PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

PENGARUH KARKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

JULIANI LUBIS NIM. 7101420002

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukurpeneliti persembahkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul“Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Financial Distresspada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti menyadari tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Bapak M. Ishak, SE, M.Si, Ak,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan dan selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran.

5. Bapak Dr.Nasirwan, SE, M.Si selaku Seketaris Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan serta selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan sarannya.

6. Bapak Chandra Situmeang, SE, M.SM, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan saran yang membangun sebagai masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Penguji yag telah memberikan kritkik dan saran.

8. Ibu Khairunnisa Harahap SE, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan sarannya.

9. Teristimewa kepada orang tua saya tercinta dan tersayang, Zulkifli Lubis (Ayah) dan Suryani Panjaitan (Ibu).

10. Teristimewa kepada kakak saya Sari Agustina dan beserta Suaminya.

11.Teristimewa kepada Ikmaluddin yang tercinta dan tersayang telah menyemangati saya dalam menyelesaiakn skripsi ini.

12.Buat adik-adik yang saya sayangi Zufriadi lbs, M.Hafidz lbs. Ramadhani lbs, Rahman Rezeki lbs, Nurhafidzni lbs, Nurhafika lbs, M.Fazar lbs, M. Nazri lbs.


(6)

13.Buat Teman yang saya sayangi terutama Suci Selviani, SE yang telah memberi saya masukan dalam menyelsaikan skripsi ini, dan Fitri Afrianti Harahap dan kedua Orang tuanya yang telah menyemangati saya,

14.Buat Teman saya yang sayangi Ratna Dewi Sartika Sianturi, Dina Afninovita , Monica Siahaan, Septi SE, Sartika Siregar SE, Konni Suteja, SE, dan adik kami Febri.

15.Seluruh teman-teman tersayang yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu, terkhusus untuk stambuk 2010 Jurusan Akuntansi, dan Bang Ricky selaku Staff jurusan akuntansi sudah banyak membantu terima kasih atas doa dan juga dukungannya selama ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna baik dalam penulisan maupun isi. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan isi skripsiini. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2015 Peneliti

Juliani Lubis


(7)

ABSTRAK

JULIANI LUBIS, NIM 7101420002. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2015.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah jumlah komite audit berpengaruh terhadap terjadinya financial distress pada perusahaan,apakah independensi komite audit berpengaruh terhadap terjadinya financial distress pada perusahaan,apakah frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh terhadap terjadinya financial distress pada perusahaan, apakah kompetensi anggota komite audit berpengaruh terhadap terjadinya financial distress pada perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jumlah komite audit terhadap terjadinya financial distress pada perusahaan, kedua, pengaruh independensi komite audit terhadap terjadinya financial distress pada perusahaan, ketiga, pengaruh frekuensi pertemuan komite audit terhadapterjadinya financial distress pada perusahaan, keempat, pengaruh kompetensikomite audit terhadap terjadinya financial distress pada perusahaan.

Populasi pada penelitian ini adalah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013dan di download dari situs www.idx.co.id. Berdasarkan metode purposive sampling, sampel yang diperoleh sebanyak 110 perusahaan yang terdiri dari 55 perusahaan financial distress dan 55 perusahaan non financial distress. Kriteria financial distress dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode interest coverage ratio. Analisis data menggunakan regresi logistik dengan bantuan SPSS 19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, jumlah komite audit tidak berpengaruh terhadap financial distress, kedua,independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress, ketiga, frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress, keempat,kompetensi komite audit tidak berpengaruh terhadap financial distress

Kesimpulan penelitian adalah diketahui bahwapertama, tidak ada pengaruhjumlah komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan,kedua,tidak adapengaruhindependensi komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan, ketiga, ada pengaruhfrekuensi pertemuan komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan, keempat, tidak ada pengaruhkompetensi komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.

Kata Kunci: financial distress, jumlah komite audit, indepedensi, frekuensi pertemuan, kompetensi.


(8)

ABSTRACT

JULIANI LUBIS, NIM 7101420002. Characteristics of The Audit Committee Influence on Financial Distress inManufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) The Period 2011 - 2013. Thesis, Accounting Major, Faculty of Economic, State University of Medan, 2015.

