Evaluasi Skrining Anemia Pada Ibu Hamil Oleh Bidan Di Desa Bandar Khalifah Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
EVALUASI SKRINING DAN OUTCOME ANEMIA PADA IBU HAMILOLEH BIDAN DI DESA BANDAR KHALIFAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014
DISUSUN OLEH WULANDARY
135102001 KARYA TULIS ILMIAH
FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA D-IV BIDAN PENDIDIK
(2)
(3)
Evaluasi Skrinining dan Outcome Anemia pada Ibu Hamil oleh Bidan di Desa Khaliafah Kec amatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
ABSTRAK Wulandary
Latar belakang : Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, partus
lama dan komplikasi
abortus
. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah
anemia, sebanyak 51% menurut s urvei kesejahteraan rumah tangga . Anemia dalam
kehamilan adalah keadaan di mana kadar
Hemoglobin
ibu hamil kurang dari 11 g/%.
Badan kesehatan nasional (WHO) memperkirakan bahwa 35 -75% ibu hamil di negara
berkembang mengalami anemia.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui evaluasi
skrining
dan
outcome
anemia pada ibu
hamil oleh bidan di Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang tahun 2014.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
total sampling
. Analisa data menggunakan univariat.
Hasil : Hasil penelitian diperoleh dari 30 responden mayoritas berumur 20 -30 tahun
sebanyak 18 responden (60,0 %), berpendidikan D3 Kebidanan sebanyak 25 responden
(83,3%), lama bekerja 1-10 tahun sebanyak 17 responden (56,6%), dan tidak melakukan
skrining
anemia sesuai standar sebanyak 30 responden (100%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa bidan tidak melakukan
skrining anemia pada ibu hamil . Jadi,
skrining
anemia belum seratus persen dilakukan
oleh bidan. Dari hasil penelitian ini peneliti menganjurkan kepada tenaga kesehatan
untuk melakukan
skrining
anemia pasa ibu hamil, khususnya ibu hamil trimester
pertama
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Evaluasi
Skrining Anemia Pada Ibu Hamil Oleh Bidan Di Desa Bandar Khalifah Kec.Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin meng ucapkan terima kasih
kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2. Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep selaku Ketua Program Studi D -IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara .
3. Dr. M. Fahdy. MSc. SpoG selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan kepada penulis.
4. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D -IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nas ihat selama menjalani penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua serta keluarga yang tidak henti-hentinya mendoakan, memberikan dukungan, mendidik, membesarkan pe nulis dengan cinta dan kasih say ang serta perhatian.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan D -IV Bidan Pendidik yang telah memberikan masukan dan support yang positif kepada penulis.
(5)
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan .
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan tanggapan demi kesempurnaan
karya tulis ilmiah ini, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diterima dan dilanjutkan
serta memberi manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membaca .
Medan,
Juli 2014
(6)
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ... . i
KATA PENGANTAR ... ... ...
ii
DAFTAR ISI ... ... ... ... iv
DAFTAR TABEL ... ... ...
vi
DAFTAR SKEMA ... ... ...
vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ... ...
viii
BAB 1
PENDAHULUAN ... ... ... 1
A. Latar Belakang ... ... ...
1
B. Perumusan Masalah ... ... ...
3
C. Tujuan Penelitian ... ... ...
3
C.1. Tujuan Umum ... ... ...
4
C.2. Tujuan Khusus ... ... ...
4
D. Manfaat Penelitian ... ... ...
4
BAB
2
TINJAUAN PUSTAKA
... ...
5
A. Pengertian Anemia dalam kehamilan ... ...
5
B. Kriteria Anemia ... ... ...
5
C. Penyebab ... ... ...
6
D. klasifikasi ... ... ...
7
D.1. Anemia defisiensi zat besi ... ...
7
D.2. Anemia defisiensi vitamin B12 ... ...
9
D.3. Anemia defisiensi asam folat ... ...
11
D.4. Anemia megaloblastik ... ...
11
E. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil ... ...
12
F. Diagnosis anemia ... ... ...
13
F.1. pemeriksaan umum ... ...
13
(7)
I.2. Pengaruh anemia pada janin ... ...
18
J. Pengobatan... ...
18
K.Evaluasi... ...
19
K.1. Jenis evaluasi... ...
20
BAB 3
KERANGKA KONSEP ... ...
21
A. Kerangka Konsep ... ... ...
21
B. Defenisi Operasiona ... ... ....
22
BAB 4
METODELOGI PENELITIAN ...
24
A.Desain penelitian... ...
24
B. Populasi dan sampel...
24
C. Tempat penelitian... .
25
D. Waktu penelitian...
25
E. Etika penelitian... ...
25
F. alat pengumpulan data...
26
G. Pengolahan data...
26
H. Analisa data... .
27
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ..
28
A. Hasil penelitian ... ...
28
B.Pembahasan... .
30
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...
32
A. Kesimpulan... ...
32
B. Saran...
32
D.AFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
(9)
DAFTAR SKEMA
Halaman
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar konsultasi
Lampiran 2 : Surat Survei Pendahuluan dari Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 : Kuesioner lembar ceklist
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Maju Sidang
Lampiran 5 : Lembar Kuesioner
Lampiran 6 : Master Tabel
Lampiran 7 : Surat Izin Pengambilan Data
Lampiran 8 : Surat Balasan Penelitian
(11)
Evaluasi Skrinining dan Outcome Anemia pada Ibu Hamil oleh Bidan di Desa Khaliafah Kec amatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
ABSTRAK Wulandary
Latar belakang : Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, partus
lama dan komplikasi
abortus
. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah
anemia, sebanyak 51% menurut s urvei kesejahteraan rumah tangga . Anemia dalam
kehamilan adalah keadaan di mana kadar
Hemoglobin
ibu hamil kurang dari 11 g/%.
Badan kesehatan nasional (WHO) memperkirakan bahwa 35 -75% ibu hamil di negara
berkembang mengalami anemia.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui evaluasi
skrining
dan
outcome
anemia pada ibu
hamil oleh bidan di Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang tahun 2014.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
total sampling
. Analisa data menggunakan univariat.
