Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL

DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL

DI DESA TANJUNG REJO KEC. PERCUT SEI TUAN

KAB. DELI SERDANG

SKRIPSI

Oleh:

Fatimah Jahra Ritonga 111121124

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012 Penelitian : Fatimah Jahra Ritonga

Program : S1 Ekstensi Tahun Akademik : 2011/2012

ABSTRAK

Perilaku ibu hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan, diperlukan pelayanan kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yaitu pengetahuan, umur, pendidikan, ekonomi, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 35 orang ibu hamil dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Dari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan diolah melalui komputerisasi didapat bahwa mayoritas ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%). Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care terdapat 5 faktor yang berhubungan terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai p < 0,05 yaitu faktor pengetahuan p = 0,000, Pendidikan p = 0,000, sumber informasi p = 0,000, letak geografis p = 0,025 dan dukungan keluarga p = 0,008. Lalu keseluruhan faktor di analisa kembali dengan menggunakan uji korelasi untuk melihat faktor yang paling dominan mempengaruhi pemeriksaan antenatal care. Di dapat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care adalah faktor sumber informasi dengan nilai r = 0,808 dengan hubungan yang sangat kuat. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan ibu-ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal care.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Seituan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada keluargaku teristimewa kepada ayahanda (Mula Tiur Ritonga) dan ibunda tercinta (Zahiyar Hawa), serta adik-adik saya tersayang (nurul, pipah, ayu, syifa) serta keluarga yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril maupun materil serta doa yang tak henti. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. Nur Asiah S.Kep, Ns selaku dosen Pembimbing Skripsi.

3. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku dosen Penguji I Skripsi. 4. Ibu Ellyta Aizar S.Kp selaku dosen Penguji II Skripsi.

5. Bapak Ismayadi S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama saya menyelesaikan akademidi Fakutas Keperawatan USU.

6. Bapak Selamat selaku kepala desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang


(5)

7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan bekal dan bimbingan selama penulis dalam pendidikan.

8. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang berada di angkatan 2011 ekstensi sore.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini bukanlah kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.

Akhir kata kepada Nya kita berserah diri semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan khususnya keperawatan maternitas dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Februari, 2013 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak

Kata Pengantar………...… i

Daftar Isi………... iii

Daftar Tabel………. v

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah………. 4

1.3. Tujuan Penelitian………... 5

1.4. Manfaat Penelitian……….. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Antenatal Care……… 7

2.1.1. Defenisi……… 7

2.1.2. Tujuan Pelayanan ANC……… 7

2.1.3. Manfaat ANC……….. 8

2.1.4. Standar Pelayanan ANC………... 8

2.1.5. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan ANC……….. 12

2.1.6. Tempat Pelayanan ANC………... 12

2.1.7. Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan ANC 13

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan ANC………... 14

2.2.1. Pengetahuan……….. 14

2.2.2. Pendidikan……….. 15

2.2.3. Umur………. 16

2.2.4. Ekonomi……… 17

2.2.5. Sumber informasi……….. 18

2.2.6. Geografis………... 19

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep………... 21

3.2. Defenisi Operasional……….. 22

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian……….... 26

4.2. Populasi dan Sampel………... 26

4.2.1. Populasi……….…….. 26

4.2.2. Sampel……….………… 26


(7)

4.4. Pertimbanagn Etik……….….. 27

4.5. Instrument Penelitian………... 28

4.6. Uji Validitas……… 31

4.7. Uji Reliabilitas………. 32

4.8. Pengumpulan Data………... 33

4.9. Pengolahan Data……….…. 34

4.10. Analisa Data………. 34

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian………... 36

5.2 Pembahasan………... 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan………... 53

6.2. Saran………... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Menjadi Responden 2. Surat Persetujuan Menjadi Responden 3. Instrumen Penelitian

4. Jadwal Penelitian

5. Rencana Anggaran Penelitian 6. Surat Izin Survey Awal 7. Surat Izin Pengambilan Data 8. Surat Selesai Penelitian 9. Uji Reliabilitas

10.Data Hasil Penelitian 11.Lembar Konsul 12.Curiculum Vitae


(8)

DAFTAR TABEL

NO. JUDUL HAL

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang……… 37

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang………... 38

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Umur………. 39

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Pendidikan……… 39 Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Penghasilan………... 40 Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Pengetahuan………. 41 Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Letak Geografis……… 41 Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Sumber Informasi……… 42 Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan

ANC Berdasarkan Dukungan Keluarga……… 42


(9)

Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012 Penelitian : Fatimah Jahra Ritonga

Program : S1 Ekstensi Tahun Akademik : 2011/2012

ABSTRAK

Perilaku ibu hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan, diperlukan pelayanan kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yaitu pengetahuan, umur, pendidikan, ekonomi, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 35 orang ibu hamil dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Dari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan diolah melalui komputerisasi didapat bahwa mayoritas ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%). Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care terdapat 5 faktor yang berhubungan terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai p < 0,05 yaitu faktor pengetahuan p = 0,000, Pendidikan p = 0,000, sumber informasi p = 0,000, letak geografis p = 0,025 dan dukungan keluarga p = 0,008. Lalu keseluruhan faktor di analisa kembali dengan menggunakan uji korelasi untuk melihat faktor yang paling dominan mempengaruhi pemeriksaan antenatal care. Di dapat bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care adalah faktor sumber informasi dengan nilai r = 0,808 dengan hubungan yang sangat kuat. Oleh karena itu diharapkan kepada petugas kesehatan setempat untuk lebih memperhatikan ibu-ibu hamil dan memberikan pendidikan kesehatan tentang antenatal care.


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting, dalam upaya meningkatkan hal tersebut khususnya para ibu-ibu hamil dituntut untuk bekerja sama dengan tenaga pelayanan kesehatan guna tercapainya derajat kesehatan ibu dan balita yang seoptimal mungkin. Dalam hal ini perilaku ibu hamil dapat menggambarkan adanya kecenderungan menurun atau meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan. Oleh sebab itu diperlukan pelayanan kesehatan tentang pentingnya Antenatal Care (ANC) dengan mengadakan pengolahan Atenatal Care (ANC) khususnya ibu pada masa kehamilan. Ibu pada masa kehamilan rentan atau memiliki risiko tinggi terhadap penyakit-penyakit yang mengancam jiwa ibu dan janinnya, oleh karena itu ibu hamil penting dalam melakukan pemeriksaan ANC. Apabila ibu tidak melakukan pemeriksaan ANC maka akan meningkatkan angka kematian pada ibu melahirkan. Angka kematian ibu melahirkan (AKL) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil.

(Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2005)

Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) sangatlah penting diketahui oleh ibu hamil karena dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Keuntungan yang lain yaitu untuk menjaga agar selalu sehat selama masa


(11)

kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan resiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin (Mufdlilah, 2009).

Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung dari kehamilan atau persalinannya (Depkes RI, 2009). Penyebab langsung kematian tersebut dikenal dengan Trias Klasik yaitu perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Sedangkan penyebab tidak langsung antara lain adalah ibu hamil menderita penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria (SKRT, 2001). Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (AntenatalCare) yang memadai (Arsita, 2012).