The problem in this study is whether the number of audit commitee affects theof financial distress at the company, whether the independency of audit commitee affects the of financial distress at the company, whether the frequency of audit commitee meetings affects of financial distress at the company, whether the competence of the audit commitee members affects the of financial distress at the company. This study has several objectives: first, to test the effect of the number of audit commitee effect on the likelihood of financial distress at the company, second,to test the effect of the independency of audit commitee effect on the of financial distress at the company, third, to test the effect of the frequency of audit commitee meetings effect on the likelihood of financial distress at the company, fourth, to test the effect of the competence of audit commitee meetings effect on the of financial distress at the company.

The populations of study are 136 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange until 2011-2013 and in download site www.idx.co.id. Based on purposive sampling method, there are 110 companies that is 55 financial distressed firms and 55 non financial distressed firms. Criteria of financial distress in this study be used interest coverage ratio methode. Data analysis used regression logistic test with SPSS 19.

The results showed that the first, the number of audit commitee does not affect financial distress, second, the independency of audit commitee does not affect financial distress, third, the frequency of audit commitee meetings significant negative effect on financial distress, fourth, the competence of audit commitee does not affect financial distress

Conclusion The study is known that first, there was no the number of audit commitee effect on the likelihood of financial distress at the company, second, there was no the independency of audit commitee effect on the likelihood of financial distress at the company, third, there was the frequency of audit commitee meetings effect on the likelihood of financial distress at the company, fouth, there was no the competence of audit commitee effect on the likelihood of financial distress at the company.

Keywords :financial distress, the number of audit commitee, independency, the frequency of meetings, competence


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

ABSRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 10

1.3Batasan Masalah ... 10

1.4Rumusan Masalah ... 10

1.5Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Kerangka Teori ... 11

2.1.1 Teori Agensi... 11


(10)

2.1.3Financial Distress ... 15

2.1.3.1 Dampak Financial Distress ... 16

2.1.3.2 Faktor Penyebab Financial Distress ... 17

2.1.4 Dewan Direksi dan Dewan Komisaris ... 19

2.1.5 Komite Audit... 20

2.1.5.1 Sifat dan Pembentukan Komite Audit ... 22

2.1.5..2 Tujuan Pembentukan Komite Audit ... 23

2.1.5.3 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit ... 24

2.1.5.4 Struktur Komite Audit ... 26

2.1.6 Karakteristik Komite Audit ... 28

2.1.6.1 Jumlah Komite Audit ... 28

2.1.6.2 Independen Komite Audit ... 30

2.1.6.3 Pertemuan Komite Audit ... 31

2.1.6.4 Kompetensi Komite Audit... 33i

2.2 Peneliti Terdahulu ... 34

2.3 Kerangka Berpikir ... 37

2.3.1 Hubungan Jumlah Komite Audit dengan Financial Distress...39

2.3 2 Hubungan Independen Komite Audit dengan Financial Distress ... 40

2.3.3Hubungan Pertemuan Komite Audit dengan Financial Distrees ... 42


(11)

2.3.4 Hubungan Kompetensi Komite Audit dengan

Financial Disress ... 43

2.4 Hipotesis ... 45

BAB III : METODE PENELITIAN ... 46

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46

3.2 Populasi dan Sampel ... 46

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 47

3.3.1 Variabel Penelitian ... 47

3.3.2 DefinisiOperasional ... 48

3.3.2.1 Financial Distress (Y) ... 48

3.3.2.2 Jumlah Komite Audit (X1) ... 49

3.3.2.3 Independen Komite Audit (X2) ... 49

3.3.2.4 Pertemuan Komite Audit (X3) ... 50

3.3.2.5 Kompetensi Komite Audit (X4)... 50

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 51

3.5 TeknikAnalisis Data ... 51

3.5.1Statistik Deskriptif ... 52

3.5.2 PengujianHipotesis ... 52

3.5.2.1 MenilaiKelayakan Model ... 54

3.5.2.2 Uji KelayakanSeluruh Model ... 55


(12)

BAB IV : HASIL PENELITI DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 HasilPenelitian ... 57

