Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

(1)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian Tentang “Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.” Maka dengan ini Saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Juni 2012


(2)

(3)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI 1. Identitas Responden

1. Kode : (Diisi oleh peneliti)

2. Umur :

3. Agama :

1. Islam 2. Kristen 3. Budha 4. Hindu

4. Suku :

1. Batak 2. Aceh 3. Jawa 4. Melayu 5. Lainnya...

5. Pendidikan :

1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruann Tinggi 5. Tidak Sekolah

6. Pekerjaan :

1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswasta

3. Pegawai Negri / Swast 4. Buruh


(4)

II. kuesioner kecemasan ibu pramenopause berdasarkan Hamilton Rating Scale For Anxiety

Kode : Tanggal :

Intruksi : Berilah Tanda ceklis (√) pada setiap kolom jawaban di bawah ini dengan memilih salah satu pilihan jawaban berdasarkan kondisi yang ibu rasakan saat ini dalam menghadapi masa menopause nantinya :

No Kondisi Ya Tidak

1. Perasaan cemas a. Firasat buruk

b. Takut akan pikiran sendiri c. Mudah tersinggung 2. Ketegangan

a. Merasa tegang b. Lesu

c. Mudah terkejut

d. Tidak dapat istirahat dengang nyenyak e. Mudah menangis

f. Gemetar g. Gelisah 3. Ketakutan

a. Pada gelap b. Ditinggal sendiri c. Pada orang asing d. Pada binatang besar

e. Takut keramaian lalu lintas f. Takut kerumunan orang lain 4. Gangguan tidur

a. Sukar memulai tidur b. Terbangun malam hari c. Tidur pulas

d. Mimpi buruk


(5)

c. Sering bingung 6. Perasaan depresi

a. Kehilangan minat b. Sedih

c. Bangun dini hari

d. Berkurangnya kesukaan pada hobi e. Perasaan berubah-ubah sepanjang hari 7. Gejala somatik (otot-otot)

a. Nyeri otot b. Kaku

c. Kedutan otot d. Gigi gemeretak e. Suara tak stabil 8. Gejala sensorik

a. Telinga berdengung b. Penglihatan kabur c. Muka merah dan pucat d. Merasa lemas

e. Perasaan ditusuk-tusuk 9. Gerakan kardiovaskular (jantung)

a. Denyut nadi cepat b. Berdebar-debar c. Nyeri dada

d. Denyut nadi mengeras e. Rasa lemah pingin pingsan f. Detak jantung hilang sekejap 10. Gejala Pernafasan

a. Rasa tertekan di dada b. Perasaan tercekik

c. Merasa nafas pendek/sesak d. Sering menarik nafas panjang 11. Gangguan gastrointestinal (gangguan pada

lambung)

a. Sulit menelan b. Mual muntah

c. Berat badan menurun

d. Konstipasi/sulit buang air besar e. Perut melilit

f. Gangguan pencernaan

g. Nyeri lambung sebelum/sesudah makan h. Rasa panas di perut

i. Perut terasa penuh/kembung

12. Gangguan urogenital (system kemih kelamin) a. Sering kencing

b. Tidak dapat menahan kencing


(6)

d. Frigiditas

13. Gejala vegetative/otonom a. Mulut kering b. Muka kering

c. Mudah Berkeringat d. Pusing/sakit kepala e. Bulu roma berdiri

14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara a. Gelisah

b. Tidak tenang

c. Mengerutkan dahi muka tegang d. Napas pendek dan cepat


(7)

III. Kuesioner persiapan ibu menghadapi menopause

No Pernyataan TP KK SR TM

Persiapan fisik

1 Saya berolahraga secara teratur 3 kali seminggu

2 Saya mengkonsumsi yang kaya akan kalsium seperti susu, keju dan kacang-kacangan

3 Saya mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan 4 Saya tidak mengkonsumsi teh dan kopi

5 Saya tidak meminum soda dan alkohol 6 Saya tidak merokok

Persiapan psikis

1 Saya mengikuti arisan keluarga 2 Saya pergi rekreasi ± 1 bulan 3 Saya memiliki teman dekat 4 Saya makan tepat pada waktunya 5 Saya rajin berolahraga

6 Saya melakukan meditasi dan yoga

7 Saya menarik nafas yang dalam untuk mengurangi stres 8 Saya tidur 6-8 jam dalam sehari semalam


(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sustika Ranti

Tempat / Tanggal Lahir : Ngaso, 11 November 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sudirman Desa Ngaso Kec. Ujungbatu Kab. Rokan Hulu Provinsi Riau

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 010 Ngaso ( 1996-2002) SMP Negeri 02 Ujungbatu ( 2002-2005) SMA Muhammadiyah Ujungbatu ( 2005-2008)

Akademi Kebidanan Widya Husada Medan (2008-2011)


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Glasier, Anna & Gebbie Alisa (2006), Keluarga berencana & kesehatan reproduksi, Jakarta : EGC.

Hawari, Dadang, Prof. Dr. dr (2008), Manajemen Stres Cemas dan Depresi . Jakarta : FKUI. Hidayat. A.A ziz Alimul (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 2. Jakarta :

Salemba Medika.

Hurlock, E. B. (1992). Psikologi Perkembangan edisi kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.

http://resapimaumu.blogspot.com/2010/10/konsep-kecemasan-teori-nursalam.html Kasdu, Dini.(2002). Kiat Sehat Dan Bahagia Di Usia Menopause, Jakarta : KDT Llewellyn-Jones, Derek (2005), Setiap Wanita, PT.Delapratasa Publishing : KDT

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Proverawati, Atikah. MPH (2010). Menopause dan sindrom premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika.

Marga, Susiana Praju (2007), Hubungan Gambaran Diri Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause Di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan.

Prawiharjo, Sarwono.(2003). Ilmu kebidanan , Jakarta : BINA PUSTAKA Sugiono, Prof. Dr (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta ,cv Stuart, Gail W (2006), Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta : EGC.


(10)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian menjelaskan kecemasan ibu pramenopause dan persiapan ibu menghadapi menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012. Secara skematis kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep Kecemasan Ibu Pramenopause

 Tidak ada kecemasan  Kecemasan ringan  Kecemasan sedang  Kecemasan berat  panik

Persiapan menghadapi menopause

 Persiapan fisik  Persiapan psikis


(11)

B. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Defenisi Operasional No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur 1. Kecemasan

ibu

pramenopause.

Kehawatiran yang tidak jelas yang berkaitan dengan

perasaan tidak pasti dan tidak berdaya di masa

pramenopause.

Kuesioner Wawancara 1.tidak ada kecemasan <14 2.kecemasan ringan 14-20 3.kecemasan sedang 21-27 4.kecemasan berat 28-41 5.kecemasan berat sekali/

panik 52-56

Ordinal

2. Persiapan ibu menghadapi menopause

Persiapan-persiapan fisik dan psikis ibu pramenopause yang dapat di lakukan dalam menghadapi masa

menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec.Percut Sei Tuan Ka. Deli Serdang.

Kuesioner Wawancara Persiapan fisik:

1. kurang baik, jika hasil

jawaban responden

mencapai skore 0-9. 2. Baik, jika hasil jawaban

responden mencapai

skore 10-18. Persiapan psikis:

1. kurang baik, jika hasil

jawaban responden

mencapai skore 0-13,5. 2. Baik, jika hasil jawaban

responden mencapai

skore 14-27.


(12)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti. Pada penelitian ini populasinya adalah keseluruhan ibu pramenopause yang berumur antara 46 – 55 tahun yang belum memasuki masa menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2012 sebanyak 42 responden.

2. Sampel penelitian

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh ibu yang berumur antara 46 – 55 tahun dengan kriteria inklusi :

a. Bersedia menjadi responden b. Yang masih menstruasi

c. Belum memasuki masa menopause d. Bisa berbahasa Indonesia

e. Bisa membaca dan menulis Kriteria eksklusi :

a. Tidak bersedia menjadi responden b. Sudah menopause


(13)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2012.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Juni tahun 2012.

