PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) DAN TALKING STICK (TS) PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS IX SMP NEGERI 1 RANTAU UTARA T.A 2015/2016.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMSGAMES-TOURNAMENT (TGT) DAN TALKING STICK (TS) PADA
MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS
IX SMP NEGERI 1 RANTAU UTARA T.A 2015/2016

Oleh :
Khairul Umam Rambe
NIM 4113111042
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMSGAMES-TOURNAMENT (TGT) DAN TALKING STICK (TS) PADA
MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN DI KELAS
IX SMP NEGERI 1 RANTAU UTARA T.A 2015/2016
KHAIRUL UMAM RAMBE (NIM: 4113111042)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT)
dan Talking Stick (TS) pada materi kesebangunan dan kekongruenan. Jenis
penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1
Rantau Utara dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling acak sederhana
dan pemilihan kelas dilakukan secara random, didapatkan siswa kelas IX-2
sebagai kelas eksperimen I dan kelas IX-6 sebagai kelas eksperimen II yang
masing-masing berjumlah 30 dan 39 siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini digunakan tes esai dengan jumlah soal 4 item yang telah divalidkan
oleh validator. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikansi 5% dengan
uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Pada pengujian data pretes kedua kelas
diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t

data selisih posttest-pretest diperoleh thitung = 2,98754 sedangkan ttabel = 1,668.
Karena thitung > ttabel (2,98754 > 1,668), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti bahwa hasil belajar siswa pada materi kesebangunan dan kekongruenan
yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-GamesTournament (TGT) lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick (TS)
Kata kunci: eksperimen semu, Teams-Games-Tournament, Talking Stick.

iv

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada
Allah SWT atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar
Antara Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TeamsGames-Tournament (TGT) Dan Talking Stick (TS) Pada Materi Kesebangunan
Dan Kekongruenan Di Kelas
IX SMP Negeri 1 Rantau Utara T.A 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada
penulis dari awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra,
M.Pd, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari
perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom,
M.Pd selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh Wakil Rektor, Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II dan III di
lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika
FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Amri, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Rantau Utara, Ibu Hj. Nurleli Dalimunthe, S.Pd,

v


selaku Guru Matematika SMP Negeri 1 Rantau Utara, Guru/Staf Pegawai SMP
Negeri 1 Rantau Utara yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis
selama penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Drs. Paringgonan Rambe dan Ibunda tercinta Rosyida Ritonga, S.Pd.I yang terus
memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi
ini, juga kepada adik tersayang Zul Fadli Rambe yang juga selalu memberikan
dukungan dan motivasi.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat seluruh temanteman jurusan matematika stambuk 2011 khususnya seluruh teman-teman kelas
Matematika Reguler A, sahabatku (Ade-Fandi, Bambang, Dwi, Fronika, Ruwaida,
Jeddah, Maksum, Mely, Nova, Rina, Shanti, Suci dan Vivi ), Penghuni Digilib
(Agung, Icha, Inun, Devi), Shen Long (Irul, Ridho, Imel, Hijri, Azmi), Isfadhillah
Kh, Cut Maisarah, Teman Seperjuangan Sidang (Ahyar, Rasti), Sekontrakan F-1 (
Mashudi, Reza, Dedi, Wahyu), Bang Jai, Pak Mat, Bang Saddam, Bang Kurnia,
Bang Ridho, Erna Gultom, teman-teman PPL SMA Negeri 1 Kisaran, Siswa-siswi
SMA Negeri 1 Kisaran dan abang/kakak serta teman-teman yang tidak penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan saran-saran kepada
penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2016
Penulis,

Khairul Umam Rambe
NIM. 4113111042

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup


ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel


x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

8

1.3. Batasan Masalah

9


1.4. Rumusan Masalah

9

1.5. Tujuan Penelitian

9

1.6. Manfaat Penelitian

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

11

2.1.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika

11


2.1.2. Masalah dalam Matematika

12

2.1.3. Hasil Belajar

14

2.1.4. Pembelajaran Kooperatif

14

2.1.5. Model Pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT)

17

2.1.6. Model Pembelajaran Talking Stick (TS)

22


2.2. Materi Kesebangunan dan Kekonruenan Bangun Datar

24

2.3. Penerapan TGT Pada Materi Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun
Datar
2.4. Penerapan Talking Stick Pada Materi Kesebangunan dan Kekongruenan