4.1.1Deskripsi Objek Penelitian ... 57

4.1.2 Statistik Deskriptif ... 60

4.1.3 Pengujian Kelayakan Model ... 64

4.1.3.1 Uji Hosmer Lameshow ... 65

4.1.4 Pengujian Keseluruhan Model ... 66

4.14.1 Chi Square Test ... 66

4.1.4.2 Cox Snell’s R and Nagelkerke’s R Square ... 68

4.1.4.3 Uji Klasifikasi 2x2 ... 69

4.1.5UjiHipotesis ... 70

4.2 PembahasanHasil Analisa Penelitian ... 72

4.2.1 Pengaruh Jumlah Komite Audit Terhadap Financial Distress………..72

4.2.2 Pengaruh Independen Komite Audit Terhadap Financial Distress……….73

4.2.3 Pengaruh Pertmuan Komite Audit Terhadap Financial Distress……….74

4.2.4 Pengaruh Kompetensi Komite Audit Terhadap Financial Distress………75

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel2.1 PenelitiTerdahulu ………35

Tabel 4.1 Perusahaan Manufaktur Yang MenjadiSampel………44

Tabel 4.2 StatistikDeskriptifPenelitian………61

Tabel 4.3 Hasil Uji Hosmerlameshow……….65

Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model…………..………..66

Tabel 4.5Ommibus Test Of Model Coefficients………67

Tabel 4.6Hasil Uji Cox and Snell’s R……….68

Tabel 4.7 Tabel Kasifkasi………..………..69


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 HubungandanPosisi Internal Auditor danKomite Audit...26


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang sehat dapat dilihat dari hasil hubungan manajemen dalam mengelola dana dan lingkungan sekitar perusahaan, di setiap kegiatan pengelolaan perusahaan pasti akan menemukan kendala. Kendala perusahaan dapat menyebabkan perusahaan akan gagal atau sukses dalam

mempertahankan kelangsungannya, kegagalan perusahaan dapat

diindikasikan dengan adanya kesulitan keuangan (financial distress).

Kegagalan perusahaan dalam mengatasi kesulitan keuangan dapat dikatakan memiliki tata kelola perusahaan yang kurang baik , misalnya keputusan yang tidak tepat yang diambil oleh manajemen atau kurangnya upaya pengawasan kondisi keuangan sehingga terdapat penggunaan dana

yang kurang tepat. Kegagalan berbagai perusahaan di seluruh dunia dalam

mencapai tujuan yang diharapkan, atau bahkan untuk dapat bertahan dalam dunia usaha, selalu dikaitkan oleh pasar modal internasional, pemakai laporan keuangan, dan profesi akuntansi dengan kelemahan dalam struktur corporate governance yang diterapkan perusahaan (Ellomi dan Gueyie, 2001) dalam Indira (2010).

Corporate governance merupakan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstren lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan


(16)

2

kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (Forum Corporate Governance in Indonesia, 2002).

Menurut Brigham dan Daves (2003) dalam Fachrudin (2008) financial disstres terjadi karena serangkaian kesalahan, pengambilan keputusan yang tidak tepat, dan kelemahan-kelemahan yang saling berhubungan yang dapat menyumbang secara langsung maupun tidak langsung kepada manajemen serta tidak adanya atau kurangnya upaya mengawasi kondisi keuangan sehingga penggunaan uang tidak sesuai dengan keperluan. Sedangkan menurut Widarjo dan Setiawan (2002) dalam fahcrudin (2008), Kondisi financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kondisi ini pada umumnya ditandai antara lain dengan adanya penundaan pengiriman, kualitas produk yang menurun, dan penundaan pembayaran tagihan dari bank. Apabila kondisi financial distress ini diketahui, diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi tersebut sehingga perusahaan tersebut tidak akan masuk pada tahap kesulitan sehingga yang lebih berat seperti kebangkrutan.

Menurut Pranowo (2010), terjadinya de-listing beberapa perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia disebabkan karena kesulitan keuangan atau berada pada kondisi financial distress. Contohnya adalah yang terjadi pada PT Bahtera Adimina Samudra Tbk, yang pada tahun 2008 keluar dari daftar perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini de-listing karena selama dua tahun saham perusahan tersebut mengalami suspensi karena tidak


(17)

3

adanya kegiatan operasional perusahaaan yang berakibat tidak adanya pendapatan perseroan. Fenomena lain dari financial distress adalah banyaknya perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan likuiditas, ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada perbankan.

Salah satu bagian dari mekanisne tata kelola perusahaan dalam melakukan pengendalian internal yaitu komite audit. Komite Audit adalah salah satu elemen kunci dalam struktur corporate governance yang membantu mengendalikan dan mengawasi manajemen (Ruzaidah dan Takiah, 2004 dalam Rahmat et al., 2008).

