Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK
TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA
(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah
T.P. 2013/2014)

Oleh
SULIS SETIOWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi
pembelajaran Think Talk Write terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa. Desain yang digunakan adalah posttest only control group design, dengan
populasi adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampelnya adalah dua kelas dari enam
kelas, diambil dengan teknik purpossive sampling. Data penelitian dikumpulkan
melalui tes. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran Think Talk
Write berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa di SMP
Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi
Bangun Ruang Sisi Datar.


Kata kunci

: komunikasi matematis, Think Talk Write

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah,
Lampung pada tanggal 22 Juni 1991. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara pasangan Bapak Sugeng Sutiono dan Ibu Musiyem.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Ma’arif Bangunrejo
pada tahun 1997, pendidikan dasar di SD Negeri 2 Bangunrejo pada tahun 2003,
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo pada tahun 2006, dan
pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bangunrejo pada tahun 2009. Penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2009 melalui jalur
Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) dengan mengambil Program
Studi Pendidikan Matematika.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT)

pada tahun 2013 di desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, dan menjalani
Program Pengalaman Lapang (PPL) di SMA Negeri 2 Way Tenong, Kabupaten
Lampung Barat.

Persembahan
Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna
Sholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun
Hasanah Rasululloh Muhammad SAW
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta &
kasih sayangku kepada:
Ibu (Musiyem) dan Bapak (Sugeng Sutiono), yang telah
membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang,
memberikan semangat, dan selalu mendoakan yang
terbaik untuk keberhasilan dan kebahagianku.
Adik-adikku (Agus Setio Purnomo dan Tri Anjang
Setiawan) serta seluruh keluarga besar yang terus
memberikan dukungan dan doanya padaku.
Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik
dengan penuh kesabaran.
Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku

dengan segala kekuranganku, yang selalu memeberikan
doa dan semangat, terimakasih atas kebersamaan
selama ini. Semoga kita selalu dapat menjaga
silaturrahmi yang baik.
Almamater Universitas Lampung tercinta

Moto
✁✂✄☎ ✂✄✆✝☎✄ ✞✝✟✁✄ ✠✄✡✂ ✟✝✟✠✁✄☛ ✂✡☛✄ ☛✝✆✞✝☎☞✁✟✌
☛✄✍✡ ✂✄✆✝☎✄ ✂✡☛✄ ☛✝✆✞✝☎☞✁✟ ✟✄✂✄ ✞✝✟✁✄ ✟✝☎✎✄✏✡ ✠✄✡✂✑

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang
akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi
uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “pengaruh penerapan strategi pembelajaran think talk write
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah T.P. 2013/2014)” adalah salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang tulus ikhlas kepada:
1. Ibu Dra. Arnelis Djalil, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, dan
motivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

ii

2. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan
pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis.
4. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan

perhatian, dan memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik.
5. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung
beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Bapak Drs. Mahpudi, selaku Kepala SMP Negei 1 Bangunrejo Lampung
Tengah beserta Wakil, staff, dan karyawan yang telah memberikan
kemudahan selama penelitian.
9. Ibu Sugiharni, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam
penelitian.
10. Siswa/siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun
Pelajaran 2013/2014, atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

iii

11. Ibu (musiyem) dan Bapak (Sugeng sutiono) tercinta, atas perhatian dan kasih
sayang yang telah diberikan selama ini yang tidak pernah lelah untuk selalu

mendoakan yang terbaik
12. Adik-adikku (Agus dan Anjang) serta keluarga besarku yang telah
memberikan doa, semangat, dan motivasi kepadaku.
13. Sahabat-sahabat terkasih di masa Sekolah. Semoga persahabatan dan
kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang indah sampai kapanpun.
14. Teman-teman karibku tersayang, seluruh angkatan 2009 Kelas A Pendidikan
Matematika: Via, Wiwin, Albert, Hery, Ika, Ita, Fitria, Mega, Neti, Andin,
Rara, Risa, Yusmay, Evi, Amal, puspa, Ayu Mus, Bobo, Ari, yulian, Tina,
Nurdin, Arini, Ayu Nov, Leo, Deni, Richa, Putri, Desi, Martira, Rika Tohar,
Ines, Eti, Melli, Meri, Rita, Vira, Lia, Caca, Sri, Vindy, Erlis, Suci, Weni,
Dian, Novio, dan Maria atas kebersamaannya selama ini dan semua bantuan
yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi kenangan
yang terindah.
15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 Kelas B, kakak-kakakku angkatan
2006, 2007, dan 2008 serta adik-adikku angkatan 2010, 2011, dan 2012 terima
kasih atas kebersamaannya.
16. Teman-teman KKN dan PPL di SMA Negeri 2 Way Tenong, (Angga, Eko,
Ferry, Agita, Sisca, Kiki, diah, Lilis, Veny, dan wayan ) atas kebersamaan
yang penuh makna dan kenangan.
17. Pak Liyanto, penjaga Gedung G, terima kasih atas bantuan dan perhatiannya

selama ini.
18. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

iv

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada
penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga
skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung,

Oktober 2014

Penulis

Sulis Setiowati

v


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah ...................................................................

