PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009 – 2012)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009 – 2012)

Oleh

TIYA MARSELA

Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris apakah adopsi International Financial Reporting Standard berpengaruh terhadap Earnings Response

Coefficient, dengan menggunakan Earnings Response Coefficient sebagai variabel dependen dan adopsi International Financial Reporting Standard sebagai variabel independen, serta struktur modal, risiko sistematik, ukuran perusahaan dan Market to Book Value Ratio sebagai variabel kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dan diperoleh 43 perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian.Periode yang digunakan dalam penelitian yaitu tahun 2009– 2012, sehingga data observasi keseluruhan berjumlah 172 data.Pengujian dilakukan dengan analisis regresi linear berganda, dimana sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji kelayakan dari data penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel adopsi International Financial Reporting Standard berpengaruh secara positif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Variabel kontrol struktur modal berpengaruh negatif terhadap Earnings Response Coefficient, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient sedangkan risiko sistematik dan Market to Book Value Ratio tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient. Kata kunci : Earnings Response Coefficient, adopsi International Financial Reporting Standard, struktur modal, risiko sistematik, ukuran perusahaan dan Market to Book Value Ratio.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT ADOPTION OF INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD ON EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (Empirical Studies on Manufacturing Companies Registered in Indonesia Stock

Exchange 2009 - 2012)

By

TIYA MARSELA

This research aims to analyze the effect adoption of international financial

reporting standard on earnings response coefficient. Earnings response coefficient as a dependent variable and adoption of international financial reporting standard as an independent variable, with leverage, risk, size, and market to book value ratio as control variables.

The sample is taken with purposive sampling method and get 43 companies that suitable with criteria in this research. The periods that used in this research from 2009 – 2012, and total of observation is 172 data. This research is examined by multiple linear regression, and classic assumption test for examining the fairness about research data.

The result of this research shows that adoption of international financial reporting standard have positive significant effect on earnings response coefficient. leverage as control variables have negative effect on earnings response coefficient, size have positive effect on earnings response coefficient, while risk and market to book value ratio does not effect on earnings response coefficient.

Keyword : Earnings Response Coefficient, Adoption of International Financial Reporting Standard, leverage, risk, size, and Market to Book Value Ratio.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padangratu, pada tanggal 24 Februari 1992, sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sugimo dan Ibu Sri Marjimah.

Pada tahun 1998, penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Dharma Wanita PTPN VII Unit Usaha Padangratu Lampung Tengah. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis pada tahun 2004 di SD Negeri 1 Karangsari Padangratu Lampung Tengah. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP Negeri 2 Metro dan berhasil diselesaikan di tahun 2007, dan kemudian dilanjutkan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan akuntansi di SMK Negeri 1 Metro hingga tahun 2010.

Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2010. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bukoposo Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji pada tahun 2013.


(8)

MOTO

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.

- QS. Al-Baqarah: 45 -

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. - QS. Al Insyirah; 6 -

Bila Anda berpikir Anda bisa,maka Anda benar. Bila Anda berpikir Anda tidak bisa, Anda pun benar, karena itu ketika seseorang berpikir tidak bisa, maka

sesungguhnya dia telah membuang kesempatan untuk menjadi bisa Henry Ford

-Jangan kalah pada rasa takutmu.

Hanya ada satu hal yang membuat mimpi tak mungkin diraih : Perasaan takut gagal.


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah diberikan Allah SWT, penulis mempersembahkan karya tulis ini kepada orang-orang terkasih berikut.

1. Bapak dan ibuku tercinta yang telah membesarkan, mendidik, memotivasi serta mendoakanku dengan penuh kasih sayang untuk keberhasilanku. 2. Kakakku yang kusayangi Ika Kurniasih dan kakak iparku yang kuhormati

Suprianto yang telah mendukungku selama ini. 3. Adikku tersayang Arufil Ery Triana

4. Paman dan bibi serta sepupu – sepupuku , dan keponakan – keponakanku yang terkasih (Wisnu dan Alif).


(10)

SANWACANA

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul “PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL

REPORTING STANDARD TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009 –

2012)”.adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa

pengarahan, bimbingan, dan kerja sama semua pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Bapak Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Utama, atas kesediannya memberikan bimbingan dan masukan yang sangat

membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Lego Waspodo, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing Kedua yang selalu bersedia untuk memberikan bimbingan dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(11)

6. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A. selaku penguji utama. Terima kasih atas kritik dan sarannya yang membangun dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

7. Agus Zahron Idris, S.E., M.Si, Akt., selaku Pembimbing Akademik, terima kasih untuk nasehat dan bimbingannya selama ini.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Terima kasih untuk semua ilmu, wawasan, serta pelajaran yang telah diberikan selama ini.

9. Bapak dan Ibu saya yang saya cintai dan sayangi yang selalu menyebut nama saya dalam doanya, membimbing, mendukung, dan memberikan yang terbaik. Terimakasih untuk semua doa, dukungan, segala semangat dan perhatiannya, yang merupakan sumber kekuatan terbesar saya, semua pengorbanan bapak dan ibu tidak akan pernah bisa terbalaskan.

10.Adik yang saya sayangi Ery, Kakak yang saya sayangi Ika dan kakak ipar yang saya hormati Suprianto serta keponakan yang saya kasihi Wisnu dan Alif, terima kasih atas semangat, dukungan, dan doa, serta candanya. 11.Seluruh Staf TU, Administrasi, dan Akademik Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Unila, serta pegawai yang turut membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

12.Pak Sobari untuk kesabarannya dalam membantu mengurus skripsi dan proses birokrasinya. Mas Yana, Mas Yono, Mbak Sri, Mpok, dan Mas Leman;

13.Sahabat – sahabat yang selalu mendampingi, Deni, Iga, Mila, Citra, Vonna, dan Era, semua sudah kita lewati, senang, sedih, tawa, canda bersama-sama. Terimakasih untuk semangatnya, segala dukungan kalian, segala pengertiannya, semua nasehat-nasehat dan masukannya.

14.Sahabat – sahabat di Kost Papilaya, Mbak Devi, Mbak Cuwi, Mbak Cimut, Mbak Ery, Mbak Imah, Mbak Ety, Rizkyana, Mega, Puji, Ratna, dan Dian. Terimakasih untuk kebersamaanya, canda serta tawanya. 15.Sahabat – sahabat di masa SMA, Ose, Dewi, Novi, dan Isma terimakasih


(12)

Syarif, Pungki, Oksano, Ipeh, Yesi, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu di dalam skripsi ini. Terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya selama empat tahun ini.

17.Teman-teman KKN Desa Buko Poso, Way Serdang, Mesuji, Sonya, Sari, Siska, Hani, Latipa, Mbak sherly, Kak Panca, Kak Pandu, dan Kak Abimanyu, terimakasih untuk kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proses penyelesaian skripsi ini karena itu penulis menerima semua saran dan kritik yang membangun.

Akhir kata Penulis mengucapkan “Terima Kasih“.

