Gambaran Karakteristik Siswa SD Dan Kebiasaan Minum Susu Di SD Budi Murni 1 Medan Tahun 2012

(1)

GAMBARAN KARAKTERISTIK SISWA SD DAN KEBIASAAN MINUM SUSU DI SD BUDI MURNI 1 MEDAN

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

OKTO N.Y SIMANGUNSONG NIM : 081000196

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul :

GAMBARAN KARAKTERISTIK SISWA DAN KEBIASAAN MINUM SUSU DI SD BUDI MURNI 1 MEDAN

TAHUN 2012

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh : OKTO N.Y SIMANGUNSONG

NIM. 081000196

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 27 Juli 2012 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Drs. Eddy Syahrial, MS Dr.Namora Lumongga Lubis, Msc NIP. 19590713198703 1 001 NIP. 19721004 200003 2 001

Penguji II Penguji III

Ernawati Nasution, SKM, M.Kes Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes NIP. 19690922 199403 2 002 NIP. 19620604 199203 1 001

Medan, Juli 2012

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


(3)

ABSTRAK

Susu didefenisikan sebagai cairan yang berasal dari pemerahan hewan menyusui yang sehat dan bersih, diperoleh dengan cara yang benar dan kandungan dari susu itu sendiri tidak dikurangi atau ditambah bahan-bahan lain. Susu mengandung berbagai macam gizi yaitu sumber protein, lemak, mineral dan vitamin. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung pada orang tua. Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan jaringan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik siswa dan kebiasaan minum susu di SD Budi Murni 1 Medan. Penelitian yang diteliti tersebut meliputi karakteristik siswa (umur, jenis kelamin, kelas, dan pekerjaan orang tua), sumber informasi ( media massa, keluarga, teman sebaya, guru), pengetahuan siswa, sikap siswa, dan kebiasaan minum susu siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SD Budi Murni 1 yang memiliki kebiasaan minum susu. Tekhnik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan metode proporsional stratified random sampling dengan jumlah 65 orang. Dimana populasi dapat dipisah-pisahkan menurut kelas dan sampel diambil secara acak sederhana dari setiap kelasnya. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang mencakup karakteristik, sumber informasi, pengetahuan, sikap, dan kebiasaan minum susu siswa. Cara pengambilan data dengan menggunakan kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan responden berada pada tingkatan baik yaitu 50,8%. Tingkat sikap berada pada tingkatan baik yaitu 100%. Tingkat kebiasaan minum susu responden berada pada tingkatan sedang yaitu sedang yaitu 60%.

Sesuai dengan penelitian diatas maka disarankan kepada pihak sekolah disarankan agar memberikan informasi mengenai manfaat pentingnya minum susu bagi kesehatan dan kandungan yang terdapat dalam susu kepada anak usia sekolah dasar. Kepada Puskesmas yang berdekatan dengan SD Budi Murni 1 Medan perlu bekerja sama dalam memberikan informasi mengenai pentingnya minum susu untuk memperbaharui kesehatan anak khususnya anak usia sekolah dasar.


(4)

ABSTRACT

Defined as a fluid milk derived from milking lactating animals clean and healthy, gained the right way and the content of the milk itself is not reduced or added to other ingredients. Milk contains a variety of nutrients ie protein, fat, minerals and vitamins. Primary school children are children aged 6-12 years, have had a stronger physical properties of individual as well as active and not dependent on the parents. Nutritional needs of children are mostly used for the establishment and maintenance of network activity.

This study aims to determine the image characteristics of student and the habit of drinking milk in the Budi Murni 1 Medan. The study examined include student characteristics (age, gender, class, and parents work), information sources (mass media, family, friends, teachers), students knowledge, attitudes of students, and milk drinking habits of students.

This type of research is descriptive quantitative research. The population in this study were primary school Budi Murni 1 which has a habit of drinking milk. Techniques used for sampling is proportional stratified random sampling method with number 65 people. Data collected in this study is the primary data include the characteristics, sources of information, knowledge, and milk drinking habits of students. Method of data collection by using questionnaire.

Based on the results of research showed that the level of knowledge of respondents is at the level of increase is 50,8%. Level of attitude is at a good level of 100%. Levels of drinking milk at the level of respondents was that 60%.

In accordance with the above studies it is recommended to the school are advised to provide information about the benefits of the importance of drinking milk for the health and content contained in the milk to primary school age children. To the health center adjacent to the Primary School Budi Murni 1 Medan need to cooperate in providing information on the importance of drinking milk to renew the health of children, especially primary school age children.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : OKTO N.Y br.SIMANGUNSONG

Tempat /Tanggal Lahir : Medan 22 Oktober 1990

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak ke : 2 (dua) dari 3 (tiga) bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Mawar Raya No.220 Blok 18 Perumnas Helvetia tengah-Medan.

Nama Orangtua : Ayah : Tombang Simangunsong

Ibu : Nurhaidah Napitupulu

Riwayat Pendidikan : 1. 1996-2002 : SD Freemethodist Medan

2. 2001-2005 : SMP ST.Thomas 3 Medan

3. 2005-2008 : SMA Budi Murni 1 Medan

4. 2008-2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Gambaran Karakteristik Siswa dan Kebiasaan Minum Susu di SD Budi Murni 1 Medan 2012”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam memperkaya isi skripsi ini.

Secara istimewa penulis mempersembahkan skripsi ini kepada :

 Orang tua tercinta, Ayahanda Tombang Simangunsong, Ibuku Nurhaida Napitupulu, yang telah banyak memberikan dorongan, pengorbanan, kasih sayang dan semangat dalam menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini di Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

 Abang dan Adik tersayang, “Gusfen Alextron Simangunsong,SH dan Daniel Simangunsong”, yang senantiasa saling menguatkan dan memotivasi sehingga kita bisa bangkit dari keterpurukan dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak mampu mengerjakan sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Tukiman, MKM, selaku Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku dan yang telah banyak memberikan kemudahan dalam kelancaran skripsi ini.

3. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku Dosen Pembimbing I yang juga telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada


(7)

4. Ibu

5. Bapak dr. Heldy B.Z, MPH, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis. 6. Seluruh Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

khususnya Dosen Departemen PKIP yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Bapak Ibnu Nasyith Selaku Kepala Desa Besilam-Babussalam Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat.

8. Seluruh teman-teman sepeminatan PKIP, terkhusus untuk Kak Azlamah, Vita, Dayat, Mei, Vero, Titan, Hilma, Etha yang saling mendukung dan berbagi suka duka saat belajar di peminatan sampai dalam penulisan skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan stambuk 2008 yang telah bersama-sama menghadapi berbagai dinamika baik suka maupun duka dalam bangku perkuliahan dan organisasi, yaitu : Rindy, Putra, Yogie, Vina, Vonny, Fiesta, Vita, Shinta, Vitry, dan Jeff.

10.Sahabatku yang selalu mendukungku, terkhusus Nova, Gaby, dan juga teman-teman Sonakmalela yang selalu mendukungku buat maju dan selalu bersama-sama dalam suka dan duka.

Demikian kata pengantar dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2012


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Daftar Riwayat Hidup ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian... 7

1.3.1. Tujuan Umum ... 7

1.3.2. Tujuan Khusus... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Anak. Sekolah Dasar ... 9

2.1.1. Masalah Gizi Anak Sekolah Dasar ... 9

2.2. Susu ... 11

2.2.1. Defenisi Susu ... 11

2.2.2. Kandungan Zat Gizi Susu ... 12

2.2.3. Manfaat Susu ... 15

2.2.5. Jenis Susu ... 16

2.3. Peranan Susu... 18


(9)

2.6. Perilaku ... 23

2.6.1. Defenisi Perilaku ... 23

2.6.2. Domain Perilaku ... 24

2.7. Faktor Penentu Terjadinya Perilaku ... 28

2.7.1. Faktor Predisposisi ... 28

2.7.2. Faktor Pemungkin ... 29

2.7.3. Faktor Penguat ... 29

2.8. Kebiasaan Minum Susu ... 30

2.8.1. Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makanan ... 30

2.8.8.1. Faktor Ekstrinsik ... 30

2.8.8.2. Faktor Instrinsik ... 31

2.9. Media ... 32

2.10. Keluarga ... 33

2.11. Teman Sebaya ... 34

2.12. Kerangka Konsep ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Jenis Penelitian ... 37

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 37

3.2.2. Waktu Penelitian ... 37

3.3. Populasi dan Sampel ... 37

3.3.1. Populasi ... 37

3.3.2. Sampel ... 38

3.4. Teknik Pungumpulan Data ... 39

3.4.1. Data Primer ... 39

3.4.2. Data Sekunder ... 40


(10)

3.6. Aspek Pengukuran dan Instrumen ... 41

3.6.1. Aspek Pengukuran ... 41

3.6.2. Instrumen ... 44

3.7. Teknik Analisis Data dan Pengolahan Data ... 44

3.7.1. Analisa Data ... 44

3.7.2. Pengolahan Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

4.2. Gambaran Karakteristik Responden... 48

a. Jenis Kelamin Responden ... 48

b. Umur Responden ... 48

c. Kelas Responden ... 49

d. Pekerjaan Orang Tua Responden... 49

4.3. Gambaran Sumber Informasi ... 50

a. Sumber Informasi Responden tentang Minum Susu ... 50

b.Siapa yang menyuruh Responden untuk Minum Susu .... 51

4.4.Gambaran Pengetahuan Responden ... 51

4.5. Gambaran Sikap Responden ... 54

4.6. Gambaran Kebiasaan Minum Susu Responden... 57

BAB V PEMBAHASAN ... 63

5.1. Karakteristik Siswa Dan Pengetahuan Siswa ... 63

5.2. Sumber Informasi Dan Pengetahuan Siswa ... 65

5.3.Pengetahuan Siswa Dan Sikap Minum Susu Siswa ... 66

5.4.Sikap Siswa Dan Kebiasaan Minum Susu Siswa ... 67

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

6.1. Kesimpulan ... 72

6.2. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN :

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Master Data

Lampiran 3 : Output Data Penelitian


(11)

ABSTRAK

Susu didefenisikan sebagai cairan yang berasal dari pemerahan hewan menyusui yang sehat dan bersih, diperoleh dengan cara yang benar dan kandungan dari susu itu sendiri tidak dikurangi atau ditambah bahan-bahan lain. Susu mengandung berbagai macam gizi yaitu sumber protein, lemak, mineral dan vitamin. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung pada orang tua. Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan jaringan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik siswa dan kebiasaan minum susu di SD Budi Murni 1 Medan. Penelitian yang diteliti tersebut meliputi karakteristik siswa (umur, jenis kelamin, kelas, dan pekerjaan orang tua), sumber informasi ( media massa, keluarga, teman sebaya, guru), pengetahuan siswa, sikap siswa, dan kebiasaan minum susu siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SD Budi Murni 1 yang memiliki kebiasaan minum susu. Tekhnik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan metode proporsional stratified random sampling dengan jumlah 65 orang. Dimana populasi dapat dipisah-pisahkan menurut kelas dan sampel diambil secara acak sederhana dari setiap kelasnya. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer yang mencakup karakteristik, sumber informasi, pengetahuan, sikap, dan kebiasaan minum susu siswa. Cara pengambilan data dengan menggunakan kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan responden berada pada tingkatan baik yaitu 50,8%. Tingkat sikap berada pada tingkatan baik yaitu 100%. Tingkat kebiasaan minum susu responden berada pada tingkatan sedang yaitu sedang yaitu 60%.

Sesuai dengan penelitian diatas maka disarankan kepada pihak sekolah disarankan agar memberikan informasi mengenai manfaat pentingnya minum susu bagi kesehatan dan kandungan yang terdapat dalam susu kepada anak usia sekolah dasar. Kepada Puskesmas yang berdekatan dengan SD Budi Murni 1 Medan perlu bekerja sama dalam memberikan informasi mengenai pentingnya minum susu untuk memperbaharui kesehatan anak khususnya anak usia sekolah dasar.


(12)

ABSTRACT

Defined as a fluid milk derived from milking lactating animals clean and healthy, gained the right way and the content of the milk itself is not reduced or added to other ingredients. Milk contains a variety of nutrients ie protein, fat, minerals and vitamins. Primary school children are children aged 6-12 years, have had a stronger physical properties of individual as well as active and not dependent on the parents. Nutritional needs of children are mostly used for the establishment and maintenance of network activity.

This study aims to determine the image characteristics of student and the habit of drinking milk in the Budi Murni 1 Medan. The study examined include student characteristics (age, gender, class, and parents work), information sources (mass media, family, friends, teachers), students knowledge, attitudes of students, and milk drinking habits of students.

This type of research is descriptive quantitative research. The population in this study were primary school Budi Murni 1 which has a habit of drinking milk. Techniques used for sampling is proportional stratified random sampling method with number 65 people. Data collected in this study is the primary data include the characteristics, sources of information, knowledge, and milk drinking habits of students. Method of data collection by using questionnaire.

Based on the results of research showed that the level of knowledge of respondents is at the level of increase is 50,8%. Level of attitude is at a good level of 100%. Levels of drinking milk at the level of respondents was that 60%.

In accordance with the above studies it is recommended to the school are advised to provide information about the benefits of the importance of drinking milk for the health and content contained in the milk to primary school age children. To the health center adjacent to the Primary School Budi Murni 1 Medan need to cooperate in providing information on the importance of drinking milk to renew the health of children, especially primary school age children.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini menghadapi berbagai permasalahan yang mendesak/akut, yang memerlukan penanggulangan dengan seksama dan memadai yaitu banyaknya bencana, masalah gizi buruk, meningkatnya berbagai penyakit menular seperti penyakit malaria, Flu Burung, dan DBD. Permasalahan dan tantangan dibidang kesehatan yaitu belum meratanya kemajuan dan kualitas kesehatan diseluruh negeri. Hal ini ditandai dengan masih adanya disparitas status kesehatan kelompok masyarakat miskin dengan kelompok masyarakat lainnya cukup besar. Selain tantangan di Indonesia, dunia juga sedang menghadapi krisis pangan, krisis ekonomi, krisis energi, peningkatan suhu bumi, yang kesemuanya langsung maupun tidak,akan berdampak pada kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2010)

Pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan (Depkes, 2000). Berbagai masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat turut mempengaruhi upaya pelaksanaan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya adalah masalah gizi. Ketidakseimbangan gizi dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia (Latief, 1999).

Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi,


(14)

masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama dikota-kota besar (Supariasa dkk, 2002).

Masalah gizi perlu mendapat perhatian khusus karena pengaruhnya yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sekitar 37,3 juta penduduk hidup dibawah garis kemiskinan, setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang dan lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. Itulah sebagian gambaran tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh untuk diatasi. Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja. Pada bayi dan anak balita, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Kekurangan gizi pada bayi dan balita, dengan demikian, akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pangan dan jumlah dan mutu yang memadai harus selalu tersedia dan dapat diakses oleh semua orang pada setiap saat. Bahasan tersebut menggambarkan betapa eratnya kaitan antara gizi masyarakat dan pembangunan pertanian.

Kelompok anak sekolah (6-13 tahun) termasuk kedalam kelompok yang mempunyai resiko tinggi, salah satunya karena masalah pertumbuhan. Hal ini juga menyangkut dengan asupan gizi apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan


(15)

dapat menghambat pertumbuhan anak. Dalam istilah pertumbuhan anak harus diperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya. Anak merupakan bagian dari masyarakat yang perlu diperhatikan dari segi tumbuh kembangnya, karena anak-anak paling rentan terhadap berbagai gangguan tumbuh kembang sehingga usaha perbaikan gizi harus ditujukan terutama pada anak-anak. Kualitas tumbuh kembang pada masa anak-anak akan menentukan banyak aspek kehidupan termasuk kesehatan, intelektual, prestasi, dan produktivitas dikemudian hari (Suhardjo, 2003).

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak usia tersebut merupakan generasi penerus bangsa. Tumbuh kembangnya anak sekolah usia yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemebrian nutrisi atau asupan zat gizi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan system tubuh anak (Judarwanto, 2008).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 ditemukan angka kekurusan di Sumatera Utara adalah 12,4 % untuk anak laki-laki dan 9,7 % pada anak perempuan, angka kekurusan pada anak baru sekolah di Kota Medan adalah 11,1 % pada anak laki-laki dan 7,4 % pada anak perempuan. Angka ini lebih tinggi dari angka kekurusan Provinsi Sumatera Utara yaitu 12,4 % pada anak laki-laki dan 9,7 % pada anak perempuan.

Konsumsi susu per kapita di Indonesia tahun 2010 adalah 11,84 liter. Indonesia berada pada deretan terbawah konsumsi susu di Asia Tenggara maupun negara


(16)

berkembang lain. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, India yang masing-masing adalah 50,26 liter, 47,35 liter, dan 12,35 liter. Orang Thailand mengkonsumsi Sembilan gelas, dan orang Filipina delapan gelas per orang setiap bulan. Kalau dihitung tingkat dunia, konsumsi perkapita per tahun adalah 40 liter. Thailand 21 liter perkapita per tahun. Filipina juga 21 liter per tahun. Negara-negara di Asia jumlah konsumsi susunya masih jauh lebih sedikit dibandingkan negara lainnya didunia. Cina mengkonsumsi 17,2 liter per ton per tahun, jerman mencapai 92,3 liter, Amerika 83,9 liter, diikuti Belanda 122,9 liter, Swedia 145,5 liter, dan Finlandia 183,9 liter (Tempo, 2008). Jadi, lengkaplah alasan mengapa susu masih menjadi barang mahal. Alasan kedua mengapa kita jarang minum susu adalah takut dengan masalah laktosa. Pada usia bayi dan anak-anak tubuh kita menghasilkan enzim laktosa dalam jumlah cukup sehingga susu dapat dicerna dengan baik. Ketika menginjak usia dewasa keberadaan enzim lactase semakin menurun sehingga sebagian dari kita akan menderita diare bila minum susu.

Penelitian di AS membuktikan bahwa konsumsi susu satu-dua cangkir pada penderita laktosa ini tampaknya perlu bagi kita untuk sesering mungkin memperkenalkan susu kepada tubuh kita sehingga akan semakin terlatih untuk menerima laktosa. Susu secara terus-menerus mungkin akan bermanfaat bagi tubuh untuk tidak memberikan respons negatif terhadap kehadiran laktosa. Piramida makanan di negara maju seperti Amerika menempatkan susu dan produk lainnya seperti keju dan mentega pada posisi puncak. Piramida makanan Indonesia menempatkan lauk pauk secara keseluruhan (termasuk susu) pada posisi teratas. Hal


(17)

seperti halnya di negara- negara yang sudah maju. Terkait dengan masalah osteoporosis (keropos tulang), maka susu mempunyai peranan penting untuk mencegah penyakit ini. Susu adalah sumber kalsium dan fosfor yang sangat penting untuk pembentukan tulang. Tulang manusia mengalami penurunan yaitu peluruhan dan pembentukan secara berkesinambungan. Pada saat usia muda khususnya anak-anak, formasi tulang berlangsung lebih intens dibandingkan resorpsinya. Sementara pada usia tua resorpsi berlangsung lebih cepat di bandingkan formasinya. Itulah sebabnya pada usia tua terjadi apa yang disebut gradual lose of bone ( proses kehilangan masa tulang). Angka kecukupan gizi kalsium adalah 800- 1200 mg/orang/hari. Ini setara dengan tiga-empat gelas susu (Roberts, 2000).

