Pengaruh Durasi Menonton Televisi Terhadap Prestasi Akademik Siswa-Siswi Kelas 2 Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2013

(1)

PENGARUH DURASI MENONTON TELEVISI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI KELAS 2 SMP YAYASAN PENDIDIKAN

SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN 2013

Oleh:

ELVITA NORA SUSANA 100100371

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

ABSTRAK

Secara umum, pola menonton anak sudah menjadi perhatian dari orang tua, pendidik dan pakar kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian badan kesehatan dunia, bahwa kebiasaan menonton televisi bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik. Sedangkan televisi yang tidak bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada siswa-siswi kelas 2 SMP.

Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian ini diambil dengan cara consecutive sampling dengan jumlah 60 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dan melihat nilai rata-rata akhir ujian (RAPOR).

Setelah dilakukan uji analisis menggunakan uji regresi linier dan korelasi pearson diketahui tidak terdapat hubungan antara durasi menonton televisi dengan prestasi akademik p = 0,655.

Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh durasi menonton TV terhadap prestasi akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA. Diperlukan penelitian untuk faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi akademik disekolah.


(4)

ABSTRACT

Generally, patterns of watching television in children have been catching parents, educator, and health experts. According to WHO research, watching high-quality tv shows may influence children to have good behavior. However, low-quality tv shows may push children to have bad behaviour. The aim of this research is to find out influence of duration in watching television to academic achievement in eight grader students.

This research is an analytical study with cross-sectional design. The amount of sample is 60 students collected by consecutive sampling. This research were held from July 2013. Data were collected from questionnaire and average test score from RAPOR.

This research is an analytical study with linear-regression test and Pearson correlation test. Results of this study shows that there is no influence of duration of watching tv to academic achievements in students (P=0.655).

In conclusion, this research has shown that the duration of watching television does not have any effect on the academic performance of grade 8 students in YPSA Junior High School. Other research are needed for other factors that may influence children’s academic achievements.


(5)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang dengan petunjuk dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya telah mendapat banyak bimbingan pengarahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp.A(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

2. dr. Imelda Rey, Sp.PD, dr. Zulkifli, MSi dan dr. Nurchaliza H. Siregar, Sp.M selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD KGEH selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi kepada saya.

4. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Ir. H. Musa Bintang M.M dan ibunda Hj. Ainul Mardhiah S.H, beserta tante saya, dr. Hj. Rina Mayasari atas doa, perhatian dan dukungan yang tidak pernah putus sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.

5. Pihak Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian ini.

6. Teman-teman sejawat saya Hasfi Fauzan Raz, M Faridz, Andita Namira, Jeffri Syahputra, Hagai, Seprima Yenti, Luthfi, Faris, Rahmat, Awi, Mufti, Egi, Harmen, Al, Putra dan seluruh angkatan 2010 Fakultas Kedokteran


(6)

USU yang telah banyak membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga mereka.

7. Sahabat-sahabat saya Octisa Almira Chalida, Annisa Putri Siregar, Malahayati R. Bintang, Muhammad Haritsyah Warli, Suci Putri Ayu, Cut Putri, Dwi Atikah, Adja Nazlia, Cut Triannisa, Sarah Suci Yurica, Rizky Keumala, Okty Divita, Tania Salsahira dan Fairuz Sofi terima kasih telah memberikan waktu, saran, motivasi serta semangat yang tiada henti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

8. Kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pengerjaan KTI ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca Karya Tulis Imiah ini.

Medan, Desember 2013

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Televisi ... 4

2.1.1. Defenisi Televisi ... 4

2.1.2. Fungsi Televisi ... 4

2.1.3. Pengaruh Siaran Televisi terhadap Anak ... 5

2.1.4. Waktu Menonton Televisi ... 7

2.1.5. Televisi di Kamar Anak ... 9

2.1.6. Keuntungan Media Televisi ... 9

2.1.7. Peran Keluarga atau Orang Tua dalam Mengawasi Anak Menyaksikan Televisi ... 10

2.2. Prestasi Akademik ... 10

2.2.1. Pengertian Prestasi Akademik ... 10

2.2.2. Ukuran Prestasi ... 11

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ... 11

2.2.4. Pengaruh Televisi terhadap Prestasi Akademik... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 16


(8)

3.2. Definisi Operasional ... 17

3.3. Hipotesa ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1. Jenis Penelitian ... 18

4.2. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data ... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1. Populasi Penelitian ... 18

4.3.2. Sampel Penelitian ... 18

4.3.3. Kriteria Insklusi dan Eksklusi ... 18

4.3.4. Besar Sampel ... 19

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.4.1. Jenis Data ... 19

4.4.2. Data Primer ... 20

4.4.3. Data Sekunder ... 20

4.5. Analisis Data ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 22

5.1. Hasil Penelitian ... 22

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 23

5.1 Karakteristik Responden ... 23

5.2 Distribusi Lama Menonton TV Dikamar Tidur... 24

5.3 Distribusi Lama Menonton TV Selain Dikamar Tidur ... 25

5.4 Distribusi Waktu Total ... 26

5.5 Distribusi Siaran TV ... 26

5.6 Distribusi Tujuan Menonton TV ... 27

5.7 Distribusi Aktivitas Selain Menonton TV... 27


(9)

5.9 Distribusi Menghabiskan Waktu Untuk Belajar dan Mengerjakan

PR ... 28

5.10 Distribusi Susah Berkonsentrasi untuk Memahami Pelajaran... 29

5.11 Distribusi Dapat Mengikuti Pelajaran Dengan Baik Disekolah ... 29

5.12 Distribusi Rata-rata Menonton TV Dikamar Tidur Dan Selain Dikamar Tidur ... 30

5.13 Distribusi Pelajaran yang Mempengaruhi Konsentrasi……….30

5.1.3 Hasil Analisis Statistik ... 31

5.1.3.1 Pengaruh Durasi Menonton TV dengan Prestasi Akademik ... 30

5.2 Pembahasan ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

6.1 Kesimpulan ... 36

6.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37


(10)

Daftar Tabel

Nomor Judul Halaman 1 Transkrip Penilaian Sekolah 13


(11)

Daftar Gambar

Nomor Judul Halaman

1 Kerangka Konsep Penelitian 15

2 Karakteristik Responden 23

3 Distribusi Lama Menonton TV Dikamar Tidur 24

4 Distribusi Lama Menonton TV selain Dikamar Tidur 25

5 Distribusi Waktu Total 26

6 Distribusi Siaran TV 26

7 Distribusi Tujuan Menonton TV 27

8 Distribusi Aktivitas Selain Menonton TV 27

9 Distribusi Mengerjakan PR dirumah 28

10 Distribusi Menghabiskan Waktu untuk Belajar 28

dan Mengerjakan PR 11 Distribusi Susah Berkonsentrasi untuk Memahami 29

Pelajaran 12 Distribusi Dapat Mengikuti Pelajaran dengan 29

Baik disekolah 13 Distribusi Rata-rata Menonton TV Dikamar Tidur 30

dan Selain Dikamar Tidur 14 Distribusi Pelajaran yang Mempengaruhi Konsentrasi 30 15 Diagram tebar (scatter plot) 31


(12)

Daftar Singkatan

AAP : American Academy Of Pediatric WHO : World Health Organization

YPSA : Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah SMP : Sekolah Menengah Pertama

TV : Televisi


(13)

Daftar Lampiran

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 4 Surat Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian Kepada Orang Tua Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden Dalam Penelitian Lampiran 7 Lembar Ethical Clearence

Lampiran 8 Surat Penjelasan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 9 Data SPSS


(14)

ABSTRAK

Secara umum, pola menonton anak sudah menjadi perhatian dari orang tua, pendidik dan pakar kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian badan kesehatan dunia, bahwa kebiasaan menonton televisi bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik. Sedangkan televisi yang tidak bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada siswa-siswi kelas 2 SMP.

Penelitian ini bersifat analitik dengan metode pengambilan potong lintang (cross-sectional study). Sampel penelitian ini diambil dengan cara consecutive sampling dengan jumlah 60 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dan melihat nilai rata-rata akhir ujian (RAPOR).

Setelah dilakukan uji analisis menggunakan uji regresi linier dan korelasi pearson diketahui tidak terdapat hubungan antara durasi menonton televisi dengan prestasi akademik p = 0,655.

Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh durasi menonton TV terhadap prestasi akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA. Diperlukan penelitian untuk faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi akademik disekolah.


(15)

ABSTRACT

Generally, patterns of watching television in children have been catching parents, educator, and health experts. According to WHO research, watching high-quality tv shows may influence children to have good behavior. However, low-quality tv shows may push children to have bad behaviour. The aim of this research is to find out influence of duration in watching television to academic achievement in eight grader students.

This research is an analytical study with cross-sectional design. The amount of sample is 60 students collected by consecutive sampling. This research were held from July 2013. Data were collected from questionnaire and average test score from RAPOR.

This research is an analytical study with linear-regression test and Pearson correlation test. Results of this study shows that there is no influence of duration of watching tv to academic achievements in students (P=0.655).

In conclusion, this research has shown that the duration of watching television does not have any effect on the academic performance of grade 8 students in YPSA Junior High School. Other research are needed for other factors that may influence children’s academic achievements.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, pola menonton anak sudah menjadi perhatian dari orang tua, pendidik dan pakar kesehatan. Dewasa ini, hampir tidak mungkin tidak berinteraksi dengan media televisi dan dapat dikatakan bahwa ketergantungan anak pada televisi sudah sangat tinggi dan mencapai titik yang mengkhawatirkan (Tilya et al 2011).

