Tinjauan Tentang Seni Lukis Elemen-Elemen Seni Rupa

9 mengherankan apabila seseorang kurang dapat menangkap atau mengetahui secara pasti tentang hasil objek pengolahannya. Karena kadang-kadang v wxyz bangun tersebut mengalami beberapa perubahan didalam penampilannya transformasi yang sesuai dengan gaya dan cara mengungkapkan secara pribadi seorang pelukis. Jadi dari penjelasan diatas bidang atau v wxy z dapat dipahami sebagai bidang yang terbentuk oleh warna atau garis yang membatasinya. { wx yz atau bidang bisa berbentuk alam atau figur dan juga tidak berbentuk atau nonfigur. 4. Ruang Menurut Mikke Susanto 2011: 338 ruang merupakan istilah yang dikaitkan dengan bidang dan keluasan, yang kemudian muncul istilah, dwimatra dan trimatara. Di dalam seni lukis terdapat ruang ilusi, terutama dalam lukisan pemandangan dan pemakaian perspektif . Pendapat lain yang dijelaskan oleh Dharsono 2007: 42-43 Ruang merupakan wujud tiga matra yang mempunyai panjang, lebar, dan tinggi volume. Ruang dalam seni rupa dibagi dua macam yaitu: ruang nyata dan ruang semu. Ruang nyata adalah bentuk ruang yang dapat dibuktikan dengan indra peraba, sedangkan ruang semu adalah kesan bentuk atau kedalaman yang diciptakan dalam bidang dua dimensi. Dari penjelasan diatas ruang mampu menghadirkan dimensi keluasan dalam seni lukis. Kehadiran ruang dapat dicapai dengan cara sudut pandang atau perspektif. Munculnya ruang pada karya seni lukis mampu memberikan perasaan kedalaman. Hadirnya keruangan juga dapat dicapai melalui gradasi warna dari terang ke gelap. |} ~ € k stu r  ‚ƒ l ƒ m „ ƒ m u s … † ƒ r … ƒ‡ƒ s ƒ ˆ ‰Š‹‰ † Œ ƒ 2008: 1474 Tekstur adalah ukuran dan susunan bagian suatu benda atau penyatuan bagian-bagian sesuatu sehingga membentuk suatu benda. Menurut Mikke Susanto 2002: 20 tekstur atau barik adalah nilai raba atau kualitas permukaan yang dapat dimunculkan dengan memanfaatkan kanvas, cat atau bahan-bahan seperti pasir, semen, zinc white, dan lain-lain. Mikke Susanto 2011: 49 mengatakan bahwa tekstur ada tiga macam ... adalah unsur rupa yang menunjukkan nilai raba, kualitas permukaan bahan, dapat melukiskan sebuah permukaan. Ada 3 jenis nilai raba dalam lukisan, 1. Tekstur semu, yaitu tekstur yang dibuat pada kanvas terlihat bertekstur, namun jika diraba secara fisik tidak ada secara fisik kesan kasar; 2. Tekstur nyata yaitu tekstur yang secara fisik terasa; 3. Tekstur palsu yaitu merupakan perkembangan tekstur semu, misalnya Affandi atau lukisan Jakson Pollock pada kanvas namun dilukis dengan gaya realistik... Tekstur sengaja dibuat sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang karya seni rupa secara nyata atau semu. Tekstur dimanfaatkan tidak hanya atas dasar pertimbangan teknis, tetapi juga atas dasar yang mengacu kepada isi atau substansi. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, tekstur dalam seni lukis adalah elemen seni yang berupa kesan visual maupun nilai raba yang dapat memberikan watak karakter pada permukaan. 6. Value Pemberian value dalam penciptaan lukisan dapat membuat lukisan lebih manarik. Menurut Dharsono Sony Kartika 2004: 58 value adalah warna-warna yang memberi kesan gelap terang atau gejala warna dalam perbandingan hitam  Ž n p u t ‘ Ž l  m ’“ ” l  s  “  l ”•“ –— Apabila su atu warna ditambah dengan warna putih maka akan semakin tinggi valuenya dan apabila ditambah warna hitam maka akan semakin lemah valuenya. Jadi value dalam seni lukis adalah kesan atau tingkat gelap terangnya warna yang dibuat oleh pelukis pada suatu lukisan sehingga akan terbentuk dimensi. Dalam proses melukis, value dilakukan dengan berbagai campuran warna mulai dari gelap keterang atau terang kegelap sesuai dengan objek yang ada di dalam foto.

