Pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC): studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013

(1)

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

Tahun 2010 - 2013) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh :

VIVI ANGGRAINI NIM : 1111046100072

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H / 2015 M


(2)

(3)

(4)

Nama : Vivi Anggraini No. Induk Mahasiswa : 1111046100072

Jurusan / Fakultas : Perbankan Syariah / Syariah dan Hukum Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan mempertanggung-jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung-jawab atas karya ini. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 30 Juni 2015


(5)

iv

study of the companies that listed in Jakarta Islamic Index periode 2010 - 2013). Concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

The research has a purpose is to analyze the influence of islamic social reporting disclosure, profitability, and leverage to earning response coefficient, both silmutaneously and partially in companies that listed in Jakarta Islamic Index periode 2010 - 2013. The number of samples in this research is 14 companies that are determined by purposive sampling method. Analyze method that is used in this research is panel data regression.

The results of this research show that islamic social reporting disclosure, profitability, and leverage have signifikan effect on earning response coefficient simultaneously. Islamic social reporting disclosure and leverage that proxied by DAR does not have signifikan effect on earning response coefficient partially, while profitability that proxied by ROA have significant effect on earning response coefficient.

Keywords : islamic social reporting, profitability, leverage, earning response coefficient


(6)

v

(ERC) (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2010 - 2013). Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menganalisis pengaruh pengungkapan

islamic social reporting, profitabilitas, dan leverage terhadap earning response

coefficient, baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan yang terdaftar

di Jakarta Islamic Index periode 2010 - 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 14 perusahaan yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

data panel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel pengungkapan islamic social reporting, profitabilitas, dan leverage terhadap earning response coefficient. Secara parsial variabel pengungkapan islamic

social reporting dan leverage yang diproksikan oleh DAR tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap earning response coefficient, sedangkan variabel profitabilitas diproksikan oleh ROA berpengaruh signifikan terhadap earning response coefficient. Kata Kunci : islamic social reporting, profitabilitas, leverage, earning response coefficient.


(7)

vi

serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), Profitabilitas, dan Leverage

terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 – 2013)”. Shalawat beserta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Strata Satu (S1), dalam konsentrasi Perbankan Syariah, program studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik secara moril maupun materiil. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibunda Yurnalis dan ayahanda Darwin tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan baik. Semoga dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis dapat membahagiakan keduanya. Dan semoga Allah SWT


(8)

vii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A.M. Hasan Ali M.A.dan Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Syariah) FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, S.E., MAB., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa ikhlas meluangkan waktunya dalam memberikan arahan, saran, ilmu serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah memberikan bantuan dan masukan dalam berbagai hal.

6. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si. dan Bu Aini Masruroh, S.E.I., M.M. selaku dosen penguji I dan penguji II yang senantiasa memberikan arahan dan saran dalam memperbaiki skripsi ini.

7. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam menjalani kehidupan dan dapat diamalkan dalam keseharian. Dan


(9)

viii

yang telah memberikan fasilitas perpustakaan dan memberikan kemudahan dalam peminjaman buku perpustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.

9. Kedua Kakakku tercinta, Wella Anggelia Permata Sari Amd. Keb., dan Andre Eko Saputro Julianda S.E., yang telah memberikan banyak nasihat dan motivasi serta senantiasa meluangkan waktunya membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

10. Sahabat-sahabatku tersayang, Nia, Icun, Nida, Rika, Ria, Amrina, Nae, dan Futuh, yang telah memberikan banyak kenangan semasa kuliah dan

yang selalu memberikan dukungan dan do’anya kepada penulis. Semoga persahabatan ini tetap terjalin sampai tua nanti.

11. Teman-teman PS B 2011, terima kasih untuk suka-dukanya selama menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga tali silaturahmi kita terus terjalin sampai kapanpun.

12. Teman-teman KKN KITA 2014, Ifa, Maidah, Luluk, Isna, Ucok Rudi, bang Zay, Bayu, Fajar, Ega, Fahri, Arif, Aa Akip, Adnan, dan Umam. Terima kasih untuk semua kenangan yang telah terukir selama menjalani


(10)

ix

selama menjadi anggota Kopma, serta kepada senior dan alumni kopma yang selalu berbagi ilmu pengetahuan sehingga banyak ilmu yang didapatkan selama menjadi anggota Kopma UIN Jakarta.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dicatat oleh Allah SWT, sehingga menjadi amal jariyah yang tiada henti mengalir kebaikannya di akhirat nanti. Besar harapan penulis atas saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, Juni 2015


(11)

x

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 11

D. Tujuan dan Manfaat Penelitan... 12

E. Kerangka Pemikiran ... 14

F. Hipotesis ... 16


(12)

xi

B. Earning Response Coefficient ... 25

C. Islamic Social Reporting ... 27

D. Profitabilitas ... 32

E. Leverage ... 33

F. Islamic Social Reporting dan Earning Response Coefficient... 36

G. Profitabilitas dan Earning Response Coefficient ... 38

H. Leverage dan Earning Response Coefficient ... 39

I. Review Studi Terdahulu ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 44

B. Jenis dan Sumber Data ... 45

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 48

D. Metode Pengumpulan Data ... 56

E. Metode Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 69


(13)

xii

A. Kesimpulan... 89

B. Saran dan Implikasi ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92


(14)

xiii

Tabel 2.1 Tema Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) ... 31

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 40

Tabel 3.1 Rincian Sampel Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 47

Tabel 4.1 Model Common Effect ... 77

Tabel 4.2 Model Fixed Effect ... 78

Tabel 4.3 Hasil Uji Chow ... 78


(15)

xiv

Gambar 4.1 Islamic Social Reporting ... 72

Gambar 4.2 Return on Asset ... 73

Gambar 4.3 Debt to Asset Ratio ... 74


(16)

xv

Lampiran 2 Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahunan ... 98

Lampiran 3 Tabel Pengungkapan Islamic Social Reporting ... 99

Lampiran 4 Data ISR, ROA, DAR, dan ERC ...104

Lampiran 5 Harga Saham Pengumuman 2010 - 2013 ...106

Lampiran 6 Indeks Harga Saham Gabungan 2010 – 2013 ...110

Lampiran 7 Laba Perusahaan Tahun 2009 – 2013 ...114

Lampiran 8 Skor Indeks Islamic Social Reporting ...115


(17)

1 A. Latar Belakang

Salah satu unsur dalam laporan keuangan yang paling banyak diperhatikan informasinya adalah laporan laba rugi, suatu laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earning) yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode. Informasi laba merupakan referensi bagi investor untuk menanamkan investasinya pada sebuah perusahaan karena laba baik positif maupun negatif yang diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan akan mempengaruhi return saham.

Laba akuntansi berhubungan sangat erat dengan penilaian perusahaan yang dipresentasikan dengan harga saham. Penelitian Ball dan Brown (1968) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham yaitu pada saat diumumkan laba mengalami kenaikan maka terjadi kecenderungan perubahan positif pada harga saham, dan sebaliknya jika diumumkan laba mengalami penurunan terjadi perubahan negatif pada harga saham.1 Untuk mengukur reaksi investor atau respon

harga saham terhadap informasi laba akuntansi adalah dengan Earning Response

Coefficient (ERC). Earning Response Coefficient (ERC) menurut Cho dan Jung

1 Isna Ardila, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Cofficient ( Studi

Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)”, (Tesis, Medan : Sekolah Pasca


(18)

(1991) didefinisikan sebagai efek setiap dolar unexpected earning terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan koefisien dalam regresi abnormal return saham dan unexpected earning.2 Earning Response Coefficient adalah sebuah koefisien yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pengembalian investasi yang diharapkan investor dalam merespon laba yang dilaporkan perusahaan.