Berdasarkan hasil penelitian badan kesehatan dunia, bahwa kebiasaan menonton televisi bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik. Sedangkan televisi yang tidak bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk (WHO, 2004).

Dari hasil penelitian menjelaskan bahwa sebagai media audio visual, televisi mampu merebut 94% saluran masuknya informasi ke dalam jiwa manusia, yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi, walaupun hanya sekali ditayangkan. Secara umum orang dapat mengingat 85% dari apa yang mereka lihat di televisi setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian (Dawyer dalam Yonathan & Sufren, 2012).

Penurunan prestasi akademik di sekolah berhubungan dengan berkurangnya perhatian terhadap tugas sekolah (pekerjaan rumah), mudah bosan mengikuti pelajaran sekolah dan sulit memusatkan perhatian saat pelajaran berlangsung (Vandewater EA et al 2007). Anak – anak yang terlalu cepat terpapar tontonan program televisi juga mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan kognitif (Kirkorian et al 2008).

Didapati anak usia 8 sampai 18 tahun menonton televisi lebih dari 3 jam sehari, bahkan di Amerika Serikat anak usia sampai 18 tahun menghabiskan waktu 6 jam 32 menit sehari untuk menonton televisi, bermain computer dan video game (Kaiser Family Foundation, 2006).


(17)

American Academy of Pediatric (AAP) telah merekomendasikan bahwa orang tua menetapkan di rumah dengan memastikan tidak ada televisi, computer atau tidak ada video game dikamar anak dan waktu untuk menonton televisi tidak lebih dari 2 jam sehari (AAP, 2005).

Hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2006 pada anak di < 3 tahun dan 3 – 5 tahun yang menonton televisi. Di dapati bahwa anak di bawah 3 tahun melihat televisi rata-rata 2 jam sehari dan anak 3 – 5 tahun rata-rata 3 jam sehari. Hasilnya, setiap jam melihat televisi anak di bawah 3 tahun menunjukkan penurunan uji membaca, uji membaca komprehensif, dan penurunan memori. Demikian juga penelitian pada anak umur 10 – 11 tahun dengan rata-rata 3 – 4 jam sehari menunjukkan penurunan konsentrasi belajar (Rahman dalam Anes, 2010).

Dalam suatu penelitian terdapat bukti bahwa jenis program televisi yang di tonton juga mempengaruhi dalam tingkat prestasi anak tersebut. Misalnya ketika anak menonton program televisi bertemakan pendidikan, itu akan membantu dalam kreativitas, prestasi serta keinginan untuk membaca buku, sedangkan anak yang menonton program televisi bertemakan hiburan, biasanya anak akan cenderung memiliki nilai lebih rendah daripada anak yang menonton program pendidikan (Diehl & Toelle, 2011).

Sampai saat ini belum ada data yang akurat tentang pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik anak di sekolah. Oleh karena itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian ini agar dapat memberikan masukan dan informasi terutama bagi orangtua dan masyarakat luas agar lebih mengontrol dan waspada terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari menonton televisi terutama pada anak yang mempunyai televisi di kamar tidur. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah berupa: Apakah ada pengaruh durasi menonton televisi terhadap Prestasi Akademik ?


(18)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada siswa-siswi kelas 2 SMP. 1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui durasi rata-rata menonton televisi dalam satu hari pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.

2. Mengetahui program yang ditonton oleh anak pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.

3. Mengetahui durasi menonton televisi yang mempunyai televisi di kamar tidur pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Di bidang akademik/ilmiah

Memperkaya ilmu pengetahuan di bidang tumbuh kembang anak, khususnya pengetahuan tentang pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah pada anak remaja.

1.4.2. Di masyarakat umum

Memberikan informasi kepada masyarakat luas, khususnya pada orang tua untuk mengetahui pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik remaja di sekolah.

1.4.3. Di bidang pelayanan masyarakat

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya tumbuh kembang anak terhadap dampak positif dan dampak negatif televisi sehingga dapat memberikan informasi untuk meningkatkan kualitas prestasi akademik anak di indonesia.

1.4.4. Di bidang pengembangan penelitian

Memberikan data bagi peneliti lain di bidang tumbuh kembang anak tentang pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik di sekolah.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Televisi

2.1.1. Defenisi Televisi

Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia, televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar disebut juga sebagai pesawat penerima gambar siaran televisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012).

2.1.2. Fungsi Televisi

Fungsi televisi di masyarakat tidak terlihat lagi sebagai sarana pendidikan dan juga tidak seharusnya menjadi sarana promosi perdagangan. Adapun fungsi televisi adalah: (Hoffman dalam Viora, 2010).

1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia, bisa juga disebut sebagai fungsi informasi, namun istilah ini tidak digunakan karena dikhawatirkan menimbulkan salah paham seakan-akan televisi adalah sarana penerangan bagi pengusaha kepada masyarakat. Fungsi televisi sebenarnya adalah mengamati kejadian yang terjadi dalam masyarakat kemudian melaporkan sesuai dengan kenyataan yang ditemuka n.

2. Menghubungkan satu dengan yang lain, televisi dapat menghubungkan hasil pengawasan yang satu dengan pengawasan yang lain secara lebih gampang daripada dengan dokumen tertulis. Dengan demikian televisi dapat berfungsi sesuai dengan kepentingan masyarakat dan dapat membuka mata permisa.

3. Menyalurkan kebudayaan, sebenarnya fungsi ini dapat disebutkan sebagai fungsi pendidikan. Namun istilah “pendidikan” tidak digunakan dalam kebudayaan audiovisual.

4. Hiburan, fungsi ini memang dibutuhkan oleh masyarakat, karena kalau tidak menghibur umumnya sebuah tayangan tidak ada yang menonton. Namun hiburan


(20)

bukan sesuatu hiburan semata tanpa ada sesuatu yang dapat diambil pelajaran dari satu program.

5. Pengarahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat, televisi harus proaktif dalam memberi motivasi.

2.1.3. Pengaruh Siaran Televisi terhadap Anak 1. Pengaruh positif terhadap siaran televisi

Tayangan televisi memiliki pengaruh positif kepada penonton seperti:(a) pencerdasan anak bangsa, (b) menimbulkan kepuasan akan kesenangan dari hiburan, (c) menjadi sahabat disaat merasa kesepian, (d) terciptanya suasana keakraban dalam keluarga, (e) anak dapat meniru dan mencontoh sifat-sifat yang baik dari tokoh yang ada di dalam film, (f) dapat meningkatkan profesionalisme (Yusiatie dalam Yonathan & Sufren,2012).

Televisi memang mempunyai manfaat dan unsur positif yang berguna bagi pemirsanya, baik manfaat yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Namun manfaat tersebut tergantung pada acara yang di siarkan televisi. Adapun ketiga manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (Wahiddien, 2008).

1. Manfaat yang bersifat kognitif adalah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan atau informasi dan keterampilan. Acara-acara yang bersifat kognitif diantaranya berita, dialog, wawancara dan sebagainya.

2. Manfaat yang bersifat afektif adalah yang berkaitan dengan sikap dan emosi. Acara-acara yang biasanya memunculkan manfaat afektif ini adalah acara-acara yang mendorong pada pemirsa agar memiliki kepekaan sosial, kepedulian sesama manusia dan sebagainya.

3. Manfaat yang bersifat psikomotor yaitu yang berkaitan dengan tindakan dan perilaku yang positif.

Televisi mempunyai peran positif dalam perkembangan anak dan bagi guru di sekolah, sebagai berikut : (Ruslan, 2007).

a. Keuntungannya guru dapat lebih cepat mempresentasikan pelajaran, karena memberikan informasiterkini (up to date).


(21)

b. Televisi dapat membangkitkan perhatian anak dan guru dapat lebih memperdalam beberapa bagian kurikulum.

c. Televisi membantu guru untuk membuat siswa belajar yang menyenangkan.

d. Siaran film atau sandiwara dalam televisi dapat menyentuh emosi seperti sedih dan marah, dan siswa dapat berlatih untuk mencobanya dengan teman sekelas, orang tua atau guru.

e. Televisi merupakan agen sosialisasi paling baik. 2. Pengaruh negatif terhadap siaran televisi

Tidak hanya pengaruh positif, pengaruh negatif pun ada pada televisi, yaitu: (a) mengikis nilai-nilai budaya karena produk impor, (b) pola hidup konsumtif, (c) anak menjadi agresif, (d) televisi menjadi ibu kedua bagi anak-anak (Yusiatie dalam Yonathan & Sufren, 2012).

Jika dikaji lebih jauh, dampak negatif dari menyaksikan televisi secara berlebihan yaitu :

a. Mengganggu pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara, kemampuan verbal membaca maupun memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.

b. Meningkatkan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.

c. Berperilaku konsumtif karena rayuan iklan.

d. Mengurangi kreativitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis.

e. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) karena kurang beraktivitas dan berolahraga.

f. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkeraman dengan anggota keluarga tergantikan dengan menyaksikan televisi, yang cenderung berdiam diri karena asyik dengan jalan pikiran masing-masing.

h. Matang secara seksual, adegan seks yang sering di lihat, menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditambah rasa ingin tahu pada


(22)

anak dan keinginan untuk mencoba adegan di televisi semakin menjerumuskan anak (Majid dalam Anes, 2010).

