1
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
No Nama
status Umur
tahun Pendidikan
Pekerjaan Ket
1 I Made Jiwa
KawinAyah 65
SD Petani
2 Wayan Kersi
KawinIbu 65
SD Petani
3 I Wayan Paris
KawinAnak pertama
47 SD
Petani 4
Nengah Jati BelumAnak
kedua 44
SD Petani
5 Nyoman Kerta
KawinAnak ketiga
41 SD
Tukang Buruh
Bangunan 6
Made Kerti Kawin
Anak keempat
39 SD
Petani
7 Kadek Siri
Kawin Anak
Kelima 30
SD Petani
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Secara umum ekonomi keluarga dampingan yang saya dampingi masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari ditambah
berbagai pengeluran lainnya sehingga menambah beban keluarga dampingan yang saya dampingi. Ekonomi keluarga I Made Jiwa ditopang oleh
penghasilan sebagai petani, peternak babi nandu, maupun pendapatan sebagai tukang bangunan Bali yang dilakoni oleh anaknya. Pendapatan yang
diperoleh tersebut sifatnya fluktuasi tergantung pada jumlah hasil pertanian yang dihasilkan maupun permintaan untuk mengukir bangunan.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Sumber penghasilan
Sumber penghasilan KK Dampingan yang saya dampingi yakni berasal dari profesi sebagai petani tadah hujan dan peternak babi,
disamping itu juga berasal dari jasa tukang bangunan Bali dimana penghasilan keluarga ini tidak menentu.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Kebutuhan sehari-hari
2 Kebutuhan keluarga yang saya dampingi pada dasarnya
sama dengan keluarga lainnya namun ada beberapa hal yang belum dapat dipenuhi dengan maksimal. Pemenuhan kebutuhan sehar-hari
sangat dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, baik dari segi jumlah, harga, dan kualitas produk yang akan dibeli. Pendapatan
keluarga yang tidak menentu menjadi faktor utama penghambat pemenuhan kebutuhan hidup sehar-hari. Rata-rata pengeluaran
harian KK Dampingan untuk kebutuhan Sembako yakni ± Rp. 25.000.
Keluarga I Made Jiwa belum mendapat akses air bersih dari PDAM sehingga masih mengandalkan cubang yang dimiliki di
ladangnya. Keluarga ini kadang-kadang mendapatkan air bersih dari sanak keluarga yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih
dari PDAM. Sedangkan kebutuhan listrik keluarga I Made Jiwa Sudah menggunakan pulsa listrik , dimana besaran tagihan pulsa
rata-rata ± Rp.50.000 per bulan hari.
Pendidikan Pengeluaran pada bidang pendidikan saat ini sudah tidak
ada, karena seluruh anggota keluarga dampingan telah menyelesaikan pendidikannya walaupun belum memenuhi wajib
belajar dari pemerintah. Keterbatasan kemampuan pembiayaan pendidikan menjadi penghambat utama keluarga I Made Jiwa
untuk melanjutkan pendidikan.
Kesehatan Pengeluaran KK Dampingan untuk kesehatan tidak
menentu, hal ini terjadi karena KK Dampingan belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari secara optimal sehingga
kebutuhan yang lain kurang termanajemen dengan baik. Akses sarana kesehatan yang jauh menyebabkan warga mengalami
kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan tersebut ditambah kondisi jalan yang rusak.
Permasalahan yang dialami KK Dampingan selain akses fasilitas kesehatan yakni dari aspek ekonomi. KK Dampingan
3 masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari
sehingga memerlukan sumber pendapatan lain untuk menambah pendapatan. Secara umum jaminan kesehatan yang dimanfaatkan
oleh keluarga ini yakni Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM yang sampai saat ini dirasakan manfaatnya.
Sosial
Pengeluaran KK Dampingan untuk kegiatan sosial sampai saat ini hanya fokus pada keanggotaan di banjar Penutuk,
sedangkan keanggotaan pada organisasi lain sampai saat ini masih belum dilakukan. Hubungan sosial keluarga I Made Jiwa dengan
tetangga sekitarnya berjalan dengan baik, dimana terjadi hubungan saling membantu, solidaritas dan menunjukkan hubungan yang
rukun.
Spiritual Rata-rata pengeluaran KK Dampingan untuk kegiatan spritual rutin
harian yakni ± Rp. 50.000, sedangkan untuk kegiatan spritual seperti purnama, tilem, kajeng kliwon sebesar ± Rp. 100.000.
pengeluaran ini belum termasuk pengeluaran selama odalan di pura keluarga, pura setempat, dan lainnya yang besarannya sulit
diprediksi.
4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga