48

8. Tabel 3.5 Kriterian Reliabilitas 49

9. Tabel 3. 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 49

10 Tabel 3.7 Indeks Kesukaran 50

11. Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal 50

12. Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda 51

13. Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda 52

14. Tabel 4.1 Data Kepala Sekolah 58

15. Tabel 4.2 Data Guru 59

16. Tabel 4.3 Data Tenaga Kependidikan/Tenaga Pendukung 60

17. Tabel 4.4 Data Siswa 3 Tahun Terakhir 61

18. Tabel 4.5 Data Sarana dan Prasarana 62

19. Tabel 4.6 Distribusi Kumulatif Hasil Pretest Siswa 67 20. Tabel 4.7 Distribusi Kumulatif Hasil Posttest Siswa 69 21. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest 71 22. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan

Posttest

72

23. Tabel 4.10 Data Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan

Posttest

72


(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Gambar 2.1. Tampilan halaman depan facebook 19

2. Gambar 2.2. Tampilan layar facebook 21

3. Gambar 2.3. Tampilan membuat group dalam facebook 24

4. Gambar 2.4 Tampilan group facebook 24

5. Gambar 2.5. Tampilan materi yang wajib di unduh siswa 34

6. Gambar 2.6. Tampilan forum diskusi di dalam group 35

7. Gambar 2.7. Tampilan alamat web soal Posttest 35

8. Gambar 2.8. Tampilan nilai siswa setelah menyelesaikan soal

posttest

36

9. Gambar 4.1 Hasil Pretest Siswa 68

10. Gambar 4.2 Hasil Pretest Siswa 69

11. Gambar 4.3 Hasil Pretest Siswa Berdasarkan Kriteria N-Gain 73 12. Gambar 4.4 Hasil Posttest Siswa Berdasarkan Kriteria N-Gain 74 13. Gambar 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Siswa Berdasarkan

Kriteria N-Gain


(14)

xii 2. Materi Ajar

3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 4. Lembar Observasi Aktivitas Guru 5. Pedoman Wawancara Siswa 6. Pedoman Wawancara Guru 7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 8. Hasil Observasi Aktivitas Guru 9. Hasil Wawancara Siswa

10 Hasil Wawancara Guru 11. Dokumentasi Penelitian

12. Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas 13. Soal Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas 14. Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Uji Validitas 15. Soal Instrumen Pretest dan Posttest

16. SPSS 20

17. Daya Pembeda Soal 18. Tingkat Kesukaran Soal 19. Nilai Pretest dan Posttest

20. Perhitungan Mean, Median, Modus, Varians, dan Simpangan Baku Hasil Pretest

21. Perhitungan Mean, Median, Modus, Varians, dan Simpangan Baku Hasil Posttest

22. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pretest

23. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Posttest

24. Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest

25. Perhitungan Uji Hipotesis Statistik Pretest dan Posttest

26. Perhitungan Uji Normal Gain 27. Daftar Nilai Ulangan Harian


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seiring dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, maka hal tersebut juga harus diikuti dengan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menopang dan mengikuti adanya perkembangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas harus berasal dari pendidikan yang berkualitas. Namun realitasnya pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada permasalahan yang cukup kompleks. Baik itu berasal dari kualitas guru yang masih rendah maupun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

Begitupun yang terjadi pada mata pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS di SMP, mungkin bukan mata pelajaran yang difavoritkan oleh para peserta didik. Namun bukan berarti mata pelajaran ini tidak memiliki peranan dalam mengembangkan pola pikir dan pengetahuan peserta didik. Pelajaran IPS masih memiliki permasalahan yang cukup kompleks terutama pada siswa-siswi SMP kelas VIII di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan. Mereka menganggap bahwa pelajaran IPS membosankan karena terlalu banyak cerita dan materi yang disampaikan oleh guru. Padahal, pelajaran IPS sangat penting sebagai dasar landasan mereka untuk dapat bersosialisasi atau berinteraksi antar sesama manusia dan lingkungannya.

Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,


(16)

politik, hukum, dan budaya1. Berdasarkan pengertian inilah dapat disimpulkan bahwa peserta didik merasa kesulitan karena ada banyak integrasi ilmu yang harus mereka pelajari. Namun pada dasarnya hanya ada 4 ilmu yang harus mereka kuasai yaitu: sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi. Adapun konsep penting dalam IPS, yaitu (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/ kesamaan/ perbedaan, (5) konflik dan konsensus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarity), (12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme2.

Kurangnya menguasai materi IPS bagi siswa diantaranya disebabkan karena siswa terbiasa mendengarkan guru mengajar dengan metode ceramah, hal ini menyebabkan siswa sering lupa dengan apa yang dipelajari dan siswa kurang dapat memahami atau menarik kesimpulan dari informasi yang telah diberikan guru. Selain itu guru juga kurang berhasil menyampaikan konsep atau materi karena kurangnya penguasaan metode dan media pembelajaran. Masih rendahnya penguasaan terhadap pemahaman materi siswa ditandai oleh nilai prestasi IPS siswa yang masih rendah.

Adapun data hasil belajar ulangan harian pertama siswa kelas VIII.7 di SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan tahun 2014/2015 dengan KKM 72 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data hasil ulangan harian pertama IPS Siswa Kelas VIII.7 SMP N 10 Kota Tangerang Selatan.

No Nilai Keterangan Frekuensi %

1 ≥ 72 Tuntas 21 55,26 %

2 ˂ 72 Tidak Tuntas 17 44,74 %

Jumlah 38 100%

1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 4, h. 171.


(17)

3

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 38 siswa hanya 21 siswa yang tuntas belajar atau sebesar 55,26% dan yang tidak tuntas ada 17 siswa atau 44,74%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hampir setengah dari jumlah siswa tidak mencapai ketuntasan3.