Rumusan Masalah .............................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Manfaat Penelitian .............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian..................................................................

1
7
7
8
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
2.1 Pembelajaran Think Talk Write...................................................
2.2 Kemampuan Komunikasi Matematis...........................................
2.3 Pembelajaran Konvensional ........................................................
B. Kerangka Pikir ..................................................................................
C. Anggapan Dasar ................................................................................
D. Hipotesis ...........................................................................................


10
15
18
20
22
23

BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Populasi dan sampel...........................................................................
Desain Penelitian ..............................................................................
Prosedur Penelitian ...........................................................................
Data Penelitian ..................................................................................
Teknik Pengumpulan Data ................................................................

Instrumen Penelitian ..........................................................................
1. Validitas .......................................................................................
2. Reliabilitas ...................................................................................

24
26
26
28
28
29
31
31

G. Teknik Analisis Data .........................................................................
1. Uji normalitas...............................................................................
2. Uji kesamaan dua varian (Homogenitas) .....................................
3. Uji Hipotesis ................................................................................

32
32
34
35

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................................
1. Uji Hipotesis ..................................................................................
2. Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa ............................................................................
B. Pembahasan .......................................................................................
V.

36
37
38
40

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 45
B. Saran .................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1 Data Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Kelas VIII SMP Negeri 1
Bangunrejo .........................................................................................
3.2 Posttest Only Control Design...............................................................
3.3 Pedoman Penskoran Tes Komunikasi Matematis ...............................
3.4 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis........
3.5 Uji Homogenitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ...
4.1 Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa................................
4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Data Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa..................................................................................

25
26
30
33
34
36
37

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Desain Strategi Pembelajaran Think Talk Write .................................

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

A. Perangkat Pembelajaran
A.1 Silabus ............................................................................................ 50
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .... 53
A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .......... 98
A.4 Lembar Kerja Siswa ...................................................................... 136

B. Instrumen Penelitian
B.1 Kisi-Kisi Soal-Soal Posttest ....................................................... 183
B.2 Soal Posttest ................................................................................ 185
B.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .. 187
B.4 Form Penilaian Validitas Posttest................................................. 192
C. Analisis Data
C.1

Hasil Uji Instrumen ..................................................................... 195

C.2

Data Kemampuan Komunikasi Matematis dengan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write.................................................... 198

C.3 Data Kemampuan Komunikasi Matematis dengan Model
Pembelajaran Konvensional......................................................... 199
C.4

Anlisis Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis
Kelas Think Talk Write ................................................................ 200
C.4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Komunikasi
Kelas Think Talk Write ....................................................... 201
C.4.2 Uji Normalitas data kemampuan Komunikasi Kelas
Think Talk Write ................................................................. 202

C.5

Anlisis Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis
Kelas Konvensional ..................................................................... 204
C.5.1 Daftar Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Komunikasi
Kelas Konvensional............................................................ 205
C.5.2 Uji Normalitas data kemampuan Komunikasi Kelas
Konvensional...................................................................... 206

C.6

Uji Homogenitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis
Antara Kelas Think Talk Write dan Kelas Pembelajaran
Konvensional ............................................................................... 208

C.7

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Kemampuan Komunikasi
Matematis.................................................................................... 209

C.8

Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas
Think Talk Write .......................................................................... 211

C.9

Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas
Konvensional ............................................................................... 212

D. Lain-lain

xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh
oleh rakyatnya. Maju atau tidaknya suatu bangsa juga dapat dilihat dari maju atau
tidaknya pendidikan suatu bangsa. Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki
sejarah perkembangan pendidikan dari masa klasik hingga masa sekarang yang
terus selalu berkembang. Sesuai dengan perkembangan zaman, pendidikan juga
selalu berkembang secara dinamis. Namun, tidak ada bangsa yang berkembang
secara

dinamis

tanpa

adanya

proses,

pergerakan,

dan

perkembangan

pendidikannya.

Indonesia dalam perjalanan sejarahnya juga bergerak dengan proses, pergerakan,
dan perkembangan pendidikannya. Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu
faktor penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pendidikan adalah
kebutuhan mendasar suatu bangsa, begitu pula bangsa Indonesia, untuk
mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta meningkatkan harkat dan
martabat bangsa.

Pendidikan dapat membantu mengarahkan siswa menjalani kehidupan sebagai
makhluk beragama dan makhluk sosial dengan baik sehingga dapat mewujudkan
peradaban bangsa yang cerdas dan bermartabat. Hal ini sesuai dengan tujuan

2
pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3 (Guza,
2009: 5):
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional terdapat beberapa pelajaran yang
diajarkan di sekolah, salah satunya adalah matematika.

Pentingnya belajar

matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan.
Selain itu, peranan pentingnya belajar matematika adalah agar mampu mengikuti
pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami bidang studi lain seperti
fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar
para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan
berjiwa kreatif. Salah satu karakteristik matematika adalah matematika memiliki
simbol yang kosong dari arti. Hal ini memungkinkan matematika sebagai bahasa.
Matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan
terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat.

Dapat dikatakan bahwa perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Saat ini banyak
persoalan ataupun informasi yang disampaikan orang dengan bahasa atau model
matematika yang dapat berupa diagram, persamaan matematik, grafik, ataupun
tabel. Oleh karena itu diperlukan kemampuan komunikasi matematis yang baik
untuk menyampaikan informasi tersebut.

3
Kemampuan

komunikasi

matematis

telah

menjadi

perhatian

di

dunia

internasional. Hal ini diperkuat oleh National Council of Teacher of Mathematics
(NCTM) (2000 : 29) yang mempublikasikan standar pembelajaran matematika.
NCTM identified five process standadrs that are important in a mathematics
program, the process standards inclued: (1) problem solving; (2) reasoning and
proof; (3) communication; (4) connections; (5) representation.
Kemampuan komunikasi matematis juga telah menjadi bagian penting dalam
pembelajaran matematika di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan dikeluarkannya Permendiknas No. 22 (Depdiknas, 2006) tentang Standar Isi Mata Pelajaran
Matematika yaitu agar siswa memiliki kemampuan:
1. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
2. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Melalui komunikasi, ide matematika dapat dieksploitasi dalam berbagai
perspektif; cara berfikir siswa dapat dipertajam; pertumbuhan pemahaman dapat
diukur; pemikiran siswa dapat dikonsolidasikan dan diorganisir; pengetahuan
matematika dan pengembangan masalah siswa dapat ditingkatkan; dan
komunikasi matematika dapat dibentuk. Sesuai dengan tingkatan atau jenjang
pendidikan maka tingkat kemampuan komunikasi matematika menjadi beragam.
Komunikasi matematis sangat penting karena matematika tidak hanya menjadi
alat berfikir yang membantu siswa untuk mengembangkan pola, menyelesaikan

4
masalah

dan

menarik

kesimpulan

tetapi

juga

sebagai

alat

untuk

mengkomunikasikan pikiran, ide dan gagasan secara jelas, tepat dan singkat.

Hasil penelitian Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan
suatu studi internasional tentang kecenderungan atau perkembangan matematika
dan sins, yang diselenggarakn oleh International Association for the Evaluation of
Educational Achievement Study (IEA) yaitu sebuah asosiasi internasional untuk
menilai prestasi dalam pendidikan yang berpusat di lynch school of education,
Boston College, USA, yang melakukan tes terhadap siswa kelas VIII Indonesia
tahun 2011 terhadap 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika,
Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya
dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Pencapaian
prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika, menurun. Siswa
Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan
menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika (kompas.com)

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu proses pembelajaran di sekolah. Umumnya pada pembelajaran matematika di Indonesia guru hanya menjelaskan konsep matematika atau
prosedur menyelesaikan soal dan siswa menerima pengetahuan tersebut secara
pasif. Hal ini diungkapkan oleh Asmin (2003 : 2), bahwa pembelajaran
matematika di Indonesia masih banyak guru yang melakukan proses pembelajaran
matematika di sekolah dengan pembelajaran konvensional.

Dalam proses

pembelajaran, guru cenderung mementingkan hasil dari pada proses, mengajarkan
secara urut halaman per halaman tanpa membahas keterkaitan antar konsep atau

5
masalah. Selama ini siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru.
Siswa biasanya hanya diberi rumus, contoh soal dan latihan.

Aktivitas

pembelajaran seperti ini mengakibatkan terjadinya penghafalan konsep dan
prosedur, sehingga aktivitas komunikasi siswa rendah karena tidak distimulus
oleh guru.

