Pengertian Repetisi PROSESI TRADISI UPACARA GREBEG NGENEP SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI.
dari digelarnya Tradisi Upacara Grebeg Ngenep. Dalam prosesi panen biasanya dilakukan sebelum prosesi Tradisi Upacara Grebeg Ngenep digelar. Tradisi ini
selalu digelar setiap Jum’at Wage sesudah bulan Mulud karena Jum’at Wage adalah hari pertama dilaksanakannya Upacara Grebeg Ngenep oleh Ki Mento
Kuoso. Dalam menggelar Tradisi Upacara Grebeg Ngenep ini mempunyai kekhasan didalam beberapa prosesi yang dapat menjalankan hanya dari anak-
keturunan Ki Mento Kuasa saja. Prosesi awal yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat merupakan prosesi
persiapan. Sikap gotong-royong
antar warga Ngenep mencerminkan keharmonisan dan kerukunan antar warga. Hal ini dilakukan dengan kegiatan
kerja bakti dan iuran setiap KK, untuk pendanaan kebutuhan Tradisi ini. Pada hari Kamis Pon siang hari diadakan 3 prosesi dalam waktu yang berdekatan ,
prosesi-prosesi itu mempersiapkan “sesajen”sesaji dan memule wilujengan slametan atau sering disebut dengan sebutan nama prosesinya kenduri, didalam
kenduri dilakukannya prosesi iqrar. Prosesi selanjutnya yang digelar pada hari Jum’at Wage adalah kirab. Prosesi ini sangat dinantikan oleh masyarakat Ngenep
maupun masyarakat luar Ngenep. Kirab ini ditutup dengan prosesi rebutan gunungan yang disertai dengan prosesi pembacaan iqrar. Kirab adalah satu
prosesi inti yang ada di dalam tradisi upacara ini. Pada malam harinya diadakan prosesi pagelaran wayang kulit. Hal yang khusus dalam prosesi wayang kulit ini
adalah akhir cerita selalu diisi cerita Hyang Sri Sadono, tokoh mitos sebagai sumber padi, lazimnya dikenal sebagai Dewi Sri.