Pengumuman laba di pasar modal menyebabkan pasar akan bereaksi yang dapat dilihat dari pergerakan saham. Akan tetapi, ternyata setiap kenaikan laba tidak selalu diikuti dengan perubahan harga saham positif, bahkan sebaliknya pada saat penurunan laba maka harga saham tidak selalu ikut mengalami penurunan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengambilan keputusan ekonomi para investor memang membutuhkan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan tetapi tidak hanya infomasi laba saja, masih banyak informasi-informasi lainnya (Mulyani dkk, 2007).3

Perkembangan zaman semakin menuntut perbaikan mutu hidup sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat dari segi konsumsi dan produksi baik berupa barang maupun jasa, sampai pada kebutuhan investasinya. Masyarakat Indonesia mulai melirik pasar modal sebagai sarana investasi yang

2Sem Paulus Silalahi, “ Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, Beta, dan Price to Book Value (PBV) terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Ekonomi, Vol. 22, Nomor 1 Maret 2014, hlm. 1


(19)

menjanjikan. Bahkan seiring berkembangnya pasar modal di dalam Ekonomi Islam menjadi warna baru tersendiri bagi masyarakat Indonesia terutama yang beragama Islam.

Pasar modal syariah memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan pangsa pasar perusahaan berbasis syariah. Untuk itu diperlukannya suatu pelaporan yang baik agar investor tertarik untuk menanamkan dananya di perusahaan yang berbasis syariah. Seorang investor tidak hanya membutuhkan informasi laporan keuangan saja dari sebuah perusahaan, akan tetapi juga membutuhkan informasi-informasi lain terkait perusahaan. Perusahaan yang berbasis syariah tentunya akan memberikan informasi yang berkaitan dengan kesyariahan perusahaan seperti informasi yang menggambarkan bahwa sebuah perusahaan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Salah satu instrument syariah di Indonesia yang identik terkait dengan pasar modal adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Jakarta Islamic Indeks (JII) merupakan indeks yang tediri dari 30 saham yang paling likuid yang memiliki kapitalisasi terbesar dengan urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan saham kategori Syariah lebih menguntungkan dari indeks lain seperti indeks LQ45, yang terlihat dari


(20)

pertumbuhan return Indonesia Shariah Stock Index (ISSI) dan Jakarta Islamic

Index (JII). Head of Market Development BEI Irwan Abdalloh mengungkapkan,

sejak periode 12 Mei 2011 hingga 22 November 2013 Indeks Saham Syariah Indonesia dan Jakarta Islamic Index mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan indeks LQ45 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“ISSI dan JII mengalami pertumbuhan return masing-masing sebesar 19% dan

13%. Sedangkan, LQ45 hanya tumbuh 6% dan IHSG naik tumbuh sebesar 13%”,

katanya di Jakarta, Rabu (4/12).4

Pada periode 2013, Jakarta Islamic Index (JII) ditutup pada level 585,11 poin atau menurun sebesar 1,63% dibandingkan pada periode 2012 sebesar 594,79 poin. Sementara itu, kapitalisasi pasar saham yang tergabung dalam JII pada periode 2013 sebesar Rp. 1.672,09 triliun atau 39,63% dari total kapitalisasi saham sebesar Rp. 4.219,02 triliun. Selanjutnya, kapitalisasi pasar saham yang tergabung dalam JII pada periode 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,07% jika dibandingkan kapitalisasi saham JII pada periode 2012 sebesar Rp.1.671,00 triliun.

Berikut perkembangan Indeks LQ45, JII, dan IHSG di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2013 :5

Tabel 1.1

4Harian Neraca. “Saham Syariah Ungguli IHSG dan LQ45” Artikel diakses pada 8 Februari 2015 dari http://www.neraca.co.id/bursa-saham/35793/Saham-Sayriah-Ungguli-IHSG-dan-LQ45

5Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Pasar Modal”, data diakses pada tanggal 17 februari 2015 dari http://www.ojk.go.id/dl.php?i=2183


(21)

Perkembangan Indeks LQ45 dan JII di Bursa Efek Indonesia

Indeks Kapitalisasi Pasar (Rp milyar)

Periode IHSG LQ45 JII BEI LQ45 % JII %

2006 1,805.52 388.29 307.62 1,249,074.50 929,263.81 74.40 620,165.31 49.65 2007 2,745.83 599.82 493.01 1,988,326.20 1,381,086.13 69.46 1,105,897.25 55.62 2008 1,355.41 270.23 216.19 1,076,490.53 710,394.70 65.99 428,525.74 39.81 2009 2,534.36 498.49 417.18 2,019,375.13 1,569,639.86 77.73 937,919.08 46.45 2010 3,703.51 661.38 532.90 3,247,096.78 2,119,963.65 65.29 1,134,632.00 34.94 2011 3,821.99 673.51 537.03 3,537,294.21 2,332,675.26 65.95 1,414,983.81 40.00 2012 4,316.69 735.04 594.79 4,126,994.93 2,552,252.91 61.84 1,671,004.24 40.49 2013 4,274.18 711.14 585.11 4,219,020.24 2,539,878.32 60.20 1,672,099.91 39.63

Dengan perkembangan saham syariah terutama yang termasuk ke dalam

Jakarta Islamic Index (JII) yang terus mengalami peningkatan menyebabkan

saham syariah mulai dilirik para investor. Hal ini akan berdampak pada semakin tingginya tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan ini perusahaan perlu meningkatkan kualitas pelaporannya tidak hanya dari segi laporan keuangan tetapi juga dari segi pelaporan tanggung jawab sosialnya. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di JII mengalami perkembangan yang signifikan diharapkan mampu menyajikan suatu dimensi religi yang termasuk dalam pengungkapan laporan tanggung jawab sosial perusahaannya yang akan bermanfaat bagi investor muslim maupun pihak lain yang terkait.


(22)

Sejak beberapa dekade, hubungan antara reaksi pasar dengan variabel-variabel akuntansi telah menjadi topik menarik bagi peneliti dan tentunya bagi investor. Bukti-bukti empiris telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antar return saham dan laba perusahaan. Namun sering terjadinya bias informasi laba menyebabkan informasi laba kehilangan relevansinya terhadap investor. Hal ini disebabkan oleh penyampaian laporan keuangan yang tidak tepat waktu, adanya praktek manajemen laba serta ketidakcukupan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan. Dengan adanya penurunan nilai relevansi laba terhadap investor menyebabkan adanya ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa mendatang sehingga diperlukan informasi lain untuk mengurangi ketidakpastian tersebut diantaranya seperti laporan pengungkapan tanggung jawab sosial, profitabilitas, dan leverage.

Praktik pengungkapan tanggung jawab sosial atau yang biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai berkembang seiring dengan semakin meningkatnya perhatian masyarakat global terhadap perkembangan perusahaan-perusahaan trans-nasional atau multinasional yang beroperasi di Indonesia. Pentingnya menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi bisnis semakin disadari oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang telah melaksanakan pengungkapan tanggung jawab sosial untuk meningkatkan

branding image atas produk yang di pasarkan, dengan demikian dapat


(23)

pandangan kapitalisme yang telah melekat di dalam sebuah perusahaan. Perusahaan melakukan tanggung jawab sosialnya dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tetapi sekarang sudah banyak perusahaan yang menyadari dampak positif yang didapatkan dengan melakukan aktivitas sosial sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Sehingga informasi alternatif seperti informasi sosial semakin menjadi pertimbangan oleh investor. Hal ini membuat informasi laba tidak lagi menjadi informasi utama bagi investor. Berdasarkan survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit, CSR dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan oleh 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi.6

Berkembangnya informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Ekonomi Islam juga turut meningkatkan perhatian investor terhadap lembaga atau institusi syariah. Konsep CSR dalam Islam erat kaitannya dengan perusahaan-perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnis sesuai dengan konsep syariah. Di Indonesia, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berasaskan syariah bermunculan, hal ini mengindikasikan bahwa Ekonomi Islam sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Oleh karena itu, untuk memenuhi pelaporan yang berbasiskan syariah maka umat muslim mulai mengembangkan pelaporan

6 Jurnal Kadek Trisna Wulandari dan I Gede Ary Wirajaya, “Pengaruh Pengungkapan Corporate


(24)

tanggung jawab sosial perusahaan yang sesuai dengan prinsip syariah yang dikenal dengan Islamic Social Reporting (ISR). Pengungkapan ISR merupakan penyempurnaan dari pengungkapan CSR yang menambahkan beberapa item yang tidak terdapat di dalam pengungkapan CSR.