29

vii

Bagun Datar

34

2.5. Penelitian Yang Relevan

38


2.6. Kerangka Konseptual

39

2.7. Hipotesis Penelitian

40

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

41

3.1.1. Lokasi Penelitian

41

3.1.2. Waktu Penelitian

41

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

41

3.2.1. Populasi

41

3.2.2. Sampel

41

3.3. Variabel Penelitian

41

3.4. Definisi Operasional

42

3.5. Jenis dan Desain Penelitian

43

3.5.1. Jenis Penelitian

43

3.5.2. Desain Penelitian

43

3.6. Prosedur Penelitian

45

3.7. Instrumen Penelitian

47

3.8 Analisis Instrumen Penelitian

47

3.8.1. Uji Validitas

47

3.8.2. Uji Reliabilitas

48

3.8.3. Tingkat Kesukaran Tes

49

3.8.4. Daya Pembeda Tes

50

3.9. Teknik Analisis Data

51

3.9.1. Menghitung Rata-rata Skor

51

3.9.2. Menghitung Standard Deviasi

51

3.9.3. Uji Normalitas

52

3.9.4. Uji Homogenitas

52

3.9.5. Uji Hipotesis

53

viii

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil

56

4.1.1 Skor Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

56

4.1.2 Skor Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

57

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

58

4.2.1 Uji Normalitas Data

58

4.2.2 Uji Homogenitas Data

59

4.2.3 Uji Hipotesis

60

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

64

5.2 Saran

64

DAFTAR PUSTAKA

66

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

16

Tabel 2.2 Penghitungan Poin Untuk Empat Pemain

20

Tabel 2.3 Penghitungan Poin Untuk Tiga Pemain

20

Tabel 2.4 Penghitungan Poin Untuk Dua Pemain

21

Tabel 2.5 Contoh Game Score Sheet

21

Tabel 2.6 Lembar Rangkuman Hasil Kelompok

21

Tabel 2.7 Kriteria Penghargaan Yang Disarankan

21

Tabel 3.1 Desain Penelitian

44

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Soal

48

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Realibilitas Soal

49

Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

50

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Beda Soal

51

Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

56

Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

57

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Normalitas

59

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

59

Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis

60

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Dari Tes Diagnostik No.1

3

Gambar 1.2 Jawaban Siswa Dari Tes Diagnostik No.2

4

Gambar 1.3 Jawaban Siswa Dari Tes Diagnostik No.3

5

Gambar 2.1 Games Rules

19

Gambar 2.2 Tabel Tournament

19

Gambar 2.3 Persegi Panjang ABCD dan Persegi Panjang EFGH

24

Gambar 2.4 Segibanyak ABCDE dan Segibanyak RSTUV

25

Gambar 2.5 Persegi Panjang ABCD dan Persegi Panjang KLMN

27

Gambar 2.6 Trapesium PQRS dan Trapesium EFGH

27

Gambar 2.7 Segitiga Siku-Siku ABC dan Segitiga Siku-Siku PQR

27

Gambar 2.8 Layang-Layang ABCD dan Layang-Layang PQRS

28

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

46

Gambar 4.1 Diagram Data Pretest Kelas Eksperimen I dan
Kelas Eksperimen II

57

Gambar 4.2 Diagram Data Posttest Kelas Eksperimen I dan
Kelas Eksperimen II

58

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan I

68

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan II

74

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan III

80

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I
Pertemuan IV

86

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan I

92

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan II

98

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan III

103

Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II
Pertemuan IV

108

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I

113

Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa II

116

Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa III

121

Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa IV

124

Lampiran 13. Kisi-Kisi Pretest

129

Lampiran 14. Lembar Validasi Pretest

130

Lampiran 15. Soal Pretest

133

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Pretest

134

Lampiran 17. Pedoman Penskoran Pretest

139

Lampiran 18. Kisi-Kisi Post-Test

143

Lampiran 19. Lembar Validasi Posttest

144

Lampiran 20. Soal Post-Test

147

Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Post-Test

148

xii

Lampiran 22. Pedoman Penskoran Post-Test

153

Lampiran 23. Kartu Soal TGT

158

Lampiran 24. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabiitas Untuk Soal
Pretest

