teori akuntansi 1.docx

PENGENALAN TERHADAP TEORI AKUNTANSI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi

Oleh:
Hildaoktaviana(2015261058)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN
OKTOBER 2015

PENGERTIAN TEORI
Pengertian teori menurut Oxford English Dictionary adalah sebuah skema atau
sistem ide atau pernyataan sebagai penjelasan atau sekelompok fakta atau fenomena.
Menurut Macquarie Dictionary, teori adalah sekelompok koheren proposisi umum yang
digunakan sebagai prinsip-prinsip penjelasan untuk kelas fenomena. Sedangkan menurut
Hendriksen (1970,p.1), sekumpulan hipotesis, konsep, dan prinsip-prinsip pragmatis yang
saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum untuk suatu bidang penelitian.
Definisi yang diberikan oleh Hendriksen sangat mirip dengan definisi US FASB
di dalam kerangka kerja konseptual mereka (yang dianggap sebagai teori normative

akuntansi) yang didefinisikan sebagai suatu system koheren yang terdiri dari tujuan dan
konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapab
standar yang konsisten (FASB, 1976).
Definisi tersebut menyatakan bahwa teori harus didasarkan pada logika pemikiran
(sistematis dan logis). Beberapa teori akuntansi dikembangkan atas dasar pengamatan
masa lalu (berdasarkan empiris) dan beberapa dikembangkan lebih lanjut untuk membuat
prediksi tentang kemungkinan yang terjadi (dan kadang-kadang juga untuk memberikan
penjelasan mengapa peristiwa terjadi).
Teori akuntansi keuangan akan mempertimbangkan hal-hal seperti perilaku
masyarakat dan / atau kebutuhan masyarakat sebagai informasi akuntansi keuangan, atau
alasan mengapa orang dalam organisasi mungkin memilih untuk memberikan informasi
khusus untuk kelompok pemangku kepentingan tertentu. Sebagai contoh, kita
mempertimbangkan, antara lain, teori-teori yang:
-

menjelaskan bagaimana, berdasarkan perspektif tertentu peran akuntansi, aset harus
dinilai untuk tujuan pelaporan eksternal

-


memprediksi bahwa manajer diberikan bonus atas dasar laba akan berusaha untuk
mengadopsi metode akuntansi mereka yang menghasilkan peningkatan laba yang
dilaporkan

-

menjelaskan bagaimana latar belakang budaya individu

-

menentukan informasi akuntansi yang harus disediakan untuk pemangku kepentingan
tertentu atas dasar kebutuhan informasi mereka butuhkan

-

memprediksi kekuatan dari kelompok pemangku kepentingan tertentu

akan

menentukan keinginan atau permintaan kelompok yang menerima informasi

akuntansi tersebut
-

memprediksi upaya organisasi untuk membuat persepsi di masyarakat dan bahwa
informasi

akuntansi

dapat

digunakan

sebagai

sarana

untuk

mendapatkan,


mempertahankan atau mendapatkan legitimasi dalam organisasi
MENGAPA PENTING UNTUK MAHASISWA AKUNTANSI
Mahasiswa akuntansi keuangan harus mempelajari bagaimana membuat dan
membaca laporan keuangan yang disusun sesuai dengan berbagai standar akuntansi dan
peraturan lainnya. Dalam dunia kerja, Anda dapat terlibat dalam kegiatan seperti
menganalisis tujuan dibuatnya laporan keuangan untuk kepentingan pengambilan
keputusan tertentu, membuat laporan keuangan, atau menghasilkan pedoman akuntansi.
Semakin baik Anda memahami praktik akuntansi yang mendasari berbagai kegiatan,
Anda cenderung berhasil dalam karir pilihan Anda.
TINJAUAN TEORI AKUNTANSI
A. TEORI AKUNTANSI INDUKTIF
Merupakan proses yang berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang
khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari
keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya
digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap
gejala akuntansi tersebut.
B. TEORI POSITIF
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang
menggunakan


kemampuan,

pemahaman,

dan

pengetahuan

akuntansi

serta

penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi
tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan
bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi
praktik-praktik akuntansi.
Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap
teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar

pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normative terlalu

sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan
mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt &
Zimmerman,1986 ):
-

Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena
didasarkan ‘pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji
keabsahannya secara empiris.

