PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS, DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL
DISTRESS, DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN
TERHADAP AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

Oleh

RICCO FRANCOIS JULIEN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013


ABSTRACT
THE EFFECT OF PROFITABILITY LEVEL, FINANCIAL DISTRESS,
AND REPORTING OF CLIENT’S NET LOSS TO AUDIT REPORT LAG
OF MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE

By
Ricco Francois Julien

The purpose of the research conducted by the author was to obtain empirical
evidence that: (1) profitability level take effect on audit report lag, (2) financial
distress take effect on audit report lag, dan (3) reporting of client’s net loss take
effect on audit report lag.
The data used in this research is the data of manufacturing companies listed in
Indonesia Stock Exchange during the 2008-2011 period. The method of sample
selection in this research is purposive sampling method, the sampled population is
a population that meet certain criteria in order to obtain a representative sample in
accordance with predeterminded criteria. The sample used was 100 company
sample data obtain from 25 companies during the 4-year research period. This
research uses multiple regression to analyze the data.

The result of the research demonstrade that: (1) negatively affect the profitability
level of the audit report lag, (2) financial distress does not affect the audit report
lag, and (3) reporting of client’s net loss does not effect the audit report lag.
Variables of profitability level, financial distress, and reporting of client’s net loss
are able to explain the dependent variable (the audit report lag) of 15.5% while the
remaining 84.5% is explained or influenced by other variables not included in the
regression model.

Keywords: Audit report lag, profitability level, financial distress, reporting of
client’s net loss

ii

ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT PROFITABILITAS, FINANCIAL DISTRESS,
DAN PELAPORAN RUGI BERSIH KLIEN TERHADAP AUDIT REPORT
LAG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Oleh
Ricco Francois Julien

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mendapatkan
bukti empiris bahwa: (1) tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit report
lag, (2) financial distress berpengaruh terhadap audit report lag, dan (3)
pelaporan rugi bersih klien berpengaruh terhadap audit report lag.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008-2011. Metode
pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu
populasi yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun sampel yang digunakan adalah 100
data sampel perusahaan yang didapat dari 25 perusahaan selama 4 tahun periode
penelitian. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menganalisis data.
Hasil dari penelitian membuktikan bahwa: (1) tingkat profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap audit report lag, (2) financial distress tidak berpengaruh terhadap
audit report lag, dan (3) pelaporan rugi bersih klien tidak berpengaruh terhadap
audit report lag. Variabel tingkat profitabilitas, financial distress, dan pelaporan
rugi bersih klien mampu menjelaskan variabel dependen (audit report lag) sebesar
15.5 % sedangkan sisanya sebesar 84.5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi.


Kata kunci: Audit report lag, tingkat profitabilitas, financial distress,
pelaporan rugi bersih klien

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...i
DAFTAR TABEL…………………………………………………………....iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...iv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Peumusan Masalah dan Batasan Masalah ............................................ 4
1.2.1 Perumusan Masalah..................................................................... 4
1.2.2 Batasan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. .5
1.3.1 Tujuan Penelitian………………………………………………...5
1.3.1 Manfaat Penelitian……………………………………………….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori.................................... ................................................. 7
2.1.1 Audit Report Lag ......................................................................... 7
2.1.2 Signalling Theory ........................................................................ 7
2.1.3 Agency Theory……. .................................................................. 8
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8
2.3 Pengembangan Hipotesis...................................................................... 10
2.3.1 Tingkat Profitabilitas................................................................... 10
2.3.2 Financial Distress.................. ..................................................... 10
2.3.3 Pelaporan Rugi Bersih Klien……………………………………11

ii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian ............................................................................... 13
3.1.1 Variabel Dependen ..................................................................... 13
3.1.2 Variabel Independen.... ............................................................... 14
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 15
3.3 Jenis dan Sumber Data………………………………………………...16
3.4 Metode Pengumpulan Data…………………………………………...16

