PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015
PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN UMUR
PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015
Siti Amariyah, Masyhad, Nurul Qomari
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2015. Setelah dilakukan seleksi sampel ditetapkan sebanyak 13 perusahaan dalam penelitian ini. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik deskriptif terhadap variabel independen. Sedangkan uji hipotesis menggunakan regresi linier berganda (Multiple regression). Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) variabel profitabilitas,solvabilitas, dan umur perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. (2) dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas,solvabilitas secara parsial berpengaruh tidak signifikan sedangkan untuk variabel umur perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit
report lag . (3) variabel X3 umur perusahaan mempunyai pengaruh dominan terhadap
audit report lag .Kata Kunci : Audit Report Lag, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan.
ABSTRACT
This research analyzes the influence of profitability, solvability, and age ofcompany to Audit Report Lag. This researcher uses data from manufacturing
companies listed on the stock exchange Indonesia period 2013-2015. After done
sample selection is set as many as 11 research is descriptive statistic test used in this
research is descriptive statistic test to independent variable, while hypothesis test
using multiple linear regression. Test result show that (1)variable
profitability,solvencyand age of the company simultaneously have a significant effect
on audit report lag. (2)from the research that has been done can be seen that the
variable profitability, solvency in partial effect is not significantwhile for variable
age of company partially significanteffect on audit report lag (3) variable x3 age of
company have dominant influence to audit report lag.Keywords : Audit Report lag, Profitability, Solvency, and age of company.
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini perkembangan dunia usaha semakin maju, hal ini menyebabkan tingkat persaingan diantara perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain dan mempertahankan keberadaan perusahaan-perusahaan secara berkelanjutan. Kegiatan usaha terdiri dari berbagai kegiatan fungsional yang saling berhubungan diantara kegiatan yang satu dengan yang lainnya. Diantara semua fungsi, fungsi keuangan adalah fungsi yang cukup penting dalam mendukung keuangan perusahaan, termasuk mengelola dana dan mendistribusikan dana ke setiap fungsi perusahaan serta mengendalikan pengeluaran dana tersebut. Untuk membantu kelancaran kegiatan usaha perusahaan maka manajemen menuntut dapat mengelola keuangan dengan sebaik mungkin.
Kasmir, (2016:66) laporan keuangan merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkannya pada suatu periode tertentu. Apa yang dilaporkan kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Dengan melakukan analisis akan diketahui letak kelemahan dan kekuatan perusahaan. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Disamping itu, juga untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul sekarang dan dimasa yang akan datang. Salah satu kendala dalam menyajikan laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Akuntan publik mengharuskan suatu laporan keuangan agar diaudit adalah dengan tujuan untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan, artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi apakah telah sesuai dengan standart pelaporan.
TINJAUAN PUSTAKA
Signalling theory Signalling Theory adalah teori yang menyebut suatu pihak (agent)
menyampaikan informasi tentang dirinya sendiri kepada pihak lain (principal) . Perusahaan yang laporan keuangannya tepat waktu akan mendapat pandangan positif dari masyarakat, para investor akan menilai bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan dengan Audit Report Lag yang panjang akan memberikan sinyal buruk, investor akan berfikir bahwa perusahaan tersebut memiliki masalah dalam kinerjanya.
teori sinyal menyatakan bahwa informasi penting yang dikeluarkan perusahaan akan berpengaruh terhadap keputusan investasi pihak luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi para pengguna laporan keuangan khususnya investor dan pelaku bisnis karena informasi menyajikan keterangan catatan atau gambaran keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang. Informasi yang dipublikasikan merupakan kabar yang diberikan perusahaan sebagai sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
informasi yang diberikan oleh perusahaan akan direspon langsung oleh pasar sebagai sinyal good news atau bad news. Sehingga sinyal yang diberikan oleh perusahaan dapat diterima dan diharapkan pasar dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Teori sinyal bermanfaat sebagai akurasi dan ketepatan waktu dalam melakukan pelaporan keuangan ke publik. Semakin lama Audit Report Lag menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam mengambil keputusan karena informasi kehilangan sifat relevan.
