PERANAN Mr. ASSAAT SEBAGAI KETUA BPKNIP TAHUN 1946-1949

26

BAB II LATAR BELAKANG KEHIDUPAN Mr. ASSAAT

A. Latar Belakang Keluarga

Berbicara mengenai sosok Mr. Assaat, banyak orang yang tidak mengenal salah satu tokoh pejuang Indonesia ini. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia mencatat bahwa tokoh ini mempunyai peranan besar untuk Indonesia. Ternyata, peranannya yang besar terhadap bangsanya, lantas tidak membuat tokoh ini dikenal luas oleh masyarakat seperti halnya tokoh pejuang lain. Buku-buku sejarah jarang membicarakannya, atau sekedar mencatat namanya. Literatur mengenai Mr. Assaat sangat sulit ditemui. Mr. Assaat adalah salah satu tokoh Indonesia berdarah Minangkabau. 1 Beliau dilahirkan di Kampung Pincuran Landai, Kanagarian Kubang Putih, Kecamatan Banuhampu, Agam, Sumatera Barat, pada tanggal 18 September 1904. 2 Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Roesiah, akan tetapi meninggal pada tahun 1949 karena 1 Minangkabau adalah suatu kelompok suku yang mendiami daerah Sumatera Barat sekarang, sehingga daerah ini identik dengan daerah budaya Minangkabau. Kampung halaman mereka terletak mulai dari kaki Bukit Barisan yang membentang sepanjang pantai barat Sumatera sampai ke daratan rendah Riau di pantai timur, yang berbatasan dengan Selat Malaka. Selengkapnya lihat: Graves, Elizabeth E. “The Minangkabau Response to Dutch Colonial Rule Nineteenth Century.” a.b. Novi Andri, Leni Marlina, Nurasni. Asal-Usul Elite Minangkabau Modern Respon terhadap Kolonial Belanda Abad XIXXX . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007, hlm. x-1. Lihat juga: Gusti Asnan. Memikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat Tahun 1950-an . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007, hlm. 10. 2 Marthias Duski Pandoe. “Mr. Assaat Presiden RI ke-3”. Dalam Julius Pour Ed. Jernih Melihat Cermat Mencatat Antologi Karya Jurnalistik Wartawan Senior Kompas . Jakarta: Kompas, 2000, hlm. 57. sakit dengan meninggalkan dua orang putra dan seorang putri. 3 Kelak, Mr. Assaat menikah dengan adik dari dokter yang merawat istrinya tersebut. 4 Mr. Assaat mempunyai gelar Datuk Mudo di belakang namanya. Gelar Datuk adalah gelar yang disandang oleh seorang penghulu dalam adat Minangkabau. Penghulu suku atau biasanya disebut penghulu saja adalah seorang pemimpin suku. Penghulu diberi gelar kehormatan dengan sebutan Datuk atau disingkat Dt, dimana ia berada di puncak hirarki adat mewakili sukunya. 5 Pemberian gelar kepada Mr. Assaat ini dikatakan hanyalah untuk mengangkat simbol-simbol adat dalam kehidupan keseharian mereka di perantauan. Beberapa aktivis politik dari Minangkabau yang ada di Jakarta menyetujui penobatan mereka sebagai pemangku adat. 6 Salah satunya adalah Mr. Assaat. Contoh lainnya adalah Mohammad Natsir dengan gelarnya Datuk Sinaro Nan Panjang. 7 Mr. Assaat meninggal pada 16 Juni 1976 pada usia 71 tahun di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. 8 Jenazahnya kemudian disemayamkan di rumah saudaranya di Jakarta. Pemakamannya dihormati dengan upacara 3 Ibid., hlm. 58. 4 Tim Penyusun. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 2. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1988, hlm. 376. 5 Graves, Elizabeth E, op.cit., hlm. 21. 6 Gusti Asnan, op.cit., hlm. 29. 7 Ibid. 8 Tim Penyusun, op.cit., hlm. 376.