3.5 Teknik Analisis Data………………………………………………….17
3.5.1 Uji Regresi………………………………………………………17
3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik……………………………………….18
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Penelitian.............................................................................. 21
4.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................................ 23
4.2.1 Statistik Deskriptif.. .................................................................... 23
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 25
4.3 Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test) ..................................... 28
4.4 Signifikasi Model Regresi .................................................................... 29
4.5 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 30
4.5.1 Tingkat Profitabilitas terhadap Audit Report Lag ....................... 31
4.5.2 Financial Distress terhadap Audit Report Lag ........................... 31
4.5.3 Pelaporan Rugi Bersih Klien terhadap Audit Report Lag……....32
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................... 34
5.2 Keterbatasan ......................................................................................... 34
5.3 Saran. .................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB l
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Laporan keuangan adalah sarana penyedia informasi yang digunakan untuk
pengambilan keputusan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Di
samping laporan pokok dan catatan atas laporan keuangan, ketepatan waktu
pelaporan keuangan merupakan salah satu bagian yang penting. Perusahaan yang
go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
SAK dan telah diaudit oleh akuntan publik sesuai dengan Peraturan Bapepam
(Kep/134/BL/2006). Para investor memiliki berbagai cara untuk menanamkan
modalnya di perusahaan mana. Secara umum investor melihat laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang akan dipilihnya. Laporan keuangan yang terbit
setelah batas waktu disinyalir memiliki masalah pada kinerja keuangannya yang
akan memberikan sinyal negatif kepada investor (signaling theory).

Audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit
laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku
yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen
yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan
audit (Dibia, 2012). Audit report lag yang panjang akan mengurangi manfaat dari

2

laporan keuangan itu sendiri. Bahasan ini (audit report lag) merupakan objek
yang penting untuk diteliti lebih lanjut.
Dalam proses audit terdapat teori keagenan yang menjelaskan hubungan antara
agent (auditor independen) dan principal (manajemen). Dalam penelitian ini
manajemen memerintah auditor independen untuk melakukan suatu jasa atas
nama principal dan memberi masukan untuk membuat keputusan yang terbaik
bagi principal.
Audit report lag bertambah apabila penerbitan laporan keuangan mengalami
penundaan. Penundaan tersebut dapat terjadi karena terdapat berita buruk dalam
laporan keuangan. Berita buruk yang salah satunya seperti financial distress
(kesulitan keuangan) yang akan dihapus oleh perusahaan dari neraca dan
mencatatnya sebagai leasing (Saleh, 2004).

Audit report lag yang lama dapat mempengaruhi opini publik terhadap perusahaan.
Umumnya publik melihat laporan keuangan perusahaan, secara khusus laba yang
dinilai sebagai tolak ukur untuk melihat sejauh mana kinerja perusahaan. Hal ini
yang mendorong penulis menggunakan variabel tingkat profitabilitas perusahaan
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi audit report lag. Tingkat
profitabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan aset yang dimiliki. Jika pengumuman laba berisi berita baik
maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan laporan keuangan tepat
waktu (menekan atau mengurangi audit report lag) dan sebaliknya jika
pengumuman laba berisi berita buruk maka pihak manajemen akan cenderung
melaporkan laporan keuangan terlambat.

3

Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan salah satu berita buruk dalam
laporan keuangan. Kesulitan keuangan ini dapat dilihat dalam laporan keuangan
melalui perbandingan antara hutang jangka panjang perusahaan dengan total aset
yang dimiliki perusahaan (Saleh, 2004). Maka untuk menghindari kualitas laporan
keuangan yang buruk seringkali perusahaan berusaha untuk memperbaikinya.
Upaya perbaikan ini membutuhkan waktu sehingga akan menambah audit report

lag perusahaan.
Ahmad (2005) mengemukakan bahwa perusahaan yang mengalami rugi
bersih akan selalu mengantisipasi kerugian dalam akhir tahun fiskal dengan
melakukan satu penggabungan sumber pendapatan yang tidak tercatat yang
dilakukan sebelum akhir tahun. Jadi audit report lag cenderung lebih panjang bagi
perusahaan yang mengalami rugi usaha. Sebagai contoh, perusahaan yang
mengalami rugi usaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang bersifat akrual,
seperti mengakui laba lebih cepat dari waktu yang seharusnya dan memperkecil
biaya-biaya. Tindakan seperti ini dapat menyebabkan besarnya laba tidak sesuai
dengan kenyataan. Untuk memeriksa penyimpangan ini maka auditor memerlukan
waktu yang lebih lama sehingga menambah audit report lag.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Saleh
(2004) yang berjudul “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Perbedaannya terlihat dari
variabel independen yang digunakan peneliti yaitu tingkat profitabilitas
perusahaan, financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien.

