BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Prokrastinasi
2.1.1 Pengertian Prokrastinasi Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination
dengan awalan ”pro” dan akhiran ”crastinus”. Pro berarti kecenderungan bergerak maju, crastinus berarti menuju keesokan
hari Steel, 2006. Sehingga jika digabungkan prokrastinasi menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Penundaan
adalah kecenderungan untuk menunda atau sama sekali menghindari tanggung jawab, keputusan, atau tugas yang perlu dilakukan
Haycock, McCarthy, SKAY 1998, Tuckman dan Sexton, 1989 dalam La Forge, 2005.
Ellis dan Knaus La Forge, 2005 mengatakan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan
proses penghindaran tugas, yang hal itu sebenarnya tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta
adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar, bahwa penundaan yang telah menjadi respon tetap atau
kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu kebiasaan trait prokrastinasi. Salomo dan Rothblum 1984 mendefinisikan prokrastinasi
sebagai perbuatan yang tanpa alasan memperlambat pekerjaan sampai
pada titik ketidaknyamanan yang dialami. Penundaan melibatkan mengetahui bahwa seseorang bisa saja melakukan suatu kegiatan,
dan mungkin bahkan ingin melakukannya, namun gagal untuk memotivasi diri sendiri untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang
diinginkan atau diharapkan Senecal, Koestner, Vallerand 1995 dalam La Forge, 2005.
Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan
untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu,
serta sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan Tuckman, 2007.
Ferrari, dkk 1995 juga membagi prokrastinasi menjadi dua: a.
Functional procrastination
, yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih
lengkap dan akurat. b
. Disfunctional procrastination
yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek dan menimbulkan masalah. Ada dua
bentuk prokrastinasi yang disfunctional berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan, yaitu:
1.
Decisional Procrastination
Decisional procrastination adalah suatu penundaan dalam mengambil keputusan. Bentuk prokrastinasi ini
merupakan sebuah anteseden kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu kerja dalam menghadapi
situasi yang dipersepsikan penuh stress Ferrari, dalam Rizvi dkk., 1997. Prokrastinasi dilakukan sebagai suatu
bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri dalam perbuatan keputusan pada situasi-situasi yang
dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam mengindentifikasikan tugas, yang
kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seorang menunda untuk memutuskan
masalah. Decisional procrastination berhubungan dengan kelupaan, kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak
berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang. 2
. Avoidance Procrastination Avoidance procrastination
atau
Behavioral procrastination
adalah suatu penundaan dalam perilaku yang tampak. Penundaan dilakukan sebagai suatu cara
untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk
menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan yang akan mendatangkan. Avoidance procrastination
berhubungan dengan tipe self presentation, keinginan
untuk menjauhkan diri dari tugas yang menantang, dan implusiveness.
2.1.2 Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik Ferrari dkk, 1995 mengemukakan ciri-ciri prokrastinasi
akademik sebagai berikut : a. Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan kerja tugas.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus segera diselesaikan dan berguna bagi diri
procrastinator,akan tetapi menunda nunda untuk mulai mengerjakannya atau mununda-nunda untuk menyelesaikan
sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan sebelumnya. b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
Orang yang melakukan prokrastinasi memperlakukan waktu yang lebih lama dari pada waktu yang dibutuhkan pada
umumnya dalam mengerjakan suatu tugas.Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri
secara berlebihan maupunmelakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas tanpa memperhitungkan
keterbatasan waktu yang dimiliki. –
c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang procrastinator mempunyai kesulitan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.Seseorang procrastinator sering mengalami
keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana rencana yang telah di
tentukan sendiri. d. Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan yang bersifat
hiburan. Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera
melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktifitas lain yang dipandang lebih
menyenangkan dan mendatangkan hiburan,seperti membaca koran, majalah, atau buku cerita lainnya, ngobrol, jalan-jalan,
sehingga menyita waktu yang ia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan.
Dari ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan
kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual dan
melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.
2.1.3 Aspek-Aspek Prokrastinasi Akademik Menurut Solomon dan Rothblum 1984 mengutarakan bahwa ada tiga aspek yang
ada dalam prokrastinasi yaitu, frekwensi, kebermasalahan dan keinginmengurangi penundaan.
2.2 Televisi