Laporan Survei Demografi Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan angka kematian ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA, dan World Bank memperkirakan angka kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup

(Arsita, 2012)

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008), angka kematian ibu hamil banyak terjadi akibat para ibu tidak mempunyai akses untuk pergi ke bidan maupun dokter yang ada di daerah-daerah. Menurut Dr. Lukman Laksmono (2012) dari Direktorat Bina Kesehatan Ibu Depkes RI,


(12)

pihaknya telah mengetahui hal ini sejak lama. Rata-rata, 10% ibu di Indonesia tidak pernah memeriksakan kandungannya ke petugas kesehatan. Bahkan 30% ibu di Indonesia tidak melahirkan di dokter atau bidan. Mereka lebih memilih untuk melahirkan di dukun (Kompas, 2012)

Angka kematian ibu di Sumatera Utara tahun 2009 masih tinggi mencapai 260 per 10.000 kelahiran hidup. Namun, tahun ini, angka kematian ibu diperkirakan menurun menjadi 130 per 10.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia, selain keracunan kehamilan, infeksi, status gizi, anemia (gizi besi), (penyebab pendarahan, BBLR) 40%, pendarahan menjadi penyebab utama kematian ibu saat melahirkan di Sumut. Terlalu sering melahirkan dan terlalu rapat jarak melahirkan juga menjadi risiko utama kematian ibu.

Angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan pada 2010 mencapai 249/100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut melampaui kematian ibu melahirkan tingkat nasional yakni 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) di Sumatra Utara pada 2010 lebih rendah dari nasional yakni sebanyak 22/1.000 kelahiran hidup. Di tingkat nasional, angka kematian bayi 34/1.000 kelahiran hidup.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh pengetahuan ibu terhadap kehamilannya. Beberapa faktor yang melatar belakangi resiko kematian ibu tersebut adalah kurangnya partisipasi masyarakat yang


(13)

disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial budaya yang tidak mendukung

Dari data yang diperoleh oleh penulis di desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut seituan setelah melakukan survey awal, terdapat 35 orang ibu hamil dan sekitar 23 orang ibu hamil tidak pernah melakukan pemeriksaan Antenatal care. Beberapa ibu hamil telah dilakukan wawancara langsung, Ibu-ibu hamil tersebut mengatakan jauhnya puskesmas dan bidan serta tidak ada nya transportasi yang membuat mereka tidak pernah memeriksakan ANC. Mereka juga tidak memiliki ekonomi yang cukup untuk memeriksakan ANC selama masa kehamilan serta kurangnya informasi yang mereka dapat tentang tujuan, manfaat, dan jadwal pemeriksaan Antenatal care.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut

Seituan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012”.

1.2.Perumusan Masalah

- Faktor-faktor apa yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care?

- Faktor apa yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care?


(14)

1.3.Tujuan Penelitian

- Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk :

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care.

- Mengidentifikasi faktor yang paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1.4.1.Praktek Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi perawat dalam memberikan promosi kesehatan dan penyuluhan keperawatan yang lebih komprehensif pada ibu-ibu yang sedang hamil.

1.4.2.Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dalam ilmu keperawatan, khususnya bidang keperawatan maternitas tentang pengalaman ibu-ibu hamil yang tidak pernah melakukan pemeriksaan Antenatal care

1.4.3.Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber data dasar dan juga pembanding bagi penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan faktor-faktor


(15)

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil dalam pemeriksaan ANC.

1.4.4.Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi puskesmas yang ada di desa Tanjung Rejo agar lebih memperhatikan ibu-ibu hamil serta memberikan pendidikan kesehatan pada ibu-ibu yang sedang hamil tentang pentingnya pemeriksaan Antenatal care.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemeriksaan Antenatal Care 2.1.1. Defenisi

Pemeriksaan Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Mufdillah, 2009)

Menurut WHO (2010), Antental Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

2.1.2 Tujuan Pelayanan Antenatal Care.

Ada beberapa tujuan Antenatal Care menurut (Kusmiyati,et al.,2008) yaitu mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi, mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri selama kehamilan, mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi dan sosial.


(17)

2.1.3. Manfaat Antenatal Care

Menurut (Mufdlilah, 2009) manfaat Antenatal Care yaitu Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan.

2.1.4. Standar Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antental adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, Dokter umum, bidan, perawat) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan Antenatal Care yaitu (Mufdlilah, 2009) :

- Penimbangan badan

Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir anak. Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat badan lahir anak yang lebih rendah dan resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi.

Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil (Kardjati, 1985). Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20 % dari berat


(18)

badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk, 1997), jika berat badan tidak bertambah, menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.

- Pengukuran tinggi badan

Mengukur tinggi badan dapat dilakukan pada awal ANC saja, cara mengukur tinggi badan (dalam meter) adalah dengan posisi tegak berdiri tanpa menggunakan sepatu dan dilakukan pengukuran. Tinggi badan kurang dari 1,5 meter dapat menjadi alasan untuk direncanakannya proses persalinan dengan cara operasi. Karena tinggi badan berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit, bila tinggi kurang dari 150 cm. Sehingga ibu hamil bersama suaminya dapat menyiapkan biaya operasi sejak dini, serta menumbuhkan kesiapan psikis untuk operasi.

- Pengukuran tekanan darah

Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan menyebabkan terjadinya odema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai >140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam, ibu hamil dikatakan preeklamsi mempunyai dari 3 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsi. Dimana eklamsi salah satu faktor penyebab terjadinya kematian maternal (saefuddin, 2000 ).


(19)

- Pemberian imunisasi TT

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu minimal)

Lama perlindungan

% perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal

pertama

- -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup

99

Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum) sumber: (Prawirohardjo,2006).

- Pengukuran tinggi fundus uteri

Pengukuran TFU dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin, terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion dimana ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal.


(20)

- Temu wicara

Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda-tanda resiko kehamilan (Depkes RI, 2001).

- Pemberian tablet Fe

Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari


(21)

selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.

Memberikan tablet zat besi 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap hari, untuk mencegah terjadinya anemia dalam kandungan.

2.1.5. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan, periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan, pemeriksaan ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan, periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan, periksa khusus bila ada keluhan-keluhan. Namun berdasarkan Depkes RI (2009), setidak-tidaknya ANC dilakukan sebanyak 4 kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester ke II, dan dua kali pada trimester III.

2.1.6. Tempat Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal care bisa didapatkan di Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swasta, Posyandu. Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan dukun bayi


(22)

2.1.7. Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan antenatal care (ANC) - Trimester I dan II

Setiap bulan sekali diambil data tentang laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi, nasehat diet : empat sehat lima sempurna, protein ½ gr/kg BB atau satu telur/hari, observasi yang dapat mempengaruhi kehamilan, komplikasi kehamilan, rencana : pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan, imunisasi tetanus pertama.

- Trimester III

Setiap dua minggu-seminggu sampai ada tanda kelahiran tiba, evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, diet empat sehat lima sempurna, pemeriksaan ultrasonografi, imunisasi tetanus II, observasi : penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga, berbagai kelainan kehamilan trimester III, rencana pengobatan, nasehat dan petunjuk tentang: tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan (Manuaba, 2001).


(23)

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

2.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orangtua, buku, dan surat kabar. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmojo, 2007)

Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan situasi atau rangsangan dari luar. Dalam hal pelayanan antenatal, perilaku dalam bentuk pengetahuan tersebut berbentuk pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan kehamilan, frekuensi periksa, gizi ibu hamil, standar pelayanan 5T yang meliputi : pemberian tablet darah (Fe), imunisasi TT, penimbangan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, dan pemeriksaan tinggi fundus uteri (Istiarti, 2000)

Ketidak mengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Jika pengetahuan ibu baik tentang persalinan, maka akan lebih siap dalam menghadapi persalinan.