Hasil : Hasil penelitian diperoleh dari 30 responden mayoritas berumur 20 -30 tahun
sebanyak 18 responden (60,0 %), berpendidikan D3 Kebidanan sebanyak 25 responden
(83,3%), lama bekerja 1-10 tahun sebanyak 17 responden (56,6%), dan tidak melakukan
skrining
anemia sesuai standar sebanyak 30 responden (100%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa bidan tidak melakukan
skrining anemia pada ibu hamil . Jadi,
skrining
anemia belum seratus persen dilakukan
oleh bidan. Dari hasil penelitian ini peneliti menganjurkan kepada tenaga kesehatan
untuk melakukan
skrining
anemia pasa ibu hamil, khususnya ibu hamil trimester
pertama
(12)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik, karena meskipun bukan penyakit tetapi sering kali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik, serta fisiologik, dalam tubuh ibu, salah satu perubahan fisiologik yang terjadi adalah perubahan hemodinamik (Sarwono, 2010).
Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya volum plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi hem oglobin (Hb) akibat hemodilu si (Sarwono, 2010).
Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian matern al, peningkatan angka kesakitan dan kematian jann serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah.
Badan kesehatan nasional (WHO) memperkirakan bahwa 35 -75% ibu hamil dinegara berkembang mengalami anemia. Namun, banyak diantara mereka yang tel ah menderita anemia pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil dinegara berkembang dan 12% dinegara yang lebih maju. (Sarwono, 2010).
Di Amerika serikat, orang yang mengalami anemia sebanyak 2% sampai 10%. Negara- negara lain memiliki tingkat anemia lebih tinggi. Pada perempuan muda terdapat dua kali lebih mungkin untuk mengalami anemia dibandingkan laki -laki muda karena pendarahan menstruasi yang teratur. Anemia terjadi pada kedua orang muda dan orang tua, t etapi anemia pada orang
(13)
tua lebih mungkin menyebabkan gejala karena biasanya memiliki masalah medis tambahan (Poverawati, 2011 ).
Pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi, ganbaran penurunan AKI menurut survei demografi dan ke sehatan Indonesi a (SDKI) dari tahun 1994, 1997 sampai 2000 adalah 390/100.000 kelahiran hidup, 339/ 100.000 kelahiran hidup dan 307/100.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 da n 89% dengan menetapkan Hb 11 g % (g/dl) sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swie Tjiong menemu kan angka anemia kehamilan
3,8% pada trimester I , 13,6 % trimester II, dan 24,8 % pada trimester III. Akrib Sukarman menemukan sebesar 40,1 % di Bogor. Bakta menemuka n anemia kehamilan sebesar 50,7 % di puskesmas kota Denpasar sedangkan Sindhu menemukan 33,4 % di puskesmas Mengwi. Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70 % ibu hamil mengalami anemia akibat kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa kebanyakan anemia yang di derita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi
secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan m alnutrisi atau kekurangan gizi; kehamilan pada persalinan dengan jarak berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.
Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, partus lama dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia, sebanyak 51% menurut servei kesejahteraan rumah tangga tahun 1995, kekurangan energi protein (KEP) menurut sensus tahun 2000. Anemia merupakan prioritas pertama yang harus dilakukan oleh
(14)
bidan, karena an emia merupakan penyebabutama perdarahan postpartum.( Sulistyawati, 2009)
Dari pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi skrining dan outcome Anemia pada Ibu Hamil oleh bidan di desa Bandar Khalifah Kecamatan percut sei tuan tahun 2014.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana evaluasi skrining dan outcome Anemia pada ibu hamil l yang dilakukan oleh bidan di desa Bandar Khali fah kecamatan percut sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi skrining Anemia pada ibu hamil di balai praktek mandiri di desa Bandar Khalifah kecamatan percut sei tuan.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui presentase skrining anemia pada ibu hamil sesuai standar pelayanan b) mengetahui outcome skrining anemia pada ibu hamil.
(15)
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bidang Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang demi tercapainya hasil penelitian yang lebih sempurna.
2. Bagi institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pembinaan mahasiswa D-IV bidan pendidik dalam mengoptimalkan proses pembelajaran dan masukan bagi dosen untuk menyikapi evaluasi dan penatalaksanaan anemia pada ibu hamil.
3. Bagi pelayanan kesehatan
Diharapkan bagi pelayanan kebidanan dalam upaya pencapaian program skrining anemia di desa bandar khalifah agar memberikan pendidikan bagi bidan yang kurang memperhatikan skrining anemia pada ibu hamil.
(16)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
WHO mendefenisikan anemia dalam kehamilan sebagai kadar Hb kurang dari 11 g /dl, walaupun defenisi kadar Hb kurang dari 10,5 g/dl lebih banyak digunakan secara luas pada trimester kedua, saat hemodilusi fisiologi mencapai nilai maksimal (S trong, 2006).
A. Kriteria Anemia
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin dan tempat tinggal.
Kriteria anemia menurut WHO (1968) adalah :
Laki-laki : hemoglobin < 13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil : hemoglobin < 12 g/ dl
Wanita hamil : hemoglobin < 11 g/ dl
Anak umur 6-14 tahun : hemoglobin < 12 g/ dl Anak umur 6 bulan - 6 tahun : hemoglobin < 11 g/ dl Secara klinis kriteria anemia di Indonesia umumnya adalah:
1. Hemoglobin < 10 g/dl 2. Hemotokrit < 30 % 3. Erotrosit < 2.8 juta mm 3
(17)
Untuk derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO :
Ringan sekali : Hb 10 g/ dl- Batas Normal
Ringan : Hb 8 g/ dl- 9.9 g/ dl
Sedang : Hb 6 g/ dl- 7.9 g/dl
Berat : Hb < 6 g/dl
Departemen Kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai berikut :
Ringan sekali : Hb 11 g/ dl- batas
Ringan : Hb 8 g/ dl- < 11 g/ dl
Sedang : Hb 5 g/ dl- < 8 g/dl
Berat : Hb < 5 g/dl
B. Penyebab
Banyak bagian tubuh yang penting terlibat dalam sintesis sel darah merah, sebagian besar dilakukan di sumsum tulang. Sumsum tulang adalah jaringan lunak dipusat tulang yang membantu membentuk sel darah. Usia sel darah merah normal antara 90 sampai 120 hari. Bagian tubuh kemudian mengangka t sel-sel darah tua. Hormon yang disebut eritropoietin dibuat di ginjal yang merupakan sinyal pada sumsum tulang untuk membuat sel darah merah. Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen didalam sel darah merah, yang memberi warna merah pada sel darah merah . Orang dengan anemia tidak memiliki cukup hemoglobin. Anemia
(18)
dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi tiga mekanisme utama tubuh tubuh yang menyebabkannya adalah (Proverawati, 2011) .
