LAPORAN TUGAS AKHIR KETUAAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

LAPORAN TUGAS AKHIR KETUAAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

Oleh :

HERI SUPRIYATNO NIM K3204014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

commit to user

LAPORAN TUGAS AKHIR KETUAAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

Oleh : HERI SUPRIYATNO NIM K3204014

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta,......................2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Tjahjo Prabowo, M. Sn Adam Wahida, S. Pd., M. Sn

NIP. 195304291985031001 NIP. 197309062005011001

commit to user

Akhir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari :............................. Tanggal :.............................

Tim Penguji Tugas Akhir Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Margana, M. Sn.

Sekretaris

: Lili Hartono, S. Sn., M. Hum.

Anggota I : Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn. ................................................

Anggota II : Adam Wahida, S. Pd., M. Sn. ................................................

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 19600 727 198702 1001

commit to user

ABSTRAK

HERI SUPRIYATNO. KETUAAN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS. Tugas Akhir, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui apa yang melatar belakangi dalam penciptaan karya tugas akhir yang bertemakan tentang ketuaan, serta bagaimana eksplorasi teknik dan medium yang digunakan untuk memberi efek kesan tua.

Dalam pembuatan karya tugas akhir ini digunakan dua metode pendekatan yaitu: Pertama dengan pendekatan empiris, berdasarkan pengalaman dan pengamatan langsung berinteraksi dengan orangtua di masyarakat, Kedua dengan pendekatan estetis, pendekatan ini merupakan pendekatan yang dilakukan dengan cara pencarian referensi-referensi mulai dari buku, membaca koran, mendengarkan radio, melihat berita televisi, artikel majalah, dokumentasi foto yang berhubungan dengan ketuaan dan pencarian data maupun gambar lewat internet.

Dari karya Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan bahwa, ketuaan memberikan arti penting, yaitu memberikan inspirasi dan dorongan untuk penciptaan karya tugas akhir. Dari karya-karya tugas akhir ini cenderung mengarah pada unsur tua. Misalnya untuk menampilkan kesan kasar pada bebatuan, yaitu pada karya yang berjudul arca digunakan teknik pointilisme atau titik-titik. Kemudian untuk memberikan efek tua dengan digunakan warna-warna yang cenderung mendekati warna tanah atau tua, misalnya coklat, merah hati, keabu-abuan, dan juga hitam. Unsur rapuh, retak, serta keropos dapat juga digunakan sebagai kesan tua. Contohnya, pada batang pohon tua dan bangunan- bangunan kuno atau tua.

Selain itu dalam memberi efek angker dan menakutkan digunakan warna- warna panas dan diikuti dengan warna gelap. Meskipun warna panas sifatnya emosi atau marah bahkan sebagai simbol kematian atau maut. Akan tetapi dengan pengolahan warna yang matang dan penggabungan warna yang tepat akan menimbulkan efek angker, misalnya pa da karya yang berjudul “bangkit” yaitu dengan mengoptimalkan obyek manusia dan backgroundnya diberi obyek bangunan candi yang retak-retak yang dikelilingi langit-langit dan mendung yang cenderung kearah warna gelap menjadikan efek angker. Begitu pula dengan karya yang berjudul “tiada lagi sang legenda” yaitu dengan menggabungkan warna

background kearah gelap atau hitam dan juga frame yang penuh retak-retak dapat mendukung untuk dijadikan efek angker.

Di samping itu karyanya beragam dan tidak monothon, baik dari ketehnikannya maupun warna dan coraknya juga bervariasi. Begitu pula dengan media dan alat yang digunakan tidak cukup dengan oil on kanvas pada umumnya, melainkan ada pula dengan menggunakan ink on paper ataupun media dan alat pelengkap lainnya, misalnya: lem fox, papan triplek.

commit to user

MOTTO

Jalani hidup dengan kejujuran untuk menuju kebenaran, karena kebahagiaan akan hadir di atas kejujuran

Peganglah suatu prinsip yang kita anggap benar tetapi ingatlah baik dan benar menurut cara pandang kita belum tentu benar menurut cara pandang orang lain

Teruslah bermimpi dan wujudkan mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan

(penulis)

PERSEMBAHAN

commit to user

Kepada

o Bapak dan Ibu tercinta yang sebagai bukti kelulusan o Istriku tercinta yang selalu sabar menemaniku disaat suka

maupun duka serta yang selalu memberikan semangat o Saudara, kakak, adik dan keponakan yang telah memberikan

bantuan, baik material maupun spiritual o Teman-teman seperjuangan, kakak-kakak, dan adik-adik

tingkatku di FKIP UNS yang banyak memberi dukungan o Bagi semua orang yang membutuhkan penulisan tugas akhir

ini

KATA PENGANTAR

commit to user

Esa, atas rahmat dan hidayat-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Ketuaan Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis ” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan dan kesulitan dalam penulisan ini, namun dengan bantuan dari berbagai pihak akhirnya hambatan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Tjahjo Prabowo, M. Sn. selaku ketua Program Pendidikan Seni Rupa sekaligus pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam tugas akhir.

2. Adam Wahida, S. Pd., M. Sn. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam tugas akhir.

3. Drs. Sudarsono, M. Hum. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan banyak motifasi dan dukungan dari awal perkuliahan hingga proses tugas akhir ini selesai.

4. Drs. Suparno, M. Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah menyetujui permohonan pelaksanaan tugas akhir.

5. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan Tugas Akhir ini.

6. Seluruh dosen FKIP UNS yang mengajar dan membimbing.

7. Ayah, Ibu tercinta, dan keluarga yang telah banyak memberikan bantuan, baik yang berupa material maupun yang spiritual.

8. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan dukungan dan bantuannya.

9. Semua pihak yang telah membantu untuk kelancaran dalam pelaksanaan

Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu Pengetahuan Seni Rupa pada khususnya dan pembaca pada

commit to user

Surakarta,.................2011

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

commit to user

DAFTAR GAMBAR

commit to user

Gambar 1. Referensi Foto Batang Pohon Randu.............................................

Gambar 2. Referensi Foto Orang Tua/Nenek I................................................

