PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 TALANGPADANG

฀ENINGKATAN ฀RESTASI BELAJAR FISIKA
MENGGUNAKAN MODEL ฀EMBELAJARAN
KOO฀ERATIF TI฀E ฀IGSAW ฀ADA SISWA
KELAS IX DI SEKOLAH MENENGAH
฀ERTAMA NEGERI 1
TALANG฀ADANG
฀Tesis)

Oleh

JUMITRI
N฀M. 0923011034

฀ROGRAM ฀ASCASARJANA MAGISTER ฀ENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU ฀ENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAM฀UNG
BANDAR LAM฀UNG
2014

฀BSTR฀K
PENINGK฀T฀N PREST฀SI BEL฀J฀R FISIK฀ SISW฀ KEL฀S IX

MENGGUN฀K฀N MODEL PEMBEL฀J฀R฀N KOOPER฀TIF
TIPE ฀IGSAW DI SEKOL฀H MENEG฀H PERT฀M฀
NEGERI 1 T฀L฀NGP฀D฀NG
Oleh
JUMITRI
฀ujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendesain perencanaan pembelajaran, 2)
menganalisis pelaksanaan pembelajaran, (3) menganalisis sistem evaluasi
pembelajaran, dan (4) menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IX.6
dan IX.7. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus. Siklus pertama dengan diskusi
kelompok ahli, diskusi kelompok asal, pameran hasil diskusi. Siklus kedua dengan
kegiatan tanya jawab hasil diskusi kelompok asal, pemberian tanda penghargaan
kelompok asal terbaik, dan pemberian kisi-kisi soal tes tertulis. Siklus ketiga sama
dengan siklus kedua.
Hasil penelitian ini adalah: (1) desain RPP dengan sintaks: apersepsi dan motivasi,
pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli, penjelasan model pembelajaran
kooperatif tipe ฀igsaw, diskusi kelompok asal dan kelompok ahli, tanya jawab hasil
diskusi kelompok asal, membuat kesimpulan, penghargaan kelompok asal. (2)
pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa. (3) sistem

evaluasi pembelajaran menggunakan 10 soal essay dengan validitas dan reliabilitas
tinggi dan (4) prestasi belajar kelas IX.6 dan IX.7 mengalami peningkatan jumlah
siswa tuntas dari siklus satu ke siklus dua sebesar 15,6% dan 14,29%. Sedangkan
dari siklus kedua ke siklus tiga sebesar 9,38 % dan 7,15 %.

Kata Kunci: fisika, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, prestasi belajar

฀BST฀CT
INCRE฀SING OF STUDENTS’ PHYSICS SCIENCE THROUGH JIGS฀W
TYPE COOPER฀TIVE MODEL INSTRUCTION฀L ฀T NINETH
GR฀DE OF JUNIOR HIGH SCHOOL NEGERI 1
T฀L฀NG P฀D฀NG
By
JUMITRI

฀he aims of research are to: (1) design lesson plan, (2) analyze learning
implementation, (3) analyze learning evaluation systems, and (4) analyze students’
achievement through jigsaw type in cooperative model learning.
฀he type of research is Classroom Action Research which is done by IX.6 and IX.7.
฀his research consists of three cycles. First cycle, it was discussed by experts

groups, pretest group discussion, result discussion. Second cycles it was discussed
answer questions activity in pretest group, giving reward toward best of pretest
group, and giving essay test prediction. In third cycles was same with second
cycles.
฀he result of research are: (1) lesson plan design by syntax: apperception and
motivation, pretest grouping and expert group, explaining jigsaw type in
cooperative learning model, pretest group discussion and expert group, doing
answer questions result discussion of cooperative learning model, making
conclusion, giving reward to pretest group. (2) learning implementation can
increase student and teacher activity. (3) learning evaluation systems used 10 essay
test by high validity and reliability and (4) achievement of class IX.6 and IX.7
increase students’ standard completeness form first cycle to second cycle was
15,6% and 14,29%, from second cycle to third cycle was 9,38% and 7,15%.

Keywords: achievement, jigsaw types cooperative learning, physics

฀IWAYAT HIDUP

JUMIT฀I lahir di Tanggamus pada tanggal 08
No฀ember 1985, anak pertama dari tiga bersaudara dari

pasangan Bapak Jaelan dan Ibu Misinem.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 7 Gisting Atas tahun
1998, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Talangpadang tahun 2001, Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Talangpadang 2004, dan S-1 Program Studi Pendidikan
Fisika FKIP Uni฀ersitas Lampung tahun 2008.
Tahun 2008, penulis mengajar di Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina
Unila. Tahun 2009, penulis melanjutkan studi S-2 pada program studi Magister
Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Uni฀ersitas
Lampung, dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil sebagai guru di daerah
berstatus terpencil di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pematang Sawa
Tanggamus. Tahun 2011, penulis menikah dengan Edi Mustofa, M.Pdi dan
dikaruniai 1 orang putri yang bernama Zulfa Hanani dan 1 orang putra yang

฀ii

bernama Zabir Umar Murod. Tahun 2012, penulis dimutasi ke Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Talangpadang.