Penyebab dan akibat rendahnya hemoglobin yang petama, zat besi yang masu k melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan, meningkatnya kebutuhan tubuh, perdarahan yang disebaban oleh infeksi caci ng tambang, malaria dan lainnya.
a. Penurunan Produksi SDM
- Kekurangan zat yang dubutuhkan, seperti zat besi, folat, vit B12
- Masalah produksi di sumsum tulang b. Peningkatan kehilangan SDM
- Perdarahan – selama menstruasi, persalinan, trauma c. Peningkatan destruksi SDM (anemia hemolitik)
- anemia sel sabit - Sindrom HELLP - Sferositosis herediter C. Kasifikasi
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Dua kausa tersering anemia selama kehamilan dan nifas adalah defisiensi zat besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya berkaitan erat karena kehilangan darah dalam jumlah besar disertai hilangnya zat besi hemoglobin serta habisnya simpanan zat besi pada s uatu kehamilan dapat menjadi kausa penting anemia defisiensi zat besi pada kehamilan selanjutnya.
(19)
Pada gestasi tipikal dengan satu janin, kebutuhan total ibu akan zat besi yang dipicu oleh kkehamilan rata -rata mendekati 1000 mg yang jauh melebihi simpanan zat besi sebagian besar wanita. Kecuali jika perbedaan antara jumlah simpanan zat besi yang tersedia ke ibu dan kebutuhan zat besi pada kehamilan normal di kompensasi oleh penyerapan zat besi dari saluran cerna, maka akan terjadi anemia defisiensi zat bes i, karena jumlah zat besi yang disalurkan ke janin dari ibu defisiensi zat besi tidak jauh berbeda dari jumlah secara normal dialihkan, maka neonatus dari ibu yang mengalami anemia berat tidak menderita anemia d efisiensi zat besi (wiliams, 2009) .
Diagnosis anemia biasanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah, seseorang pertama kali dicurigai menderita anemia defisiensi jika pemeriksaan hitung darah lengkap rutin menunjukan kadar Hb yang rendah. Jika MCV juga turun,penyebab terseringnya adalah anemia defisie nsi, maka pemeriksaan yang paling berguna adalah pemerikasaan kadar serum feritin (McGhee, 2000 ; McKay, 2000) .
Jika terjadi defisiensi besi dan folat atau B12, nilai MCV pada rata -rata pemeriksaan, mngkin normal, dengan kadar Hb rendah. Apusa darah menjel askan anemia, penurunan kadar feritin,bersamaan dengan penurunan folat dan kadar vitamin B12, dapat mengindikasikan malabsorpsi. Peningkatan MCV membutuhkan investivigasi lanjut mengenai penyebab anemia, seperti konsumsi tinggi alkohol, anomali tiroid atau hati, atau defisiensi vitamin B12 atau folat. Seorang wanita dengan kelainan hematologisharus dirujuk ke ahli untuk memperoleh pendapat ahli .
Komplikasi Anemia Defisiensi Besi pada maternal, keletihan, sakit kepala, nyeri dada, sesak nafas, takikardia, pe nurunan daya tahan terhadap infeksi, gangguan fungsi
(20)
otot, peniingkatan kehilangan darah selama persalinan, akibat sekunder dari terganggunya fungsi otot dan toleransi yang rendah terhadap kehilangan darah.
Komplikasi pada janin, volume cairan amnion sedik it, perlahiran prematur, berat badan lahir rendah, cadangan zat besi buruk, cadangan zat besi penting pada tahun pertama kehidupan ketika asupan zat besi (Bothamley, Boyle, 2012).
Meskipun perkiraan nilai Hb merupakan metode diagnosisyang paling praktis k arena murah dan mudah dilakukan, pemeriksaan indeks darah dan modalitas diagnostik lainnya perlu untuk menegakkan diagnosis.dalam kehamilan pada umumnya, kebutuhan besi adalah sebagai berikut, besi basal 20 mg, penambahan massa sel darah merah, 570 mg, tra nsfer kejanin, 200 -350 mg,plasenta 50 -150 mg, perdarahan ketika bersalin, 100-250 mg, dukurangi oleh kandungan besi yang tersimpan dalam tubuh akibat amenore (240 -480 mg), kebuthan besi tambahan dalam kehamilan adalah sebesar 500-600 mg, angka ini dapat di penuhi oleh absorpsi besi sebesarm4 -6 mg/ hari. Rat- rata kebuuhan besi adalah4 mg/ hari (2,5 mg/ hari pada awal kehamilan, 5,5 mg/ ari pada minggu 20 -32, dan 6-8 mg/hari mulai dari minggu ke 32 sampai seterusnya).
Terapi anemia defisiensi zat besi oral dalam dosis terapeutik ( unsur besi 200 mg di sertai asam folat 5 mg / hari). Umumnya terjadi peningkatan kadar Hb sebesar 0,8 g/ dl tiap minggunya, hitung retikulosit mulai meningkat dalam waktu5 -10 hari sejah terapi oral mulai diberikan .
2. Anemia Defisiensi Vitamin B12 ( Pernicious Anemia)
Merupakan gangguan autoimun karena tidak adanya intrinsik faktor (IF) yang diproduksi di sel parietal lambung sehingga terjadi gangguan absorbsi vit B 12.