165

Lampiran 25. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabiitas Untuk Soal
Posttest

173

Lampiran 26. Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Pretest Kelas
Eksperimen I

180

Lampiran 27. Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Pretest Kelas
Eksperimen II

182

Lampiran 28. Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Posttest Kelas
Eksperimen I

184

Lampiran 29. Daftar Nilai Matematika Siswa pada Skor Posttest Kelas
Eksperimen II
Lampiran 30. Data Pretest (T1) dan Posttest (T2)

186
188

Lampiran 31. Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi
Untuk Pretest (T1), Posttest (T2) dan Selisih (T2-T1)

191

Lampiran 32. Perhitungan Uji Normalitas

195

Lampiran 33. Perhitungan Uji Homogenitas

200

Lampiran 34. Perhitungan Uji Hipotesis

203

Lampiran 35. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z

205

Lampiran 36. Daftar Nilai Kritik Uji Liliefors

207

Lampiran 37. Tabel Distribusi Nilai F

208

Lampiran 38. Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi t

210

Lampiran 39. Dokumentasi Penelitian

213

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah suatu alat yang mengembangkan cara berpikir. Karena
itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam
menghadapi kemajuan IPTEK sehingga perlu dibekalkan kepada setiap peserta
didik sejak SD, bahkan sejak TK.
Menurut Hudojo (2005: 17) : “Kebutuhan untuk memahami metematika
menjadi hal yang mendesak bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Karena
matematika diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun di tempat kerja,
kebutuhan ini akan meningkat secara terus menerus”
Belajar matematika dipandang sebagai aktivitas hitung menghitung,
mengerjakan soal dan mendapat nilai. Adams & Hamm (dalam Wijaya 2012: 5)
menyebutkan bahwa : “Empat macam pandangan tentang posisi dan peran
matematika, yaitu : (1) Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir, (2)
Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan, (3)
Matematika sebagai suatu alat, serta (4) Matematika sebagai bahasa atau alat
untuk berkomunikasi”
Masalah matematika tidak secara otomatis menjadi kontekstual hanya
dengan menyusunnya dalam bentuk cerita situasi atau (Roth, 1996) atau
menyajikannya sebagai soal terapan dalam pendekatan mekanistis (Van den
Heuvel-Panhuizen, 1996). Wijaya (2012: 39) mengemukakan :
Beberapa hal berikut bisa kita gunakan untuk mengembangkan konteks
untuk pembelajaran suatu konsep matematika : (1) Konteks menarik
perhatian siswa dan mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
matematika, (2) Penggunaan konteks dalam pendidikan matematika realistik
bukan sebagai bentuk aplikasi suatu konsep, melainkan sebagai titik awal
pembangunan suatu konsep, (3) Konteks tidak melibatkan suatu emosi, (4)
Memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa, serta (5)
Konteks tidak memihak gender (jenis kelamin)

2

Beberapa ahli mengungkapkan alasan mengapa matematika perlu dipelajari
dan apa manfaat belajar matematika. Cornellius ( dalam Abdurrahman, 2012: 204
) mengemukakan bahwa :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1)
sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5)
sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman, 2012: 204)
juga mengatakan bahwa:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan
dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan
kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan bidang studi yang penting dan mencakup kehidupan sehari-hari,
mampu mengembangkan pola pikir dan memiliki hubungan erat dengan bidang
studi lain.
Berbekal dari pendapat diatas, peneliti melakukan observasi untuk melihat
bagaimana kemampuan matematika siswa di SMP Negeri 1 Rantau Utara.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Rantau Utara
diperoleh keterangan bahwa hasil belajar matematika siswa di sekolah tersebut
masih rendah. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil tes diagnostik dari 64 siswa
kelas IX yang menunjukkan bahwa sekitar 40,625 % atau sebanyak 26 orang dari
64 orang siswa yang bisa memahami soal. Sedangkan 59,375 % atau 38 orang
lainnya dinyatakan belum bisa memahami soal dengan benar. Selain itu, banyak
siswa tidak mengetahui rumus, konsep dan maksud soal.