E. Etika Penelitian

Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat izin persetujuan dari institusi pendidikan yakni Ketua Program studi D IV Bidan Pendidik dan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Peneliti mengajukan permohonan kepada kepala Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2012 untuk melakukan penelitian di desa tersebut. Dalam melaksanakan penelitian ini harus mempertimbangkan masalah etika penelitian. Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1) informed consent, merupakan bentuk persetujuan antar peneliti dengan responden setelah responden menerima penjelasan. Jika calon responden bersedia, maka calon responden menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, dan jika calon responden tidak bersedia maka peneliti menghormati hak pasien. 2) anonymity (Tanya nama) dan 3) Confidentiality (kerahasiaan). Data-data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Peneliti mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner dan menjelaskan pertanyaan yang kurang jelas.

Pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2008).


(14)

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, instrument yang digunakan berupa lembar kuesioner / angket yang disusun sendiri oleh peneliti dengan arahan dari pembimbing. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kuesioner data demografi calon responden yang berisi identitas calon responden, kuesioner persiapan fisik, psikis ibu menghadapi menopause, dan kuesioner kecemasan ibu pramenopause.

1. Pernyataan tentang kecemasan ibu pramenopause ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan. Kuesioner terdiri dari 14 pernyataan, jika ibu menjawab Ya : 1 dan apabila menjawab tidak :0. Cara penilaian kecemasan konsepnya diadopsi dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Dengan memberikan nilai dengan kategori 0 = tidak ada gejala sama sekali, 1 = jika responden memiliki satu dari gejala yang ada, 2 = sedang / setengah dari gejala yang ada, 3 = berat / lebih dari setengah gejala yang ada, 4 = sangat berat semua gejala yang ada dirasakan responden.

Maka tingkat kecemasan pada ibu pramenopause diperoleh hasil setelah dikumpulkan masing-masing skornya maka diperoleh skor total sebagai berikut : jika skor <14 Kecemasan Tidak ada kecemasan, 14-20 kecemasan Ringan, 21-27 Kecemasan Sedang, 28-41 Kecemasan Berat, 42-56 Kecemasan Berat Sekali/panik.

2. Pernyataan tentang persiapan fisik, ibu menghadapi menopause sebanyak 6 pernyataan menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban “Tidak Pernah (TP), Kadang-kadang (KK), Sering (SR) dan Terus Menerus (TM)”. Pernyataan-pernyataan ini diberi nilai nol jika menjawab TP, nilai satu jika menjawab KK, nilai dua jika menjawab SR, dan nilai tiga jika


(15)

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut : a. Menentukan skor terbesar dan terkecil

Skor terbesar : 18 Skor terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang ( R ) Rentang = 18 – 0

= 18

c. Menentukan nilai panjang kelas ( i )

Panjang kelas ( i ) =

kelas Banyak

(R) Rentang

=

2 18

= 9 d. Menentukan skor kategori

No Kategori Skor Jumlah pernyataan yang dijawab

1 Kurang baik 0 + 9 = 9 0 – 9


(16)

3. Pernyataan tentang persiapan psikis ibu menghadapi menopause sebanyak 9 pernyataan

menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban “Tidak Pernah (TP), Kadang-kadang

(KK), Sering (SR) dan Terus Menerus (TM)”. Pernyataan-pernyataan ini diberi nilai nol jika menjawab TP, nilai satu jika menjawab KK, nilai dua jika menjawab SR, dan nilai tiga jika menjawab TM. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

a. Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 27

Skor terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang ( R ) Rentang = 27 – 0

= 27

c. Menentukan nilai panjang kelas ( i )

Panjang kelas ( i ) =

kelas Banyak

(R) Rentang

=

2 27

= 13,5 d. Menentukan skor kategori

No Kategori Skor Jumlah pernyataan yang

dijawab 1 Kurang baik 0 + 13,5 = 13,5 0 –13,5


(17)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen, yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan secara komputerisasi dengan 14 pernyataan kecemasan didapatkan valid semuanya sedangkan 6 dari pernyataan persiapan fisik dan 9 pernyataan persiapan psikis.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas telah dilakukan pada 10 orang responden yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel, kemudian jawaban responden akan diolah dengan menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari nilai koefesien reliabilitas Alpha Cronbach. Dengan ketentuan apabila r hitung > tabel (p) > 0.6 maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0.6 maka dinyatakan tidak reliabel ( Hidayat, 2007). Berdasarkan uji reliabel yang dilakukan didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,927, yang berarti instrumen sudah dinyatakan reliabel.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang digunakan dalam Pengumpulan data yaitu pada tahap awal penelitian mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin

dari kepala Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2012. Setelah

mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menentukan


(18)

Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dampak, dan prosedur penelitian serta cara pengisian lembar kuesioner.

Responden juga diberi kesempatan untuk bertanya jika ada pernyataan yang tidak dipahami. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data, jika ada data yang kurang, dapat segera dilingkapi. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisis data kembali dengan cara memeriksa semua lembar kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar sesuai petujuk (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukan ke dalam bentuk tabel. Entry data yang sudah diberikan skor dimasukan kedalam komputer dan dilakukan analisis dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry dilakukan untuk memeriksa semua data yang telah dimasukan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, yaitu semua karakteristik masing-masing diteliti. Yakni yang bersifat kategori di cari frekuensi dan persentasenya.


(19)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012. Jumlah responden adalah 42 responden, telah didapatkan hasil penelitian dan disajikan dalam bentuk analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi tingkat kecemasan dan persiapan ibu menghadapi menopause.

a. Karakteristik responden

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa mayoritas responden 10 orang (23,8%) berada pada usia 49 tahun, berdasarkan agama, seluruh responden 42 orang beragama Islam (100%), berdasarkan Suku, sebagian besar responden bersuku Jawa sebanyak 36 responden (85,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden dengan pendidikan SD sebanyak 23 orang (54,8%). Berdasarkan pekerjaan, responden yang memilikii pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 responden (40,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(20)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

Karakteristik Frekuensi Presentase (%)

Umur 46 tahun 47tahun 48 tahun 49 tahun 50 tahun 51 tahun 7 8 8 10 6 3 16,6 19,1 19,1 23,8 14,2 7,14 Agama

Islam 42 100.0

Suku Batak Aceh Jawa Melayu 2 1 36 3 4,8 2,4 85,7 7,1 Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Tidak Sekolah 23 11 6 1 1 54,8 26,2 14,3 2,4 2,4 Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Buruh 17 16 9 40,5 38,1 21,4


(21)

b. Tingkat Kecemasan

Berdasarkan tabel 5.2. diperoleh hasil bahwa dari 42 orang responden mayoritas ibu menjawab ya pada pernyataan opsen b nomor 4 dan opsen c nomor 13 sebanyak 2 orang responden (64,3%) dan mayoritas ibu menjawab tidak pada opsen c nomor 4, opsen d nomor 9 dan opsen c, f nomor 11 sebanyak 3 orang responden (90,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi dibawah ini.

Tabel 5.2, Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Kecemasan Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

No. Kondisi Ya Tidak

1. Perasaan cemas menghadapi menopause

F % F %

a. Firasat buruk akan kecantikan 19 45,5 23 54,5 b. Takut akan pikiran sendiri 12 28,6 30 71,4

c. Mudah tersinggung 17 40,5 25 59,5

2. Ketegangan menghadapi menopause

a. Merasa tegang 8 19,1 34 80,9

b. Lesu 6 14,3 36 85,7

c. Mudah terkejut 10 23,8 32 76,2

d. Tidak dapat istirahat dengang nyenyak 5 11,9 37 88,1

e. Mudah menangis 8 19,1 34 80,9

f. Gemetar 9 21,5 33 78,5

g. Gelisah 10 23,8 32 76,2

3. Ketakutan menghadapi menopause

a. Pada gelap 13 31,0 29 69,0

b. Ditinggal sendiri 11 26,2 31 73,8

c. Pada orang asing 6 14,3 36 85,7

d. Pada binatang besar 15 35,7 27 64,3

e. Takut keramaian lalu lintas 8 19,1 34 80,9 f. Takut kerumunan orang lain 6 14,3 36 85,7 4. Gangguan tidur menghadapi menopause

a. Sukar memulai tidur 20 47,7 22 52,3

b. Terbangun malam hari 27 64,3 15 35,7

c. Tidur pulas 4 9,5 38 90,5

d. Mimpi buruk 12 28,6 30 71,4

e. Mimpi yang menakutkan 5 11,9 37 88,1

5. Gangguan kecerdasan menghadapi menopause


(22)