฀ii


฀ALAMAN PERSEMBA฀AN

฀ismillahirrahmanirrahim
Dengan segala rasa syukur kupersembahkan karyaku ini kepada:
฀apak Jaelan, Ibu Misinem,Suamiku Edi Mustofa, Anak-Anakku Zulfa dan
Zabir yang membuat diriku termotivasi dan dapat merasakan indahnya
kasih sayang
.



฀OTTO

฀Wattaqullaah wa yu’allimukumullaah, wallaahu bikulli syai-in ‘aliim.”
“Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajar฀mu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahu฀ segala sesuatu.”
(Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah: 282)

฀x


฀ANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian
tindakan kelas dengan judul: ”Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas IX
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe ฀igsaw di Sekolah Menengah
Pertama Negeri ฀ Talangpadang”.
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk dapat
melakukan penelitian di lapangan dan memperoleh gelar Magister Teknologi
Pendidikan pada Program Pascasarjana Magister Teknologi Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa tesis ini hanya akan dapat diselesaikan berkat dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan ini
diucapkan terima kasih kepada:
฀. Prof. Dr. Ir. Sugeng Harianto, M.S, selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S, selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung.
3. Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan Universitas Lampung.

4. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd, selaku Ketua Program Magister Teknologi
Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan selaku Pembahas Pertama yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi pada penulisan tesis ini.
฀0

5.

Dr. Herpratiwi, M.Pd, selaku Sekretaris Program Magister Teknologi
Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan Pembimbing Pertama yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi pada penulisan tesis ini.

6.

Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc, selaku Pembimbing Kedua yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
selama penyusunan tesis ini.

7. Dr. Undang Rosidin, M.Pd, selaku Pembahas Kedua yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi pada penulisan tesis ini.
8.


Seluruh dosen dan Staff

pada Program Studi Pascasarjana Teknologi

Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan ilmu selama proses pembelajaran.
฀2. Subaweh, S.Pd, selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri ฀
Talangpadang, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
฀.8 Suamiku tercinta Edi Mustofa, M.Pdi, anak-anakku Zulfa dan Zabir yang
selalu memberikan semangat, dan doa untuk menyelesaikan pendidikan S-2.
฀9. Teman-teman seperjuangan TP angkatan 2009 yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu dalam lembar ini.
฀8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusun tesis ini.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya.
Bandar Lampung, ฀8 Agustus 20฀4
Penulis
Jumitri
฀฀


฀AFTAR ISI

฀฀฀฀฀฀฀Halaman
ABSTRAK฀ .........................................................................................฀฀฀฀฀฀i
฀AFTAR LAMPIRAN......................................................................฀฀฀xv
฀AFTAR ฀IAGRAM .......................................................................฀฀฀xvi
฀AFTAR TABEL..............................................................................฀฀xvii
฀AFTAR GAMBAR฀........................................................................฀xviii฀
I. PEN฀AHULUAN
1.1฀฀Latar฀฀Belakang฀Masalah..............................................................฀฀฀฀฀฀1
1.2฀฀Identifikasi฀Masalah .....................................................................฀฀฀฀฀฀5
1.3฀฀Pembatasan฀Masalah ....................................................................฀฀฀฀฀฀5
1.4฀฀Perumusan฀Masalah......................................................................฀฀฀฀฀฀6
1.5฀฀Tujuan฀Penelitian..........................................................................฀฀฀฀฀฀7฀
1.6฀฀Manfaat฀Penelitian........................................................................฀฀฀฀฀฀8
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1฀฀Teori฀Belajar .................................................................................฀฀฀฀฀9฀
2.1.1฀฀Pengertian฀Belajar...............................................................฀฀฀฀฀9
2.1.2฀฀Teori฀Belajar฀Konstruktivistik............................................฀฀฀฀11