Islamic Social Reporting (ISR) pertama kali dikemukakan oleh Haniffa

(2002) lalu Othman et al. (2009). Haniffa (2002) mengungkapkan bahwa adanya keterbatasan dalam pelaporan sosial konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual Islamic Social Reporting berdasarkan ketentuan syariah yang tidak hanya membantu pengambilan keputusan bagi pihak muslim melainkan juga untuk membantu perusahaan dalam melakukan pemenuhan kewajibannya terhadap Allah SWT dan masyarakat.7 Berdasarkan UU RI No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 1 ayat 3 menegaskan bahwa “Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat,

maupun masyarakat pada umumnya”. Peraturan pemerintah No. 47 tahun 2012

tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas juga menjelaskan bahwa setiap perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya wajib melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungannya dalam laporan

7Septi Widiawati, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan yang terdapat pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009 –2011”, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, hlm. 4


(25)

tahunan dan dipertanggungjawabkan kepada RUPS. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap perusahaan diwajibkan melaksanakan tanggung jawab sosialnya agar tetap terciptanya hubungan yang serasi dan seimbang antar perusahaan dengan masyarakat.

Selain faktor pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) yang menarik perhatian investor, faktor profitabilitas juga menjadi salah satu faktor penentu peningkatan ERC. Jika profitabilitas perusahaan tinggi berarti laba yang dihasilkan perusahaan meningkat yang selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) menyimpulkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap ERC. Sejalan dengan penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010), penelitian Setiawati dkk. (2014) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas terhadap ERC. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak terdapat pengaruh terhadap ERC. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2010) menyimpulkan bahwa ROE sebagai proksi profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap Abnormal Return. Hal ini terlihat jelas bahwa masih terdapat hasil yang tidak konsisten, maka diperlukan penelitian selanjutnya untuk melihat hasilnya pada periode yang berbeda.

Peningkatan ERC juga akan terjadi jika leverage sebuah perusahaan lebih kecil. Penelitian Mulyani dkk. (2007) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh


(26)

negatif secara signifikan terhadap ERC. Leverage yang tinggi berarti sebuah perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan aset perusahaan. Sehingga laba akan mengalir lebih banyak kepada kreditur dibandingkan pemegang saham. Maka informasi terhadap pengumuman laba akan direaksi lebih cepat oleh kreditur, namun direspon negatif oleh pemegang saham karena investor beranggapan bahwa perusahaan lebih mengutamakan pembayaran hutang dari pada pembayaran dividen.8

Berdasarkan uraian di atas, faktor pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage merupakan faktor yang dirasa mampu mempengaruhi koefisien respon laba atau yang biasa disebut Earning Response

Coefficient (ERC), oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang “Pengaruh

Pengungkapan Islamic Sosial Reporting (ISR), Profitabilitas, dan Leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 –2013)”.

B. Identifikasi Masalah

Penelitian mengenai Earning Response Coefficient (ERC) sangat perlu dilakukan karena sangat berkaitan dengan kemajuan pasar modal syariah di

8Maisil Delvira dan Nelvirita, “ Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI tahun 2008-2010)”, Jurnal WRA, Vol. 1 No. 1 April 2013, hlm. 131


(27)

Indonesia. Penelitian ini meneliti tentang reaksi investor terhadap laba yang dihasilkan perusahaan dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi ERC di Jakarta Islamic Index ?

2. Bagaimana reaksi investor ketika informasi pengungkapan ISR dan informasi keuangan lainnya (ROA dan DAR) diumumkan perusahaan di

Jakarta Islamic Index?

3. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat meningkatkan

branding image atas produk yang dipasarkan oleh perusahaan apakah dapat

meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan judul yang diangkat, penulis memberikan batasan terhadap penelitian ini mengenai faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi Earning

Response Coefficient (ERC). Penulis membatasi masalah yang diteliti hanya

dengan menggunakan tiga variabel yaitu pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index pada tahun 2010 – 2013. Penulis akan menggunakan data Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan Tahunan tahun 2010

– 2013 masing-masing perusahaan dengan menganalisis pengungkapan Islamic

Social Reporting dan menganalisis nilai rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas


(28)

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan

leverage berpengaruh secara simultan terhadap Earning Response Coefficient

(ERC)?

2. Apakah pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan

leverage berpengaruh secara parsial terhadap Earning Response Coefficient

(ERC)?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage secara simultan terhadap Earning Response

Coefficient (ERC).

2. Menganalisis pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage secara parsial terhadap Earning Response


(29)

Sedangkan manfaat penelitian ini ditujukan penulis untuk beberapa pihak diantaranya yaitu :

1. Bagi Investor

Hasil penelitian ini akan digunakan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan transaksi di pasar modal syariah untuk mencapai efisiensi penanaman modal yang dilakukan pada suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai pengaruh pengungkapan Islamic Social

Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response

Coefficient (ERC), sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan secara

tepat agar investor tertarik untuk melakukan kegiatan investasi pada perusahaan.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan

leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC) dan sebagai bahan


(30)

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Jakarta Islamic Index (JII)

Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan 2010 - 2013

Variabel Independen : Islamic Social Reporting (X1)

Profitabilitas (X2) Leverage (X3)

Variabel Dependen : Earning Response Coefficient

(Y)

Model:

Pooled Least Square/ Common Effect

Fixed Effect

Random Effect

Uji Chow Uji Hausman Uji Signifikansi


(31)

Pada dasarnya pengungkapan tanggung jawab sosial bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat mengenai aktivitas perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Dalam Islam, pengungkapan tersebut bukan hanya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat tetapi juga terhadap Allah Swt. sebagai wujud rasa syukur terhadap apa yang telah diperoleh perusahaan atas kehendak Allah Swt. Adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam perspektif Islam diharapkan mampu menarik minat investor agar dapat berpartisipasi dalam pasar modal khususnya pasar modal syariah. Informasi keuangan seperti profitabilitas dan leverage turut andil dalam meningkatkan reaksi investor terhadap laba. Jika profitabilitas suatu perusahaan tinggi maka berarti laba yang dihasilkan juga tinggi yang akan menarik investor untuk menanamkan dananya di perusahaan tersebut. Begitu juga dengan rasio leverage yang tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.

Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap respon investor terhadap laba, apakah variabel tersebut mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan atau tidak. Untuk mengetahui pengaruh keempat variabel tersebut digunakan metode regresi data panel dengan menentukan model yang tepat,


(32)

kemudian dilakukan uji chow, uji hausman, dan uji signifikansi sehingga diperoleh kesimpulan dari hasil analisis variabel-variabel tersebut.

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di atas, untuk menguji adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas dan variabel terikat, maka dapat dirumukan hipotesis sebagai berikut :

Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan dari Islamic Social Reporting (ISR), terhadap

Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII)

Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan dari profitabilitas terhadap Earning Response

Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

(JII).

Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan dari leverage terhadap Earning Response

Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index

(JII).

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, maka dibuatlah sistematika penulisannya secara lengkap.


(33)

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori, merupakan bagian dari bab uraian yang menyajikan kajian kepustakaan yaitu meliputi teori Earning Response Coefficient (ERC), Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, leverage, dan review studi terdahulu.

BAB III Metodologi penelitian, berisi ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data dengan analisis regresi data panel dengan mengestimasi model yang tepat dan melakukan uji chow, uji hausman, dan uji signifikansi

BAB IV Analisis dan pembahasan, berisi tentang penyajian data yang telah didapatkan kemudian mendeskripsikannya secara objektif dan menjelaskan data yang telah didapatkan untuk diinterpretasikan ke dalam analisa-analisa teori yang menjadi landasan teoritis dalam penelitian ini.

BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan jawaban atas segala permasalahan yang telah diangkat, serta saran - saran dan implikasi yang dianggap perlu untuk peningkatan pengetahuan pihak-pihak tertentu.