3

Berikut ini adalah hasil pengerjaan beberapa siswa dalam kesalahan
menyelesaikan soal tes diagnostik.

Gambar 1.1 Tes Diagnostik Nomor 1
Diberikan pertanyaan “ Pada suatu peta dengan skala 1:4.250.000 jarak
antara Surabaya dan Malang adalah 2 cm. Berapa kilometerkah jarak kedua kota
sebenarnya ? “. Ini merupakan materi perbandingan yang sudah dipelajari saat
masih Sekolah Dasar, namun beberapa siswa masih belum memahami konsep
nya. Seperti diketahui panjang atau jarak sebenarnya dapat dicari dengan
mengalikan jarak pada peta dengan skala pada peta atau secara matematis
panjang sebenarnya  panjang pada peta x skala pada peta

Namun

kenyataan

menggunakan

rumus

panjang sebenarnya 
jawaban yang keliru.

yang

didapat,
di

beberapa
atas.

skala pada peta
yang
panjang pada peta

tentunya

siswa

terbalik

dalam

Mereka

membuat

akan

menghasilkan

4

Gambar 1.2 Tes Diagnostik Nomor 2
Diberikan pertanyaan “ Jarak dua kota adalah 60 km. Maka tentukanlah
jarak kedua kota tersebut pada peta yang mempunyai skala 1:1.500.000 !”.
Pemakaian rumus sudah tepat yaitu jarak pada peta 

jarak sebenarnya
. Tapi
skala pada peta

masalahnya adalah pada pengubahan kilometer menjadi centimeter siswa masih
keliru. Siswa mengubah centimeter ke

1
kilometer yang pada seharusnya
10.000

1
sehingga menghasilkan jawaban keliru.
100.000

5

Gambar 1.3 Tes Diagnostik Nomor 3
Siswa tidak dapat menyebutkan sudut-sudut yang diminta seperti bertolak
belakang, sehadap, berseberangan dalam, berseberangan luar, dalam sepihak dan
luar sepihak. Siswa hanya menjawab dua dan hanya satu yang benar. Padahal
materi sudut ini sudah dipelajari sebelumnya. Materi sudut dan perbandingan
(skala ) diatas merupakan materi prasyarat dari kesebangunan dan kekongruenan
yang akan dipelajari, tanpa menguasai materi prasyarat ini siswa akan kesulitan
mempelajari kesebangunan dan kekongruenan.

Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rantau Utara masih tergolong rendah.
Mereka juga tidak menunjukkan minat yang tinggi terhadap matematika, ditandai
dengan kurang antusiasnya dalam bertanya.
Anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran sulit berdampak pada
kurangnya minat siswa dalam belajar matematika. Seperti yang dikemukakan oleh
Turmudi (2012: 1) bahwa :
Bertahun-tahun ahli pendidikan dan ahli matematika telah mengupayakan
agar matematika dapat dikuasai siswa dengan baik. Namun, hasilnya masih
menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang menyukai matematika dari
setiap kelasnya. Meskipun kadang-kadang menjadi suatu kebanggan bagi
guru matematika karena pelajaran yang dipegangnya sangat ’bergengsi’
sehingga menyebabkan tidak banyak siswa yang dapat lulus dari pelajaran
ini.

6

Sejalan dengan pendapat

diatas,

Abdurrahman (2012:

202) juga

mengemukakan bahwa :
Banyak orang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling
sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena
merupakan sarana untuk memcahkan masalah kehidupan sehari-hari. Dari
berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan
bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak
berkesulitan belajar dan lebih lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.
Dari pendapat beberapa ahli di atas disimpulkan bahwa matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan menjadi momok menakutkan. Juga dikuatkan
oleh paradigma bahwa guru matematika adalah guru yang menakutkan dan cara
mengajarnya yang tidak menarik bahkan cenderung membosankan.
Untuk mengatasi hal tersebut, seorang guru harus mampu memilih dan
menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi agar minat dan
motivasi siswa meningkat. Jika minat dan motivasi meningkat, rasa haus akan
belajar matematika akan bertambah yang kemungkinan besar bisa meningkatkan
hasil belajar siswa.
Dewasa ini, salah satu model yang cocok diterapkan dalam proses belajar
mengajar adalah pembelajaran kooperatif. Sesuai dengan pendapat Artzt &
Newman (dalam Trianto 2011: 56) menyebutkan bahwa:
Dalam belajar kooperatif, siswa belajar bersama sebagai suatu tim untuk
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam kooperatif learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran
sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan
komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan
prestasi belajarnya.
Terdapat beberapa tipe pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah
Teams-Games-Tournament (TGT) yang merupakan tipe pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk menumbuhkembangkan minat terhadap matematika karena
belajarnya dipadukan dengan games atau permainan. Dalam TGT, siswa
dikelompokkan dalam satu kelompok belajar atau diskusi yang bersifat heterogen