2.1.4. Waktu Menonton Televisi

Meskipun Children’s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir minggu, namun banyak anak yang menonton televisi hampir 16 menit/jam. Setiap anak menghabiskan total 6 jam sehari untuk menonton televisi, bermain video game, mendengarkan musik atau membaca majalah, namun sebagian besar orangtua tidak menanggapi hal ini dengan serius (AAP, 2006).

Masih dijumpai pertambahan waktu menonton televisi dari waktu yang telah direkomendasikan oleh AAP dan masih dijumpai anak kurang dari 2 tahun yang menonton televisi. Menonton televisi pada usia dini ini berhubungan dengan gangguan memusatkan perhatian pada usia 7 tahun. Sehingga tidak dianjurkan menonton televisi pada anak usia dini. Dalam hal ini diperlukan langkah preventif untuk menghindari pengaruh negatif televisi terhadap anak (Jordan AB et al 2006).

Durasi menonton dalam studi ini terbagi menjadi 2 grup, yaitu menonton televisi ringan dan menonton televisi berat. Menonton televisi ringan ialah responden yang menonton TV selama kurang dari 2 jam sedangkan menonton televisi berat ialah responden yang menonton TV selama lebih dari 4 jam. Pembagian grup tersebut didasari oleh teori (Gerbner 1980 dalam Marissa, 2007), namun Gerbner tidak mengkategorisasikan responden yang menonton TV selama 3 jam. Untuk alasan operasional, studi ini menempatkan responden yang menonton TV selama 3 jam pada grup menonton televisi berat, hal ini dilandasi oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang menemukan bahwa menonton televisi berat memiliki rata-rata jumlah menonton perharinya 3 jam (HetsroniTukachinsky, 2006).

American Academy of Pediatric (2003) telah merekomendasikan tentang panduan menonton televisi pada anak, antara lain:

1. Dokter anak sebaiknya memberikan bimbingan tentang bahaya televisi dan membuat jadwal menonton televisi untuk pasiennya.


(23)

2. Dokter anak sebaiknya mengajukan pertanyaan tentang program televisi yang ditonton oleh pasiennya secara rutin dan memberikan nasihat kepada orangtua, meliputi hal di bawah ini:

- Berhati-hati memilih program televisi yang akan ditonton anak. - Mendiskusikan tentang program televisi yang ditonton.

- Mengajarkan kemampuan dari program yang ditonton. - Membatasi waktu menonton televisi.

- Memilih peranan tokoh televisi dengan selektif.

- Menyediakan aktivitas yang lain selain menonton televisi. - Tidak menempatkan televisi di ruang tidur anak.

- Menghindari penggunaan televisi oleh pengasuh anak.

3. Dokter anak harus mendorong orangtua untuk menghindari anaknya yang berusia di bawah 2 tahun untuk tidak menonton televisi. Hal ini disebabkan usia di bawah 2 tahun merupakan masa awal pertumbuhan otak.

4. Waktu menonton televisi, video serta tidak meletakkan televisi di kamar tidur anak.

5. Dokter anak sebaiknya waspada dan memberikan edukasi pada orangtua, anak, remaja, guru, tentang pengaruh negatif televisi. Namun perlu juga diberi tahu manfaat dari televisi terhadap pendidikan anak.

6. Dokter anak harus bekerjasama dengan orangtua, guru, pihak sekolah dan masyarakat untuk mempromosikan televisi sebagai media edukasi.

7. Dokter anak sebaiknya melibatkan anak dengan kegiatan umum di lingkungannya serta mendorong stasiun televisi untuk menambah program pendidikan di televisi.

8. Dokter anak sebaiknya mendorong pemerintah untuk memerintahkan dan mendanai stasiun televisi dalam membuat program pendidikan dan mendemonstrasikan program televisi ini di sekolah.

9. Dokter anak sebaiknya mendorong pemerintah dan yayasan lainnya untuk melakukan penelitian terhadap media edukasi dan penelitian lainnya yang berkaitan dengan pengaruh negatif televisi.


(24)

2.1.5. Televisi di Kamar Anak

Anak-anak di Amerika serikat tumbuh bersama media komunikasi dalam lingkungan mereka dan rata-rata mempunyai televisi di kamar mereka karena media dan teknologi sebenarnya dapat menjadi media bermain bagi anak (Vandewater et al 2007).

Namun dengan adanya televisi di kamar anak dapat memperbesar frekuensi anak menonton televisi, dilaporkan anak remaja yang di kamarnya ada televisi lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi (Barr-Anderson et al 2008). Anak yang mempunyai televisi di kamar juga cenderung menonton televisi lebih dari 5 jam sehari dibandingkan anak yang tidak mempunyai televisi di kamarnya (Certain LK et al 2003).

Adanya televisi di kamar anak juga membuat anak mempunyai sikap bermalas-malasan dan cenderung makan saat menonton televisi sehingga meningkatkan risiko overweight. Hal ini menyebabkan perlu dilakukan edukasi pada orang tua untuk membatasi lamanya menonton televisi dan tidak menempatkan televisi di kamar anak (Dennison BA et al 2003).

Memindahkan televisi dari ruang anak merupakan langkah pertama untuk mengurangi waktu menonton televisi serta mengurangi perilaku buruk yang berhubungan dengan sering menonton televisi ( Barr-Anderson et al 2008).

2.1.6. Keuntungan Media Televisi

Dalam beberapa dekade, AAP telah merekomendasikan keunggulan media massa untuk anak dan remaja, salah satunya adalah televisi. Adapun keunggulan televisi adalah televisi dapat menyediakan program pendidikan untuk anak usia sekolah, menambah kreativitas dan pengetahuan anak. Namun selain televisi mempunyai keunggulan, televisi juga mempunyai pengaruh negatif bagi anak dan remaja (Thakkar et al 2006).

Dengan adanya media edukasi orangtua dapat membuat keputusan yang tepat seperti memilih tayangan yang kreatif untuk anak, membangun pikiran yang kritis, menambah kemampuan dan memahami masalah politik, sosial, ekonomi. Program televisi edukasi juga berhasil menambah pengetahuan anak usia


(25)

prasekolah, memperbaiki perilaku dan menambah imajinasi (Thakkar et al 2006). 2.1.7. Peran Keluarga atau Orang tua dalam Mengawasi anak Menyaksikan

Televisi

Kecemasan orang tua terhadap dampak menonton televisi bagi anak memang sangat beralasan, mengingat bahwa banyak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak pengaruh negatif maupun positif. Yang dikhawatirkan dari kalangan orang tua adalah anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas, karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak (Sulastowo, 2006).

Banyak hal yang belum diketahui oleh seorang anak, oleh karena itu kalau tidak ada yang memberitahu anak akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru dari orang dewasa. Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar atau salah satu, anak mungkin tidak tahu. Disinilah tugas orang tua untuk selalu memberi pengertian kepada anak, secara konsisten. Kebingungan anak karena standar ganda yang diterapkan orang tua juga bisa teratasi kalau orang tua memberi penjelasan kepada anak (Veloso, 2008).

Sedangkan menurut Sulastowo (2008), kalaupun tidak sempat mendampingi anak, orangtua sebaiknya menyeleksi program televisi mana yang benar-benar cocok untuk anak. Sebelum anak diizinkan untuk menonton program televisi tertentu, orangtua sudah mengetahui program tersebut cocok atau tidak untuk anak, jadi orang tua sudah terlebih dahulu menonton program tersebut dan melakukan evaluasi (Sulastowo,2006).

2.2. Prestasi Akademik

2.2.1. Pengertian Prestasi Akademik

Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar (Sobur, 2006).


(26)

2.2.2. Ukuran Prestasi

Menurut Azwar (2005) prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator berupa:

a. Nilai rapor

Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapor baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilai nya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.

b. Indeks Prestasi Akademik

Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau symbol. Indeks prestasi dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi belajar seseorang setelah menjalani proses belajar.

c. Angka Kelulusan

Angka kelulusan adalah suatu hasil yang diperoleh selama melaksanakan suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga menjadi indikator penting prestasi belajar.

d. Predikat Kelulusan

Predikat kelulusan merupakan status yang disandang oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh besarnya indeks prestasi yang dimiliki.

e. Waktuh Tempuh Pendidikan

Waktuh tempuh pendidikan seseorang dalam menyelesaikan studinya salah satu ukuran prestasi, yang melesaikan studinya lebih awal menandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh pendidikan yang melebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik.

2.2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik individu. Menurut Rola (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi akademik yaitu :

a. Pengaruh Keluarga dan Kebudayaan


(27)

pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.

b. Peranan Konsep Diri

Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.

c. Pengaruh dari Peran Jenis Kelamin

Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada diantara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.

d. Pengakuan dan Prestasi

Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat dimana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.

Sedangkan dilain pihak Soemanto (2006) menyatakan faktor yang mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu adalah :

a. Konsep Diri

Pikiran atau persepsi individu tentang dirinya sendiri, merupakan faktor yang penting mempengaruhi prestasi dan tingkah laku individu.

b. Locus of control

Dimana individu merasa melihat hubungan antara tingkah laku dan akibatnya, apakah dapat menerima tangung jawab atau tidak atas tindakannya. Locus of control mempunyai dua dimensi, yakni dimensi eksternal dan dimensi internal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala


(28)

perbuatan berada diluar diri pelaku. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan berada pada diri sipelaku. Individu yang memiliki locus of control eksternal memiliki kegelisahan, kecurigaan dan rasa permusuhan. Sedangkan individu yang memiliki locus of control internal suka bekerja sendiri dan efektif.

c. Kecemasan Yang Dialami

Kecemasan merupakan gambaran emosional yang dikaitkan dengan ketakutan. Dimana dalam proses belajar mengajar, individu memiliki derajat dan jenis kegelisahan yang berbeda.

d. Motivasi Hasil Belajar

Jika motivasi individu untuk berhasil lebih kuat dari pada motivasi untuktidak gagal, maka individu akan segera merinci kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya, jika motivasi individu untuk tidak gagal lebih kuat, individu akan mencari soal yang lebih mudah atau lebih sukar.