Menurut Khomsan (2007), Dosen Gizi Masyarakat menjelaskan bahwa budaya minum susu yang masih sangat rendah dipahami dari beberapa segi. Pertama, susu masih dianggap barang luks yang harganya mahal. Ditengah kehidupan yang semakin sulit akibat krisis berkepanjangan, maka dapat dimaklumi kalau mayoritas masyarakat Indonesia lebih mementingkan membeli pangan sumber karbohidrat daripada sumber protein/mineral. Yang penting perut seluruh anggota keluarga bisa kenyang, sementara gizi adalah urusan belakangan. Mahalnya harga susu mungkin disebabkan oleh sistem peternakan sapi perah di Indonesia yang belum efisien. Dan hal ini terjadi karena sapi perah sebenarnya berasal dari negara-negara subtropis, sehingga ketika harus berproduksi dinegara tropis seperti Indonesia susu yang dihasilkan tidak sebanyak seperti dinegara asalnya.

Susu mengandung lima kelengkapan gizi utama, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Namun, konsumsi susu orang Indonesia saat ini masih


(18)

sangat rendah, yaitu sekitar dua gelas per orang setiap bulan. Jadi kalau dirata-ratakan, setiap harinya orang Indonesia hanya minum dua-tiga sendok. Rendahnya konsumsi susu di Indonesia itu, disebabkan banyak faktor, misalnya susu dianggap mahal, sehingga daya beli masyarakat kecil. Tetapi, bisa juga akibat kurangnya pemahaman akan manfaat susu. Mengingat usia anak sekolah pada masa perkembangan dan pertumbuhan maka untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan perilaku minum susu pada anak sekolah. Karena kita ketahui perilaku minum susu merupakan perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan yang sudah menjadi kebiasaan pada masa dini akan menjadi dampak yang baik dan berguna di masa yang akan datang.(Depkes, 2000)

Sekolah SD Budi Murni 1 merupakan salah satu sekolah swasta terbaik diantara sekolah lainnya yang berada di Kecamatan Medan Timor. Dimana sekolah ini memiliki kategori baik dan berprestasi dalam belajar.

Dari observasi dan wawancara peneliti di SD Budi Murni 1 pada bulan November 2011 kepada Kepala Sekolah terdapat 365 jumlah siswa kelas I-VI SD dengan rentang usia pada sekolah ini berada pada usia 6-12 tahun atau masih tergolong usia anak-anak. Ketika diwawancarai didapatkan jumlah siswa yang minum susu adalah sekitar 80 % dari 365 siswa. Oleh karena itu peneliti memilih lokasi tersebut karena perlu menemukan gambaran karakteristik siswa SD dan kebiasaan minum susu di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

1.2.Perumusan Masalah


(19)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran karakteristik siswa dan kebiasaan minum susu pada siswa SD di Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik siswa yaitu : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan orang tua, dan sumber informasi siswa di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa dan kebiasaan minum susu di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

3. Untuk mengetahui tingkat sikap siswa dankebiasaan minum susu di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

4. Untuk mengetahui frekuensi minum susu siswa di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

5. Untuk mengetahui waktu minum susu siswa di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

6. Untuk mengetahui akses atau tempat siswa mendapatkan susu di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa pihak :


(20)

1. Bagi pihak Sekolah sebagai bahan informasi mengenai gambaran karakteristik siswa dan kebiasaan minum susu pada siswa SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

2. Bagi lintas sektor terkait (Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan) dapat memberikan informasi tentang pentingnya minum susu sejak usia dini guna untuk memperbaharui kesehatan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anak Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung pada orang tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih cepat daripada putra. Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan jaringan.

Karakteristik anak sekolah meliputi : 1. Pertumbuhan tidak secepat bayi

2. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen 3. Lebih aktif memilih makanan yang disukai

4. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat 5. Pertumbuhan lambat

6. Pertumbuhan meningkat lagi pada masa pra remaja

Anak sekolah biasanya banyak memiliki aktifitas bermain yang menguras banyak tenaga, dengan terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar,akibatnya tubuh menjadi kurus. Untuk mengontrol waktu bermain anak sehingga anak memiliki waktu istirahat yang cukup (Moehji,2002).

2.1.1. Masalah gizi Anak Sekolah Dasar

Masalah gizi (malnutrition) adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dimakanan. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah


(22)

pangan. Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan yang dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan dan adat/ kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan. Sementara, permasalahan gizi tidak hanya terbatas pada kondisi kekurangan gizi saja melainkan tercakup pula kondisi kelebihan gizi.

Dibeberapa daerah pada kelompok masyarakat Indonesia terutama dikota-kota besar, masalah kesehatan masyarakat utama justru dipicu dengan adanya kelebihan gizi, meledaknya kejadian obesitas dibeberapa daerah Indonesia akan mendatangkan masalah baru yang mempunyai konsekuensi yang serius bagi pembangunan Indonesia khususnya dibidang kesehatan. Dengan kata lain, masih tingginya prevalensi kurang gizi dibeberapa daerah dan meningkatnya prevalensi obesitas yang dramatis dibeberapa daerah yang lain akan menambah beban yang lebih komplek dan harus dibayar mahal oleh bangsa Indonesia dalam upaya pembangunan bidang kesehatan, sumber daya manusia dan ekonomi (Hadi, 2005).

Kelompok anak sekolah pada umumnya mempunyai kondisi gizi yang lebih baik daripada kelompok balita, karena kelompok umur sekolah muda dijangkau oleh berbagai upaya perbaikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh kelompok swasta. Meskipun demikian masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah yang tidak memuaskan.


(23)

2.2. Susu

2.2.1. Defenisi Susu

Susu adalah cairan bergizi bewarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia (wikipedia, 2009).

Susu didefenisikan sebagai cairan yang berasal dari pemerahan hewan menyusui yang sehat dan bersih, diperoleh dengan cara yang benar dan kandungan dari susu itu sendiri tidak dikurangi atau ditambah bahan-bahan lain (Aziz, 2007). Susu mengandung berbagai macam gizi yaitu sumber protein, lemak, mineral dan vitamin. Susu sangat mudah rusak dan tidak tahan lama di simpan kecuali telah mengalami perlakuan khusus. Susu segar yang dibiarkan dikandang selama beberapa waktu, maka lemak susu akan menggumpal di permukaan berupa krim susu, kemudian bakteri perusak susu yang bertebaran di udara kandang, yang berasal dari sapi masuk ke dalam susu dan berkembang biak dengan cepat. Oleh bakteri, gula susu diubah menjadi asam yang mengakibatkan susu berubah menjadi asam. Lama kelamaan susu yang demikian itu menjadi rusak. Kombinasi oleh bakteri pada susu dapat berasal dari sapi, udara , lingkungan, manusia yang bertugas atau peralatan yang digunakan (Sumoprastowo, 2000).

Susu juga bisa terkontaminasi oleh mikroorganisme penyebab penyakit menular pada manusia seperti tuberculosis, difteri, dan tifus. Oleh karena itu, susu harus ditangani secara baik dan memenuhi syarat-syarat kualitas dari pemerintah. Dalam


(24)

melindungi konsumsi susu, pemerintah dalam hal ini Dinas peternakan, selalu mengadakan pengawasan peredaran susu, kesehatan sapi perah dan ternak perah, petugas yang terlibat pada penanganan susu, dan bahan makanan ternak (Sumoprastowo, 2000).

2.2.2. Kandungan Zat Gizi Susu

Di dalam susu, terdapat kandungan zat gizi karbohidrat berupa laktosa. Karena sifat gulanya yang tidak terlalu manis, gula laktosa susu tidak terlalu merusak gigi. Zat gizi lain yang dikandung oleh susu adalah lemak, sumber vitamin larut lemak seperti vitamin A, vitamin E, dan vitamin D. susu juga menjadi sumber asam lemak esensial dan hormone. Susu adalah sumber kalsium dan fosfor yang sangat baik, yang penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Mineral seperti magnesium,zat besi, kalium, yodium, natrium, selenium, dan zinc terkandung dalam susu (Lintas berita , 2008).

Satu gelas susu (200 ml) mengandung nilai gizi sebagai berikut : a. Energi

Energi dalam susu adalah sekitar 59,0 kalori. Jumlah kalori yang dianjurkan untuk dikonsumsi per orang per hari sangat bergantung pada jenis kelamin, umur, ukuran badan, dan tingkat keaktifan individu. Energi diperlukan untuk kerja otak system saraf, kerja dalam tubuh seperti pembentukan dan perbaikan jaringan, penyerapan dan transportasi zat-zat gizi serta kerja otot-otot tubuh (Winarno, 1993).


(25)

b. Air

Kandungan air didalam susu tinggi sekali yaitu sekitar 88,5 %. Susu berfungsi sebagai emulsi lemak dalam air serta sebagai pelarut berbagai senyawa (Winarno, 1993).

c. Protein

Susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi. Kadar protein susu segar sekitar 3,5%. Protein susu mewakili salah satu mutu protein yang nilainya sepadan dengan daging dan hanya diungguli oleh protein telur. Protein susu mengandung lisin dengan jumlah yang relative sangat tinggi (Winarno, 1993).

d. Lemak

Kadar lemak dalam susu sekitar 3,0-3,5%. Lemak susu, khususnya trigliserida mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi kadarnya, serta rendah dalam konsentrasi asam lemak tidak jenuh (polyunsaturated acid) terutama linolenat. Lemak susu berbentuk emulsi dan mudah dicerna (winarno,1993).

e. Karbohidrat

Didalam susu terdapat zat gizi karbohidrat berupa laktosa, sekitar 4-6%. Meskipun kandungan gulanya cukup tinggi, tetapi rasanya tidak manis. Daya kemanisannya hanya seperlima kemanisan gula pasir (sukrosa). Kandungan laktosa bersama dengan garam bertanggung jawab terhadap rasa susu yang spesifik (Winarno, 1993).

f. Mineral

Didalam mineral terdapat kandungan, berupa : 1. Kalsium (Ca)


(26)

Susu ternyata miskin akan mineral, tetapi kaya akan kalsium yaitu sekitar 100 mg. kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Lebih dari 98% kalsium berada dalam tulang. Penyerapan kalsium yang berasal dari susu oleh tubuh sekitar 30% sampai 60% (Worthington, 2000).

Kalsium adalah mineral yang penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung dan pergerakan otot. Sekitar 99% Kalsium berada pada jaringan tulang dan gigi, sisanya berada di darah dan sel-sel tubuh. Kalsium memiliki banyak manfaat. Manfaat kalsium bagi tubuh, antara lain :

- Pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi - Mencegah osteoporosis

- Penyimpanan glikogen

- Melancarkan fungsi otot, otak dan sistem syaraf (Anonim, 2012). 2. Phospor (p)

Susu merupakan sumber phosphor yang baik yaitu sekitar 90 mg. kebutuhan phosphor pada anak-anak sekitar 800-1200 mg. phosphor biasanya bekerja sama dengan kalsium dan vitamin D. phosphor berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.

g. Besi (Fe)

Susu ternyata miskin akan mineral, terutama besi yaitu sekitar 0,1 mg. karena zat besi dalam susu sapi tidak mudah diabsorpsi dibandingkan dengan zat besi dalam ASI (Suhardjo,2000).


(27)

h. Vitamin

Vitamin merupakan zat gizi mikromolekul. Vitamin sangat diperlukan oleh tubuh meskipun kebutuhannya tidak banyak tetapi apabila kekurangan vitamin akan mengakibatkan suatu penyakit tertentu dan dapat pula terjadi hiperavitamiosis bila penggunaan vitamin dalam tubuh secara berlebihan. Vitamin terdiri atas 2 jenis, yaitu vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air (Winarno, 1993).

2.2.3. Manfaat Susu

Selain bermanfaat bagi kesehatan tulang dan gigi, Menurut Khomsan (2004) susu diketahui mendatangkan manfaat untuk optimalisasi produk melatonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada malam hari. Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa mengantuk dan kemudian tubuh bisa beristirahat dengan baik. Susu mengandung banyak asam amino triptofan yang merupakan salah satu bahan dasar melatonin. Sehingga dianjurkan untuk meminum susu sebelum tidur, agar tubuh dapat beristirahat dengan baik. Selain itu, susu juga mempunyai kemampuan mengikat logam-logam yang bertebaran akibat polusi. Dengan demikian, susu bermanfaat untuk meminimalisasi dampak keracunan logam berat yang secara tidak sengaja masuk kedalam tubuh karena lingkungan yang terpolusi (Khomsan,20033).

Dalam artikel kesehatan, manfaat susu adalah sebagai berikut :

a) Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah tinggi.


(28)

c) Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.

d) Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung dalam makanan.

e) Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus. f) Mencegah diabetes tipe 2.

g) Mempercantik kulit dan membuat lebih bersinar.

h) Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk. (Kumpulan Info, 2008)

2.2.4. Jenis Susu 1. Full cream

Susu yang paling mudah dalam hal penyimpanan dan mudah bercampur kedalam air hangat. Mengandung 4% lemak dan umumnya banyak mengandung vitamin A dan vitamin D.

2. Low fat

Susu rendah lemak, karena kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full cream.

3. Skim


(29)

4. Susu Evaporasi

Yaitu susu yang telah diuapkan sebagian airnya sehingga menjadi kental. Mirip dengan susu kental manis, tetap susu jenis ini rasanya tawar.

5. Susu Pasteur

Susu yang melalui proses pasteurisasi (dipanaskan) 65˚ sampai 80˚ C selama 15 detik untuk membunuh bakteri pathogen yang dapat menyebabkan penyakit.

6. Flavoured

Sebenarnya susu full cream atau low fat yang ditambahkan rasa tertentu untuk variasi. Misalnya susu coklat, strawberry, pisang dan rasa lainnya. Umumnya memiliki kandungan gula yang lebih banyak karena penambahan rasa.

7. Calcium Enriched

Susu yang ditambah dengan kandungan kalsium dan kandungan lemaknya telah dikurangi.

8. UHT

Singkatan dari Ultra High Temperature-Treated. Susu jenis ini adalah susu yang dipanaskan dalam suhu tinggi (140˚C) selam 2 detik yang kemudian langsung dimasukkan dalam karton kedap udara. Susu ini dapat disimpan dalam waktu lama. 9. CLA

Susu ini bermanfaat bagi yang ingin merampingkan tubuh. Kepanjangan dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam pembentukan otot dan memperpanjang lemak (Kumpulan Info, 2008).


(30)

2.3.

Peranan susu pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Usia sekolah dasar (6-12 tahun) merupakan puncak pertumbuhan tertinggi kedua setelah usia 0-3 tahun. Hal ini merupakan masa terpenting dalam pembentukan kualitas fisik orang dewasa. Pada saat usia sekolah, anak melakukan aktivitas fisik yang meningkat sehingga sangat diperlukan asupan zat gizi yang lengkap untuk dapat mempertahankan daya tahan tubuh serta untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan baru sehingga dapat memberi semangat dan motivasi dalam belajar (Moore, 1997). Susu merupakan minuman yang bergizi tinggi karena mengandung protein yang bernilai biologi tinggi, sangat tepat untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh anak sekolah. Karenanya minum susu seharusnya minimal 2 kali sehari ( 2 gelas) dapat memenuhi sebagian kebutuhan zat gizi anak, terutama protein, lemak, dan kalsium (Almatsier, 2002).

Pada masa ini terjadi peningkatan masa tulang yang pesat. Untuk itu diperlukan pangan dan kaya kalsium dan fosfor. Susu memiliki kandungan kalsium dengan kualitas dan tingkat ketercernaan yang tinggi. Black, dkk (2002) mengungkapkan bahwa anak (usia 3-10 tahun) yang tidak menyukai susu (termasuk susu sapi) pada jangka panjang akan memiliki resiko mengalami ukuran tubuh lebih pendek dan kesehatan tulang yang buruk. Black dan kawan-kawan juga menemukan bahwa anak yang tidak suka minum susu memiliki ukuran sklekton yang lebih kecil dan kandungan mineral tulang yang lebih rendah daripada ukuran sklekton dan kandungan mineral tulang anak yang meminum susu.


(31)

Hal senada juga pada ditemukan oleh Kalkwarf dan koleganya yang meneliti hubungan antara asupan susu pada masa anak-anak dengan densitas tulang dan keropos tulang pada masa dewasa. Mereka menemukan bahwa asupan susu yang rendah pada masa anak-anak memiliki densitas tulang yang lebih rendah rendah dan beresiko dua kali lebih besar mengalami keropos tulang pada masa dewasa (Kalkwarf, dkk, 2003).

Konsumsi susu pada usia anak sekolah juga berpengaruh pada status gizi anak. Suminar (1987) menunjukkan terdapat perbedaan status gizi anak pada sekolah yang memperoleh program bantuan susu dan status gizi anak pada sekolah yang tidak memperoleh program bantuan susu. Suminar juga menemukan bahwa anak yang mendapatkan program bantuan susu asupan protein dan vitaminnya secara nyata lebih tinggi daripada asupan protein dan vitamin anak yang tidak mendapatkan program bantuan susu.

Selain itu zat gizi makro, zat gizi lain yang terdapat di dalam susu berperan untuk pertumbuhan anak adalah mineral (besi, seng, kalsium, iodium dan fosfor) dan vitamin ( vitamin A, vitamin B1, vitamin B12)

Kalsium dan fosfor, bersama-sama dengan vitamin D, dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium akan berdampak pada gangguan pertumbuhan tulang sebagai kerangka pembentuk tubuh. Asupan kalsium pada masa kanak-kanak diketahui berkolerasi dengan tinggi badan masa dewasa.

Kelompok vitamin B (vitamin B1 dan vitamin B12) mengambil peran pada tahapan proses pengubahan zat gizi makro menjadi energi (Stryer, 2000). Pada proses


(32)

ini, vitamin D berperan sebagai koenzim pada proses pengubahan piruvat menjadi asetil-KoA sebelum memasuki siklus Krebs.

Sementara itu vitamin A, besi, seng dan iodium diketahui berperan membantu proses pertumbuhan. Penelitian di India dan Thailand menunjukkan bahwa intervensi dengan zat gizi makro (energi, protein dan lemak) dapat memperbaiki pertumbuhan anak sekolah yang mengalami kekurangan gizi. Beberapa program penanggulangan kekurangan zat gizi makro juga dilakukan dengan mengombinasikannya dengan pemberian vitamin A (Hadi, dkk, 2000), besi (Angeles, dkk, 1993) dan Seng (Smith, dkk, 1999). Hadi dan kawan-kawan mengungkapkan bahwa suplementasi vitamin A secara selektif dapat memperbaiki pertumbuhan linear anak sekolah yang menderita serum retinol rendah.

2.4.

Pentingnya Susu untuk Kesehatan

Susu tercantum dalam slogan Empat Sehat Lima Sempurna. Minum susu adalah penting karena susu merupakan pangan yang kaya akan zat gizi yang dibutuhkan tubuh terutama pada masa pertumbuhan. Susu merupakan sumber kalsium, fosfor, vitamin B, dan protein yang sangat baik.