Bandarlampung, Agustus 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah ... 4

1.2.1 Perumusan Masalah ... 4

1.2.2 Batasan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori... 7

2.1.1 Teori Signal ... 7

2.1.2 Konvergensi IFRS ... 8

2.1.3 Earnings Response Coefficient ... 12

2.2 Studi Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Penelitian ... 20

2.4 Hipotesis Penelitian ... 20

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ... 22

3.2 Data Penelitian ... 24

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.3 Operasional Variabel Penelitian ... 25

3.3.1 Variabel Dependen ... 25

3.3.2 Variabel Independen ... 29

3.3.3 Variabel Kontrol... 29


(14)

3.4.1 Statistik Deskriptif ... 31

3.4.2 Uji Regresi Linear ... 31

3.4.3 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.5 Uji Koefisien Determinasi ... 35

3.6 Uji Kelayakan Model (Uji Signifikansi F)... 35

3.7 Uji Hipotesis ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif ... 37

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

4.3 Koefisien Determinasi ... 44

4.4 Signifikansi Model Regresi... 45

4.5 Regresi Linear Berganda... 46

4.6 Pengujian Hipotesis ... 48

4.7 Pembahasan... 51

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 55

5.2 Keterbatasan ... 56

5.3 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 24

Tabel 3.2 Kriteria Uji Durbin Watson ... 35

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deksriptif ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas K-S ... 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 42

Tabel 4.5 Interpretasi Hasil Durbin Watson ... 43

Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji Goodness of Fit ... 45

Tabel 4.8 Signifikansi Model Regresi ... 46

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 46


(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hipotesis ... 20


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

diperlukan terutama pada saat ini dimana perusahaan – perusahaan multinasional mulai berkembang luas di berbagai negara, standar akuntansi yang berbeda pada setiap negara menjadi kendala bagi calon investor dan calon kreditor dalam memahami laporan keuangan yang disajikan dan hal tersebut mendorong timbulnya standar akuntansi yang berlaku secara internasional yaitu IFRS. International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) dengan tujuan memberikan kumpulan standar penyusunan laporan keuangan perusahaan di seluruh dunia sehingga meningkatkan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional,

menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan sehingga memudahkan investor dalam pengambilan keputusan.

IFRS telah dikonvergensikan ke dalam PSAK oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada Desember 2007, hal ini sesuai dengan salah satu tujuan yang


(18)

menciptakan satu set standar akuntansi yang berkualitas dan berlaku secara internasional, sehingga konvergensi PSAK ke IFRS sangat diharapkan akan membawa dampak positif diantaranya adalah mengurangi hambatan investasi lintas negara dan meningkatnya kualitas laporan keuangan karena laporan keuangan merupakan sumber informasi akuntansi (Cahyati, 2011).

Laporan keuangan yang berkualitas merupakan sumber informasi akuntansi yang sangat dibutuhkan terutama oleh pihak eksternal yaitu investor dan kreditor, terutama laporan laba rugi. Proksi yang sering digunakan untuk melihat hubungan antara informasi laba dengan bagaimana investor merespon informasi laba

tersebut adalah Earnings Response Coefficient (ERC), koefisien ini menunjukkan besarnya pengaruh laba terhadap return saham. Beaver (1989) dalam Wardhani (2009) menyatakan bahwa perubahan harga saham dapat diasumsikan sebagai respons terhadap perubahan laba selama kurun waktu tertentu. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai koefisien respon laba maka berarti laba semakin mencerminkan nilai ekonomisnya dan kualitas laba tersebut semakin baik. Selain itu Scott (2000) dalam Darmawan (2012) menemukan tujuh faktor yang dapat menentukan Earnings ResponseCoefficient yaitu: beta, capital stucture, persistence, earnings quality, growthopportunities, the information of price, dan the similarity of investor expectation.

Shoorvarzy dan Tuzandehjani (2011) membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penetapan standar akuntansi dengan Earnings Respons Coefficient. Standar IFRS yang berbasis prinsip, lebih condong pada penggunaan nilai wajar, dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci yang diharapkan dapat


(19)

3

mengurangi manajemen laba pada laporan keuangan (Cahyati, 2011), sehingga kualitas laba dapat menjadi lebih baik. Kip (2009) menyatakan bahwa akuntansi nilai wajar mempengaruhi koefisien respon laba yaitu peningkatan koefisien respon laba terlihat di hampir semua industri. Barth (2008) dalam Darmawan (2012) menjelaskan bahwa Earnings quality (kualitas laba) merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ERC, sedangkan kualitas laba itu sendiri

ditentukan oleh relevansi dari laba serta rendahnya earnings management. Lin, Riccardi, dan Wang (2012) menyatakan bahwa penggunaan IFRS menurunkan tingkat relevansi nilai, dan berdasarkan penelitian Indahsari (2008) menyebutkan bahwa ERC pada saat penerapan IFRS lebih kecil dibanding pada saat

menerapkan GAAP. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh wardhani (2009) dan Darmawan (2012) yang menyatakan bahwa relevansi informasi laba yang diukur menggunakan ERC lebih tinggi setelah adopsi IFRS.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh adopsi IFRS terhadap Earnings Response Coefficient. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian Darmawan (2012) dengan menggunakan sampel yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur di Indonesia, hal ini dilakukan dengan alasan bahwa perusahaan manufaktur merupakan kelompok yang dominan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta perusahaan manufaktur cukup sensitif terhadap setiap kejadian, selain itu menurut Indayani dan Mutia (2013) saham perusahaan manufaktur lebih banyak diminati oleh investor daripada perusahaan lainnya dan perusahaan manufaktur merupakan salah satu aset yang memiliki peranan penting dalam pembangunan menghadapi era persaingan bebas sehingga perusahaan manufaktur dituntut semakin efektif dalam mempublikasikan laporan


(20)

keuangannya terutama dengan adanya konvergensi standar PSAK dengan IFRS dimana pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan dalam hal tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul sebagai berikut :“Pengaruh Adopsi International Financial Reporting Standard terhadap Earnings Response Coefficient (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009 – 2012)”.

1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

Apakah adopsi International Financial Reporting Standard berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009 – 2012?

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa data-data kuantitatif berupa data

harga saham harian dan tahunan, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperoleh dari website http://finance.yahoo.com, dan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), web site BEI yaitu www.idx.co.id, berupa data lababersih perusahaan, total aset, total hutang yang tercantum dalam laporan keuangan. Penelitian ini tidak meneliti


(21)

5

faktor-faktor kualitatif yang mungkin akan berpengaruh pada kemampuan pengukuran adopsi IFRS dan ERC seperti faktor – faktor sosial dan manajemen perusahaan.

2. Penelitian ini hanya meneliti tentang adopsi IFRS dan Earnings Response Coefficient pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009 – 2012.

3. Tahun 2009 – 2010 adalah periode sebelum adopsi IFRS karena pada periode ini seluruh IFRS diadopsi ke PSAK dan 2011 – 2012 adalah periode adopsi IFRS karena pada periode tersebut PSAK berbasis IFRS mulai diterapkan secara bertahap.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan adalah untuk

menganalisis secara empiris pengaruh adopsi International Financial Reporting Standard terhadap Earnings Response Coefficient pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi investor, kreditor, dan pihak eksternal lainnya sebagai salah satu bahan dalam mempertimbangkan informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat. 2. Bagi perusahaan, sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial di


(22)

timbul di masa datang yang berhubungan dengan adopsi IFRS dan Earnings Response Coefficient serta agar perusahaan menambah informasi bagi emiten dalam menghasilkan informasi laba yang berkualitas.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam memahami pengetahuan teoritis yang telah dipelajari.

4. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai adopsi IFRS dan Earnings Response Coefficient.


(23)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Signal

Manajemen suatu perusahaan memunyai informasi yang lebih banyak dan akurat mengenai nilai perusahaan di tempatnya bekerja yang tidak diketahui oleh pihak luar terutama investor ataupun kreditor, sehingga jika manajemen perusahaan menyampaikan suatu informasi yang penting ke pasar maka informasi tersebut akan direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal adanya peristiwa atau kebijakan tertentu yang dapat memengaruhi nilai perusahaan, informasi tersebut dapat berupa laporan Keuangan. Wolk et al. (2004) mengungkapkan bahwa sinyal yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan nantinya akan memengaruhi investor dalam mengambil keputusan. Informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan.

Informasi laba yang dilaporkan manajemen merupakan sinyal mengenai laba di masa yang akan datang, jika informasi laba tersebut relevan bagi para pelaku pasar modal, maka informasi akan digunakan untuk menganalisis dan


(24)

terjadi respon atau reaksi pasar berupa perubahan harga saham perusahaan yang bersangkutan ke harga ekuilibrium yang baru. Harga ekuilibrium ini akan

bertahan sampai ada informasi baru lainnya yang akan merubah harga saham kembali ke harga ekuilibrium yang baru (Jogiyanto, 2000) dalam (wahyuningsih, 2007).