Menurut Pusat Nasional untuk Statistik Pendidikan (2009) menulis bahwa informasi kelas pada transkrip sekolah tinggi dapat bervariasi dan dilaporkan dalam bentuk huruf, angka, atau simbol lainnya. Untuk tujuan penelitian ini, siswa diminta numerik atau standar kelas mereka secara keseluruhan, berdasarkan tabel di bawah ini:

Number Grade Conversion

Numeric Grade Standard Grade Grade Point Average

90-100 A 4.0

80-89 B 3.0

70-79 C 2.0

60-69 D 1.0

Less than 60 F 0.0


(29)

2.2.4. Pengaruh Televisi Terhadap Prestasi Akademik

Selain mempunyai keuntungan, menonton televisi juga mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas fisik seperti perilaku merokok, perilaku agresif, tingkah laku, pengguna alkohol dan obat terlarang, hubungan seksual bebas, pola makan yang salah, obesitas, serta penurunan prestasi akademik terutama apabila ada televisi di kamar anak (Dworak et al 2007).

Telah ditemukan prestasi akademik yang jelek pada anak usia sekolah yang menonton televisi lebih dari 2 jam sehari yang diikuti dari umur 0 sampai 35 bulan. Hasil yang didapatkan adalah 17% mempunyai prestasi akademik yang jelek jika mulai menonton televisi usia 0 sampai 11 bulan, 48% jika mulai menonton televisi usia 12 sampai 23 bulan dan 41% jika mulai menonton televisi usia 24 sampai 35 bulan (Certain LK et al 2003).

Menonton televisi dapat menurunkan prestasi akademik anak usia sekolah. Hal ini disebabkan karena:

a. Mengurangi semangat belajar karena bahasa televisi yang sederhana dan memikat sehingga sangat mungkin anak menjadi malas belajar (Barr-Anderson et al 2008).

b. Penelitian lain pada anak sekolah menengah juga dijumpai prestasi akademik jelek yang berhubungan dengan bertambahnya waktu menonton televisi (Sharif I & Sargent JD, 2006).

c. Pada penelitian lain menonton televisi pada masa kanak-kanak (usia 3 sampai 5 tahun) juga berhubungan dengan masalah memusatkan perhatian pada masa remaja (12 sampai 15 tahun) disebabkan konsentrasi berkurang, tidak perhatian dengan ucapan guru kelas, pikiran mudah terpecah saat ingin berkonsentrasi (Landhuis CE et al 2007).

d. Menonton televisi dapat mengganggu pola tidur yang akhirnya dapat menurunkan kemampuan memori verbal anak (Dworak M et al 2007). Menurut Hancox et al 2005 bahwa-televisi adalah bentuk yang sangat efektif komunikasi yang memiliki potensi untuk memperkenalkan anak yang jauh lebih luas dari pengalaman dan ide daripada yang mungkin. Di sisi lain, banyak


(30)

dari isi program televisi anak-anak hiburan dan mungkin nilai pendidikan yang rendah. Kemudian didapatkan bahwa waktu total siswa menghabiskan menonton televisi adalah salah satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik, siaran televisi dan jenis prestasi juga dapat dikaitkan dengan keberhasilan akademik siswa. Meskipun faktor-faktor tambahan sebagian besar temuan menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara keduanya, dengan beberapa penelitian menunjukkan televisi yang dapat berdampak positif prestasi akademik. Demikian itu menonton acara pendidikan dapat meningkatkan kesiapan sekolah antara anak-anak dan meningkatkan kinerja akademis mereka di sekolah.


(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1.Kerangka Konsep Penelitian Menonton Televisi

Pengaruh Positif:

- Menambah pengetahuan dan kreativitas.

- Dapat mudah memahami pesan yang disampaikan melalui gambar.

- Menambah wawasan mengenai sosial, ekonomi, dan politik.

- Menambah imajinasi. - Membangun pikiran kritis. - Mengikuti perkembangan

zaman.

- Mendapatkan inspirasi dari role model.

Pengaruh Negatif:

- Berkurangnya durasi waktu belajar dan mengerjakan tugas sekolah.

- Menurunkan tingkat konsentrasi.

- Menurunkan kemampuan memori verbal.

- Mengurangi semangat belajar.

- Melihat perilaku-perilaku buruk manusia.

- Melihat acara tv yang tidak sesuai dengan usia.

- Berkurangnya kepekaan terhadap situasi dan sekitar.

- Menimbulkan kebiasaan mengemil berlebihan. Perilaku Agresif Perilaku Merokok Penggunaan Alkohol dan NAPZA Penurunan Prestasi Akademik Obesitas


(32)

3.2. Definisi Operasional 3.2.1 Durasi Menonton TV

o Definisi: Durasi menonton TV adalah berapa lama (jam) siswa menonton TV dalam satu hari.

o Cara ukur: Wawancara. o Alat ukur: Kuesioner. o Skala Ukur: Rasio. 3.2.2. Prestasi Akademik

o Definisi: Prestasi Akademik adalah hasil yang telah dicapai dari pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

o Cara ukur: Observasi.

o Alat ukur: Melihat hasil prestasi di sekolah (RAPORT). o Skala Ukur: Interval.

3.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik.


(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (Juli – September 2013) terhadap siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2013.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja yang berusia 13 sampai 14 tahun. Populasi target dalam penelitian adalah siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang berjumlah 88 orang. 4.3.2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Consecutive Sampling.

4.3.3. Kriteria Insklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Insklusi:

a. Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun ajaran 2013/2014.

b. Memiliki kebiasaan menonton televisi. 2. Kriteria Eksklusi:

a. Mengikuti kegiatan pendidikan non formal di luar sekolah lebih dari satu.

b. Responden tidak bersedia untuk mengikuti penelitian. c. Tidak mempunyai raport akhir semester.


(34)

4.3.4. Besar Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Consecutive Sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

Besar sampel minimum yang diperlukan dihitung dengan rumus:

Keterangan : n = Besar sampel N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (Notoatmodjo, 2005)

Pada penelitian ini, ditetapkan nilai d adalah 0,1. Sedangkan berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan, didapatkan populasi sebesar 88 orang. Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

n = 46,80

Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 46,80 orang, dibulatkan menjadi 47 orang.


(35)

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Jenis Data

Jenis data adalah data primer dan sekunder. Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.

4.4.2. Data Primer

Data primer diperoleh dari subjek melalui metode angket dengan menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat pengumpul data. Kuesioner digunakan untuk mengetahui apakah subyek menonton televisi atau tidak. Jika subyek menonton televisi dilanjutkan menjawab beberapa pertanyaan lagi untuk mengelompokkan mereka ke dalam kelompok durasi menonton televisi.

4.4.3. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari bagian pendidikan sekolah SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan, yakni berupa informasi akademik atau rapor.

4.5. Analisis Data

Analisis data diawali dengan membuat suatu diagram tebar (scatter plot) guna melihat bagaimana pola hubungan antara kedua variabel yaitu pengaruh durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik. Data Durasi menonton televisi ditampilkan pada sumbu X (axis), sementara data prestasi akademik disajikan pada sumbu Y (ordinat) sedemikian sehingga setiap pengamatan diwakili oleh satu titik.

Setelah didapatkan gambaran pola hubungan kedua variabel, analisis dilanjutkan dengan menguji kekuatan pengaruh antara durasi menonton televisi dengan prestasi akademik.

Untuk menilai kekuatan pengaruh menonton televisi dengan prestasi akademik digunakan uji korelasi Pearson dengan interval kepercayaan 95% dan batas kemaknaan P<0,05. Uji korelasi Pearson merupakan suatu uji untuk mengukur derajat keeratan suatu hubungan antar urutan jenjang suatu hasil pengamatan suatu variabel dengan urutan jenjang hasil pengamatan pada variabel yang lain (Ibnu, 2009). Koefisisen korelasi (r) berkisar 0-1 makin mendekati


(36)

angka 1 maka makin dekat derajat hubungan. Untuk mengetahui tinggi rendahnya r, dilakukan interpretasi sebagai berikut (Wahyuni, 2007):

Tabel 4.1 Interpretasi tingkat hubungan koefisien korelasi (r) Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,0 – 0,199 Sangat rendah

0,2 – 0,399 Rendah

0,4 – 0,599 Sedang

0,6 – 0,799 Kuat

0,8 – 1,0 Sangat Kuat

(dikutip dari Wahyuni, 2007)

Dengan menggunakan bantuan program komputerisasi akan didapatkan besarnya p value untuk menentukan signifikasi hasil penelitian. Karena penelitian ini menggunakan tingkat kemaknaan (α) sebesar 5%, maka nilai p < 0,05 dinilai bermakna atau dengan kata lain H0 ditolak.