2.1.3฀฀Teori฀Belajar฀Sosial฀Vygotsky ...........................................฀฀฀฀14
2.2฀฀Teori฀Pembelajaran ......................................................................฀฀฀฀16
2.3฀฀Desain฀Pembelajaran ....................................................................฀฀฀฀20
2.3.1฀฀Pengertian฀Desain฀Pembelajaran........................................฀฀฀฀20
2.3.2฀฀Model฀Desain฀Pembelajaran฀ASSURE ..............................฀฀฀฀22
2.4฀฀Model฀Pembelajaran฀Kooperatif ..................................................฀฀฀฀28
2.4.1฀฀Unsur฀Model฀Pembelajaran฀Kooperatif .............................฀฀฀฀28
2.4.2฀฀Langkah-Langkah฀Model฀Pembelajaran฀Kooperatif ..........฀฀฀฀33
2.4.3฀฀Tujuan฀Model฀Permbelajaran฀Kooperatif...........................฀฀฀฀34
2.4.4฀฀Lingkungan฀Belajar฀dan฀Sistem฀Pengelolaan
฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀฀Model฀Pembelajaran฀Kooperatif ........................................฀฀฀฀35
2.5฀฀Model฀Pembelajaran฀Kooperatif฀฀Tipe฀฀igsaw ............................. 36
2.5.1฀ Kelebihan฀Pembelajaran฀Kooperatif฀tipe฀฀igsaw................฀฀฀฀40
2.5.5 Kekurangan฀Pembelajran฀Kooperatif฀tipe฀฀igsaw .............. 40
2.6฀฀Karakteristik฀Pembelajaran฀Fisika ...............................................฀฀฀฀41
2.6.1฀฀Hakekat฀Ilmu฀pengetahuan฀Alam฀…….…….......................฀฀฀฀41
2.6.2฀฀Tujuan฀Mata฀Pelajaran฀IPA฀Materi฀Fisika..฀.........................฀฀฀44
2.6.3฀฀Ruang฀Lingkup.....................................................................฀฀฀฀45
2.6.4฀฀Standar฀Kompetensi฀dan฀Kompetensi฀Dasar.........................฀฀฀45


2.7฀฀Rencana฀Pelaksanaan฀Pembelajaran฀.............................................฀฀฀46
2.8฀฀Aktivitas฀Belajar............................................................................฀฀฀50
2.9฀฀Evaluasi฀Hasil฀Belajar……………………………………………฀฀฀52
2.10฀Prestasi฀Belajar ............................................................................฀฀฀฀55
2.11฀Penelitian฀yang฀Relevan ..............................................................฀฀฀฀58
2.12฀Kerangka฀Pikir.............................................................................฀฀฀฀59
III. METO฀E PENELITIAN
3.1฀฀Jenis฀Penelitian................................................ ..............................฀฀฀60
3.2฀฀Tempat฀Penelitian฀dan฀Waktu฀Penelitian .....................................฀฀฀฀63
3.3฀฀Subjek฀Penelitian..........................................................................฀฀฀฀63
3.4฀฀Lama฀Tindakan฀dan฀Indikator฀Keberhasilan ................................฀฀฀฀63
3.4.1฀฀฀Lama฀Tindakan..................................................................฀฀฀฀63
3.4.2฀฀฀Indikator฀Keberhasilan ......................................................฀฀฀฀64
3.5฀฀Rancangan฀Penelitian฀Tindakan฀Kelas .........................................฀฀฀฀66
3.5.1฀฀Perencanaan฀Tindakan .......................................................฀฀฀฀66
3.5.2฀฀Pelaksanaan฀Tindakan ........................................................฀฀฀฀67
3.5.3฀฀Observasi฀dan฀Evaluasi ......................................................฀฀฀฀69
3.5.4฀฀Refleksi฀dan฀Analisis..........................................................฀฀฀฀69
3.6฀฀Definisi฀Konseptual฀dan฀Operasional...........................................฀฀฀฀70฀฀
3.6.1฀฀Definisi฀Konseptual............................................................฀฀฀฀70
3.6.2฀฀Definisi฀Operasional...........................................................฀฀฀฀71
3.7฀฀Kisi-Kisi฀Instrumen ......................................................................฀฀฀฀71
3.8฀฀Validasi฀Instrumen฀Penelitian ......................................................฀฀฀฀77
3.9฀฀Instrumen฀Penelitian……………………………………………..฀฀฀฀80
3.10฀Teknik฀Analisis฀Data ..................................................................฀฀฀฀฀81
IV. HASIL PENELITIAN ฀AN PEMBAHASAN
4.1฀฀Hasil฀Penelitian..............................................................................฀฀฀84
4.1.1฀฀Siklus฀Pertama....................................................................฀฀฀฀87
4.1.1.1฀฀Perencanaan฀Tindakan฀Siklus฀Pertama฀………….. 87
4.1.1.2฀฀Pelaksanaan฀Tindakan฀Siklus฀Pertama฀………….. 89
4.1.1.3฀฀Hasil฀Observasi฀dan฀Evaluasi฀Siklus฀Pertama……฀฀103
4.1.1.4฀฀Analisis฀dan฀Refleksi฀Siklus฀Pertama......................฀109
4.1.2฀฀Siklus฀Kedua ........................................................................฀114
4.1.1.1฀฀Perencanaan฀Tindakan฀Siklus฀Kedua……………. ฀114
4.1.1.2฀฀Pelaksanaan฀Tindakan฀Siklus฀Kedua฀……………..฀117
4.1.1.3฀฀Hasil฀Observasi฀dan฀Evaluasi฀Siklus฀Kedua฀……...฀130
4.1.1.4฀฀Analisis฀dan฀Refleksi฀Siklus฀Kedua ........................฀135
4.1.3฀฀Siklus฀Ketiga ........................................................................137
4.1.1.1฀฀Perencanaan฀Tindakan฀Siklus฀Ketiga฀…………….฀137
4.1.1.2฀฀Pelaksanaan฀Tindakan฀Siklus฀Ketiga฀……………..฀139
4.1.1.3฀฀Hasil฀Observasi฀dan฀Evaluasi฀Siklus฀Ketiga………฀146
4.1.1.4฀฀Analisis฀dan฀Refleksi฀Siklus฀Ketiga ........................฀150
4.2฀Pembahasan....................................................................................฀.154
4.2.1฀Perencanaan฀Pembelajaran..........................................................฀฀154