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal dapat berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan penggunaan standar akuntansi IFRS yang lebih memertimbangkan konsekuensi ekonomi dan nilai wajar. Penerapan standar akuntansi yang

berkualitas dengan baik akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas juga sehingga informasi mengenai perusahaan akan menjadi lebih baik yang selanjutnya akan disampaikan kepada calon investor sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi.

2.1.2 Konvergensi International Financial Reporting Standard

Seiring dengan perkembangan perusahaan multinasional kebutuhan akan standar akuntansi yang berbasis international mutlak diperlukan. Keanekaragaman standar yang dipakai menjadi kendala investor dan kreditor serta calon investor dan calon kreditor dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Hal tersebut

mendorong timbulnya standar akuntansi internasional IFRS yang dirumuskan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Indonesia sebagai salah satu negara G-20 telah memutuskan untuk konvergensi ke IFRS. Konvergensi sendiri


(25)

9

berarti to became similar or the same, dengan demikian konvergensi IFRS dapat diartikan membuat standar akuntansi suatu negara sama dengan IFRS

(Kartikahadi, 2010) dalam (Lestari, 2011).

Adapun latar belakang konvergensi IFRS di Indonesia adalah sebagai berikut (Wirahardja, 2010) :

1. Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum

2. DSAK-IAI sedang melakukan konvergensi IFRS dengan target tahun penyelesaian 2012

3. Sepanjang tahun 2009, DSAK-IAI telah mengesahkan 10 PSAK baru, 5 ISAK, dan mencabut 9 PSAK berbasis industri dan mencabut 1 ISAK

Ball (2006) dalam Darmawan (2012) menyatakan bahwa adopsi IFRS akan memberikan kegunaan bagi investor yaitu:

1. IFRS akan memberikan informasi akuntansi yang lebih akurat, lebih komprehensif dan lebih tepat waktu.

2. IFRS akan mengurangi biaya yang digunakan untuk mengolah informasi akuntansi karena dapat diperbandingkan secara internasional.

3. Pasar akan menjadi lebih efiesien sebab biaya yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan menjadi lebih rendah.

4. IFRS menghilangkan perbedaan standar akuntansi, yang secara langsung membuka peluang untuk terjadinya transaksi ekuitas antar negara.

5. Dengan adopsi IFRS dapat menurunkan risiko yang disebabkan oleh asimetri informasi sebagai akibat dari meningkatnya kualitas informasi akuntansi.


(26)

Adapun berdasarkan IAI terdapat tiga tahapan konvergensi IFRS di Indonesia yaitu sebagai berikut (Wirahardja, 2010):

1. Tahap adopsi (2008‐2010), dalam tahap ini dilakukan adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, serta mengevaluasi dan mengelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku.

2. Tahap persiapan akhir (2011), yaitu menyelesaian persiapan Infrastruktur yang diperlukan dan penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS secara bertahap.

3. Tahap Implementasi (2012), penerapan PSAK berbasis IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif

Manfaat Konvergensi IFRS (Wirahardja, 2010) adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance

comparability).

2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.

4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Selain itu, program konvergensi IFRS tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap dunia bisnis, antara lain sebagai berikut (Cintokowati, 2011):

1. Meningkatnya daya banding laporan keuangan memberikan kemudahan dalam mengakses pasar modal secara global.


(27)

11

2. Nilai wajar yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan akan meningkatkan relevansi laporan keuangan.

3. Laporan laba rugi akan menjadi lebih fluktuatif mengikuti perubahan harga pasar.

4. Sulit dilakukan income smoothing karena menggunakan pendekatan neraca dan nilai pasar.

5. IFRS menekankan pada principle base yang sangat bergantung pada

interpretasi dan professional judgment sehingga daya bandingnya akan sedikit turun apabila terdapat kepentingan untuk mengatur laba (earning

management).

6. Membatasi penggunaan off- balance sheet

Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam pelaporan keuangan. Adanya kebijakan ini pihak yang paling diuntungkan adalah investor terutama untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, karena dengan meningkatnya daya banding investor akan lebih mudah dalam membandingkan informasi akuntansi antar-perusahaan sehingga dengan adanya adopsi IFRS diharapkan akan lebih banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi. Perubahan standar akan membuat laporan keuangan semakin baik sehingga laba yang hasilkan dari laporan keuangan tersebut semakin berkualitas dan diharapkan investor semakin


(28)

2.1.3 Earnings Response Coefficient (ERC)

Scott (2000) dalam Januar dan Suryono (2007) menyatakan bahwa ERC

mengukur seberapa besar return saham dalam merespon komponen kejutan dari laba yang dilaporkan oleh perusahaan, dengan kata lain ERC menunjukkan keinformatifan laba suatu perusahaan atau menunjukkan seberapa besar laba mampu menerangkan variasi harga saham (return saham) sehingga ERC

merupakan koefisien sensitivitas laba akuntansi atau sensitivitas perubahan harga saham tehadap perubahan laba akuntansi. Dengan demikian ERC juga merupakan koefisien yang menunjukkan seberapa besar respon investor yang tercermin dalam perubahan return saham terhadap informasi laba yang terdapat dalam laporan keuangan. Jika nilai ERC positif menunjukkan bahwa respon investor naik terhadap informasi laba, sedangkan jika nilai ERC negatif menunjukkan bahwa respon investor turun terhadap informasi laba suatu perusahaan.

Cho dan Jung ( 1991) mengklasifikasi pendekatan teoritis ERC menjadi dua kelompok yaitu (1) model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi (Information Economics Based Valuation Model) yang menunjukkan bahwa kekuatan respon investor terhadap sinyal informasi laba merupakan fungsi dari ketidakpastian di masa mendatang. Semakin besar noise dalam sistem pelaporan perusahaan atau semakin rendah kualitas laba maka semakin kecil ERC dan (2) model penilaian yang didasarkan pada time series laba (Time Series Based Valuation Model).


(29)

13

Scott (2009) menyebutkan ada empat landasan pemikiran dan asumsi tentang pemakaian ERC yaitu:

1. Investor memiliki kepercayaan awal terhadap ekspektasi return dan risiko perusahaan yaitu kepercayaan berdasarkan semua informasi yang tersedia di publik sampai sesaat sebelum pengeluaran laporan keuangan. Pengetahuan awal ini tidak sama untuk setiap investor akan tetapi pengetahuan ini meliputi ekspektasi terhadap laba perusahaan.

2. Pada saat penerbitan laba tahunan, beberapa investor memiliki informasi yang lebih dengan menganalisis angka laba. Sehingga beberapa investor akan merevisi kepercayaan awal mereka terhadap ekspektasi return dan risiko. 3. Investor yang merevisi kepercayaannya terhadap probabilitas future return

yang meningkat dibanding ekspektasi awal akan melakukan pembelian saham begitu juga sebaliknya.

4. Akumulasi dari jual beli ini akan membawa dampak pada akumulasi abnormal return di sekitar periode penerbitan laporan keuangan.

Berdasarkan aspek empiris, Cho dan Jung (1991) mengklasifikasikan penelitian ERC dalam dua kelompok, yaitu :

1. Penelitian tentang determinan ERC, penelitian ini biasanya mengukur ERC sebagai suatu hubungan laba akuntasi dengan return saham menggunakan jendela perioda panjang dengan fokus utama untuk mengidentifikasi determinan atau faktor – faktor yang mempengaruhi ERC tanpa

mengaitkannya dengan peristiwa tertentu. Determinan ERC yang berhasil diikhtisarkan oleh Cho dan Jung berdasarkan hasil penelitian – penelitian


(30)

terdahulu meliputi persistensi laba, prediktabilitas laba, pertumbuhan laba, risiko perusahaan, besaran perusahaan dan efek industri.

2. Penelitian tentang keinformatifan laba akuntansi atau kandungan informasi laba akuntansi, penelitian ini diarahkan untuk menguji pengaruh suatu peristiwa tertentu terhadap perubahan ERC dengan menggunakan jendela dengan periode yang pendek. Sebagian besar penelitian keinformatifan laba berfokus pada : perubahan dalam ketidakpastian laba akuntansi di masa depan dan perubahan kualitas laba akuntansi. Jadi, dalam penelitian keinformatifan laba akuntansi, ERC dapat digunakan sebagai petunjuk tentang prospek laba perusahaan di masa depan dan petunjuk tentang kualitas laba akuntansi.