7

(pintar, sedang, rendah). Kemudian masing masing anggota kelompok dikirim
untuk bertanding dengan masing masing anggota utusan dari kelompok lain yang
berkemampuan sama. Dalam TGT, siswa dilatih bekerja sama, menghargai
pendapat orang lain, mempertanggung jawabkan pendapat sendiri, bertanggung
jawab atas diri sendiri dan kelompok.
Teams-Games-Tournament

memiliki

ciri

khas

sebagaimana

yang

dikemukakan oleh Mitcel, Oslin dan Griffin (dalam http://nussa.staff.uns.ac.id)
bahwa :
TGT memiliki cirri khas dalam pengelolaan permainan yang membedakan
permainan dalam 4 kelompok bentuk permainan, yaitu : 1) Permainan
invasi (Invasion games) adalah permainan yang menjadikan gawang sebagai
sasaran untuk saling menyerang daerah lawan dalam rangka membuat skor,
2) Net (Wall games) adalah permainan yang menggerakkan suatu obyek ke
dalam ruang agar obyek tersebut tidak dapat kembali lagi ke lapangan
sendiri, 3) Target games adalah permainan yang menggerakkan sebuah
objek biasanya lebih menekankan pada ketepatani tingkat tinggi, 4) Fielding
dan Run – scoring games adalah permainan memukul sebuah obyek.
Selain Teams-Games-Tournament, ada juga pembelajaran kooperatif lain,
seperti model Talking Stick. Pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk
berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran diawali oleh penjelasan dari guru
mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan
membaca dan mempelajari materi terebut dan diberikan waktu. Guru
menyediakan tongkat dan diberikan kepada salah satu murid dan diharuskan untuk
menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian tongkat tersebut digilir ke peserta
didik lainnya dan begitu seterusnya.
Talking Stick memiliki ciri-ciri khas sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sugiharto (dalam http://ihwanaridanu.blogspot.co.id) bahwa:
Model pembelajaran Talking Stick termasuk dalam pembelajaran kooperatif
karena memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif yaitu:
(1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang
memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, (3) bilamana mungkin,
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang
berbeda, serta (4) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang
individu

8

Selain menggunakan pembelajaran kooperatif, pembelajaran efektif juga
bisa diterapkan sebagai strategi meningkatkan hasil belajar. Seperti yang
dikemukakan Hudojo (2005: 22) :
Pembelajaran matematika yang efektif memerlukan pemahaman apa yang
siswa ketahui dan perlukan untuk dipelajari, kemudian memberikan
tantangan dan dukungan kepada mereka agar siswa dapat belajar. Siswa
belajar melalui pengalaman dan guru memberikan pengalaman tersebut.
Jadi, pemahaman
siswa terhadap matematika, kemampuan mereka
menggunakannya untuk memecahkan masalah, serta kepercayaan mereka
terhadap matematika semuanya dibentuk oleh pembelajaran yang mereka
hadapi di sekolah.
Sejalan dengan pendapat diatas Aunurrahman ( 2012: 34 ) juga mengatakan
bahwa :
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam
diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di
dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses
pembelajaran, hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu
agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses
pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang
terlebih dahulu oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang
telah terbukti keunggulannya.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, peneliti ingin
melakukan penelitian yang berjudul : “Perbandingan Hasil Belajar Antara
Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TeamsGames-Tournament

(TGT)

dan

Talking

Stick

(TS)

pada

Materi

Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Negeri 1 Rantau Utara
T.A. 2015/2016 ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Rantau Utara masih
tergolong rendah.