(21)
a. Etiologi dan fakor resiko
- Tidak adanya intrinsik faktor
- Gangguan pada mukosa lambung, ileum dan pankreas
- Tidak adekuatnya intake vit B 12, tapi asam folat banyak
- Obat- obatan yang mengganggu diabsorpsi dilambung (azothioprine, 5 FU, hidroksi urea, phenytoin, kontrasepsi oral)
- Obat- obatan yang merusak ileum (neomisin,met formin)
- Kerusakan absorpsi ( neoplasma, penyakit gastrointestinal, pembedahan reseksi illium)
b. Patofisiologi
Defisiensi vit B 12 dan asam folat diyakini akan menghambat sintesis DNA untuk reflikasi sel termasuk SDM sehingga bentuk, jumlah dan fungsinya tidak sempurna. Instrinsik faktor (IF) berasal dari sel -sel lambung yang dipe ngaruhi oleh pencernaan protein (glukoprotein), IF akan mengalir ke ilium untuk membantu mengabsorpsi Vit B12.
Vit B12 juga berperan dalam pembentukan myelin pada sel saraf sehingga terjadinya defisiensi akan menimbulkan gangguan neurologi.
c. Menifestasi Klinik
- Hb, hematokrit, SDM rendah
- Anemia
- BB menurun, nafsu makan menurun, mual, muntah
- Distensi abdomen, diare, konstipasi.
- Gangguan neurologi (parestesia tangan dan kaki, depresi, gangguan kognitif dan hilang memori)
(22)
- Defisiensi Vit B 12 dengan cara test schiling ( pasien puasa selama 12 jam, kemudian minum air + Vit B 12 radioaktif kemudian berikan B 12 non radioaktif IM, bila diabsorpsi akan keluar melalui urine yang ditampung adal am 24 jam.
d. Penatalaksanaan
- Pemberian Vit B 12 oral, apabila IF kurang diberikan IM, 100 g tiap bulan.
- Pemberian diet zat besi ( daging, hati, kacang hijau,telor, produk susu), asam folat. 3. Anemia Defisiensi Asam Folat
Kebutuhan folat sangat kecil, biasany a terjadi pada orang yang kurang makan sayur dan buah-buahan, gangguan pada pencernaan alkoholik dapat meningkatkan kebutuhan folat, wanita hamil, masa pertumbuhan. Defisiensi sam folat juga dapat mengakibatkan sindrom mal - absorpsi.
a. Menifestasi Klinik
- Hampir sama dengan defisiensi vit B 12 yaitu adanya gangguan neurologi seperti gangguan (kepribadian dan daya ingat).
- Biasanya disertai ketidakseimbangan elektrolit (magnesium, kalsium)
- Defisiensi asam folat kurang dari 3 -4 ng/ml (N:7-20 ng/ml)
- Vit B12 normal b. Penatalaksanaan
- Berikan asam folat 0.1 -5 mg setiap hari, jika mal - absorpsi diberikan IM .
- Berikan vit C untuk membantu penyerapan dan eritropoitis.
- Berikan diet tinggi asam folat (asparagus, brokoli,nanas,melon, sayuran hijau,ikan,hati, daging, stoberi, susu, telor, hati, kentang, roti)
(23)
4. Anemia karena megaloblastik
Di Amerika Serikat, anemia megaloblastik yang dimulai selam kehamilan hampir selalu disebabkn oleh defisiensi asam folat. Kelainan ini biasanya dijumpai pada wanita yang kurang mengkonsu msi sayuran berdaun hijaun segar, kacang -kacangan, atau protein hewani. Terapi dari anemia megaloblastik akibatkehamilan hrus mencakup asam folat, diet bergizi, dan besi. Asam folat, bahkan sekecil 1 mg yang diberikan per hari menghasilkan respons hematolo gis yang mencolok. Pada hari ke-4 sampai ke-7 pengobatan, hitung retikulosit meningkat secara bermakna. Janin dan plasenta mengekstraksikan folat dari sirkulasi ibu sedemikian efektifnya sehingga janin tidak anemik meskipun ibunya mengalami anemiaberatakibat defisiensi folat (Wiliam, 2009).
D. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki -laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zatbesi sebesar 30 sampai 40 mg. Disamping itu, kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan palsenta. Makin sering seseorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis.
Sebagai gambaran berapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan perhatikan bagan berikut.
Meningkatkan sel darah ibu 500 mg Fe
Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe
(24)
Jumlah 900 mg Fe
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengeceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah merah 18% sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11g%, dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan a nemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai10g%.
Setelah persalinan dengan lahirnya plasenta dan perdarahan ibu akan kehilangan zatbesi sekitar 900 mg. Saat laktasi, ibu masih memerlukan kesehatan jasmani yang optimalsehingga dapat menyiapk an ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia, laktasi tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik (Manuaba, dkk, 2002) .
Makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain, telur (kuning telur), ikan, legum (kacang polong dan kacan g kacangan), daging hati, adalh sumber tertinggi), unggas, kismis, whole roti gandum
E. Diagnosis Anemia 1. Pemeriksaan umum
Pemeriksaaan umum: takikardia, takipnea, dan tekanan nadi yang melebar merupakan mekanisme kompensasi untuk meningkatkan aliran darah dan pengangkutan oksigen ke organ utama, kulit dan konjungtiva tampak pucat. Ikterus dapat dilihat pada anemia hemolitik. Gambaran fisik lain yang menyertai anemia berat meliputi, kardiomegali, bising “ hemik “ hepatomegali dan splenomegali.
(25)
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter dengan mudah dapat mendeteksi anemia dengan melihat gambaran sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap. Berdasarkan hasil uji dan evaluasi menyeluruh pasien, dokter akan melalukan lebih banyak tes untuk menentukan penyebab pasti anemia. Jumlah darah lengkap dapat dilakukan sebagai bagian dari ru tinitas general check -up atau berdasarkan adanya tanda -tanda dan gejala yang dapat berhubungan dengan anemia ( prawirohardjo, 2010) .
Untuk menegakan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnes sa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang - kunang, dan keluhan mual -muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut.