Sehubungan dengan tata kelola perusahaan yang baik, Komite Audit merupakan salah satu bagian dari mekanisme tata kelola perusahaan dalam melakukan pengendalian internal dengan tujuan melindungi kepentingan pemegang saham. Komite Audit memberikan kontribusi pada pengembangan rencana strategis perusahaan dan diharapkan untuk menyediakan input dan rekomendasi kepada dewan direksi dengan memperhatikan pada setiap persoalan keuangan atau operasional. Oleh karena itu, diakui bahwa sebuah Komite Audi tyang efektif akan berfokus pada peningkatan kinerja dan daya saing perusahaan, khususnya pada lingkungan bisnis yang sedang berubah yang berada di luar kendali perusahaan. Bapepam melalui surat edaran No.SE-03/PM/2000 merekomendasikan perusahaan publik untuk membentuk komite audit. Dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa Komite Audit bertugas untuk membantu dewan komisaris dengan memberikan pendapat profesional yang


(18)

4

independen untuk meningkatkan kualitas kinerja serta mengurangi penyimpangan pengelolaan perusahaan. Komite audit lebih lanjut diatur dalam Kep-339/BEJ/07-2001 yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki komite audit.

Beberapa ketentuan komite audit yang efektif dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan perusahaan, antara lain sebagai berikut:

a. Pedoman Good Corporate Governance (Maret, 2001) yang menganjurkan semua perusahaan di Indonesia memiliki komite audit.

b. Kep-103/MBU/2002 yang mengharuskan semua BUMN mempunyai komite audit.

c. Kep-29/PM/2004 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit.

Pada bulan Mei 2002, Komite Nasional Good Corporate Governance mengembangkan Pedoman Pembentukan Komite Audit yang Efektif. Komite Audit bertugas memberikan suatu pandangan tentang masalah akuntansi, keuangan dan penjelasannya, sistem pengawasan internal, serta auditor independen (FCGI, 2002). Tujuan dan manfaat dibentuknya komite audit adalah untuk melaksanakan pengawasan independen atas proses penyusunan pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit eksternal, memberikan pengawasan independen atas proses pengelolaan risiko dan kontrol, serta melaksanakan pengawasan independen atas proses pelaksanaan corporate governance. Mekanisme corporate governance yang baik penting dalam meningkatkan kinerja keuangan


(19)

5

perusahaan sehingga perusahaan dapat menghindari permasalahan keuangan.

Dalam Pembentukan Komite Audit yang Efektif tersebut, dijelaskan pedoman mengenai karakteristik Komite Audit untuk menjamin praktek-praktek corporate governance yang baik. Semua perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk mematuhi rekomendasi dalam hal karakteristik Komite Audit. karakteristik-karakteristik yang dimiliki antara lain Jumlah, independensi, Frekuensi Pertemuan dari komite audit, dan Kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite audit. Jumlah komite audit berhubungan dengan jumlah anggota komite audit. Independensi komite audit berhubungan dengan seberapa besar keterlibatan anggota komite audit dengan aktivitas perusahaan. Frekuensi pertemuan dari komite audit diwujudkan melalui pertemuan komite audit dalam satu tahun. Sedangkan kompetensi yang dimiliki oleh anggota komite audit berhubungan dengan pengetahuan akuntansi, keuangan dan audit serta pengalaman dalam tata kelola perusahaan. Melalui karakteristik komite audit yang baik diharapkan akan memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kesulitan keuangan.

Penelitian ini dikaji oleh penulis berdasarkan hasil penelitan terdahulu yang penulis paparkan sebagai berikut. Menurut Penelitian Carello, Neal (2002) Komite Audit yang indpnden membuktikan secara negtif terkait dengan going concern perusahaan yang mengalami permasalahan keuangan. Semakin besar Independensi dalam Komite Audit maka semakin rendah probabilitas perusahaan financial distress akan


(20)