(24)

2.2.2. Pendidikan

Peran seorang ibu hamil pada program pemeriksaan antenatal care sangatlah penting. Karenanya suatu pemahaman tentang program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap antenatal care sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu.

Latar belakang pendidikan ibu yang rendah menyulitkan berlangsungnya suatu penyuluhan kesehatan terhadap ibu karena kurang menyadari pentingnya informasi-informasi tentang kesehatan khususnya kesehatan pada saat ibu hamil, baik menyangkut kebersihan dan makanan bergizi. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi (Manuaba, 2001)

Slamet (1999), menyebutkan semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan seseorang maka semakin membutuhkan pusat-pusat pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya. Dengan berpendidikan tinggi, maka wawasan pengetahuan semakin bertambah dan semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan sehingga termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat-pusat pelayanan kesehatan yang lebih baik.


(25)

2.2.3. Umur

Usia reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20-35 tahun, dibawah dan diatas usia tersebut akan meningkatkan resiko kehamilan maupun persalinan. Pertambahan umur diikuti oleh perubahan perkembangan organ-organ dalam rongga pelvic. Pada wanita usia muda, dimana organ-organ reproduksi belum sempurna secara keseluruhan dan kejiwaan yang belum siap menjadi seorang ibu, maka kehamilan dapat berakhir dengan suatu keguguran, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan dapat disertai dengan persalinan macet. Usia hamil pertama yang ideal bagi seorang wanita adalah 20 tahun, sebab pada usia tersebut rahim wanita sudah siap menerima kehamilan (Manuaba, 2005)

Masalah yang masih banyak dijumpai pada kehamilan dan persalinan adalah status biologis wanita yang meliputi perkawinan usia muda kurang dari 20 tahun dan banyaknya wanita hamil pada usia 35 tahun (Manuaba, 2001). Kehamilan yang terjadi pada wanita dibawah 20 tahun merupakan kehamilan yang banyak menghadapi risiko-risiko kesehatan sehubungan dengan kehamilan dini dan banyak yang memiliki pengetahuan yang terbatas atau kurang percaya diri untuk mengakses system pelayanan kesehatan yang mengakibatkan kunjungan pelayanan antenatal yang terbatas yang berperan penting terhadap terjadinya komplikasi, sehingga pada kelompok usia ini diperlukan motivasi untuk memeriksakan kehamilan secara teratur (Waspodo, 2005)


(26)

2.2.4. Ekonomi

Status sosial ekonomi yang rendah juga mempengaruhi perawatan antenatal berupa kunjungan ke klinik. Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya alokasi dana bagi ibu hamil untuk memperoleh layanan kesehatan (Wiludjeng, 2005 dalam suprapto, 2002). Oleh karena itu kelompok yang miskin mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami perdarahan antepartum dibandingkan dengan kelompok yang mampu (Royston & Amstrong, 1994 dalam Hutapea, 2007)

Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, tingkat ekonomi rendah keluarga rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein (KEK) hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan.

2.2.5. Sumber informasi

Melalui media cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, Radio, Majalah, Pamflet, dan lain–lain) akan mempengaruhi informasi media, berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.


(27)

1) Jenis-jenis informasi

Menurut Notoatmodjo S. (2003), membagi media informasi atas 3 macam yaitu:

- Media cetak yaitu sarana komunikasi dengan tulisan terdiri dari booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik di majalah atau surat kabar.

- Media elektronik yaitu sarana komunikasi dengan menggunakan elektronik terdiri dari televisi, radio, video, slide.

- Media papan yaitu papan yang dipasang di tempat-tempat umum, diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan.

2) Informasi berdasarkan sasaran

Informasi berdasarkan sasaran adalah informasi yang ditujukan kepada seseorang atau kelompok orang, baik yang terdapat di dalam organisasi maupun di luar organisasi, informasi ini diklasifikasikan sebagai berikut:

- Informasi individual

Adalah informasi yang ditujukan kepada seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijakan (polici maker) dan mengambil keputusan (decision maker) atau kepada seseorang yang diharapkan daripadanya tanggapan terhadap informasi yang diperolehnya. Informasi jenis ini disampaikan secara tatap muka (face to face) atau melalui telepon surat. Tergantung dari macam


(28)

informasi yang disampaikan dan tergantung dari waktu yang diperlukan untuk memperoleh tanggapan.

- Informasi komunitas

Adalah informasi yang ditujukan kepada khalayak organisasi, suatu kelompok tertentu di masyarakat. Media yang menyalurkan informasi komunitas itu ada bermacam-macam sebagai berikut: surat kabar, radio, TV, poster/spanduk, pamphlet, dan lain-lain.

Media yang dipilih tergantung pada pesan yang dikandung, informasi tersebut atau yang bersangkutan. Yang penting adalah bahwa yang ditentukan akan menyalurkan kepada sasaran yang tepat, misalnya: majalah, surat kabar, cocok untuk pengumpulan berita ataupun hasil-hasil penemuan dalam suatu penelitian ataupun lain sebagai yang perlu diketahui oleh masyarakat luas radio televisi untuk promosi / reklame dan lain-lain.

2.2.6. Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transpontasi yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil (Depkes RI, 2001).

Derajat kesehatan ibu dan anak perlu ditingkatkan, maka dalam upaya perbaikannya perlu pendekatan-pendekatan yang dilakukan secara holistik dan integratif yang tidak hanya terbatas pada bidang kesehatan secara medis saja,


(29)

tetapi juga ekonomi, pendidikan dan sosial budaya(Maas,2007). Selain itu berbagai masalah yang perlu diperhatikan dalam upaya penanganan kehamilan dan persalinan adalah jarak layanan kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masih sulit dijangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah dan lokalisasi pelayanan kesehatan masih belum terjangkau karena jarak yang jauh, sehingga menyebabkan ibu hamil enggan untuk memeriksakan kehamilannya (Manuaba, 1998)

2.2.7. Dukungan Suami dan Keluarga

Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan budaya yang kompleks atau bermacam-macam. Pada kenyataanya peranan suami dan keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Teori Snehendu B. Kar (Notoatmodjo, 2003) menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan masyarakat sekitarnya (social support). Orang yang tinggal dilingkungan yang menjunjung tinggi aspek kesehatan akan lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya mereka yang tinggal dilingkungan dengan pola hidup tidak sehat/tidak memperhatikan kesehatan akan cenderung tidak perduli dengan pencegahan penyakit atau pemeriksan kesehatan secara teratur.