(34)

18

A. Teori Pasar Modal Efisien

Pasar modal efisien adalah suatu harga saham yang secara penuh mencerminkan tersedianya informasi. Efficient Market Hypothesis (EMH) atau hipotesis pasar efisien melibatkan investor dan perusahaan. Pasar dikatakan efisien jika informasi mencerminkan harga dengan cepat dan investor hanya berharap untuk mendapatkan return normal.1 Hipotesis pasar efisien (efficient

market hypothesis – EMH) berhubungan dengan reaksi harga pasar terhadap

informasi keuangan dan informasi lainnya.2

Pasar modal efisien didefinisikan sebagai pasar modal dengan harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam pasar modal efisien, perubahan harga saham mengikuti pola

random walk. Penelitian yang dilakukan oleh Kendall menunjukkan bahwa

harga komoditi mengikuti pola random yang artinya perubahan harga di waktu yang lalu tidak bisa dipergunakan untuk memperkirakan perubahan harga di

1Stephen A. Ross, Randolph W. Westerfield, Jeffrey Jaffe, “Corporate Finance”, New York, 2005, hlm. 351

2K. R. Subramanyam, John J. Wild, “Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10”, Jakarta : Salemba Empat, 2010, hlm. 53


(35)

masa yang akan datang. Taksiran terbaik harga besok pagi adalah harga hari ini.3 Berbeda dengan Wong Yee (1991) mengatakan bahwa gerakan harga

saham bukanlah mengikuti pola random walk (kecenderungannya bisa diperkirakan di masa yang akan datang) karena gerakan harga saham mempunyai trend (kecenderungan) dan bersifat berulang.4 Sejalan dengan Wong Yee (1991), menurut Teori Ahli Chart, perilaku harga saham waktu yang lalu adalah penuh dengan informasi tentang perilaku harga saham waktu yang akan datang. Hal ini berarti bahwa akan terbentuk satu pola yang berulang yang dapat digunakan untuk memperkirakan harga saham waktu yang akan datang melalui analisis teknikal dan chart harga yang terperinci.5

Fama (1970) menerjemahkan pasaran efisien sebagai suatu pasaran yang harganya senantiasa mencerminkan sepenuhnya informasi yang tersedia ada. Harga saham akan berubah hanya apabila terdapat informasi baru yang semestinya tidak dapat diperkirakan sebelum ini. Jika informasi tersebut sudah dapat diperkirakan, maka sudah tentu informasi tersebut sudah diserap dan seterusnya dicerminkan dalam harga saat ini. Fama juga mengatakan bahwa dalam pasaran efisien, tidak ada seorang pun yang boleh mendapatkan

3Suad Husnan, “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang)”, Yogyakarta : BPFE, Edisi 4, Cet. 4, 2000, hlm. 256

4 Ibid, hlm. 259

5Ahmad Rodoni, Othman Young, “Analisis investasi dan teori portofolio”, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 59


(36)

keuntungan diharapkan yang lebih tinggi dari pada rata-rata pasaran walaupun dia mempunyai suatu informasi tertentu.6

Teori pasar efisien menyebutkan bahwa harga pasar sekuritas akan menunjukkan nilai yang wajar. Nilai pasar yang wajar berubah karena adanya informasi baru tentang arus kas masa depan sekuritas yang bersangkutan. Pasar yang efisien memastikan hubungan yang erat antara nilai intrinsik (fundamental) suatu perusahaan dengan nilai pasarnya. Jika sebuah perusahaan yang dihasilkan dari suatu keputusan investasi, pendanaan, dan operasional yang sehat berada dalam kondisi kuat secara finansial, maka harga sahamnya akan bergerak naik untuk mencerminkan kondisi yang positif tersebut. Kenaikan harga saham atau nilai pasar perusahaan menunjukkan peningkatan kemakmuran (wealth) pemegang saham. Demikian pula sebaliknya, jika sebuah perusahaan yang dihasilkan dari sejumlah keputusan irasional dan tidak sehat berada dalam kondisi lemah secara finansial, maka harga sahamnya akan bergerak turun untuk mencerminkan kondisi yang negatif tersebut. Penurunan harga saham atau nilai pasar perusahaan menunjukkan penurunan kemakmuran pemegang saham.7

Bentuk efisiensi pasar dapat dijelaskan dari empat sudut pandang, yaitu alokasi, harga, informasi, dan operasi. Penjelasan tentang bentuk efisiensi

6 Ibid, hlm. 60

7Najmudin, “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern”, Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2011, hlm. 174


(37)

pasar dari sudut pandang alokasi (allocational efficiency) menyebutkan bahwa sejumlah dana yang ada akan disalurkan pada sejumlah perusahaan atau proyek yang menarik dan diinginkan. Dana tersebut akan lebih banyak mengalir pada perusahaan atau proyek dengan profitabilitas yang tinggi dan resiko yang rendah sehingga nilainya lebih tinggi. Hal tersebut dapat membuat saham yang diterbitkan oleh perusahaan atau proyek tersebut berharga tinggi di pasar. Bentuk efisiensi pasar dari sudut pandang harga merupakan prasyarat untuk efisiensi alokasi yang berarti harga saham di pasar seharusnya sama dengan masing-masing nilai fundamentalnya setiap saat. Kesamaan antara harga pasar dengan nilai suatu saham tersebut hanya akan tercapai apabila terdapat efisiensi informasi (informational efisiensi). Bentuk efisiensi informasi menunjukkan bahwa tidak terdapat kelambanan (lag) dalam penyebaran dan penerimaan informasi yang merata. Efisiensi informasi merupakan prasyarat untuk efisiensi harga. Prasyarat lainnya untuk efisiensi harga adalah efisiensi operasi

(operasional efficiency) yang berarti semua transaksi di pasar seharusnya

dilakukan dengan biaya minimal. Biaya transaksi yang tinggi dapat mencegah terjadinya penyesuaian harga-harga berlangsung secara cepat dan akurat.8

Ada tiga bentuk/tingkatan untuk menyatakan efisiensi pasar modal. Pertama adalah keadaan dimana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan harga di waktu yang lalu. Dalam keadaan seperti ini


(38)

pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan atas informasi harga di waktu yang lalu. Keadaan ini disebut sebagai bentuk efisiensi lemah (weak form

efficiency). Tingkat efisiensi yang kedua adalah keadaan dimana harga-harga

bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang lalu, tetapi semua informasi yang dipublikasikan. Dengan kata lain para pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan di atas normal dengan memanfaatkan public

informations.9 Tingkat efisiensi yang ketiga adalah bentuk efisiensi kuat

(strong form) dimana harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan , tetapi juga informasi yang juga bisa diperoleh dari analisa fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Dalam keadaan semacam ini pasar modal akan seperti rumah lelang yang ideal : harga selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang lebih baik tentang harga saham.10

Efisiensi bentuk lemah merupakan situasi ketika harga pasar secara cepat mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam harga masa lalu (historis). Pergerakan harga pada masa lalu dianggap berpola acak sehingga harga-harga pada masa lalu tidak dapat memprediksi perubahan harga masa depan. Pasar yang efisien, maka informasi baru akan dengan cepat tercermin

9Suad Husnan, “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Panjang)”,Yogyakarta : BPFE, Edisi 4, Cet. 4, 2000, hlm. 260, 262


(39)

dalam harga saham dan investor yang membeli atau menjual saham tertentu tidak akan mampu memperoleh return yang superior.

Efisiensi bentuk semi-kuat merupakan situasi pasar pada saat harga pasar mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi masyarakat umum. Para analis fundamental berusaha mencari dan memilah sekuritas yang murah

(undervalued) dan yang mahal (overvalued) dengan menganalisis informasi

fundamental, seperti laba, nilai aktiva, dan lain-lain. Tujuannya untuk mengungkap informasi yang belum ditemukan tentang masa depan bisnis dan perusahaan.