Terdapat determinan – determinan yang terbukti secara empiris memengaruhi Earnings Response Coefficient, dalam penelitian ini faktor – faktor tersebut digunakan sebagai variabel kontrol, berikut penjelasan masing – masing faktor:

a. Struktur Modal

Struktur modal suatu perusahaan sangat beragam bergantung pada kebijakan manajemen dengan mempertimbangkan sumber pendanaan yang paling efektif. Perusahaan dapat memilih menggunakan utang maupun penerbitan saham. Perusahaan yang tingkat leverage-nya tinggi berarti memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan modal, dengan demikian jika terjadi peningkatan laba maka yang diuntungkan adalah debtholders, sehingga semakin baik kondisi laba perusahaan maka semakin negatif respon pemegang saham, karena pemegang saham beranggapan bahwa laba tersebut hanya menguntungkan kreditur. Dhaliwal, Lee dan Farger (1991) dalam Murwaningsari (2008), Setiati dan


(31)

15

Kusuma (2004), murwaningsari (2008) membuktikan bahwa struktur modal (leverage) berpengaruh negatif terhadap koefisien respon laba (ERC).

b. Risiko Sistematik

Semua investasi yang dilakukan pada berbagai jenis perusahaan pasti memiliki risiko dengan tingkat yang berbeda-beda. Tidak ada investasi yang tidak mengandung risiko. Investor akan memilih menginvestasikan dananya pada perusahaan – perusahaan yang memiliki risiko yang rendah karena laba

perusahaan yang berisiko rendah lebih dapat diandalkan daripada laba perusahaan yang berisiko tinggi. Akibatnya pasar akan lebih bereaksi pada laba perusahaan yang berisiko rendah daripada yang berisiko tinggi.

Tinggi rendahnya risiko suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan estimasi nilai beta. Beta adalah salah satu proksi dari risiko yang merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Dalam arti, beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 1998 dalam Yuarta, 2005). Dalam perhitungan, nilai beta diperoleh dari hasil regresi antara return pasar terhadap return perusahaan, hal ini

menjelaskan bahwa beta (risiko sistematik) merupakan besaran pengaruh return pasar terhadap return perusahaan, jika nilai beta suatu perusahaan mendekati nol maka hal tersebut menjelaskan bahwa semakin kecil risiko sistematik pada perusahaan tersebut karena hal tersebut menunjukkan bahwa harga pasar yang sangat fluktuatif, kecil pengaruhnya terhadap return saham, dan jika nilai beta semakin besar menjelaskan bahwa semakin tinggi risiko sistematik pada


(32)

perusahaan tersebut. Collins dan Kothari, Easton dan Zmijewski (1989) dalam Setiati dan Kusuma (2004), Setiati dan Kusuma (2004), Delvira dan Nelvirita (2013) membuktikan bahwa risiko sistematik mempunyai hubungan negatif dengan koefisien respon laba, semakin berisiko perusahaan (expected rate of return) makaERC akan rendah.

c. Ukuran perusahaan

Perusahaan – perusahaan besar selalu menjadi obyek pengamatan yang ketat oleh para investor. Karena itu, berbagai informasi yang berkaitan dengan perusahaan besar tersebut selalu tersedia dan dapat diakses dengan mudah dari berbagai sumber secara terus menerus. Lain halnya dengan perusahaan kecil yang kurang menjadi perhatian publik. Informasi mengenai perusahaan kecil cenderung tidak dipublikasikan sehingga jarang tersedia di pasar.

Sedikitnya informasi yang dapat diperoleh di pasar membuat pasar kurang mampu memprediksikan laba yang akan dilaporkan perusahaan kecil. Sehingga akibatnya, laba perusahaan kecil mengandung kejutan laba yang lebih besar dibanding perusahaan besar. Perusahaan besar dianggap mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, jika terdapat inovasi baru maka inovasi tersebut besar pengaruhnya terhadap laba perusahaan berskala kecil dibanding pada perusahaan besar. (Barth et al 1998, Collins dan Kothari, 1989) dalam Naimah dan Utama (2006), Murwaningsari (2008) membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap koefisien respon laba (ERC). Namun, hasil tersebut berlawanan dengan Chaney dan Jeter (1992) dalam Naimah dan Utama (2006), Setiati dan Kusuma (2004), Naimah dan Utama (2006) yang


(33)

17

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara Earnings Response Coefficient dan ukuran perusahaan.

d. Market to Book Value Ratio

Market to Book Value Ratio merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja saham melalui harga pasarnya Jika nilai Market To Book Value Ratio semakin besar berarti pasar menilai ekuitas perusahaan lebih besar dibanding nilai bukunya hal ini mengindikasikan bahwa pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut pada masa mendatang dan perusahaan diharapkan memberikan manfaat yang tinggi terhadap investor di masa yang akan datang sehingga implikasinya adalah harga saham perusahaan akan naik, demikian juga sebaliknya. Collins dan Kothari (1989) dalam Murwaningsari (2008),

Murwaningsari (2008), Mulyani, Asyik dan Andayani (2007), membuktikan bahwa Market to Book Ratio berpengaruh positif terhadap koefisien respon laba (ERC).

2.2 Studi Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan Adopsi IFRSdan Earnings Response Coefficient dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil

1. Steve Lin, William Riccardi, Changjiang Wang (2012) Does accounting quality change following a switch from U.S.

GAAP to IFRS? Evidence from

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan IFRS manajemen laba meningkat, pengakuan kerugian lebih tepat waktu, dan menurunnya

relevansi nilai yang diproksikan


(34)

Germany 2. Arif Darmawan (2012) Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response Coefficient.

Adopsi IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi dan direspon secara positif oleh para investor. Selain itu terbukti pula bahwa informasi laba dinilai lebih tinggi setelah adopsi IFRS

dibandingkan sebelum adopsi IFRS. 3. Ilha Refyal

dan Dwi Martani (2012)

Pengaruh Adopsi PSAK 24 terhadap Earnings Response Coefficient

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya adopsi revisi PSAK 24, menyebabkan respon investor terhadap pelaporan earnings meningkat.

4. Mohammad Reza Shoorvarzy and Masoomeh Tuzandehja ni(2011)

The Impact of

Accounting Standard Setting on Earning Response

Coefficient (ERC): Evidence from Iran

Studi ini mengkaji dampak dari penetapan standar selama sepuluh tahun terakhir pada ERC. ERC sebagai proksi untuk penilaian kualitas laba. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara penetapan standar akuntansi dengan ERC .

5. André Kip (2009)

The Effect Of Fair Value Accounting on the Earnings

Response Coefficient

Penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi nilai wajar mempengaruhi koefisien respon laba. Peningkatan koefisien respon laba terlihat di hampir semua industri tetapi sangat besar bagi industri keuangan, asuransi dan real estate. ERC yang lebih tinggi akan menunjukkan informasi yang lebih banyak kepada investor dan akan dianggap bahwa laba lebih presisten. 6. Wiranda Indahsari (2008) IFRS, Earnings Volatility, And Earnings Response Coefficient: An Empirical Study Among European Banks

Penelitian ini membuktikan bahwa ERC atas laba berdasarkan IFRS signifikan lebih kecil dibanding dengan ERC atas laba berdasarkan GAAP.

Scott (2000) dalam Darmawan (2012) menemukan tujuh faktor yang dapat menentukan Earnings ResponseCoefficient yaitu: beta, capital stucture,

persistence, earnings quality, growthopportunities, the information of price, dan the similarity of investorexpectation. Murwaningsari (2008) menguji secara simultan beberapa faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient.


(35)

19

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara leverage terhadap ERC, ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, Market to Book Value Ratio berpengaruh positif terhadap ERC.

