7
Gambar 2. Proses pengajaran
C. Manfaat Penilaian Hasil Belajar
Seorang guru harus memiliki kompetensi menilai hasil belajar. Kompetensi ini meliputi mempersiapkan perangkat evaluasi dalam pembelajarannya, melaksanakan
evaluasi hasil belajar, menganalisis hasil evaluasi belajar, dan melaksanakan perbaikan kualitas program pembelajaran. Dalam melaksanakan penilaian assessment proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan menggunakan berbagai teknik. Menganalisis hasil penilaian proses dan produk untuk menentukan tingkat ketuntasan mastery Level.
Menggunakan informasi ketuntasan belajar untuk merancang program remidi dan pengayaan enrichment, dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. Melakukan penilaian pada suatu proses pembelajaran akan memberikan manfaat:
1 memberikan umpan balik bagi peserta didik, 2 memantau kemajuan belajar peserta didik, 3 memberikan masukkan pada guru, 4 memberikan penghargaan dan sertifikat,
serta 5 masyarakat lebih memperhatkan dan berperan aktif dalam pendidikan. Penilaian dapat pula memberikan manfaat untuk melakukan evaluasi terhadap bahan-bahan
instruksional yang diberikan guru, untuk menentukan kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dilakukan revisi evaluasi formatif. Demikian halnya evaluasi sumatif
dipergunakan untuk mengevaluasi bahan-bahan instruksional saat diimplementasikan dalam pengajaran agar mengetahui keefektifan dari bahan-bahan yang digunakan
tersebut. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu menyusun instrumen tes untuk
mengukur tercapainya kompetensi atau tujuan pembelajaran sebagai hasil belajar peserta didik. Menurut konsep ini peserta didik diberitahu dan diajarkan tentang pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dimiliki, kemudian dilakukan pengetesan untuk mengetahui apakah mereka telah berhasil mencapai kompetensi tersebut. Pengetesan
dilakukan untuk mengetahui apakah peserta didik mencapai standar penampilan performance standard dalam mempelajarai standar materi content standard sesuai
dengan cakupan dari standar kompetensi. Hal ini mengandung arti bahwa keberhasilan keseluruhan proses dan hasil pembelajaran perlu diukur dengan menggunakan standar
penampilan. Standar penampilan adalah perumusan tentang kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian peserta didik dalam mempelajari standar materi
8
CEC, 2000. P.7. Dalam melakukan pengukuran diperlukan instrumen dan prosedur evaluasi. Instrumen evaluasi proses dan hasil belajar terdiri dari instrumen tes dan non
tes. Instrumen evaluasi berupa tes digunakan untuk mengevaluasi pencapaian hasil
belajar aspek kognitif ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Misalnya tes untuk ā€¯mengevaluasi penguasaan peserta didik terhadap konsep busana
wanita, busana tailor, merancang bahan dan harga, dan sebagainya. Begitu pula dengan
instrumen non tes seperti angket, lembar pengamatan, lembar penilaian unjuk kerja, pedoman wawancara digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar aspek keterampilan
motorik dan aspek afektif. Contohnya: lembar pengamatan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam mengambil ukuran, menggunting bahan, angket untuk menilai
motivasi peserta didik dalam mengikuti pelajaran menjahit.
D. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar