jumlah pengeluaran beberapa anggota KSP tidak sesuai dengan jumlah pemasukan setiap tahunnya
8
. Akibatnya muncul masalah ketiga yaitu menjamurnya praktik-praktik rentenir di wilayah pedesaan secara khusus di wilayah Desa Tonusu. Khususnya permasalahan
ketiga, kemunculan praktek-praktek rentenir ini juga dibarengi dengan kehadiran lembaga penjamin keuangan baik dari dari Bank, unit-unit koperasi, maupun unit
kelompok simpan pinjam KSP yang belum memiliki badan hukum. Dari ketiga pokok permasalahan
9
inilah yang mendasari dilakukannya kajian atau penelitian seputar Masyarakat Poso baik oleh pemerintah maupun oleh LSM, namun
tidak membawa perubahan bagi masyarakat secara umum. Bahkan dibeberapa warga masyarakat di Desa Tonusu sendiri muncul ketidakpercayaan pada unit-unit koperasi itu
10
, sehingga penulis memilih untuk mengkaji proses elaborasi nilai-nilai lokal masyarakat dalam kelompok usaha simpan pinjam untuk memahami masalah-masalah
baik menyangkut hambatan dan proses, maupun bagaimana pendekatan yang dilakukan dalam mengelaborasi nilai-nilai lokal tersebut, agar setidaknya masyarakat dapat lebih
baik dari sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah yaitu bagaimana proses pelembagaan nilai po sintuwu dalam kelompok usaha simpan pinjam?
1.3 Tujuan Penelitian
8
Lihat Halaman Lampiran “ Hasil olahan dari 25 anggota KSP”
9
Lihat pula tulisan Dam 1961 dalam Sajogyo 1996 yang membahasa permasalahan-permasalah seputar koperasi t ani di Cibodas Jawa Barat
10
Lihat kutipan wawancara ke 15, 6 Ferbuari 2012
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Menggambarkan proses pelembagaan nilai po sintuwu dalam kelompok usaha simpan pinjam
1.4 Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian terdiri dari dua bagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis lebih kepada kemampuan menjelaskan secara teoritis,
teori yang relevan dengan “Elaborasi nilai lokal masyarakat dalam kelompok usaha simpan pinjam”. Sedangkan manfaat praktis diperoleh penulis ketika memahami proses-
proses elaborasi dimana teori yang digunakan berperan sebagai bahan atau pedoman menganalisa juga bagian dari proses mengambarkan situasi sosial masyarakat.
1.5 Relevansi penelitian
Penelitian “Elaborasi nilai lokal masyarakat dalam kelompok usaha simpan pinjam” didasarkan pada kajian sosiologi memiliki kaitan dengan studi pembangunan antara lain
kedudukan dan peranan elaborasi sebagai bagian dari pendekatan-pendekatan strategis pembangunan. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa pembangunan merupakan bagian
dari interaksi sosial antara lain kajian seputar potensi-potensi masyarakat yang bisa didayagunakan dalam proses membangun.
1.6 Batasan-batasan konsep
1. Elaborasi ialah suatu pendekatan-pendekatan strategis yang dilakukan melalui pemanfaatan potensi-potensi sosial budaya yang dapat menunjang pendekatan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
tersebut. Pemanfaatan potensi-potensi sosial yang ada dilakukan melalui proses pelembagaan.
2. Pelembagaan ialah
penyesuaian-penyesuaian potensi-potensi sosial budaya masyarakat ke bentuk atau media yang digunakan pada pendekatan strategis
misalnya pendayagunaan nilai po sintuwu ke KPS 3. Po sintuwu ialah suatu nilai yang mengambarkan perilaku kolektif Masyarakat
Pamona dalam hal bekerjasama atau gotong royong, yang dilakukan baik secara langsung tenaga atau berperan serta secara aktif, maupun secara tidak langsung
materi-materi, ide, dan sebagainya. Perilaku tersebut bersifat timbal balik take and give.
4. Usaha simpan pinjam ialah terdiri dari kumpulan-kumpulan individu yang melembagakan
dirinya untuk
mencapai tujuan-tujuan
yang dikehendaki.
Umumnya tujuan-tujuan tersebut berkaitan dengan proses pemulihan kondisi secara sosial ekonomi, sosial budaya, dan sosial politik.
1.7 Penelitian terdahulu