Efisiensi bentuk kuat merupakan sebuah situasi ketika harga-harga dengan cepat mencerminkan seluruh informasi, termasuk informasi privat, yang dapat digunakan untuk menentukan nilai saham yang benar. Pada pasar ini, saham-saham akan selalu dihargai secara wajar (fair), tidak ada investor yang secara akurat mampu meramalkan perubahan harga pada masa depan.11

Untuk mengetahui apakah suatu pasar modal berada dalam bentuk efisien yang lemah, setengah kuat atau kuat dapat dilakukan pengujian. Pengujian untuk bentuk efisien lemah dapat dilakukan misalnya dengan menguji koefisien korelasi perubahan harga saham untuk Time Lag tertentu, misalnya harga saham hari ini dengan harga saham hari sebelumnya. Untuk

11Najmudin, “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern”, Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2011, hlm. 173


(40)

pengujian efisiensi setengah kuat dapat dilakukan dengan menguji apakah segera setelah suatu informasi menjadi milik publik, tidak terdapat abnormal

return. Abnormal return merupakan selisih antara tingkat keuntungan nyata

dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Sedangkan untuk menguji efisiensi dalam bentuk kuat dapat dilakukan dengan hipotesis bahwa harga saham tidak hanya mencerminkan semua informasi publik, tetapi juga informasi yang bersifat privat. Pengujian ini bisa dilakukan dengan menganalisis kinerja dari portofolio yang dibentuk oleh pihak yang mungkin mempunyai informasi khusus.12

Dalam perspektif syariah, transaksi di pasar modal syariah harus sesuai dengan norma yang bersumber dari etika keuangan Islam, seperti adanya larangan atas riba, gharar, qimar, maysir, itikaf, majas, dlarar, dan sejenisnya. Sebuah pasar modal syariah harus dikondisikan agar bebas dari riba dengan cara melarang hadirnya obligasi ribawi, transaksi margin yang berbasis riba, dan lain-lain. Harus pula bebas dari gharar, dengan memastikan aliran semua informasi yang bernilai relevan terdistribusi secara memadai dan akurat melalui kewajiban pengungkapan dan juga menyediakan informasi tersebut dalam bentuk yang sudah diproses secara baik. Langkah untuk mengurangi


(41)

gharar jelas akan berkontribusi terhadap efisiensi informasi pada tingkat yang lebih tinggi, begitu juga terhadap efisiensi harga dan efisiensi alokasional.13

B. Earning Response Coefficient

Earnings Response Coefficient (ERC) adalah ukuran besaran abnormal

return suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba abnormal

(unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan

saham tersebut (Scott, 2003). Cheng dan Nasir (2010) menyatakan bahwa ERC merupakan estimasi perubahan harga saham perusahaan akibat dari informasi laba perusahaan yang diumumkan ke pasar. Hayn (1995) mengatakan bahwa ERC untuk perusahaan yang rugi pada umumnya lebih kecil daripada ERC untuk perusahaan yang laba. ERC yang tinggi mencerminkan laba yang berkualitas. 14 ERC berguna dalam analisis fundamental oleh investor, dalam model penelitian untuk menentukan reaksi pasar atas informasi laba perusahaan. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah Cummulative Abnormal Return (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi adalah Unexpected Earning (UE). Regresi model tersebut akan

13Najmudin, “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern”, Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET, 2011, hlm. 187

14 Jurnal Kadek Trisna Wulandari dan I Gede Ary Wirajaya, “ Pengaruh Pengungkapan Corporate


(42)

menghasilkan ERC untuk masing-masing sampel yang akan digunakan untuk analisis selanjutnya.

Laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham. Perubahan harga saham bergerak sesuai kepercayaan investor, sejalan dengan Eficiency Market Theory yang menyatakan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap informasi yang baru, sehingga sesaat sebelum dan sesudah laporan keuangan dikeluarkan, informasi mengenai angka laba yang dipublikasikan akan mempengaruhi tingkah laku investor. Ketika laba perusahaan di bawah ekspektasi investor, transaksi pasar saham cenderung menyebabkan turunnya harga saham perusahaan, dan ketika laba perusahaan diatas ekspektasi investor, transaksi pasar saham cenderung meningkatkan harga saham perusahaan.

Harga saham perusahaan mengalami perubahan karena adanya laba kejutan yang mana merupakan selisih dari laba aktual perusahaan dengan laba yang diharapkan investor. Reaksi investor dapat diukur dengan abnormal

return. Bila pasar efisien, maka abnormal return akan muncul disekitar tanggal

pengumuman informasi laba. Peningkatan laba abnormal (unexpected

earnings) diikuti oleh return abnormal positif dan penurunan laba abnormal

diikuti oleh tingkat return abnormal negatif (Ball dan Brown, 1968). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman


(43)

laba perusahaan dengan perubahan harga saham. Seberapa jauh respon pasar terhadap informasi laba dikenal dengan penelitian ERC.15

Penelitian oleh Benstrorn (1966) dalam Sri (2008), Ball dan Brown (1968), menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham. Pada tahun saat diumumkan laba terjadi kecenderungan perubahan positif pada harga saham, dan sebaliknya pada tahun saat diumumkan kerugian terjadi perubahan negatif pada harga saham. Hal ini terjadi karena dalam menanamkan dananya investor melihat prospek perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin sering perusahaan mengalami kerugian maka semakin sering terjadi penurunan harga saham tersebut yang menyebabkan terjadinya kerugian pada investor.16

C. Islamic Social Reporting

Islam merupakan agama yang secara lengkap mengatur seluruh aspek kehidupan manusia di dunia. Konsep etika dalam Islam terbentuk akuntabilitas perspektif ekonomi Islam yaitu pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan prinsip Syariah. Haniffa (2002) berpendapat bahwa pelaporan

15Isna Ardila, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Cofficient ( Studi

Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)”, (Tesis, Medan : Sekolah Pasca

Sarjana Universitas Sumatera Utara 2012)

16Delvira dan Nelvirita, “ Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI tahun 2008-2010)”, Jurnal WRA, Vol. 1 No. 1 April 2013, hlm. 135


(44)

tanggung jawab sosial perusahaan pada sistem konvensional hanya berfokus pada aspek material dan moral. Ia menambahkan bahwa seharusnya aspek spiritual juga dijadikan sebagai fokus utama dalam pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan karena para pembuat keputusan Muslim memiliki ekspektasi agar perusahaan mengungkapkan informasi-informasi terbaru secara sukarela guna membantu dalam pemenuhan kebutuhan spiritual mereka. Oleh karena itu, ia memandang bahwa perlu adanya kerangka khusus untuk pelaporan pertanggungjawaban sosial yang sesuai dengan prinsip Islam.

Corporate Social Reponsibility adalah komitmen perusahaan atau

dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.17

Ketika berbicara mengenai CSR terdapat banyak definisi yang menggambarkan program tersebut. Pada kata Corporate Social Responsibility terdapat kata social yang identik sama artinya dengan kedermawanan. CSR itu jauh lebih besar dari kedermawanan yang biasanya dilakukan akibat terjadinya bencana alam. CSR memiliki tujuan untuk pemberdayaan masyarakat yang artinya mengkreasikan masyarakat mandiri bukan untuk memanjakan


(45)

masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak pada pembodohan masyarakat.18

Tanggung jawab sosial dalam pandangan Freedman, hanya ada pada individu dan bukan melekat pada perusahaan. Tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya bagi pemegang saham. Bahkan Freedman menyebut CSR sebagai ancaman bagi kapitalisme pasar bebas. Namun, hal ini bertolak belakang dengan hasil kajian yang telah dilakukan oleh ekonom terkemuka Michael Porter (The Competitive

Advantage of Corporate Philantropy) yang menunjukkan adanya korelasi

positif antara profit dan CSR, atau tujuan finansial, dan tujuan sosial perusahaan.19

Corporate Social Responsibility adalah pengungkapan tanggung jawab

sosial sebagai dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan diukur dari perbandingan jumlah item yang diungkapkan perusahaan dengan total item pengungkapan. Dengan meningkatnya pelaksanaan CSR dalam konteks Islam, Maka semakin meningkat pula keinginan untuk membuat pelaporan sosial yang bersifat syariah yaitu Islamic Social Reporting. Ada dua hal yang harus diungkapkan dalam perspektif Islam, yaitu pengungkapan penuh (full disclosure) dan akuntabilitas sosial (social Accountability). Konsep

18 Ibid, hlm. 9 - 10 19 Ibid, hlm.28


(46)

akuntabilitas sosial terkait dengan prinsip pengungkapan penuh dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan publik akan suatu informasi. Dalam konteks Islam, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui berbagai informasi mengenai aktivitas organisasi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah perusahaan tetap melakukan kegiatannya sesuai syariah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20

Dalam perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan satu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan dalam ekonomi Islam, perusahaan akan menghasilkan pengungkapan yang benar dan adil serta transparan apabila memiliki suatu akuntabilitas terhadap Allah Swt. Konsep dasar akuntabilitas Islam ini percaya bahwa seluruh sumber daya yang telah disediakan dan diciptakan adalah untuk kemaslahatan manusia. Untuk itu, pengungkapan fakta keuangan harus berisi informasi yang benar dan akurat serta tersedia bebas untuk para pengguna laporan keuangan.