Gambar 3. Referensi Foto Bencana Banjir......................................................

Gambar 4. Referensi Foto Orang Tua/Nenek II..............................................

Gambar 5. Referensi Foto Candi Borobudur...................................................

Gambar 6. Referensi Foto Arca.......................................................................

Gambar 7. Referensi Foto Tugu Monas..........................................................

Gambar 8. Referensi Karya Seniman.............................................................. 23 Gambar 9. Referensi Karya Seniman............................................................. 23 Gambar 10. Jadwal Pelaksanaan....................................................................... 25 Gambar 11. Foto Karya Berjudul “Sosok”........................................................ 26 Gambar 12. Foto Karya Berjudul “Kepedihan”................................................ 27 Gambar 13. Foto Karya Berjudul “Peminta-minta”.......................................... 28 Gambar 14. Foto Karya Berjudul “Monas”....................................................... 30 Gambar 15. Foto Karya Berjudul “Bangkit”..................................................... 31 Gambar 16. Foto Karya Berjudul “Arca”.......................................................... 33 Gambar 17. Foto Karya Berjudul “Kerut Wajah I”........................................... 35 Gambar 18. Foto Karya Berjudul “Kerut Wajah II”.......................................... 36 Gambar 19. Foto Karya Berjudul “Tiada Lagi Sang Legenda”........................ 37

DAFTAR LAMPIRAN

commit to user

Lampiran 1. Surat Ijin Menyusun Skripsi/Tugas akhir..................................... 52 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi/Tugas akhir................ 53 Lampiran 3. Surat Peminjaman Alat Untuk Ujian Skripsi/Tugas Akhir........... 54 Lampiran 4. Surat Bebas Perpustakaan............................................................. 55 Lampiran 5. Surat Permohonan Transkip Nilai................................................. 56 Lampiran 6. Laporan Ujian Skripsi/Tugas akhir............................................... 57 Lampiran 7. Lembar Berita Acara/Rekapitulasi Ujian...................................... 58 Lampiran 8. Lembar Presensi/Rekapitulasi Ujian............................................. 59 Lampiran 9. Sketsa Karya Tugas Akhir............................................................ 60 Lampiran 10. Foto Proses Berkarya.................................................................. 62 Lampiran 11. Foto Pameran Tugas Akhir......................................................... 69 Lampiran 12. Desain Katalog Pameran............................................................. 74

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan

Manusia sebagai makhluk hidup menyadari sepenuhnya bahwa dirinya, alam serta segala isinya di muka bumi ini merupakan perwujudan karya agung Tuhan Yang Maha Esa. Manusia diciptakan untuk hidup bersama, saling membangun serta mengisi kehidupan sebagai makhluk ciptaan Allah di dunia.

Perkembangan yang terjadi dalam kebudayaan akan membawa pengaruh terhadap perkembangan kesenian-kesenian akhirnya merupakan bagian yang integral dari kebudayaan. Bahkan ada yang berpendapat kebudayaan kesenian itu sendiri (Koentjaraningrat,1987). Dua unsur itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam hal ini manusia sebagai obyek atau menjadi faktor penentu berkembang tidaknya kebudayaan maupun kesenian.

Selaras dengan perkembangan jaman disertai dengan semakin majunya peradaban manusia maka bentuk-bentuk kesenian mengalami perubahan pula. Perubahan itu tidak hanya terletak pada bentuk visualnya dan media yang digunakan, akan tetapi perubahan dalam hal maksud dan tujuannya, tetapi juga menyangkut aspek pikiran seniman. Dengan demikian akan nampak lebih jelas bahwa bagaimanapun juga seniman atau pencipta sangat berperan dalam maksud dan tujuan membuat karya seni. Sebab pada dasarnya karya seni itu akan mengekspresikan atau menggambarkan kehidupan jiwa seniman secara total (Rudi S. Bardi, 1976:54).

Dalam proses penciptaan karya seni lukis, setiap seniman memiliki pandangan dalam mengambil suatu tema atau pokok permasalahan. Untuk itu dalam tugas akhir ini diambil pokok permasalahan tentang ketuaan yang dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam penciptaan karya akhir.

commit to user commit to user

Dalam melukis diambil obyek yang berhubungan dengan “Ketuaan” sebagai tema, karena merupakan sesuatu yang artistik, berwibawa, misterius bahkan menakutkan atau mengerikan. Dalam hal ini bisa dilihat misteri tua dalam tingkah laku orang tua yang sudah lanjut usia, terkadang diluar dugaan. Terkadang hal yang sudah dilakukan diulangi lagi. Hal ini bagi masyarakat umum menjadikan sesuatu yang aneh atau tidak wajar. Akan tetapi sebagai orang yang berpendidikan harus bisa menyadari bahwa tingkah laku orang yang sudah lanjut usia atau tua, itu akan kembali seperti waktu kecil atau bayi. Ada pula yang di luar dugaan, karena daya fikir atau daya kerja otak yang bekerja sudah melemah atau berkurang tidak seperti waktu mudanya.

Selain itu misteri ketuaan bisa dilihat atau dirasakan saat berada di gedung atau bangunan kuno yang umurnya sudah ratusan, bahkan ribuan tahun. Adanya rasa takut, kagum, bahkan menjadikan penasaran. Karena keagungan Tuhan Yang Maha Esa yang begitu besar dan megah dan usia bangunannya yang sudah lama menjadikan suasana yang sepi, gelap dan membuat rasa takut atau angker itu muncul. Akan tetapi dari situlah muncul daya tarik yang lebih untuk divisualisasikan ke dalam karya lukis. Dengan teknik tertentu dan dengan berbagai alternatif perwujudan, baik dari sisi warna, tekstur, ataupun makna yang tersirat didalamnya

Dengan pernyataan-pernyataan di atas nampak jelas bahwa pendekatan terhadap karya seni tidak hanya terbatas pada fisiknya saja tetapi tinjauan bersifat filosofis sering kali lebih mampu mengungkapkan karya seni lebih dalam.

Jika hanya melihat visualnya dari ketuaan tanpa melihat keistimewaan, filosofi, warna, dan tekstur yang nampak, orang tidak akan mengetahui apa yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu dicoba untuk berfikir kreatif agar diperoleh sesuatu hal ya ng baru dari “Ketuaan” tersebut.

commit to user commit to user

B. Rumusan Masalah Penciptaan

Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan judul karya tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang mendorong penulis mengambil tema tentang “Ketuaan” ?

2. Sejauh mana mengekspresikan ketuaan dalam penciptaan karya tugas akhir khususnya seni lukis ?

3. Teknik dan medium yang digunakan dalam penciptaan karya seni lukis ?

C. Tujuan Penciptaan

Bersumber dari permasalahan mengenai ketuaan tujuan pembuatan karya seni lukis ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang melatar belakangi penulis dalam penciptaan karya Tugas Akhir yang bertemakan tentang ketuaan.

2. Berusaha memahami image ketuaan lewat karya dua dimensi.

3. Mengeksplorasi teknik dan medium yang sesuai untuk memberi efek kesan tua.

commit to user

Pembuatan karya tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Dengan penciptaan ini diharapkan menambah atau meningkatkan apresiasi pembaca terhadap karya seni lukis & proses kreasi seniman

2. Sebagai wacana baru untuk menambah pengetahuan khususnya tentang ketuaan dalam bidang seni lukis

3. Sebagai referensi bagi apresian atau pemula untuk berkarya seni baik dari keteknikan maupun medium yang digunakan.

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sumber Penciptaan

Referensi atau sumber penciptaan diambil dari kehidupan sehari-hari, baik melalui pengamatan secara langsung ataupun tidak langsung seperti dari internet dan media massa. Salah satunya adalah pada saat berinteraksi secara langsung di masyarakat. Terutama pada orang tua atau orang yang sudah lanjut usia seperti kakek atau nenek. Dari segi penyampaiannya selalu hati-hati, pelan-pelan dan penuh pertimbangan. Sikap dan perilakunya selalu berwibawa dan memiliki maksud dan tujuan tertentu. Begitu pula ekspresi wajahnya yang sangat menjiwai pada saat berinteraksi. Ketertarikan itu mendorong untuk mengkaji atau mendalami dan pada akhirnya untuk dilukis. Berbagai pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berhubungan dengan ketuaan merupakan sesuatu yang menarik untuk dijadikan sebagai dasar-dasar ide dalam pembuatan karya seni lukis. Bertolak dari keadaan dan pengalaman jiwa muncul tuntutan dari dalam diri untuk mendokumentasikan sosok dari orang tua yang hendak dituangkan dalam sebuah karya yaitu lukisan

Di bawah ini adalah potret sebuah batang pohon tua yang sudah rapuh secara alamiah menjadikan salah satu sumber ide dalam penciptaan karya tugas akhir. Dari referensi foto batang pohon tua di bawah tertarik dari sisi fisiknya yaitu tektur, kerapuhannya, serta warna yang nampak. Dari ketertarikan itu muncul keinginan untuk mendalami dan menggabungkan dengan referensi/obyek yang lain, untuk diolah dan pada akhirnya dituangkan ke dalam media rupa yaitu kanvas (lukisan).

commit to user

Gambar 1 Batang Pohon Randu ( Dokumentasi : Heri Supriyatno, 2009 )

Selain itu ketika membuka web internet tentang gambar orang tua, ditemukan gambar atau potret seorang nenek yang ekspresinya sangat mengesankan dan penuh artistik seperti gambar dibawah ini. Disini tertarik dengan kerutan orang tua atau nenek yang muncul baik dari dahi, leher, tangan maupun dari berbagai tempat. Serta ekspresi wajah yang terfokus pada satu titik pusat perhatian, membuat orang yang melihat menjadi luluh dan merintih kasihan akan ekspresi wajah tersebut.

Gambar 2 ( Sumber : http://www.google.com/images/orang tua.jpg )

commit to user commit to user

Gambar 3 ( Sumber : http://www.google.com/images/banjir.jpg ) Selanjutnya masih terinspirasi oleh ekspresi wajah orang tua atau nenek yang sumbernya dari internet pula. Dari Gambar dibawah yang membuat tertarik adalah ekpresi atau visual wajah yang penuh kesedihan serta kerut-kerutan yang muncul dari gambar tersebut.

Gambar 4 ( Sumber : http://www.google.com/images/nenek tua.jpg )

commit to user commit to user

Gambar 5 ( Sumber : http://www.google.com/imgres?borobudur.jpg ) Masih mengulas tentang candi, yang membuat tertarik disini adalah tekstur yang muncul pada arca atau patungnya, serta warna alamiah yang muncul yaitu hitam-putih agak keabu-abuan menjadi nilai lebih.

Gambar 6

( Sumber : http://www.google.com/imgres?arca.jpg ) Referensi yang selanjutnya terinspirasi oleh bangunan-bangunan tua atau gedung-gedung megah, yang mana disini dambil obyek monas karena Monas melambangkan semangat juang bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaan, yang dilambangkan pada tugu dan api abadi di puncaknya. Desain dan rencana Monas dibuat oleh arsitek Indonesia terkemuka saat itu, Soedarsono. Sedangkan penasihat konstruksi adalah Prof. Dr. Ir. Roosseno.

Ada tiga bagian penting dari Monas yang tampak jelas bahkan dari kejauhan. Yaitu yang pertama adalah tugu melambangkan lingga, alu atau antan, yaitu penumbuk beras.

Kedua pelataran cawan melambangkan yoni dan juga lumpang, yaitu wadah beras yang sudah ditumbuk oleh lingga dalam bentuk raksasa. Saat ini

commit to user

Jakarta, akan tetapi masih bisa ditemui di desa-desa. Dulunya kedua alat rumah tangga tersebut bisa ditemukan hampir disetiap rumah tangga pribumi Indonesia. Yoni dan lingga melambangkan negatif dan positif seperti halnya siang dan malam, lelaki dan perempuan, air dan api, bumi dan langit, lambang dari alam yang abadi.

Poin yang terakhir yaitu api yang menyala di puncak tugu melambangkan tekad bangsa Indonesia untuk berjuang dan membangun takkan surut sepanjang masa.