Hb 11 g% tidak anemia
Hb 9-10 g% anemia ringan
Hb 7-8 g % anemia sedang
Hb <7 g% anemia berat
Bila Hb rendah secara abnormal (dibawah 9 gr%), harus dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai dan perlu dilakukan pemeriksaan Hb ulang untuk melihat apakah pengobatan sudah tepat. Kalu anemia ringan sebab yang paling sering adalah defesiensi besi dan dapat diobati secara efektif dengan suflemen besi dan harus dapat nasehat gizimereka haeus menghindari tembakau, teh dan kopi serta dipastikan mengkonsum si makanan yang kaya protein dan vitamin C
(26)
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe se banyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil (Manuaba, dkk, 2009).
3. Pemeriksaan Laboratorium
Hitung sel darah lengkap dan apusan darah : untuk tujuan praktis, maka anemia selama kehamilan dapat didefenisikan sebagai hemoglobin kurang daripada 10 atau 11 g / % dan hematokrit kurang daripada 30 sampai 33 persen.
Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologi eritrosit, hitung jenis leokosit dan perkiraan keadekuatan trombosit.
Defenisi –defenisi istilah yang lazim adalah sebagai berikut : Anisositosis – variabelitas ukuran eritrosit.
Poikilositosis – variabelitas bentuk eritrosit. Hipokrom – penurunan kadarhemoglobin eritrosit.
Hipokrom dan mikrositosis khas anemia defisiensi besi maupun anemia infeksi.
Makrosit basofilik atau polikromatofilik merupakan suatuindikasi peningkatan eritropoesis yang dapat dihubungkan dengan perdarahan atau hemolisis.
Makro oval dengan peningkatan jumlah lobulus dalam leokosit folimorfonuklear terlihat pada anemia megaloblastik.
(27)
Sel sasaran terlihat pada hemoglobinopati ( talasemia dan seterusya ). Hipersementasi inti neutrofil dapat dilihat pada stadium dini defisiensi asam folat dan dapat meramalkan anemia megaloblastik. Lebih dari 3 % leukosit folimarnonukleus dengan lima atau lebih segmen inti menunjukan insufisiensi folat (Taber, 19 94).
4. Pemeriksaan lain
Tes- tes lain mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi masalah medis yang dapat menyebabkan anemia. Tes darah digunakan untuk mendiagnosa beberapa jenis anemia yang dapat mencakup : darah kadar vitamin B 12, asam folat dan vitamin dan mineral lainnya, pemeriksaan sumsum tulang, jumlah darah merah dan kadar hemoglobin, kadar feritin, dan kadar besi.
5. Diagnosis Banding
Anemia hipokrom mikrositik ( VER < 80 ; KHER <30): produksi eritrosit normal, tetapi sintesis hemoglobin terganggu. De fisiensi besi dipengaruhi oleh sintesis hemetalasemia lemah dalam mensintesis globulin. Sel -sel kecil, dengan konsentrasi hemoglobin. Nilai besi serum (‘serum iron’) membantu membedakan dua kelainan: besi serum menurun pada defisiensi besi dan normal ( ata u meningkat) pada talasemia.
Anemia megaloblastik makrositik disebabkan oleh gangguan apapun yang mempengaruhi sintesis DNA sel, tetapi membiarkan hemoglobinasi normal ( sebgai contoh defisiensi folat).
Anemia normokrom normositik disertai dengan perdarah an berlebihan atau gagalnya aktivitas sumsum tulang.
(28)
Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh, anemia dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Hal ini juga membuat buruk hampir semua kondisi medis lainnya yang mendasari. Jika anemia ringan, biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Jika anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi lebih berat. Gejala dan tanda termasuk anemia ringan adalah , kelelahan, penurunan energi, lemah, sesak nafasdan tampak pucat, sedangkan anemia berat dapat dilihat dari tanda dan gejala, perubahan warna tinja, denyut jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi pernafasan cepat, pucat dan kulit dingin. (Proverawati, 2011) .
G. Perawatan
Perawatan anemia sangat bervariasi dan tergantung pada penyebab dan beratnya anemia. Jika anemia ringan dapat berhubungan dengan ta npa gejala minimal, penyelidikan menyeluruh oleh dokter akan dilakukan diluar pasien (kantor dokter). Jika penyebab telah ditemukan, maka perawatan yang tepat akan dimulai. Misalnya jika anemia ringan dan ditemukan terkait dengan kadar zat besi rendah, mak a suplemen zat besi dapat diberikan saat penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan penyebab kekurangan zat besi dilakukan. Disisi lain, jika anemia berhubungan dengan kehilangan darah secara tiba - tiba dari cedera atau perdarahan tukak lambung, kemudian r awat inap dan tranfusi sel darah merah mungkin diperlukan untuk meringankan gejala dan mengganti darah yang hilang.
Pemberian ferrous sulfat, per oral 325 mg s ekali/ hari. Satu tablet ferrous sulfat diminum pada siang hari 325 mg. setiap tablet memberikan u nsur 65 mg, respon retikulosit
(29)
harus diperhatikan dalam 1 minggu, serta hematokrit dan hemoglobin harus mulai meningkat segera setelah itu.
Terapi besi parenteral dapat diindikasikan bila ada defisiensi beratdan pasien tidak dapt mentoleransi besi oral ata u bila diperlukan restorasi hemoglobin cepat. Kira -kira 250 mg dekstran besi diperlukan untuk setiap 1,0 g/ 100 ml.
Untuk anemia megaloblastik asam folat 1 mg per oral sekali sehari, biasanya akan menghasilkan retikulositosis yang mencolok dalam empat atau lima hari. Dan untuk anemia infeksi yang mendasari harus diobati dengan antibiotika yang tepat.
H. Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin 1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan:
Bahaya selama kehamilan: d apat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb<6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
Bahaya pada saat persalinan: gangguan his (kekuatan mengejan), kala pe rtama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri dan ka la empat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.
Pada kala nifas: terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalina n,anemia kala nifas nudah terjadi infeksi mamae.
(30)
2. Bahaya anemia terhadap janin
sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh shingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi ganguan dalam bentuk: abortus, kematian intrauterin,persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah.