-

Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara
individual daripada kemakmuran masyarakat luas.

-

Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber
daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam system
perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat
menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi

secara efisien.
Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk
menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak
memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam
pendekatan normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang
lebih berorientasi pada penelitian empiris dan menjustifikasi berbagai teknik atau
metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk
pengembangan teori akuntansi dikemudian hari.

C. TEORI AKUNTANSI NORMATIF
Teori normative berusaha untuk membenarkan tentang apa saja yang harus
dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan
seharusnya di dasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut nelson
(1973) teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hasil hipotesis tersebut.
Perumusan akuntansi normative mencapai keemasan pada tahun 1950 dan
1960an. pada periode tersebut teori normative lebih berkosentrasi pada penciptaan
laba sesungguhnya.dan pengambilan keputusan.

Evaluasi berdasarkan asumsi

Dalam Teori Akuntansi Positif yang dikembangkan oleh para peneliti seperti Jensen dan
Meckling (1976) dan Watts dan Zimmerman (1978), asumsi yang digunakan adalah tiap orang
ingin memaksimalkan kekayaannya. Orang-orang yang menyetujui Teori Akuntansi Positif akan
menyetujui suatu pernyataan bahwa manajer akan memilih metode akuntansi yang menghasilkan
laba tertinggi, karena dengan tingginya laba, manajer pun mendapat bonus kemudian. Artinya,
kepentingan diri adalah keyakinan inti tentang apa yang memotivasi tindakan individu.
Akumulasi kekayaan diasumsikan di tengah semua keputusan. Teori ini tidak memasukkan
pertimbangan moral, loyalitas, tanggung jawab sosial dan sejenisnya.
Beberapa penulis melakukan cara-cara yang tidak jujur dalam menyampaikan argumennya.
Inilah yang harus diwaspadai pembaca saat menelaah suatu penelitian. Penulis biasanya
menggunakan kata-kata yang bersifat emosional, repetasi, dan lain-lain. Cara-cara ini merupakan
cara tidak jujur yang dilakukan penulis untuk membuat pembaca menerima argumennya. Untuk
itulah, menurut Thouless (1974:24), hal-hal yang perlu dilakukan jika menghadapi hal tersebut
adalah:
1. Menyalin bacaan yang mengandung ekspresi emosional tersebut.
2. Garis bawahi semua kata-kata yang menunjukkan emosional
3. Tulis ulang kembali dengan bahasa yang lebih netral.
Namun, sekali lagi, yang perlu diingat dalam pembuktian adalah bahwa semua teori adalah
abstraksi dari realita. Sehingga, peneliti pun tidak dapat mengekspektasikan suatu teori dapat
digunakan sepanjang masa karena adanya unsur ‘perilaku manusia’ yang akan sangat berbeda

satu dan yang lainnya. Akan lebih baik jika dalam satu penelitian diberikan lebih dari satu teori
untuk menjelaskan fenomena tertentu.
Walaupun demikian, terdapat kemungkinan untuk bisa menggeneralisasi secara luas saat
mengembangkan suatu teori. Namun, generalisasi ini hanya bisa diaplikasikan pada situasi yang
spesifik dan memiliki faktor-faktor individu yang bervariasi untuk setiap situasinya. Selain itu,
perlu juga dipertimbangkan data-data yang akan digunakan untuk menggeneralisasi teori
tersebut, apakah sudah cukup baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Refrensi:
Craig Degaan & Jeffry Unerman“Financial Accounting Theory “European Edition