Agency Teory
Dalam proses audit terdapat teori keagenan yang menjelaskan hubungan antara agen (auditor independen) dan prinsipal (manajemen). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak, dalam hal ini satu orang atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (auditor independen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi masukan untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal . Bahasan Audit Report Lag ini berkaitan erat dengan Agency
Theory , dimana perusahaan dapat meminta auditor untuk memeriksa lebih lanjut mengenai hutang jangka panjang dan laba rugi perusahaan yang berperan penting dalam laporan keuangan. Pemeriksaan lanjut ini yang memerlukan waktu lebih dan akan mempengaruhi Audit Report Lag.
Karakteristik Laporan Keuangan
Prastowo (2005:7-8) karakteristik laporan keuangan yang membuat informasi dalam laporan keuangan dapat digunakan oleh pemakai laporan adalah sebagai berikut:
a. Dapat Dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk dipahami oleh para pemakai.
b. Relevan Sebuah informasi dapat dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi dimasa lalu.
c. Keandalan Informasi dapat dikatakan andal apabila informasi tersebut bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan Pemakai laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Selain itu, pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahan antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus disusun sesuai prinsip akutansi berterima umum. (PABU) agar dapat memenuhi kebutuhan semua pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan perusahaan .
Wirakusumo dan Candrawati (2010), kualitas informasi keuangan dapat dinilai dari relevansi laporan keuangan. Informasi lapoaran keuangan dikatakan relevan apabila laporan keuangan tersebut disampaikan secara tepat waktu dan mempunyai manfaat. Semakin lama penyampaian laporan keuangan, semakin berkurang nilai manfaat atas laporan keuangan yang disampaikan kepada pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan.
Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tentang Laporan
Keuangan.Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomer X.K.2 Lampiran Keputusan BAPEPAM Nomer: Kep-346/BL/2011 mengenai penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik. Untuk memberikan informasi yang cepat dan relevan bagi pengguna laporan keuangan suatu emiten, BAPEPAM mewajibkan bagi seluruh perusahaan yang terdaftar dipasar modal untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan secara tepat waktu dan disertai dengan lapoan auditor independen dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Berdasarkan peraturan BAPEPAM laporan keuangan yang harus disampaikan terdiri : a. Laporan posisi keuangan (neraca).
b. Laporan laba rugi.
c. Laporan perubahan ekuitas.
d. Laporan keuangan pada awal periode komparatif, jika perusahaan publik menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan.
e. Catatan atas lapoaran keuangan.
Laporan keuangan yang telah diwajibkan oleh BAPEPAM harus tepat waktu, apabila dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik mengalami keterlambatan sesuai tanggal yang telah ditetapan maka perusahaan publik akan dikenakan sanksi berdasarkan peraturan BAPEPAM Nomer:I.H Gabungan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomer: 307/BEJ/07-2004 tentang sanksi yang menyatakan perusahaan tercatat yang melakukan pelanggaran dari peraturan Bursa Efek dengan ketentuan :
a. Peringatan tertulis I, keterlambatan penyampaian laporan keuangan (30 hari) terhitung sejak lampaunya batas penyampaian laporan. b. Peringatan tertulis II denda Rp. 50.000.000, apabila hari kalender ke-31 hingga kalender ke-61 perusahaan belom menyampaikan laporan keuangan sesuai ketentuan.
c. Peringatan tertulis III dan denda tambahan sebesar Rp.150.000.000, apabila sejak hari kalender ke-61 hingga kalender ke-91 sejak batas lampaunya penyampaian laporan keuangan perusahaan belum memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangannya.
d. Penghentian sementara perdagangan efek perusahaan tercatat di Bursa, apabila dimulai dari kalender ke-91 perusahaan belum memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan pada Bursa Efek.
Audit Report Lag
Rentang waktu antara tanggal tutup buku perusahaan dengan tanggal dikeluarkannya opini auditor dapat diketahui lamanya waktu penyelesaian audit. Mohamad (2010) menyebutnya sebagai Audit Report lag. Audit Report Lag dianggap menjadi faktor penting bagi perusahaan, investor, regulator dan eksternal auditor. Hal ini diyakini bahwa Audit Report Lag mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan yang pada gilirannya mempengaruhi ketidakpastian informasi akuntansi dan pasar reaksi terhadap rilis informasi akuntansi. Secara khusus, Audit Report Lag meningkat dengan peningkatan sejauh pekerjaan audit.