4

Berdasarkan uraian di atas maka menulis tertarik untuk membuat penelitian

dengan judul “Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Financial Distress, dan Pelaporan
Rugi Bersih Klien terhadap Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.2

Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit
report lag?
2. Apakah financial distress berpengaruh terhadap audit report lag?
3. Apakah pelaporan rugi bersih klien berpengaruh terhadap audit report
lag?
1.2.2

Batasan Masalah

Dalam memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup
dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan audit report lag sebagai variabel dependen
dan tingkat profitabilitas, financial distress, dan pelaporan rugi bersih
klien sebagai variabel independen.
2. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan laporan

5

keuangan tahunan selama periode pengamatan, yaitu tahun 2008 sampai
dengan 2011.
1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah memperoleh bukti
empiris bahwa:
1. Tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.
2. Financial distress berpengaruh terhadap audit report lag.
3. Pelaporan rugi bersih klien berpengaruh terhadap audit report lag.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan Publik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan publik dalam
usaha untuk menekan audit report lag melalui analisis kinerja laporan keuangan
seperti tingkat profitabilitas dan kesulitan keuangan.
2. Bagi Pembuat Peraturan (Regulator)
Penelitian ini dapat berfungsi menjadi suatu bahan pertimbangan bagi para
regulator pasar modal dan lembaga-lembaga keuangan dalam membuat peraturan
yang terkait dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

6

3. Bagi Dunia Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam dunia pendidikan,
khususnya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag. Penelitian
ini juga dapat dijadikan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang hendak
meneliti audit report lag.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Audit Report Lag
Audit report lag adalah waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan
auditnya setelah pembukuan ditutup. Kewajiban penyampaian laporan keuangan
emiten diatur oleh Peraturan Bapepam No. KEP-346/BL/2011 tentang
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik.
Laporan keuangan tahunan wajib disertai laporan akuntan dalam rangka audit dan
disampaikan kepada Bapepam paling lambat pada akhir bulan ketiga.
Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan dapat berguna bagi sebagai
penyedia informasi para pemakainya. Di samping itu laporan keuangan juga dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk membuat keputusan ekonomi. Laporan
keuangan perlu diterbitkan tepat waktu agar keputusan ekonomi dapat dibuat
dengan cepat dan tepat.
2.1.2 Signalling Theory
Signaling Theory adalah teori yang menyebut suatu pihak (agent) menyampaikan
informasi tentang dirinya sendiri kepada pihak lain (principal) (Connelly, 2012).

8

Perusahaan yang laporan keuangannya terbit tepat waktu akan mendapatkan
pandangan positif dari masyarakat, para investor akan menilai bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan dengan audit report lag yang
panjang akan memberikan sinyal buruk, investor akan berpikir bahwa perusahaan
tersebut memiliki masalah dalam kinerjanya.
2.1.3 Agency Theory
Dalam proses audit terdapat teori keagenan yang menjelaskan hubungan antara
agen (auditor independen) dan prinsipal (manajemen). Di dalam hubungan
keagenan terdapat suatu kontrak, yang dalam hal ini satu orang atau lebih
(prinsipal) memerintah orang lain (auditor independen) untuk melakukan suatu
jasa atas nama prinsipal dan memberi masukan untuk membuat keputusan yang
terbaik bagi prinsipal (Saleh, 2004). Bahasan audit report lag ini berkaitan erat
dengan agency theory, di mana perusahaan dapat meminta auditor untuk
memeriksa lebih lanjut mengenai hutang jangka panjang dan laba rugi perusahaan
yang berpreran penting dalam laporan keuangan. Pemeriksaan lanjut ini yang
memerlukan waktu lebih dan akan mempengaruhi audit report lag.
2.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengukuran audit
report lag dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yakni:
1. Saleh (2004) menguji pengaruh rasio gearing, profitabilitas, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, item-item luar biasa dan/atau kontijensi,
dan struktur kepemilikan sebagai variabel independen terhadap ketepatan

9

waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Sampel yang
digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun
2000-2002 dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel item-item
luar biasa dan/atau kontijensi berpengaruh positif signifikan terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan. Rasio gearing, ukuran perusahaan,
dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan. Sedangkan profitabilitas dan umur perusahaan
tidak berpengaruh signifikan dan memiliki tanda yang tidak sesuai dengan
logika teori (hipotesis).
2. Ahmad (2005) menguji pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor
akuntan publik (KAP), rugi atau laba yang dilaporkan klien, going concern
opinion, jumlah segmen geografis, dan jenis industri sebagai variabel
independen terhadap audit report lag sebagai variabel dependen. Sampel
yang digunakan adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2003 dengan menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
pelaporan laba atau rugi klien, going concern opinion, dan segmen
geografis berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan
ukuran kantor akuntan publik dan jenis industri tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit report lag.