Setiati dan Indra (2004) meneliti tentang faktor – faktot yang memengaruhi koefisisen respon laba pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh dengan menggunakan variabel independen beta, presistensi laba, prediktabilitas laba, pertumbuhan laba, struktur modal, dan ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa struktur modal (leverage) berpengaruh negatif terhadap koefisien respon laba pada perusahaan yang bertumbuh dan perusahaan yang tidak bertumbuh. Ukuran perusahaan mempengaruhi secara positif, beta (risiko

sistematik) mempengaruhi secara negatif terhadap koefisien respon laba pada perusahaan yang tidak bertumbuh.

Delvira dan Nelvirita (2013) menguji pengaruh risiko sistematik, leverage dan persistensi laba terhadap Earnings Response Coefficient, hasil pengujian menunjukkan bahwa risiko sistematik berpengaruh signifikan negatif terhadap Earnings Response Coefficient, leverage tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient, persistensi laba berpengaruh signifikan positif terhadap Earnings Response Coefficient. Mulyani, Asyik dan Andayani (2007) meneliti faktor – faktor yang memengaruhi Earnings Response Coefficient dimana faktor – faktor yang berpengaruh adalah presistensi laba, leverage, beta, Market to Book Value Ratio, dan ukuran perusahaan sedangkan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient.


(36)

Naimah dan Utama (2006) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba akuntansi dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien respon laba pada perusahaan besar lebih kuat dibanding dengan

perusahaan kecil, Perusahaan yang mengalami pertumbuhan tinggi mempunyai koefisien respon laba yang lebih besar dibanding dengan perusahaan yang

mengalami pertumbuhan rendah, dan perusahaan dengan profitabilitas tinggi juga mempunyai koefisien respon laba yang lebih besar dibanding dengan perusahaan dengan profitabilitas rendah.

2.3 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Hipotesis (Regresi Berganda)

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response Coefficient Collins dan Kothari (1989) dalam Yuarta (2005) menyatakan bahwa respon pasar terhadap laba masing-masing perusahaan dapat bervariasi baik antar perusahaan

(+) Adopsi IFRS

Earnings Response Coefficient Variabel Kontrol

1. Struktur modal (LEV), 2. Risiko Sistematik (RISK) 3. Ukuran perusahaan (SIZE)


(37)

21

maupun antar waktu. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien respon laba tidak konstan. Shoorvarzy dan Tuzandehjani(2011) mengkaji dampak dari penetapan standar selama sepuluh tahun terakhir pada ERC sebagai kriteria proksi untuk penilaian kualitas laba. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara penetapan standar akuntansi dengan ERC .

Kip (2009) menjelaskan bahwa akuntansi nilai wajar mempengaruhi koefisien respon laba, peningkatan koefisien respon laba terlihat di hampir semua industri tetapi sangat besar bagi industri keuangan, asuransi dan real estate. ERC yang lebih tinggi akan menunjukkan lebih banyak informasi kepada investor dan akan dianggap bahwa laba perusahaan bersifat lebih presisten. Dan Armstrong et al. (2010) dalam Darmawan (2012) menjelaskan bahwa pasar merespon positif atas peristiwa adopsi IFRS di Uni Eropa, sebab pasar menilai dengan diadopsinya IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi, dan menurunkan asimetri informasi.

Selain itu, Wardhani (2009) membuktikan bahwa berdasarkan dimensi tingkat informasi dari laba, semakin konvergen GAAP lokal di suatu negara dengan IFRS maka semakin tinggi tingkat respons laba yang dihasilkan oleh pelaporan

keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan memberikan nilai relevansi yang semakin tinggi. Sedangkan berdasarkan penelitian Indahsari (2008) membuktikan bahwa ERC pada laba berdasarkan IFRS signifikan lebih kecil dibanding dengan ERC pada laba berdasarkan GAAP.


(38)

Berdasarkan penelitian Lin, Riccardi, dan Wang (2012) menjelaskan bahwa angka akuntansi berdasarkan IFRS menunjukkan manajemen laba yang meningkat, pengakuan kerugian lebih tepat waktu, dan menurunnya relevansi nilai yang diproksikan dengan ERC dibandingkan dengan standar US GAAP sehingga secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa standar US GAAP umumnya

menghasilkan kualitas akuntansi yang lebih tinggi dari penerapan IFRS.

Adopsi IFRS dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi dan direspon secara positif oleh para investor. Selain itu terbukti pula bahwa informasi laba dinilai lebih tinggi setelah adopsi IFRS dibandingkan sebelum adopsi IFRS dan hasil ini terbukti untuk data gabungan (Uni Eropa dan Australia) dan data Uni Eropa saja, namun tidak untuk data Australia (Darmawan, 2012). Selain itu

menurut Refyal dan Martani (2012) dengan adanya adopsi revisi standar akuntansi keuangan, menyebabkan respon investor terhadap pelaporan earnings meningkat.

Perubahan standar merupakan informasi baru, dan diharapkan dengan diadopsinya IFRS kualitas informasi akuntansi dapat meningkat sehingga akan direspon investor dengan menetapkan harga berdasarkan informasi tersebut dimana dengan adanya informasi baru dimungkinkan akan meningkatkan respon pasar.

Berdasarkan hal tersebut dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian ini adalah :

Ha: Adopsi International Financial Reporting Standard berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap EarningsResponse Coefficient di Indonesia pada perusahaan manufaktur. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia . Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive random sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriterianya sebagai berikut:

1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2009 – 2012 dan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap, digunakannya selama empat periode bertujuan untuk dapat melihat konsistensi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2) Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun 2009 – 2012 dan tidak delisting selama tahun penelitian tersebut. Saham perusahaan dikatakan aktif apabila sesuai dengan Surat Edaran PT BEJ No. SE-03/BEJ II-1/I/1994 yaitu saham yang mempunyai fekuensi perdagangan minimal 300 kali atau lebih dalam setiap tahunnya.


(40)

3) Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2009 – 2012.

4) Perusahaan yang memiliki saldo laba positif selama tahun 2009 – 2010. 5) Perusahaan tidak mengalami peristiwa yang nilai ekonomisnya sulit

ditentukan dan dapat memengaruhi reaksi pasar, seperti merger, akuisisi, dan pengambilalihan/ takeover.

6) Perusahaan menggunakan mata uang rupiah pada laporan keuangannya.

Dengan menggunakan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka diperoleh sebanyak 43 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria selama tahun 2009 – 2012 dan memiliki data yang dibutuhkan penulis.

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah Akumulasi

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012.

124 2. Perusahaan manufaktur yang melakukan Merger. ( 1) 123 3. Perusahaan manufaktur yang sahamnya tidak aktif (50) 73 4. Perusahaan manufaktur yang memiliki saldo laba

negatif (2009 – 2012).

(18) 55

5. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah

(11) 44

6. Tidak terdapat data penelitian ( 1) 43 Jumlah data selama periode penelitian 172

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Sumber data yang digunakan yaitu data harga saham perusahaan dan data Indeks Harga Saham


(41)

25

Gabungan (IHSG) yang diperoleh dari website http://finance.yahoo.com, laporan keuangan, dan tanggal publikasi laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), web site BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah:

1. Return saham harian dan bulanan, dimana return saham harian untuk masing-masing sampel penelitian selama periode jendela yaitu 5 hari sebelum sampai 5 hari sesudah tanggal publikasi laporan keuangan tahunan.

2. Data tanggal publikasi laporan keuangan perusahaan.

3. Harga penutupan saham gabungan (IHSG) harian dan bulanan untuk menghitung return pasar selama periode jendela.

4. Data Earnings, total hutang, dan total aset.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik dokumentasi, teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun informasi untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian.

2. Teknik studi pustaka, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku, literature, jurnal dan terbitan-terbitan lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3.3 Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002). Penelitian ini menggunakan Earnings Response Coefficient (ERC) sebagai variabel dependen. ERC dapat


(42)

diukur dengan beberapa kali tahapan perhitungan. Tahap pertama melakukan perhitungan cumulative abnormal return (CAR) dan tahap yang kedua menghitung unexpected earnings (UE).

a) CAR (Cumulative Abnormal Return)

Cumulative Abnormal Return merupakan proksi dari harga saham atau reaksi pasar. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data closing price untuk saham dengan periode selama pelaporan.

