Pengertian Gamelan KAJIAN TEORI

4. Gender Gender terdiri dari bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator. Gender dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat dibalut lapisan kain dengan tangkai pendek. Gender ada dua macam yang dibedakan sesuai dengan fungsi, wilayah nada, dan ukuran, yaitu: a. Gender Barung Gender barung berukuran besar, beroktaf rendah sampai tengah, dan sebagai salah satu instrumen pemuka gender barung memainkan pola-pola lagu yang mempunyai ketukan yang ajeg tetap yang dapat menciptakan tekstur sonoritas yang tebal dan menguatkan rasa pathet gendhing. Beberapa gendhing mempunyai pembuka yang dimainkan oleh gender barung yang dinamakan gendhing gender. b. Gender Penerus Gender penerus berukuran kecil, beroktaf tengah sampai tinggi. Instrumen ini tidak harus ada dalam sebuah gamelan, namun berguna untuk menambah kekayaan tekstur gamelan. Gender penerus ini bermain dalam pola ketukan tetap dan cepat. 5. Gong Gong berukuran besar atau sedang digantung secara vertikal dan ditabuh di tengah-tengah bulatannya pencu dengan tabuh bundar berlapis kain. Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi nuansa keseimbangan setelah selesainya kalimat lagu gendhing yang panjang. Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu, sehingga kelompok itu sendiri kalimat lagu di antara dua tabuhan gong dinamakan gongan. Ada dua macam gong, yaitu: a. Gong Ageng Gong besar yang di gantung, ditabuh untuk menandai awak dan akhir kelompok dasar lagu gendhing. b. Gong Suwukan Gong gantung berukuran sedang yang ditabuh untuk menandai akhiran gendhing yang pendek seperti lancaran, srepegan, dan sampak. 6. Kemanak Kemanak adalah salah satu instrumen dalam gamelan yang berbentuk seperti buah pisang dan dianggap sebagai instrumen kuno. Kemanak ditabuh dalam sebuah gamelan untuk mengiringi beberapa macam tari bedhaya, srimpi, dan santiswaran. 7. Kempul Gong gantung berukuran kecil, yang menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu gendhing. Kempul dapat memainkan nada yang sama dengan nada balungan, kadang mendahului nada balungan selanjutnya, kadang memainkan nada yang membentuk interval kempyung dengan nada balungan untuk menegaskan rasa pathet. 8. Kendhang Kendhang asimetris mempunyai dua sisi dengan sisi kulitnya ditegangkan dengan tali dari kulit atau rotan yang ditata dalam bentuk “Y”. Kendhang diletakkan dalam posisi horisontal pada gawangantempatnya, dimainkan dengan jari dan telapak tangan, kendhang berfungsi untuk menentukan irama dan tempo menjaga tempo, menuntun peralihan tempo, dan menghentikan tabuhan gendhing. Kendhang berperan penting dalam gamelan sebagai salah satu instrumen pemuka. Kendhang ada empat jenis yaitu : a. Kendhang Ageng Kendhang dengan ukuran terbesar, dimainkan untuk gendhing atau bagian dari gendhing yang berirama tenang dan wibawa regu. Dalam teknik kendang kalih, kendhang ageng dimainkan dalam kombinasinya dengan kendhang ketipung. b. Kendhang Wayangan Kendhang dengan ukuran sedang yang khususnya untuk mengiringi pertunjukan wayang. c. Kendhang Ciblon Kendhang Ciblon berukuran kecil untuk mengiringi tarian. Kendhang ini juga dimainkan dalam klenengan, memiankan pola ritme yang berasosasi dengan gerakan-gerakan tari. d. Kendhang Ketipung Kendhang ketipung berukuran paling kecil dimainkan dalam kombinasinya dengan kendhang ageng dalam suatu teknik yang dinamakan kendang kalih. 9. Kenong Kenong terdiri dari satu set instrumen jenis gong dengan posisi horisontal yang ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Kenong merupakan instrumen penting kedua setelah gong. Kenong membagi dua atau empat kalimat-kalimat kenong atau kenongan. Selain berfungsi untuk menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing, dapat memainkan nada-nada yang sama dengan nada balungan, dan boleh mendahului nada balugan berikutnya untuk menuntun alur lagu gendhing, sekaligus dapat memainkan nad ayang berjarak satu kempyung dengan nada balungan untuk mendukung rasa pathet. Pada kenongan dengan tempo cepat, dalam ayak-ayakan, srepegan, dan sampak, tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-gendhing tersebut. 10. Kethuk-Kempyang Kethuk-Kempyang terdiri dari dua instrumen jenis gong yang diletakkan secara horisontal pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Kethuk-kempyang memberi aksen-aksen alur lagu gendhing menjadi kalimat-kalimat yang pendek. Pada gaya tabuhan cepat lancaran, sampak, srepegan, dan ayak-ayakan, kethuk ditabuh di antara ketukan-ketukan balungan menghasilkan pola-pola saling mengisi yang cepat. 11. Rebab Rebab merupakan instrumen kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk hati yang ditutup dengan membran kulit tipis dari babad sapi. Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel terutama dalam gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan, wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja sehingga alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing. Rebab juga memberi tuntunan musikal pada ansambel untuk beralih dari bagian satu ke bagian yang lain. 12. Saron Saron adalah instrumen dalam gamelan yang berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah satu oktaf atau satu oktaf ditambah satu nada yang ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Saron ditabuh dengan tabuh yang terbuat dari kayu dan tanduk yang akhir ini untuk peking. Saron ada tiga jenis yaitu : a. Demung Demung adalah saron berukuran besar dan beroktaf tengah. Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas. Pada teknik pinjalan, dua demung dan slenthem membentuk lagu yang saling mengisi satu sama lain. Umumnya, satu perangkat gamelan mempunya satu atau dua demung, namun ada gamelan di Kraton yang mempunyai lebih dari dua demung. b. Saron Barung Saron barung adalah saron yang berukuran sedang dan beroktaf tinggi. Seperti demung, saron barung emainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron barung memainkan lagu yang saling mengisi dengan tempo cepat. Satu set gamelan mempunyai satu atau dua saron barung, namun ada juga gamelan yang mempunyai lebih dari dua saron barung. c. Saron Penerus Saron penerus adalah jenis saron yang berukuran paling kecil dan beroktaf paling tinggi. Saron penerus atau peking ini memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan. Lagu peking juga berusaha menguraikan lagu balungan dalam konteks lagu gendhing. 13. Slenthem Menurut konstruksinya, slenthem masuk dalam keluarga gender. Slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron, dan beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti demung dan saron barung, slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas. 14. Suling Suling bambu yang memainkan lagunya dalam pola-pola lagu bergaya bebas metris. Pola-pola lagu ini dimainkan secara bergantian, biasanya pada waktu lagu mendekati akhir kalimat, namun kadang pemain suling juga memainkan lagu-lagu pendek di awal atau di tengah kalimat lagu.