Akibatnya siswa jarang melakukan komunikasi matematis seperti

berdiskusi dengan teman.
Demikian halnya yang tejadi di SMP Negeri 1 Bangunrejo, berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara dengan guru bidang studi matematika di sekolah
tersebut, pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Bangunrejo masih
menggunakan pembelajaran konvensional dan tidak berpusat pada siswa. Guru
menjelaskan materi dan contoh soal secara langsung setelah itu memberikan soal
latihan kepada siswa. Hal itu ternyata diikuti dengan kemampuan komunikasi
matematis siswa yang masih rendah. Misalnya saja ketika siswa diberi soal cerita,
siswa sering merasa kesulitan untuk mengubahnya ke dalam model matematika
atau gambar.
Permasalahan komunikasi matematis menjadi permasalahan yang harus segera
ditangani.

Melihat kenyataan di lapangan bahwa kemampuan komunikasi

matematis siswa masih tergolong rendah, maka perlu suatu strategi pembelajaran
yang mampu memberikan rangsangan kepada siswa agar siswa menjadi aktif.
Siswa aktif disini diartikan siswa mampu dan berani mengemukakan ide,
menjelaskan masalah, bertukar pikiran dengan teman dan mencari alternatif
penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

6
Menyikapi permasalahan kemampuan komunikasi matematis di atas, perlu
dilakukan inovasi menyangkut strategi yang digunakan dalam pembelajaran
matematika. Dengan adanya inovasi, terutama dalam perbaikan cara menyajikan
materi pelajaran, diharapkan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat
ditingkatkan.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa dengan cara melibatkan siswa secara
aktif. Dalam pembelajaran peranan guru tidak hanya sebagai pemberi informasi,
tetapi sebagai fasilitator dan motivator agar siswa dapat belajar mengonstruksi
sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti berkomunikasi.
Pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif, salah satunya yaitu strategi
pembelajaran Think Talk Write.

Pembelajaran ini berusaha membangun

pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide matematika, kemudian menguji
ide tersebut sebelum siswa diharapkan untuk menuliskan ide-ide tersebut.
Pembelajaran Think Talk Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir
secara mandiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide
(sharing) dengan temannya dan diakhiri dengan menuliskan kesimpulan ide
tersebut. Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai
belajar secara aktif, komunikatif, berpikir kritis, siap mengemukakan pendapat,
menghargai pendapat orang lain, dan melatih siswa untuk menuliskan hasil
diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis dengan bahasa sendiri. Hal
ini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Menurt Suseli (2010:39) kelebihan dari pembelajaran menggunakan strategi
Think Talk Write yaitu mendidik siswa lebih mandiri, membentuk kerjasama tim,

7
melatih berfikir, berbicara dan membuat catatan sendiri, melatih siswa berani
tampil, bertukar informasi antar kelompok atau siswa, guru hanya mengarah dan
membimbing, serta siswa menjadi lebih aktif.

Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian Wahyu (2014) yang menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dengan
penerapan strategi pembelajarn think talk write menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, perlu diadakan penelitian
tentang pengaruh penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write ditinjau dari
kemampuan komunikasi matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: “Apakah strategi pembelajaran Think Talk Write berpengaruh terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo?”
Rumusan masalah tersebut akan

diperjelas melalui pertanyaan penelitian,

“Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII yang menggunakan
strategi pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi daripada kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas VIII yang menggunakan pembelajaran
konvensional?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write terhadap

8
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas VIII SMP Negeri 1
Bangunrejo tahun pelajaran 2013/2014.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dalam pendidikan matematika berkaitan dengan strategi
pembelajaran Think Talk Write serta hubungannya dengan kemampuan
komunikasi matematis siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru dan calon guru matematika, diharapkan penelitian ini dapat
menjadi acuan dan masukan bagi para guru dalam mengembangkan
kemampuan mengajaranya serta dapat menjadi referensi dalam mencoba
menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write dalam proses
pembelajaran yang tidak selalu terbatas dengan metode ceramah saja.
b. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengalaman
belajar matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk
Write.
c. Bagi kepala sekolah, diharapkan dengan penelitian ini kepala sekolah
memperoleh informasi sebagai masukan dalam upaya pembinaan para
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

9
E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga
gejala yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di
sekelilingnya.
2. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau
suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Pembelajaran Think Talk
Write merupakan strategi pembelajaran yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
a. Think : siswa secara individu membaca Lembar Kerja Siswa (LKS),
kemudian membuat catatan kecil yang berupa hal-hal yang diketahui dan
tidak diketahui serta penyelesaian permasalahan..
b. Talk : siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas catatan kecil,
berbagi ide, dan membuat kesimpulan.
c. Write : siswa menuliskan hasil dari diskusi secara individu.
3. Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang dapat
menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam
bentuk :
a. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide
matematika;
b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis,
konkrit, grafik, dan aljabar;
c. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi, dan
generalisasi; dan
4. Materi adalah bangun ruang sisi datar yaitu bangun ruang yang dibatasi sisi
datar, mencakup kubus, balok, prisma dan limas.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar

2.1 Pembelajaran Think Talk Write

Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

Untuk

mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya strategi
pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar
mengajar. Strategi dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun
strategi itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Strategi pembelajaran
adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelompok maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46). Sejalan dengan pendapat di
atas, strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial.