∑ Keterangan:

ARit = Abnormal return perusahaan i pada hari t

CARit(-5,+5) = Cumulative abnormal return perusahaan i pada waktu jendela peristiwa (event window) pada hari t-5 sampai t+5

Return saham dan return pasar perusahaan dihitung dengan menggunakan waktu pengamatan selama 11 hari perdagangan saham yaitu dari t-5 sampai dengan t+5, tanggal untuk menentukan t0 adalah tanggal pada saat publikasi laporan keuangan karena harga saham cenderung berfluktuasi pada beberapa hari sebelum dan sesudah pengumuman laba.

Dalam penelitian ini abnormal return dihitung menggunakan model sesuaian pasar, Soewardjono (2005). Abnormal Return diperoleh dari :


(43)

27

Keterangan:

ARit = Abnormal return perusahaan i pada periode ke- t Rit = Return perusahaan pada periode ke- t

Rmt = Return pasar pada periode ke- t

Untuk memperoleh data abnormal return tersebut, terlebih dahulu harus mencari return saham harian dan return pasar harian.

1. Menghitung return saham harian dengan rumus: Rit = (Pit – Pit-1)

Pit-1 Keterangan :

Rit = Return saham perusahaan i pada hari ke t Pit = Harga penutupan saham i pada hari ke t Pit-1 = Harga penutupan saham i pada hari ke t-1 2. Menghitung return pasar harian:

Rmt = (IHSGt – IHSGt-1) IHSGt-1 Keterangan:

Rmt = Return pasar harian

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada hari t IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada hari t-1


(44)

b)UE (Unexpected Earnings)

Pengukuran Unexpected Earnings menggunakan model random walk (Suaryana, 2004 dalam Darmawan, 2012), yakni dengan rumus sebagai berikut:

UEit = AEit – AEit-1 AEit-1 Keterangan:

Ueit = Unexpected earning perusahaan i pada periode t AEit = Laba setelah pajak perusahaan i pada periode t AEit-1 = Laba setelah pajak perusahaan i pada periode t-1

c) Earnings response coefficient (ERC)

Merupakan koefisien (β) yang diperoleh dari regresi antara cummulative abnormal

return (CAR) dan unexpected earnings (UE) sebagaimana dinyatakan dalam model empiris Arfan dan Antasari (2008), yaitu:

CAR = α + β (UE) + e Keterangan:

CAR = Cumulative abnormal return UE = Unexpected earnings

β = Koefisien hasil regresi (ERC) e = Komponen error


(45)

29

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel independen penelitian ini yaitu adopsi IFRS. Pengukuran variabel ini menggunakan variabel dummy yaitu1 untuk periode adopsi IFRS tahun 2011 – 2012 karena pada tahun tersebut PSAK berbasis IFRS sudah mulai diterapkan secara bertahap dan nilai 0 pada periode sebelum adopsi IFRS yaitu tahun 2009 – 2010.

3.3.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variebel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol digunakan untuk melengkapi atau mengkontrol hubungan kausal supaya lebih baik, bukan sebagai variabel utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang mempunyai efek pengaruh sehingga variabel kontrol tidak dihipotesiskan (Jogiyanto, 2007). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah struktur modal, risiko, ukuran perusahaan dan Market to Book Value Ratio.

a. Struktur Modal (LEV)

Variabel ini sesuai dengan Dhaliwal et al. (1991) dalam Darmawan (2012) yang menunjukkan bahwa ERC akan rendah jika perusahaan mempunyai leverage yang tinggi.

LEVit =


(46)

Keterangan:

Lev : Struktur Modal

TUit : Total utang perusahaan i pada tahun t TAit : Total aset perusahaan i pada tahun t

b. Risiko Sistematik (RISK)

Risiko diukur menggunakan risiko sistematik (beta) dengan menggunakan market model (Hartono, 2003) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rit = α i + βit Rmt + eit Keterangan:

Rit : Return perusahaan i tahun t

Rmt : Return pasar pada perusahaan i tahun t βit : Risiko sistematik (beta)

c. Ukuran Perusahaan (SIZE)

Ukuran perusahaan adalah variabel yang diukur dari log natural total asset perusahaan (Collins dan Kothari, 1989) dalam (Darmawan, 2012). Penggunaan nilai logaritma dilakukan untuk menghindari bias dalam pengukuran akibat adanya perbedaan skala operasi perusahaan.

SIZEit = Ln TAit Keterangan:

Sizeit : Ukuran perusahaan


(47)

31

d. Market to Book Value Ratio

Market to Book Value Ratio masing-masing perusahaan pada akhir periode laporan keuangan, dengan rumus yang digunakan Collins dan Kothari (1989) dalam Yuarta (2005):

Market to Book Ratio =

Keterangan:

Market to Book Ratio : Rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai bukunya MVE : Closing price x jumlah saham beredar

BVE : Total ekuitas

3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata, standar deviasi, maksimum, minimum (Ghozali, 2011). Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah

informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami.

3.4.2 Uji Regresi Linear

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu analisis regresi linear sederhana dan berganda menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows. Hasil penelitian berupa analisis statistik deskriptif dan teknik pengujian hipotesis. Pengujian terhadap hipotesis pada penelitian ini menggunakan persamaan regresi yang meregresikan variabel ERC


(48)

berupa variabel dummy (1 untuk tahun adopsi IFRS dan 0 untuk tahun tidak adopsi IFRS) yang dikontrol dengan variabel struktur modal, risiko sistematik, dan ukuran perusahaan. Adapun model pengujian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

ERCit = α + β0IFRS + β1LEVit + β2RISK + β3SIZEit + β4MBVit e Keterangan:

ERC : Earnings Response Coefficient i pada periode t α : Konstanta

IFRS : Dummy variabel dimana 1 adalah periode penerapan IFRS dan 0 periode sebelum penerapan IFRS

LEVit : Struktur modal perusahaan i pada periode t

RISK : Risiko sistematik (beta) perusahaan i pada periode t SIZEit : Ukuran Perusahaan i pada periode t

MBV : Market to Book Value Ratio perusahaan i pada periode t

β0,β1, β2, β3 : Koefisien regresi

e : Faktor lain yang mempengaruhi variabel Y

3.4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi - asumsi yang harus dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS). Jika terdapat penyimpangan asumsi klasik atas model linier yang diusulkan (negatif) maka hasil estimasi tidak dapat dipertanggungjawabkan atau tidak reliable. Menurut Ghozali (2011), untuk mendeteksi adanya


(49)

33

penyimpangan asumsi klasik maka dilakukan uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa suatu data terdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan

menggunakan uji statistik One-Sample Kolmogorov- Smirnov. Data dapat dianggap normal apabila probabilitas signifikansi variabel di atas tingkat

kepercayaan 0,05 (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data digunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test.

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terhadap variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi (Ghozali, 2011)


(50)

c. Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance konstan maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas dalam penelitian ini, maka digunakan uji Glejser. Uji Glejser ini dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari α=5%, maka tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2011).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi, dalam penelitian ini uji auotokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) yang

menggunakan titik kritis yaitu batas bawah (dl) dan batas atas (du). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order

aurocorellation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi, serta tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas.


(51)

35

Tabel 3.2 Kriteria Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi (+) Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi (+) No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi (-) Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi (-) No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokorelasi (+), (-) Tidak tolak du < d <4-du Sumber: Ghozali (2011)

3.5 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen (prediktor) terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, sehingga banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik (Ghozali, 2011).