Adapun hasil pra observasi yang dilakukan peneliti pada hari Senin, 09 Februari 2015 di kelas VIII.7 SMP N 10 Tangerang Selatan, antara lain:

Tabel 1.2 Hasil Pra Observasi

No. Aktivitas Guru Keterangan

1. KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) a. Kegiatan awal

b. Kegiatan Inti c. Kegiatan akhir

a. Pada kegiatan awal (apersepsi dan motivasi), guru mengulas kembali pembahasan materi

yang lalu kemudian

memberikan semangat pada siswa sebelum memulai

materi yang akan

disampaikan.

b. Pada kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi), guru menjadi center class

pada saat menyampaikan materi kepada peserta didik. Oleh karena itu, tidak sedikit siswa mengobrol dengan temannya ketika guru sedang menyampaikan materi. c. Pada saat kegiatan akhir, guru

memberikan evaluasi dengan

memberikan beberapa

3 Lampiran 25


(18)

pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan namun siswa banyak yang masih belum paham dengan materi yang sudah disampaikan.

2. Media Ketika menyampaikan materi

kepada peserta didik, guru kurang memanfaatkan media yang ada di sekolah.

3. Metode Ketika menyampaikan materi

kepada peserta didik, guru masih sering menggunakan metode ceramah. Padahal jika peneliti perhatikan, suara guru ketika menyampaikan materi di kelas kurang dapat terdengar oleh peserta didik. Oleh karena itu, banyak peserta didik yang mengobrol ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Berdasarkan hasil pra observasi di atas, peneliti melihat bahwa ada ketidakseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar IPS dikarenakan kurangnya pemanfaatan media yang tersedia di sekolah dan penggunaan metode oleh guru dalam menyampaikan materi IPS adalah menggunakan metode ceramah, selain itu juga suara guru dalam menyampaikan materi kurang dapat didengar oleh siswa. Oleh karena itu, banyak siswa yang mengobrol ketika guru sedang menyampaikan materi karena mereka menganggap bahwa pelajaran IPS membosankan jika dengan penyampaian materinya adalah melalui metode


(19)

5

ceramah. Hasil pra observasi yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa siswa di kelas VIII.7 masih banyak yang tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas sehingga menyebabkan nilai dari 17 siswa atau 44,74% siswa di kelas masih belum mencapai KKM.

Penerapan mata pelajaran IPS tidak lepas dari peran guru yang mengajar. Sehingga penerapan mata pelajaran IPS juga dipengaruhi profesionalisme guru IPS sendiri. Guru dituntut untuk memiliki sikap jujur, tekun, loyal, penuh dedikasi dan memiliki toleransi. Selain itu guru juga harus menguasai materi pembelajaran IPS, mampu menyajikannya dengan baik serta mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan baik pula. Penguasaan materi saja tidak cukup, namun guru harus memiliki tingkat kreatifitas tinggi dalam penyampaian materi kepada siswa dengan menerapkan metode-metode pembelajaran yang inovatif.

Di sisi lain, sumber dari terciptanya pendidikan yang berkualitas ialah berasal dari informasi-informasi yang harus dimiliki peserta didik sebagai dasar wawasannya. Semakin banyak informasi yang dimiliki maka akan semakin luas wawasannya, begitupun sebaliknya. Informasi yang dimaksud ialah segala sesuatu yang mampu menunjang wawasan seseorang menjadi terbuka luas dalam berpikir. Informasi ini dapat diperoleh melalui media cetak maupun media elektronik. Namun, mayoritas orang sekarang banyak menggunakan media elektronik berupa internet sebagai lahan dalam mencari tahu apa yang ingin diketahui.

Menurut Kadir, “Internet adalah sebuah jaringan komputer yang

menghubungkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh dunia”. Keuntungan internet adalah kemudahan dalam memperoleh informasi, internet memungkinkan mengakses berita-berita terkini, serta banyak aktivitas-aktivitas baru yang dapat ditangani oleh internet, misalnya4: (1) sistem pembelajaran jarak jauh (distance learning atau e-learning) yang memungkinkan kuliah secara

4 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi Dan Informasi


(20)

online atau melakukan diskusi dalam kelas jauh, (2) sistem telepon dengan biaya murah, (3) pencarian lowongan kerja, dan (4) tansfer uang.

Dengan adanya internet telah mengubah cara manusia dalam berpikir dan berkomunikasi. Semuanya menjadi tanpa batas karena internet tidak mengenal yang namanya batas wilayah. Pengguna internet bisa mengirim surat melalui e-mail kemanapun tujuannya berupa surat elektronik tanpa harus menggunakan jasa pos dalam pengirimannya.

Dewasa ini, keberadaan internet sangat marak dikalangan anak-anak hingga dewasa. Penggunaan internet memiliki arti penting untuk pelajar, pendidikan, maupun masyarakat. Terlebih saat ini internet dapat di akses melalui smartphone

yang banyak dimiliki oleh kaum pelajar. Keberadaan internet juga mampu menunjang pendidikan untuk lebih maju lagi. Karena dari internet bisa memperoleh informasi dari manapun terutama dunia luar tanpa batas. Tentu informasi yang dimaksud adalah informasi yang mampu menjadi tolok ukur Indonesia agar memiliki standar pendidikan setara dengan negara-negara maju. Salah satu produk integrasi Teknologi Informasi ke dalam dunia pendidikan adalah e-learning atau pembelajaran elektronik. Saat ini e-learning mulai mengambil perhatian banyak pihak, baik dari kalangan akademik, profesional, perusahaan maupun industri. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui Teknologi Informasi5.

Pembelajaran konvensional yang dimaksud ialah dimana pembelajaran lebih berpusat kepada teknologi modern berupa internet. Guru memberikan tugas-tugas melalui internet tanpa harus mewajibkan siswa bertatap muka dengan guru. Oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab akan tugasnya. Pembelajaran elektronik atau e-learning yang saat ini sangat berkembang adalah melalui internet berupa jejaring sosial.