C. Prinsip Penyusunan Elemen Rupa

Prinsip seni rupa adalah serangkaian kaidah umum yang sering digunakan sebagai dasar pijakan dalam mengelola dan menyusun unsur-unsur seni rupa dalam proses berkarya untuk menghasilkan sebuah karya seni rupa. Ada beberapa prinsip atau dasar penyusunan elemen-elemen seni yang perlu kita perhatikan sebelum menciptakan sebuah karya seni lukis, 1. Harmoni Selaras Harmoni atau keselarasan memberikan kesan tatanan yang ideal bagi sebuah karya seni lukis, karena dengan adanya harmoni atau keselarasan pada karya seni lukis akan menimbulkan sebuah kombinasi tertentu yang harmonis untuk dinikmati. Menurut Dharsono 2004: 54 menyatakan bahwa harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Sementara menurut pendapat menurut Mikke Susanto 2011: 175 menerangkan bahwa harmoni adalah tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki keserasian. ˜™ Juga merujuk pada pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-auran yang ideal. Dari beberapa keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa harmoni selaras adalah tatanan atau perpaduan beberapa unsur yang berbeda dekat sehingga menimbulkan kesan yang seimbang, serasi dan sesuai. 2. Dominasi Dominasi merupakan bagian dari satu komposisi yang ditekankan, paling utama, tangguh, atau mempunyai banyak pengaruh. Sebuah warna tertentu dapat menjadi dominan, dan demikian juga suatu objek, garis, bentuk, atau tekstur Mikke Susanto 2011: 109. Fokus dari suatu susunan suatu pusat perhatian di sekitar elemen-elemen yang lain bertebaran dan tunduk membantunya. Hal ini tak dapat diabaikan begitu saja, sebab ia akan membawa ke arah yang paling penting dari susunan Fadjar Sidik dan Aming Prayitno, 1981: 50. Jadi dapat disimpulkan bahwa dominasi dalam lukisan adalah š ›œžŸ t ¡¢ t ž£ atau objek itu sendiri. 3. Keseimbangan Balance Untuk mendukung semua bagian dalam lukisan maka dibutuhkan keseimbangan antar bagian objek didalamnya. Keseimbangan atau balance adalah persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni Mikke Susanto, 2011: 46. Keseimbangan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun ¤¥ ¦ §¨© r © ª n t §«¦ ª t © s ¬§ ¬ © ry © © «­ ® ¯°¯± ²ª ¦ ³ © l ´ª t § n tu ¬ © n o l §µ u k u r ©«¶ w u j ³´ ¶ w © r «© ¶ t § k stu r ´ © n ¬§µ © ´ª r © n ¦ § m ³ © u n su r ´ª · § rt ª m ° ©« ¸ k © n ´ © n m § m p § r µ© t ª¬ © n ¬§ ¦ §ª m ° © n ¸©«­ ¹ª° ©¸ ª m § n j © ´ª ´³ ©¶ y ©ª tu ¬§ ¦ §ª m ° ©« ¸ © n º o rm © l formal balance juga disebut simetris dan keseimbangan informal informal balance juga disebut asimetris Dharsono Sony Kartika, 2004: 60. Jadi keseimbangan atau balance dalam seni rupa adalah suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani. Keseimbangan dalam lukisan disusun dengan cara simetris atau asimetris. 4. Kesatuan Unity Kesatuan atau unity adalah penyusunan atau pengorganisasian dari elemen- elemen seni sedemikian rupa sehingga menjadi kesatuan , organik, ada harmoni antara bagian-bagian dengan keseluruhannya Fadjar Sidik dan Aming Prayitno, 1981: 47. Dharsono Sony Kartika 2004: 59 menyatakan bahwa kesatuan adalah kohesi, konsistensi, atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek yang ingin dicapai dalam suatu komposisi di antara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh. Dapat dikatakan bahwa tidak ada komposisi yang tidak utuh dan kesemuanya berhubungan demi tercapainya bentuk estetik. Jadi kesatuan atau unity dalam lukisan merupakan prinsip hubungan diciptakan melalui kohesi, konsistensi, keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan akan tercapai jika secara keseluruhan elemen rupa mempunyai hubungan sehingga tercipta bentuk yang estetik. »¼ ½¾ ¿ ro p o r À Á  à n u ru t Ä Å Æ rso n o Ç o n y È Æ rt Á ÉÆ 2004: 64 propors i merupakan hubungan antara bagian dari satu disain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Warna tekstur dan garis memainkan peranan penting dalam penyusunan proporsi. Sedangkan menurut Mikke Susanto 2011: 320, menjelaskan bahwa proporsi berhubungan erat dengan ÊËÌË ÍÎ Ï keseimbangan, harmoni dan Ð Í Ñ ty . Proporsi dipakai pula sebagai salah satu pertimbangan untuk mengukur dan menilai keindahan artistik suatu karya seni. Jadi proporsi dalam lukisan berhubungan antara ukuran dan bagian yang dipakai sebagai salah satu pertimbangan untuk mengukur dan menilai keindahan artistik pada suatu karya seni yang berhubungan erat dengan balance keseimbangan, harmoni dan unity.

D. Konsep

Dalam proses berkarya, setiap pelukis pastinya memiliki konsep terlebih dahulu sebelum membuat lukisan. Dalam kamus besar bahasa indonesia 2008:748, konsep adalah rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret. Kemudian menurut Mikke Susanto 2011: 227 konsep merupakan pokok utama yang mendasari keseluruhan pemikiran, pembentukan konsep merupakan konkretisasi indra mencakup konsep, pengenalan, analisis, abstraksi, idealisasi dan bentuk-bentuk deduktif, konsep dapat lahir sebelum, bersamaan atau setelah pengerjaan karya seni.