Gambar 7 ( Sumber : http://www.google.com/imgres?monas.jpg )

B. Kajian Seni

Kajian teori tentang seni yang dimaksud adalah mempelajari atau mengkaji lebih dalam tentang seni secara umum. Wawasan seni mempunyai arti tinjauan, pandangan, dan penalaran mengenai bidang-bidang seni yang mempunyai ruang lingkup, sebagai berikut pengenalan tentang pengertian seni adalah seni mempunyai sinonim atau persamaan kata techne (Yunani), ars (Latin), kuns (Jerman), dan art dalam bahasa (Inggris). Kesemuanya mempunyai pengertian yang sama yakni ketrampilan dan kemampuan ini dikaitkan dengan tinjauan dalam seni misalnya nilai estetis (keindahan), etis dan nilai praktis. Tujuan-tujuan tersebut nampaknya seni cenderung dikaitkan dengan nilai estetis sehingga ada pendapat bahwa seni sama dengan keindahan.

commit to user commit to user

Menurut Denis Husiman pengertian seni adalah mencipta dalam arti luas (dalam Human Sahman, 1993:11) lebih jauh mengatakan bahwa dalam mencipta atau kegiatan seni mempunyai tiga sasaran utama yaitu: Pertama, nilai filosofis perangi dasar maksudnya latar belakang atau konsep mencipta merupakan hal yang utama dan pokok dalam penciptaan, kedua nilai psikologis sasarannya ialah aktivitas menghayati seni dan ketiga, mempunyai sarana yang berkaitan dengan fungsi seni. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan timbal balik antara seniman sebagai pencipta seni, dan masyarakat sebagai pengamat. Hubungan timbal balik inilah bahwa seni disamping sebagai aktivitas seni juga sebagai media komunikasi. Selaras dengan pengertian ini Sudarso SP memberikan batasan tentang seni sebagai berikut, seni adalah hasil karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, disajikan secara indah dan menarik sehingga merangsang timbulnya pengalaman batin manusia yang menghayatinya (Mulyadi, 1984:3)

Seni adalah hasil karya atau kegiatan manusia yang telah dikenal kehadirannya semenjak jaman prasejarah. Pencipta suatu karya seni selain dimasudkan untuk memenuhi kebutuhan praktis dimaksudkan pula untuk memenuhi kebutuhan estetis. Apabila seseorang menciptakan rumah, mebel, pakaian dan sebagainya tentulah tidak hanya sekedar agar benda-benda tersebut dapat dipakai tetapi lebih dari itu mereka berharap agar benda-benda tersebut memiliki keindahan. Hal ini biasa dikatakan bahwa seni dan minat estetik benar- benar merupakan suatu fenomena dalam kehidupan manusia.

Karya seni diciptakan bukan hanya memenuhi kepentingan penciptanya tetapi agar juga bermanfaat bagi orang lain yang disebut penghayat atau konsumen seni. Konsumen seni dalam hal ini dapat dibedakan menjadi: konsumen seni yang bermaksud karya, dan konsumen seni yang bermaksud mengevaluasi

commit to user commit to user

Menurut Ki Hajar Dewantara, “Seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia. Dalam hal ini seni juga merupakan produk keindahan yang dapat menggerakkan perasaan indah orang lain yang melihatnya ”. (P. Mulyadi,2000: 5).

Sedang menurut Sudarso SP, “Seni adalah hasil karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya; pengalaman batin tersebut disajikan secara indah dan menarik sehingga memberikan atau merangsang timbulnya pengalaman batin pula kepada manusia lain yang menghayatinya. Kelahiran tidak didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan manusia yang pokok, melainkan merupakan usaha untuk melengkapi dan menyempurnakan derajad kemanusiaannya, memenuhi kebutuhan yang spiritual sifatnya. (P. Mulyadi,2000: 6).

Sedangkan menurut Sujoko (dalam Sudjoko, 2001:163) seni adalah kemahiran membuat atau melakukan sesuatu yang dipakai perangsang pengalaman estetik yang memuaskan. Pengertian puas disini masih dalam pengertian luas, sebuah perasaan puas bisa meliputi rasa senang, sedih, muak, jijik, terharu dan sebagainya. Rasa puas diperlukan oleh seorang seniman (si pencipta) tanpa rasa puas ia tidak akan menciptakan hasil seni yang baik. Jadi, kesimpulannya seni adalah hasil karya yang dibuat manusia yang dituangkan kedalam media rupa dengan memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa, serta mengandung maksud dan tujuan tertentu.

commit to user

Seni rupa ditinjau dari segi fungsi bagi masyarakat dibagi menjadi kelompok, yaitu seni murni (fine art) dan seni terapan (applied art). Seni murni (fine art) adalah kelompok karya seni rupa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual. Artinya bahwa kelahiran karya seni tersebut lahir dari adanya ungkapan atau ekspresi jiwa, tanpa adanya faktor pendorong untuk tujuan kegunaan praktis. Dengan kata lain seni tersebut bukan lagi merupakan kebuhan praktis bagi masyarakat tetapi hanya mengejar nilai untuk kepentingan estetika seni yang dimanfaatkan dalam lingkungan seni itu sendiri atau disebut sebagai seni untuk seni (Soedarso Sp, 1990:21).

D. Kajian Tentang Seni Lukis

1. Pengertian Seni Lukis

Seni lukis adalah suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dwi matra), dengan menggunakan medium rupa dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis material seperti tinta, cat, atau pigmen, tanah liat, semen dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa. Pengertian dan definisi seni lukis sangat beragam, namun kadang terjadi kesimpang siuran pengertian antara seni lukis dan menggambar atau seni gambar. Lukisan dan gambar tidak dapat dibedakan dengan sekedar memilahkan material yang digunakan, tetapi lebih jauh dari itu yang lebih memerlukan pertimbangan tentang estetik, latar belakang pembuatan karya dan sebagainya.