10

Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
Variabel Independen
Tingkat Profitabilitas
Financial Distress

Variabel Dependen
Audit Report Lag

Pelaporan Rugi Bersih Klien

2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Tingkat Profitabilitas
Rasio profitabilitas biasa menunjukkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Givoly dan Palmon (1982) dalam Saleh (2004) menyatakan
bahwa ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi
oleh isi laporan keuangan. Semakin efektif laba perusahaan dalam laporan
keuangan maka tingkat keberhasilan perusahaan semakin tinggi. Perusahaan yang
mendapatkan laba yang tinggi akan cenderung melaporkan laporan keuangannya
tepat waktu dan sebaliknya perusahaan yang melaporkan kerugian akan
melaporkan terlambat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1: Tingkat profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
2.3.2 Financial Distress
Kesulitan keuangan (financial distress) merupakan salah satu berita buruk yang
akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik. Kesulitan keuangan ini

11

dapat dilihat dari perbandingan hutang jangka panjang dengan total aset yang
dimiliki oleh perusahaan (Owusu dan Ansah, 2000). Perusahaan dengan tingkat
rasio gearing yang tinggi menggambarkan risiko keuangan yang tinggi pula. Pihak
manajemen membutuhkan waktu untuk menghapus berita buruk ini dari laporan
keuangan sehingga hal ini dapat mengakibatkan bertambahnya audit report lag.
Aziz dan Dar (2006) mengungkapkan ciri-ciri perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perubahan signifikan dalam komposisi aset dan kewajiban dalam
neraca
2. Arus kas negatif
3. Nilai perbandingan yang tinggi antara hutang dengan aset
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H2: Financial Distress berpengaruh positif terhadap audit report lag.
2.3.3 Pelaporan Rugi Bersih Klien
Wermert (2000) dalam Ahmad (2005) mengemukakan bahwa perusahaan yang
mengalami rugi bersih akan mengantisipasi kerugian pada akhir tahun fiskal
dengan menambahkan sumber-sumber pendapatan yang tidak tercatat sebelum
akhir tahun. Na’im (1998) dalam Ahmad (2005) mengemukakan bawa audit
report lag cenderung lebih panjang bagi perusahaan yang mengalami rugi usaha.
Carslaw dan Caplan (1991) dalam Ahmad (2005) juga mengemukakan bahwa
perusahaan yang mengalami kerugian dapat meminta auditor untuk mengatur

12

waktu auditnya lebih lama dibanding biasanya. Hal inilah yang dapat menambah
audit report lag perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H3: Pelaporan rugi bersih klien berpengaruh positif terhadap audit report lag.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Variabel dependen: audit report lag.
2. Variabel independen: tingkat profitabilitas, financial distress, dan
pelaporan rugi bersih klien.
3.1.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit report lag, yaitu periode
waktu antara akhir tahun fiskal dan tanggal laporan audit perusahaan (Knechel
dan Payne, 2001). Audit sendiri memerlukan waktu yang akan berpengaruh
terhadap audit report lag. Audit report lag dihitung berdasarkan jumlah hari
antara tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera dalam
laporan auditor.

14

3.1.2 Variabel Independen
1. Tingkat Profitabilitas
Ang (1997) dalam Saleh (2004) mengemukakan bahwa tingkat profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan aset
yang dimiliki. Tingkat profitabilitas yang diteliti dihitung dari net income dibagi
dengan total aset. Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat
efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Jika pengumuman
laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung melaporkan tepat
waktu dan sebaliknya.
Profitabilitas =
2. Financial Distress
Financial distress (kesulitan keuangan) yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah besarnya hutang perusahaan yang digunakan untuk membiayai kinerja
perusahaan yang biasa disebut dengan rasio gearing. Owusu dan Ansah (2000)
dalam Saleh (2004) mengemukakan bahwa rasio gearing dihitung melalui
perbandingan jumlah hutang jangka panjang perusahaan dengan total aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Tingginya rasio gearing mencerminkan tingginya risiko
keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Financial Distress =

15

3. Pelaporan Rugi Bersih Klien
Setiap perusahaan dapat mengalami kerugian apabila kinerjanya tidak sesuai
dengan yang diharapkan atau direncanakan. Na’im (1998) dalam Ahmad (2005)
mengemukakan bahwa audit report lag cenderung lebih panjang bagi perusahaan
yang mengalami rugi usaha. Perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan
meminta auditor untuk mengatur waktur auditnya lebih lama dibanding biasanya.
Pelaporan rugi bersih klien ini dihitung menggunakan variabel dummy, (1) untuk
perusahaan yang melaporkan rugi bersih dan (0) untuk sebaliknya (melaporkan
laba bersih).
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang memiliki
karakteristik sama dengan populasinya, diambil sebagai sumber data penelitian.
Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling, yaitu populasi
yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria tertentu
dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria pemilihan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 20082011
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya dan periode
keuangannya berakhir pada 31 Desember