Fungsi strategi pembelajaran adalah sebagai

pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran (Trianto, 2010: 51).

Strategi mengajar merupakan suatu kerangka konseptual yang berisi prosedur
sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai
tujuan belajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi guru dalam proes
belajar mengajar (Sagala, 2010: 176).

Salah satu tujuan pembelajaran yang

11
hendak dicapai pada pembelajaran matematika yaitu meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah strategi
pembelajaran Think Talk Write. Pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker
dan Laughlin ( Ansari, 2005:36) ini diharapkan mampu membangun pemikiran,
merefleksikan, dan mengorganisasikan ide-ide serta menguji ide tersebut sebelum
siswa diminta untuk menulis. Berdasarkan hasil penelitian Melly (2010) bahwa
pembelajaran matematika berbasis strategi Think Talk Write menunjukkan ada
peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa.

Menurut Deporter (1992:179) bahwa Think Talk Write adalah pembelajaran
dimana siswa diberikan kesempatan untuk memulai belajar dengan memahami
permasalahan terlebih dahulu kemudian teribat secara aktif dalam diskusi
kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang
diperolehnya.

Strategi pembelajaran Think Talk Write melibatkan 3 tahap penting yang harus
dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu:
1. Think (Berpikir)
Dalam tahap ini, siswa membaca materi ataupun soal-soal matematika pada
lembar kerja siswa yang diberikan guru. Setelah membaca, siswa secara individu
memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil
tentang hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai materi atau soal yang
diberikan. Proses berpikir (think) akan terlihat saat siswa membaca masalah

12
kemudian menuliskan apa yang diketahui dan tidak diketahui serta berusaha
memikirkan penyelesaian masalah tersebut.
2. Talk (berbicara atau berdiskusi)
Tahap talk memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang
hasil penyelidikan pada tahap pertama.

Pada tahap ini siswa berkomunikasi

dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami untuk
menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, berbagi strategi
solusi, dan membuat definisi.

Yamin dan Ansari (2008: 86) mengungkapkan “Talk” penting dalam matematika,
karena proses talking sebagai cara utama untuk berkomunikasi dalam matematika
guna meningkatkan pemahaman matematis, membentuk ide, serta membantu guru
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar matematika. Sesuai dengan
penjelasan di atas, berbicara atau berdiskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Berdiskusi dapat memacu siswa untuk berkomunikasi dan mengonstruksi
berbagai ide untuk dikemukakan dengan temannya sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada pembelajaran matematika.
3. Write (menulis)
Pada tahap ini siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang disediakan.
Tulisan ini dapat berupa landasan konsep yang digunakan, keterkaitan dengan
materi sebelumnya, strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh. Slavin (2008:
255) mengemukakan bahwa dengan meminta siswa menuliskan apa yang telah
dipelajari, mereka akan lebih mudah untuk memahami dan mengingatnya. Selain
itu melalui kegiatan menulis dalam pembelajaran matematika siswa diharapkan

13
dapat memahami bahwa matematika merupakan bahasa atau alat untuk
mengungkapkan ide.

Pada tahap ini siswa dapat belajar melakukan komunikasi matematika secara
tertulis. Siswa diminta menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi mengenai permasalahan yang diberikan. Setelah berdiskusi, siswa akan memperoleh ide baru
untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sehingga apa yang dituliskan
siswa pada tahap ini kemungkinan berbeda dengan yang ditulis siswa pada catatan
individu (pada tahap think).

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi think talk wrie

menurut

Helmaheri (2004: 21-22) adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Pada tahap ini guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru memberikan motivasi agar
siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok
kecil yang terdiri dari 3-4 siswa.
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa yang memuat
masalah. Siswa membaca soal LKS, memahami masalah secara individual,
menuangkan ide-idenya mengenai kemungkinan jawaban dan atau langkah
penyelesaian atas permasalahan yang diberikan (think).