I. Pengobatan
Untuk menghindari terjadinya anemia, sebaiknya ibu melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data -data dasar kesehatan umum calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan kesehatan disert ai pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan fesessehingga diketahui adanya infeksi parasit
Pengobatan harus ditunjukan pada penyebab anemia, dan mungkin termasuk; 1. Transfusi darah.
2. Kortikosteroid atau obat -obatan lainnya yang menekan sistem kekebalan tubuh. 3. Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang membuat sel -sel darah. 4. Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainya.
Jika anemia ringan, pengobatan yang diberikan memberikan penjelasan untuk meningkatkan gizi dan me mberikan suplemen zat besi, jika anemia berat pengobatan yang dilakukan tingkatkan gizi, suplemen zat besi, kesehatan lingkungan diperbaiki, dan transfusi darah
(31)
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil -hasil yang di rencanakan sebelumnya,dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf, 2000).
a. Jenis-jenis Evaluasi
Jika dilihat dari pertahapann ya, secara umum evaluasi dapat dibagi menjadi tiga jenis: 1. Evaluasi tahap perencanaan
Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk mencoba Memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelum nya. 2. Evaluasi pada tahap pelaksanaan
Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara kon sep menurut penelitian ini dengan monitoring. Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sedangkan monitoring bertujuan melihat pelaksanaa n proyek sudah sesuai rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan, sedangkan evaluasi melihat sejauh mana prayek masi h tetap dapat mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan me mecahkan masalah yang akan dipecahkan.
(32)
3. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan
Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya terletak pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat kemajuan pelaksanaan dibandang rencana tetapi hasil pelaksanaan dibanding dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau ingin dicapai (Suharto, 2006).
(33)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konsep penelitian adalah
sebagai berikut :
Skrining Anemia
Dilakukan
Tidak dilakukan
B. Defenisi Operasional
No
Variabel
penelitian
Defenisi
operasional
Alat ukur
Cara
ukur
Hasil
ukur
Skala
ukur
1.
Evaluasi
Evaluasi jumlah
diagnosis yang
tepat
yang
sesuai
dengan
standar
-
-
-
-
2
Skrining anemia
Tindakan
mendeteksi dini
Menilai
hasil
1
=
Dilakukan
(34)
diberikan
3
Outcome
Hasil dari proses
dilakukan atau
tidak dilakukan
sesuai
standar
pelayanan
kebidanan
Data hasil
penelitian
mencatat
dari hasil
penelitian
1=
tidak
anemia
0= anemia
(35)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini bersifat
deskriftif
dengan pendekatan
cross sectional
yaitu
rancangan penelitian ini melakukan pengukuran dan p engamatan pada saat bersamaan
(sekali waktu) untuk menggambarkan evaluasi skrining dan outcome anemia pada ibu
hamil oleh bidan di desa bandar khalifah kecamatan percut sei tuan kabupaten deli
serdang.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di 21 klinik bersalin yang ada di
Desa bandar khalifah kecamatan percut sei tuan kabupaten Deli Serdang sebanyak 30
responden.
a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :
1. Bidan .
(36)
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya. Sampel
dalam penelitian ini diambil den gan cara menentukan besaran sampel untuk estimasi
menggunakan teknik
total sampling
dengan menggunakan rumus Arikumto (2010),
diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 orang
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Desa kandar khalifah kecamatan Percut sei tuan.
Adapun peneliti memilih lokasi tersebut karena :
1. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi masih tinggi.
2. Belum pernah dilakukan penelitian dengan topik Evaluasi skrining anemia pada ibu
hamil oleh bidan.
C. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini mulai dari bulan maret – mei 2014. Dalam kurun waktu tersebut
akan dilakukan pengambilan dan pengolahan data .
D. Etika Penelitian
(37)
menjumpai bidan yang membuka balai praktek swasta dan menjelaskan prosedur
penelitian, manfaat penelitian, dan cara pengisisan lembar ceklist kepada responden.
Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian.
Setelah mendapat persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan
menandatangani
informed consent,
pengumpulan data dimulai. Peneliti melakukan
pengisisan lembar
ceklist
kepada responden yang terdiri dari lembar ceklist demografi.
Kemudian peneliti mencheklist dan menganalisa data. Setelah selesai penelitian, peneliti
kemudian memeriksa kelengkapan data .
E. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
ceklist
yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka. Dimana
data diperoleh langsung dari responden melalui lembar
ceklist
yang di isi sendiri oleh
peneliti setelah melakukan pengamatan pada responden
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dari penelitian ini adalah lembar
ceklist
tentang skrining dan outcome
anemia pada ibu hamil oleh bidan. Rencana lembar
ceklist
yang akan dibuat sebanyak
10 pertanyaan.
G. Pengolahan Prosedur Pengumpulan Data
(38)
a. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan semua data dengan memberikan lembar
ceklist kepada seluruh bidan yang ada di 21 klinik bersalin di desa bandar khalifah
dan memastkan bisa mengisi lembar ceklist, setelah itu lembar cekli st diambil sebagai
data penelitian.
b.
Editing
data, yaitu memeriksa data yang sudah terkumpul, apakah data yang telah
terkumpul sesuai dengan yang diharapkan. Jika ternyata masih ada data atau
informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan penelit ian ulang, maka
lembar ceklist tersebut dikeluak an atau
drop out
.
c.
Coding
data, yaitu data yang bersifat uraian atau kalimat dirubah kedalam bentuk
angka, sehingga memungkinkan untuk dianalisis. Data yang telah dikoding, direkam
dan divalidasi terlebih dahu lu, sebelum dapat dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian
d. Data
Entry,
yaitu mengisi kolom -kolom atau kotak -kotak lembar kode sesuai dengan
jawaban masing-masing pertanyaan yang sudah diberikan didalam lembar ceklist
pada program SPSS.
e.
Tabulasi,
yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Pekerjaan tabulasi dalam penelitian sangat penting sebab
dengan adanya tabel yang tersusun, maka analisa data selanjutnya akan mudah
dilakukan.
