RUANG TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN PERBATASAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS) KEC. MEDAN SUNGGAL.

RUANG TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN
PERBATASAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS)
KEC. MEDAN SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
Prodi D-3 Teknik Sipil

Oleh:
MARIA KRISTIANI SIMANGUNSONG
NIM: 5133210031

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK SIPIL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017


ABSTRAK
Maria Kristiani Simangunsong, NIM : 5133210031, “Ruang Terbuka Hijau Pada
Permukiman Perbatasan Di Kota Medan (Studi Kasus) Kec. Medan Sunggal”.
Medan : Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, prodi D-3
Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan, 2017.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan sebentang lahan terbuka tanpa bangunan
yang mempunyai ukuran, bentuk, dan batas geografis yang dimana di dalam lahan
tersebut diisi oleh tumbuh – tumbuhan hijau, tanaman dan vegetasi guna
mendukung manfaat langsung atau manfaat tidak langsung yang dihasilkan oleh
RTH tersebut. Keberadaan RTH dalam suatu kawasan dapat meningkatkan
kualitas kehidupan, membentuk identitas komunitas, melindungi kualitas
lingkungan, meningkatkan nilai ekonomi bangunan-bangunan atau propertiproperti pada lokasi yang berdekatan dengan RTH, dan juga membentuk “image”
suatu kawasan. Tujuan penelitian ini membahas tentang bagaimana keberadaan
RTH di Kecamatan Medan Sunggal, dan mengidentifikasi kebutuhan RTH di
Kecamatan Medan Sunggal.
Metode penulisan tugas akhir ini menggunakan metode studi literatur yaitu
mencari literatur atau referensi yang berkaitan dengan topik yang dikaji.
Selanjutnya pengumpulan data dari sumber yang berwenang, dan melakukan
observasi ke lapangan. Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008, RTH terbagi atas RTH Publik dan RTH Privat, diamana

proporsi RTH di kawasan perkotaan adalah RTH publik 20 %, RTH privat 10%.
Data yang telah di kumpulkan dari beberapa sumber dan hasil observasi,
Kecamatan Medan Sunggal tidak memiliki RTH Kecamatan, tetapi menurut data
yang tercatat di Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal ada RTH seluas 805 m2
atau 0,0057 % dari luas Kecamatan, selanjutnya data tersebut menyebutkan bahwa
RTH di Kelurahan Lalang seluas 700 m2 atau 0,056 % dari luas Kelurahan dan di
Kelurahan Sunggal seluas 105 m2 atau 0,0021 % dari luas kelurahan. Hasil
observasi menunjukkan bahwa RTH tersebut bukanlah merupakan taman
kelurahan yang dumaksud, tetapi hanya berupamedian jalan yang ditanami
tanaman. Akan tetapi RTH tersebut belum memenuhu kebutuhan RTH sesuai
dengan Peraturan Permen PU No 05, dimana RTH seharusnya yang ada di
Kecamatan Sunggal 27.100,2 m2, sedangkan RTH seharusnya di Kelurahan
Lalang yaitu 5.971,8 m2 dan kelurahan Sunggal 10.759,5 m2.
Kata kunci

: Ruang terbuka hijau, peraturan menteri pekerjaan umum,
proporsi ruang terbuka hijau, rth publik, rth privat

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan kasih karunia serta penyertaan- Nya. Betapa bersyukur atas kekuatan dan
pertolongan-Nya hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai
kehendak Nya.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, selalu ada tantangan yang terkadang
peneliti hampir putus asa. Akan tetapi oleh kasih Tuhan, selalu ada orang yang
memberi dukungan, motivasi, dari orang- orang terdekat. Adapun judul Tugas
akhir ini adalah : “RUANG TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN
PERBATASAN DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS) KEC. MEDAN
SUNGGAL”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program
Studi Teknik Sipil D-III untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan
Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Terwujudnya tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.

Ibu Ir. Meuthia Fadila, M.Eng.,Sc, selaku dosen pembimbing tugas
akhir yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan
memberi dorongan dalam penyelesaian tugas akhir ini.


2.

Ibu Syafiatun Siregar, ST., MT selaku dosen penasehat akademik
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada
penulis.

i

3.

Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.

4.

Bapak Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

5.


Ibu Irma Novrianty Nasution, ST., M.Ds, selaku Ketua Prodi Teknik
Sipil Universitas Negeri Medan.

6.

Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si dan ibu Dr. Ir. Rumilla Harahap,
MT, selaku dosen penguji tugas akhir.

7.