D. Gereja

Gereja adalah Umat Allah yang dihimpun atas dasar peristiwa Yesus Kristus dan pengutusan Roh Kudus Weiden, 2015:36. Kata Gereja berasal dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία ekklêsia yang berarti dipanggil keluar ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil; kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia.Beberapa pengertian lain tentang Gereja menurut Weiden 2015:124 : 1. Gereja adalah suatu paguyuban dari komunitas-komunitas kecil yang percaya akan Yesus Kristus Sang Juru Selamat ditengah mayoritas umat agama lain. 2. Gereja adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, gedung, dimana umat dapat berdoa dan bernyanyi bersama-sama. 3. Gereja sebagai mazhab aliran atau denominasidalam agama Kristen. Misalnya: Gereja Katolik, Gereja Protestan, dan lain- lain. 4. Gereja ialah lembaga administratif. Contoh: Gereja membuat surat babtis, surat krisma, surat perkawinan, dan sebagainya. Weiden 2015 mengatakan bahwa Pemahaman tentang Gereja juga bisa dilihat dalam arti rohani dan arti fisik : 1. Arti Rohani: Persekutuan semua orang Katolik di seluruh dunia yang percaya akan YesusHimpunan yang di dalamnya terdapat Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus bdk 1 Kor 10:32, 11:17-22, 15:9. 2. Arti Fisik: Bagi Paulus, Gereja adalah jemaat setempat namunjuga mempunya arti yaitu di dalam jemaat setempat terwujudlah Gereja Allah. Dalam pemahaman gereja Paulus, orang tidak pergi ke Gereja untuk beribadat.

E. Ekaristi

Ekaristi adalah “Sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani”, sakramen sakramen lainnya, begitu pula semua pelayanan gerejawi serta karya kerasulan, berhubungan erat dengan Ekaristi suci dan terarahkan padanya, sebab dalam Ekaristi tercakup seluruh kekayaan rohani Gereja, yakni Kristus, Paskah kita Presbyterorum Ordinis 5 dalam Hadisumarta, 2013:2. Kita bersyukur karena Tuhan telah menebus kita dan membebaskan kita dari dosa dan maut dengan cara wafat dan bangkit dari mati.

F. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardyansah Jani Putra 2012 dengan judul “Pengaruh Minat dan Motivasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik Terhadap Prestasi Belajar Seni Budaya Di SMP Negeri 1 Wates ” dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara minat dan motivasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar seni budaya dikelas. Relevansinyadengan penelitian ini adalah sama-sama ingin mendeskripsikan satu variabel, menggunakan angket tertutup untuk pengambilan data, dan menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Nisa Puspaning Tyas Yudana 2014 dengan judul “ Minat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pengadangan Terhadap Jenis Musik” dengan hasil penelitian siswa cenderung lebih banyak berminat pada jenis musik dangdut. Variabel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang diambil secara acak random sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan minat siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pengadangan terhadap jenis musik pop, rock, jazz, dangdut, dan keroncong. Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama-sama ingin mendeskripsikan satu variabel, menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dan sama-sama menggunakan kuesioner tertutup sebagai instrumen penelitian untuk mengetahui minat siswa terhadap jenis musik.

G. Kerangka Berpikir

Dalam perayaan ekaristi, doa dan syukur yang dipanjatkan umat Katolik sebagian besar dalam bentuk nyanyian, yang dibimbing oleh paduan suara dan biasanya diiringi dengan organ. Seiring dengan perkembangan zaman, alat musik yang dapat digunakan untuk mengiringi perayaan ekaristi tidak hanya organ saja, melainkan alat musik lainnya yang dapat disesuaikan dengan daerah masing-masing yang disetujui oleh pemimpin Gereja setempat. Di Yogyakarta, karena budaya dalam bidang musik yang sangat kental adalah gamelan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa gamelan dapat menjadi musik pengiring dalam sebuah perayaan ekaristi. Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta merupakan salah satu Gereja Katolik di Yogyakarta yang mempunyai seperangkat gamelan. Gereja tersebut juga mengadakan perayaan ekaristi bahasa Jawa dengan iringan gamelan setiap hari Minggu pada akhir bulan. Di Gereja itu terdapat suatu komunitas yang dibentuk untuk belajar dan berlatih gamelan untuk mengiringi perayaan ekaristi tersebut. Terdapat sekitar 30 anggota yang mempunyai minat yang sama untuk menjadi penabuh gamelan untuk mengiringi perayaan ekaristi. Minat adalah ketertarikan seorang individu terhadap suatu objek yang membuat individu tersebut merasa senang dan mempunyai harapan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup untuk mengambil data, agar dapat mengetahui minat dan motivasi pemain gamelan terhadap iringan gamelan dalam sebuah perayaan ekaristi. Kuesioner terlebih dahulu disebar untuk mendapatkan data yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Setelah dinyatakan valid dan reliabel, kuesioner disebar kembali untuk mendapatkan data minat dan motivasi umat yang menjadi pemain gamelan. Setelah mendapatkan data minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan, peneliti menggunakan program SPSS 20.0 dan Microsoft Excel untuk mengolah data penelitian. Dengan mengetahui hal tersebut, peneliti berharap agar Gereja dapat terus berupaya dan mencari solusi untuk meningkatkan partisipasi umat sebagai pemain gamelan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Menurut Emzir 2009:28, pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma post positivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan seperti tentang sebab-akibat, reduksi terhadap variabel hipotesis dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori, menggunakan strategi penelitian seperti survey yang memerlukan data statistik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian bersifat mendeskripsikan atau menggambarkan suatu permasalahan secara apa adanya dengan didukung oleh tabel dan grafik.

B. Variabel Penelitian

Variabel secara teori dapat didefinisikan sebagai suatu atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya Hatch Farhady dalam Sugiono 2010:60. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, yaitu minat dan motivasi pemain gamelan terhadap iringan gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Pengolahan Arsip pada Gereja Katolik Santa Perawan Maria yang terkandung Tak Bernoda Garut

0 18 199

Aplikasi Pengolahan Arsip pada Gereja Katolik Santa Perawan Maria yang terkandung Tak Bernoda Garut

0 15 199

KEPUASAN UMAT PAROKI GEREJA KUMETIRAN KEPUASAN UMAT PAROKI GEREJA KUMETIRAN TERHADAP BULETIN KOMPAK (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kepuasan Umat Paroki Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta terhadap Buletin KOMPAK).

0 2 21

PENDAHULUAN KEPUASAN UMAT PAROKI GEREJA KUMETIRAN TERHADAP BULETIN KOMPAK (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kepuasan Umat Paroki Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta terhadap Buletin KOMPAK).

0 4 34

KESIMPULAN DAN SARAN KEPUASAN UMAT PAROKI GEREJA KUMETIRAN TERHADAP BULETIN KOMPAK (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Kepuasan Umat Paroki Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran Yogyakarta terhadap Buletin KOMPAK).

0 3 32

EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 16

BAB I EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 12

Audit Struktur Pengendalian Intern Penerimaan Kas EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

11 41 30

PENUTUP EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PENERIMAAN KAS PAROKI HATI SANTA PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YOGYAKARTA.

0 2 7

Makna ekaristi bagi spiritualitas pelayanan prodiakon Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan - USD Repository

0 0 169