H. Analisa Data
(39)
Setelah data terkumpul, peneliti akan melakukan pengolahn data untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan hasilnya akan dibuat dalam bentuk tabel merupakan analisis
univariat dan menggunaka uji mean, median, standar deviasi dan proporsi karena hanya
ingin mengetahui distribusi frekuensi setiap variabel. Disisi lain, untuk mengetahui
evaluasi skrining dan outcome anemia pada ibu hamil, variabel skrining dan outcome
dan analisis data dilakukan dengan lembar ceklist karena dalam penelitian ini ingin
diketahui apakah skrining dan outcome sudah sesuai dengan standar Data diolah dengan
perhitungan statistik secara kuantitatif dengan menggunakan program SPSS.
(40)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil PenelitianPada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Evaluasi
Skrining Anemia pada Ibu Hamil oleh Bidan di Desa Bandar Khalifah Kec. Percut Sei
Tuan Kab. Deli Serdang”. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 30
responden. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu
penelitian untuk mengetahui tindakan bidan dalam mencegah anemia pada ibu hamil
dengan cara pengumpulan data sekal igus pada satu waktu. Karakteristik responden yang
diteliti meliputi umur bidan , pendidikan bidan, lama bekerja.
karakteristik responsen yang melakukan skrining anemia berdasarkan umur
didapatkan mayoritas berusia 20 -30 tahun sebanyak 18 orang (60%). Berd asarkan
pendidikan didapatkan mayoritas berpendidikan D3 kebidanan yaitu sebanyak orang.
Berdasarkan lama bekerja didapatkan mayoritas 1 -10 tahun sebanyak 17 orang (56,7%).
Hal ini dalam di lihat pada tabel 5. 1 berikut:
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik data demografi responden
bidan di didesa bandar khalifah kec. Percut sei tuan kab. Deli serdang tahun 2014
Umur
karakteristik
F
Persentase
20-30 tahun
18
31-40 tahun
7
60,0
23,3
(41)
M.kes
1
3,3
Lama Bekerja
1-10 tahun
20-30 tahun
17
56,7
13
43,3
Jawaban tindakan yang dilakukan bidan untuk skrining anemia pada ibu hamil
untuk pertanyaan nomor (1) sebanyak 30 orang yang menjawab ya (100%). Pada
pertanyaan nomor (2) yang menjawab ya sebanyak 30 orang (100%), pada pertanyaan
nomor (3) sebanyak 30 orang menjawab (100%). Pada pertanyaan nomor (4) sebanyak
30 orang menjawab ya (100%). pada pertanyaan nomor (5) sebanyak 30 orang
menjawab tidak (100%). Pada pertanyaan nomor (6) sebanyak 14 orang menjawab ya
(46,7%), pada pertanyaan nomor (7) sebanyak 30 orang ya (100%). Pada pertanyaan
nomor (8) sebanyak 30 orang menjawab ya (100%), pada pertanyaan nomor (9 )
sebanyak 14 orang menjawab y a (46,7%). Pada pertanyaan nomor (10) sebanyak 14
orang menjawab ya (46,7%). Dapat dilihat pada tabel 5. 2 berikut:
Tabel 5.2
Distribusi jawaban evaluasi skrining anemia pada ibu hamil oleh bidan di desa
bandar khalifah kec. Percut sei tuan kab. Deli serdangtahun 2014
No Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
f % f %
1. Apakah bidan melakukan anamnese pada pasien ? 30 100 0 0
2. Apakah bidan melakukan pemeriksaan fisik? 30 100 0 0
3. Apakah bidan melakukan pemeriksaan tanda vital 30 100 0 0
seperti: (TD, Temp, Pols,dan RR) ?
4. Apakah bidan memiliki cek Hb sahli? 30 100 0 0
5. Adakah ibu di ambil darah oleh bidan? 0 0 30 100
(42)
dari pertanyaan diatas di dapatkan hasil bahwa ibu hamil yang mengalami anemia
sebanyak 14 orang , dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 16 orang dan ini dapat
dilihat pada tabel 5.3 berikut
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi berdasarkan outcome skrining anemia di didesa bandar
khalifah kec. Percut sei tuan kab. Deli serdang tahun 2014
outcome
f
Fresentase
Anemia
Tidak anemia
14
16
46.7
53.3
Dan untuk hasil selanjutnya tidak dapat dijabarkan karena peneliti tidak mengikuti
sampai memonitoring ibu hamil mengkonsumsi tablet penambah darah, sehingga
outcome lebih lanjut tidak dapat dilampirkan.
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan 30 responden usia mayoritas
berumur 20-30 tahun sebanyak 18 responden (60%), dan minoritas berumur 40 -50
tahun sebanyak 5 responden (16%). Dari keseluruhan responden ternyata latar belakang
pendidikan mayoritas respond en berpendidikan D3 kebidanan 25 responden (93,3%),
dan minoritas responden berpendidikan M.Kes sebanyak 1 responden (6,7%). Lama
bekerja mayoritas responden bekerja selama 1 -10 tahun sebanyak 17 responden (56,7%),
sedangkan 20-30 sebanyak 13 responden (43,3%).
(43)
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan sumber nilai secara objektif dari pencapaian hasil -hasil yang di rencanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf, 2000).
Evaluasi pada tahap pelaksanaan, pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini dengan monitoring. Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sedangkan monitoring bertujuan me lihat pelaksanaan proyek sudah sesuai rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan, sedangkan evaluasi melihat sejauh mana prayek masih tetap dapat mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah pencapaian program tersebut akan memecahkan masalah yang akan dipecahkan
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa semua bidan telah me lakukan
skrining anemia. Tapi mayoritas responden tidak melakukan pengecekan Hb sebanyak
30 orang (100%), dimana dari 3 0 responden yang melakukan skrining anemia paling
banyak terdapat pada responden yang berumur 20 – 30 tahun sebanyak 18 0rang ( 60%),
berpendidikan D 3 kebidanan sebanyak 28 orang (93,3%), dan lama bekerja banyak
terdapat pada responden 1 – 10 tahun 17 orang (56,7%).
(44)
M.kes semuanya melakukan skrining anemia . Dengan pendidikan yang lebih tinggi
maka penerimaan bidan tentang skrining anemia ini menjadi lebih mudah. Bidan yang
mempunyai pengalaman bekerja akan mempunyai pemahaman tentang manfaat dari
skrining anemia pada ibu hamil. Dari hasil penelitian terlihat dari 17 responden yang
mempunyai pengalam bekerja antara 1 – 10 melakukan skrining anemia pada ibu hamil.