Adapun situs jejaring sosial yang tersedia di internet yakni Friendster, My Space, Facebook Twitter dan lain sebagainya. Sebagai media sosial dan


(21)

7

komunikasi internet telah membantu penggunanya untuk terhubung antara satu dengan yang lainnya melalui situs jejaring sosial yang dalam beberapa tahun terakhir ini sangat marak digunakan oleh berbagai kalangan salah satunya adalah situs jejaring sosial facebook.

Facebook adalah jejaring sosial yang perkembangannya sangat pesat di kalangan remaja pada saat ini. Facebook menduduki rangking pertama sebagai jejaring sosial yang terlaris diantara jejaring-jejaring sosial lainnya. Indonesia merupakan satu dari beberapa negara yang mengalami perkembangan pesat penggunaan facebook. Dari data yang diperoleh dari www.tutorialblogging.com bahwa hasil survey pengguna facebook di berbagai negara yang menduduki 10 besar penggunaan facebook per Maret 2011, Indonesia tercatat menduduki rangking ke 2 dari 10 negara pengguna facebook terbanyak. Pengguna facebook

di Indonesia mulai dari kalangan anak hingga dewasa. Tetapi sebagian besar pengguna facebook adalah kalangan remaja. Begitu banyak kalangan remaja yang sudah menggunakan jejaring sosial yang satu ini. Kemudahan yang didapatkan di facebook adalah daya tarik tersendiri bagi para kaum remaja. Hampir sebagian besar bahkan semua remaja di Indonesia memiliki facebook6.

Jumlah pengguna facebook di Indonesia saat ini mencapai 69 juta orang. Pernyataan resmi tersebut dikeluarkan kepala facebook Indonesia, Anand Tilak, seperti dikutip VentureBeat. Padahal, enam bulan sebelumnya, jumlah pengguna

facebook di Indonesia hanya 65 juta orang. Ini artinya ada kenaikan sekitar 6 persen. Indonesia diakui sebagai salah satu pasar terbesar bagi facebook7.

Ada banyak kelebihan yang dimilki situs jejaring sosial facebook

diantaranya8: Pertama, facebook lebih informatif. Kedua, facebook memiliki

kemudahan dalam pengecekan komunikasi dengan orang lain. Ketiga, kita dapat menampilkan foto, video atau tautan dari website internet sesuai yang bisa

6Lagiono, Pola Implementasi Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Dalam

Pembelajaran, LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 07, 2012, h. 38.

7

Diunduh dari

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/29/072588907/Pengguna-Facebook-di-Indonesia-Naik-6-Persen diakses pada tanggal 18 Oktober 2014.

8Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media Online

Facebook Terhadap

Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Termodinamika”, Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatuulah Jakarta, Jakarta, 2010, h. 3, tidak dipublikasikan.


(22)

dimanfaatkan untuk memperluas cakrawalah berpikir siswa akan materi yang disampaikan. Keempat, sebagai media promosi dan membangun komunikasi. Kelima, memiliki mekanisme pencegahan terhadap pengambilalihan akun

facebook secara ilegal dengan kata lain sistem keamanan facebook cukup baik. Namun, nilai-nilai positif dalam pemanfaatan facebook belum dapat dimaksimalkan oleh remaja saat ini. Kebanyakan dari mereka menggunakan

facebook hanya untuk pacaran, berbagi status atas perasaannya yang kemudian saling sindir-menyidir hingga hujat-menghujat dan hal-hal yang tentunya tidak memberikan manfaat serta kontribusi positif dalam penggunaan facebook

sehingga membuat waktu belajar tersita dan terbuang sia-sia. Selain itu juga

facebook mampu membuat perilaku remaja biasanya berubah, mereka terkadang suka lupa waktu dan lebih sering meluangkan waktu untuk membuka facebook

disaat mereka sedang melakukan aktivitas sekolah atau kegiatan lainnya. Hal ini tentu saja dapat membuang waktu mereka. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, tetapi digunakan untuk bermain di dunia maya. Disaat seharusnya mereka mengerjakan tugas dengan mengambil informasi dari internet, tetapi justru mengakses facebook. Hal ini akan mengakibatkan penurunan prestasi yang dimiliki remaja tersebut.

Berdasarkan manfaat positif dan negatif yang dimiliki facebook, maka seharusya guru mampu menciptakan media pembelajaran dari facebook yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa. Terutama pada pelajaran IPS agar siswa merasa antusias setiap belajar dan bisa memanfaatkan facebook mereka sebagai media pembelajaran yang menyenangkan.

Dengan penggunaan media facebook maka akan memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi termasuk menyelesaikan soal-soal dalam suatu konsep pada pelajaran IPS serta membangkitkan minat siswa dalam belajar IPS, sehingga akan tercipta proses belajar mengajar yang efektif, efisien, serta menyenangkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar IPS yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi dengan judul “Pengaruh


(23)

9

Penggunaan E-Learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS

Terhadap Hasil Belajar Siswa” (Studi Kasus pada SMP N 10 Kota Tangerang

Selatan).

B.Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Pelajaran IPS dianggap membosankan 2. Hasil belajar siswa rendah

3. Kurangnya pemanfaatan media teknologi dalam proses pembelajaran IPS 4. Pemanfaatan media facebook kebanyakan digunakan untuk hal yang kurang

bermanfaat.

C.Pembatasan Masalah

Agar memudahkan dalam penyusunan skripsi ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini pada pengaruh penggunaan e-learning berbasis facebook sebagai media pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa.

D.Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan adalah bagaimana pengaruh penggunaan e-learning berbasis facebook sebagai media pembelajaran IPS terhadap hasil belajar siswa?

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan e-learning


(24)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta didik, guru, dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis. b. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, sehingga dapat mengembangkan penggunaan media pembelajaran yang dilakukan.

c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan tentang penggunaan media pembelajaran

e-learning berbasis facebook sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, menarik perhatian siswa supaya lebih giat lagi belajar IPS yang disajikan ke dalam facebook. Selain itu, agar peserta didik dapat memanfaatkan facebook nya dengan kegiatan yang positif. b. Bagi guru, dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan media

pembelajaran e-learning berbasis facebook dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPS di kelas VIII di SMP N 10 Kota Tangerang Selatan.

c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap administrasi pendidikan, sebagai saran bagi kepala sekolah untuk mengambil keputusan dalam pembinaan guru untuk menggunakan media pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran.

d. Bagi orang tua diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan belajar siswa dalam memenuhi kebutuhan belajar.