Tingkat pekerjaan audit dipengaruhi oleh resiko bisnis auditor, komplesitas audit dan faktor yang berhubungan dengan pekerjaan lain, termasuk pos luar biasa, rugi bersih dan opini-opini audit yang berkualitas. Juga, peningkatan insentif perusahaan untuk memberikan laporan tepart waktu menyebabkan Audit Report Lag lebih pendek. Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk menjaga tingkat relevansi dari laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Agoes dan Hoesada (2012: 68), untuk menentukan apakah laporan keuangan telah sesuai dengan standart akutansi berterima umum, auditor harus melakukan pengujian substantif untuk mengetahui apakah laporan keuangan perusahaan mengandung kesalahan atau salah saji material lainnya. Pengujian substantif dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang digunakan auditor mencapai kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material serta untuk menerbitkan laporan audit”.
Lag dalam arti bahasa indonesia adalah keterlambatan. Keterlambatan ini berhubungan dengan rentang waktu yang diperlukan dalam proses audit sampai audit laporan keuangan selesai diaudit oleh auditor independen. Kartika (2011), Audit
Report Lag adalah lamanya waktu penyelesaian pelaksanaan audit yang dilihat dari
tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkan laporan audit.Ketetapan penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dan penggunaan laporan keuangan. “ Menurut Listiana dan Susilo (2012), ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor independen membantu perusahaan untuk menghindari denda atas keterlambatan yang dikenakan sesuai keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep- 307/BEJ/07- 2004”.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan lamanya waktu penyelesaian pengauditan ini tidak terbatas pada faktor internal perusahaan saja, namun juga pada faktor eksternal juga. Faktor internal biasanya dipengaruhi oleh profitabilitas, umur perusahaan, laba rugi, dan solvabilitas. Sedangkan faktor eksternal biasanya dipengaruhi oleh kualitas kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan perusahan yang bersangkutan. Kantor akuntan publik yang sudah lama berdiri dan banyak menjalankan proses auditing membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan auditnya, karena KAP tersebut data melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat flesibilitas jadwal waktu tepat.
Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat bergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Audit Report dapat diukur berdasarkan sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai tanggal
Lag yang tertera pada laporan auditor independen (Aziza dan Kumalasari, 2010).
Tanggal laporan Tanggal Laporan Audit Report
- = keuangan auditor
Lag
Kerangka Konseptual Profitabilitas (X1) Audit Report Lag
Solvabilitas (X2) ( Y ) Umur Perusahaan (X3)
Sumber : Peneliti, (2017)
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Hipotesis
Berdasakan landasan teori dan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1. Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap Audit Report Lag. H2. Profitabilitas, Solvabilitas, dan Umur Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Audit Report Lag. H3. Dari ketiga variabel profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan, maka variabel umur perusahaan yang berpengaruh dominan terhadap Audit Report
Lag .
METODE PENELITIAN Populasi
Sugiono, (2010:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:116).
Lokasi Dan Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Universitas Bhayangkara Surabaya, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Data didapat dengan mengakses situs
Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat) oleh pihak lain ( indratomo dan supomo, 2011:147).
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk mengetahui normalitas data dapat menggunakan statistic
“Kolmogorov Smirnov” pada nilai unstandarized residual. Criteria yang digunakan
jika nilai
“Asymp Sig” (2 tailed) lebih besar dari 0,05 dapat dinyatakan bahwa model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil perhitungan uji normalitas ditunjukkan dalam Tabel 1 : Tabel 1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandar dizedResidual N
39 Normal Mean .0000000 a Parameters Std. Deviation .28421471
Most Extreme Absolute .075
Differences Positive .067 Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .467
Asymp. Sig. (2-tailed) .981
a. Test distribution is Normal.Sumber : Peneliti (2017) Dari Tabel 1 diketahui bahwa nilai signifikansi (nilai probabilitas) yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (0,981 > 0,05) maka distribusinya adalah normal, sehingga dapat dilakukan regresi linear berganda.
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011:95).
Gejala multikolinieritas terjadi jika terdapat korelasi yang kuat diantara variabel variabel bebas.Maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas, sehingga kemungkinan besar variabel-variabel yang mengalami gejala ini menjadi tidak signifikan secara statistik.Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari
Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance melalui program SPSS. Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF>10. Jika nilai VIF >10 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2006:91). Hasil perhitungan uji multikolinieritas ditunjukkan dalam Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF (X
1 ) 0,915 1,093 Non Multikolinearitas Return on assets Dept to assets ratio (X
2 ) 0,730 1,369 Non Multikolinearitas
Umur perusahaan (X
3 ) 0,729 1,372 Non Multikolinearitas Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 2 diketahui bahwa semua variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas, dimana seluruh nilai VIF < 10.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2005:99). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat digunakan uji Durbin Watson yang dapat dilakukan melalui program SPSS. Dengan hipotesis yang akan diuji:
Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .492 .242 .177 .29614 1.867
a. Predictors: (Constant), AGE, ROA, DER
b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi, yang mana ditunjukkan dengan du < d < 4
- – du (1,65< 1,867< 2,35).