6

menerima going conccren dari auditor eksternal. Peneliti Lin et al. (2006) meneliti hubungan karakeristik komite audit dengan penyajian laba kembali pada perusahaan publik. Penelitian tersebut menggunakan variabel independen karakteristik komite audit yaitu ukuran komite audit, independensi komite audit, keahlian keuangan, aktivitas komite audit dan kepemilikan saham. Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran komite audit berhubungan negatif dengan penyajian kembali laba. Sedangkan empat karakteristik komite audit yang lain tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba yang dilaporkan. Pada penelitian Windram (2002) mengatakan frekuensi pertemuan memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan financial distress, namun pengungkapan yang berbeda dari penelitian Rahmat et.al ( 2008) menyatakan frekuensi rapat tidak ada hubungan negatif dengan financial distress, dalam penelitian Abawayya (2010) menguji pengaruh karakteristik Komite Audit terhadap financial distress. Menggunakan variabel independen berupa ukuran, komposisi direksi non-eksekutif, frekuensi rapat dan gender Komite Audit. Peneliti Putra (2010) menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap penyajian laba kembali. Menggunakan variabel independen berupa proporsi independen komite audit, frekuensi pertemuan, dan keahlian keuangan komite audit. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan dengan karakteristik komite audit yang baik yaitu proporsi independen komite audit, frekuensi pertemuan, dan keahlian keuangan komite audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyajian laba kembali.


(21)

7

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Tivani Vota Anggarini (2010) yang meneliti mengenai Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Financial Distress pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan peneliti ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode penelitiannya. Priode penelitian yang digunakan dalam peneliti ini dimulai pada tahun 2011-2013. Selain itu populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perusahaan manufaktur dipilih karena kesamaan kegiatan operasional perusahaan yaitu dalam mengolah bahan mentah menjadi barang jadi melalui proses pabrikasi dan juga secara umum perusahaan tersebut mencakup segala bentuk usaha dan produk yang terdiri dari industri dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi sehingga sampel yang dipilih lebih beragam.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kembali “ Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode 2011 – 2013”.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian dilator belakang diatas maka peneliti membuat identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan mengalami Financial distress


(22)

8

3. Apakah Corporate governance bepengaruh terhadap terjadinya financial distress.

4. Apakah Jumlah komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

5. Apakah independen komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

6. Apakah frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

7. Apakah kompetensi anggota komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan yang di identifikasi diatas, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu hanya berfokus pada jumlah komite audit, jumlah komite audit diukur dengan jumlah anggota di dalam komite audit. Independen Komite Audit diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota komite audit yang independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit. Frekuensi pertemuan komite audit dapat dilihat dari anuual report. Kompetensi anggota komite audit diukur berdasarkan latar belakang pendidikan keuangan dan pengalaman kerja yang dimiliki, dan Financial distress diproksikan dengan ukuran Interest Coverage Ratio. Penelitian ini menggunakan populasi perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI priode 2011-2013.


(23)

9

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Pemaparan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Jumlah komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah Jumlah independen komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

4. Apakah kompetensi anggota komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh Jumlah komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh independen komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.


(24)

10

3. Mengetahui pengaruh frekuensi pertemuan komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.

4. Mengetahui pengaruh kompetensi komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai karakteristik komite audit dan financial distress.

2. Bagi manajemen, sebagai wacana tentang pentingnya komite audit untuk menghindari financial distress.

3. Bagi akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pendukung dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.


(25)

77 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh jumlah komite audit, independensi komite audit, frekuensi pertemuan komite audit, dan kompetensi komite audit terhadap financial distress. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Jumlah komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,793> 0,05, maka H1 ditolak.

2. Independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,999> 0,05, maka H2 ditolak.

3. Frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,039 < 0,05, maka H3 diterima.

4. Kompetensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,883> 0,05, maka H4 ditolak.


(26)

78

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar tidak terbatas pada badan usaha manufaktur saja, tetapi memperluas sampel dari berbagai sektorlainnya agar dapat menggambarkan kondisi saat itu dan digunakan oleh berbagai perusahaan sebagai dasar penilaian. Diharapkan juga agar menggunakan masa periode penelitian yang lebih panjang agar pengukuran kondisi perusahaan lebih akurat sebab pada penelitian ini menggunakan rentang waktu 3 tahu (2011-2013) saja dan akan berbeda hasilnya apabila sampel dan waktu yang digunakan juga berbeda.

2. Untuk Bapepam, diharapkan pengawasan akan kewajiban keberadaan komite audit pada setiap perusahaan publik harus dioperasionalkan dengan lebih ketat dan tegas.

