McDonald atau Marilyn Monroe digunakan untuk mengatasi masalah politik dan sosial dengan sindiran satir.
Pop Surealisme menjembatani kesenjangan antara tinggi dan rendah pemahaman senirupa surealisme. Banyak elemen yang mudah dipahami oleh
masyarakat awam, yang tidak mengeyam pendidikan seni rupa, dan sejarah seni. Mark Ryden adalah salahsatu seniman sukses dengan aliran Pop-Surealisme.
Bentuk karakter dengan unsur-unsur jahat mengerikan, menakutkan dan menggoda menjadi ciri utama lukisan Mark Ryden, dengan wujud anak laki-laki,
perempuan dan binatang. Selain Mark Ryden ada pula seniman yang ter pengaruh boneka dan kartun serial TV karya ini dapat ditemukan dalam karya Caia
Koopman, Ray Caesar, Naoto Hattori dan bahkan Jeff Soto.
F. Pascamodernisme atau Postmodernism
Menurut Mikke Susanto 2011:293 Pascamodernisme atau Postmodernism, terdapat banyak kontradiksi dalam upaya mendefinisikan Pasca-modernisme.
Upaya apapun dalam mendefinisikannya, menghasilkan dan mengundang munculnya masalah-masalah, pula sama artinya dengan mendefinisikan yang
bukan Pascamodernisme-kontradiksi logis menurut Dick Hebdige dalam Hiding In the Light. Menyangkut terminology, khususnya makna awalan post dalam
istilah ini memberi banyak makna, ‘kelanjutan dari’, ‘reaksi terhadap’, ‘kritik terhadap’, ‘revolusi menentang’, ‘dekonstruksi dari’, atau ‘persimpangan dengan’,
‘modernisme’? Bagi sebagian besar pemikir, makna istilah ini kemudian bergantung pada khasanah apa yang akan dipakai. Sebagai contoh Charles Jencks,
seorang pemikir dan arsitek, mendefinisikan sebagai “ekletikisme atau adhosisme
radikal”, dan Jean Francois Lyotard, pemikir dari modern” dengan mengungkapkan bahwa dalam posisinya Pascamodernisme menyajikan dengan
menolak pesona bentuk-bentuk yang indah, dan cenderung mencari bentuk-bentuk yang penyajian baru serta tidak untuk menikmatinya tetapi untuk membangkitkan
perasaan ketidakmungkinan penyajian baru serta tidak untuk menikmatinya tetapi untuk membangkitkan perasaan ketidakmungkinan penyajian tersebut.
Dari dua pemikir ini saja kita banyak menemukan banyak persilangan. Setidaknya Pascamodernisme merupakan gerakan wacana di berbagai bidang
yang lebih cenderung menggambarkan kondisi untuk menghidupkan tradisi-tradisi yang dianggap macet, yang bertujuan secara langsung maupun tidak untuk
menghendaki peluang-peluang baru. Pascamodernisme adalah istilah yang masih sangat longgar dan ambigu. Ia digunakan untuk “memayungi” segala aliran
pemikiran satu sama lain yang seringkali tidak persis berkaitan. Beberapa kecenderungan yang dapat ditangkap dari Pascamodernisme di bidang seni adalah
hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari-hari, tumbangnya batas antara seni tinggi high art dan budaya pop low art, pencampuradukan gaya yang
bersifat ekletik, parody, pastiche, kebermainan dan merayakan budaya ‘permukaan’ tanpa peduli pada ‘kedalaman’, hilangnya orisinalitas dan kejeniusan
termasuk munculnya pernyataan “the death of author” dan asumsi bahwa kita kini cuma bisa mengulang-ulang masa lalu belaka.
G. Pengertian Pop Art
Menurut Mikke Susanto 2011:314 Pop art atau Popular art sebuah perkembangan seni yang dipengaruhi oleh gejala-gejala budaya popular yang