(30)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggunakan model pendekatan system yang terdiri dari unsur input, proses dan output. Dalam penelitian ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care, maka hubungan antara variabel dapat digambarkan sebagai berikut :

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC

Pengetahuan Umur

Pendidikan Ekonomi

Sumber informasi Letak Geografis Dukungan keluarga

Pemeriksaan kehamilan (ANC) oleh ibu hamil Trimester I, II, dan III

Periksa Tidak Periksa


(31)

No Variabel Defenisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. a. Variabel Dependen: Pemeriksaan kehamilan (ANC)

suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang

aman dan

memuaskan Kuesioner sebanyak 1 pertanyaan 1= melakukan pemeriksaan

2= tidak melakukan pemeriksaan

ordinal

1

b. Variabel Independen:

Pengetahuan Hal-hal yang diketahui ibu hamil tentang

pemeriksaan kehamilan (ANC)

Kuesioner sebanyak 10

pertanyaan

1. baik : skor (6 - 8) 2. cukup : skor (3 –

5)

3. kurang baik: skor (0 – 2)


(32)

meliputi (defenisi, tujuan, manfaat, jadwal kunjungan, tempat pelayanan)

2 umur Lamanya hidup ibu hamil dalam hitungan tahun waktu sejak dilahirkan sampai saat diwawancarai Kuesioner Sebanyak 1 pertanyaan

1 = < 20 tahun 2 = 20-35 tahun 3 = >35 tahun

Ordinal

3 Pendidikan Serangkaian proses belajar mengajar yang telah diikuti ibu hamil dalam suatu wadah institusi pendidikan Kuesioner sebanyak 1 pertanyaan

1.Rendah = SD/SMP 2.Sedang = SMA 3.Tinggi =

Akademi/perguruan tinggi

Ordinal

4 Ekonomi Penghasilan yang diperoleh keluarga

Kuesioner sebanyak 1

1.Rendah = < Rp 1.650.000


(33)

responden tiap bulannya untuk menafkahi keluarga.

pertanyaan 2.Sedang = Rp 1.650.000 – Rp 2.000.000

3.T inggi = > Rp 2.000.000

5 Sumber Informasi

pesan atau

beberapa sumber tentang

pemeriksaan kehamilan (ANC) yang diperoleh responden

sehingga dapat mempengaruhi responden

Kuesioner sebanyak 1 pertanyaan

1.Baik = dengan skor 1

2.Tidak baik : dengan skor 0

Nominal

6 Letak Geografis

Jarak antara rumah responden dengan pelayanan kesehatan dalam hitungan kilometer (km) Kuesioner sebanyak 1 pertanyaan

1.Jauh : ≥ 6 Km 2. Dekat : < 6 Km

Ordinal


(34)

Keluarga yang dilakukan keluarga/ motivasi untuk mendukung ibu hamil dalam melakukan

pemeriksaan ANC

sebanyak 5 pertanyaan

(3-5)

2.Tidak mendukung: skor (0-2)


(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

4.2. Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik tertentu (Sudigdo, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berjumlah 35 orang yang ada Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sudigdo, 2011). Sampel pada penelitian ini diambil dengan cara total sampling, yaitu keseluruhan dari populasi di ambil semua menjadi sampel.


(36)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini yaitu peneliti mendapatkan banyak ibu-ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ibu hamil tersebut tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012- Desember 2012.

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada bagian pendidik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti meminta izin kepada Kepala Desa Tanjung Rejo. Kemudian peneliti melakukan penelitian dengan pertimbangan etik, yaitu : peneliti menjelaskan makna dan tujuan dari pelaksanaan penelitian.

Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak berpartisipasi dalam penelitian maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya tanpa ada tekanan fisik maupun psikologis.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan


(37)

informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Nursalam, 2003)

4.5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 bagian : pertama kuesioner data demografi yang terdiri dari umur, pendidikan dan ekonomi. Yang kedua kuesioner tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care yang terdiri dari:

4.5.1Variabel Dependen

4.5.1.1 Pemeriksaan Kehamilan

Kuesioner ini terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban melakukan pemeriksaan dan tidak melakukan pemeriksaan.

4.5.2Variabel Independen

Variabel Independen pada kuesioner ini terdiri dari: pendidikan, umur, ekonomi, pengetahuan, sumber informasi, letak geografis, dan dukungan keluarga.

4.5.2.1Umur

Pada variabel umur terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian sebagai berikut: < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun.


(38)

Pada variabel ekonomi terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian sebagai berikut:

1).Rendah = < Rp 1.650.000

2).Sedang = Rp 1.650.000 – Rp 2.000.000 3).Tinggi = > Rp 2.000.000

4.5.2.3 Pendidikan

Pada variabel pendidikan terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian sebagai berikut:

1).Rendah = SD/SMP

2).Sedang = SMA

3).Tinggi = Akademi/perguruan tinggi

4.5.2.1 Pengetahuan

Kuesioner terdiri dari 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan salah. Pertanyaan yang dijawab benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 8 dan terendah adalah 0. Berdasarkan rumus statistic menurut sudjana (1992)

P =


(39)

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 8 (selisih nilai tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (Pengetahuan baik, cukup, kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 3,33 (3). Menggunakan p=3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, dan pengetahuan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan ANC dikategorikan atas interval sebagai berikut:

Skor 0-2 = pengetahuan kurang Skor 3-5 = pengetahuan cukup Skor 6-8 = pengetahuan baik

4.5.2.2. Sumber informasi

Sumber informasi terdiri dari 1 pertanyaan dengan penilaian apabila menjawab ya diberi nilai 1 dan jika menjawab tidak diberi nilai 0. Maka diperoleh untuk jawaban ya berarti sumber informasi yang diperoleh responden baik dan untuk jawaban tidak berarti sumber informasi yang diperoleh tidak baik.

4.5.2.3Letak Geografis

Untuk penilaian geografis terdiri dari 1 pertanyaan yang apabila dijawab ≥

6 km diperoleh letak geografis responden jauh dari pelayanan kesehatan dan < 6 km diperoleh letak geografis responden dekat dengan pelayanan kesehatan.


(40)

Kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan salah. Pertanyaan yang dijawab benar diberi nilai 1 dan pertanyaan yang salah diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 5 dan terendah adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut sudjana (1992)

P =

P= 1,33

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 5 (selisih nilai tertinggi dan terendah) dan banyak kelas 3 (Pengetahuan baik, cukup, kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 1,33 (2). Menggunakan p=3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, dan dukungan keluarga pada ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan ANC dikategorikan atas interval sebagai berikut:

Skor 0-2 = ada dukungan keluarga Skor 3-5 = tidak ada dukungan keluarga

4.5 Uji Validitas

Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka, oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu keputusan tentang bagaimana instrumen dengan baik mewakili karakteristik yang dikaji. Penelitian tentang validitas isi ini bersifat subjektif dan keputusan apakah


(41)

instrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli (Broncopp, 1999). Pada penelitian ini menggunakan validasi eksternal dan validasi internal. Validasi internal adalah validasi isi yang telah dikonsultasikan kepada dosen yang ahli dibidang komunitas dan dokter obgyn, validasi eksternal yaitu instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data variabel. Pengukuran validitas eksternal dalam penelitian ini menggunakan proses komputerisasi dengan jumlah responden 20 orang ibu hamil Di Desa Karang Tuna dengan koefisien r tabel lebih besar dari 0,468 hal ini berarti instrumen telah valid.

4.6 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji reliabilitas sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.

Uji reliabilitas akan dilakukan terhadap 20 orang ibu hamil. Hasil yang didapat dianalisa melalui komputerisasi pada setiap kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care. Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach alfa. Hasil reliabilitas terhadap 30 orang responden adalah 0,874 dimana lebih besar dari 0,632, hal ini berarti instrumen telah reliabel (setiadi, 2007)


(42)

Pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : pertama peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara). Setelah mendapatkan izin lalu mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ke Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Peneliti mulai melaksanakan pengumpulan data penelitian setelah mendapatkan izin dari Kepala Desa Tanjung Rejo.

Peneliti mendatangi tempat penelitian dan mulai mencari ibu-ibu hamil yang ada Di Desa Tanjung Rejo. Setelah menemukan ibu hamil peneliti mulai memperkenalkan diri kemudian menjelaskan kepada calon responden tentang prosedur, tujuan penelitian, cara pengisian kuesioner, dan menjelaskan tidak ada pemaksaan dalam pengisian kuesioner ini, jika ibu tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-hak ibu hamil tersebut. Jika ibu bersedia maka ibu terlebih dahulu menandatangani surat persetujuan menjadi responden lalu mulai mengisi kuesioner. Jika ibu kurang mengerti ibu bisa bertanya dan peneliti akan menjelaskannya. Setelah semua data terkumpul peneliti melapor kembali ke kantor Kepala Desa untuk mengambil surat balasan penelitian dan mengambil surat keterangan telah selesai melakukan penelitian Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.


(43)

Data yang disajikan akan diproses melalui:

4.8.2 Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengolahan data, akan diperbaiki dengan memeriksanya dan dilakukan pendataan ulang.

4.8.3 Coding

Pemberian code dan nomor atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk memudahkan memasukkan ke dalam tabel.

4.8.4 Tabulating

Untuk memudahkan analisa data dan pengolahan data dan pengambilan kesimpulan data. Maka hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

4.9 Analisa Data

Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan dengan mendeskripsikan besarnya persentase pada seluruh variabel penelitian dan disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.

Analisa Bivariat

Statistik bivariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa hubungan antara variable bebas (faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan antenatal) dan variable terikat (pemeriksaan antenatal care oleh ibu hamil) digunakan uji


(44)

chi-square dimana jika p value < 0,05 maka terdapat hubungan antar variabel. Lalu variable yang memiliki hubungan diuji kembali dengan uji korelasi spearman untuk melihat faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan antenatal care. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus (+) atau minus (-) yang akan menunjukkan arah korelasi. Makna sifat korelasi :

a. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka

variabel X2 juga akan mengalami kenaikan.

b. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka

variabel X2 akan mengalami penurunan.

Menurut Colton, kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam 4 area, yaitu :

r = 0,00 – 0,025  Tidak ada hubungan/hubungan lemah r = 0,26 – 0,50  Hubungan sedang

r = 0,51 – 0,75  Hubungan Kuat


(45)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care melalui proses pengumpulan data yang dilakukan pada Maret 2012 – Desember 2012 Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan menggunakan kuesioner penelitian yang telah diuji reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian. Penyajian data hasil penelitian meliputi data demografi dan beberapa faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan kunjungan antenatal Di Desa Tanjung Rejo.

5.1.1 Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang ada Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Adapun karakteristik responden yang dipaparkan mencakup pemeriksaan Antenatal care, usia, pendidikan, penghasilan keluarga, dan usia kehamilan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo diperoleh data sebagai berikut : dari 35 orang responden menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 23 orang (65,8%), mayoritas responden berusia 20 – 35 tahun sebanyak 32 orang (91,4%), dengan latar belakang pendidikan SD/SMP sebanyak 26 orang (74,3%), dimana mayoritas penghasilan keluarga perbulannya < Rp. 1.650.000,- sebanyak 17 orang (48,6%), dan mayoritas usia kehamilan pada trimester II yaitu 14-28 minggu sebanyak 19 orang (54,3%).


(46)

Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. (n = 35)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Umur

< 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 1 32 2 2,8 91,4 5,7 Pendidikan SD/SMP SMA Akademi/Perguruan Tinggi 26 7 2 74,3 20 5,7 Penghasilan < 1.650.000 1.650.000-2.000.000 > 2.000.000 17 13 5 48,6 73,1 14,3 Usia Kehamilan Trimester I Trimester II Trimester III 9 19 7 25,7 54,3 20


(47)

5.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan Antenatal care

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC Di Desa Tanjung Rejo kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. (n = 35)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC

Frekuensi Persentase (%)

Pendidikan SD/SMP SMA Akademi/Perguruan Tinggi 26 7 2 74,3 20 5,7 Penghasilan < 1.650.000 1.650.000-2.000.000 > 2.000.000 17 13 5 48,6 73,1 14,3 Pengetahuan Baik Cukup Kurang 14 12 9 40 34,4 25,7 Letak Geografis Jauh Dekat 21 14 60 40 Sumber Informasi Baik Tidak baik 11 24 31,4 68,6 Dukungan Keluarga Mendukung Tidak mendukung 18 17 51,4 48,6

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan responden adalah rendah dengan jumlah responden 26 orang (74,3%), penghasilan


(48)

rendah dengan jumlah 17 orang (48,6%), pengetahuan baik dengan jumlah 14 orang (40%), letak geografis jauh dengan jumlah 21 orang (60%), sumber informasi tidak baik dengan jumlah 24 orang (68,6%), dan dengan mayoritas dukungan keluarga yang mendukung berjumlah 18 orang (51,4%).

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Umur

Umur

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

<20 0 0 1 4,3

20-35 12 100 20 87 0,425

>35 0 0 2 8,7

Total 12 100 23 100

Dari tabel 3 diketahui hasil analisis hubungan antara umur ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang memeriksakan antenatal berumur 20 – 35 tahun sebanyak 12 (100%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas berumur 20 – 35 tahun ada 20 (87%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,425 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan pemeriksaan antenatal care.

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

Rendah 4 33,3 22 95,7

Sedang 6 50 1 4,3 0,000


(49)

Dari tabel 4 diketahui hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang memeriksakan antenatal berpendidikan sedang sebanyak 6 (50%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas berpendidikan rendah 22 (95,7%) orang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan pemeriksaan antenatal care.

Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

Rendah 4 33,3 13 56,5

Sedang 7 58,3 6 26,1 0,171

Tinggi 1 8,4 4 17,4

Total 12 100 23 100

Dari tabel 5 diketahui hasil analisis hubungan antara penghasilan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang memeriksakan antenatal berpenghasilan sedang sebanyak 7 (58,3%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas berpenghasilan rendah ada 13 (56,5%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,171 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan ibu dengan pemeriksaan antenatal care.


(50)

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

Baik 11 91,7 3 13,1

Cukup 1 8,3 11 47,8 0,000

Kurang 0 0 9 39,1

Total 12 100 23 100

Dari tabel 6 diketahui hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang memeriksakan antenatal berpengetahuan baik sebanyak 11 (91,7%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas berpengetahuan cukup ada 11 (47,8%) orang. Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemeriksaan antenatal care.

Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Letak Geografis

Letak Geografis

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

Jauh 4 33,3 17 73,9 0,025

Dekat 8 66,7 6 26,1

Total 12 100 23 100

Dari tabel 7 diketahui hasil analisis hubungan antara letak geografis ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang memeriksakan antenatal memiliki letak geografis yang dekat sebanyak 8 (66,7%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan


(51)

ada 17 orang (73,9%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,025 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara letak geografis ibu dengan pemeriksaan antenatal care.

Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

Baik 10 83,3 1 4,3 0,000

Tidak Baik 2 16,7 22 95,7

Total 12 100 23 100

Dari tabel 8 diketahui hasil analisis hubungan antara sumber informasi ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang memeriksakan antenatal memiliki sumber informasi yang baik sebanyak 10 (83,3%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas memiliki sumber informasi yang tidak baik ada 22 (95,7%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi ibu dengan pemeriksaan antenatal care.

Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase Pemeriksaan ANC Berdasarkan Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga

Pemeriksaan Antenatal Care

P Value Periksa Tidak Periksa

F % F %

Mendukung 10 83,3 8 34,8

Tidak Mendukung

2 16,7 15 65,2

0,008


(52)

Dari tabel 9 diketahui hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga ibu hamil dengan pemeriksaan antenatal care diperoleh bahwa mayoritas ibu hamil yang memeriksakan antenatal memiliki keluarga yang mendukung sebanyak 10 (83,3%) orang. Sedangkan diantara ibu yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal mayoritas memiliki keluarga yang tidak mendukung ada 15 (65,2%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,008 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga ibu dengan pemeriksaan antenatal care.

Setelah didapat variabel yang memiliki hubungan, maka variabel yang memiliki hubungan di uji dengan uji korelasi spearman untuk mengetahui variabel yang paling kuat hubungannya agar diketahui faktor yang paling dominan.

Variabel 1 Variabel 2 r

Pendidikan Pemeriksaan antenatal -0,653

Pengetahuan Pemeriksaan antenatal 0,700

Letak geografis Pemeriksaan antenatal -0,393 Sumber informasi Pemeriksaan antenatal 0,808 Dukungan keluarga Pemeriksaan antenatal 0,461

Dari tabel diatas didapat bahwa hubungan yang paling kuat yaitu faktor sumber informasi terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai r = 0,808 dengan korelasi sangat kuat.


(53)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Faktor Pengetahuan

Hasil penelitian yang didapat Di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Antenatal care berpengetahuan baik dengan jumlah responden sebanyak 11 orang (91,7%) dari 12 orang, sedangkan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan mayoritas berpengetahuan cukup dengan jumlah 11 orang (47,8%) dari 23 orang. Pengetahuan memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal care karena didapat p value < 0,05. Bila dilihat dari gambaran pengetahuan responden tentang pemeriksaan Antenatal, diketahui bahwa ibu hamil yang memeriksakan antenatal care hampir seluruhnya memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan ibu hamil yang tidak memeriksakan antenatal mayoritas berpengetahuan cukup. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slamet (1999), semakin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuan seseorang maka semakin membutuhkan pusat-pusat pelayanan kesehatan sebagai tempat berobat bagi dirinya dan keluarganya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Dewi (2008) menunjukkan bahwa dari 67 responden didapatkan sebanyak 34 orang (16,4%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, 22 orang (32,8%) mempunyai tingkat pengetahuan baik, dan 11 orang (16,4%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik cukup lebih teratur memeriksakan antenatal care dari pada responden berpengetahuan kurang.


(54)

5.2.2. Faktor Umur

Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo mayoritas responden yang melakukan kunjungan antenatal berusia 20 – 35 tahun sebanyak 12 orang (100%), dan mayoritas responden yang tidak memeriksakan antenatal care juga berusia 20 – 35 tahun sebanyak 20 orang (87%). Umur tidak memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal care karena p value > 0,05. Bila dilihat dari ibu yang melakukan pemeriksaan antenatal care seluruhnya berusia 20 – 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang ideal untuk hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia yang ideal diharapkan responden tersebut juga telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu sendiri. Dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam menghadapi kehamilannya. Karena dengan bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga mengetahui akan pentingnya antenatal care. Sejalan dengan pendapat Nursalam (2001:133) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Sedangkan jika dilihat dari responden yang tidak memeriksakan antenatal care, mayoritas responden berusia 20 – 35 tahun. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena ibu merasa berada pada rentang usia yang masih belum memasuki kehamilan risiko tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Amiruddin (2005) di Puskesmas Ulaweng Jawa Timur yang menyebutkan bahwa


(55)

fasilitas antenatal lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok risiko tinggi, salah satunya usia di atas 35 tahun (39,2%).

5.2.3 Faktor Pendidikan

Pendidikan ibu merupakan salah satu factor penting dalam usaha perlindungan obstetric. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, semakin meningkat kesadarannya terhadap kemungkinan adanya kesulitan dalam persalinan sehingga timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan teratur pada bidan atau dokter (Prichad, 1991)

Pada penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo mayoritas responden berpendidikan rendah 26 orang (74,3%). Sedangkan jika di klasifikasikan berdasarkan melakukan pemeriksaan antenatal atau tidak, mayoritas responden yang melakukan pemeriksaan antenatal memiliki pendidikan sedang 6 orang (50%), dan yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki pendidikan rendah 22 orang (95,7%). Pendidikan memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal karena p = 0,000. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menyerap sumber informasi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2001), pendidikan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau teknologi. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian Wiludjeng (2005) di RSUD Serang, dimana sebagian besar responden hanya berpendidikan SD (75%) dan tidak pernah melakukan kunjungan ANC (66,7%).


(56)

5.2.4 Faktor Ekonomi

Sosial ekonomi yaitu mempunyai kegiatan atau aktivitas yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong hidupnya secara financial (Notoadmojo, 2003). Dari hasil penelitian yang dilakukan Di Desa Tanjung Rejo, mayoritas keluarga ibu hamil yang melakukan pemeriksaan Antenatal care memiliki penghasilan sedang sebanyak 7 orang (58,3%), sedangkan ibu hamil yang tidak memeriksakan antenatal care memiliki penghasilan yang rendah sebanyak 13 orang (56,5%). Ekonomi tidak memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal karena p = 0,171. Sebagian ibu hamil di desa Tanjung Rejo mengatakan bahwa untuk kehidupan sehari-hari seperti kebutuhan primer (makan, minum, pakaian) kadang tidak terpenuhi, apalagi kebutuhan skunder seperti pemeriksaan kehamilan dan hanya memeriksakan saja atau hanya di pegang-pegang saja sudah bayar sekian ribu, mereka merasa itu hanya membuang uang untuk hal yang kurang perlu, masih banyak yang mereka butuhkan. Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Nugroho (2000), pendapatan yang sangat minimal atau kurang memadai kurang mungkin untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam keluarga.

5.2.5. Faktor Sumber Informasi

Informasi yang didapatkan ibu hamil dari petugas kesehatan, media cetak atau media elektronik cukup mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal care. Di lihat dari penelitian Di Desa Tanjung Rejo bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki


(57)

sumber informasi baik sebanyak 10 orang (83,3%) dan yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki sumber informasi tidak baik sebanyak 22 orang (95,7%). Sumber informasi memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal karena p = 0,000. Kurangnya informasi yang di dapat ibu hamil membuat sebagian besar mereka tidak memeriksakan kehamilannya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh saifuddin (2005) Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care. Oleh karena tidak adanya informasi atau kurangnya informasi yang di dapatkan oleh ibu hamil tentang antenatal care, maka banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care.