Mutu protein susu setara dengan protein daging dan telur. Protein susu sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan serta mempertahankan substansi tubuh seperti enzim, hormon, jaringan-jaringan (organ dan otot) serta membantu proses metabolisme tubuh. Vitamin B di dalam susu yakni kelompok vitamin B kompleks berguna untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyediaan energi tubuh.


(33)

Kandungan kalsium dan fosfor dalam susu sangat penting untuk memelihara serta menguatkan gigi dan tulang ( mencegah osteoporosis/kerapuhan tulang ). Membiasakan minum susu sejak usia anak-anak sampai lanjut usia adalah penting untuk menjaga kekuatan tulang ( Khomsan, 2004).

Sering muncul kekhawatiran bahwa minum susu dapat menimbulkan intoleransi laktosa yang mengakibatkan diare. Disadari bahwa 60% bangsa Asia memang menderita lactose-intolerance karena enzim laktase di dalam tubuh rendah sehingga mengalami kesulitan untuk mencerna susu. Namun, bila susu selalu muncul sebagai salah satu menu harian di meja makan, tubuh akan semakin terlatih sehingga orang dapat minum susu tanpa harus menderita diare.

Susu memang mengandung lemak, sehingga banyak orang dewasa menghindari minum susu agar tidak gemuk. Ketakutan tersebut tidak beralasan karena berdasarkan penelitian kandungan lemak dalam susu tidak membahayakan kesehatan. Parodi telah mengidentifikasi potensi komponen lemak pada susu sapi sebagai senyawa anti-kanker. Komponen lemak tersebut, antara lain adalah asam linoleat terkonjugasi, spingomielin, asam butirat, dan eter lipid.

2.5.

Kebutuhan gizi anak usia sekolah

Williams (1993) menyatakan bahwa anak usia 7-12 tahun masuk dalam kategori praremaja. Pada periode ini pertumbuhan berjalan terus walaupun tidak secepat waktu bayi. Pada umumnya kelompok usia ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan kesehatan anak balita, namun nafsu makan mereka cenderung menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang


(34)

dibutuhkan (Notoatmodjo, 1997). Menurut Berg (1986), anak umur 7-12 tahun biasanya banyak melakukan aktivitas diluar rumah, sehingga sering melewatkan waktu makan.

Anak yang tergolong dalam usia sekolah memerlukan makanan yang hampir sama dengan yang dianjurkan untuk anak pra sekolah. Namun karena pertambahan berat badan dan banyaknya aktivitas yang mereka lakukan maka dibutuhkan porsi yang lebih besar (Pudjiadi, 1997). Menurut Apriadji (1986), golongan usia 10-12 tahun kebutuhan energinya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan golongan usia 7-9 tahun karena pada usia 10-12 tahun mereka mengalami pertumbuhan lebih cepat terutama penambahan tinggi badan. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI (2005), kebutuhan gizi pada anak usia 10-12 tahun berbeda antara laki-laki dan perempuan terutama kebutuhan akan zat besi. Anak perempuan membutuhkan zat besi yang lebih banyak daripada anak laki-laki. Hal tersebut disebabkan karena pada usia tersebut anak perempuan biasanya sudah mulai haid sehingga memerlukan zat besi yang lebih banyak. Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan untuk anak usia sekolah berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI (2005) adalah seperti dalam tabel berikut.


(35)

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan untuk Anak Usia Sekolah

Zat Gizi Usia 7-9 tahun Usia 10-12 tahun

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Energi (Kkal) 1800 1800 2050 2050

Protein (gr) 45 45 50 50

Kalsium (mg) 600 600 1000 1000

Besi/Fe (mg) 10 10 13 20

Vitamin A (RE) 500 500 600 600

Vitamin C (mg) 45 45 50 50

Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2005

2.6.

Perilaku

2.6.1. Defenisi Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Skiner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.


(36)

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

2.6.2. Domain Perilaku

Tiga tingkat ranah perilaku yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), tindakan (Notoatmodjo, 2003).

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dsb).

Pengetahuan dibagi atas 6 tingkatan, diantaranya : 1. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah jeruk banyak mengandung vitamin C, penyakit demam berdarah ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti,dan sebagainya. Untuk mengetahui dan mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2. Memahami ( Comprehension )

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahuinya tersebut.


(37)

3. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis ( Analysis )

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahuinya.

5. Sintetis ( Synthesis )

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.

6. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat (Notoatmodjo, 2003).

b) Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok :


(38)

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

Menurut Purwanto (1999), sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu obyek. Ciri-ciri sikap adalah :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat-sifat biogenetic seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dank arena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dirumuskan dengan jelas.

4. Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi mot dan segi-segi perasaan. Sikap inilah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan


(39)

Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap negative. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sedangkan dalam sikap negative terhadap kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Purwanto,1999). Sikap dibedakan atas beberapa tingakatan :

1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

c) Tindakan

Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam satu tindakan (Overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendorong atau situasi kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tingakatan,yaitu : 1. Persepsi (perception)


(40)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat.

2. Respon terpimpin (Guide Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

3. Mekanisme (Mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis. 4. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

2.7.Faktor Terjadinya Perilaku

Green (Notoatmodjo,2005) menganalis bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu sendiri khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga faktor yaitu :

2.7.1. Faktor Predisposisi ( Predisposing factor )

Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain :

- Pengetahuan - Sikap

- Kepercayaan - Keyakinan


(41)

- Tradisi, dsb

2.7.2. Faktor Pemungkin ( Enabling factor )

Yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya :

- Puskesmas - Posyandu - Rumah sakit

- Tempat pembuangan air - Tempat pembuangan sampah - Tempat olahraga

- Makanan bergizi - Uang

- Dan sebagainya

2.7.3. Faktor Penguat ( Reinforcing factor )

Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Misalnya :

- Ada anjuran dari orang tua, guru, toga, toma, sahabat, dll.

Secara sistematis, perilaku menurut green itu dapat digambarkan sebagai berikut :


(42)

B : Behavior F : Fungsi

Pf : Predisposising factor Ef : Enabling factor Rf : Reinforcing factor 2.8.Kebiasaan Minum Susu

Kebiasaan makan (Suhardjo, 1989) adalah cara seseorang atau sekelompok orang memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh sosial budaya, fisiologi dan psikologi. Kebiasaan makan dipengaruhi perilaku seseorang terhadap makanan yang dikonsumsi. Konsumsi pangan merupakan jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan tertentu. Ditinjau dari aspek gizi, tujuan mengkonsumsi pangan adalah untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang diperlukan tubuh. Menurut Harper et al. (1985), tiga faktor yang terpenting yang mempengaruhi kebiasaan makan individu baik pada tingkat keluarga maupun masyarakat adalah ketersediaan pangan, pola sosial budaya dan faktor-faktor pribadi seperti pendidikan dan pengetahuan gizi.

2.8.1. Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan

Ada dua faktor yang mempengaruhi kebiasaan makanan yaitu, faktor ekstrinsik (yang berasal dari luar diri manusia) dan faktor instrinstik (yang berasal dari dalam diri manusia).

2.8.1.1.Faktor Ekstrinsik


(43)

b. Lingkungan Sosial

c. Lingkungan Budaya dan Agama d. Lingkungan Ekonomi

2.8.1.2.Faktor Intrinsik

Adapun faktor intrinsik yang mempengaruhi kebiasaan makan,antara lain : a. Asosiasi Emosional

b. Keadaan Jasmani dan Kejiwaan yang Sedang Sakit c. Penilaian yang Lebih terhadap Mutu Pangan.

Kebiasaan minum susu pada anak usia sekolah tidak jauh berbeda dengan kebiasaan minum susu pada anak remaja. Pranowo (2001) menemukan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi susu pada remaja adalah kebiasaan minum susu keluarga. Hal senada juga ditemukan oleh Haniek (2003) pada penelitian analisis perilaku konsumsi susu pada anak sekolah. Haniek menyimpulkan bahwa kebiasaan minum susu pada anak sekolah dipengaruhi oleh kebiasaan minum susu dalam keluarganya.

Kebiasaan minum susu pada anak sekolah juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu dan perilaku gizi ibu. Hal ini dikarenakan apa yang dikonsumsi anak (termasuk susu) sangat tergantung pada apa yang disediakan/disajikan oleh ibu (ibu adalah pengambil keputusan utama untuk urusan pangan) (Haniek, 2003).

Hal yang menarik adalah sebagian anak sekolah sudah menyadari pentingnya susu untuk kesehatan. Temuan Haniek (2001) menunjukkan bahwa motivasi anak untuk minum susu adalah supaya mereka sehat. Faktor pendorong kedua adalah agar


(44)

badannya tinggi. Haniek juga menemukan bahwa anak minum susu karena disuruh oleh orang tuanya.

2.9.Media

Media iklan yaitu sebagai komunikasi non pribadi melalui bermacam-macam media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis, atau organisasi nirlaba, atau individu yang dalam beberapa cara terindentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap menginformasikan atau membujuk anggota-anggota dari pemirsa tertentu. (Thomas,2002).Dahulu orang dapat mengenal produk terbaru dari sebuah perusahaan hanya dari iklan lewat spanduk atau poster saja, namun kini banyak media yang dapat digunakan oleh produsen dalam kegiatanya mempromosikan produknya, seperti iklan lewat media massa cetak (seperti Koran, majalah, tabloid, dan lain-lain) dan juga media massa elektronik (TV, radio, internet). Dari kebiasaan ini kemudian muncul istilah baru yaitu budaya Konsumerisme. Perubahan pola hidup masyarakat akibat pengaruh budaya lain ini yang menjadi budaya baru merupakan kajian dalam ilmu Sosial yang menarik dan selalu dikaji, karena memang salah satu hal yang dikaji didalam ilmu Sosial adalah perubahan masyarakat.

