1. Hasil praktik mengajar
Selama delapan kali pertemuan siswa mengikuti pelajaran dengan antusias. Hal ini ditandai dengan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas,
menanyakan setiap hal yang belum diketahui kepada mahasiswa PPL dalam hal ini berperan sebagai guru.
Suasana kegiatan belajar mengajar termasuk kondusif walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa siswa menjadi lebih banyak bicara dan berkomunikasi
daripada ketika diajar oleh guru-guru SMK N 1 Sedayu. Hal ini terjadi karena rasa sungkan terhadap pengajar menjadi sedikit menghilang ketika
pengajar memiliki usia yang tidak terlampau jauh dengan siswa, hal ini tidak menjadi maslah ketika terjadi saling pengertian dan komunikasi yang baik
tentang kegiatan belajar mengajar. Teori-teori yang sedikit rumit, dalam mata pelajaran rancang bangun
jaringan ini misalkan KD yang membahas tentang subnetting, pelajaran ataupun teori pada KD ini dapat diulang pada pertemuan ketika membahas
KD lain atau dikaitkan dan digunakan pada KD lain sehingga pemahaman siswa akan lebih mendalam dan ilmu yang didapat akan tertanam dan
teringat lebih lama pada pikiran siswa. Dengan strategi seperti ini siswa XI TKJ A dan B pada SMK N 1 Sedayu terbukti lebih akan mengingat pelajaran
yang bersangkutan dan hasil yang didapat dari hal itu adalah ingatan siswa tentang pemahaman teori ini akan bertahan lebih lama.
2. Hambatan dan Solusi Hambatan Pelaksanaan PPL
Banyak hal yang dapat menjadi pelajaran bagi mahasiswa yang tidak dapat didapat pada bangku kuliah. Hal-hal ini penting untuk memberi
gambaran dan melatih mahasiswa untuk dapat menghadapi setiap hambatan yang ada.
a. Setiap peserta didik adalah unik. Artinya adalah setiap siswa memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda-beda dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Perlakuan yang diberikan pun tidak bisa disamakan tergantung pada kemampuan dan karakter siswa.
b. Padat dan lamanya siswa mengikuti mata pelajaran produktif yang hanya dilakukan selama dua hari dalam seminggu dan dimulai pukul tujuh
hingga jam terakhir yang paling sore adalah pukul empat sore membuat stamina siswa telah terkuras ketika mengikuti pelajaran jam-jam terakhir
atau jam ke-9 ke atas. Hal ini mengakibatkan penyerapan siswa terhadap pelajaran yang diberikan menjadi lebih sulit.
c. Motivasi siswa dalam mengerjakan tugas kurang, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang mengerjakan tugas hanya dengan mencari materi
di dalam internet dan menggunakannya tanpa melakukan penyuntingan. Untuk masalah seperti ini akhirnya dapat diatasi dengan aturan
pengerjaan tugas yang menjadi lebih mengikat. d. Perbedaan kemampuan siswa dalam menyerap materi menyebabkan
perbedaan pencapaian siswa dalam kegiatan belajar padahal di sisi lain seharusnya seluruh siswa mampu untuk paling tidak mencapai kriteria
kelulusan. Untuk mencapai tujuan minimal mencapai kriteria minimal ini maka siswa paling tidak harus mengerti dan menguasai materi walaupun
tidak secara benar-benar baik, hal ini mengakibatkan beberapa materi yang sulit dipahami oleh sebagian siswa harus diulang hingga siswa
paham. Hal ini menghambat siswa lain untuk dapat mempelajari materi selanjutnya. Untuk mengatasi hal ini yang harus diperbaiki secara
mendasar adalah teknik pencapaian materi yang lebih baik, misalkan setiap siswa harus mengikuti suatu langkah-langkah yang harus dipahami
terlebih dahulu sebelum lanjut pada step berikutnya.
3. Umpan Balik dari Guru Pembimbing