(45)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan penelitian yang berjudul Evaluasi Skrining Anemia pada Ibu
Hamil oleh Bidan di Desa Bandar Khalifah Kec. Percut Sei Tuan kab. Deli
Serdang Tahun 2014 yang telah disajikan dalam bab IV dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan karakteristik responden di desa bandar khalifah adalah antara umur 20 -30 tahun sebanyak 30 responden (100 %), pendidikan mayoritas responden adalah D3 kebidanan sebanyak 28 responden (93,3%), lama bekerja mayoritas responden 1-10 tahun sebanyak 17 responden (56,7%).
2. Berdasarkan pertanyaan yang di telah dijawab , bidan melakukan anamnese pada pasien sebanyak 30 responden (100%), bidan memiliki cek Hb sahli sebanyak 30
responden (100%), dan bidan tidak melakukan pengecekan Hb sebanyak 30
responden (100%).
3. Berdasarkan outcome skrining anemia didapatkan ibu yang mengalami anemia sebanya 14 orang (46,7%)dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 16 orang (53.3%).
B. Saran
1. Bagi Bidang Penelitian
Diharapkan hasil penelitian tentang evaluasi scrining anemia pada ibu hamil oleh bidan dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian
(46)
2. Bagi institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pembinaan mahasiswa D-IV bidan pendidik dalam mengoptimalkan proses pembelajaran dan masukan bagi dosen untuk menyikapi evaluasi s krining anemia pada ibu hamil.
3. Bagi pelayanan kesehatan
Diharapkan bagi pelayanan kebidanan dalam upaya pencapaian program
skrining anemia di desa bandar kha lifah agar memberikan pelatihan bagi
bidan yang kurang memperhatikan skrining anemia pada ibu hamil.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Ashalatha shetty, 2009.
Obtetrics and gynaecology
. jogyakarta : Buku Biru.
Ben –zion Taber M.D , 1994.
Kedaruratan obstetri dan ginekologi
. Jakarta, Buku
kedokteran: EGC.
Kusmiyati, yuni,2010.
Asuhan kehamilan
.yogyakarta : fitramaya
Manuaba, ida ayu chandranita, 2010.
Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB .
Jakarta, buku kedokteran : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde 2001.
Penatalaksanaan rutin Obstetri , Ginekologi dan KB
.
Jakarta. Buku kedokteran EGC .
Misha datta, 2010.
Rujukan cepat obstetri & ginekologi
. Jakarta. Buku
kedokteran:EGC .
Notoatmodjo, 20 10.
Ilmu Perilaku Kesehatan
. Jakarta : Rineka Cipta
Proverawati, Atikah , 2011.
Anemia dan Anemia kehamilan
. Jogyakarta : Nusa
Medika.
Sarwono, 2010 .
Ilmu Kebidanan.
Jakarta : EGC
Sulistyawati, Ari. , 2009.
Asuhan kebidanan pada masa kehamilan.
Jakarta. Salemba
medika
Tarwoto, Wasnidar, 2007.
Anemia pada ibu hamil
. Jakarta : TIM
Tonny hollingworth . 2012.
Diagnosis banding dalam obstetri & ginekologi
. Jakarta:
EGC.
Wiknjosatro, Hanifa, 2010.
Ilmu Kandungan
. Jakarta : EGC.
(48)
(49)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Wulandary
Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 27 Januari 1991
Agama
: Islam
Nama Orang Tua
: Ayah
: Amir Hasan M.M.
Ibu
: Lisdawati
Anak ke
: 1 dari 5 bersaudara
Alamat
: Pondok Bungur
Riwayat Pendidikan
: 1. MIS Alwasliyah (1997-2003)
2. SLTP N 1 (2003-2006) 3. SMA N 1(2006-2009)
4. AKBID Nusantara (2009-2012)
(50)
LEMBAR OBSERVASI
Evaluasi Skirining Anemia Pada Ibu Hamil oleh Bidan di Desa Bandar Khalifah
kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
Beri tanda (
√
) jika pertanyaan di bawah dilakukan
Beri tanda (×) jika pertanyaan tidak dilakukan
No urut
:
Umur
:
Pendidikan
:
Lama bekerja
:
No
Pertanyaan
Jawaban
Ya
Tidak
1.
Apakah bidan melakukan anamnese pada pasien ?
2.
Apakah bidan melakukan pemeriksaan fisik ?
3.
Apakah bidan melakukan pemeriksaan tanda vital seperti:
(TD, Temp, Pols,dan RR) ?
4.
Apakah bidan memiliki cek Hb sahli ?
5.
Adakah ibu di ambil darah oleh bidan?
6.
Apakah ibu mengalami anemia dalam kehamilan ?
7.
Apakah ibu di beri tablet penambah darah?
8.
Apakah ibu diberitahukan dosis mengkonsumsi tablet
penambah darah
9.
Apakah ibu diberikan penkes tentang makanan yang tinggi
zat besi
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(1)
LEMBAR OBSERVASI
Evaluasi Skirining Anemia Pada Ibu Hamil oleh Bidan di Desa Bandar Khalifah kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang
Beri tanda (√) jika pertanyaan di bawah dilakukan
Beri tanda (×) jika pertanyaan tidak dilakukan
No urut :
Umur :
Pendidikan : Lama bekerja :
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak 1. Apakah bidan melakukan anamnese pada pasien ?
2. Apakah bidan melakukan pemeriksaan fisik ?
3. Apakah bidan melakukan pemeriksaan tanda vital seperti: (TD, Temp, Pols,dan RR) ?
4. Apakah bidan memiliki cek Hb sahli ? 5. Adakah ibu di ambil darah oleh bidan?
6. Apakah ibu mengalami anemia dalam kehamilan ? 7. Apakah ibu di beri tablet penambah darah?
8. Apakah ibu diberitahukan dosis mengkonsumsi tablet penambah darah
9. Apakah ibu diberikan penkes tentang makanan yang tinggi zat besi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)