(25)

11

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS

A.Kajian Teoritis

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman, audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran1.

Menurut Djamarah, “media adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”2. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)

memiliki pengertian yang berbeda, “media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.” Media hendaknya

1Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 4. 2Syaiful Bachri dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),


(26)

dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi3.

Menurut Yudhi Munadi, “media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerima dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”4.

Berdasarkan uraian beberapa pengertian tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum media pembelajaran:

1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.

2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.

3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar

baik di dalam maupun di luar kelas.

5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

6) Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).

7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu5.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

3Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 7.

4Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), h. 7-8. 5Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 6-7.


(27)

13

belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa6.

Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang7.

Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai diperlukan kriteria pemilihan media yang bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu:

1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

6Ibid., h. 15.


(28)

2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya.

3) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. 4) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria

utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.

5) Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.

6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang8.

b. Pengertian E-Learning

Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan Web-Based-Education (WBE) atau kadang disebut e-learning (electronic learning) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan9.

8Ibid., h. 75-76.

9Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:


(29)

15

Menurut Jaya Kumar C. Koran, “E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan10.

E-learning menurut Soekarwati, “E-learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, telekonferense, transmisi satelit, bahkan web, yang semuanya menggunakan media komputer

online”11.

E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui Teknologi Informasi. Secara ringkas, Anwas menyatakan e-learning perlu diciptakan seolah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui Internet12.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan e-learning adalah pembelajaran melalui internet secara online yang didukung oleh adanya kemajuan dalam bidang teknologi informasi.

Karakteristik e-learning, antara lain: Pertama, memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks). Ketiga,

menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat,

memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar,

10Ibid., h. 346.

11Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi

Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 109.


(30)

dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer13.

Pendapat Haughey tentang pengembangan e-learning adalah ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu: Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Dan Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas14.

Pembelajaran berbasis internet yang dilakukan penulis ialah merujuk pada web centric course, dimana penggunaan internet bukan hanya sebagai pusat sebagai media pembelajaran namun dipadukan dengan adanya tatap muka yang dilakukan penulis dengan siswa. Pada pertemuan pertama, penulis dan siswa melakukan tatap muka melaksanakan tes awal (pretest), selanjutnya materi yang akan dijadikan sebagai e-learning diunggah melalui media sosial tanpa diperlukan adanya tatap muka dengan siswa. Pada pertemuan berikutnya diperlukan tatap muka untuk melaksanakan e-learning yang diakhiri dengan tes akhir (posttest).

E-learning memiliki kelebihan dan kekurangan khususnya dalam pendidikan terbuka dan pembelajaran jarak jauh, antara lain:

1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.

13Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, h. 348. 14


(31)

17

2) Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstuktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3) Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan, mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

4) Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses internet secara lebih mudah.

5) Baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6) Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.

7) Relatif lebih efisien. Misalnya, bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional15.

Walaupun demikan, pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau

e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain: 1) Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan

antarsesama peserta didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran. 2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

3) Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

15


(32)

4) Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT/medium komputer.

5) Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet.

8) Kurangnya personel dalam hal penguasaan bahasa pemrograman komputer16.

c. Pengertian Facebook

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada September 2012, facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat"17. Berikut ini

merupakan tampilan halaman depan facebook.

16

Ibid.

17Lagiono, Pola Implementasi Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Dalam


(33)

19

Gambar 2.1. Tampilan halaman depan facebook

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andre McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei 2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun

Facebook dan 5 juta lainnya di bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini18.

Facebook memiliki banyak kelebihan, diantaranya: 1) Keterampilan sosial

Facebook memungkinkan anak untuk menjalin pertemanan dengan banyak orang. Ketika digunakan dengan cara yang benar, media sosial dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dan membantu mereka mengurangi perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak memiliki teman.

18Ibid.


(34)

2) Penyataan diri

Profil facebook memberikan anak "halaman rumah" di web, di mana mereka dapat mengekspresikan diri dan berbicara tentang minat dan kepentingan mereka. Mereka bisa bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu, dan mencari tahu banyak tentang bidang-bidang yang membuat mereka tertarik seperti lingkungan, hewan, seni, atau musik.

3) Kompetensi digital

Mengelola halaman facebook mengajarkan anak bagaimana menulis komentar dan mengunggah foto, atau bagaimana menavigasi web. Anak dapat menguasai keterampilan media sosial yang nantinya akan semakin penting ketika usia mereka bertambah. 4) Membantu menyelesaikan PR (Pekerjaan Rumah)

Sebagian besar anak menggunakan jejaring sosial untuk membahas pekerjaan sekolah. Diskusi bersama tentang tugas sekolah adalah salah satu alasan terbaik untuk memperbolehkan mereka mengakses ke jejaring sosial19.

Adapun manfaat facebook dalam dunia pendidikan, yakni: membangun ikatan sosial (antara teman sekelas/sekantor, dsb), membuat kelompok/grup untuk studi/kerja, meningkatkan keterikatan antara siswa-siswa atau siswa-pengajar atau pengajar-pengajar, ajang belajar menulis untuk menuangkan ide, dan pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif20.

Dibalik kelebihannya, facebook memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

19

Diunduh dari

http://female.kompas.com/read/2013/03/15/08510338/Keuntungan.dan.Kerugian.Facebook.untuk. Anak, diakses pada tanggal 28 Oktober 2014.

20Fina Ariyani, “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media Online

Facebook Terhadap


(35)

21

1) Meskipun facebook dapat diakses melalui HP tetapi pembelajaran dengan facebook baru bisa efektif jika menggunakan perangkat komputer/Laptop dan tidak semua siswa memiliki komputer/laptop. 2) Perlu biaya yang lebih mahal untuk akses internet.