5.2.6. Faktor Letak Geografis

Ibu sering mengeluh jauhnya jarak rumah mereka dengan pelayanan kesehatan membuat mereka malas untuk memeriksakan kehamilan. Di tambah lagi susahnya sarana-prasarana untuk sampai ke pelayanan kesehatan Di Desa Tanjung Rejo. Dilihat dari data yang dikumpulkan Di Desa Tanjung Rejo, mayoritas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki letak geografis yang dekat sebanyak 8 orang (66,7%), sedangkan yang tidak melakukan pemeriksaan mayoritas memiliki letak geografis yang jauh sebanyak 17 orang (73,9%). Dilihat dari data letak geografis sangat mempengaruhi ibu hamil melakukan atau tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Letak geografis


(58)

memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal dengan nilai p = 0,025. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (1998), berbagai masalah yang perlu diperhatikan dalam upaya penanganan kehamilan dan persalinan adalah jarak layanan kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masih sulit dijangkau masyarakat yang berpenghasilan rendah dan lokalisasi pelayanan kesehatan masih belum terjangkau karena jarak yang jauh, sehingga menyebabkan ibu hamil enggan untuk memeriksakan kehamilannya.

5.2.7. Dukungan Keluarga

Dukungan psikologis dan perhatian suami serta keluarga sangat memberikan dampak terhadap perubahan perilaku ibu hamil, sehingga sangat dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil. Peran suami terhadap ibu yang sedang mengandung sampai melahirkan sangat besar, terutama dalam pemeriksaan antenatal care, agar ibu dan bayi sehat dan selamat selama kehamilan sampai melahirkan. Bila dilihat dari penelitian Di Desa Tanjung Rejo, mayoritas responden yang melakukan pemeriksaan antenatal care memiliki keluarga yang mendukung ibu hamil selama kehamilannya dalam pemeriksaan antenatal care dan segala hal yang membuat ibu dan bayi selalu sehat selama kehamilan yaitu sebanyak 10 orang (83,3%). Sedangkan jika dilihat dari responden yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care, mayoritas responden memiliki keluarga yang kurang mendukung atau sama sekali tidak mendukung sebanyak 15 orang (65,3%). Dukungan keluarga memiliki hubungan terhadap pemeriksaan antenatal


(59)

dengan nilai p = 0,008. Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Rook dan Dooley (1985 dalam kunjoro, 2002), system pendukung yang baik dalam keluarga terutama suami akan meningkatkan rasa aman, nyaman, baik secara fisik maupun emosional bagi seorang ibu yang mengandung, sehingga dimungkinkan melahirkan dengan aman dan spontan. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Simanjuntak (2002) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami/keluarga diperoleh OR = 2, 89 yang berarti bahwa responden yang memperoleh dukungan baik mempunyai kecenderungan untuk melakukan kunjungan K4 sesuai standar 3 kali lebih besar dibandingkan responden yang kurang mendapat dukungan suami/keluarga.

5.2.8. Pemeriksaan Antenatal care

Dari hasil penelitian terhadap 35 responden, mayoritas responden tidak memeriksakan kehamilannya (ANC) yaitu sebanyak 23 orang (65,8%). Jika dilihat dari tingkat pengetahuan responden, mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup 11 orang (47,8%). Pengetahuan responden yang cukup memiliki keterkaitan dengan tingkat pendidikan, sumber informasi serta penghasilan responden. Mayoritas pendidikan responden rendah 22 orang (95,7%) dengan penghasilan rendah < 1.650.000 13 orang (56,5%) dan sumber informasi yang tidak baik sebanyak 22 orang (95,7%). Jika dilihat dari data diatas, wajar bila responden hanya memiliki pengetahuan cukup. Responden mengatakan biaya yang cukup mahal untuk pendidikan yang membuat mereka hanya mampu bersekolah sampai SD dan SMP saja, bahkan ada yang tidak tamat


(60)

SD. Oleh karena itu mereka pun tidak memeriksakan ANC karena terkendala di biaya, kalaupun ada yang gratis seperti di puskesmas responden mengatakan tidak adanya sarana yang membawa mereka ke pelayanan kesehatan karena jauhnya jarak dari rumah responden ke pelayanan kesehatan. Mayoritas responden memiliki letak geografis yang jauh dari pelayanan kesehatan sebanyak 17 orang (73,9%).

Dilihat dari sumber informasi mayoritas responden yang tidak memeriksakan antenatal care memiliki sumber informasi yang tidak baik 22 orang (95,7%). Responden mengatakan petugas kesehatan tidak pernah memberikan informasi tentang antenatal care, bahkan mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) dari petugas kesehatan. Ketika di tanya bagaiman dengan media elektronik, mereka mengatakan sebagian responden tidak memiliki media elektronik seperti tv ataupun radio, bahkan sebagian rumah warga belum masuk listrik ke rumahnya. Oleh karena itu mereka memiliki informasi yang tidak baik tentang pemeriksaan antenatal care dan mereka tidak memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan.

Mayoritas responden yang tidak memeriksakan kehamilan keluarganya tidak mendukung dalam melakukan pemeriksaan antenatal sebanyak 15 orang (65,2%). Responden mengatakan keluarga tidak mendukung karena faktor biaya dan ketidak pedulian keluarga terhadap kesehatan ibu hamil. karena rata-rata responden memiliki tipe keluarga extended, yaitu dalam 1 rumah terdapat beberapa keluarga seperti kakek, nenek, keluarga dari pihak suami maupun istri.


(61)

Oleh karena itu pengeluaran juga lebih tinggi sehingga untuk hal-hal yang kurang penting seperti pemeriksaan kehamilan keluarga mengatakan tidak perlu.

5.3. Faktor yang Paling Dominan yang mempengaruhi Pemeriksaan Antenatal Care.

Setelah dianalisa dengan uji korelasi di dapat bahwa faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan antenatal care adalah faktor sumber informasi dengan r = 0,808. Hubungan antara sumber informasi dengan pemeriksaan antenatal care sangat kuat. Kurangnya informasi yang di dapat ibu hamil membuat sebagian besar mereka tidak memeriksakan kehamilannya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh saifuddin (2005) Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care. Oleh karena tidak adanya informasi atau kurangnya informasi yang di dapatkan oleh ibu hamil tentang antenatal care, maka banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care. Dari teori yang dikemukakan oleh saifuddin maka dapat diketahui bahwa pengaruh sumber informasi terhadap pemeriksaan antenatal care sangatlah kuat.


(62)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas ibu hamil yang ada Di Desa Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang tidak memeriksakan kehamilannya sebanyak 23 orang (65,8%). Dari keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan antenatal care, terdapat 5 faktor yang berhubungan terhadap pemeriksaan antenatal care dengan nilai p < 0,05 yaitu faktor pengetahuan, pendidikan, letak geografis, sumber informasi dan dukungan keluarga.

Lalu keseluruhan faktor di analisa kembali dengan uji korelasi dan didapatlah faktor yang paling kuat/paling dominan mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care yaitu faktor sumber informasi dengan nilai r = 0,808 dengan hubungan sangat kuat.


(63)

2. SARAN

Adapun saran pada penelitian ini adalah :

2.1Pelayanan Kesehatan

Diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih memperhatikan ibu-ibu hamil yang ada Di Desa Tanjung Rejo dengan memberikan informasi ataupun pendidikan kesehatan khususnya kepada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan antenatal care selama kehamilan hingga melahirkan.

2.2Masyarakat Desa Tanjung Rejo

Masyarakat Di Desa Tanjung Rejo diharapkan dapat berperan aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan dan pelayanan-pelayanan yang harus di kunjungi terutama tentang kesehatan ibu hamil yaitu tentang pemeriksaan kehamilan (ANC).