Kemudian siswa

berinteraksi dan berkolaborasi degan teman satu kelompok mendiskusikan
langkah penyelesaiannya agar diperoleh kesepakatan-kesepakatan kelompok
(talk). Selanjutnya siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika yang

14
diperolehnya setelah diskusi kemudian menuliskan semua jawaban atas
permasalahan yang diberikan secara lengkap, jelas dan mudah dibaca (write).
3. Penutup
Guru bersama siswa membuat refleksi dan kesimpulan dari materi yang telah
dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas maka didapatkan bahwa strategi pembelajaran Think
Talk Write merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan 3 tahapan, yaitu:
(a) Think (berfikir), pembelajaran dimulai dengan keterlibatan siswa dalam
berfikir melalui bahan bacaan, kemudian membuat catatan kecil tentang hal-hal
yang diketahui dan tidak diketahui mengenai materi atau soal yang diberikan. (b)
Talk (berbicara), siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang hasil dari
pemikirannya pada tahap think. (c) Write (menulis) pada tahap ini siswa
menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang telah disediakan.

Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi
pembelajaran Think Talk Write ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Silver
dan Smith dalam Yamin dan Ansari (2008: 90), yaitu mengajukan pertanyaan dan
tugas yang melibatkan siswa aktif berpikir, menyimak ide yang dikemukakan
siswa baik secara lisan maupun tulisan, mempertimbangkan apa yang digali siswa
dalam diskusi, serta menilai, dan mendorong siswa untuk berpartisipasi. Berikut
ini adalah desain strategi pembelajaran Think Talk Write yang dimodifikasi dari
Yamin dan Ansari (2008:89)

15

Belajar matematika melalui strategi

GURU

Dampak

Think Talk Write

Masalah

THINK

Siswa membaca LKS dan membuat
catatan secara individu

TALK

Siswa berdiskusi secara kelompok
untuk membahas isi catatan

WRITE

Secara individu siswa
mengonstruksi pengetahuan dari
hasil diskusi

Siswa mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi
matematis dalam
pembelajaran

Gambar 2.1. Desain Strategi Pembelajaran Think Talk Write

2.2 Kemampuan Komunikasi matematis

Menurut Artmanda W. dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia dan Kamus
bahasa Indonesia online secara terminology, komunikasi berarti pengiriman dan
penerimaan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana
caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang
lain.

16
Lindquist (NCTM, 1989: 2) berpendapat bahwa:
If we agree mathematics as a language and its is the best in community, so
it can be conclude that communication is the esencial of teaching, learning
and matheematics access.
jika kita sepakat matematika merupakan suatu bahasa dan bahasa tersebut
sebagai bahasa terbaik dalam komunitasnya, sehingga dapat disimpulkan
bahwa komunikasi sangat penting sebagai akses dari pengajaran dan
pembelajaran matematika.s

Hal ini sejalan dengan pendapat Huinker dan Laughlin (Hulukati, 2005: 5)
menyebutkan bahwa salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran
matematika adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa
untuk mengembangkan dan mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi
melalui lisan maupun tulisan serta mempresentasikan apa yang telah dipelajari.
Dengan komunikasi, baik lisan maupun tulisan dapat membawa siswa pada
pemahaman yang mendalam tentang matematika dan dapat memecahkan masalah
dengan baik. Sesuai dengan hasil penelitian zakiyatul (2007:62) yang
menyimpulkan bahwa melalui belajar dalam kelompok kecil denagn strategi think
talk write di SMA Negeri 2 kudus tahun pelajaran 2006/2007 mengalami
peningkatan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi dan
pemecahan masalah matematis siswa. Aktivitas belajar siswa dalam kelompok
kecil dengan strategi think talk write adalah baik. Siswa dan guru menunjukkan
sikap positif terhadap pembelajaran.

Peran dan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari seperti tertuang pada
tujuan umum matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yaitu:
Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam
kehidupan dan dunia yang selalu berkembang, melalui latihan, bertindak atas

17
dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan
efisien,”(Depdikbud, 1995:1)

Menurut ILOs-The Intended Learning Outcomes (dalam Armiati, 2009),
komunikasi matematika adalah suatu keterampilan penting dalam matematika
yaitu kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada
teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Wardhani (2008:9)
menyatakan bahwa komunikasi matematis meliputi:
(a) Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika
banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan; (b) Menyajikan
persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang berupa diagram,
persamaan matematika, grafik, ataupun tabel; (c) mengkomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah.

Ansari (2003: 32) menelaah kemampuan komunikasi matematika dari dua aspek
yaitu komunikasi lisan (talking) dan komunikasi tulisan (writing). Komunikasi
lisan diungkapkan melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok kecil.
Komunikasi tulisan dilihat dari kemampuan siswa menggunakan kosa kata, notasi,
dan struktur matematika untuk mengungkapkan ide serta memahaminya dalam
memecahkan masalah. Kemampuan ini diungkapkan melalui representasi matematika yang meliputi: (a) pemunculan model konseptual seperti gambar, diagram,
tabel, dan grafik; dan (b) mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika;
(c) pemberian alasan rasional terhadap suatu pernyataan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematis merupakan
kemampuan untuk menyampaikan ide-ide matematika kepada teman, guru dan
lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Komunikasi ini terjadi ketika siswa

18
mendapat informasi dari guru yang kemudian siswa memikirkan ide-ide mereka,
menulis kemudian berbicara dan mendengarkan siswa lain sehingga terjadi
pertukaran informasi matematika. Informasi tersebut berisi tentang materi
matematika yang dipelajari siswa.