3) Sulit membuat siswa untuk konsentrasi pada materi pembelajaran, karena ada banyak hal lain yang yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran lebih menarik perhatian siswa21.

Berikut ini merupakan tampilan awal setelah pengguna facebook

masuk (login) ke dalam akun pribadinya:

Gambar 2.2. Tampilan layar facebook

Pada tampilan facebook dibagian atas terdapat beberapa menu diantaranya:

1) Profil pengguna, berisi nama serta data pengenal yang lain mengenai pengguna. Dilengkapi dengan gambar pengenal pengguna.

2) Tanda notifikasi, merupakan catatan dan pemberitahuan/notifikasi tentang adanya informasi terbaru dari friend yang terkait dengan pengguna. Warna merah dan angka yang ditunjukkan merupakan jumlah notifikasi terbaru yang masuk dan belum dibaca oleh

21 Lagiono, Pola Implementasi Jejaring Sosial Facebook Sebagai Media Dalam


(36)

pengguna. Notifikasi pada mobile device dilengkapi dengan suara sehingga bisa menarik perhatian pemilik tentang adanya informasi terbaru yang terkait dengan akun Facebooknya.

3) Pilihan status, merupakan fungsi utama yang dipergunakan oleh pengguna facebook untuk berinteraksi dengan friend-nya dengan berbagi status. Secara baku, status yang bisa dibagikan dengan

friends adalah:

a) Text, biasanya tentang keadaan atau sistuasi yang dialami atau dirasakan oleh pengguna dan ingin membaginya dengan para

friend yang dimiliki.

b) Photo, adalah status berisi gambar. Ini adalah status paling populer yang dipergunakan oleh para pengguna facebook. c) Link, adalah status yang berisi link ke suatu alamat website. d) Video, adalah status yang berisikan rekaman digital peristiwa

dan suara.

e) Question, adalah status yang berisikan pertanyaan yang diajukan kepada friends untuk mendapatkan jawaban. Misalnya menanyakan opini teman terhadap sesuatu.

4) Menu beranda, menu ini berfungsi untuk berpindah secara cepat pada halaman pertama kali setelah pengguna login. Beranda ini berisi uraian status teman di tengah dinding, kiri berisi kabar berita dan sebelah kanan terlihat teman yang sedang online atau sedang membuka facebook.

5) Menu teman, menu ini berfungsi untuk menampilkan foto-foto teman yang sudah masuk dalam daftar pertemanan.

6) Menu pesan masuk, menu ini berfungsi untuk membuka halaman pesan-pesan terbaru bersifat pribadi yang dikirim oleh teman. 7) Menu pengaturan, pada menu ini pengguna dapat leluasa mengatur

informasi diri, jaringan, dan lain sebagainya.

8) Menu keluar, menu ini berfungsi untuk keluar dan mengakhiri penggunaan facebook.


(37)

23

9) Menu kotak pencarian, menu ini berfungsi untuk mencari teman atau jaringan yang sudah terdaftar dalam jaringan facebook.

10) Daftar Group, yaitu daftar nama semua group/kelompok dimana pengguna terdaftar/bergabung. Setiap pengguna facebook dapat bergabung sebanyak- banyaknya +/-200 group dan pada satu group sebanyak-banyaknya dapat mempunyai anggota sejumlah 500022.

Secara khusus pemanfaatan media facebook sebagai media pembelajaran ialah melalui layanan grup. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa setiap pengguna facebook dapat bergabung sebanyak-banyaknya +/- 200 grup, maka penulis memilih untuk menggunakan grup agar setiap pengguna facebook dapat dengan leluasa dapat ikut tergabung ke dalam grup yang sudah dibuat oleh penulis. Di layanan grup ini pula dapat dengan mudah membangun jaringan kelompok yang cepat dan informatif. Pada fitur ini terdapat forum diskusi yang dapat digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran. Diskusi dapat dilakukan apabila ada pertanyaan dari siswa kepada guru ataupun pertanyaan dari guru kepada siswa maupun kegiatan lainnya yang sifatnya untuk memberikan informasi kepada anggota grup. Kelebihan lainnya adalah guru dapat mengunggah materi yang akan disampaikan kepada siswa kapanpun tanpa ada batasan waktu. Tentunya materi ini diunggah guru dengan harapan agar siswa mengunduh materi sebelum masuk ke dalam kelas. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam membuat group di dalam akun facebook:

1) Pastikan pengguna berada di dalam beranda facebook

2) Klik Group yang ada pada sisi sebelah kiri beranda 3) Klik “Buat Group” yang tampil di layar facebook

4) Di layar akan ada tampilan seperti berikut:

22 Lintang Patria dan Kristianus Yulianto, “Pemanfaatan Facebook Untuk Menunjang

Belajar Mengajar Online Secara Mandiri”, (http://www.pdf-archive.com/2011/12/05/3-lintang-patria-kristianus-yulianto/), diakses pada tanggal 7 Maret 2015.


(38)

Gambar 2.3. Tampilan membuat group dalam facebook

Pada tampilan di atas, nama grup, anggota grup, serta privasi harus dilengkapi.

5) Kemudian klik “Buat” yang terdapat pada sisi kanan bawah layar. Setelah grup sudah dibuat, maka pengelola grup harus mengubah tampilan grup seperti mengubah cover grup dengan gambar yang menunjukkan bahwa grup tersebut adalah secara intern milik kelas yang sudah siap belajar dengan menggunakan media facebook. Berikut ini tampilan grup yang sudah dibuat:


(39)

25

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Menurut Azhar Arsyad “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.” Menurut pengertian ini belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja23.

Menurut Arif S. Sadiman “belajar adalah proses yang kompleks

yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti”24.

Menurut Muhibbin Syah “belajar adalah kegiatan yang berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”25.

Beberapa pakar mendefinisikan belajar sebagai berikut: 1) Skinner

... a process of progressive behavior adaptation. (Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif).