2.3Penelitian Selanjutnya

Kepada peneliti selanjutnya agar berkolaborasi dengan puskesmas setempat untuk mengumpulkan ibu-ibu hamil dan terlebih dahulu melakukan pendekatan kepada ibu hamil agar mudah dalam proses pengumpulan data. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan antenatal care.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Bronckopp, Dorothy (1999). Dasar-dasar riset keperawatan. Jakarta : EGC Dinkes, (2005 ). Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara.

Eka, Arsita (2012). Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

Fakultas Keperawatan USU (2006). Pedoman Penyusunan Proposal dan Skripsi Sarjana Keperawatan. Medan.

Istiarti, T. (2000). Menanti Buah Hati : Kaitan Antara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta : Media Pressindo

Manuaba, Ida Bagus Gde (1998). Ilmu Kebiidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan (cetakan 1). Jakarta : EGC

(2001). Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi & Keluarga Berencana. Jakarta : EGC

(2001). Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta : EGC

Mufdlilah (2009). Antenatal Care Focused. Yogyakarta : Nuha Offset

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

(2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Penelitian Ilmu Keperawatan (edisi 1). Jakarta : Salemba Medika

Saifuddin, (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Pradihardjo

Sastroasmoro, Sudigdo (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-4. Jakarta : Sagung Seto.


(65)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengatahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care.

Saya mengharapkan kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Anda menandatangani formulir persetujuan di bawah ini. Terima kasih atas perhatian dan partisipasi yang Anda berikan.

Partisipasi Anda dalam penelitian ini bersifat bebas, Anda dipersilahkan memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak dan mengundurkan diri tanpa ada sangsi apa pun.

Medan, Juni 2012

Peneliti Responden


(66)

Kuesioner Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut

Seituan Kab.Deli Serdang

Petunjuk pengisian : Berilah tanda check list ( )pada tempat yang tersedia. Isilah titik-titik yang harus dijawab

Kode (di isi oleh peneliti) :………

*G: *P: *A: *Trimester ke:

1. Usia :…………tahun

2. Pendidikan Terakhir : 1. ( ) SD/SMP 3. ( ) Akademi/PT

2. ( ) SMA

3. Penghasilan perbulan : 1.( ) < Rp 1.650.000 2.( ) Rp 1.650.000 – 2.000.000

3.( ) > Rp 2.000.000

4. Apakah ibu melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC)? a. ya


(67)

5. Menurut ibu, apakah pengertian pemeriksaan kehamilan/Antenatal Care? a. Pemeriksaan kesehatan ibu sebelum kehamilan

b. Pemeriksaan dan pengawasan ibu selama kehamilan c. Pemeriksaan dan perawatan ibu sesudah kehamilan

6. Apakah tujuan dari pemeriksaan kehamilan/Antenatal care? a. Menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dengan bayi b. Agar memiliki bayi yang baik

c. Agar ibu tetap cantik selama hamil

7. Manfaat dari pemeriksaan kehamilan antara lain: a. Agar ibu selalu merasa aman

b. Mendapat pengobatan selama kehamilan

c. Agar ibu dan bayi sehat selama kehamilan hingga melahirkan.

8. Imunisasi yang diberikan pada ibu hamil ? a. TT (Tetanus Toxoid)

b. DPT (Difteri Pertusis Tetanus) c. Polio, Campak, BCG

9. Selama kehamilan, berapa kalikah ibu mendapat imunisasi TT ? a. 1 kali


(68)

c. 3 kali

10. Kapan sebaiknya ibu melakukan kunjungan pertama dalam memeriksakan kehamilannya ?

a. Segera setelah ibu menduga bahwa ibu hamil b. Pada kehamilan 3 bulan

c. Pada kehamilan 5 bulan

11. Pemeriksaan kehamilan selama ibu hamil, menurut standart pemeriksaan kehamilan (ANC), dilakukan sebanyak:

a. Kurang dari 4 kali periksa kehamilan b. Lebih dari 4 kali periksa kehamilan c. Tidak sama sekali periksa kehamilan

12. Siapa sebaiknya yang melakukan pemeriksaan kehamilan ? a. Orang tua

b. Dukun beranak

c. Petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat)

13. Berapa kilometer (km) jarak dari rumah ibu ke pelayanan kesehatan (puskesmas/bidan)?

a. ≥ 6 Km b. < 6 km


(69)

14. Apakah ibu pernah mendapatkan informasi tentang pemeriksaan antenatal care melalui petugas kesehatan, media elektronik, media cetak ataupun media papan?

ya

tidak

15. Apakah suami/ anggota keluarga ibu ada yang mengajak untuk pergi melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas, bidan atau dokter?

a. Ya b. Tidak

16. Apakah suami ibu sering menemani ibu melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC)?

a. Ya b. Tidak

17. Apakah suami/keluarga ibu sering mengingatkan jadwal pemeriksaan kehamilan ibu?

a. Ya b. Tidak


(70)

18. Apakah keluarga/suami ibu ikut memperhatikan (pola makan, kegiatan, nutrisi) ibu selama masa kehamilan?

a. Ya b. tidak

19. Apakah keluarga ikut mengontrol dalam mengkonsumsi Fe yg diberikan petugas kesehatan ketika pemeriksaan kehamilan?

a. Ya b. tidak


(71)

(72)

Taksasi Dana

1. Persiapan Proposal

- Izin survey awal Rp. 75.000,-

- Biaya kertas print proposal Rp. 200.000,-

- Fotokopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000,-

- Biaya internet Rp. 50.000,

- Perbanyak proposal dan penjilidan Rp. 100.000,-

- Konsumsi saat sidang proposal Rp. 200.000,-

2. Perbaikan Proposal

- Biaya print kertas Rp. 100.000,-

3. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

- Izin penelitian Rp. 50.000,-

- Penggandaan kuesioner Rp. 50 .000,-

- Biaya print kertas Rp. 25.000,-

4. Persiapan Skripsi

- Biaya kertas dan tinta print Rp. 200.000,-

- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp. 300.000,-

- Biaya sidang skripsi Rp. 300.000,-

5. Biaya tidak Terduka Rp. 205.000,- Jumlah Rp.1.705.000,-


(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

CURICULUM VITAE Data Pribadi Penulis

Nama : Fatimah Jahra Ritonga

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 13 Februari 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1 dari 5 bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jl. Abadi Ling.3 no 2 Pulo Brayan Bengkel Medan Timur

Riwayat Pendidikan Penulis

Tahun 1996 – 2002 : SD Swasta Yossudarso Medan

Tahun 2002 – 2005 : MTs Swasta PP Ar-Raudhatul Hasanah Medan Tahun 2005 – 2008 : MAN 1 Medan


Dokumen yang terkait

Evaluasi Skrining Anemia Pada Ibu Hamil Oleh Bidan Di Desa Bandar Khalifah Kec.Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

5 69 55

Analisis Faktor - Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ibu Hamil Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Tahun 2013

4 96 110

Perilaku Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang

4 74 77

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care dengan Jumlah Kunjungan Antenatal Care di Desa Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Medan Tahun 2011

3 39 63

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (Anc) K1 Ibu Hamil Di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

0 4 16

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care (Anc) K1 Ibu Hamil Di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

0 2 6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care

0 0 5

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) DI KECAMATAN BESITANG KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013

0 0 13

Perilaku Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang

0 1 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Antenatal Care 2.1.1. Defenisi - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Tanjung Rejo Kec.Percut Sei Tuan Kab.Deli Serdang Tahun 2012

0 0 14