Penelitian dalam ranah CSR syariah umumnya menggunakan model Indeks Islamic Social Reporting yang dikembangkan dengan dasar standar AAOIFI yang kemudian dikembangkan oleh masing-masing peneliti

20Jurnal Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks”, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto, 2010, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, hlm. 10 - 11


(47)

berikutnya. Indeks ISR merupakan perluasan dari social reporting yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif spiritual (Hannifa, 2002). Indeks ISR juga menekankan pada keadilan sosial terkait pelaporan mengenai lingkungan, hak minoritas, dan karyawan.

Indeks ISR mengelompokkan indikator-indikatornya menjadi enam tema pengungkapan yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Tema Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) No. Pokok Pengungkapan ISR

1. Tema Pembiayaan dan Investasi 2. Tema Produk dan Jasa

3. Tema Karyawan 4. Tema Masyarakat 5. Tema Lingkungan

6 Tema Tata Kelola Perusahaan

Sumber : Skripsi Tika Astuti (2013)

Untuk menentukan indeks ISR yaitu dengan content analysis pada laporan tahunan perusahaan dengan memberikan tanda checklist pada setiap item yang mengungkapkan tanggung jawab sosial. Jika terdapat satu item yang


(48)

“0”. Rumus penghitungan CSRI (Sayekti dan Wondabio, 2008) yang juga merupakan rumus perhitungan ISRI adalah :

Keterangan : ISRI

j = Islamic Social Resporting Index perusahaan j

ΣX ji = Jumlah item/indikator yang diungkapkan perusahaan j

n = Total item/indikator pengungkapan

D. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.21 Profitabilitas merupakan rasio yang memiliki

daya tarik bagi pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham dalam suatu perseroan. Rasio profitabilitas bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.22 Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode.

21Danang Sunyoto, “Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus)”, Jakarta : PT. Buku Seru, 2013, hlm. 113

22Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hlm. 122 ISRIj =∑ X ij n


(49)

Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna.23 Pada penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva perusahaan.24

E. Leverage

Dalam menjalankan operasinya, perusahaan memiliki kebutuhan akan dana baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang agar perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dana tersebut juga dibutuhkan untuk melakukan ekspansi usaha atau investasi baru. Artinya di dalam perusahaan harus tersedia dana dalam jumlah tertentu sehingga tersedia pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini, manajer keuanganlah yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dana tersebut. Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut untuk mengelola rasio leverage dengan baik sehingga mampu

23Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 198 24Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hlm. 245


(50)

menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang dihadapi.

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.25 Rasio leverage digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio yang ada. Dengan mengetahui

leverage ratio akan dapat dinilai tentang : (a) posisi perusahaan terhadap

seluruh kewajibannya kepada pihak lain; (b) kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap; (c) keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.26 Adapun jenis-jenis rasio leverage diantaranya :27

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

2. Debt to Equity Ratio

3. Long Term Debt to Equity Ratio

4. Time Intertest Earned

5. Fixed Charge Coverage

Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio, merupakan rasio utang yang

digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total

25Kasmir, “ Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 151 26Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hlm. 227 27 Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Jakarta : Kencana, 2010, hlm. 112


(51)

aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang.28

Debt to Equity Ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.

Long Term Debt to Equity Ratio, merupakan rasio antar utang jangka

panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.

Time Interest Earned, merupakan rasio untuk mencari jumlah kali

Perolehan bunga (J. Fred Weston). Rasio ini diartikan juga kemampuan


(52)

perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio (menurut James C. van Home).

Fixed Charge Coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang

menyerupai rasio Times Ineterest Earned. Hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.

F. Islamic Social Reporting dan Earning Response Coefficient

Perubahan harga saham bergerak sesuai dengan ekspektasi akan laba di masa mendatang sehingga nilai informasi yang diungkapkan mengenai pengumuman angka laba akan mempengaruhi tingkah laku investor dalam mengambil keputusan (Ball dan Brown : 1968). Nilai informasi yang diungkapkan tersebut antara lain pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan tingkah laku investor merupakan respons investor terhadap pengumuman laporan tahunan perusahaan. Adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan, perlahan mengharapkan nilai tambah dan legitimasi dari masyarakat terhadap operasional perusahaan maupun produk yang dihasilkannya.


(53)

Laba merupakan salah satu informasi yang sering menjadi pertimbangan oleh para investor. Dengan semakin berkembangnya pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan, maka informasi laba diharapkan tidak lagi menjadi perhatian utama investor. Secara umum, hubungan antara tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan kinerja pasar perusahaan masih sangat beragam. Secara teoritis, ada hubungan positif antara pengungkapan dan kinerja pasar perusahaan (Lang dan Lundholm, 1993). Laporan tahunan adalah salah satu media yang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan investor. Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi dan juga Agency problem (Healy dan Palepu, 2001).29

Sayekti dan Wondabio (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh CSR terhadap ERC yang memberikan hasil bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh negatif terhadap ERC. Sayekti dan Wondabio (2007) menyebutkan bahwa apabila ketidakpastian prospek perusahaan di masa mendatang tinggi maka ERC juga tinggi. Informasi-informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunannya diharapkan dapat

29Jurnal Sayekti dan Wondabio, “Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient”, Jakarta, 2007, hlm. 7


(54)

mengurangi ketiakpastian prospek perusahaan di masa mendatang.30 Salah satunya adalah informasi mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Penelitian mengenai Pengaruh CSR disclosure juga dilakukan oleh Daud dan Syarifuddin (2008). Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) dimana CSR disclosure berpengaruh positif signifikan terhadap ERC yang berarti bahwa dengan adanya peningkatan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan akan meningkatkan reaksi investor terhadap laba.

G. Profitabilitas dan Earning Response Coefficient

Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Jika profitabilitas perusahaan tinggi berarti laba yang dihasilkan perusahaan meningkat yang selanjutnya akan mempengaruhi para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) menyimpulkan bahwa profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap ERC. Sejalan dengan penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010), penelitian Setiawati dkk. (2014)

30 Jurnal Kadek Trisna Wulandari dan I Gede Ary Wirajaya, “Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap


(55)

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas terhadap ERC. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) yang menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak terdapat pengaruh terhadap ERC. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Christiawan (2010) menyimpulkan bahwa ROE sebagai proksi profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap Abnormal Return.

H. Leverage dan Earning Response Coefficient

Peningkatan ERC akan terjadi jika leverage sebuah perusahaan lebih kecil. Penelitian Mulyani dkk. (2007) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif secara signifikan terhadap ERC. Sejalan dengan penelitian Mulyani dkk., penelitian Daud dan Syarifuddin (2008) juga menemukan bahwa DER sebagai proksi leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC.

Leverage yang tinggi berarti sebuah perusahaan memiliki utang yang lebih

besar dibandingkan aset perusahaan. Sehingga laba akan mengalir lebih banyak kepada kreditur dibandingkan pemegang saham. Maka informasi terhadap pengumuman laba akan direaksi lebih cepat oleh kreditur, namun direspon negatif oleh pemegang saham karena investor beranggapan bahwa


(56)

perusahaan lebih mengutamakan pembayaran hutang dari pada pembayaran dividen.31

I. Review Studi Terdahulu

Penulisan skripsi ini mengacu pada penelitian – penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai landasan dan pembanding dalam menganalisa variabel Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage yang mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdapat pada Jakarta Islamic Index (JII).