2) Chaplin

Membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama:

... acquistion of any relatively permanent change ini behavior as a result of practice and ezperience. (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat praktik dan pengalaman). Rumusan keduanya: ... process of acquiring responses as a result of special practice. (Belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya pelatihan khusus.

3) Hintzman

Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. (Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat memengaruhi tingkah laku oreganisme tersebut.

23Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h. 1.

24Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, h. 2.


(40)

4) Wittig

Any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. (Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala mecam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

5) Rebber

Membatasi belajar dengan dua definis. Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowledge, (proses memeroleh pengetahuan). Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, (suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil praktik yag diperkuat26.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dalam diri seseorang yang dapat merubah kemampuan dan tingkah laku orang tersebut.

b. Jenis-jenis Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.

1) Belajar Abstrak

Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.

2) Belajar Keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot/neuromuscular. Tujuannya untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

26Ibid., h.88.


(41)

27

3) Belajar Sosial

Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah-masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. 4) Belajar Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode atau ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

5) Belajar Rasional

Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.

6) Belajar Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalm arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).

7) Belajar Apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.


(42)

8) Belajar Pengetahuan

Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhdap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat, laboratorium dan penelitian lapangan27.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor Internal Siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi dua aspek:

a) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

b) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa, yakni: (1) tingkat kecerdasan; (2) sikap siswa; (3) bakat siswa; (4) minat siswa; (5) motivasi siswa.

27Ibid., h.120.


(43)

29

2) Faktor Eksternal Siswa

Faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi: a) Lingkungan Sosial

Seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

b) Lingkungan Nonsosial

Seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa dapat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran28.

d. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris29.

Hasil belajar merupakan kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Hasil suatu pembelajaran

(kemampuan, keterampilan, dan sikap) dapat terwujud jika pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) terjadi. Baik individu ataupun tim, menginginkan suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memperoleh hasil yang baik dari pekerjaan tersebut. Keberhasilan ini akan tampak dari pemahaman, pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu ataupun tim30.

28Ibid, h.129.

29Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 3.

30

Maisaroh dan Rostrieningsih, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar


(44)

Hasil belajar adalah perolehan siswa setelah mengikuti proses belajar dan perolehan tersebut meliputi tiga bidang kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor31.

Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu: learning to know, learning to be, learning to life together, dan learning to do. Bloom menyebutnya dengan tiga ranah hasil belajar, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun Bloom yang banyak mendapat pengaruh dari Carol dalam “Model of School Learning”-nya berusaha untuk mengatakan sejumlah kecil variabel yang besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

Thesis Central Model. Bloom menyatakan bahwa variasi dalam

Cognitive Entry Behaviours, Afektif Entry Characteristics, dan kualitas pengajaran menentukan hasil belajar. bloom yakin bahwa variabel kualitas pengajaran yang tercermin dalam penyajian bahan petunjuk latihan (tes formatif), proses balikan, dan perbaikan penguatan partisipasi siswa harus sesuai dengan kebutuhan siswa32.

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. yang tergolong faktor internal ialah:

1) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang meliputi:

Komunikasi Di SMK Negeri 1 Bogor, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 8 Nomor 2, November 2010, h. 161.

31 Heni Mularsih, Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Pada Sekolah Menengah Pertama, Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14 Nomor 1, Juli 2010, h. 66.

32 Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),


(45)

31

a) Faktor intelektual terdiri atas:

(1) Faktor potensial, yaitu inteligensi dan bakat. (2) Faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

b) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya. 3) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Faktor lingkungan keluarga. (2) Faktor lingkungan sekolah. (3) Faktor lingkungan masyarakat. (4) Faktor kelompok.

b) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya.

c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim, dan sebagainya.

d) Faktor spiritual atau lingkuangan keagamaan33.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang. Karena adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi berprestasi, inteligensi, dan kecemasan.

3. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang

33 Ibid., h. 140-141


(46)

ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial34.

Sementara itu berdasarkan hasil rumusan Forum Komunikasi II HISPIPSI di Yogyakarta (1991) dan menurut versi FPIPS dan Jurusan Pendidikan IPS, pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila35.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah integrasi ilmu yang berasal dari ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial yang diimplementasikan untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah.

b. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmaja adalah

“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi

masyarakat dan negara” sedangkan secara rinci Oemar Hamalik

merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan36.

Berdasarkan tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah mengarahkan dan menjadikan anak didik

34

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h. 171.

35 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: ALFABETA,

2013), h. 104.


(47)

33

memiliki sikap dan pengetahuan berdasarkan Pancasila yang dapat berguna bagi masyarakat dan negara.

c. Karakteristik Pembelajaran IPS

Menurut Trianto, mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakter, yaitu”: (1) ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan bari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bukan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama, (2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu, (3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multi disipliner, (4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan, (5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam kajian dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan37.

4. Langkah-langkah Penggunaan E-learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan e-learning berbasis facebook sebagai media pembelajaran IPS adalah sebagai berikut:

37

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam


(48)

a. Siswa wajib memiliki akun facebook;

b. Siswa secara bersama-sama membuka halaman facebook;

c. Setiap siswa wajib menambahkan grup baru yang telah dibuat guru ke dalam akun pribadinya;

d. Siswa mengunduh materi yang sebelumnya sudah diunggah guru;

Gambar 2.5. Tampilan materi yang wajib di unduh siswa

e. Setelah mengunduh materi, siswa mempelajari materi dengan tertib di komputer masing-masing;

f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya melalui wall

atau dinding dalam grup facebook;

g. Guru bertanya seputar materi yang telah diunggah berkaitan dengan permintaan, penawaran, dan pembentukan harga pasar;


(49)

35

h. Siswa menjawab pertanyaan dari guru hingga timbullah forum diskusi;

Gambar 2.6. Tampilan forum diskusi di dalam group

i. Pada tahap akhir, guru memberikan tes akhir (posttest) kepada siswa setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan media facebook

yang hasilnya akan langsung terlihat setelah siswa selesai mengerjakan

posttest dari guru.