Menurut Edy Tri Sulistyo, (2005:1) pengertian umum tentang seni lukis adalah merupakan salah satu hasil karya seni rupa dwi matra, disamping seni grafis ilustrasi, desain komunikasi visual, gambar dan sketsa. Seni gambar dan sketsa permasalahannya hampir sama dengan seni lukis, meskipun demikian kedua karya tersebut dapat dirinci pengertiannya dan memiliki kekhususan yang berbeda. Lukisan, kadangkala disebut gambar, karena didalam lukisan kadang terdapat gambar. Sketsa, juga memiliki ciri yang sama dengan lukisan, karena

commit to user commit to user

Untuk lebih jelasnya pengertian antara sketsa, gambar, dan lukisan, simak keterangan di bawah ini: Sketsa (menurut kamus bahasa Inggris: sketch) yang artinya rencana, bagan, atau denah. Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan semata-mata garis besar ataupun sebagai percobaan ataupun sebagai tanda mengingat-ingat, yang digunakan dalam gambar biasa catatan singkat tanpa bagian-bagian kecil yang mengengemukakan gagasan sesuatu.

Gambar merupakan bahasa yang universal dan telah berkembang sebelum ditemukannya bahasa tulisan. Sejak zaman prasejarah manusia primitif telah mengenal gambar sebagai bahasa rupa. Pada dasarnya, menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi sebuah ekspresi dan aktualisasi diri. Hal ini karena selain memiliki fungsi praktis, menggambar juga memiliki fungsi untuk terapi secara psikologis.

Lukisan merupakan karya seni lukis yang dituangkan kedalam media rupa (kanvas) dengan menggunakan unsur atau elemen desain dan memperhatikan prinsip-prinsip desain, serta mengandung maksud dan tujuan tertentu.

Di dalam seni lukis, pada hakekatnya adalah penuangan ide kreatif yang didalamnya terdapat unsur ekspresi dan kreativitas. Warna didalam seni lukis menjadi elemen yang sangat penting, karena kehadiran warna didalam seni lukis menjadi daya tarik bagi penikmatnya. Ditinjau dari tujuan penciptanya, seni lukis tergolong seni rupa murni (fine art) karena penciptanya tidak terikat oleh persyaratan yang berhubungan dengan kegunaanya. Selain itu didalam seni lukis tidak terlepas dari komponen seni, antara lain: tema (subject matter), bentuk (form), dan isi (content). Di bawah ini penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut.

commit to user

Subject matter atau tema pokok ialah rangsangan cipta seniman dalam usahanya untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk menyenangkan adalah bentuk yang dapat memberikan konsumsi batin manusia secara utuh, dan perasaan keindahan kita dapat menangkap hormoni bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat sensitifnya. Subject matter sebagai stimulus atau rangsangan yang ditimbulkan oleh objek. Dalam sebuah karya seni hampir dapat dipastikan adanya subject matter, yaitu inti atau pokok persoalan yang akan dihasilkan sebagai akibat adanya pengolahan objek, baik objek dalam maupun yang terjadi dalam ide seseorang seniman dengan pengalaman pribadinya. Ada kalanya seseorang seniman mengambil alam sebagai objek karyanya, tetapi karena adanya pengolahan dalam diri seniman tersebut maka tidaklah mengherankan apabila bentuk (wujud) terakhir dari karya ciptaanya akan berbeda dengan objek semua. Subject matter merupakan bentuk dalam ide sang seniman, artinya bentuk yang belum dituangkan dalam media belum lahir sebagai bentuk fisik.

b. Bentuk

Bentuk bermakna memiliki dimensi tertentu. Dua dimensi (dimensi ketiga tidak diperhitungkan), namun masih mungkin menampilkan wujud tiga dimensi yang bersifat semu (seperti lukisan dengan lapisan cat yang tebal, relief, lukisan pada pot, piring atau lainnya). Dua dimensi secara fakta hanya diserap melalui indera mata dengan berbagai macam tipuan optik yang mengekploitasikan keberadaan ruang dan volume ke dalam bentuk.

c. Isi

Isi atau sebenarnya adalah bentuk psikis dari seseorang penghayat yang baik. Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri penghayat. Bentuk hanya cukup dihayati secara indrawi tetapi isi atau arti dihayati dengan mata batin seorang penghayat secara kontenplasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa isi disamakan dengan subject matter seorang penghayat. Disini persamaan antara pencipta dan penghayat, seorang seniman pencipta adalah penghayat yang pertama yang punya bentuk psikis didalam dunia idenya yang

commit to user commit to user

Tema atau pokok isi adalah hal-hal yang perlu dan hendak diketengahkan karya seni (subject matter). Menurut, The Marriem Webster Dictionary berarti

a subject or topic of artistic representation . Tema dapat berasal dari berbagai masalah, mulai dari kehidupan perasaan (emosi), kisah atau cerita, kehidupan keagamaan, sejarah, pengalaman intelektual, perlambangan-perlambanagan, atau peristiwa meta fisik lainnya. (Mikke Susanto, 2003:22).

2. Elemen Visual Seni Lukis

Dalam karya seni lukis terdapat elemen-elemen visual seperti garis, warna, bidang, tekstur, dan gelap terang, yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Garis

Di dalam seni rupa (sebut saja seni lukis) pengertian garis bisa jadi titik- titik yang berhimpit berkelanjutan, kemungkinan lain merupakan pertemuan atau persilangan dari dua buah bidang atau warna, atau dapat pula sesuatu yang berdimensi memanjang atau sesuatu yang membatasi ruang dan bidang. Melihat bentuknya, garis dapat kita bagi dalam tiga macam yakni pertama garis lurus; horizontal dan vertikal (tegak lurus dan mendatar). Kedua garis lengkung atau bergelombang; bisa pendek atau panjang. Dan ketiga garis patah-patah; bentuk zig-zag, siku-siku atau membentuk sudut tajam.

Dari ketiga bentuk dasar tadi garis dapat memberikan kesan sifat simbol yang bermacam-macam antara lain:

1) Membentuk kesan kekuatan, misalnya pada bentuk-bentuk piramida, ka’bah, vertikal, diagonal. Bentuk-bentuk demikian disebut juga sebagai

raunded arches .