b. Sukit berkonsentrasi 18 42,9 24 57,1

c. Sering bingung 25 59,5 17 40,5

6. Perasaan depresi menghadapi menopause

a. Kehilangan minat 12 28,6 30 71,4

b. Sedih 15 35,7 27 64,3

c. Bangun dini hari 18 42,9 24 57,1

d. Berkurangnya kesukaan pada hobi 13 31,0 29 69,0 e. Perasaan berubah-ubah sepanjang hari 9 21,5 33 78,5 7. Gejala somatik (otot-otot) menghadapi

menopause a. Nyeri otot

11 26,2 31 73,8

b. Kaku 13 31,0 29 69,0

c. Kedutan otot 16 38,1 26 61,9

d. Gigi gemeretak 6 14,3 36 85,7

e. Suara tak stabil 12 28,6 30 71,4

8. Gejala sensorik menghadapi menopause

a. Telinga berdengung 8 19,1 34 80,9

b. Penglihatan kabur 19 45,3 23 54,7

c. Muka merah dan pucat 11 26,2 31 73,8

d. Merasa lemas 15 35,7 27 64,3

e. Perasaan ditusuk-tusuk 5 11,9 37 88,1

9. Gerakan kardiovaskular (jantung) menghadapi menopause

a. Denyut nadi cepat 0 0 0 0

b. Berdebar-debar 22 52,3 20 47,7

c. Nyeri dada 14 33,3 28 66,7

d. Denyut nadi mengeras 4 9,5 38 90,5

e. Rasa lemah pingin pingsan 18 42,9 24 57,1 f. Detak jantung hilang sekejap 0 0 0 0 10. Gejala Pernafasan menghadapi menopause

a. Rasa tertekan di dada 16 38,1 26 61,9

b. Perasaan tercekik 10 23,8 32 76,2

c. Merasa nafas pendek/sesak 13 31,0 29 69,0 d. Sering menarik nafas panjang 10 23,8 32 61,9 11. Gangguan gastrointestinal (gangguan pada

lambung) menghadapi menopause

a. Sulit menelan 0 0 0 0

b. Mual muntah 12 28,5 30 71,5

c. Berat badan menurun 23 54,7 19 45,3

d. Konstipasi/sulit buang air besar 4 9,5 38 90,5

e. Perut melilit 8 19,1 34 80,9

f. Gangguan pencernaan 4 9,5 38 90,5


(23)

12. Gangguan urogenital (system kemih kelamin) menghadapi menopause

a. Sering kencing 22 52,3 20 47,7

b. Tidak dapat menahan kencing 13 31,0 29 69,0 c. Amenor/menstruasi yang tidak teratur 13 31,0 29 69,0

d. Frigiditas 0 0 0 0

13. Gejala vegetative/otonom menghadapi menopause

a. Mulut kering

9 22,5 33 78,5

b. Muka kering 15 35,7 27 64,3

c. Mudah Berkeringat 27 64,3 15 35,7

d. Pusing/sakit kepala 19 45,3 23 54,7

e. Bulu roma berdiri 5 11,9 37 88,1

14. Tingkah laku (sikap) pada wawancara menghadapi menopause

a. Gelisah 18 42,9 24 57,1

b. Tidak tenang 15 35,7 27 64,3

c. Mengerutkan dahi muka tegang 6 14,3 36 85,7

d. Napas pendek dan cepat 6 14,3 36 85,7

e. Muka merah 13 31,0 29 69,0

Berdasarkan tabel 5.3. diperoleh hasil bahwa dari 42 orang responden mayoritas 26 orang responden (61,91%) memiliki kecemasan ringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi dibawah ini.

Tabel 5.3 , Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

No Kecemasan Frekuensi Presentase (%)

1. 2. 3. 4. 5.

Tidak ada kecemasan Kecemasan ringan Kecemasan sedang Kecemasan berat

Kecemasan berat sekali / panik

6 26 7 3 0 14,29 61,91 16,66 7,14 0


(24)

c. Persiapan Fisik

Berdasarkan tabel 5.4. diperoleh hasil jawaban bahwa dari 42 orang responden mayoritas ibu menjawab kadang-kadang pada nomor 1, 3, 5 dan 6 sebanyak 4 orang responden (40,6%) dan mayoritas menjawab sering pada nomor 2 dan 4 sebanyak 2 orang responden (61,9%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi dibawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Persiapan Fisik Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

No Pernyataan TP KK SR TM

Persiapan fisik F % F % F % F %

1. Saya berolahraga secara teratur 3 kali seminggu

0 0 17 40,5 25 59,5 0 0 2. Saya mengkonsumsi yang

kaya akan kalsium seperti susu, keju dan kacang-kacangan

0 0 16 38,1 26 61,9 0 0

3. Saya mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan

0 0 17 40,5 25 59,5 0 0 4. Saya tidak mengkonsumsi

teh dan kopi

0 0 16 38,1 26 61,9 0 0 5. Saya tidak meminum soda

dan alkohol

0 0 17 40,5 25 59,5 0 0 6. Saya tidak merokok 0 0 17 40,5 25 59,5 0 0

Berdasarkan tabel 5.5. diperoleh hasil bahwa dari 42 orang responden mayoritas 25 orang responden (59,53%) memiliki persiapan fisik baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi berikut ini.


(25)

Tabel 5.5 , Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Persiapan Fisik Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

No Persiapan Fisik Frekuensi Presentase (%)

1. 2. Kurang Baik Baik 17 25 40,47 59,53

d. Persiapan Psikis

Berdasarkan tabel 5.6. diperoleh hasil jawaban bahwa dari 42 orang responden mayoritas menjawab kadang-kadang pada nomor 3 dan 8 sebanyak 2 orang responden (47,6%) dan mayoritas menjawab sering pada nomor 4 dan 7 sebanyak 2 orang responden (61,9%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi dibawah ini.

Tabel 5.6, Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Persiapan Psikis Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

No. Pernyataan TP KK SR TM

Persiapan psikis F % F % F % F %

1. Saya mengikuti arisan keluarga

0 0 17 40,5 25 59,5 0 0 2. Saya pergi rekreasi ± 1

bulan

0 0 18 42,9 24 57,1 0 0 3. Saya memiliki teman dekat 0 0 20 47,6 22 52,4 0 0 4. Saya makan tepat pada

waktunya

0 0 16 38,1 26 61,9 0 0 5. Saya rajin berolahraga 0 0 18 42,9 24 57,1 0 0 6. Saya melakukan meditasi

dan yoga

0 0 19 45,2 23 54,8 0 0 7. Saya menarik nafas yang

dalam untuk mengurangi stres

0 0 16 38,1 26 61,9 0 0

8. Saya tidur 6-8 jam dalam sehari semalam

0 0 20 47,6 22 52,4 0 0

9. Saya memeriksakan

kesehatan pada dokter


(26)

Berdasarkan tabel 5.7. diperoleh hasil bahwa dari 42 orang responden mayoritas 26 orang responden (61,1%) memiliki persiapan psikis baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi dibawah ini.

Tabel 5.7 , Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Persiapan Psikis Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

No Persiapan Psikis Frekuensi Presentase (%)

1. 2.

Kurang Baik Baik

16 26

38,1 61,1

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh karekteristik responden dengan mayoritas umur ibu 49 tahun sebanyak 10 orang (23,8%), seluruh responden beragama Islam 42 orang (100%), mayoritas bersuku Jawa sebanyak 36 orang (87,5%), mayoritas berpendidikan SD sebanyak 23 orang (54,8%), dan pekerjaan ibu mayoritas sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 17 orang (40,5%).

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap 42 responden, diketahui mayoritas ibu berumur 49 tahun sebanyak 10 orang (23,8%). Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo, (2003) bahwa umur seseorang berpengaruh terhadap kehidupannya.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas ibu berpendidikan SD sebanyak 23 orang responden (54,8%). Hal ini sesuai dengan pendapat Potter (2005) dimana dikatakan jika orang


(27)

hasil pembelajaran, sehingga ketakutan (kecemasan) akan masalah kesehatan tersebut akan berkurang. Sebaliknya jika pengetahuan orang dewasa berkurang semakin tinggilah tingkat kecemasan seseorang terhadap masalah kesehatan yang akan dialaminya. Selain itu pengajaran akan berhasil ketika orang dewasa menilai informasi yang diajarkan bermanfaat. Untuk itu informasi merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa dari 42 orang responden mayoritas 26 orang responden (61,91%) memiliki kecemasan ringan, 7 orang responden (16,66%) memiliki kecemasan sedang, 6 orang responden (14,29%) memiliki tidak ada kecemasan, dan 3 orang responden (7,14%) memiliki kecemasan berat.