(50)

Gambar 2.8. Tampilan nilai siswa setelah menyelesaikan soal posttest

B.Hasil Penelitian yang Relevan

Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, dan hasi-hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian yang Relevan

No Peneliti

(Tahun) Judul

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Fina Ariyani (2010)

Pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook

terhadap hasil belajar fisika

1.Purposive sampling.

2. Data primer

1. Menggunakan metode kuasi eksperimen. 2. Instrumen

penelitian

Pembelajaran berbantukan media online facebook

berpengaruh terhadap hasil belajar fisika


(51)

37

pada konsep termodinami ka

berupa tes dan angket. pada konsep termodinamika. Siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook

mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan. 2. Dhias

Anggraefni Nurmihasti (2012) Dampak kegiatan mengakses facebook terhadap prestasi belajar siswa kompetensi keahlian jasa boga kelas XI di SMK N 3 Wonosari 1.Mengguna kan purposive sampling 2.Data primer 1.Menggunakan metode ex post facto.. 2.Instrumen penelitian berupa kuisioner dan dokumentasi. Tidak terdapat dampak antara kegiatan mengakses Facebook terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Jasa Boga SMK Negeri 3 Wonosari. Adanya kegiatan mengakses Facebook pada siswa SMK Negeri 3


(52)

Wonosari dengan media sosial internet dapat juga menjaga kestabilan prestasi belajar siswa.

3. Chairunnisa (2010) Hubungan intensitas mengakses facebook dengan motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta 1.Mengguna kan purposive sampling. 2.Data primer 1. Penelitian Korelasional 2. Instrumen penelitian menggunakan metode skala model Likert (peneliti menyebar langsung skala kepada subjek penelitian). Terdapat hubungan negatif yang signifikan intensitas mengakses

facebook dengan motivasi belajar. Artinya

meningkatnya intensitas mengakses

facebook diikuti dengan

menurunnya motivasi

motivasi belajar siswa MAN 13 Jakarta.


(53)

39

C.Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran IPS yang kurang menarik akan membuat siswa merasa jenuh dan menganggap pelajaran IPS sulit dan membosankan. Hal tersebut tentunya membuat guru harus memiliki inovasi dalam mengajar. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat penting untuk mengidentifikasi masalah siswa terhadap pelajaran IPS.

Di zaman yang serba teknologi ini ada banyak media yang dapat digunakan oleh guru sebagai media pembelajaran. Terlebih saat ini sudah banyak siswa mengakses internet. Penggunaan media yang dilakukan oleh guru bisa melalui

e-learning atau pembelajaran internet. Oleh karena itu, guru harus mampu memahami penggunaan teknologi pembelajaran internet agar mampu menggunakan e-learning dalam pembelajaran IPS kepada siswa.

Dengan digunakannya pembelajaran e-learning berbasis facebook sebagai media pembelajaran IPS diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga termotivasi untuk belajar.

D.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha : Terdapat pengaruh pembelajaran e-learning berbasis facebook


(54)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 10 Kota Tangerang Selatan yang beralamatkan di Jalan Yaktapena Raya No.8 Pondok Ranji Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitiannya adalah pada semester genap bulan Februari - Mei 2015. Alasan penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut sebagai berikut:

1. Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah.

2. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.

3. Sekolah tersebut merupakan tempat PPKT sehingga sudah dikenal oleh pihak sekolah dan memudahkan penulis melakukan penelitian.

B.Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan penggunaan kuasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-akibat melalui dan yang perlakuan dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut1.

1Nana Syaodih Sukmadinata, Model Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosyda


(1)

104.

35.

Rudy

Gunawan, Pendidikon

IPS Filosofi,

Konsep

danAplikasi

(Bandune:

ALFABETA,2013),

h. 18.

36.

Trianto, Model

Pembelojaran Terpadu

Konsep,

Strategi,

dan

Implementasinya

dalam

Kurikulum Tinglrat Satuan Pendidikan

6fSD,

(Jakarta: Bumi Aksara.

2A1,D.h.l7l.

BAB

III

)t.

Nana

Syaodih

Sukmadinata,

Model

Penelilian

Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosyda

Karya.

200il.

h.207.

38. Jonathan Sarwono, Metode Penelitian

Kuantitatif

&

Kualitatif

(Yosyaka*a: Graha ilmu,2006), h. 86. 39. Sugiyono, Metode Penelitian

Kuantitatif

Kwalitatif

dan

R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. ke-8, h.

80-85.

40.

Suharsimi

Arikunto, Prosedur Penelitian

Suatu PendekatanPraktik, (Jakarta:

Rineka Cipta,

20lA),

Cet. ke-14, h.193-199.

*---.-'A---41.

Suharsimi

Arikunto, Prosedur Penelitian

Suatu PendekatanPrahik,

(Jakata: Rineka Cipta,

2010),

Cet.ke-14,

h.115.

42.

Suharsimi

Arikunto, Prosedur Penelitian

Suatu PendekatanPraktik, (Jakarta:

Rineka Cipta,

2010),

Cet. ke-14.

h.2ll.

_----A*---43.

Suharsimi

Arikunto, Prosedur Penelitian

Suatu PendekatanPrahik, (Jakarta:

Rineka Cipta,

2010),

Cet. ke-14.

h.221.

---rL---"*

44.

Nana

Syaodih

Sukmadinata,

Model

Penelitian

Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosyda

Karya,

2007\.h.2t6.

_---A"---45.

Syofian

Siregar,

Statistik

Parametrik

untuk

Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:

Bumi

Aksara, 2013). h. 90

46.

Zainal

Arifin,

Evaluasi

Pembelajaran

Prinsip Teknik

Prosedur,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012). Cet. ke-4.

h.266.

47. Rahma Zulaiha, Analisis

Butir

Soal Secara Manual,

(Jakarta:

Pusat Penilaian

Pendidikan

Balitbang Depdiknas, 2007), h. 4-5.


(2)

Teknik

Prosedur,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012\, Cet. ke-4, h.273.

49. Rahma Zulaiha, Analisis

Butir

Soal Secara Manual,

(Jakarta:

Pusat Penilaian

Pendidikan

Balitbang

Deodiknas. 2007\^ h. t2.

----3\,-=-50. Husaini Usman, dl<k., Pengantar Statistika, (Jaka*a: Bumi Aksara, 2008), Cet.3, h. 301.

51. Husaini Usman, dk,k., Pengantar Statistikn, (lakarta: Bumi Aksara,2008), Cet. 3, h. 95.

<,

Husaini Usman, dk,k., Pengantar Statistika, (Jakarta:

Bumi Aksara.2008). Cet.3.

h.142.

53.

Nur

Alry

Ilmy,

Pengaruh

Pembelajaran Direct Instruction Dengan Suplemen Rumah Belajar (Situs E-Learning Kemendikbud) Terhadap

Hasil

Belajar Siswa Pada

Materi

Sistem Saraf Manusia, Slcripsi

pada

Sarjana

UIN

Syarif

Hidayatuulah

Jakarta

lakarta,2014, h. 53, tidak dipublikasikan.

lakarta,30 Juni 2015 Pembimbing

I

ahvirl

\ V-l

Anissa Windarti

M.

Sc NrP. 19820802201,101 2 005


(3)

KEi,IENTERIAN

AGAilIA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl- h. H. Juada No 95 Ciputat 15112 ln&/ne{*it

'*

ILIIT I

I

FORi,t

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-081 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010

No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN

SKRIPSI

Nomor :

Un.0lff.lA(M.01.3/

12015

Lamp.

:

-Hal

;

Biubingan

Skripsi

Kepada Yth.

Anissa \ilindarti,

ll{.

Se

Nama

NIM

Jurusan Semester Judul Skripsi

Jakarta, 22 Januari 2015

Tuti

Anisa I

l

I 1015000006

Pendidikan

Ilmu

Pengetahuan Sosial

VIII (Delapan)

Pengaruh Penggunaan

E-Learning

Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar

Siswa (Studi Kasus: SMP

Negeri

l0

Kota

Tangerang Selatan)

Pembimbing Skripsi

Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

As salamu'

alaihtm

wr.wb.

Dengan

ini

diharapkan kesediaan Saudara

untuk

menjadi pembimbing (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Judul tersebut telatr disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada

tanggal

07

Oktober

2014, abshaksToutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada

judul

tersebut.

Apabila

perubatran substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih datrulu.

Bimbingan skripsi

ini

diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpaqiangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' al ailwm wr.w b.

a-n.

Dekan

Kajur Pendidikan IPS

ffi,

Tembusan:

I

1.

DekanFITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3-

KajurP.IPS


(4)

a-Nomor : Un.01/F.1/KM .01.31 ...12015

Lamp.

: Outline/Proposal

Hal

:PermohonanlzinPenelitian

Tembusan:

1.

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan

J akarla, 02 Agustus 20 1 5

Kepada Yth.

Kepala SMP Negeri 10 Kota Tangerang Selatan

di Tempat

As s al amu' alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

.NIM

Jurusan Semester

Judul Skripsi

Tuti Anisa

111 1015000006

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 8 (delapan)

Pengaruh Penggunaan E.Learning Berbasis Facebook Sebagai Media Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Pada SMP Negeri

l0

I(ota Tangeran Selatan)

adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang

menfrsun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di sekolah yang Bapak/Ibu pimpin.

Untuk

itu

kami mohon Bapak/Ibu dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

I|/as s al amu' al aiktrm w r. vt b.

KEMENTERIAN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-082 Tgl.

Terbit :

1

Maret 2010 No.

Revisi: :

02

Hal 111

SURAT PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN

,r'tw

i

t-- !,"


(5)

\

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

SELATATI

DINAS

PENDIDIKAN

SMP

NEGERI

10

nat : tL Yaktapena Raya No. 08 Pondoh Ranji

-

Ciputat Tinulr Tlp./Fax 021 7425213

SURAT

KETERANGAN

I

@l

42L3

/

oo?

/sMPN

.to

/

2ot5

Yang bertanda tangan menerangkan bahwa :

di

bawah ini Kepala SMP Negeri

10

Kota Tangerang Selatan, dengan ini

TUTIANISA

1111015000006

Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial 8 (Delapan)

UIN Jakarta Nama

NIM

Jurusan /Prodi

Semester

Perguruan Tinggi

JudulPenelitian

:

"

Pengaruh Penggunaan E-Learning Berbasis Pembelajaran IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Negeri 10 Kota Tangerang Selatan)"

Facebook Sebgai Media (Studi Kasus Pada SMP

Nama tersebut di atas benar terah meraksanakan peneritian di sMp Negeri 10 Kota Tangerang selatan

pada tanggal 18 Mei 2015'

Demikian surat keterangan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya'

6ffie1u'

::l:"

h, n' o6 Agustus 2o 15

i6*,n'#*;';q^

'


(6)

BIODATA PENULIS

Tuti Anisa

adalah Nama penulis skripsi ini. Penulis lahir

dari orang tua bernama bapak Mardjid dan ibu Marsidah

(Almn) sebagai anak ke-4 dari 4 bersaudara. Lahir pada

tanggal 05 November 1992 di Jakarta Timur. Penulis

menempuh pendidikan dimulai dari TK Al-Wathoniyah

lulus tahun 1998, melanjutkan ke SD Negeri 12 PT

Pulogebang lulus tahun 2004, SMP Negeri 284 Jakarta lulus

tahun 2007, SMA Negeri 89 Jakarta lulus tahun 2010 dan

menyelesaikan pendidikan sarjana pendidikan pada Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015 dengan judul penelitian “

Pengaruh

Penggunaan

E-Learning

Berbasis

Facebook

Sebagai Media Pembelajaran IPS