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaaan Penelitian 1. Sri Mulyani,

Nur Fadrih Asyi, dan Andayani (Jurnal 2010)

Faktor - Faktor yang

Mempengaruhi Earning Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen : Unexpected Earning (UE), Persistensi laba Beta, Kesempatan Bertumbuh, Ukuran Perusahaan,

Hasil analisis dari penelitian ini adalah persistensi laba, kesempatan bertumbuh, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC). Sedangkan struktur

Perbedaannya adalah penulis memasukkan variabel dependennya yaitu ERC dengan meregresikan CAR dan UE dan variabel independennya

pengungkapan ISR, Profitabilitas (ROA) dan Leverage (DAR).

31 Maisil Delvira dan Nelvirita, “ Pengaruh Risiko “iste atik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI tahun 2008-2010)”, Jurnal WRA, Vol. 1 No. 1 April 2013, hlm. 131


(57)

Kualitas Auditor Variabel Dependen : Cummulative Abnormal Return (CAR).

modal sebagaimana yang diukur dengan leverage, beta berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, dan kualitas auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Earnings Response Coefficient.

Dan penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel.

2. Sayekti dan Wondabio (Jurnal 2007)

Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient Variabel Independen : Unexpected Earning (UE) dan CSR Variabel Dependen : Cummulative Abnormal Return (CAR) Variabel Kontrol : BETA dan PBV

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel CSR berpengaruh negatif terhadap ERC baik dengan variabel kontrol maupun tidak.

Perbedaannya adalah penulis memasukkan variabel dependennya yaitu ERC dengan meregresikan CAR dan UE dan variabel independennya

pengungkapan ISR bukan CSR. Kemudian memasukan variabel profitabilitas (ROA) dan leverage (DAR). Dalam penelitian ini menggunakan metode regresi data panel dengan sampel persahaan yang terdaftar di JII tahun 2010 – 2013.

3. Indra Kusumawar dhani dan Joko Setiyo Nugroho (2010) Pengaruh Corporate Social Responsibility, Size, dan Profitabilitas terhadap Earnings Response Coefficient Variabel Independen : CSRI, Size, dan Profitabilitas Variabel Dependen :ERC

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR, Size, dan Profitabilitas

berpengaruh signifikan terhadap ERC baik secara simultan maupun secara parsial.

Perbedaannya adalah penulis mengganti variabel independen CSRI dengan pengungkapan ISR, dan menambahkan variabel leverage (DAR). Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel. 4. Rulfah M.

Daud dan Nur Afni Syarifuddin (2008) Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure, Timeliness, dan Variabel Independen : CSR, Timeliness, dan DER

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan CSR, Timeliness, dan DER berpengaruh terhadap

Perbedaannya adalah penulis memasukkan variabel independennya pengungkapan ISR, profitabilitas (ROA)


(58)

Debt do Equity Ratio terhadap Earning Response Coefficient Variabel Dependen : ERC

ERC. Secara parsial CSR dan Timelines berpengaruh positif terhadap ERC sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap ERC.

dan leverage yang diproksikan oleh DAR saja bukan DER. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel bukan regresi linear berganda karena data yang dijadikan sampel adalah data panel. 5. Erma

Setiawati, Nursiam, dan Fitri Apriliana (Sancall 2014) Analisis Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Koefisien Respon Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2009 – 2011)

Variabel Independen : Ukuran Perusahaan Pertumbuhan (PBV), dan Profitabilitas (ROA). Variabel Dependen : ERC

Hasil analisis dari penelitian ini adalah secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ERC, sedangkan profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap Koefisien Respon Laba (ERC).

Perbedaannya adalah penulis menggunakan variabel independennya pengungkapan ISR, profitabilitas (ROA) dan leverage (DAR). Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel bukan regresi linear berganda karena data yang dijadikan sampel adalah data panel. 6. Maisil Delvira

dan Nelvirita (2013) Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi Laba terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Variabel Independen : Risiko Sistematik, Leverage, dan Persistensi laba Variabel Dependen : ERC

Hasil penelititan ini menunjukkan bahwa secara simultan risiko sistematik, leverage dan eksistensi laba berpengaruh signifikan terhadap ERC. Secara parsial risiko sistematik berpengaruh terhadap negatif signifikan terhadap ERC. Leverage tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC, Sedangkan eksistensi laba berpengaruh positif signifikan terhadap ERC.

Perbedaannya adalah selain variabel leverage penulis menambahkan 2 variabel independen lainnya yaitu pengungkapan ISR, dan profitabilitas (ROA). Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel.


(1)

1

1

3

IHSG 2013

No. Kode Saham

IHSG -5 hari

IHSG -4 hari

IHSG -3 hari

IHSG - 2 hari

IHSG -1 hari

IHSG Hari Pengumum an

IHSG +1 hari

IHSG +2 hari

IHSG +3 hari

IHSG +4 hari

IHSG +5 hari

1 AALI 4.598,22 4.646,15 4.623,57 4.577,29 4.532,72 4.568,94 4.620,22 4.584,21 4.601,28 4.659,17 4.687,86 2 ASII 4.598,22 4.646,15 4.623,57 4.577,29 4.532,72 4.568,94 4.620,22 4.584,21 4.601,28 4.659,17 4.687,86 3 ASRI 4.700,21 4.720,42 4.703,09 4.728,24 4.723,06 4.768,28 4.873,93 4.870,21 4.891,32 4.857,94 4.921,04 4 CPIN 4.700,21 4.720,42 4.703,09 4.728,24 4.723,06 4.768,28 4.873,93 4.870,21 4.891,32 4.857,94 4.921,04 5 INTP 4.704,21 4.684,38 4.726,17 4.878,64 4.876,19 4.805,61 4.821,46 4.698,97 4.700,21 4.720,42 4.703,09 6 ITMG 4.646,15 4.623,57 4.577,29 4.532,72 4.568,94 4.620,22 4.584,21 4.601,28 4.659,17 4.687,86 4.685,89 7 KLBF 4.700,21 4.720,42 4.703,09 4.728,24 4.723,06 4.768,28 4.873,93 4.870,21 4.891,32 4.857,94 4.921,04 8 LPKR 4.700,21 4.720,42 4.703,09 4.728,24 4.723,06 4.768,28 4.873,93 4.870,21 4.891,32 4.857,94 4.921,04 9 LSIP 4.646,15 4.623,57 4.577,29 4.532,72 4.568,94 4.620,22 4.584,21 4.601,28 4.659,17 4.687,86 4.685,89 10 PTBA 4.598,22 4.646,15 4.623,57 4.577,29 4.532,72 4.568,94 4.620,22 4.584,21 4.601,28 4.659,17 4.687,86 11 SMGR 4.555,37 4.556,19 4.592,65 4.598,22 4.646,15 4.623,57 4.577,29 4.532,72 4.568,94 4.620,22 4.584,21 12 TLKM 4.568,94 4.620,22 4.584,21 4.601,28 4.659,17 4.687,86 4.685,89 4.677,25 4.704,21 4.684,38 4.726,17 13 UNTR 4.598,22 4.646,15 4.623,57 4.577,29 4.532,72 4.568,94 4.620,22 4.584,21 4.601,28 4.659,17 4.687,86 14 UNVR 4.821,46 4.698,97 4.700,21 4.720,42 4.703,09 4.728,24 4.723,06 4.768,28 4.873,93 4.870,21 4.891,32


(2)

1

1

4

Lampiran 7 : Laba Perusahaan Tahun 2009 - 2013

No.