Berdasarkan hasil penelitian dari 42 responden menujukkan sebagian besar ibu pramenopause mengalami cemas ringan dalam persiapan menghadapi menopause sebanyak 26 orang responden (61,9%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu pramenopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang mengalami kecemasan ringan dalam persiapan menghadapi menopause. Menurut Depkes, 1990 kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa pengetahuan yang baik belum tentu memberikan rasa aman buat seseorang. Tetapi ada hal yang mungkin mendukung adanya kecemasan seseorang yang timbul dari dalam dirinya.

Menurut Potter (2005) jika orang dewasa menuruti pendidikan kesehatan karena takut akan akibat yang akan ditimbulkannya. Jadi semakin baik pendidikan yang diberikan semakin baik pula pengetahuan yang diperoleh dari hasil pembelajaran sehingga ketakutan (kecemasan) akan


(28)

masalah kesehatan tersebut akan berkurang. Sebaliknya jika pengetahuan orang dewasa berkurang semakin tinggilah tingkat kecemasan seseorang terhadap masalah kesehatan tersebut.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa dari 42 orang responden mayoritas 25 orang responden (59,53%) memiliki persiapan fisik baik, dan 17 orang responden (40,47%) memiliki persiapan fisik kurang baik. Berdasarkan persiapan fisik ibu dalam menghadapi masa menopause ini dapat dilihat bahwa ibu memiliki persiapan yang baik. Hal ini bukan karena ibu sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi masa menopause tetapi karena kegiatan yang dilakukan pada persiapan fisik ini merupakan hal yang biasa ibu lakukan setiap harinya.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa dari 42 orang responden mayoritas 26 orang responden (61,1%) memiliki persiapan psikis baik, dan 16 orang responden (38,1%) memiliki persiapan kurang baik. Berdasarkan persiapan psikis responden diperoleh bahwa responden memiliki persiapan yang baik dalam menghadapi masa menopause sehingga ibu tidak merasa terlalu khawatir dalam menghadapi masa menopausenya. kegiatan psikis ini terjadi sesuai dengan perubahan psikis ibu seperti memiliki teman dekat. Hal ini karena ibu merasa sendirian dan ingin berbagi.


(29)

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan input, proses dan output (hasil) penelitian yang optimal. Namun berbagai kendala tidak jarang dapat muncul, sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini antara lain yaitu, dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden. Sehingga timbul rasa segan responden dalam mengungkapkan keadaannya sebenarnya. Sehingga perlu dijelaskan kepada responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam persiapan menghadapi masa menopause, segala rahasia tentang diri responden dijaga dan tidak akan diketahi oleh siapapun karena digunakan hanya untuk penelitian saja.

D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Bidan

Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu pramenopause dalam menghadapi masa menopause, bidan melakukan konseling dan asuhan sayang ibu dengan memberitahukan persiapan-persiapan yang dipersiapkan oleh ibu dalam menghadapi masa menopause. Dan berguna bagi pendidikan bidan dan suatu masukan karena persiapan dalam menghadapi menopause mengurangi kecemasan pada ibu menopause.


(30)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 42 orang responden di dusun II desa cinta rakyat kec. percut sei tuan kab. deli derdang tahun 2012 sebagai berikut:

1. Mayoritas ibu pramenopause berumur 49 tahun sebanyak 10 orang responden (23,8%). Mayoritas responden beragama Islam 42 orang (100%). Berdasarkan Suku, sebagian besar responden bersuku Jawa sebanyak 36 responden (85,7%). Mayoritas tingkat pendidikan SD sebanyak 23 orang (54,8%). Mayoritas mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 responden (40,5%).

2. Tingkat kecemasan pada ibu pramenopause mayoritas terdapat 26 orang responden (61,91%) yang memiliki tingkat kecemasan ringan.

3. Persiapan fisik ibu dalam menghadapi masa menopause mayoritas 25 orang responden (59,53%) yang memiliki persiapan fisik baik.

4. Persiapan psikis ibu dalam menghadapi masa menopause mayoritas 26 orang responden (61,1%) memiliki persiapan psikis baik.

B. SARAN

1. Untuk masyarakat umum dan bagi ibu pramenopause

Masyarakat khususnya pada ibu pramenopause agar mempersiapkan diri baik dari segi fisik dan psikis dalam menghadapi masa menopause.


(31)

2. Pelayanan kebidanan

Untuk selalu memberikan informasi dan pengarahan kepada ibu yang menghadapi masa menopause baik secara persiapan Fisik maupun persiapan Psikisnya.

3. Peneliti kebidanan yang akan datang

Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti secara lebih spesifik lagi dengan menggunakan variabel yang lebih bervariasi dengan cara melihat dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara kecemasan ibu pramenopause dengan persiapan ibu menghadapi menopause.

4. Ilmu kebidanan

Diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi masukan bagi setiap pelayanan kebidanan, diharapkan bidan mampu memberikan informasi tentang mengantisipasi kecemasan ibu pramenopause yang akan menghadapi masa menopause sehingga meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Defenisi Kecemasan

Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008).

Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart, 2006).

2. Gangguan Kecemasan

Sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang kecemasan yang berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis. Individu yang mengalami gangguan kecemasan dapat memperlihatkan perilaku yang tidak lazim seperti panik tanpa alas an, takut yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi kehidupan, melakukan tindakan yang berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan, mengalami kembali peristiwa yang traumatik, atau rasa khawatir yang tidak dapat dijelaskan atau berlebihan (Videbeck, 2008).


(33)

3.Etiologi Kecemasan

Stres adalah keletihan dan kecemasan pada tubuh yang disebabkan oleh hidup (Selye, 1956). Kecemasan terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi, masalah dan tujuan hidup. Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda, seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang menimbulkan distress berat pada orang lain. Berbicara di depan umum dianggap menakutkan bagi banyak orang, tetapi hal itu merupakan pengalaman sehari-hari yang menyenangkan bagi guru dan aktor. Perkawinan, anak-anak, pesawat, ular, pekerjaan baru, sekolah baru, dan meninggalkan rumah adalah contoh peristiwa yang menimbulkan stress (Videbeck, 2008).

4. Faktor Predisposisi

Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal kecemasan.

a. Dalam pandangan psikoanalitis, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi anatara dua elemen kepribadian: id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasn adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

b. Menurut pandangan interpersonal, kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individu dengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasan yang berat.

c. Menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


(34)

d. Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan kecemasan biasanya terjadi dalam keluarga. Ganguan kecemasan juga timpang tindih antara gangguan kecemasan dan depresi (Stuart, 2006)

5. Tingkat Kecemasan

a. Kecamasan Ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

b. Kecemasan Sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.

c. Kecemasan Berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain

d. Tingkat Panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panic tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panic mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan


(35)

dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian (Stuart, 2006).

Tabel 2.1 : Respon Fisik Kecemasan No Tingkat

ansietas

Respon fisik Respon kognitif Respon emosional 1 Ringan (1) Ketegangan otot

ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian, rajin

Lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangka n informasi, tingkat pembelajaran optimal.

Perilaku otomatis, sedikit tidak sabar,

aktivitas menyendiri, terstimulasi, tenang

2 Sedang (2) Ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil dilatasi mulai keringat, sering mondar-mandir, memukulkan tangan,

kewaspadaan dan ketegangan

meningkat, suara berubah bergetar dann nada suara tinggi, sering berkemih, sakit kepala, dan pola tidur berubah, nyeri punggung,

Lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif, focus terhadap stimulasi meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan pemikiran. Tidak nyaman, murah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak sabar, gembira.

3 Berat (3) Ketegangan otot berat,

hipervetilasi, kontak bulu mata buruk,

pengeluaran

Lapang persepsi terbatas, proses berfikir terpecah-pecah, sulit berfikir,

penyelesaian

Sangat cemas,

agitasi, takut, binggung, merasa tidak adekuat,


(36)

keringat

meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan dan sembarangan, rahang menegang, mengertak gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar-mandir, berteriak,

meremas tangan, gemetar.

masalah buruk, tidak mampu mempertimbangka n informasi, hanya memperlihatkan ancaman, prekupasi dengan fikiran sendiri, egosentris

menarik diri, penyangkalan , ingin bebas,

4 Panik (4) Flight, fight (keinginan untk pergi selamanya), ketegangan otot sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat

kemudian

menuruun, tidak dapat tidur, hormone strees dan persepsi neurotransmitter bekurang, wajah menyeringai, terngganga.