Susu merupakan salah satu minuman yang mempunyai kandungan nilai gizi yang sangat besar dan sangat bagus untuk kesehatan. Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi kalangan industri susu. Berbagai strategi komunikasi pemasaran dilakukan oleh para produsen susu untuk memenangkan pasar. Salah satu pilihannya adalah melakukan promosi dengan beriklankan di media televisi. Susu untuk anak-anak termasuk salah satu varian susu yang diiklankan di media televisi.


(45)

televisi mampu menjangkau banyak anak-anak bahkan sebelum mereka memiliki kemampuan berbicara. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk menonton televisi daripada waktu yang mereka lewatkan disekolah dan melakukan aktivitas lain selain tidur. Anak-anak usia sekolah diperkirakan menonton televise 26 jam perminggu. Ini berarti rata-rata anak menonton iklan televisi 3 jam dalam sehari dan menonton 19000 hingga 20000 iklan komersial pertahun. Anak-anak merupakan sasaran media promosi ini. Hasil komunikasi tersebut menghasilkan dampak kognitif, afektif atau sudah sampai kepada sasarannya.

2.10. Keluarga

Keluarga adalah lembaga (wadah) tempat berkumpul anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat (Nasution, 2004).

Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus keluarga. Peranan ekspresif melibatkan dukungan kepada anggota keluarga lain dalam proses pengambilan keputusan dan kebutuhan estetik atau emosi keluarga, termasuk penegakan norma keluarga. Pemilihan warna, cirri produk, dan pengecer yang paling pas dengan kebutuhan keluarga akan menjadi hasil dari pelaksanaan peran ekspresif, bergantung kepada jenis keputusan pembelian dan karakteristik individual dari anggota keluarga bersangkutan (Setiadi, 2003).

Keluarga seimbang adalah keluarga yang ditandai oleh keharmonisan antara ayah dengan ibu, ayah dengan anak. Dalam keluarga ini orang tua bertanggung jawab


(46)

dan dapat dipercaya. Setiap anggota keluarga saling menghormati dan member tanpa diminta. Orang tua sebagai kordinator keluarga harus berperilaku proaktif. Jika anak menentang otoritas, segera ditertibkan karena didalam keluarga terdapat aturan-aturan dan harapan-harapan. Anak-anak merasa aman walaupun tidak selalu disadari. Diantara anggota keluarga saling mendengarkan jika bicara bersama, melalui teladan dan dorongan orang tua. Setiap masalah dihadapi dan diupayakan untuk dipecahkan bersama.

2.11. Teman Sebaya

Menurut kamus Webster (2005), teman sebaya dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang memiliki kesamaan satu dengan yang lain, memiliki rasa kepemilikan terhadap kelompoknya baik itu berdasarkan umur, gender, ataupun status. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian teman sebaya dapat diartikan sebagai kawan, sahabat, atau orang yang bekerja bersama-sama atau berbuat. Menurut Samsunuwiyati (2005) mengatakan bahwa teman sebaya lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologis.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan remaja adalah teman sebaya. Teman sebaya dapat dijadikan role model dalam hal perilaku bagi anak usia remaja (Narendra, 2002). Demikian juga penelitian yang di lakukan oleh Kimberly et al (2000) dari University of Pensylvania menyatakan bahwa ada hubungan yang linier antara perilaku remaja dengan kehadiran teman sebaya.


(47)

disesuaikan dengan teman sebaya. Hal seperti ini yang dapat menjadi masalah bagi remaja dengan kasus penyakit kronis yang membutuhkan pola makan khusus, akan terjadi kekhawatiran terhadap tekanan dari teman sebayanya dan resiko terasing dan terkucilkan dari teman-temannya.

Teman sebaya menjadi sumber aktualisasi diri dan standar perilaku dan menjadi lebih penting dibandingkan kedekatan emosional dengan orangtua. Tekanan teman sebaya maupun derajat pengendalian sangat penting bagi remaja dalam memilih makanan mereka secara individual. Umumnya teman sebaya memberikan pengaruh negatif terhadap kebiasaan makan remaja dan hal ini menimbulkan pandangan bahwa remaja dengan kebiasaan makan yang kurang baik adalah mereka yang selalu makan menyendiri atau selalu bersama teman sebayanya sepanjang waktu (Skriptiana, 2009).

Ryan dan Lynch (1989) menyatakan bahwa apabila remaja merasa secara emosional tidak begitu terikat dengan orangtuanya atau jika orangtuanya menolak mereka maka mereka lebih cenderung untuk bersama-sama dengan teman-teman sebayanya. Hal ini menunjukkan bagi remaja yang merasa tidak aman atau kurang perhatian dari orangtuanya, mereka cenderung berusaha untuk mendapat perhatian lebih dari temannya (Dacey dan Kenny, 1997).


(48)

2.12. Kerangka Konsep

Berdasarkan gambar diatas, Kerangka konsep penelitian menggunakan teori Lawrence Green (1980) dapat dijelaskan sebagai berikut : Karakteristik (Umur, jenis kelamin) serta Sumber Informasi ( Media massa, Keluarga, Teman sebaya, dan guru) akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap yang dapat mempengaruhi kebiasaan minum susu pada siswa di SD Budi Murni 1 Medan Tahun 2012.

Karakteristik 1. Umur

2. Jenis Kelamin

Pengetahuan Sumber Informasi

1. Media massa (Cetak dan Elektronik) 2. Keluarga 3. Teman Sebaya 4. Guru

Kebiasaan Minum Susu

-Frekuensi -Waktu - Tempat Sikap


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif, yang menggambarkan tentang Gambaran karakteristik siswa dan kebiasaan minum susu di SD Budi Murni 1 Medan Tahun 2012.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1.Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di SD Budi Murni 1, Jl. Timor No. 34 Medan Kecamatan Medan Timor. Alasan penulis memilih lokasi tersebut karena :

5. Dari hasil survei pendahuluan diketahui sekitar 80 % siswa SD Budi Murni 1 sering minum susu.

6. Dari hasil survei pendahuluan diketahui dikantin sekolah tersedia minuman susu.

7. Dari hasil survei pendahuluan diketahui sebagian besar siswa SD merupakan golongan ekonomi tingkat menengah atas.

3.2.2.Waktu penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012. 3.3.Populasi dan Sampel

3.3.1.Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa yang minum susu di SD Bumi Murni 1 kecamatan Medan Timor kelas III, IV, V, dan VI yang berjumlah 200 siswa.


(50)

Dengan alasan karena siswa tersebut sudah mulai bisa untuk diwawancarai tentang minum susu.

3.3.2. Sampel

Jumlah sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus penelitian non – eksperimental dengan N (Jumlah Populasi) diketahui (Isgiyanto, 2009) :

n

=

��2� (1−�)

��2+2(1−�) Keterangan : N = Besar Populasi (200)

n = Jumlah sampel

d = Galat pendugaan 10% atau 0,1 Z = Tingkat kepercayaan (90% = 1,96) P = Proporsi Populasi (0,5)

n = 200 (1,96)20,5 (1−0,5) 200 (0,1)2+ (1,96)20,5(1−0,5)

= 192,08 2,9604

= 64,88

= 65 Orang

Berdasarkan hasil perhitungan diatas,maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportional staratified random sampling dimana populasi dapat dipisah-pisahkan


(51)

menurut kelas dan sampel diambil secara acak sederhana dari setiap kelasnya. Besar sampel di setiap kelas adalah sebagai berikut :

1. jumlah sampel kelas III = 18 orang

Untuk jumlah sampel kelas III dengan total 54 siswa didapat sampel sebanyak 18 orang.

2. jumlah sampel kelas IV = 16 orang

Untuk jumlah sampel kelas IV dengan total 51 siswa didapat sampel sebanyak 16 orang.

3. jumlah sampel kelas V = 15 orang

Untuk jumlah sampel kelas V dengan total 45 siswa didapat sampel sebanyak 15 orang.

4. jumlah sampel kelas VI = 16 orang

Untuk jumlah sampel kelas VI dengan total 50 siswa didapat sampel sebanyak 16 orang.

3.4.Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah karakteristik siswa, sumber informasi, pengetahuan, dan sikap serta kebiasaan minum susu yang diperoleh langsung dari responden atau siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung kepada siswa dengan


(52)

menggunakan alat bantu kuesioner yang telah disusun tentang gambaran karakteristik siswa SD dengan kebiasaan minum susu.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dengan mengumpulkan data siswa melalui catatan-catatan, arsip-arsip yang diperoleh peneliti melalui bagian tata usaha SD Budi Murni 1 Medan yaitu data-data mengenai jumlah siswa III, IV, V, dan VI yang minum susu. 3.5.Defenisi Operasional

1. Karakteristik Siswa

- Umur adalah lama hidup seorang siswa yang bersekolah di Budi Murni 1 Medan.

- Jenis kelamin adalah sifat/ciri siswa yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

2. Sumber Informasi adalah asal keterangan yang diperoleh siswa SD Budi Murni 1 tentang kebiasaan minum susu, antara lain media massa (media cetak dan elektronik), keluarga responden, teman sebaya responden dan guru responden. - Media massa yaitu media informasi bagi responden yang menjadi sumber

keterangan tentang susu bagi seperti buku, majalah, Koran, TV, dan sebagainya.

- Keluarga yaitu seluruh anggota keluarga yang mempunyai hubungan darah dengan responden.

- Teman sebaya yaitu orang-orang yang ada dalam pergaulan responden sehari-hari yang bisa jadi tempat konsultasi responden dan bisa memberikan


(53)

- Guru yaitu seluruh staff pengajar disekolah responden yang bisa memberikan informasi kepada responden tentang minum susu.