Kode Saham

Laba Tahun 2009

Laba Tahun 2010

Laba Tahun 2011

Laba Tahun 2012

Laba Tahun 2013

1

AALI

1.660.649.000.000

2.016.780.000.000

2.405.564.000.000

2.346.203.000.000

1.833.891.000.000

2

ASII

10.040.000.000.000

14.366.000.000.000

17.785.000.000.000

19.421.000.000.000

19.417.000.000.000

3

ASRI

94.020.549.049

290.483.812.132

601.653.801.000

1.192.715.925.000

876.785.386.000

4

CPIN

1.612.710.000.000

2.210.266.000.000

2.355.475.000.000

2.684.064.000.000

2.530.909.000.000

5

INTP

2.746.654.017.082

3.224.941.884.793

3.596.918.000.000

4.760.382.000.000

5.215.899.000.000

6

ITMG

3.154.179.400.000

1.835.521.641.000

4.952.270.568.000

4.177.855.810.000

2.809.369.476.000

7

KLBF

929.003.740.338

1.286.330.026.012

1.482.236.969.778

1.733.928.105.603

1.919.508.370.312

8

LPKR

388.053.495.627

525.345.786.018

708.282.328.610

1.060.221.934.429

1.228.230.222.876

9

LSIP

707.487.000.000

1.033.329.000.000

1.701.580.000.000

1.116.186.000.000

769.493.000.000

10

PTBA

2.727.734.000.000

2.008.891.000.000

3.085.836.000.000

2.900.113.000.000

1.826.144.000.000

11

SMGR

3.326.487.957.000

3.633.219.892.000

3.925.441.771.000

4.847.251.843.000

5.370.247.117.000

12

TLKM

11.398.826.000.000

11.536.999.000.000

10.965.000.000.000

12.850.000.000.000

14.205.000.000.000

13

UNTR

3.817.541.000.000

3.872.931.000.000

5.900.908.000.000

5.779.675.000.000

4.833.699.000.000

14

UNVR

3.044.107.000.000

3.386.970.000.000

4.163.369.000.000

4.839.277.000.000

5.352.625.000.000


(3)

1

1

5

Lampiran 8 : Skor Indeks Islamic Social Reporting Tahun 2010 - 2013

SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2010

No. Kode A 1 2 3 4 5 TA B 6 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 TF T DL

1 AALI 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 29 0,674

2 ASII 1 1 1 1 0 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 32 0,744

3 ASRI 1 1 0 0 1 3 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 0 0 2 23 0,535

4 CPIN 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 2 0 1 1 0 0 0 1 0 3 21 0,488

5 INTP 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 0,651

6 ITMG 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

7 KLBF 1 1 0 0 1 3 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 29 0,674

8 LPKR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 22 0,512

9 LSIP 1 1 0 1 1 4 0 0 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 0 2 25 0,581

10 PTBA 1 1 0 1 0 3 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 0,651

11 SMGR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 32 0,744

12 TLKM 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 0 2 0 1 1 1 0 0 1 1 5 27 0,628

13 UNTR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 3 30 0,698

14 UNVR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2011

No. Kode A 1 2 3 4 5 TA B 6 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 TF T DL

1 AALI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 0,698

2 ASII 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 32 0,744

3 ASRI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 5 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 0 0 2 24 0,558

4 CPIN 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 23 0,535

5 INTP 1 1 0 0 1 3 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 24 0,558

6 ITMG 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

7 KLBF 1 1 1 0 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 0,698

8 LPKR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 25 0,581

9 LSIP 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 0 1 0 1 1 3 0 1 1 0 0 0 0 1 3 23 0,535

10 PTBA 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 0,651

11 SMGR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

12 TLKM 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 6 1 1 1 0 0 3 0 1 1 1 0 1 1 1 6 28 0,651

13 UNTR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 3 29 0,674


(4)

1

1

6

SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2012

No. Kode A 1 2 3 4 5 TA B 6 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 TF T DL

1 AALI 1 1 0 1 0 3 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 0,651

2 ASII 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 0 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 31 0,721

3 ASRI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 0 0 2 26 0,605

4 CPIN 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 23 0,535

5 INTP 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 23 0,535

6 ITMG 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

7 KLBF 1 1 0 0 1 3 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 29 0,674

8 LPKR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 0,651

9 LSIP 1 1 0 1 0 3 1 1 1 1 4 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 5 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 4 0 1 1 0 0 0 0 1 3 26 0,605

10 PTBA 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

11 SMGR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

12 TLKM 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 6 1 1 0 1 0 3 0 1 1 1 0 0 1 1 5 28 0,651

13 UNTR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 1 0 0 1 1 5 30 0,698

14 UNVR 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 0,698

SKOR INDEKS ISLAMIC SOCIAL REPORTING (ISR) 2013

No. Kode A 1 2 3 4 5 TA B 6 7 8 9 TB C 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 TC D 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 TD E 31 32 33 34 35 TE F 36 37 38 39 40 41 42 43 TF T DL

1 AALI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 29 0,674

2 ASII 1 1 1 1 1 5 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 34 0,791

3 ASRI 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 0 3 27 0,628

4 CPIN 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 0 1 1 0 0 0 1 0 3 23 0,535

5 INTP 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 0,698

6 ITMG 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

7 KLBF 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 0,651

8 LPKR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 1 1 1 0 1 4 0 1 1 0 0 0 1 1 4 27 0,628

9 LSIP 1 1 0 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 30 0,698

10 PTBA 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 28 0,651

11 SMGR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 5 0 1 1 0 0 0 1 1 4 31 0,721

12 TLKM 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 4 0 1 1 1 0 0 1 1 5 30 0,698

13 UNTR 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 4 0 1 1 1 0 0 1 1 5 28 0,651


(5)

117

Lampiran 9 : Model

Common Effect

,

Fixed Effect,

dan Uji Chow

Model

Common Effect

Dependent Variable: ERC Method: Panel Least Squares Date: 07/03/15 Time: 08:44 Sample: 2010 2013

Periods included: 4

Cross-sections included: 14

Total panel (balanced) observations: 56

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.096783 0.256609 0.377162 0.7076

ISR 0.075986 0.393755 0.192977 0.8477

ROA -0.629795 0.235322 -2.676314 0.0099

DAR -0.051215 0.035648 -1.436674 0.1568

R-squared 0.157963 Mean dependent bar -0.002902

Adjusted R-squared 0.109384 S.D. dependent bar 0.217294

S.E. of regression 0.205066 Akaike info criterion -0.262219

Sum squared resid 2.186711 Schwarz criterion -0.117551

Log likelihood 11.34213 Hannan-Quinn criter. -0.206131

F-statistic 3.251659 Durbin-Watson sitat 0.046362


(6)

118

Model

Fixed Effect

Dependent Variable: ERC Method: Panel Least Squares Date: 07/03/15 Time: 08:45 Sample: 2010 2013

Periods included: 4

Cross-sections included: 14

Total panel (balanced) observations: 56

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.002903 7.51E-17 -3.86E+13 0.0000

ISR 6.70E-16 1.04E-16 6.426103 0.0000

ROA 9.44E-17 9.36E-17 1.009249 0.3191

DAR 3.78E-18 6.72E-18 0.562515 0.5770

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 1.000000 Mean dependent bar -0.002902

Adjusted R-squared 1.000000 S.D. dependent bar 0.217294

S.E. of regression 2.58E+17 Akaike info criterion -73.31265

Sum squared resid 2.59E+32 Schwarz criterion -72.69781

Log likelihood 2069.754 Hannan-Quinn criter. -73.07428

F-statistic 2.45E+32 Durbin-Watson sitat 1.880615

Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil Uji

Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 0.995828 (13,40) 0.4729


Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013

1 44 113

“Analisis Akuntabilitas Pengungkapan Aktivitas Sosial Berbasis Islamic Social Reporting Index pada Perusahaan yang terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) ” (Studi kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII)

0 5 20

“Analisis Akuntabilitas Pengungkapan Aktivitas Sosial Berbasis Islamic Social Reporting Index pada Perusahaan yang terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) ” (Studi kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII)

0 11 20

Pengaruh kenerja keuangan perusahaan terhadap return saham Syariah (studi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index)

0 4 109

Pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (Studi empiris pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 10 144

Pengaruh modal kerja terhadap kinerja keuangan : studi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic index tahun 2006-2007

0 6 130

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan ukuran perusahaan (FIRM SIZE) terhadap harga saham: studi pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012

0 30 165

Pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap Earning Response Coefficient (ERC): studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013

0 16 134

Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR),Profitabilitas,dan Leverange Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010 - 2013)

0 8 0

177 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012- 2015 dengan Menggunakan Islamic Social Reporting (ISR) Index sebagai Tolok Ukur

0 0 13