3. Untuk akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan khususnya dalam persoalan financial distress.


(1)

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Tivani Vota Anggarini (2010) yang meneliti mengenai Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Financial Distress pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perbedaan peneliti ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada periode penelitiannya. Priode penelitian yang digunakan dalam peneliti ini dimulai pada tahun 2011-2013. Selain itu populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perusahaan manufaktur dipilih karena kesamaan kegiatan operasional perusahaan yaitu dalam mengolah bahan mentah menjadi barang jadi melalui proses pabrikasi dan juga secara umum perusahaan tersebut mencakup segala bentuk usaha dan produk yang terdiri dari industri dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi sehingga sampel yang dipilih lebih beragam.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kembali “ Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode 2011 – 2013”.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian dilator belakang diatas maka peneliti membuat identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan mengalami Financial distress


(2)

8

3. Apakah Corporate governance bepengaruh terhadap terjadinya financial distress.

4. Apakah Jumlah komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

5. Apakah independen komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

6. Apakah frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

7. Apakah kompetensi anggota komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan ?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan yang di identifikasi diatas, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu hanya berfokus pada jumlah komite audit, jumlah komite audit diukur dengan jumlah anggota di dalam komite audit. Independen Komite Audit diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota komite audit yang independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit. Frekuensi pertemuan komite audit dapat dilihat dari anuual report. Kompetensi anggota komite audit diukur berdasarkan latar belakang pendidikan keuangan dan pengalaman kerja yang dimiliki, dan Financial distress diproksikan dengan ukuran Interest Coverage Ratio. Penelitian ini menggunakan populasi perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI priode 2011-2013.


(3)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Pemaparan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Jumlah komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah Jumlah independen komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

4. Apakah kompetensi anggota komite audit berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh Jumlah komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh independen komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.


(4)

10

3. Mengetahui pengaruh frekuensi pertemuan komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.

4. Mengetahui pengaruh kompetensi komite audit terhadap kemungkinan terjadinya financial distress pada perusahaan.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai karakteristik komite audit dan financial distress.

2. Bagi manajemen, sebagai wacana tentang pentingnya komite audit untuk menghindari financial distress.

3. Bagi akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pendukung dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.


(5)

77 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji pengaruh jumlah komite audit, independensi komite audit, frekuensi pertemuan komite audit, dan kompetensi komite audit terhadap financial distress. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Jumlah komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,793> 0,05, maka H1 ditolak.

2. Independensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,999> 0,05, maka H2

ditolak.

3. Frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,039 < 0,05, maka H3 diterima.

4. Kompetensi komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini didukung oleh nilai signifikansi 0,883> 0,05, maka H4


(6)

78

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini maka saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar tidak terbatas pada badan usaha manufaktur saja, tetapi memperluas sampel dari berbagai sektorlainnya agar dapat menggambarkan kondisi saat itu dan digunakan oleh berbagai perusahaan sebagai dasar penilaian. Diharapkan juga agar menggunakan masa periode penelitian yang lebih panjang agar pengukuran kondisi perusahaan lebih akurat sebab pada penelitian ini menggunakan rentang waktu 3 tahu (2011-2013) saja dan akan berbeda hasilnya apabila sampel dan waktu yang digunakan juga berbeda.

2. Untuk Bapepam, diharapkan pengawasan akan kewajiban keberadaan komite audit pada setiap perusahaan publik harus dioperasionalkan dengan lebih ketat dan tegas.

3. Untuk akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan khususnya dalam persoalan financial distress.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012

3 90 92

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Praktik Manjemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012.

1 75 90

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Ukuran Dewan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Financial Distress(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

5 35 132

Pengaruh Financial Leverage Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 22 82

PENGARUH KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, KUALITAS AUDIT DAN KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP FREKUENSI RAPAT KOMITE AUDIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 87

PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

1 8 82

PENDAHULUAN Pengaruh Karakteristik Keuangan Perusahaan, Karakteristik Komite Audit Dan Kualitas Audit Terhadap Frekuensi Rapat Komite Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 9

Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 9 20

PENGARUH KARAKTERISTIK KEUANGAN PERUSAHAAN, DAN KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP FREKUENSI RAPAT KOMITE AUDIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 74

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012

0 0 11