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas,dan jika variance berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil heteroskedastisitas dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Peneliti (2017)
Gambar 2 Grafik Scatterplot Berdasarkan Gambar 2 grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi linier dalam penelitian ini,bebas dari asumsi dasar (klasik) tersebut, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian ini tidak akan bias atau sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun teknik analisis yang digunakan dalam analisis data dan pengujian hipotesis ini adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Data Koefisien Regresi Linier Berganda
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) .679 .083 8.210 .000
ROA -1.477 .766 -.297 -1.929 .062
DER .542 .321 .291 1.691 .100
AGE -.220 .070 -.539 -3.128 .004
a. Dependent Variable: ARL
Sumber: hasil setelah outlier peneliti (2017) Uji F (Uji Secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama- sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 5
Hasil Uji F
Keterangan Nilai Sign F hitung 3.717 0,020
R = 0,492
2 R = 0,242
= 0,05 Α
Sumber: hasil setelah outlier peneliti (2017) Uji t (Uji Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan masing-masing pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
Tabel 6
Hasil uji “t”
Variabel t hitung Sig. Keterangan
Return on assets (X 1 ) -1,929 0,062 Tidak Signifikan Dept to assets ratio (X 2 ) 1,691 0,100 Tidak Signifikan
Umur perusahaan (X
3 ) -3,128 0,004 Signifikan Sumber: hasil setelah outlier peneliti (2017)
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel umur perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Audit report Lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan untuk variabel
Return on assets dan Dept to assets ratio secara parsial mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap Audit report Lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Profitabilitas (Return on assets), Solvabilitas (Dept to assets ratio) dan umur perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap Audit report Lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel umur perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Audit report Lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan untuk variabel
Return on assets dan Dept to assets ratio secara parsial mempunyai pengaruh
yang tidak signifikan terhadap Audit report Lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
4. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan diantara variabel profitabilitas, solvabilitas dan umur perusahaan bahwa indikator X3 yaitu umur perusahaan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
SARAN
1. Bagi Peneliti Untuk penelitian yang akan datang, diharapkan untuk menambah jumlah variabel yang akan diteliti terutama variabel bebasnya. Sehingga lebih dapat diketahui variabel mana saja yang berpengaruh terhadap Audit report Lag perusahaan. Dan juga diharapkan untuk menambah periode tahun yang akan diteliti.
2. Bagi Perusahaan Bagi para investor hendaknya memperhatikan kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah Nur, and Ratih Kumalasari, 2010,
“Pengaruh profitabilitas, rasio utang, ukuranperusahaandanjenisperusahaanterhadap Audit Report Lag”.
Connelly, Brian L. 2012. “Signalling Theory: A reviewand Assessment”.Citation Reports. Hanafi, M, Mamduh dan
Halim, Abdul. 2016. “analisislaporankeuangan”, edisikelima, penerbit UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Kasmir, 2016. “Pengantar Manajemen Keuangan”, Edisi kedua, Penerbit Prenadamedia group, Jakarta. Listiana, and Widhiasari, shinta.2016, “pengaruhprofitabilitas, reputasi auditor, dan
pergantian auditor terhadap Audit Report Lag ”.E-jurnal Akuntansi 15.1.
Nugroho, Ahmadi. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelectual Capital Disclosure (ICD)”. Accounting Analysis Journal:1-10. Permatasari, V Marlinda. 2012. “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan Ukuran Akuntan Publik, dan Opini Auditor”. Saleh, Rachmad. 2004. “Studi Empiris Ketepatan Pelaporan Keuangan PerusahaanManufaktur di Bursa Efek Indonesia Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VII.
Shabrina, Ayu Vina. 2014. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Report Lag”.
Supriyati, R. E. I. 2012. “Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag
Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia” .
Wijaya, Aditya Taruna dan Surya Raharja. 2012. “Pengaruh Karakteristik Komite
Audit Terhadap Audit Report Lag (Kajian Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 201 0)”.