Dalam penelitian ini, komunikasi yang diukur oleh peneliti adalah komunikasi
matematis tertulis.

Alasan peneliti mengambil komunikasi matematis tertulis

karena peneliti dapat mengukur kemampuan siswa sesuai indikator yang ada,
hemat dari segi waktu karena penilaian dapat dilakukan secara bersamaan,
sedangkan pada komunikasi matematis lisan agak sulit dilakukan peniliti karena
keterbatasan waktu untuk melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa.
Oleh karena itu, indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
a. kemampuan

menyatakan,

mengekspresikan,

dan

melukiskan

ide-ide

matematika ke dalam bentuk gambar atau model matematika lain.
b. kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam
bahasa, simbol, ide, atau model matematika.
c. kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan
struktur-strukturnya untuk menyajikan ide.
d. kemampuan menyusun argumen secara tertulis dalam menyelesaikan suatu
masalah matematis

2.3 Pembelajaran Konvensional

Djamarah (2008:77)

metode pembelajaran

konvensional

adalah metode

pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak

19
dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Menurut Sukandi

(2003: 8), mendefenisikan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru
mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep - konsep bukan kompetensi,
tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan
pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa
pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak
didominasi gurunya sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai
penerima ilmu.

Sementara itu, Ruseffendi (2006: 350) menyatakan bahwa

umumnya pembelajaran konvensional memiliki kekhasan tertentu, misalnya
mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan pada keterampilan
berhitung, mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada
guru.

Pengajaran model ini dipandang efektif atau mempunyai keunggulan, terutama:
berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain, menyampaikan
informasi dengan cepat, membangkitkan minat akan informasi, mengajari siswa
yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan, serta mudah digunakan dalam
proses

belajar

mengajar.

Namun,

pembelajaran

konvensional

memiliki

kelemahan, diantaranya tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan
mendengarkan, sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik
dengan apa yang dipelajari, para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka
belajar pada hari itu, penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas, serta daya
serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

20
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran dengan cara ceramah yang digunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
dan pembelajaran yang ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan
tentang konsep - konsep bukan kompetensi.

B. Kerangka Pikir

Kemampuan untuk menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan
merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan meningkat dalam pembelajaran
matematika.

Dengan komunikasi siswa mampu untuk menginterpretasi dan

mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang
mereka pelajari serta dapat memecahkan masalah dengan baik.

Komunikasi

matematis bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas
lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal menggambarkan, bekerja sama (sharing),
menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang telah dipelajari.

Strategi pembelajaran Think Talk Write merupakan salah satu strategi yang dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan cara melibatkan
siswa secara aktif. Hal ini karena pembelajaran matematika melalui strategi Think
Talk Write diawali dengan bagaimana siswa memikirkan penyelesaian suatu
masalah/soal matematika yang diberikan oleh guru kemudian diikuti dengan
mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui diskusi kelompok yang akhirnya
dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya tersebut. Tiga tahapan yang dilalui
siswa, yaitu think (berpikir), talk (berdiskusi), dan write (menulis atau

21
mengkonstruksi hasil diskusi) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa.

Aktivitas berpikir pada tahap think dapat dilihat dari proses siswa membaca suatu
teks matematika. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (pendekatan penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri. Dengan membaca, siswa tidak hanya sekedar
menarik informasi dari teks tetapi juga menggunakan pengetahuan, minat, dan
perasaannya untuk mengembangkan konsep. Hal ini akan mendorong kemampuan komunikasi matematika, khususnya kemampuan menggunakan kemampuan
membaca, dan menelaah untuk menginterpretasi dan mengevaluasi ide matematika. Dengan adanya tahap ini maka siswa akan lebih siap dalam berdiskusi
karena telah memiliki bahan untuk didiskusikan bersama teman sekelompoknya.

Selanjutnya pada tahap talk, siswa menyampaikan ide yang diperolehnya pada
tahap think kepada teman sekelompok. Pada tahap ini, siswa berkomunikasi
dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Pemahaman
dibangun melalui interaksinya dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat
menghasilkan solusi atas masalah yang diberikan. Selain itu, pada tahap ini siswa
memungkinkan untuk terampil berbicara. Tahap ini juga mendorong tercapainya
indikator kemampuan komunikasi matematis siswa. Guru mendorong siswa agar
berpartisipasi aktif dalam menyampaikan pendapat sehingga tidak ada siswa yang
hanya berperan sebagai penonton diskusi.