Seluruh Staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Fakultas dan
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

8.

Sahabat terbaikku Chatrine Isabella Saragih, Agita Velany Simbolon.
Terimakasih untuk dukungan dan semangat selama pengerjaan tugas
akhir ini sampai selesai.


9.

Semua teman – teman D3 Teknik Sipil 2013, terkhusus Agnes A
Sinambela, Clara A Siringoringo, Nikita Sibarani, Solafide Putri
Sitompul, Miranda Sitepu, Mhd. Aprianggi, Mhd. Zuhri Hrp, Chikal
Wirangga, Putra Syahreza

10. Abangnda Helman Hutagaol, abang dan kakak stambuk 2011 dan
2012. Dan teman – teman seangkatan stambuk 2013 terkhusus Donny
G Gultom, Frans K Tarigan, Fauzi Sitinjak.
11. Adik stambuk 2014, terkhusus Satahy M Tinambunan, Tumbur P
Rumapea, Elpis R Tinambunan, Wahyu Suryadi Pakpahan yang selalu

ii

memberi semangat, dukungan dan bantuan selama pengerjaan tugas
akhir ini.
12. Teristimewa kepada Ibunda tercinta ibu M. Sinambela S.Pd, abangda
Eska A Simangunsong, Trisno Budi R Simangunsong, Abram R
Simangunsong,


kakanda

Ade

I

Simangunsong,

Rotua

H

Simangunsong, abang ipar dan kakak ipar. Terimakasih atas Doa,
kasih, sayang, dan perhatian khusus dan untuk keponakan tercinta
Christian, Agnes dan Giesel yang selalu memberi penghiburan. Sangat
beruntung memiliki kalian semua.
13. Adik yang sekaligus jadi teman Rosmaria Simatupang, Grace Zenne
Simangunsong yang selalu siap mendengar keluhanku.
Saya menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang
dapat membangun untuk melengkapi tugas akhir ini. Dan harapannya penulisan
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih.

Medan,

Februari 2017

Penulis,

Maria K Simangunsong
Nim : 5133210031

iii

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

i
iv
vi
vii
viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Identifikasi Masalah ........................................................................
C. Batasan Masalah ..............................................................................
D. Rumusan Masalah ...........................................................................
E. TujuanPenelitian..............................................................................
F. Manfaat Penelitian...........................................................................
G. Metode Pengumpulan Data .............................................................


1
2
3
3
3
4
4

BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Ruang Terbuka ................................................................................
B. Ruang Terbuka Hijau.......................................................................
C. Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau ....................................................
D. Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kepemilikan..........
E. Kegunaan Ruang Terbuka Hijau .....................................................
F. Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan (RTHKP) ................
G. Tipologi Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan ...................
H. Karakteristik RTH di Kawasan Perkotaan.......................................
I. Jenis – Jenis RTH di Kawasan Perkotaan .......................................
J. Penyediaan RTH di Kawasan Perkotaan .........................................
K. Permukiman.....................................................................................

L. Ruang Terbuka Hijau Di Permukiman ............................................
M. Perbatasan.......................................................................................

5
10
12
14
16
17
25
25
26
37
42
46
47

BAB III METODOLOGI
A. Lokasi dan waktu Survey ................................................................
B. Jenis dan Sumber Data ....................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah/ Wilayah Survey (Observasi)..............................

iv

50
50
51
53

B. Sejarah singkat Kecamatan Medan Sunggal ...................................
C. Letak dan Geografis Kecamatan Medan Sunggal ...........................
D. Keadaan RTH di Kecamatan Medan Sunggal .................................

58
60
62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran ................................................................................................

73
76

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN

v

77

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi RTH Berdasarkan Kepemilikan ....................................

15

Tabel 2.2 Fungsi Penerapan RTH pada Beberapa Tipologi
Kawasan Perkotaan..........................................................................

26

Tabel 2.3 Jenis – Jenis RTH dan Fungsinya....................................................

26

Tabel 2.4 Penyediaan RTH Berdasarkan JumlahPenduduk ............................

40

Tabel 2.5 Ketentuan RTH Pekarangan ............................................................

42

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan Berdasarkan Kecamatan ......................

58

Tabel 4.2 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Medan Sunggal................

61

Tabel 4.3 Jumlah KK dan Penduduk Berdasrkan Jenis Kelamin ....................

61

Tabel 4.4 RTH Kelurahan Berdasarkan Jumlah Penduduk .............................

72

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipologi RTH..............................................................................

25

Gambar 2.2 Contoh 1 Taman Rukun Tetangga (RT) .....................................

31

Gambar 2.3 Contoh 2 Taman Rukun Tetangga (RT) .....................................

31

Gambar 2.4 Contoh Taman Rukun Warga (RW) ...........................................

33

Gambar 2.5 Contoh Taman Kelurahan...........................................................

34

Gambar 2.6 Contoh Taman Kecamatan..........................................................

35

Gambar 4.1 Peta Kota Medan.........................................................................

55

Gambar4.2 Peta Kecamatan Kota Medan......................................................

56

Gambar 4.3 Peta Kecamatan Medan Sunggal ................................................

60

Gambar 4.4 Contoh Taman Atap Bangunan ....................................................

63

Gambar 4.5 Denah Lokasi RTH Median Jalan di Kelurahan Lalang .............

66

Gambar 4.6 Keadaan RTH di KelurahanLalang ..............................................

67

Gambar 4.7 Denah Lokasi Keadaan RTH di Kelurahan Sunggal...................

69

Gambar 4.8 Keadaan RTH di Kelurahan Sunggal ...........................................

70

vii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Surat Permohonan Judul dan Pembimbing Tugas Akhir

Lampiran 2

Surat Penugasan Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Lampiran 3

Surat Permohonan Rekomendasi Penelitian

Lampiran 4

Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 5

Daftar Asistensi / Bimbingan

Lampiran 6

Daftar Asistensi Perbaikan Tugas Akhir

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan di wilayah perkotaan yang kian meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat akan sarana dan
prasarana kota. Sebagai kota ketiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya di
Indonesia, kota Medan berkembang sangat pesat yang menyebabkan terjadinya
perubahan kondisi dan penurunan kualitas lingkungan.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang tidak saja akan menambah keindahan kota juga meningkatkan
kualitas lingkungan perkotaan.Ketersediaan RTH khususnya pada wilayah
perkotaan sangatlah penting, karena besarnya manfaat yang diperoleh dari
keberadaan RTH tersebut. Kawasan RTH yang juga merupakantempat interaksi
sosial bagi masyarakat serta tempat rekreasi keluarga bagi warga kota.
Penyediaan RTH di permukiman, selain diusahakan pemerintah kota juga
dapat disediakan oleh masing – masing warga kota dengan menyediakan taman di
lingkungan perumahan, atau penghijauan pekarangan. Hal ini tida saja dapat
mengurangi polusi udara juga menjadikan suatu permukiman akan lebih kelihatan
indah. Untuk memperoleh keberlangsungan RTH yang dapat memberikan
manfaat bagi penghuni suatupermukiman, perlu dilakukan pengelolaan secara
tepat.Perencanaan

merupakan

pengelolaanlingkungan,

termasuk

satu

aspek

pengelolaan

1

yang
RTH

penting

dalam

pemukiman.Menurut

Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang
ditindaklanjuti dengan keluarnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008 tanggal 26 Mei 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan telah mengatur
ketentuan luas minimal penyediaan ruang terbuka hijau sebesar 30% dari luas
wilayah kota yang terdiri dari 20% untuk RTH publik dan 10% untuk RTH privat.
Didalamnya telah disebutkan ketentuan ruang terbuka hijau di permukiman baik
di lingkungan maupun pekarangan.Minimnya RTH di kawasan permukiman pada
saat ini, mengakibatkan kurangnya paru – paru suatu permukiman.
Kota Medan merupakan kota yang terdiri dari 21 kecamatan termasuk
Kecamatan Medan Sunggal, yang menjadi lokasi penelitian dalam Tugas Akhir
ini. Kecamatan Medan Sunggal memiliki 6 kelurahan, dan di setiap kelurahan
memiliki permukiman.Permukiman yang memiliki ruang terbuka hijau yang akan
menjadi titik lokasi penelitian dalam tugas akhir ini.
Dari uraian – uraian di atas maka judul tugas akhir ini adalah RUANG
TERBUKA HIJAU PADA PERMUKIMAN PERBATASAN DI KOTA
MEDAN (STUDI KASUS) KEC. MEDAN SUNGGAL.

B. Identifikasi Masalah
Ruang terbuka hijau pada permukiman perbatasan di kota Medan (Studi
Kasus) Kecamatan Medan Sunggal, mencakup permasalahan sebagai berikut :
1. Kurangnya Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ruang terbuka hijau
di permukiman.

2

C. Batasan Masalah
Luasnya permasalahan yang ada dalam

ruang terbuka hijau pada

permukiman perbatasan di kota Medan (Studi Kasus) Kecamatan Medan Sunggal,
maka dalam tugas akhir ini masalah yang akan di bahas yaitu RTH di Kecamatan
Medan Sunggal dan RTH yang ada di Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal.
1. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal dan
Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal
2. Penerapan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal dan
Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana RTH yang ada di Kecamatan Medan Sunggal dan
Kelurahannya.
2. Bagaimana penerapan peraturan dan kebutuhan tentang penataan ruang
pada RTH di Kecamatan dan Kelurahan.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu untuk :
1. Mengidentifikasi Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal
2. Mengidentifikasi penerapan dan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di
Kecamatan Medan Sunggal

3

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi wawasan kepada mahasiswa Teknik Sipil tentang keberadaan
Ruang Terbuka Hijau
2. Sebagai informasi bagi pengambil keputusan untuk penyediaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) baik di rumah, perumahan, atau permukiman.

G. Metode Pengumpulan Data
Adapun

metode

penyusunan

tugas

akhir

ini

dilakukan

dengan

mengumpulkan data – data dari berbagai sumber sebagai berikut :
1. Studi literatur, mencari literatur atau referensi yang yang berkaitan
dengan ruang terbuka hijau pada permukiman.
2. Pengumpulan data dari berbagai sumber yang berwewenang
3. Observasi, pengumpulan data dari pengamatan langsung dilapangan.

4

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil study dan observasi di Kecamatan Medan Sunggal,
Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal adalah sebagai berikut :
1. Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Medan Sunggal dan Kelurahannya
a. RTH di Kecamatan Medan Sunggal
Kecamatan Medan Sunggal tidak memiliki RTH Kecamatan, akan
tetapi menurut data dari Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal ada
tercatat RTH seluas 805 m2 atau 0,0057 % dari luas Kecamatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO. 05 /PRT / M/
2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau Di Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk di Kecamatan
Medan Sunggal sebanyak 135.501 jiwa, maka RTH Kecamatan Medan
Sunggal seharusnya 27.100,2 m2.
Hasil Observasi lapangan menunjukkan bahwa RTH yang ada tersebut
bukanlah berupa taman atau sejenisnya, hanya tanaman yang ada pada
median jalan.
b. Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Lalang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO. 05 /PRT / M/
2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau Di Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk Kelurahan
Lalang sebanyak 19.906 jiwa, maka RTH Kelurahan Lalang seharusnya

73

5.971,8 m2. Dari data yang diperolah dari Dinas Pertamanan Kota
Medan RTH yang ada di Kelurahan Lalang memiliki luas 700 m2 atau
0,056 % dari luas kelurahan.
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa RTH yang dimaksud
hanya median jalan di jalan T.B Simatupang.
c. Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Sunggal
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO. 05 /PRT / M/
2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau Di Kawasan Perkotaan dengan jumlah penduduk Kelurahan
Sunggal sebanyak 35.865 jiwa, maka RTH Kelurahan Sunggal
seharusnya 10.759,5 m2. Dari data yang diperolah dari Dinas
Pertamanan Kota Medan RTH yang ada di Kelurahan Sunggal memiliki
luas 105 m2 atau 0,0021 % dari luas kelurahan.
Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa RTH yang dimaksud
hanya median jalan di jalan T.B Simatupang.
2. Penerapan dan Kebutuhan RTH di Kecamatan dan Kelurahan
Pemerintah kota, kecamatan, kelurahan tidak menerapkan peraturan yaitu :
a. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan
Ruang Kota bahwa ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka hijau publik
dan ruang terbuka hijau privat. Proporsi ruang terbuka hijau pada
wilayah kota paling sedikit 30 % dari luas wilayah kota. Proporsi ruang
terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 % dari luas
wilayah kota dan proporsi ruang terbuka hijau privat paling sedikit 10
% dari luas wilayah.

74

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum N0. 05/ PRT/ M/ 2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan RTH Kecamatan yaitu minimal 80 % - 90 %
dengan luas minimal taman 24.000 m2.
Berdasarkan jumlah penduduk, luas RTH Kecamatan diperoleh dengan
mengalikan antara jumlah penduduk dengan luas minimal per kapita
adalah 0,2 m2.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum N0. 05/ PRT/ M/ 2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di
Kawasan Perkotaan RTH Kelurahan yaitu minimal 80 % - 90 % dengan
luas minimal taman adalah 9000 m2.
Berdasarkan jumlah penduduk, luas RTH Kelurahan diperoleh dengan
mengalikan antara jumlah penduduk dengan luas minimal per kapita
adalah 0,3 m2.
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 1 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan bahwa RTH di kawasan
perkotaan dikembangkan dengan mengisi berbagai macam vegetasi
yang disesuaikan dengan ekosistem dan tanaman khas daerah.

B. SARAN
Adapun saran untuk Ruang Terbuka Hijau Di Kecamatan Medan Sunggal
dan di Kelurahan Lalang dan Kelurahan Sunggal adalah :
1. Pemerintah kota seharusnya mengawasi penyediaan lahan untuk RTH
publik dan RTH privat

75

2. Pemerintah kota seharusnya menyediakan lahan untuk RTH Kecamatan
dan RTH Kelurahan
3. Pemerintah mensosialisasikan perubahan yang terkait RTH sekaligus
menggugah masyarakat untuk menyediakan RTH privat ditempat
tinggal dan lingkungan perumahan.

76

DAFTAR PUSTAKA
Agus Aryadi, 1995. Evaluasi Kualitas Permukiman di Sebagian Kecamatan Jebres
Kotamadya Surakarta, (Skripsi). Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
Branch, MC. 1996. Perencanaan Kota Komprehensif: Pengantar dan Penjelasan.
Penerjemah: Bambang Hari Wibisono. Penyunting: Ahmad Djunaedi.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Budihardjo, Eko. 2003, Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung: Alumni
Hakim dan Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Penerbit
Bumi Aksara. Jakarta
Haryadi, Feri 2015. Identifikasi kualitas fisik taman kota sebagai ruang terbuka
publik (kasus: Bagian Wilayah Kota I, II, III Kota Semarang). Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada, 2015
Hastuti, Elis. 2011. Kajian Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perumahan
Sebagai Bahan Revisi SNI 03-1733- 2004. Jurnal Standarisasi Vol. 13 No.1
Tahun 2011: 35-44
Hidayah, Retna. 2012. Tata Bangunan dan Lingkungan. Diktat Mata kuliah TBDL
tidak dipublikasikan. Yogyakarta : PPS UNY.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang “Penataan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Perkotaan”
Laurie, Michael. 1994. Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermatra
Listiyah Miniarti, 1996. Peranan Potensi Prasarana dan Sarana Sosial dan
Ekonomi dalam Pengembangan Wilayah Perbatasan di Kab. Gunung Kidul
Provinsi D.I. Yogyakarta, Skripsi S1. Yogyakarta: Fak. Geografi UGM
Mulyana, Rahmat. 2013. Merancang Permukiman Sehat Dan Berwawasan
Lingkungan . Medan : Unimed press
Nugroho,GHN. 2010. Peran Pengembang Perumahan dalam Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau di Perum Kemang Pratama Kota Bekasi. Tesis. Universitas
Diponegoro.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang “Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan”
Purnomohadi, S 1995. “Peran Ruang Terbuka Hijau Dalam Pengendalian
Kualitas Udara di DKI Jakarta”. Disertasi, Program Paascasarjana Institut
Pertanian Bogor

77

Purnomohadi, N. (2006). Ruang Terbuka Hijau Sebagai Unsur Utama Tata
Ruang Kota. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan
Umum
Randrup, T.B. dan Persson, B. 2009. Public Green Spaces in The Nordic
Countries: Development of A New Strategic Management Regime. Urban
Forestry and Urban Greening. Vol. 8, hal. 31-40.
Rapoport, Amos1969 .”Tentang asal-usul kebudayaan permukiman”. Karangan
di : Pengantar Sejarah Perencanaan Perkotaan, Bandung.
Sangalang, Indrabakti dan F. Adji, Fredyantoni(2014) . Pengaruh Kondisi Hunian
Dan Lingkungan Terhadap
Keberlanjutan
Permukiman
Tepi
Sungai Studi Kasus: Kampung Pahandut Dan Desa Danau Tundai DiKota
Palangka Raya.Jurnal
Perspektif Arsitektur,
Volume 9, No.2,
Desember2014.
Soegijoko (1994), Percepatan pembangunan daerah perbatasan, Jurnal PWK,
Nomor 15 Oktober 1994.
Tangkilisan, Yuda B. 2013. “Indonesia dan Masalah Perbatasan: Beberapa
Masalah dalamPerkembangan Daerah Tapal Batas sebagai Bagian
Perekonomian Nasional dari Perspektif Sejarah” dalam Jurnal Kajian
Sejarah & Pendidikan Sejarah. No.1. Vol.1.Edisi Maret 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan
Ruang Kota, 2007.
Undang - Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang wilayah Negara

78