Persepsi sangat sempit, fikiran tidak logis, terganggu,

kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, focus pada fikiran sendirjadi,i, tidak rasional, sulit memahami

stimulus eksternal, halusinasi, ilusi mungkin terjadi.

merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut,

mengharapka n hasil yang buruk,

B. Pramenopause

1. Definisi Pramenopause

Pramenopause adalah fase seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara 4 -5 tahun. Terjadi pada usia antara 46-55 tahun (Manuaba, dkk, 1999).


(37)

Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrom prahaid atau sindrom premenstrual (PMS). Perubahan endokrinologik yang terjadi adalah berupa fase folikuler yang memendek, kadar estrogen yang tinggi, kadar FSH juga biasanya tinggi, tetapi dapat juga ditemukan kadar FSH yang normal. Fase luteal tetap stabil. Akibat kadar FSH yang tinggi ini dapat terjadi perangsangan ovarium yang berlebihan (hiperstimulasi) sehingga kadang-kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi (Sarwono, 2003).

2. Perubahan Di Luar Organ Reproduksi a. Adipositas (penimbunan lemak)

Penyebaraan lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan atas. Ditemukan 29 % wanita klimakterium memperlihatkan kenaikan berat badan yang sedikit dan 20 % kenaikan yang menyolok. Diduga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar metabolism lemak.

b. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

Adanya gejolak panas suatu peningkatan tekanan darah baik sistol maupun distol. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi esensial primer adalah wanita antara 45-70 tahun. Pada permulaan peningkatan tekanan darah yang paling banyak terjadi selama masa klimakterium. Peningkatan tekanan darah pada usia klimakterium terjadi secara bertahap, kemudian menetap dan lebih tinggi dari tekanan darah sebelumnya.

c. Hiperkolesterolemia ( kolestrol tinggi)

Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol pada wanita terjadi 10-15 tahun lebih lambat pada laki-laki. Peningkatan kadar kolesterol merupakan faktor utama dalam penyebab arterosklerosis.


(38)

d. Aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah)

Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan peningkatan faktor risiko terjadinya aterosklerosis. Sklerosis koroner primer dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering setelah kadar estrogen menurun.

e. Virilisasi (pertumbuhan rambut-rambut halus)

Turunnya estrogen dalam darah dan adanya efek androgen menyebabkan tanda-tanda diferensiasi dari defeminisasi dan maskulinisasi. Hal ini berhubungan dengan ovarium sendiri dalam membentuk estrogen yang bersifat androgen.

f. Osteoporosis (keropos tulang)

Dengan menurunnya kadar estrogen, maka proses osteoblast yang berfungsi dalam pembentukan tulang akann terhambat dan fungsi osteoclast dalam merusak tulang akan meningkat. Karena tulang tua diserap dan dirusak oleh osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast, maka tulang menjadi (Proverawati,2010).

3. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Pramenopause a. Uterus (rahim)

Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstisial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.

b. Tuba Falopii (Saluran Telur)

Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.


(39)

Servik akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa adolesen.

d. Vagina

Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae, berkurangnya vaskularisasi, elastisitas yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks kario piknotik menurun keasaman vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil Donderlein yang menyebabkan glikogen seluler meningkat. Uretra ikut memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternal melemah menyebabkan uretritis dan pembentukan karankula.

e. Dasar Pinggul

Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong di sebabkan prolapsus utero vaginal.

f. Perineum dan anus

Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.

g. Vesika Urinaria (kandung kencing)

Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar.

h. Kelenjer Payudara

Diserapnya lemak subkuten, atrofi jaringan parenkim, lobules menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Putting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor (Proverawati,2010).


(40)

4. Gejala Sindroma Pra Menopause a. Gangguan vasomotor

Hot flush (perasaan panas dari dada hingga wajah), wajah dan leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi kemerahan muncul di dada dan lengan terasa panas (hot flushes) terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi. Perasaan panas terjadi akibat peningkatan aliran darah didalam pembuluh darah wajah,leher,dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan (keringat terutama pada malam hari) palpitasi dan jantung berdebar debar. Hot Flush dialami oleh sekitar 75 % wanita pramenopause sampai menopause terjadi.

b. Night sweat (keringat di malam hari)

Keringat dingin dan gemetaran juga dapat terjadi, selama 30 detik sampai dengan 5 menit.

c. Dryness vaginal (kekeringan pada vagina)

Area genetal yang kering dan bisa sebagai bahan perubahan kadar estrogen. Kekeringan ini dapat membuat area genital. Infeksi vagina dapat menjadi lebih umum.

d. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung

Penurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmitter yang ada di otak. Neurotransmiter yang terdapat di otak antara lain : Dopamin, serotonin, endorphin

Neurotransmitter-neurotransmiter ini berfungsi dalam menunjang proses kehidupan. Dopamin mempunyai fungsi untuk mempengaruhi emosi, system kekebalan tubuh, dan seksual. Kadar dopamin dipengaruhi oleh estrogen, selain itu endorfin dapat merangsang terbentuknya dopamin. Serotonin berfungsi untuk mempengaruhi suasana hati dan aktifitas istirahat.


(41)

rasa nyeri, sakit. Produksi endorfin pada masa pramenopause mengalami penurunan hal ini terjadi karena kadar estrogen dalam darah juga mengalami penurunan. Penurunan kadar endorfin, dopamin, dan serotonin tersebut mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan suasana hati yang sering berubah atau mudah tersinggung.

e. Insomnia (susah tidur)

Beberapa wanita mengalami kesuliatan saat tidur, mereka tidak dapat tidur dengan mudah atau mungkin bangun terlalu dini. Mereka mungkin perlu ke kamar mandi di tengah malam, kemudian menemukan mereka tidak dapat kembali tidur. Hot flushes juga dapat menyebakan perempuan terbangun dari tidur. Selai itu kesulitan tidur dapat menyebabkan karena rendahnya kadar serotonin dipengaruhi oleh kadar endorfin.

f. Gejala akibat kelainan metabolik

Meliputi kelainan metabolisme lemak di hati. Penurunan kadar estrogen menyebabkan meningkatnya kadar kolesterol LDL dan menurunnya kadar kolesterol HDL.

g. Depresi (rasa cemas)

Depresi ataupun stres sering terjadi pada wanita yang berada pada masa pra menopause. Hal ini terkait dengan penurunan hormone estrogen sehingga menyebabkan wanita mengalami depresi ataupun strees. Turunnya hormone estrogen menyebabkan turunnya neurotransmitter di dalam otak, neurotransmiter di dalam otak tersebut mempengaruhi suasana hati sehingga jika neurotransmiter ini kadarnya rendah, maka akan muncul perasaan cemas yang merupakan pencetus terjadinya depresi ataupun stress.

h. Fatique (mudah lelah)

Rasa lelah sering kali muncul ketika menjelang masa pra menopause karena terjadi perubahan hormonal pada wanita yaitu terutama hormone estrogen.