9

2. Kebanyakan

siswa

tidak

menaruh

minat

terhadap

pembelajaran

matematika, hal ini ditandai dengan kurangnya hasrat untuk bertanya
terhadap materi yang sebenarnya belum dikuasai.
3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dan
Talking Stick belum pernah diterapkan sebelumnya di sekolah tersebut.

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
batasan masalah pada penelitian ini adalah penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick (TS) serta
perbandingannya pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP
Negeri 1 Rantau Utara T.A. 2015/2016 dengan hanya melihat aspek kognitif.
.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
“Hasil belajar manakah yang lebih baik antara siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick
(TS) pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Negeri 1
Rantau Utara T.A. 2015/2016 ?”

1.5. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui
hasil belajar mana yang lebih baik antara siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Team-Games-Tournament (TGT) dan Talking Stick
(TS) pada materi Kesebangunan dan Kekongruenan di Kelas IX SMP Negeri 1
Rantau Utara T.A. 2015/2016

10

1.6. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan matematika
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dan Talking Stick.
b. Dapat digunakan sebagai masukan pertimbangan dalam memilih
model pembelajaran efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik
serta dapat

mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menumbuhkan

kemampuan

bekerjasama,

berkomunikasi

dan

mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli, tanggung
jawab terhadap diri sendiri dan orang lain dan kerelaan untuk berbagi
dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam
usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran
matematika, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.
4. Bagi Peneliti
a. Sebagai penambah wawasan dan sebagai bahan masukan untuk dapat
menentukan pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah di kesempatan yang sama.
b. Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang
ingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

64

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu:
Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif
tipe Teams-Games-Tournament lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran tipe Talking Stick pada
materi kesebangunan dan kekongruenan di kelas XI SMP Negeri 1 Rantau Utara
T.A 2015/2016. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen I
sebesar 16,9063 sementara nilai rata-rata peningkatan pada kelas eksperimen II
sebesar 8,963. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Setelah
dilakukan pengujian data ternyata diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,98754 > 1,668,
maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan Teams-Games-Tournament lebih
baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran Talking Stick.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah sebagai berikut :
1. Jika dihadapkan dengan pilihan menggunakan Talking Stick dan TeamsGames-Tournament, guru disarankan memilih Teams-Games-Tournament
sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa
2. Kepada guru matematika dan peneliti selanjutnya yang hendak menggunakan
pembelajaran

kooperatif

tipe

Teams-Games-Tournament

agar

lebih

memperhatikan penggunaan waktu dengan sebaik-baiknya dan persiapan

65

yang matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil maksimal

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2012), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi),
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta.
Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Danu,

(2011),

Pembelajaran,

http://ihwanaridanu.blogspot.com/p/pembelajaran.html

Diakses tanggal

tanggal 28 Agustus 2015
Hudojo, Herman., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika, UM Press, Malang.
Isjoni, (2011), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif: Referensi Guru Dalam
Menentukan Model Pembelajaran, Media Persada, Medan.
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sagala, Syaiful., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Staff

Dosen

UNS,

(2011),

Teams-Games-Tournament

(TGT),

http://nussa.staff.uns.ac.id/teams-games-tournament-tgt/ Diakses tanggal 28
Agustus 2015
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta
Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar, Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Turmudi, (2009), Taktik Dan Strategi Pembelajaran Matematika : Referensi
Untuk Guru Matematika Seri 4, Leuser Cita Pustaka, Jakarta.

s

67

Wijaya, Ariyadi., (2012), Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Yulianto, (2012), Uji Levene, https://digensia.wordpress.com/2012/08/31/ujilevene. Diakses tanggal 25 Juni 2015

s

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

6 21 71

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 73

ANALISIS KOMPARATIF HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN TALKING STICK (TS) PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUMBERJAYA LAMPUNG BARAT TAHUN 2011-2012

0 16 163

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN MAKE A MATCH PADA MATERI GAYA

0 40 54

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 TALANGPADANG

0 6 110

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL DRILLING DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 95

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI GAYA ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN MAKE A MATCH

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING STICK BERBANTUAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI PRISMA DAN LIMAS

0 0 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DI KELAS V SD

0 0 8