- Pengetahuan yaitu tingkat pengetahuan responden tentang minum susu. - Sikap yaitu tanggapan responden saat mengkonsumsi minum susu.

- Kebiasaan minum susu adalah cara responden dalam memilih jenis minuman susu dan mengkonsumsinya sebagai kebiasaannya sehari-hari.

- Frekuensi minum susu adalah kekerapan meminum susu per hari, yang dinyatakan dalam ukuran 1, 2, > 3 kali per hari, dan tidak pernah.

3.6.Aspek Pengukuran dan Instrumen 3.6.1. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban responden terhadap pernyataan yang telah disediakan dan disesuaikan dengan skor yang ada.

Cara pengukuran pada penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto, 2006) :

1. Memberikan skor pada tiap butir pertanyaan 2. Menjumlahkan skor dari pertanyaan-pertanyaan

3. Memberikan penilaian 3 kategori yaitu baik, sedang, dan kurang baik sesuai dengan pengelompokkan skor.

1. Pengukuran Pengetahuan

Variabel pengetahuan terdiri dari 12 pertanyaan. Adapun bobot penilaian sebagai berikut :

1. Pada pertanyaan nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7 dan 10 dalam pengukurannya dengan kriteria jawaban :


(54)

- Jawaban Benar, skornya 2 - Jawaban Salah,skornya 1 - Jawaban tidak tahu, skornya 0

2. Pada pertanyaan nomor 4, 8, 9 dan 12 dalam pengukurannya,bila responden mampu memberi 1 jawaban diberi nilai 1, jika mampu memberi 1-2 jawaban diberi nilai 2 dan jika mampu memberi >2 jawaban diberi nilai 3.

3. Pada pertanyaan 11dalam pengukurannya, bila responden menjawab benar maka diberi nilai 1, apabila responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Kriteria variabel :

1) Tingkat pengetahuan siswa yang baik, apabila nilai yang diperoleh > 75% dari nilai tertinggi total nilai adalah 27 yaitu >20

2) Tingkat pengetahuan siswa yang sedang, apabila nilai yang diperoleh 45-75 % dari nilai tertinggi total nilai adalah 27 yaitu 12 -20

3) Tingkat pengetahuan siswa yang kurang baik, apabila nilai yang diperoleh < 45 % dari nilai tertinggi total nilai adalah 27 yaitu < 12.

2. Pengukuran Sikap

Variabel sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Adapun bobot penilaian sebagai berikut : pada pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10 dan 11 dalam pengukurannya, bila responden menjawab Setuju (S) diberi nilai 2, apabila responden menjawab Tidak Setuju (TS), maka diberi nilai 0. Pada pertanyaan nomor : 7 dalam pengukurannya, bila responden menjawab Setuju (S) diberi nilai 0, apabila responden menjawab Tidak Setuju (TS) maka diberi nilai 2.


(55)

1) Sikap siswa baik, apabila nilai yang diperoleh > 75% dari nilai tertinggi total nilai adalah 22 yaitu > 16

2) Sikap siswa sedang, apabila nilai yang diperoleh 45-75% dari nilai tertinggi total nilai adalah 20 yaitu 10-16

3) Sikap siswa kurang baik, apabila nilai yang diperoleh < 45% dari nilai tertinggi total nilai adalah 20 yaitu < 10

3. Pengukuran Kebiasaan Minum Susu

Untuk mengetahui pengukuran kebiasaan minum susu di susun pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan dengan total skor 12.

1. Untuk pertanyaan nomor 1, 3, 5, 6, dan 8, apabila responden menjawab Ya diberi nilai 1, apabila responden menjawab Tidak maka di beri nilai 0.

2. Untuk pertanyaan nomor 5 tidak diberi skor karena hanya memberikan keterangan dari pertanyaan sebelumnya.

3. Untuk pertanyaan nomor 2, nilai tertinggi adalah 2, dengan kriteria : - Jawaban a, skornya 2

- Jawaban b, skornya 1 - Jawaban c, skornya 0

4. Untuk pertanyaan nomor 9, nilai tertinggi adalah 3, dengan kriteria : - Jawaban 1, skornya 1

- Jawaban 2-3, skornya 2 - Jawaban 3-5, skornya 3

Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :


(56)

1) Kebiasaan baik, apabila jumlah nilai responden > 7 ( > 75%)

2) Kebiasaan sedang, apabila jumlah nilai responden 4-7 ( 40% - 75%) 3) Kebiasaan kurang, apabila jumlah nilai responden < 4 (< 40%) 3.6.2. Instrumen

Instrumen yang dipakai untuk pengumpulan data adalah berupa kuesioner yang berisi tentang data karakteristik responden, sumber informasi, dan data perilaku terdiri dari pengetahuan, sikap dan kebiasaan minum susu siswa di SD Budi Murni 1 Medan tahun 2012.

3.7.

Teknik Analisa Data dan Pengolahan Data 3.7.1. Analisa Data

Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa dilakukan dengan menggunakan analisa yang bersifat deskriptif untuk menggambarkan karakteristik siswa SD dengan kebiasaan minum susu.

3.7.2. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan komputer yang menggunakan program SPSS. dalam pengolahan data yang pelaksanaannya dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Editing (Penngeditan)

Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan tujuan agar data yang diperoleh dapat diolah dengan baik dan menghasilkan informasi yang benar atau melakukan pengecekan pada kuesioner yang telah diisi sehingga nantinya menggambarkan masalah yang diteliti.


(57)

2. Coding (Pengkodean)

Setelah data diperoleh dan melakukan pengeditan maka peneliti melakukan pengkodean pada setiap jawaban responden untuk mempermudah analisis data yang telah dikumpulkan.

3. Tabulasi


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SD Budi Murni 1 Medan merupakan sekolah dasar katolik yang terletak di Jl. Timor No.34 Medan. SD ini adalah milik Keuskupan Agung Medan yang didirikan pada tahun 1948. SD Budi Murni 1 juga memiliki nilai akreditasi A.

Pada tahun 2011/2012, jumlah siswa keseluruhan di SD Budi Murni 1 Medan adalah 365 siswa yang terdiri dari kelas I sebanyak 58 siswa, kelas II sebanyak 59 siswa, kelas III sebanyak 65 siswa, kelas IV sebanyak 64 siswa, kelas V sebanyak 57 siswa, dan kelas VI sebanyak 62 siswa.

SD Budi Murni 1 Medan memiliki 17 staff pengajar. Fasilitas sekolah terdiri dari 12 Ruangan Kelas, Ruang Perpustakaan, Ruang UKS, Laboratorium Multimedia, Laboratorium Komputer, Ruang Tata-Usaha, Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah, Auditorium, Kantin, dan Halaman / Lapangan Olahraga.

SD Budi Murni 1 Medan juga memiliki segudang prestasi yang telah diraih oleh siswa-siswi. Adapun prestasi yang telah diraih, antara lain :

1. Juara Lomba Sains Tingkat Sumatera Utara 2. Juara Lomba Vokal Solo Se-Kotamadya Medan 3. Juara Lomba Tennis meja Putri Se-Kotamadya Medan 4. Juara Lomba Futsal dan Padus Se-Kotamadya Medan


(59)

Sesuai dengan Visi SD Budi Murni 1 yakni Le Gout d’apprendre. Maka visi SD Budi Muni 1 adalah untuk pembentukan manusia muda yang cinta belajar, dengan misi SD Budi Murni 1 Medan sebagai berikut :

1. Melanjutkan pendidikan informasi keluarga dengan pendidikan formal di sekolah.

2. Menyediakan pembelajaran dasar untuk peserta didik agar memiliki kemampuan menulis, membaca, dan berhitung.

3. Menyediakan pendidikan awal untuk pembentukan karakter sesuai dengan ajaran dan prinsip gereja katolik.

Adapun tujuan dari sekolah SD Budi Murni 1 adalah, sebagai berikut :

1. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran untuk pencerdasan peserta didik.

2. Menyediakan tempat pembentukan karakter awal yang menyenangkan dan nyaman sehingga anak-anak dapat mengekspresikan diri secara sehat dan terdampingi.

3. Membantu orangtua membimbing anak-anak usia dini untuk bersosialisasi dengan anak-anak yang berusia sama.

4. Mewujudkan tanggung jawab Gereja untuk menjalankan fungsi pastoral dan tujuan pendidikan untuk membentuk orang muda menjadi citra Allah.


(60)

4.2Gambaran Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas III, IV, V, dan VI SD Budi Murni 1 Medan yang berjumlah 65 orang. Hasilnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

a. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden berdasarkan tiap kelas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No. Kelas

Jenis Kelamin

n %

Laki-laki Perempuan

n % n %

1. III 7 10,7 11 17,0 18 27,7

2. IV 9 13,8 7 10,8 16 24,6

3. V 15 23,1 0 0 15 23,1

4 VI 9 13,8 7 10,8 16 24,6

Jumlah 65 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa jenis kelamin responden yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 40 orang (61,5%), sedangkan jenis kelamin perempuan hanya 25 orang (38,5%).

b. Umur Responden

Dalam penelitian ini umur responden mulai dari umur 14 tahun hingga 18 tahun seperti pada tabel berikut ini:


(61)

Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Umur

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa umur responden yang paling banyak adalah 11 tahun yaitu sebanyak 20 orang (30,8%), sedangkan umur responden yang paling sedikit adalah 12 tahun yaitu sebanyak 5 orang (7,7%).

c. Pekerjaan Orang Tua Responden

Tabel 4.3. Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden No Pekerjaan Orang Tua

Responden

Jumlah

(orang) %

1 Pegawai Swasta 26 40,0

2 PNS 24 36,9

3 Wiraswasta 15 23,1

Jumlah 65 100

Berdasarkan tabel 4.3. di atas diketahui bahwa Pekerjaan Orang Tua Responden sebagian besar adalah Pegawai swasta yaitu sebanyak 26 Orang (40,0%), dan sebagian kecil pekerjaan orang tua responden adalah wiraswasta yaitu sebanyak 15 orang (23,1%).