(42)

i. Penurunan libido

Para penelitian melaporkan, wanita yang keinginan seksualnya berkurang selama menopause lebih banyak melaporkan gangguan tidur, keringat malam dan depresi. Menurut studi yang dipublikasikan pada edisi juni 2007. American Journal of Obstretics and Gynecology, 341 partisipasi peri dan pasca menopause dalam uji acak terapi alternative menopause, 64% melaporkan libido yang berkurang, 18% dengan depresi sedang sampai berat dan 43% mengalami kualitas tidur yang jelek. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penurunan libido pada wanita usia pertengahan begitu kompleks, termasuk depresi, gangguan tidur dan keringat malam hari. Semuanya merupakan gejala-gejala umum masa transisi menopause dan awal menopause.

j. Disparreunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)

Hal ini terjadi karena vagina menjadi pendek menyempit, hilang elastisitas, epitelnya tipis dan mudah trauma karena kurang lubrikasi.

k. Inkontinensia urin

Beberapa perempuan memiliki resiko lebih terhadap adanya infeksi saluran urin. Masalah yang lain yang muncul adalah kesulitan untuk menampung air seni yang cukup lama hingga dapat sampai ke kamar mandi. Beberapa wanita menemukan bahwa kebocoran air seni selama latihan, bersin, batuk, tertawa atau berjalan. Gejala yang disebabkan oleh karena atropi urogenitalis, yang sering dirasakan kering pada vagina, rasa perih, keputihan, rasa panas pada vagina, selalu ingin kencing, dispareunia dan nokturia. Uretra dan vagina berasal dari jaringan embriologik yang sama, sehingga defisiensi estrogen menyebabkan atrofi pada keduanya. Dinding vagina akan menipis, dan terjadi atrofi kelenjer vagina, sehingga lubrikasi berkurang dan menyebabkan dispareuni. Menurunnya aktifitas seksual juga makin menurunkan lubrikasi


(43)

dan memperparah atrofi. Efek defisiensi estrogen pada uretra dan kandung kemih berhubungan dengan sindrom uretral berupa frequency, urgency dan disuria.

l. Ketidak teraturan siklus haid

Adanya gangguan siklus haid seperti polymenorrhoea, olygomenorrhoea, amenorrhea dan metrorragia, hal ini terjadi karena kadar estrogen menurun saat pra menopause.

m. Gejala kelainan metabolisme mineral

Mudah terjadi fraktur pada tulang, akibat ketidak seimbangan absorpsi dan resorbsi mineral terutama kalsium. Bila hal ini berlangsung lama, dapat mengakibatkan osteoporosis. Osteoporosis yang terjadi secara cepat paling sering terjadi pada tahun-tahun pra menopause. Kebanyakan wanita memiliki puncak kepadatan tulang pada usia 25-30 tahun selanjutnya terjadi osteoporosis 0,13% per tahun. Selam tahun-tahun awal pramenopause, laju kehilangan masa tulang sekitar 3 % pertahun (Proverawati,2010).

5. Faktor Yang Berpengaruhi Terhadap Gejala Pra Menopause Adapun faktor yang berpengaruh terhadap gejala pra menopause antara lain :

a. Faktor Psikis

Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan si wanita untuk menyesuaikan diri.


(44)

b. Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis, psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.

c. Budaya dan Lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah di buktikan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuikan diri dengan fase klimakterium dini.

d. Faktor Lain

Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah atau belum berumah tangga, menarch (menstruasi pertama) yang terlambat berpengaruh terhadap keluhan-keluhan klimakterium yang ringan (Proverawati, 2010).

C. Menopause

1. Definisi Menopause

Menopause adalah periode menstruasi spontan yang terakhir pada seseorang wanita dan merupakan diagnosis yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenore selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia 56-60 tahun (Manuaba, dkk, 1999).

Sedangkan menurut dr. Ichramsyah A. Rachman, SpOG., dalam buku Kelanggenan Usia Subur, menyebutkan usia menopause terjadi pada usia 48-50 tahun.

2. Gejala Menopause

Perubahan kehidupan merupakan periode seorang wanita harus menyesuaikan secara psikolagis terhadap gaya hidup yang berubah. Penyesuaian tidak terlalu sulit jika dia mempunyai


(45)

3. Perubahan Endokrin Pada Menopause

Menopause memberi sinyal berakhirnya potensi reproduksi seiring dengan dimulainya kegagalan fungsi ovarium secara ireversibel. Habisnya simpanan oosit ovarium menyebabkan terhentinya perkembangan folikel dan ovulasi. Hasilnya adalah:

a. Penurunan terhadap estradiol sirkulasi dan kadar estrogen darah yang sangat rendah setelah aktifitas ovarium berhenti. Estrogen utama setelah menopause adalah estrogen yang berasal dari konversi androgen adrenal di jaringan perifer.

b. Peningkatan gonadotrofin sirkulasi, follicle stimulating hormone (FSH), dan luteinizing hormoe (LH) akibat hilangnya efek umpan balik negatif estrogen.

c. Amenore akibat tidak adanya stimulasi endometrium oleh hormone-hormon steroid ovarium (Glasier, 2006).

4. Osteoporosis

Ketika usia memasuki menopause, salah satu penyakit yang ditakuti akan diderita adalah osteoporosis. Penderita osteoporosis ini semakin meningkat dari hari ke hari dengn semakin bertambahnya usia harapan hidup bangsa indonesia. Selain itu, masalah osteoporosis cukup mengkhawatirkan di Asia karena postur tubuh wanita Asia yang kecil lebih beresiko terkena osteoporosis.

a. Kerapuhan tulang

Osteoporosis atau kekeroposan tulang dapat menyerang siapapun, baik pria maupun wanita. Kondisi ini ditandai dengan keadaan tulang yang menjadi tipis, rapuh keropos dan mudah patah.


(46)

Osteoporosis terjadi secara perlahan dalam menipiskan dan merapuhkan tulang sehingga lama-kelamaan tulang pun menjadi ”ringkih”. Akibatnya, hanya dengan mengangkat beban yang agak sedikit berat saja, tulang bisa patah.

b. Sejarah bertambahnya usia

Setelah usia 30 tahunan seperti bagian tubuh yang lain, tulang lebih banyak yang dirombak daripada yang dibentuk. Seiring dengan makin menurunnya produksi hormon estrogen. Sesudah usia 30 tahun, secara bertahap masa tulang berkurang. Oleh karena itu, masa tulang puncak dapat dipertahankan sampai usia sekitar 45 tahun.

Penurunan tulang menjadi bermakna karena menurunnya hormon estrogen beberapa tahun sebelum masa menopause dan berlanjut sampai 5 tahun kemudia. Selanjutnya, disusul dengan penurunan masa tulang yang berlangsung lambat sampai sepanjang kehidupan wanita. Kehilangan masa tulang merupakan fenomena universal yang dimulai sekitar usia 40 tahun. Kehilangan masa tulang akan meningkat pada wanita postmenopause, yaitu rata-rata kehilangan masa tulang 2% tiap tahun.

c. Mendeteksi gejalanya

Osteoporosis merupakan penyakit tersembunyi. Maksudnya penyakit ini muncul terkadang tanpa gejala dan tidak terdeteksi. Penyakit ini seringkali baru diketahui ketika timbul gejala nyeri karena microfracture atau karena patah tulang anggota gerak hanya karena penyebab yang sepele, seperti jatuh. Biasanya, bagian yang sering patah adalah tulang pangkal paha, tulang belakang dan pergelangan tangan.


(47)

Sebenarnya ada tanda-tanda yang perlu di curigai bahwa hal itu merupakan gangguan karena osteoporosis, yaitu pegal, linu, dan nyeri tulang, khususnya di daerah tulang pangkal paha, tulang belakang dan pergelangan tangan dan tumit. Osteoporosis juga menyebabkan tubuh cederung bungkuk.

d. Akibatnya bisa patah tulang

Apa akibatnya apabila menderita kerapuhan tulang yang mengancam kehidupan seorang wanita?

Risiko paling tidak menguntungkan pasien osteoporosis adalah terjadinya patah tulang, terutama dipergelangan tangan, panggul dan tulang belakang. Angka kejadian patah tulang pada osteoporosis mencapai 50% dari semua wanita yang berumur 70 tahun ke atas. Jadi, osteoporosis merupakan komplikasi jangka panjang dari menopause dan kejadian patah tulang panggul adalah sekitar 15%.

