Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak dibiasakan untuk menghasilkan karya. Contoh alat permainan Edukatif APE seperti: boneka dari kain, balok, menara gelang segitiga, tangga kubus, balok ukuran polos, krincingan bayi, gantungan bayi, puzzel, kotak gambar pola, papan pasak, dan lain-lain.

B. Penelitian yang Relevan

1. Elmi Rohmiyati 011524711 2006. Pengelolaan Sarana Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sarana pendidikan SMP di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul dengan menitik beratkan pada: 1 Perencanaa Pengadaan Sarana Pendidikan, 2 Pengadaan Sarana Pendidikan, 3 Pengaturan dan Pemeliharaan Sarana Pendidikan, 4 Penghapusan dan penyingkiran sarana pendidikan, 5 Hambatan dalam pengelolaan sarana pendidikan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa: 1 perencanaan Pengadaan sarana pendidikan SMP di kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul dengan nilai rerata sebesar 13, 13 dan presentase sebesar 77, 20 termasuk pada kategori tinggi, kegiatan ini terdiri dari: a penyusunan perencanaan pengadaan sarana pendidikan, b analisis kebutuhan, c seleksi alat atau media yang ada, d penentuan skala prioritas alat atau media yang akan diadakan, e menentukan panitia pelaksanaan pengadaan sarana pendidikan. 2 Pengadaan sarana pendidikan SMP di kecamatan wonosari Kabupaten Gunung Kidul dengan nilai rerata sebesar 78, 57 termasuk pada kategori tinggi, kegiatan ini terdiri dari: a Pelaksanaan pengadaan alat atau media pendidikan, b Pemeriksaan alat atau media pendidikan yang diadakan. 3 Pengaturan dan pemeliharaan sarana pendidikan SMP di Kecamatan Wonosari Kabupaten gunung Kidul dengan nilai rerata sebesar 13 dan persentase sebesar 81, 25 berada pada kategori tinggi kegiatan ini terdiri dari: a Pengaturan alat atau media, b inventarisasi alat atau media, c penyimpanan dan pemeliharaan alat atau media dan, d serta pelaksanaan pemeliharaan. 4 Penghapusan dan Penyingkiran sarana pendidikan SMP di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, dengan nilai rerata sebesar 3, 63 dan presentase sebesar 36, 25 berada pada kategori rendah, kegiatan ini terdiri dari: a analisis keadaan barang yang akan dihapuskan dan disingkirkan dan, b pelaksanaan penghapusan dan penyingkiran. 5 Hambatan-hambatan yang dialami pengelola dalam penghapusan dan penyingkiran dengan presentase sebesar 87, 50 berada pada kategori tinggi. 2. Diah Widayanti 021524707 2008. Pengelolaan Alat Peraga Mata Pelajaran Matematika Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan alat peraga mata pelajaran matematika. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut: 1 Sebanyak 69, 45 guru matematika sudah melakukan perencanaan alat peraga yang meliputi: penyusunan perencanaan dan ketersediaan jenis alat peraga, keadaan alat peraga, 2 Sebanyak 55, 59 guru matematika sudah melakukan pemanfaatan alat peraga mata pelajaran matematika yang meliputi: pengaturan jadwal penggunaan, pemahaman guru tentang prosedur pemanfaatan, dan kesesuaian sub pokok bahasan dengan alat peraga, 3 Sebanyak 72, 28 guru matematika sudah melakukan pemeliharaan alat peraga matematika meliputi: pelaksanaan pemeliharaan, waktu pemeliharaan, cara pemeliharaan, 4 sebanyak 52 guru matematika sudah melakukan penyingkiran alat peraga pelajaran matematika yang meliputi: pelaksanaan penyingkiran dengann cara pemindahan ke gudang, 5 Sebanyak 54, 32 guru matematika sudah melakukan evaluasi pengelolaan alat peraga namun kegiatan yang dilakukan guru hanyalah menganalisis kebutuhan alat peraga dengan memasukkan program anggaran sekolah, 6 Kendalanya mencakup: sekolah tidak memiliki tempat penyimpanan alat peraga, tidak terlaksananya evaluasi pengelolaan alat peraga, kelengkapan atau ketersediaan alat peraga belum mencukupi kebutuhan, kurangannya waktu untuk memelihara dan memanfaatkan alat peraga, jumlah dan jenis alat peraga kurang, dan kurangnya biaya untuk pembelian alat peraga baru. Oleh sebab itu, perlu adanya penyegaran tentang pemahaman dan pentingnya alat peraga dalam proses pembelajaran bagi para pengelola alat peraga di sekolah dasar dari pihak-pihak yang terkait, sehingga pengelola alat peraga matematika menjadi suatu keharusan bagi pelaksana pendidikan di sekolah dasar.

C. Pertanyaan Penelitian