2) Membentuk kesan berirama, dapat dinyatakan bentuk lengkung berurutan serta bentuk-bentuk memutar (spiral.).

commit to user commit to user

4) Bentuk garis tegak yang bagian ujungnya melengkung memberi kesan

kelesuan, kesedihan, kedukaan atau disebut juga bending upright line.

5) Kesan sugesti dari garis yang berkobar, bersemangat atau berkekuatan spiritual yang disebut upward swirls. Dari bentuk ini memberi kesan sugesti ketenangan, kemalasan, berirama atau disebut dengan rhytmic horizontal.

6) Bentuk garis yang memberi kesan pancaran keatas sugesti pertumbuhan, idealisme atau bisa juga spontanitas. Bentuk ini disebut upward sprays.

7) Jenis garis yang secara ilusif memberi kesan melenyap, memperlihatkan

jarak kejauhan, kerinduan disebut Diminisshing Perspective.

8) Penggambaran garis yang memberi kesan perluasan terbatas, pelebaran ruang disebut Inverted Perspective.

9) Bentuk garis yang secara ilusif memberi kesan pandangan tentang keadaan, ledakan, memusat, disebut Radiation Line.

10) Bentuk lain yang disebut dengan waterfall adalah bentuk garis yang memberi kesan gaya bebas, penurunan yang berirama.

11) Penggambaran garis-garis yang bertumpuk yang memberi kesan konflik, sesuatu peperangan disebut Conflicting Diagonals. ( Soegeng Toekio. M, 1983:18 )

Selain tersebut diatas, sifat garis yang cenderung mempunyai bentuk simbol ini antara lain juga termasuk: rythme curve, zig-zag line, rythmic horizontal, vertikal, diagonal, raunded arches, dan gothic arch. Kehadiran garis dalam seni lukis dapat menentukan kualitas suatu karya, misalnya kita pada karya Albert Durer yang menonjolkan satu olahan garis halus pada karyanya. Begitu pula garis-garis yang dibuat Michael Angelo, setiap goresan mampu memberikan kesan yang berbeda.

Menurut Edy Tri Sulistyo (2005:90), dipandang dari sudut ilmu eksakta, pengertian garis adalah rentetan (rangkaian) titik yang mempunyai deretan memanjang dan punya arah tertentu. terjadinya garis disini biasanya dilakukan dengan pertolongan kontruksi. Artinya dengan alat bantu seperti jadi titik yang berkelanjutan, pertemuan atau persilangan dari dua buah bidang atau warna, atau bisa jadi sesuatu yang membatasi ruang atau bidang, atau sesuatu yang berdimensi memanjang. Berdasarkan arahnya garis mempunyai sifat dasar yaitu garis lengkung. Garis lurus bisa dibuat variasinya misalnya garis lurus pendek dan panjang, garis patah-patah dan garis bengkok, garis bergelombang, garis lengkung menyudut, dan sebagainya. Konon dengan sifat ini dapat menunjukkan karakter

commit to user commit to user

b. Shape

Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur. Di dalam karya seni, shape digunakan sebagai simbol perasaan seniman didalam menggambarkan obyek hasil subyek matter, maka tidak heran apabila seseorang kurang dapat menangkap atau mengetahui secara pasti tentang obyek hasil pengolahannya.

c. Warna

Suatu benda dapat dikenali dengan berbagai warna seperti merah, kuning, hijau, dan sebagainya, karena secara alami mata kita dapat menangkap cahaya yang dipantulkan dari permukaan benda tersebut. Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa, merupakan unsur-unsur yang sangat penting, baik dalam seni murni maupun didalam seni terapan. Bahkan warna sangat berperan dalam segala aspek kehidupan manusia.

Dari sekian banyak elemen visual pada karya seni lukis, warna mempunyai daya tarik tersendiri. Mengamati lukisan yang berwarna rasa- rasanya lebih tertarik jika dibanding lukisan hitam putih. Warna, kecuali dapat merangsang indera mata juga besar pengaruhnya terhadap jiwa atau pribadi seseorang. Warna pada sebuah lukisan disamping memberikan nilai

commit to user commit to user

d. Tekstur

Tekstur dalam seni lukis adalah sifat-sifat (kualitas) pemukaan bidang. Didalam menghasilkan tekstur, banyak cara yang ditempuh, tetapi pada garis besarnya ada dua macam. Pertama, tekstur nyata, artinya kesan yang diterima dengan pemukaan bidangnya memang sesuai. Misalnya sebuah lukisan jika dilihat dan diraba merasa kasar, timbulnya wujud kasar tersebut memang sudah disengaja oleh penciptanya, yakni dengan mencampurkan pasir atau serbuk lain dengan catnya sewaktu masih basah sehingga hasilnya menjadi kasar. Contoh tekstur nyata yang lain yakni plototan langsung cat dari tube yang selalu dilakukan pelukis Affandi.

Kedua adalah tekstur semu, artinya sifat kesan permukaan sesuatu bidang pada seni lukis hanya merupakan tipuan. Maksudnya, hasil penglihatan dengan dengan wujud yang sebenarnya adalah tidak sesuai. Timbulnya tekstur semu, karena hanya penguasaan teknik gelap terang didalam seni lukis. Kenyataannya jika diraba bidang tersebut halus saja, tetapi jika dilihat nampaknya kasar.

e. Gelap Terang

Adanya gelap dan terang merupakan akibat dari suatu cahaya yang jatuh pada suatu benda sehingga mengakibatkan kesan gelap terang. Secara luas gelap terang dapat diartikan sebagai perbedaan pencerahan warna atau

commit to user commit to user

3. Prinsip-Prinsip Visual atau Seni Rupa

a. Komposisi

Komposisi secara sederhana adalah susunan (keseimbangan). Berhasil dan tidaknya suatu karya seni lukis atau seni rupa pada umumnya sangat ditentukan oleh susunan unsur-unsur sehingga susunan itu dapat membentuk ungkapan sesuai dengan yang dikehendaki penciptanya. Susunan unsur-unsur tersebut mencakup pada mengenai keseimbangan (balance) dapat terwujudkan apabila unsur-unsur garis, bidang, warna, dan sebagainya memberi rasa seimbang serta memuaskan kepada kita yang melihat atau merasakannya.