Apabila penanganan tidak dilakukan secara tuntas sampai dengan rehabilitas medik maka pasien akan mengalami ketidakseimbangan fungsi organ tubuh, gangguan fungsi aktivitas dari tingkat sederhana sampai berat, dan kesulitan untuk bersosialisasi. Pengobatan osteoporosis dengan komplikasi patah tulang sangat sulit memerlukan waktu lama serta biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, pencegahan merupakan altelnatif yang penting.

e. Penyebab osteoporosis

Selama ini, berkembang pemikiran dari masyarakat awam bahwa osteoporosis muncul karena seseorang telah memasuki masa menopause (pada wanita) atau organ reproduksinya tidak berfungsi lagi. Pemikiran ini tidak salah karena memang penyakit ini baru akan muncul setelah seseorang memasuki masa menopause. Namun,


(48)

ternyata tidak semua wanita yang telah memasuki masa menopause ini berisiko tinggi menderita osteoporosis. Seperti : Kekurangan estrogen, kekurangan kalsium, kekurangan vitamin D, kurang berolahraga, kafein, akibat penyakit tertentu, faktor genetik

f. Melakukan pemeriksaan

Bagi kelompok berisiko tinggi osteoporsis, sebaiknya dideteksi secara dini dengan pengukuran densitas tulang atau Bone Density Test (DEXA). Pemeriksaan ini untuk mengukur kepadatan tulang dan memfokuskan pada kepadatan tulang belakang, tulang pinggul, dan tulang pergelangan. Bagian-bagian ini yang merupakan bagian yang berisiko tinggi untuk patah. Pengukuran ini menggunakan x-ray.

g. Pencegahan Osteoporosis

Sebenarnya osteoporosis dapat dicegah. Pada masa menopause wanita rata-rata kehilangan 15% masa tulang. Namun, jika kepadatan dan kekuatan tulang mereka sudah ditabung, kehilangan masa tulangsebesar 15% tidak terlalu berarti, yaitu dengan olahraga dan gizi yang tepat.

Pemberian terapi hormon pengganti (hormon replacement), olahraga, serta makan-makanan berkalsium dan mengandung vitamin D dapat mengurangi risiko terkena osteoporosis. Dokter mengajukan setiap orang melakukan tindakan pencegahan dini dengan membentuk tulang yang kuat agar mencapai masa tulang puncak yang lebih baik.

5. Terapi Sulih Hormon (TSH)


(49)

pramenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk mencegah berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan TSH juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua. Namun yang lebih penting, dengan TSP jika seorang wanita diberikan usia yang panjang, ia dapat mencegah penyakit dan proses menurunnya kondisi tubuh. Dengan pemberian TSH, kualitas hidupnya dapat ditingkatkan sehingga memberikan kesempatan untuk dapat hidup nyaman, secara fisiologis maupun psikologis.

a. Mencegah beberapa penyakit

Sebagai pengganti hormon yang berkurang pada menopause, TSH dapat juga mencegah, paling tidak mengurangi risiko terkena beberapa penyakit seperti : mengurangi keluhan ringan, osteoporosis, penyakit jantung koronerkanker, peningkatan perasaan, pengaruh fisik lainya.

b. Jenis hormon dan pengaruhnya

Ternyata, TSH mengandung beberapa macam hormon, yang dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu TSH estrogen,TSH progestin, TSH estrogen-androgen, TSH estrogen-androgen-progestin. Mengapa demikian? Sebagian obat yang diberikan dalam jangka waktu lama maka akan memiliki kelebihan da n kekurangan. Oleh karena itu, kombinasi ini untuk mengurangi kekurangan akibat pemakaian salah satu hormon tersebut (kasdu, 2002).


(50)

6. Persiapan Fisik Menghadapi Menopause

Kesiapan seorang wanita menghadapi masa menopause akan sangat membantu ia menjalani masa ini dengan lebih baik. Selanjutnya, apa saja yang sebaiknya dilakukan ketika wanita hendak memasuki masa menopause.

a. Berolahraga secara teratur

Olahraga selain membantu mengurangi datangnya gejala awal menopause, dapat pula meningkatkan kekuatan tulang, olahraga juga sudah terbukti bisa mencegah penyakit jantung, diabetes, jenis kanker tertentu, dan juga mengusir stres. Mulailah dengan olahraga seperti jalan kaki, joging, bersepeda, berenang, naik tangga, dan lompat tali. Lakukan paling sedikit 3 kali dalam seminggu minimal 30 menit sekali latihan. b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium

Mengkonsumsi makanan seperti susu, keju dan kacang-kacangan dapat mengurangi kekeroposan tulang. Telah terbukti bahwa pemberian kalsium jangka panjang (12 tahun) dengan dosis 1,2-2,5 gr/hari dapat menurunkan patah tulang sampai 50%. Pemberian kalsium jangka pendek dengan dosis rendah tidak ada gunanya.

c. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran. Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan tubuh.

d. Mengurangi konsumsi teh, kopi, minum soda dan alkohol

Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat penyerapan kalsium.


(51)

e. Menghindari merokok

Merokok dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis (kasdu, 2002).

7. Persiapan Psikis Menghadapi Menopause

Adapun persiapan-persiapan psikis memasuki masa menopause dapat berupa : a. Mengikuti aktivitas yang menyenangkan

b. Memperbanyak kawan bicara

c. Makanlah secara teratur dan bergizi, kurangi lemak, alkohol dan kafein d. Olahraga secara teratur

e. Mencoba teknik mengurangi stres seperti nafas yang dalam , meditasi f. Tidurlah yang cukup setiap malam


(52)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause (Proverawati,2010).

Menurut Proverawati (2010), sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pramenopause dimana pada fase pramenopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan (anovulatoir). Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala pramenopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun yaitu terjadinya masa menopause dimana pada masa menopause ini wanita sudah tidak mengalami haid lagi.

Marga (Life challenges, 2007), menopause adalah hal alami yang terjadi pada setiap wanita. Sebagian orang beranggapan bahwa menopause adalah hal yang menyenangkan, dan sebagian lagi menganggap bahwa menopause adalah kesedihan karena kehilangan masa produktif. Istilah menopause berarti berhentinya menstruasi. Masa ini adalah tahap normal kehidupan dimana setiap wanita akan melaluinya antara umur 40 sampai 60 tahun. Rata-rata menopause dimulai pada usia 52 tahun. Kebanyakan wanita memasuki periode pramenopause 3 sampai 5 tahun lebih awal dari menopause sebenarnya.


(53)

Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memberikan respon terhadap hormone-hormon tertentu dari otak, sehingga pematangan sel telur berhenti secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar estrogen dan progesterone sehingga menyebabkan gejala -gejala menopause.

Gejala-gejala psikologis pada masa menopause adalah : perasaan murung, kecemasan, irritabilitas dan perasaan yang berubah-ubah, labilitas, emosi, merasa tidak berdaya, gangguan daya ingat, konsentrasi berkurang, sulit mengambil keputusan, merasa tidak berharga (Glasier & Gebbie, 2006).

Gejala-gejala fisik yang dapat timbul pada menopause adalah : semburan rasa panas (hot flushes) dan keringat pada malam hari, kelelahan, insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada persendian, sakit kepala, palpitasi (denyut jantung cepat dan tidak teratur), dan berat badan bertambah.

Cemas (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi, ketika merasa cemas individu merasa tidak nyaman takut dan memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi (Videbeck, 2008).

Marga (Hawari,2006), tahapan perkembangan merupakan salah satu stressor psikologis. Misalnya, masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut, yang secara alamiah akan dialami oleh setiap orang. Dan apabila tahapan perkembangan tersebut tidak dapat dilampaui dengan baik (tidak mampu beradaptasi), akan terjadi kecemasan.

Tingkat kecemasan dibagi menjadi 4 yaitu : kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memutuskan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, kecemasan berat sangat


(54)

mengurangi lahan presepsi seseorang, dan tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan eror (Stuart, 2006).

Dari hasil survey awal yang peneliti lakukan di peroleh data ibu pramenopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2012 sebanyak 42 orang.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul hubungan kecemasan ibu pramenopause dengan persiapan ibu menghadapi menopause.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik demografi ibu pramenopause b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu pramenopause c. Untuk mengetahui persiapan ibu menghadapi menopause


(55)

D. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk praktek kebidanan dan penelitian kebidanan yang akan datang.

1. Bagi Masyarakat Umum dan Bagi Ibu Pramenopause

Hasil penelitian ini akan memberikan infomasi penting kepada masyarakat, terutama ibu pramenopause tentang persiapan ibu menghadapi menopause, sehingga ibu pramenopause akan dapat mengatasi kecemasan ibu pramenopause dengan mempersiapkan diri untuk menghadapi menopause.

2. Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini merupakan evidence tentang hubungan kecemasan ibu pramenopause dengan persiapan menghadapi menopause yang dapat dijadikan sebagai masukan dalam pemberian pelayanan asuhan kebidanan pada ibu pramenopause. Sehingga para bidan dapat memberikan perhatian terhadap ibu pramenopause.

3. Penelitian kebidanan yang akan datang

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan menambah referensi dasar penelitian lanjutan khususnya tentang hubungan kecemasan ibu pramenopause dengan persiapan menghadapi menopause.