16

3. Perusahaan mengalami kerugian minimal satu kali dalam periode tahun
2008-2011.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder
yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin
diterbitkan setiap tahunnya. Sumber data penelitian yang digunakan diperoleh dari
www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Data penelitian ini meliputi data perusahaan manufaktur go public yang mencakup
periode 2008-2011 yang dipandang cukup mewakili kondisi-kondisi perusahaan
di Indonesia. Alasan menggunakan data dari perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia (BEI) adalah karena perusahaan manufaktur merupakan jumlah
emiten yang terbesar dibanding jumlah emiten yang lain yang listing di Bursa
Efek Indonesia dan perusahaan manufaktur menyerap tenaga kerja relatif lebih
banyak dibandingkan dengan jenis perusahaan jasa dan perusahaan dagang pada
umumnya.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan untuk pembuatan skripsi ini adalah:
1. Pengumpulan data laporan keuangan dan annual report perusahaan go
public yang telah dipublikasikan dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD), dan situs BEI yaitu www.idx.co.id.
2. Dokumentasi penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
literatur yang berhubungan dengan pembuatan skripsi dengan tujuan untuk

17

mendapatkan landasan teori dan teknik analisa dalam memecahkan
masalah.
3.5

Teknik Analisis Data

3.5.1 Uji regresi
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi liniar
berganda. Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan atau
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasilnya akan menunjukkan arah dan intensitas pengaruh variabel, arah
maksudnya menggambarkan positif atau negatifnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen, dan intensitas pengaruhnya ditentukan dari besarnya
koefisien regresi. Model regresi yang dihitung dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y

= Audit report lag

β0

= Konstanta

β1X1 = Tingkat profitabilitas
β2X2 = Financial distress
β3X3 = Pelaporan rugi bersih klien
e

= Komponen eror

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat profitabilitas, financial distress, dan
pelaporan rugi bersih klien yang digunakan mampu menjelaskan secara bersama-

18

sama terhadap variabel audit report lag dapat dilihat dari p value. Apabila p value
< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas, financial distress,
dan pelaporan rugi bersih klien berpengaruh signifikan terhadap audit report lag,
itu berrarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Sebaliknya jika diperoleh p value > 0.05, maka dapat disimpulkan tingkat
profitabilitas, financial distress, dan pelaporan rugi bersih klien tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap audit report lag, itu berarti Ha ditolak dan Ho diterima.
3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan sebelum menggunakan model regresi
liniar. Tujuan dari pengujian ini adalah agar asumsi-asumsi yang mendasari model
regresi liniar dapat terpenuhi dan menghindari penduga yang bias. Model regresi
akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan unbiased linear estimator dan memiliki varian minimum yakni tidak
terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat
autokorelasi (Ghozali, 2007). Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Hal ini perlu dilakukan karena normalitas data sangat penting
dalam statistik parametrik. Normalitas data diuji dengan menggunakan
analisis grafik dan kolmogorov-smirnov dengan level of significant 5%. Jika
nilai p-value lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, begitu juga
sebaliknya.
2. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang

19

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Untuk melihat
apakah ada kolinearitas dalam penelitian ini, maka akan dilihat dari variance
inflation factor multikolinearitas (VIF). Nilai VIF yang diperkenankan adalah
10, jika nilai VIF lebih dari 10 maka dapat dikatakan terjadi multikolinearita,
yaitu terjadi hubungan yang cukup besar antara variabel-variabel bebas, dan
angka tolerance mempunyai angka > 0,10, maka variabel tersebut tidak
mempunyai masalah multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
3. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi liniar
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan problem
autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu
model regresi, dapat digunakan uji Durbin Watson (Uji DW). Uji Durbin
Watson (DW test) digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
variabel lag diantara variabel independen.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi, yaitu:
Hipotesis Nol
Tidak ada autokorelasi positif

Keputusan
Tolak

Jika
0 < d

Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 162 106

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012

3 90 92

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 79 94

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 26

ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, SOLVABILITAS, LABA RUGI, Analisis Pengaruh Opini Audit, Solvabilitas, Laba Rugi, Dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

0 3 16

PENGARUH KOMITE AUDIT, INDEPENDENSI KOMITE AUDIT DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDIT REPORT LAG DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015.

0 0 12

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 3 37

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015

0 0 15

PENGARUH OPINI AUDIT, FINANCIAL DISTRESS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

0 0 20

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 18