Untuk mencapai keseimbangan dalam seni lukis banyak cara ditempuhnya. Misalnya dengan jalan mengatur unsur-unsur secara simetris ataupun a-simetris. Keseimbangan simetris maksuknya ialah, apabila bagian kiri dan kanan atau bagian bawah dan atas dari sebuah desain sama besar (kekuatannya), sedangkan keseimbangan a-simetris maksudnya ialah, apabila bagian kiri dan kanan bagian atas dan bawah dari sebuah desain tidak sama besar (kuat), tetapi jika dilihat atau dirasakan masih terasa seimbang.

b. Dominasi

Secara keseluruhan elemen-elemen visual sebuah lukisan harus mempunyai hubungan yang baik, agar lukisan tersebut lebih menarik perhatian bagi apresian, maka dominasi (center of interest) perlu dihadirkannya. Kehadiran dominasi atau pusat perhatian di sini ditujukan untuk menonjolkan bagian tertentu yang sekiranya perlu disampaikan. Penempatan dominasi tersebut tidak mudah dilakukannya. Dimana harus ditempatkan, dan bila mana diperlukan adalah merupakan suatu masalah yang harus dipertimbangkan secara mendalam. Biasanya, penempatan dominasi diletakkan dibagian tengah permukaan bidang dan tepat pada sasaran

commit to user

Ada kalanya center of interest hanya ditandai dengan warna yang mencolok dan menarik (warna terang) jika latar belakangnya warna-warna gelap, dan sebaliknya dengan warna gelap, jika latar belakang (background) nya warna-warna terang, atau dengan cara lain misalnya dengan menonjolkan salah satu bentuk dengan penggarapan secara detail.

c. Kesatuan (Totalitas)

Kesatuan (totalitas) adalah perpaduan atau keselarasan antara unsur- unsur visual menjadi satu kesatuan ungkapan dan kesatuan makna. Kesatuan ungkapan dan kesatuan makna inilah yang merupakan kesan keseluruhan dari karya seni. Demikian jelasnya dalam sebuah lukisan bila unsur-unsur tersebut diatas berpadu selaras dan membentuk suatu pernyataan atau ungkapan maka kita katakan lukisan itu berhasil. Jika tidak, karya itu hanyalah merupakan penyampaian elemen yang tidak memiliki kekuatan. Jadi pernyataan atau ungkapan yang terbentuk oleh paduan unsur-unsur merupakan kekuatan dalam karya seni.

Bicara masalah totalitas, tentu saja kehadiran atau keberhasilan suatu karya seni tidak bisa lepas dengan unsur lainnya. Tema atau isi, juga kreativitas dan gaya pribadi serta teknik tidak lepas dengan unsur visualnya. Karena itu unsur yang terakhir ini harus selaras dengan unsur visualnya. Jika hal itu terlaksana maka akan menghasilkan karya yang baik.

d. Keseimbangan (Balance)

Pengertian komposisi harus mencakup keseimbangan yang dimaksud (balance) adalah beberapa unsur karya seni dapat memberi rasa seimbang serta memuaskan kepada kita yang melihat dan merasakannya (Edy Tri Sulistyo, 2005:98).

commit to user

Pada dasarnya distorsi adalah mengubah suatu bentuk dengan tujuan untuk lebih menampilkan karakter, atau watak dari bentuk tersebut. Sedang deformasi adalah mengubah bentuk dari bentuk aslinya. Pengertian distorsi dalam seni lukis, termasuk pula hal melebih-melebihkan warna dari obyek sesungguhnya dan juga perbedaan-perbedaan yang bersifat tekstural atau kualitas sesuatu permukaan (Sunarto, 1994:5-6).

Seperti halnya pada karya ketiga yaitu karya yang penulis beri judul “Pengemis”. Pada awalnya disini sumber ide yang ada tidak seperti hasil

jadinya, yaitu yang awalnya tanpa ada tangannya kemudian dalam karya tugas akhir ini penulis menambahkan sebuah tangan yang menyimbolkan meminta atau mengemis agar unsur pengemis dapat tercapai.

4. Tema Dalam Seni Lukis

Dalam penciptaan karya tugas diambi l tema tentang “ketuaan” yaitu sesuatu yang ada hubungan dengan tua, baik dari wujud, tekstur, maupun warnanya. Terutama disini lebih cenderung tertarik akan visualnya atau wujud nyatanya.

5. Medium

Pengertian media adalah sesuatu (bahan baku) yang dibutuhkan untuk media seni lukis, sedang alat adalah barang atau peralatan yang dipergunakan untuk menerapkan bahan dan teknik. Media yang lazim digunakan dalam seni lukis berupa kertas dan kanvas.

1) Kertas Semua jenis kertas pada umumnya dapat digunakan untuk media lukis, yang diutamakan kertas tersebut polos atau tidak bergaris. Kertas yang berwarna ataupun tidak (putih) keduanya dapat dipergunakan sebagai media untuk melukis. Dalam hal ini dipilih kertas linen, karena tekstur dari pada kertas ini menyerupai kain sehingga tanpa diolah dengan teknik tertentu

commit to user commit to user

2) Kanvas Disamping kertas dan karton, kain kanvas yang sudah jadi sering digunakan dalam media seni lukis. Jika kertas cocoknya dengan pewarna cat air, pastel atau krayon, maka kanvas cocok bila digunakan dengan cat minyak (oil colour) atau akrilic. Sedangkan untuk kain kanvas disini penulis memakai kain kanvas buatan sendiri. Yaitu dengan menggunakan kain blaco atau kain seadanya yang sekiranya masih dapat dimanfaatkan kemudian dibentangkan dalam sebuah kayu spanram lalu dicat dengan cat tembok yang sudah dicampur dengan lem fox sebagai perekat kain hingga rata dan kering. Disamping menghemat uang juga menambah kretivitas seniman.