4. Ilmu Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan guna mendukung pengembangan ilmu pengetahuan kebidanan yang terkait dengan hubungan kecemasan ibu pramenopause dengan persiapan menghadapi menopause.


(56)

Judul : Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

Nama : Sustika Ranti

Jurusan : Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause. Sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pramenopause dimana pada fase pramenopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan (anovulatoir).

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui kecemasan ibu pramenopause dan persiapan ibu menghadapi menopause dan persiapan ibu menghadapi masa menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan populasi adalah seluruh ibu pramenopause yang berumur 46-55 tahun di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu sebanyak 42 orang. Hasil : Berdasarkan data yang diperoleh diketahui ibu pramenopause mayoritas berumur 49 tahun sebanyak 10 orang responden (23,8%), beragama Islam 42 orang (100%), mayoritas responden bersuku Jawa sebanyak 36 responden (85,7%), dengan tingkat pendidikan mayoritas SD sebanyak 23 orang (54,8%), mayoritas pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 responden (40,5%). Dari tingkat kecemasan pada ibu pramenopause mayoritas terdapat 26 orang responden (61,91%) yang memiliki tingkat kecemasan ringan. Persiapan fisik ibu menghadapi masa menopause mayoritas terdapat 25 orang responden (59,53%) yang memiliki persiapan fisik baik. Dan Persiapan psikis ibu menghadapi masa menopause mayoritas terdapat 26 responden (61,1%) yang memiliki persiapan psikis baik.

Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa ibu pramenopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.memiliki kecemasan ringan dan persiapan fisik dan psikis yang baik dalam menghadapi masa menopause.


(57)

KECEMASAN IBU PRAMENOPAUSE DAN PERSIAPAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI DUSUN II DESA CINTA RAKYAT KEC. PERCUT

SEI TUAN KAB. DELI DERDANG TAHUN 2012

Sustika Ranti 115102108

PROGRAM D-IV KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(58)

(59)

Judul : Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.

Nama : Sustika Ranti

Jurusan : Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause. Sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pramenopause dimana pada fase pramenopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan (anovulatoir).

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui kecemasan ibu pramenopause dan persiapan ibu menghadapi menopause dan persiapan ibu menghadapi masa menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan populasi adalah seluruh ibu pramenopause yang berumur 46-55 tahun di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang. Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu sebanyak 42 orang. Hasil : Berdasarkan data yang diperoleh diketahui ibu pramenopause mayoritas berumur 49 tahun sebanyak 10 orang responden (23,8%), beragama Islam 42 orang (100%), mayoritas responden bersuku Jawa sebanyak 36 responden (85,7%), dengan tingkat pendidikan mayoritas SD sebanyak 23 orang (54,8%), mayoritas pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 17 responden (40,5%). Dari tingkat kecemasan pada ibu pramenopause mayoritas terdapat 26 orang responden (61,91%) yang memiliki tingkat kecemasan ringan. Persiapan fisik ibu menghadapi masa menopause mayoritas terdapat 25 orang responden (59,53%) yang memiliki persiapan fisik baik. Dan Persiapan psikis ibu menghadapi masa menopause mayoritas terdapat 26 responden (61,1%) yang memiliki persiapan psikis baik.

Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa ibu pramenopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang.memiliki kecemasan ringan dan persiapan fisik dan psikis yang baik dalam menghadapi masa menopause.


(60)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul ”Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012.” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat penelitian ini tepat pada waktunya. Sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Diah Lestari Nasution, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Proposal Penelitian ini.

4. Seluruh Staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Darwin Zein, S.Sos, selaku Camat Kecamatan Percut Sei Tuan yang telah memberikan izin peneliti untuk mengadakan penelitian di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2012.


(61)

6. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis hingga membuat semangat penulis terus terpacu dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. Kakak dan abang tercinta yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis baik moril maupun materil.

7. Rekan-rekan mahasiswa program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara, yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya karya tulis ilmiah.

Medan, Juni 2012 Penulis


(62)

DAFTAR ISI

Halamam

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kecemasan ... 6

1. Defenisi Kecemasan ... 6

2. Gangguan Kecemasan ... 6

3. Etiologi Kecemasan ... 7

4. Faktor Predisposisi... 7

5. Tingkat Kecemasan ... 8

B. Premenopause ... 10

1. Defenisi Pramenopause ... 10

2. Perubahan Di Luar Oragan Reproduksi ... 11

3. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Pramenopause ... 12

4. Gejala Sindroma Pra Menopause ... 14

5. Faktor Yang Berpengaruh Gejala Pra menopause ... 18

C. Menopause ... 19

1. Defenisi Menopause ... 19


(63)

5. Persiapan Psikis menghadapi Menopause ... 21

BAB III KERANGKA KONSEP ... 22

A. Kerangka Konsep ... 22

B. Hipotesis Penelitian ... 22

C. Defenisi Operasional ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ... 24

A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 24

1. Populasi ... 24

2. Populasi Penelitian... 24

C. Tempat Penelitian ... 24

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Alat Pengumpulan Data ... 26

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

H. Prosedur Penumpulan Data ... 28

I. rencana Analisis Data ... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil ... 37

B. Pembahasan ... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(64)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Respon Fisik Kecemasan ... 9

Tabel 3.1 Defenisi Operasional... 29 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab.

Deli Derdang Tahun 2012. ... 38

Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Kecemasan Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab.

Deli Derdang Tahun 2012. ... 39 Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012. ... Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Persiapan Fisik

Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan

Kab. Deli Derdang Tahun 2012. ... 41

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Persiapan Fisik Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan

Kab. Deli Derdang Tahun 2012. ... 43


(65)

Tabel 5.7Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Persiapan Psikis Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab.


(66)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Kerangka Konsep ... 28


(67)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 : surat izin pengambilan data Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Penelitian


(1)

DAFTAR ISI

Halamam

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kecemasan ... 6

1. Defenisi Kecemasan ... 6

2. Gangguan Kecemasan ... 6

3. Etiologi Kecemasan ... 7

4. Faktor Predisposisi... 7

5. Tingkat Kecemasan ... 8

B. Premenopause ... 10

1. Defenisi Pramenopause ... 10

2. Perubahan Di Luar Oragan Reproduksi ... 11

3. Perubahan Organ Reproduksi Pada Masa Pramenopause ... 12

4. Gejala Sindroma Pra Menopause ... 14

5. Faktor Yang Berpengaruh Gejala Pra menopause ... 18

C. Menopause ... 19


(2)

5. Persiapan Psikis menghadapi Menopause ... 21

BAB III KERANGKA KONSEP ... 22

A. Kerangka Konsep ... 22

B. Hipotesis Penelitian ... 22

C. Defenisi Operasional ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ... 24

A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 24

1. Populasi ... 24

2. Populasi Penelitian... 24

C. Tempat Penelitian ... 24

D. Waktu Penelitian ... 25

E. Etika Penelitian ... 25

F. Alat Pengumpulan Data ... 26

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

H. Prosedur Penumpulan Data ... 28

I. rencana Analisis Data ... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil ... 37

B. Pembahasan ... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Respon Fisik Kecemasan ... 9

Tabel 3.1 Defenisi Operasional... 29 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden

Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab.

Deli Derdang Tahun 2012. ... 38

Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Kecemasan Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab.

Deli Derdang Tahun 2012. ... 39 Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan

Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012. ... Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Persiapan Fisik

Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan

Kab. Deli Derdang Tahun 2012. ... 41

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Persiapan Fisik Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan

Kab. Deli Derdang Tahun 2012. ... 43


(4)

Tabel 5.7Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Persiapan Psikis Di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab.


(5)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Kerangka Konsep ... 28


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 : surat izin pengambilan data Lampiran 4 : Lembar Kuesioner Penelitian


Dokumen yang terkait

Evaluasi Skrining Anemia Pada Ibu Hamil Oleh Bidan Di Desa Bandar Khalifah Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

5 69 55

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012

2 62 79

Perilaku Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang

4 74 77

Pengetahuan Ibu tentang Mobilisasi Dini Pasca Persalinan Normal Pervaginam di Dusun IX Desa Bandar Klippa Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2010

1 32 56

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

0 0 11

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

0 0 1

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

0 0 4

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

0 0 20

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

0 0 1

Kecemasan Ibu Pramenopause dan Persiapan Ibu Menghadapi Menopause di Dusun II Desa Cinta Rakyat Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Derdang Tahun 2012

0 0 8