22
Tahapan terakhir yaitu tahap write. Melalui tahap ini, guru dapat mengetahui
sejauh mana siswa dapat mengkomunikasikan ide matematikanya melalui tulisan
dalam pembelajaran matematika yang dilakukan. Hal ini juga akan meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika khususnya kemampua membaca, menulis,
dan menelaah untuk menginterpretasi dan mengevaluasi ide matematika. Seorang
pembaca dikatakan memahami teks secara bermakna apabila ia dapat
mengemukakan ide dalam teks tersebut secara benar dalam bahasanya sendiri.
Oleh karena itu, untuk memeriksa apakah peserta didik telah memiliki
kemampuan membaca teks matematika secara bermakna, maka dapat dilihat
melalui kemampuan peserta didik menyampaikan secara lisan atau menuliskan
kembali ide matematika dengan bahasanya sendiri.

Tahapan-tahapan di atas jarang dijumpai pada pembelajaran konvensional. Pada
pembelajaran konvensional peran guru lebih dominan saat menyampaikan materi
sehingga siswa jarang diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya
sendiri. Selain itu juga, peran guru yang terlalu dominan juga mempersempit
kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain sehingga tidak terjadi
kerjasama antar siswa. Akibatnya, pemahaman siswa hanya sebatas yang mereka
ketahui saja tanpa ada pemahaman baru yang dibangun melalui proses komunikasi
dengan siswa lain. Kondisi seperti ini mengakibatkan kemampuan mereka dalam
mengkomunikasikan persoalan matematika menjadi rendah.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut.

23
1. Semua siswa kelas VIII semester genap SMPN 1 Bangunrejo tahun pelajaran
2013-2014 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa
selain strategi pembelajaran dianggap memberikan pengaruh yang sama.

D. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran
Think Talk Write lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional.

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam enam
kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F serta tidak
ada kelas unggulan.

Untuk kepentingan penelitian, pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling dengan pertimbangan siwa dari populasi diasuh oleh guru yang sama.
Tahap-tahap pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan data awal (nilai ulangan harian) dari guru kelas VIII SMP Negeri
1 Bangunrejo.
2. Menghitung rata-rata nilai ulangan harian untuk setiap kelas
3. Menentukan dua kelas dengan nilai rata-rata kelas yang tertinggi. Dari dua
kelas tersebut, satu kelas dipilih sebagai kelas yang menerapkan Think Talk
Write dan satu kelas lagi dipilih sebagai kelas yang menerapkan pembelajaran
konvensional.
4. Berikut adalah distribusi data rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas VIII.

25
Tabel 3.1 Data Rata-Rata Nilai Ulangan harian Kelas VIII
SMP Negeri 1 Bangunrejo tahun pelajaran 2013/2014
No
Kelas
Nilai Rata-rata
1

VIII A

39,37

2

VIII B

39,25

3

VIII C

39,06

4

VIII D

38,38

5

VIII E

37,46

6

VIII F

34,87

Rata-rata nilai kelas

38,06

Berdasarkan data rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Bangunrejo bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas VIII adalah 38,06.
Dari rata-rata nilai kelas tersebut diperoleh bahwa kelas VIII A dipilih sebagai
kelas yang menggunakan pembelajaran Think Talk Write, kelas VIII B sebagai
kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional, dan kelas VIII E sebagai
kelas uji coba instrumen tes. Kelas VIII E dipilih sebagai kelas uji coba instrumen
tes karena kelas VIII E memulai pelmbelajaran lebih awal dari kelas lainnya. Hal
ini tentu mengakibatkan kelas VIII E menyelesaikan materi pembelajaran lebih
awal pula dibandingkan kelas lainnya. Oleh karena itu kelas VIII E dinilai layak
untuk dijadikan kelas uji coba sebab materi yang akan diujikan dalam soal telah
mereka pelajari

26
B. Des

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Tahun Pelajaran 2014/2015

1 34 152

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Tahun Pelajaran 2014/2015

0 20 6

Pengaruh Metode Write Pair Switch Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Kognitif

10 55 143

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Metro TP 2013/2014)

0 7 51

Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada Kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 51

Pengaruh Penerapan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Model Elaborasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 54

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 57

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Strategi Think Talk Write untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Komunikasi Siswa Kelas 5 pada Muatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SDN Ledok 07 Salatiga Tahun Pelajaran 201

0 0 15