E. Landasan Penciptaan

Seorang seniman dipastikan mempunyai kondisi latar belakang yang berbeda, sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan hasil karya yang diciptakan. Dalam hal ini tidak mengacu atau mengarah pada satu seniman saja, melainkan tak terbatas. Artinya dalam penciptaan karya tugas akhir ini diekspresikan dari berbagai sumber, referensi, corak, ragam, maupun dalam hal keteknikan.

Karena kalau mengacu pada satu seniman atau satu gaya tertentu, hal itu menjadi suatu keterikatan saja, serta mempersempit ruang lingkup dalam proses kreativitas. Sehingga dengan kebebasan dan tanpa ikatan tertentu, gagasan dapat diekspresikan dalam media rupa dengan mudah.

Salah satu karya seniman terkenal yaitu karya Leonardo Da Vinci yang dijadikan landasan dalam penciptaan karya tugas akhir ini bukan konsep atau isi yang dicermati, akan tetapi corak, gaya, maupun warna yang klasik yang ditampilkan dari karya seniman tersebut. Karena dari visual yang nampak, menimbulkan daya tarik tersendiri dan membuat orang yang melihat kagum.

Salah satunya adalah sebuah referensi yang sumbernya dari internet yang dijadikan landasan penciptaan karya tugas akhir, yaitu karya potret diri Leonardo

commit to user commit to user

Kemudian Mona Lisa, yaitu lukisan minyak di atas kayu poplar yang dibuat oleh Leonardo da Vinci pada abad ke-16. Lukisan itu sering dianggap sebagai salah satu lukisan paling terkenal di dunia dan hanya sedikit karya seni lain yang menjadi pusat perhatian, studi, mitologi, dan parodi. Lukisan itu dimiliki oleh pemerintah Perancis dan dipamerkan di Musée du Louvre di Paris.

Begitu pula Sketsa Leonardo Da Vinci yang masih tersimpan hingga kini, setiap goresannya sangat indah, goresan penanya juga jelas, hal ini jarang dijumpai pada saat itu. Terutama pada bagian mata dan rambut, tidak saja lembut, juga mengandung suatu daya tarik. Ini menunjukan kematangan, kemampuan lukis tingkat tinggi.

Pemilihan obyek, warna, dan tekstur yang digunakan seniman itu dalam lukisannya, serta penekanan alat yang digunakan begitu tegas, yakin dan proporsional menjadikan hasil karyanya mempunyai nilai lebih. Sehingga hal ini dijadikan sebagai landasan dalam penciptaan karya tugas akhir yang dituangkan dalam media rupa, yaitu dua dimensi atau lukisan.

commit to user

BAB III METODE PENCIPTAAN

A. Metode Penciptaan

Dalam proses penciptaan karya seni lukis ini, diperlukan suatu metode untuk menguraikan secara rinci tahapan-tahapan yang di lakukan dalam proses penciptaan, sebagai upaya dalam mewujudkan karya seni, yaitu:

1. Pendekatan Empiris Berdasarkan pengalaman dan pengamatan langsung berinteraksi dengan orang tua di masyarakat, karena pengalaman dan pengamatan tersebut sangat penting sekali. Di dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi dengan orang- orang yang sudah tua dan berpengalaman. Banyak fenomena-fenomena beragam yang terjadi didalam masyarakat luas secara umumnya dan sesuatu yang berhubungan dengan ketuaan khususnya, baik dari bentuk, warna, maupun sifatnya merupakan kajian pokok dalam konsep pembuatan karya tugas akhir ini. Dari pengalaman itu muncul ide untuk divisualisasikan kedalam media rupa yaitu lukisan.

2. Pendekatan Estetik Dari rasa ingin tahu tentang ketuaan, ketertarikan, berpikir, berimajinasi,

merasakan dan merespon objek yang dijadikan sumber penciptaan kemudian sampai proses pemahaman dan penghayatan melalui panca indra, banyak hal- hal yang diperoleh di masyarakat, misalnya: dari sesuatu yang sudah tidak berharga bahkan bisa dikatakan sampah, dapat dijadikan sumber ide atau inspirasi berkarya. Dengan melakukan berbagai macam percobaan-percobaan (eksperimentasi) dengan berbagai seleksi material dan penemuan bentuk- bentuk artistik, untuk mencapai integritas dari hasil percobaan yang telah dilakukan yang pada akhirnya akan menjadi sesuatu yang sangat berharga indah, menarik dan memiliki nilai seni yang tinggi yaitu karya seni.

commit to user

Tugas akhir ini dilaksanakan pada Bulan April 2009 sampai dengan November 2010. Kegiatan yang dilakukan mulai dari pengajuan judul sampai dengan ujian atau persentasi karya. Untuk menjelaskan kegiatan secara terperinci, di bawah ini terdapat tabel tentang jadwal pelaksanaan kegiatan.

No Kegiatan Tahun 2009/2010

Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul 2 Pembuatan proposal 3 Pengadaan bahan dan alat 4 Proses pengerjaan karya 5 Finishing 6 Pembuatan laporan 7 Persiapan pameran 8 Pameran 9 Ujian 10 Revisi

No Kegiatan Tahun 2010/2011

Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul 2 Pembuatan proposal 3 Pengadaan bahan dan alat 4 Proses pengerjaan karya 5 Finishing 6 Pembuatan laporan 7 Persiapan pameran 8 Pameran 9 Ujian 10 Revisi

BAB IV DESKRIPSI KARYA

A. Konsep Karya

1. Karya Pertama Berjudul “Sosok”

Terkadang apa yang kita lihat, kita rasakan, maupun kita dengar sehari- hari akan menjadi sebuah referensi atau inspirasi. Seperti halnya batang pohon tua yang sudah mati dan rapuh ini menjadi sebuah inspirasi dalam berkarya seni.

Gambar 11 Ukuran : 125cm X 125cm Media : Oil On Kanvas

Didalam karya ini mempunyai banyak kenangan dan pesan yang tersimpan. Salah satunya adalah siklus kehidupan. Begitu pula sesuatu yang ada dalam angan-angan ataupun hanya ilusi semata akan memperkuat daya imajinasi

commit to user commit to user

2. Karya Kedua Berjudul “Kepedihan”

Gambar 12 Ukuran : 125cm X 125cm Media : Oil On Kanvas