PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN Diktat Seni Kerawitan 1

4

BAB I PERKEMBANGAN SENI KARAWITAN

Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit, berbelit-belit, tetapi rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata Jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada non diatonis dalam laras slendro dan pelog yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar. Seni gamelan Jawa mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan Jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal berbagai keahlian, di antaranya adalah wayang dan gamelan Harsono Kodrat, 1982. Menurut sejarahnya, gamelan Jawa juga mempunyai sejarah yang panjang. Seperti halnya kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa dalam perkembangannya juga mengalami perubahan- perubahan. Perubahan terjadi pada cara pembuatannya, sedangkan perkembangannya menyangkut kualitasnya. Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk dalam 5 kategori pusaka Irwan Sudjono, 1990. Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan filsafat hidup masyarakat Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa gamelan Jawa serta berhubungan erat dengan perkembangan religi yang dianutnya. Istilah gamelan telah lama dikenal di Indonesia, sudah disebut pada beberapa kakawin Jawa kuno. Arti kata gamelan, sampai sekarang masih dalam dugaan-dugaan. Mungkin juga kata gamelan terjadi dari pergeseran atau perkembangan dari kata gembel. Gembel adalah alat untuk memukul. Karena cara membunyikan instrumen itu dengan dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul namanya pukulan, barang yang sering diketok namanya ketokan atau kentongan, barang sering digembel namanya gembelan. Kata gembelan ini bergeser atau berkembang menjadi gamelan. Mungkin juga karena cara membuat gamelan itu adalah perunggu yang dipukul-pukul atau dipalu atau digembel, maka benda yang sering dibuat dengan cara digembel namanya gembelan, benda yang sering dikumpul-kumpulkan namanya kempelan dan seterusnya gembelan berkembang menjadi gamelan. Dengan kata lain gamelan adalah suatu benda hasil dari benda itu digembel-gembel atau dipukul-pukul Ki Hajar Dewantara, 1953. Musik-musik etnis di Indonesia 90 jenis musik perkusif, artinya untuk memainkannya dipergunakan alat pukul. Gamelan-gamelan kuna yang masih ada, seperti Gamelan Megamendung dari Kanoman Cirebon, Kyai Guntur Laut dari Majapahit, dan Gamelan Sekaten jumlah unitnya masih sedikit. Manusia memang selalu tidak puas kepada apa yang sudah ada. Kita selalu ingin 6 mengembangkan apa yang sudah ada. Alat musik etnis ritualis menjadi alat musik religius, kemudian menjadi musik sarana, yaitu gamelan untuk dakwah, untuk sarana pendidikan, untuk media penerangan. Pada jaman gamelan sebagai sarana ini jumlah unitnya selalu mengalami penambahan, antara lain ditambah macam- macam kendang, macam-macam alat musik petik, macam-macam alat musik gesek, bahkan tambur, terbang, jedor, bedug dan lain-lain masuk ke dalam anggota musik gamelan. Anak muda sekarang ada yang ingin mengembangkan unit gamelan dengan cara gong dibalik diisi kerikil dan dibunyikan dengan memukul bahunya, kempul diberi kerikil di dalamnya, bonang dipukul-pukul dengan pemukul tambur pada badannya, dan lain-lain Kodiron, 1989. Pradangga Adi Guna Sarana Bina Bangsa. Arti kata motto tersebut adalah Pradangga sama dengan gamelan prada + angga artinya “yang punya badan mengkilat”, Adi artinya baik, Guna artinya kepandaian, ilmu pengetahuan atau manfaat, Sarana artinya alat, Bina artinya membangun, membimbing atau mendidik, sedangkan Bangsa adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu tempat yang mempunyai kedaulatan sendiri dan berpemerintahan sendiri. Arti kata secara bebas “Apabila gamelan itu digunakan dengan sebaik-baiknya bisa sebagai alat untuk mendidik bangsa”. Adalah suatu kenyataan bila kita mendengar uyon-uyon rasanya seperti kita dibawa ke alam impian yang serba nikmat, lupa segala-galanya. 7

BAB II RICIKAN GAMELAN JAWA