3.6 Uji Kelayakan Model (Uji Signifikansi F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji F (pengujian signifikansi secara simultan). Langkah – langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:


(52)

H0 : variabel independen secara bersama – sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : variabel independen secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dengan kriteria pengujian yaitu, jika signifikansi lebih besar dari α = 5% maka H0 ditolak, dan jika signifikansi lebih kecil dari α = 5% maka H0 diterima

3.7 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi dari masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dilakukan dengan menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan

analisis (α) 5%. Dengan kriteria sebagai berikut, jika Sig. < 5% maka Ha diterima


(53)

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi maka dalam bab ini penulis

menyajikan simpulan dan saran. Simpulan dan saran yang disampaikan dalam bab ini seluruhnya didasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis.

Adapun simpulan dan saran adalah sebagai berikut:

5.1 Simpulan

Penelitian ini mencoba menguji bagaimana pengaruh adopsi International Financial Reporting Standard terhadap Earnings Response Coefficient. Dalam penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel kontrol yang diuji pengaruhnya dengan Earnings Response Coefficient. Variabel independen yaitu adopsi International Financial Reporting Standard yang berupa variabel dummy dan variabel kontrol yaitu struktur modal, risiko sistematik, dan ukuran

perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan – perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut – turut dari tahun 2009 hingga 2012. Berdasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen yang diuji yaitu International Financial Reporting Standard berupa variabel dummy


(54)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Hal ini berarti bahwa respon investor terhadap informasi laba meningkat dengan adanya pengadopsian International Financial Reporting Standard. 2. Hasil pengujian atas pengaruh variabel kontrol leverage, risiko sistematik,

ukuran perusahaan dan Market to Book Value Ratio terhadap Earnings Response Coefficient menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient, sedangkan risiko sistematik dan Market to Book Value Ratio tidak berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasab yaitu sebagai berikut: 1. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan – perusahaan

manufaktur yang menerbitkan laporan keuangannya secara berturut – turut selama empat tahun yaitu tahun 2009 – 2012, sehingga sampel yang didapat jumlahnya sedikit dan kurang menggambarkan populasi secara keseluruhan. 2. Masih banyak faktor – faktor lain yang dapat memengaruhi Earnings

Response Coefficient yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

3. Variabel independen adopsi International Financial Reporting Standard, leverage, risiko sistematik, dan ukuran perusahaan belum dapat

menjelaskan variabel dependen Earnings Response Coefficient secara keseluruhan. Sehingga, masih banyak variabel – variabel di luar model yang mungkin dapat memengaruhi Earnings Response Coefficient.


(55)

57

5.3 Saran

Berdasarkan pada keterbasan penelitian, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel penelitian dari berbagai jenis perusahaan atau industri, karena dengan tidak terfokus pada satu jenis perusahaan atau industri diharapkan dapat memeroleh Earnings Response Coefficient yang mencerminkn reaksi pasar modal terhadap informasi laba secara keseluruhan.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode amatan

penelitiannya sehingga diharapkan dapat memperoleh estimasi Earnings Response Coefficient yang lebih baik selain itu adopsi IFRS ini masih baru berlaku di Indonesia, kemungkinan belum sepenuhnya dapat diterapkan secara keseluruhan dan efektif sehingga perlu memperpanjang periode amatan.

3. Peneliti selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel determinan Earnings Response Coefficient serta menambah atau mengganti proksi dari variabel – variabel yang digunakan dengan proksi yang lain.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arfan, Muhammad dan Ira Antasari. 2008. Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba pada Emiten Manufaktur di BEJ. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol. 1 No. 1 Hal. 50 -64

Cahyati, Ari Dewi. 2011. Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS: Sebuah Tinjauan Teoritis dan Empiris. Jurnal Akuntansi Keuangan Vol.2 No.1 Hal. 1-7.

Cintokowati. 2011. “Teori Akuntansi: International Accounting”,

http://cintokowati.wordpress.com/2011/01/03/teori-akuntansi-international-accounting/, diakses tanggal 30 November 2013.

Cho, J.Y and K. Jung. 1991. Earnings Response Coefficient: A Sythesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature. Vol.10 (1991) Hal. 85-116.

Darmawan, Arif. 2012. Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response Coefficient. Rangkuman Tesis, Program Magister Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unversitas Gadjah Mada.

Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Journal Warwick Research Archives, Vol. 1, No. 1 Hal 129 – 153.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IMB SPSS19. Edisi Kelima. Semarang: BP UNDIP.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi 3, Yogyakarta: BPFE

Indahsari, Wiranda. 2008. IFRS, Earnings Volatility, And Earnings Response Coefficient: An Empirical Study Among European Banks. Master Thesis Accountancy & Control, Faculteit Economie en Bedrijfskunde, University of Amsterdam Business School

Indayani dan Dewi Mutia. 2013. Pengaruh Informasi Asimetri dan Voluntary Disclosure terhadap Cost of Capital pada Perusahaan Manufaktur yang


(57)

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Reviu Akuntansi Keuangan Vol.3 No. 1,Hal. 373 – 392.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002, Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE

Januar, Eko dan Bambang Suryono. 2007. Pengaruh Perataan Laba terhadap Respon Pasar dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor PublikVol. 3 No. 2 Hal. 169 – 190.

Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman – Pengalaman, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE

Kip, André. 2009. The Effect of Fair Value Accounting on the Earnings Response Coefficient, Master Thesis. Master Accountancy Faculty Economics and Business University of Amsterdam.

Lestari, Yona Octiani. 2011. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia. Jurnal Akuntansi El-Muhasaba Vol.2 No.2 Hal 1-12.

Lin, Steve., Willian Riccardi dan Changjian. 2012. Does Accounting Quality Change Following a Switch from U.S. GAAP to IFRS? Evidence from Germany. Journal Accounting Public Policy 31 (2012) 641 – 657.

Mulyani, Sri dan Nur Fadjrih Asyik, Andayani. 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 11 No. 1, 35–45.

Murwaningsari, Etty. 2008. Pengujian Simultan Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Naimah, Zahroh dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Refyal , Ilha dan Dwi Martani. 2012. Pengaruh Adopsi PSAK No.24 Terhadap Earnings Response Coefficient. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8 No. 2: 97-189.

Santy, Prima., Tawakkal, dan Grace T. Pontoh. Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Keuangan Universitas Hasanuddin Vol._, No._, Hal.___.


(58)

Scott, W.R. Financial Accounting Theory. 2009. Prentice_Hall Inc. Upper Saddle River. New Jersey

Setiati, Fita dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. Faktor – faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh . Simposium Nasional Akuntansi VII.

Shoorvarzy, Mohammad Reza dan Masoomeh Tuzandehjani. 2011. The Impact of Accounting Standard Setting on Earning Response Coefficient (ERC): Evidence from Iran. World Applied Sciences Journal 14 (9): 1369-1373. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ke

Tiga, Yogyakarta : BPFE

Wahyuningsih, Dwi Retno. 2007. Hubungan Praktik Manajemen Laba Dengan Reaksi Pasar Atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Universitas Diponegoro.

Wardhani, Ratna. 2009. Pengaruh Proteksi Bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Kualitas Laba: Analisis Lintas Negara di Asia. Disertasi, Fakultas Ekonomi Program Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi. UI.

Wirahardja, Roy Iman. 2010. Adopsi IAS 41 dalam Rangkaian Konvergensi IFRS diIndonesia, http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/seminar_ias41/1-Adopsi IAS 41 dalam Rangkaian Konvergensi IFRS di Indonesia- Roy Iman W.pdf, diakses tanggal 15 Desember 2013.

Wolk et. al. 2004. Accounting Theory: A Conceptual Institusional Approach. Fifth Edition. South-Western College Publishing.

www.finance.yahoo.com www.idx.co.id

Yuarta, Firent. 2005. Pengaruh Praktik Perataan Laba terhadap Earnings Response Coefficient : Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.


(1)

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi maka dalam bab ini penulis

menyajikan simpulan dan saran. Simpulan dan saran yang disampaikan dalam bab ini seluruhnya didasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis.

Adapun simpulan dan saran adalah sebagai berikut:

5.1 Simpulan

Penelitian ini mencoba menguji bagaimana pengaruh adopsi International

Financial Reporting Standard terhadap Earnings Response Coefficient. Dalam

penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel kontrol yang diuji pengaruhnya dengan Earnings Response Coefficient. Variabel independen yaitu adopsi International Financial Reporting Standard yang berupa variabel dummy dan variabel kontrol yaitu struktur modal, risiko sistematik, dan ukuran

perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan – perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun berturut – turut dari tahun 2009 hingga 2012. Berdasarkan pada hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel independen yang diuji yaitu


(2)

56

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Earnings Response Coefficient. Hal ini berarti bahwa respon investor terhadap informasi laba meningkat dengan adanya pengadopsian International Financial Reporting Standard. 2. Hasil pengujian atas pengaruh variabel kontrol leverage, risiko sistematik,

ukuran perusahaan dan Market to Book Value Ratio terhadap Earnings

Response Coefficient menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh

negatif signifikan terhadap Earnings Response Coefficient, sedangkan risiko sistematik dan Market to Book Value Ratio tidak berpengaruh terhadap

Earnings Response Coefficient, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif

signifikan terhadap Earnings Response Coefficient

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasab yaitu sebagai berikut: 1. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan – perusahaan

manufaktur yang menerbitkan laporan keuangannya secara berturut – turut selama empat tahun yaitu tahun 2009 – 2012, sehingga sampel yang didapat jumlahnya sedikit dan kurang menggambarkan populasi secara keseluruhan. 2. Masih banyak faktor – faktor lain yang dapat memengaruhi Earnings

Response Coefficient yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

3. Variabel independen adopsi International Financial Reporting Standard, leverage, risiko sistematik, dan ukuran perusahaan belum dapat

menjelaskan variabel dependen Earnings Response Coefficient secara keseluruhan. Sehingga, masih banyak variabel – variabel di luar model yang mungkin dapat memengaruhi Earnings Response Coefficient.


(3)

57

5.3 Saran

Berdasarkan pada keterbasan penelitian, maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel penelitian dari berbagai jenis perusahaan atau industri, karena dengan tidak terfokus pada satu jenis perusahaan atau industri diharapkan dapat memeroleh Earnings

Response Coefficient yang mencerminkn reaksi pasar modal terhadap

informasi laba secara keseluruhan.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode amatan

penelitiannya sehingga diharapkan dapat memperoleh estimasi Earnings

Response Coefficient yang lebih baik selain itu adopsi IFRS ini masih baru

berlaku di Indonesia, kemungkinan belum sepenuhnya dapat diterapkan secara keseluruhan dan efektif sehingga perlu memperpanjang periode amatan.

3. Peneliti selanjutnya dapat menambah atau mengganti variabel determinan

Earnings Response Coefficient serta menambah atau mengganti proksi dari


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arfan, Muhammad dan Ira Antasari. 2008. Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Koefisien Respon Laba pada Emiten Manufaktur di BEJ. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol. 1 No. 1 Hal. 50 -64

Cahyati, Ari Dewi. 2011. Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS: Sebuah Tinjauan Teoritis dan Empiris. Jurnal Akuntansi Keuangan Vol.2 No.1 Hal. 1-7.

Cintokowati. 2011. “Teori Akuntansi: International Accounting”, http://cintokowati.wordpress.com/2011/01/03/teori-akuntansi-international-accounting/, diakses tanggal 30 November 2013.

Cho, J.Y and K. Jung. 1991. Earnings Response Coefficient: A Sythesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature. Vol.10 (1991) Hal. 85-116.

Darmawan, Arif. 2012. Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response Coefficient. Rangkuman Tesis, Program Magister Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unversitas Gadjah Mada.

Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Journal

Warwick Research Archives, Vol. 1, No. 1 Hal 129 – 153.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IMB

SPSS19. Edisi Kelima. Semarang: BP UNDIP.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi 3, Yogyakarta: BPFE

Indahsari, Wiranda. 2008. IFRS, Earnings Volatility, And Earnings Response Coefficient: An Empirical Study Among European Banks. Master Thesis Accountancy & Control, Faculteit Economie en Bedrijfskunde, University of Amsterdam Business School

Indayani dan Dewi Mutia. 2013. Pengaruh Informasi Asimetri dan Voluntary Disclosure terhadap Cost of Capital pada Perusahaan Manufaktur yang


(5)

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Reviu Akuntansi Keuangan Vol.3

No. 1,Hal. 373 – 392.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002, Metodelogi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE

Januar, Eko dan Bambang Suryono. 2007. Pengaruh Perataan Laba terhadap Respon Pasar dengan Kualitas Auditor sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi,

Manajemen Bisnis dan Sektor PublikVol. 3 No. 2 Hal. 169 – 190.

Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman –

Pengalaman, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE

Kip, André. 2009. The Effect of Fair Value Accounting on the Earnings Response Coefficient, Master Thesis. Master Accountancy Faculty Economics and Business University of Amsterdam.

Lestari, Yona Octiani. 2011. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) dan Manajemen Laba di Indonesia. Jurnal Akuntansi El-Muhasaba Vol.2 No.2 Hal 1-12.

Lin, Steve., Willian Riccardi dan Changjian. 2012. Does Accounting Quality Change Following a Switch from U.S. GAAP to IFRS? Evidence from Germany. Journal Accounting Public Policy 31 (2012) 641 – 657.

Mulyani, Sri dan Nur Fadjrih Asyik, Andayani. 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia

Vol. 11 No. 1, 35–45.

Murwaningsari, Etty. 2008. Pengujian Simultan Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Naimah, Zahroh dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba dan Koefisien Respon Nilai Buku Ekuitas, Simposium Nasional

Akuntansi IX, Padang.

Refyal , Ilha dan Dwi Martani. 2012. Pengaruh Adopsi PSAK No.24 Terhadap Earnings Response Coefficient. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8 No. 2: 97-189.

Santy, Prima., Tawakkal, dan Grace T. Pontoh. Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Keuangan Universitas Hasanuddin Vol._, No._, Hal.___.


(6)

Scott, W.R. Financial Accounting Theory. 2009. Prentice_Hall Inc. Upper Saddle River. New Jersey

Setiati, Fita dan Indra Wijaya Kusuma. 2004. Faktor – faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh .

Simposium Nasional Akuntansi VII.

Shoorvarzy, Mohammad Reza dan Masoomeh Tuzandehjani. 2011. The Impact of Accounting Standard Setting on Earning Response Coefficient (ERC): Evidence from Iran. World Applied Sciences Journal 14 (9): 1369-1373. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ke

Tiga, Yogyakarta : BPFE

Wahyuningsih, Dwi Retno. 2007. Hubungan Praktik Manajemen Laba Dengan Reaksi Pasar Atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Universitas Diponegoro.

Wardhani, Ratna. 2009. Pengaruh Proteksi Bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Kualitas Laba: Analisis Lintas Negara di Asia. Disertasi, Fakultas Ekonomi Program Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi. UI.

Wirahardja, Roy Iman. 2010. Adopsi IAS 41 dalam Rangkaian Konvergensi IFRS

diIndonesia,

http://www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/seminar_ias41/1-Adopsi IAS 41 dalam Rangkaian Konvergensi IFRS di Indonesia- Roy Iman W.pdf, diakses tanggal 15 Desember 2013.

Wolk et. al. 2004. Accounting Theory: A Conceptual Institusional Approach. Fifth Edition. South-Western College Publishing.

www.finance.yahoo.com www.idx.co.id

Yuarta, Firent. 2005. Pengaruh Praktik Perataan Laba terhadap Earnings Response Coefficient : Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.


Dokumen yang terkait

Analisis Reaksi Pasar Terhadap Penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan di Bursa Malaysia 2012

13 120 99

Pengaruh Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 106

Pengaruh Internet Financial Reporting Dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei

6 60 84

Pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC): studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013

0 16 134

Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR),Profitabilitas,dan Leverange Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013)

0 8 0

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009 – 2012)

0 5 59

PENGARUH ADOPSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2009 – 2012)

0 4 59

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal terhadap Earnings Response Coefficient (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 2 18

PENGARUH PENGADOPSIAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS ( IFRS ) TERHADAP MANAJEMEN LABA ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI ) - Unissula Repository

0 0 11