No Umur (Tahun) Jumlah

(Orang)

%

1 8 10 15,4

2 9 12 18,5

3 10 18 27,7

4 11 20 30,8

5 12 5 7,7


(62)

4.3. Gambaran Sumber Informasi

Adapun yang menjadi sumber informasi responden pada penelitian ini dibagi berdasarkan dari mana responden mendapatkan informasi tentang minum susu dan siapa yang menyuruh responden untuk minum susu.

a. Sumber Informasi Responden tentang Minum Susu

Sumber informasi yang diperoleh responden untuk minum susu dapat diperoleh dari media massa, keluarga, teman sebaya, dan guru seperti pada tabel berikut ini : Tabel 4.4. Distribusi Sumber Informasi Responden tentang Minum Susu

NO Sumber Informasi Responden

Ya Tidak Jumlah

n % n % N %

1 Ayah/Ibu 65 100 0 0 65 100

2 Kakak/Abang 29 44,6 36 55,4 65 100

3 Bibi/Paman 16 24,6 49 75,4 65 100

4 Guru 44 67,7 21 32,3 65 100

5 Teman dekat 14 21,5 51 78,5 65 100

6 Majalah 26 40,0 39 60,0 65 100

7 TV 51 78,5 14 21,5 65 100

8 Internet 20 30,8 45 69,2 65 100

9 Buku Pelajaran 42 64,6 23 35,4 65 100

Berdasarkan tabel 4.4. diatas diketahui yang menjadi sumber informasi responden tentang minum susu adalah berasal dari ayah/ibu, yaitu sebanyak 65 orang (100%), sedangkan sebagian kecil adalah berasal dari teman dekat sebanyak 14 orang (21,5%).

b. Siapa yang menyuruh Responden untuk minum susu

Sumber informasi yang menyuruh responden untuk minum susu dapat diperoleh dari media massa, keluarga, teman sebaya, dan guru seperti pada tabel


(63)

Tabel 4.5. Distribusi Sumber Informasi Responden tentang Siapa yang menyuruh untuk Minum Susu

NO Siapa yang menyuruh responden untuk minum

susu?

Ya Tidak Jumlah

n % n % N %

1 Ayah/Ibu 65 100 0 0 65 100

2 Kakak/Abang 31 47,7 34 52,3 65 100

3 Bibi/Paman 21 32,3 44 67,7 65 100

4 Guru 31 47,7 34 52,3 65 100

5 Teman dekat 4 6,2 61 93,8 65 100

6 Majalah 9 13,8 56 86,2 65 100

7 TV 27 41,5 38 58,5 65 100

8 Internet 7 10,8 58 89,2 65 100

9 Buku Pelajaran 22 33,8 43 66,2 65 100

Berdasarkan tabel 4.5. diatas diketahui siapa yang menyuruh responden untuk minum susu adalah berasal dari ayah/ibu, yaitu sebanyak 65 orang (100%), dan sebagian kecil berasal dari teman dekat sebanyak 4 orang (6,2%).

4.4.Gambaran Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat pengetahuan responden tentang minum susu, pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Minum Susu

No. Pertanyaan dan Jawaban Responden Jumlah Persen 1. Pengertian Susu

a. Cairan yang berasal dari pemerahan hewan menyusui yang sehat dan bersih, diperoleh dengan cara yang benar dan kandungan dari susu itu sendiri tidak dikurangi atau ditambah bahan-bahan lain.

b. Cairan yang diperoleh dari hewan ternak yang sehat dan benar.

c. Tidak Tahu

51 11 3 78,5 16,9 4,6

Jumlah 65 100,0

2. Kegunaan Zat Kalsium yang terdapat dalam susu a. Pertumbuhan Tulang dan Gigi

b. Pertumbuhan Tulang

52 12

80 18,5


(64)

c. Tidak tahu 1 1,5

Jumlah 65 100,0

3. Manfaat Minum Susu

a. Responden menjawab 1 jawaban b. Responden menjawab 1-2 jawaban c. Responden menjawab >2 jawaban

9 53 3 13,8 81,5 4,6

Jumlah 65 100,0

4. Di dalam susu terdapat zat kandungan karbohidrat berupa ...

a. Laktosa b. Sukrosa c. Tidak tahu

29 27 9 44,6 41,5 13,8

Jumlah 65 100,0

5. Kandungan nilai gizi yang tertinggi yang terdapat dalam campuran susu

a. Protein b. Air (Mineral) c. Tidak Tahu

52 5 8 80,0 7,7 12,3

Jumlah 65 100,0

6. Jumlah Minum Susu yang dapat dikonsumsi setiap hari...

a. >2 Gelas per hari b. 1 Gelas per hari c. Tidak Tahu

62 3 - 95,4 4,6 -

Jumlah 65 100,0

7. Kandungan Zat Gizi yang terdapat dalam Susu a. Protein

b. Protein, Lemak

c. Protein, Lemak, Mineral

16 35 14 24,6 53,8 21,5

Jumlah 65 100,0

8. Vitamin apa saja yang terdapat dalam susu a. A&B

b. A&B, C

c. A&B, C, D&E, K

32 25 8 49,2 38,5 12,3


(1)

7. Sebaiknya berapa jumlah minum susu yang dapat dikonsumsi setiap hari? a. Tidak tahu (0)

b. 2 Gelas per hari (2) c. 1 Gelas per hari (1)

8. Menurut kamu,apa saja kandungan zat gizi dari susu? (Boleh pilih jawaban lebih dari 1 yang kamu anggap benar) a. Protein

b. Lemak c. Mineral

9. Menurut kamu,apa yang terjadi jika tubuh kita kekurangan energi apabila tidak minum susu? (Boleh pilih lebih dari 1 jawaban)

a. Lemas,kurus, sakit dan lama berpikir b. Pembentukan tubuh menjadi lama c. Daya berpikir lambat

10.Susu bubuk full cream adalah…

a. Susu yang paling mudah dalam hal penyimpanan dan mudah bercampur kedalam air hangat , mengandung lemak dan banyaknya vitamin yang terdapat dalam susu tersebut (2)

b. Susu yang paling mudah bercampur kedalam air hangat (1) c. Tidak tahu (0)

11.Salah satu contoh susu nabati adalah… a. Susu kedelai (1)

b. Susu full cream (0)

12.Vitamin apa saja yang terdapat di dalam susu?

(Boleh pilih jawaban lebih dari 1 yang kamu anggap benar) a. A, B

b. C c. D,E d. K


(2)

SIKAP

1. Siswa harus minum susu setiap hari…. a. Setuju (2)

b. Tidak setuju (0)

2. Supaya tubuh tetap sehat, kita harus minum susu ditambah dengan memakan makanan yang bergizi…….

a. Setuju (2) b. Tidak setuju (0)

3. Minum susu seharusnya minimal 2 kali sehari… a. Setuju (2)

b. Tidak setuju (0)

4. Minum susu bisa mempengaruhi kegiatan belajar yang lebih baik.. a. Setuju (2)

b. Tidak setuju (0)

5. Susu merupakan minuman yang mempunyai banyaknya kandungan gizi untuk tubuh kita….

a. Setuju (2) b. Tidak setuju (0)

6. Rasa dan bau susu membuat muntah dan tidak enak… a. Setuju (0)

b. Tidak setuju (2)

7. Minuman susu dapat memelihara kepadatan tulang… a. Setuju (2)

b. Tidak setuju (0)

8. Susu mempunyai manfaat yang penting terutama dalam pertumbuhan tulang dan tubuh….

a. Setuju (2) b. Tidak setuju (0)


(3)

a. Setuju (2) b. Tidak setuju (0)

10.Susu mengandung berbagai macam zat gizi seperti protein, lemak, vitamin dan mineral…

a. Setuju (2) b. Tidak setuju (0)

11.Susu seharusnya di minum pada saat serapan pagi dan pada saat sebelum tidur…

a. Setuju (2) b. Tidak Setuju (0)

Kebiasaan Minum Susu

1. Apakah kamu minum susu setiap hari : a. Ya

b. Tidak

2. Biasanya ,berapa kali sehari kamu minum susu : a. 2-3 kali per hari

b. 1 kali per hari c. Tidak pernah

3. Apakah sebelum berangkat sekolah kamu minum susu : a. Ya

b. Tidak

4. Siapa yang biasanya menyediakan minuman susu untuk kamu : a. Ibu

b. Pembantu c. Ayah

5. Pada saat tidak sempat minum susu saat sarapan, kamu membawa susu ke sekolah :


(4)

b. Tidak

6. Apakah sebelum tidur kamu minum susu : a. Ya

b. Tidak

7. Apakah dikantin sekolah atau warung dekat rumah,kamu suka membeli susu? a. Ya

b. Tidak

8. Apa yang membuat kamu mau minum susu? (boleh pilih lebih dari 1 jawaban) a. Disuruh orang tua

b. Disuruh guru

c. Sudah terbiasa dari kecil d. Karena susu bermanfaat


(5)

SUMBER INFORMASI

Beri tanda () pada kotak yang kamu pilih (jawaban boleh lebih dari satu) Dari mana kamu mendapatkan

informasi tentang minum susu?

Ya Tidak

Ayah/Ibu Kakak/abang Bibi/Paman Guru

Teman dekat Majalah TV Internet

Buku pelajaran

Beri tanda () pada kotak yang kamu pilih (jawaban boleh lebih dari satu) Siapa yang menyuruh kamu

untuk minum susu?

Ya Tidak

Ayah/Ibu Kakak/Abang Bibi/Paman Guru

Teman dekat Majalah


(6)

TV Internet