Dari koefisien korelasi (r) yang didapat, dapat dianalisis lebih lanjut ketergantungan satu variabel dengan variabel lainnya melalui analisis regresi linier sedemikian sehingga didapatkan suatu persamaan berbentuk:

y = a + bx

dimana:

y = Prestasi Akademik

x = Durasi Menonton Televisi b = konstanta


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang telah diisi oleh siswa-siswi kelas 2 SMP di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan dibawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) yang berlokasi di jalan Setia Budi No.191 / Jl. Kemuning No.8 Kecamatan Medan Sunggal, Medan, indonesia. YPSA adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dari KB (Kelompok Bermain), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

YPSA merupakan sekolah dengan tanah seluas 3,5 Ha. Sarana dan prasarana yang ada di YPSA meliputi gedung kantor, ruang belajar full AC, masjid, ruang multiguna, laboratorium computer, bahasa, matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, perpustakaan, ruang audiovisual, sarana olahraga dan seni, ruang bermain, audio musik, ruang makan siswa, klinik pemeriksaan kesehatan, konseling psikolog, kantin sekolah, supermarket, bus antarjemput, asuransi kecelakaan dan lingkungan islami, nyaman dan aman.

Siswa-siswi mengikuti kegiatan olah raga dua kali dalam satu minggu dengan fasilitas lapangan olah raga, kolam renang di luar kompleks sekolah dan peralatan olah raga lain. Kegiatan belajar mengajar dimulai dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore sehingga memperkecil kemungkinan siswa untuk melakukan aktivitas setelah jam belajar mengajar.


(38)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Pada penelitian ini diambil 60 orang responden siswa-siswi yang telah memenuhi kriteria eksklusi dan insklusi. Data lengkap tentang distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut :

5.1 Karakteristik Responden


(39)

Berdasarkan pada gambar 5.1 di atas ditunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki pada penelitian ini adalah 33(55%) dan jenis kelamin perempuan adalah 27(45%), yang mempunyai TV dikamar tidur 35(58 %) dan yang tidak mempunyai TV di kamar tidur 25(42%), yang mempunyai TV selain di kamar tidur 56(93%) dan yang tidak mempunyai TV selain di kamar tidur 4(7%).

Gambar 5.2 Distribusi Lama Menonton TV Dikamar Tidur

Berdasarkan pada gambar 5.2 diatas menjelaskan bahwa berapa lama menonton TV dikamar tidur yaitu yang tidak menonton TV dikamar tidur adalah 25(41.7%) sedangkan menonton selama 1 jam adalah 8(13.3%), menonton selama 2 jam adalah 9(15%), menonton selama 3 jam adalah 7(11.7%), menonton


(40)

selama 4 jam adalah 6(10.7%), menonton selama 5 jam adalah 4(6.7%) dan yang menonton selama 7 jam adalah 1(1.7%). Pada gambar diatas menjelaskan bahwa 1 jam 63 menit siswa-siswi lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV didalam kamar dalam satu hari.

Gambar 5.3 Distribusi Lama Menonton TV Dirumah selain Dikamar Tidur

Berdasarkan pada gambar 5.3 diatas menjelaskan bahwa lama menonton TV selain dikamar tidur yaitu 1 jam adalah 22(36.7%), 2 jam adalah 11(18.3%), 3 jam 15(25%), 4 jam adalah 1(1.7%), 5 jam adalah 5(8.3%) sedangkan yang tidak menonton TV selain dikamar tidur adalah 6(10%).


(41)

Berdasarkan pada gambar 5.4 diatas bahwa waktu total dari lama menonton TV dikamar tidur dengan lama menonton TV selain dikamar tidur yaitu 1 jam adalah 7(11.7%), 2 jam adalah 7(11.7%), 3 jam adalah 18(30%), 4 jam adalah 9(15%), 5 jam adalah 10(16.7%), 6 jam adalah 4(6.7%), 7 jam adalah 2(3.3%), 8 jam adalah 1(1.7%), 9 jam adalah 1(1.7%) sedangkan 0 yaitu yang tidak mempunyai TV dikamar tidur atau selain dikamar tidur.

Gambar 5.5 Distribusi Siaran TV

Berdasarkan pada gambar 5.5 diatas bahwa siaran yang paling sering ditonton oleh siswa-siswi adalah siaran kartun yaitu 24(40%), film yaitu 6(10%), berita yaitu 19(31.7%), sinetron 1(1.7%), infotainment yaitu 6(6.7%) dan berita olahraga yaitu 6(10%).


(42)

Gambar 5.6 Distribusi Tujuan Untuk Menonton TV

Berdasarkan pada gambar 5.6 diatas menjelaskan bahwa tujuan menonton TV adalah untuk dapat hiburan yaitu 25(41.7%), mencari informasi yaitu 18(30%), menghilangkan suntuk 7(11.7%) dan kebiasaan yaitu 10(16.7%).

Gambar 5.7 Distribusi Aktivitas selain Menonton TV

Berdasarkan pada gambar 5.7 diatas bahwa aktivitas selain menonton TV yang dilakukan oleh siswa-siswi adalah olahraga yaitu 17(28.3%), les pelajaran sekolah yaitu 24(40%), main playstation yaitu 7(11.7%), main game di komputer yaitu 7(11.7) dan les musik, tari dan nyanyi yaitu 5(8.3%).


(43)

Berdasarkan pada gambar 5.8 diatas bahwa siswa-siswi yang dapat mengerjakan PR dirumah adalah kadang-kadang yaitu 34(56.7%) dan semua pr dikerjakan dirumah yaitu 26(43.3%).

Gambar 5.9 Distribusi Dapat Menghabiskan Waktu untuk Belajar dan Mengerjakan PR

Berdasarkan pada gambar 5.9 diatas bahwa siswa-siswi dapat menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR adalah kurang 30 menit yaitu 9(15%), 1 jam per hari yaitu 27(45%), 2-3 jam per hari yaitu 23(38.3%) dan lebih 3 jam per hari yaitu 1(1.7%).


(44)

Berdasarkan pada gambar 5.10 diatas menjelaskan yaitu ya bahwa siswa-siswi yang susah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran di sekolah adalah 26(43%) dan yang tidak susah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran disekolah adalah 34(57%).

Gambar 5.11 Distribusi Dapat Mengikuti Pelajaran dengan Baik Disekolah

Berdasarkan pada gambar 5.11 di atas bahwa yang dapat mengikuti pelajaran dengan baik disekolah dikatakan kadang-kadang yaitu 44(73.3%) dan selalu dapat mengerti apa yang disampaikan gurunya yaitu 16(26.7%).


(45)

Gambar 5.12 Distribusi Rata-rata Menonton TV Dikamar Tidur dan Selain Dikamar Tidur

Berdasarkan pada gambar 5.12 di atas bahwa rata-rata siswa-siswi menonton TV dikamar tidur dan selain dikamar tidur adalah 60 orang, yang menonton TV dalam kamar tidur maksimum adalah 7 jam dan yang menonton TV selain di kamar maksimum adalah 5 jam. Nilai Ujian minimum adalah 60 dan maksimum 92.

Gambar 5.13 Distribusi Pelajaran yang Dapat Mempengaruhi Konsentrasi

Berdasarkan pada tabel 5.13 diatas bahwa pelajaran yang dapat mempengaruhi konsentrasi siswa-siswi yaitu agama 6(10%), ppkn 5(8,3%), bahasa indonesia 2(3,3%), bahasa inggris 4(6,7%), matematika 18(30%), ipa 11(18,3%), ips 7(11,7%), kesenian 1(1,7%), pendidikan jasmani 2(3,3%) dan teknologi informasi dan komunikasi 4(6,7%).


(46)

5.1.3 Hasil Analisis Statistik

5.1.3.1 Pengaruh Durasi Menonton TV dengan Prestasi Akademik

Sebanyak 60 responden yang telah mengisi kuesioner dan diwawancarai apabila telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis melalui uji hipotesis Korelasi Pearson yang dilanjutkan dengan Regresi Linier.

Untuk mengetahui pengaruh Durasi Menonton TV dengan Prestasi Akademik, diawali dengan membuat suatu diagram tebar (scatter plot). Data Durasi Menonton TV ditampilkan pada sumbu X (axis), sementara data Prestasi Akademik disajikan pada sumbu Y (ordinat). Setiap pengamatan diwakili oleh satu titik. Dari hasil diagram tebar (scatter plot) didapatkan pola hubungan yang linear. Dengan demikian data tersebut memungkinkan untuk dapat dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan uji Korelasi Pearson guna mengetahui kekuatan hubungan diantara kedua variabel tersebut.

Hasil ini dapat dilihat dari diagram 5.1.

Gambar 5.1. Diagram tebar (Scatter plot) dari pengaruh Durasi Menonton TV dan Prestasi Akademik

Dari hasil uji korelasi pearson pengaruh Durasi Menonton TV terhadap Prestasi Akademik yaitu (p =0,655) dan nilai p diperoleh lebih besar dari 0,05. Hal ini menyatakan derajat sangat rendah yaitu Ho ditolak. Dengan demikian,


(47)

dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh Durasi Menonton TV terhadap Prestasi Akademik.

Setelah memperoleh nilai r = 0,059 p = 0,655dengan interval kepecayaan 95%, analisis dilanjutkan dengan uji Regresi Linier guna mendapat pola persamaan linier yang mencerminkan ketergantungan antara Durasi Menonton TV terhadap Prestasi Akademik. Untuk nilai r = 0,059, maka didapati persamaan sebagai berikut:

y = 82,301 + 0,213x dimana:

y = Prestasi Akademik x = Durasi Menonton TV

sedemikian sehingga diperoleh persamaan:

Prestasi Akademik = 82,301 + (0,213 x Durasi Menonton TV) 5.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada remaja SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2013 diperoleh data melalui kuesioner dan mengumpulkan nilai rata-rata ujian semester untuk melihat durasi menonton televisi dengan prestasi akademik siswa-siswi kelas 2 SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Data tersebut dijadikan dasar dalam pembahasan dan dijabarkan sebagai berikut.

Menurut American Academy of Pediatrics menyatakan keprihatinan tentang jumlah waktu anak-anak dan remaja menghabiskan menonton televisi dan siaran yang mereka tonton. Menurut Nielsen pada data penelitian menyatakan bahwa rata-rata anak dan remaja menghabiskan untuk menonton TV yaitu 3 jam per hari (AAP, 2003). Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa waktu total menonton tv pada siswa-siswi YPSA paling banyak 3 jam per hari yaitu 18 orang (30%).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh D. Borzekowski et al (2005) dari Johns Bloombert School of Public Health menunjukkan bahwa pada siswa kelas 3 SD dengan usia rata-rata 8 tahun yang memiliki televisi sendiri di kamarnya lebih


(48)

rendah hasil ujiannya setelah diuji dengan ujian terstandarisasi, jika dibanding dengan teman sekelasnya yang tidak memiliki televisi sendiri di kamarnya.

Dari hasil penelitian pada gambar 5.1 dapat dilihat bahwa yang mempunyai tv di kamar tidurnya lebih banyak yaitu 35 orang (58,3%) dibandingkan yang tidak mempunyai tv dikamar tidur dan pada tabel 5.12 menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA juga mempunyai nilai rata-rata ujian yang sangat tinggi yaitu 90. Hal ini dinyatakan bahwa penelitian ini berlawanan dikarenakan yang mempunyai tv dikamar tidur tidak berpengaruh dengan nilai ujian yang diperoleh pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.

Menurut Certain LK et al (2003) menyatakan anak yang mempunyai televisi dikamar tidur cenderung menonton televisi lebih dari 5 jam sehari dibandingkan anak yang tidak mempunyai televisi dikamarnya. Pada gambar 5.2 dapat dilihat bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA yang mempunyai tv dikamar lebih banyak menghabiskan waktu untuk menonton TV yaitu 1 jam 63 menit dalam satu hari. Hal ini menyatakan bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA mempunyai waktu yang sangat sedikit untuk menonton tv terutama dikamar tidur yang disebabkan sekolah SMP YPSA yaitu sekolah yang pulang sore jadi berkurangnya waktu anak-anak untuk menonton tv.

Hawkins & Pingree dalam Marissa, M (2007) mengkaji tentang bagaimana jenis program mempengaruhi persepsi terhadap kekerasan dalam masyarakat. Mereka menemukan bahwa film-film dan kartun yang bermuatan kekerasan berkorelasi secara signifikan dengan persepsi kekerasan dalam masyarakat, sedangkan berita, acara olahraga, dan drama tidak berkorelasi dengan persepsi tersebut.

Dari penelitian ini didapatkan jenis tontonan yang terbanyak adalah film kartun yang mencapai 24 orang ( 40.0%) dapat dilihat pada tabel 5.5. Karena itu saat menonton televisi sebaiknya anak didampingi atau dipantaui oleh orangtua untuk menghindari pengaruh negatif pada anak akibat menonton TV.

Pada gambar 5.10 dapat dilihat bahwa siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA rata-rata sangat mudah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran yaitu 34 orang (56,7%).


(49)

Hal ini berlawanan dalam penelitian menurut Landhuis CE et al (2007) menonton televisi juga berhubungan dengan masalah memusatkan perhatian pada masa remaja (12 sampai 15 tahun) disebabkan konsentrasi berkurang, tidak perhatian dengan ucapan guru kelas, pikiran mudah terpecah saat ingin berkonsentrasi.

Pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA banyak yang melakukan aktivitas atau ekstrakulikuler di luar kegiatan sekolah selain menonton tv yaitu olahraga, les tari, music dan nyanyi. Menurut Fox et al (2010) menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara keterlibatan ekstrakulikuler dengan prestasi akademik.

Hasil Penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara durasi menonton tv dengan prestasi akademik, namun dijumpai korelasi yang rendah antara durasi menonton tv dengan prestasi akademik (r = 0,059). Hal ini berarti semakin banyak durasi menonton tv responden tetapi tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik di sekolah. Tidak berpengaruhnya terhadap prestasi akademik ini berhubungan dengan siswa-siswi yang mudah berkonsentrasi dalam memahami pelajaran di sekolah dan dikarenakan sekolah SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah sudah belajar sampai sore disekolah sehingga prestasi akademik baik meskipun durasi menonton tv lebih lama.

Menurut Potter (2003) menyatakan bahwa televisi dapat membantu siswa untuk meningkatkan tingkat pembelajaran dan juga sebagai faktor kontribusi terhadap menurunkan prestasi akademik.

Hancox et al (2005) menemukan bahwa waktu total siswa menghabiskan menonton televisi adalah salah satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik. Siaran televisi dan jenis prestasi juga dapat dikaitkan dengan keberhasilan akademik siswa. Meskipun faktor-faktor tambahan, sebagian besar temuan menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara keduanya, dengan beberapa penelitian menunjukkan televisi dapat berdampak positif terhadap prestasi akademik. Dengan demikian menonton acara pendidikan dapat meningkatkan kesiapan sekolah antara anak dan meningkatkan kinerja akademis di sekolah.


(50)

Pada Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa siswa-siswi yang durasi menonton TV lebih lama yaitu diatas 2 jam dalam satu hari dapat mempunyai nilai ujian yang baik yaitu diatas 70. Dengan demikian tidak ada pengaruh durasi menonton tv terlalu lama terhadap prestasi akademik pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA .

Hal ini berlawanan dengan penelitian Potter (2003) menyimpulkan bahwa semakin banyak siswa menonton televisi semakin besar dampak pada prestasi akademik mereka. Menemukan bahwa siswa di kelas 8 sampai 12 yang menyaksikan lebih dari 30 jam seminggu menunjukkan kemampuan yang lebih rendah (IQ) dan ilmu pengetahuan dan rendah pencapaian ilmu social. Hubungan ini adalah yang paling umum ketika siswa menonton sinetron, film, kartun dan video musik memiliki efek negatif yang sangat kuat.

Penelitian Shirvani (2007) menyatakan bahwa siswa yang mempunyai akademik yang lebih baik ketika orang tua mereka terlibat dan peduli dalam kehidupan akademik anaknya. Dalam situasi ini orang tua peduli terhadap tontonan anak dirumah yaitu siaran televisi yang diperkuat sikap positif tentang pendidikan.

Pada penelitian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA) pada tahun 2005, menyatakan bahwa siswa-siswi SMP hanya 5,5% anak yang tidak menonton televisi, 20% menonton kurang dari 1 jam per hari, 15% antara 1-3 jam dan 23% menonton lebih dari 3 jam. Didapatkan secara umum ada kecenderungan makin lama anak menonton televisi, makin tinggi prestasi akademik dan kebiasaan membacanya.

Penelitian di Amerika Serikat dan Inggris ditemukan bahwa pengaruh kehadiran televisi tidak begitu berarti pada aktifitas belajar anak sekolah. Saat kecerdasan menjadi ukuran, terdapat hubungan sangat kecil antara banyaknya menonton televisi dan prestasi belajar, jadi tidak ada pengaruh bagi waktu luang atau pekerjaan rumah anak. Anak yang menonton televisi malahan bisa melengkapi pekerjaan rumahnya dan melakukan pekerjaan lain (Lowery, S.A et al 2004).


(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah:

1. Tidak terdapat hubungan antara durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik (p = 0,655) pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA.

2. Program siaran yang paling sering ditonton oleh siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA adalah siaran kartun.

3. Durasi rata-rata menonton televisi dalam satu hari pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA yaitu 3 jam.

4. Durasi menonton televisi di kamar tidur pada siswa-siswi kelas 2 SMP YPSA yaitu 1 jam 63 menit.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat berikan adalah sebagai berikut:

a. Kepada orang tua agar memilih tontonan yang bermanfaat, seperti media edukasi dan pengetahuan agar mendorong minat belajar anak dan menambah ilmu pengetahuan anak.

b. Perlu dilakukan penelitian untuk faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi anak di sekolah.


(52)

Daftar Pustaka

American Academy Of Pediatric., 2003. Committee on public education. Children, adolescent and television.Pediatrics; 107:423-2612

American Academy Of Pediatric., 2006 Committee on communications. Children, adolescents and advertising.Pediatrics; 118:2563-9

Anes Barus., 2010. Kebiasaan Menonton Televisi, Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 101791 Patumbak. Medan : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Azwar, S., 2005. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Barr-Anderson DJ, Van den Berg P, Sztainer DN, Story M., 2008. Characteristics associated with older adolescents who have a television in their bedrooms.

Pediatrics; 121:718-24

Certain LK, Kahn RS., 2003. Prevalence, correlates, and trajectory of television viewing among infants and toddlers. Pediatrics; 109:634-42

Dennison BA, Erb TA, Jenkins PA., 2003. Television viewing and television in bedroom associated with overweight risk among low-income preschool children. Pediatrics; 109:1028-35

Diehl, D. C., & Toelle, S. C., 2011. Making Good Decisions: Television, Learning, and the Cognitive Development of Young Children. Florida. Dworak M, Schierl T, Bruns T, Strüder HK., 2007. Impact of singular excessive

computer game and television exposure on sleep patterns and memory performance of school-aged children. Pediatrics; 120:978-85

Fox, C., Barr-Anderson, D., Neumark-Sztainer, D., & Wall, M. f(2010). Physical activity and sports team participation: Associations with academic outcomes in middle school and high school students. Journal of School Health, 80(1), 31-37.

Hancox, R., Milne, B., & Poulton, R. (2005). Association of television viewing during childhood with poor educational achievement. Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, 159(1), 614-618.

Ibnu, Fajar,. Isnaeni,. Pujirahaju, astutik,. Dkk., 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(53)

Jordan AB, Hersey JC, McDivitt JA, Heitzler DC., 2006. Reducing children'stelevision-viewing time: a qualitative study of parents and their children. Pediatrics; 118:1303-10

Kamus Besar Bahasa Indonesia EdisiIII, 2012.

Availablefrom:

Kirkorian, H. L., Wartella, E. A., & Anderson, D. R., 2008. Media and Young Children’s Learning; 39 - 61.

Landhuis CE, Poulton R, Welch D, Hancox RJ., 2007. Does childhood television viewing lead to attention problems in adolescence? Results from a prospective loangitudinal study. Pediatrics; 120:532-7

Lowery, S.A. dan DeFleur, M.L., Milestones in Mass Comunication Research, (New York : Longma, 1988).

Marisa, M., 2007. Hubungan Durasi Menonton Televisi dengan Sikap Seksual Pada Remaja. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Notoadmojo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Potter, J. (2003). Does television viewing hinder academic achievement among

adolescents? Human Communication Research, 14, 27-46.

Rola, F., 2006. Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja. Medan : Program Studi Psikologi fakultas Kedokteran Sumatra Utara

Ruslan, A., 2007. Artikel : Agen Sosialisasi Budaya Bandung

Sharif I, Sargent JD., 2006. Association between television, movie and video game eksposure and school performance. Pediatrics; 118:1061-70

Shirvani, H. (2007). Effects of teacher communication on parent‘s attitudes and their children‘s behaviors at school. Education, 128(1), 34-47

Sulastowo, 2006. Pengaruh Televisi Terhadap Perilaku Anak. Available from:

Sobur, A., 2006. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Soemanto, W., 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Thakkar RR, Garrison MM, Christakis DA., 2006. A systematic review for the effects of television viewing by infants and preschoolers. Pediatrics;


(54)

118:2025-31

Tylia K.M, Juniar E, Rismadevi W., 2011. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Orang Tua terhadap Dampak Televisi pada Perkembangan Anak Usia Sekolah.Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia; 1-8 Vandewater EA, Rideout VJ, Wartella EA, Huang X, Lee JH., 2007. Digital

childhood: electronic media and technology use among infants, toddlers and preschoolers. Pediatrics; 119:1006-15

Veloso, B., 2008. Awarness dan Konsentrasi. Jakarta: Widya Cipta

Victoria R, Elizabeth H, Kaisar Family Foundation, 2006. Electronic Media In Lives of Infants, toddlers, Preschoolers and Theirs Parents.The Henry J. Kaisar Family Foundation, Menlo, California.

Viora T., 2010. Hubungan Terpaan Media Televisi dengan Belajar Kognitif Pada Anak. Bogor : Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Wahiddien, A., 2008. Makalah Psikologi Tentang Pengaruh Televisi Terhadap Anak. Jakarta

Wahyuni, Arlinda S.,2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea Communication.

Yonathan dan Sufren., 2012. Peran Media Televisi Terhadap perilaku Prososial Anak-Anak TK. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara


(55)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elvita Nora susana Tempat / Tanggal Lahir : Banda Aceh, 3 Juli 1992

Agama : Islam

Alamat : Komp.Tasbih blok RR No.91 medan Telpon : 061 8216285

Orang Tua : Ayah : Ir. H. Musa Bintang M.M Ibu : Hj. Ainul Mardhiah S.H Riwayat Pendidikan : 1. MIN 1 Banda Aceh

2. SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan 3. SMA Negeri 1 Medan

Riwayat Pelatihan : National Symposium and Workshop PEMA FK USU 2011

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Dana Scora FK USU tahun 2012 2. Anggota Seksi Konsumsi Porseni FK USU 2012


(56)

LAMPIRAN 2

KUESIONER

Nama Responden :

Umur Responden : tahun Jenis Kelamin : L/P*

Kelas :

*coret yang tidak perlu

1. Apakah Anda memiliki TV di kamar tidur anda sendiri? a. Ya

b. Tidak

Jika ya, berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk menonton TV di dalam kamar?

Jawab:……… 2. Apakah Anda memiliki TV di rumah selain di kamar tidur?

a. Ya b. Tidak

Jika ya, berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk menonton TV selain di kamar?

Jawab:………. 3. Jenis siaran TV apa yang paling sering Anda tonton?

a. Kartun b. Sinetron c. Film

d. Berita Olahraga

e. Infotaiment (Acara Gosip) f. Berita


(57)

program bimbingan pelajaran sekolah, dll) h. Lainnya

(sebutkan:………) 4. Apa tujuan anda untuk menonton TV?

a. untuk mendapat hiburan b. untuk mencari inforamasi c. untuk menghilangkan suntuk d. kebiasaan

5. Selain menonton TV aktifitas apa saja yang anda lakukan? a. olahraga

b. bermain game di komputer c. bermain playstation

d. les pelajaran sekolah

e. les musik, tari, nyanyi, balet (lingkari yang dilakukan)

f. Lainnya (sebutkan:………) 6. Apakah anda selalu mengerjakan PR dirumah?

a. Semua PR dikerjakan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Berapa jam anda menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan PR? a. Kurang dari 30 menit per hari

b. 1 jam per hari c. 2-3 jam per hari

d. Lebih dari 3 jam per hari (tolong tuliskan berapa jam per hari) ... 8. Apakah anda susah berkonsentrasi untuk memahami pelajaran sekolah?

a. ya b. tidak

9. Apakah anda dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah? a. kadang-kadang


(58)

c. tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah

10.Apakah anda merasa prestasi akademis anda (nilai ujian) mengalami penurunan setelah kebanyakan menonton TV?

a. ya b. tidak

11.Berapa nilai rata-rata ujian semester terakhir Anda?


(59)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya Elvita Nora Susana, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Durasi Menonton Televisi terhadap Prestasi Akademik pada siswa-siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai durasi menonton televisi terhadap prestasi akademik siswa-siswi kelas 2 di Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun 2013. Diharapkan penelitian ini kelak akan bermanfaat untuk masyarakat, agar mereka dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh durasi menonton televisi pada prestasi akademik pada usia sekolah.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, Saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan dalam bentuk kuesioner dan membawa fotocopy nilai rapor akhir semester. Penelitian ini bersifat sukarela dan bebas. Semua informasi yang Saudara/Saudari berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, tidak disalahgunakan untuk maksud lain. Keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian ini sangat saya harapkan.

Demikianlah penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesedian Saudari saya ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2013 Peneliti


(60)

LAMPIRAN 4

LEMBAR PERNYATAAN
P E R SE T U J U A N SE T E L A H P E N J EL A SA N (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :


Umur :
 Alamat : Kelas :

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Pengaruh Durasi Menonton Televisi terhadap Prestasi Akademik Siswa-Siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013.

Nama Peneliti : Elvita Nora Susana

Instansi Penelitian : Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan,
Agustus 2013

Yang membuat pernyataan


(61)

LAMPIRAN 5

Kepada yth,


Orang tua/Wali Santri

SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

Assalamualaikum Wr. Wb.

Berhubung dengan adanya tugas akhir kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, maka akan diadakan penelitian karya tulis ilmiah di SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah dengan Siswa/Siswi sebagai respondennya. Adapun judul dari Karya Tulis Ilmiah tersebut adalah:

“Pengaruh Durasi Menonton Televisi terhadap Prestasi Akademik pada Siswa-Siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan pada Tahun 2013.”

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian tersebut, maka saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan izin kepada saya untuk pengumpulan data nilai akhir ujian semester melalui buku raport siswa putra/I Bapak/Ibu. Adapun Pengumpulan data yang akan dilakukan dengan melihat nilai akhir siswa, kuesioner yang diberikan kepada siswa-siswi. Setiap data yang didapat bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja. Partisipasi putra/i dari Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas dan sukarela. Bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi lembaran persetujuan dan berpartisipasi dalam penelitian ini dan saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesediaan yang Bapak/Ibu berikan.

Wassalam

Medan, Agustus 2013 Hormat Kami,


(62)

Peneliti I Peneliti II


(63)

LAMPIRAN 6

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Orang Tua dari :

Alamat :

Telah mendapat penjelasan yang baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “ Pengaruh Durasi Menonton Televisi terhadap Prestasi Akademik pada Siswa-Siswi kelas 2 Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah pada Tahun 2013”.

Saya mengerti bahwa putra/i saya akan diminta untuk melakukan penelitian yang berupa mengisi kuesioner dalam bentuk angket dan memperlihatkan nilai akhir ujian semester. Saya memberikan keizinan putra/i saya berpartisipasi untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Medan,...2013 Yang membuat pernyataan,


(64)

1 P Ya 3 Ya 1 Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Tidak 2 P

Tida

k 0 Ya 3 Kartun Lain-lain Lain-Lain Terkadang <30 menit Tidak 3 P Ya 5 Tidak 0 Kartun Lain-lain Lain-Lain Terkadang <30 menit Tidak 4 P Ya 3 Ya 1 Kartun Lain-lain Lain-Lain Terkadang <30 menit Tidak 5 P Ya 2 Ya 2 Sinetron Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang 1 jam Tidak 6 P Ya 4 Ya 1 Kartun Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya <30 menit Sulit 7 P

Tida

k 0 Ya 3 Film Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya 2-3 jam Sulit 8 P Ya 3 Ya 3 Sinetron Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Tidak 9 P Ya 1 Ya 3 Sinetron Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya 1 jam Sulit 10 L

Tida

k 0 Ya 2 Kartun Lain-lain Lain-Lain Ya 2-3 jam Sulit 11 L

Tida

k 0 Ya 5 Kartun Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Sulit 12 L

Tida

k 0 Ya 2 Film Lain-lain Lain-Lain Ya 2-3 jam Sulit 13 L

Tida

k 0 Ya 5 Berita Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya 1 jam Sulit 14 L

Tida

k 0 Ya 3 Berita Lain-lain Lain-Lain Terkadang 2-3 jam Tidak 15 L Ya 1 Ya 0 Kartun

Mencari

Informasi Aktifitas Sekolah Ya 1 jam Tidak 16 L Ya 1 Ya 2 Sinetron Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Sulit 17 P

Tida

k 0 Ya 1 Film Lain-lain Lain-Lain Terkadang <30 menit Sulit 18 L Ya 3 Ya 1 Film Lain-lain Lain-Lain Terkadang 2-3 jam Sulit 19 L

Tida

k 0 Ya 3 Berita

Mencari

Informasi Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Sulit

20 L Ya 7 Ya 2 Film

Mencari

Informasi Lain-Lain Ya

Lebih dari 3 jam per

hari Sulit 21 L

Tida

k 0 Ya 1 Kartun

Mencari

Informasi Lain-Lain Ya 2-3 jam Tidak 22 L Ya 5 Ya 3 Film

Mencari

Informasi Lain-Lain Ya 1 jam Tidak 23 L Ya 4 Ya 1 Berita Lain-lain Lain-Lain Ya 1 jam Tidak 24 L Ya 1 Ya 2 Sinetron Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Tidak 25 L

Tida

k 0 Ya 5 Kartun

Mencari

Informasi Lain-Lain Terkadang 2-3 jam Tidak 26 L Ya 2 Ya 1 Film Mencari Aktifitas Sekolah Ya <30 menit Tidak


(65)

Informasi

27 L Ya 3 Ya 1 Film Lain-lain Lain-Lain Ya 1 jam Sulit 28 P Ya 2 Ya 1 Berita Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Tidak 29 P Ya 4 Ya 1 Kartun Lain-lain Lain-Lain Ya 2-3 jam Tidak 30 P Ya 1 Ya 1 Sinetron

Mencari

Informasi Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Tidak 31 P

Tida

k 0 Ya 3 Film Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Sulit 32 P Ya 1 Ya 3 Sinetron Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Sulit 33 P

Tida

k 0 Ya 3 Kartun Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang 1 jam Sulit 34 P

Tida

k 0 Tidak 0 Film Lain-lain Lain-Lain Ya 2-3 jam Sulit 35 P

Tida

k 0 Ya 2 Film

Mencari

Informasi Lain-Lain Terkadang 2-3 jam Tidak 36 L Ya 1 Ya 1 Kartun Lain-lain Lain-Lain Ya 1 jam Tidak 37 P Ya 3 Ya 0 Kartun Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Tidak 38 L Ya 2 Ya 1 Film

Mencari

Informasi Lain-Lain Terkadang 1 jam Sulit 39 P Ya 2 Ya 3 Kartun

Mencari

Informasi Aktifitas Sekolah Ya 2-3 jam Tidak 40 L

Tida

k 0 Ya 2 Film Lain-lain Lain-Lain Terkadang <30 menit Tidak 41 P Ya 3 Ya 1 Film Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya 2-3 jam Tidak 42 L Ya 4 Ya 3 Kartun

Mencari

Informasi Lain-Lain Terkadang 2-3 jam Sulit 43 L

Tida

k 0 Ya 5 Berita

Mencari

Informasi Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Sulit 44 L

Tida

k 0 Ya 1 Kartun Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang 2-3 jam Sulit 45 L Ya 4 Ya 2 Berita Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Tidak 46 L

Tida

k 0 Ya 3 Kartun

Mencari

Informasi Aktifitas Sekolah Ya 1 jam Tidak 47 L

Tida

k 0 Ya 3 Berita Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya 1 jam Tidak 48 L Ya 5 Ya 2 Kartun

Mencari

Informasi Lain-Lain Terkadang 1 jam Sulit 49 L Ya 5 Ya 1 Berita

Mencari

Informasi Lain-Lain Terkadang 1 jam Sulit 50 L Ya 2 Ya 1 Film Lain-lain Aktifitas Sekolah Terkadang <30 menit Sulit 51 P Ya 4 Tidak 0 Berita Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya 2-3 jam Tidak 52 P Ya 2 Ya 4 Berita Mencari Lain-Lain Ya 1 jam Tidak


(66)

Informasi 53 L Ya 2 Ya 1 Film

Mencari

Informasi Aktifitas Sekolah Ya 2-3 jam Tidak 54 L

Tida

k 0 Ya 1 Film Lain-lain Lain-Lain Ya 1 jam Sulit 55 P Ya 1 Tidak 0 Film Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Sulit 56 P

Tida

k 0 Ya 2 Kartun Lain-lain Lain-Lain Ya 1 jam Tidak 57 P Ya 2 Ya 1 Kartun Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Tidak 58 L

Tida

k 0 Ya 3 Kartun Lain-lain Aktifitas Sekolah Ya 1 jam Tidak 59 L

Tida

k 0 Ya 5 Kartun Lain-lain Lain-Lain Terkadang 1 jam Tidak 60 P

Tida


(67)

Frequency Table

sex

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 33 55.0 55.0 55.0

Perempuan 27 45.0 45.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya 35 58.3 58.3 58.3

Tidak 25 41.7 41.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 25 41.7 41.7 41.7

1 8 13.3 13.3 55.0

2 9 15.0 15.0 70.0

3 7 11.7 11.7 81.7

4 6 10.0 10.0 91.7

5 4 6.7 6.7 98.3

7 1 1.7 1.7 100.0


(68)

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 56 93.3 93.3 93.3

Tidak 4 6.7 6.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 6 10.0 10.0 10.0

1 22 36.7 36.7 46.7

2 11 18.3 18.3 65.0

3 15 25.0 25.0 90.0

4 1 1.7 1.7 91.7

5 5 8.3 8.3 100.0


(69)

Total

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 1.7 1.7 1.7

1 7 11.7 11.7 13.3

2 7 11.7 11.7 25.0

3 18 30.0 30.0 55.0

4 9 15.0 15.0 70.0

5 10 16.7 16.7 86.7

6 4 6.7 6.7 93.3

7 2 3.3 3.3 96.7

8 1 1.7 1.7 98.3

9 1 1.7 1.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kartun 24 40.0 40.0 40.0

Film 6 10.0 10.0 50.0

Berita 19 31.7 31.7 81.7

Sinetron 1 1.7 1.7 83.3

Info 4 6.7 6.7 90.0

Keluarga 6 10.0 10.0 100.0


(70)

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid untuk dapat hiburan 25 41.7 41.7 41.7

mencari informasi 18 30.0 30.0 71.7

menghilangkan suntuk 7 11.7 11.7 83.3

kebiasaan 10 16.7 16.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid olahraga 17 28.3 28.3 28.3

les pelajaran sekolah 24 40.0 40.0 68.3

main game online 7 11.7 11.7 80.0

main game di komputer 7 11.7 11.7 91.7

les musik, tari dan nyanyi 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kadang-kadang 34 56.7 56.7 56.7

semua pr dikerjakan 26 43.3 43.3 100.0


(71)

P10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 26 43.3 43.3 43.3

Tidak 34 56.7 56.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kadang-kadang 44 73.3 73.3 73.3

Selalu dapat mengerti apa yang disampaikan gurunya

16 26.7 26.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 30 mnt 9 15.0 15.0 15.0

1jam per hari 27 45.0 45.0 60.0

2-3 jam per hari 23 38.3 38.3 98.3

Lebih 3 jam per hari 1 1.7 1.7 100.0


(1)

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 P2a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: P13

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .153a .024 .007 6.623

a. Predictors: (Constant), P2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 61.297 1 61.297 1.397 .242a

Residual 2544.436 58 43.870

Total 2605.733 59

a. Predictors: (Constant), P2

b. Dependent Variable: P13

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 82.144 1.158 70.937 .000


(2)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 82.144 1.158 70.937 .000

P2 .565 .478 .153 1.182 .242

a. Dependent Variable: P13

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 P4a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: P13

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .123a .015 -.002 6.652

a. Predictors: (Constant), P4

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 39.464 1 39.464 .892 .349a

Residual 2566.269 58 44.246

Total 2605.733 59

a. Predictors: (Constant), P4


(3)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 84.245 1.515 55.620 .000

P4 -.599 .634 -.123 -.944 .349

a. Dependent Variable: P13

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Totala . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: P13

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .059a .003 -.014 6.691

a. Predictors: (Constant), Total

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.056 1 9.056 .202 .655a

Residual 2596.678 58 44.770

Total 2605.733 59


(4)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9.056 1 9.056 .202 .655a

Residual 2596.678 58 44.770

Total 2605.733 59

a. Predictors: (Constant), Total

b. Dependent Variable: P13

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 82.301 1.908 43.129 .000

Total .213 .473 .059 .450 .655


(5)

(6)