4.2.2฀Pelaksanaan฀Pembelajaran...........................................................฀ 156
4.2.3฀Sistem฀Evaluasi..........................................................................฀฀฀฀฀162
4.2.4฀Peningkatan฀Prestasi฀Belajar......................................................฀฀฀฀฀164
4.3฀Keterbatasan฀Penelitian.................................................................฀฀฀฀฀169
V. KESIMPULAN ฀AN SARAN
5.1฀Kesimpulan....................................................................................฀฀฀฀170
5.2฀Saran..............................................................................................฀฀฀฀171
฀AFTAR PUSTAKA

฀AFTAR TABEL

฀abel
1.1

Halaman

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IX Semester Ganjil Berdasarkan ฀es
Sumatif di SMP Negeri 1 ฀alangpadang…………………………………. 4
2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar
Konvensional............................................................................................. 32
2.2 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................฀ ฀33
2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar............................................... 46
3.1 Kisi-Kisi Instrumen RPP ........................................................................... 71
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Guru .......................................................... 73
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Siswa......................................................... 74
3.4 Kisi-Kisi Soal ฀es ฀ertulis Siklus I .......................................................... 75
3.5 Kisi-Kisi Soal ฀es ฀ertulis Siklus II ......................................................... 76
3.6 Kisi-Kisi Soal ฀es ฀ertulis Siklus III........................................................ 76
3.7 Kriteria Validasi ฀es................................................................................... 78
3.8 Kriteria Reliabilitas ฀es............................................................................... 79
3.9 Kriteria ฀ingkat Kesukaran Butir Soal ...................................................... 79
3.10 Kriteria Daya Beda Butir Soal..................................................................... 80
3.11 Klasifikasi Indeks Aktivitas Guru dan Siswa…………………………….. 82
4.1 Hasil Penilaian RPP Siklus Pertama.......................................................... 103
4.2 Nilai Aktivitas Guru Siklus Pertama.......................................................... 105
4.3 Persentase Siswa Aktif Siswa pada Siklus Pertama................................... 106
4.4 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus Pertama ............................................. 108
4.5 Hasil Penilaian RPP Kedua ....................................................................... 130
4.6 Nilai Aktivitas Guru Siklus Kedua. ........................................................... 131
4.7 Persentase Siswa Aktif Siklus Kedua. ....................................................... 132
4.8 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus Kedua................................................ 134
4.9 Hasil Penilaian RPP Ketiga ....................................................................... 146
4.10 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus Ketiga................................................ 149

฀AFTAR ฀IAGRAM

2.2 Diagram Pola Pikir Penelitian ...................................................................... 60
3.1 Diagram Penelitian ....................................................................................... 62
4.1 Diagram Persentase Peningakatan Aktivitas Guru ....................................... 151
4.2 Diagram Persentase Peningakatan Aktivitas Siswa...................................... 151
4.3 Diagram Persentase Peningakatan Prestasi Belajar Fisika Siswa ................ 153

฀AFTAR LAMPIRAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
35.
36.
37.

Silabus .............................................................................................
RPP Siklus Pertama .........................................................................
RPP Siklus Kedua ...........................................................................
RPP Siklus Ketiga ............................................................................
LKK Siklus Pertama Pertemuan Pertama .......................................
LKK Siklus Pertama Kedua Pertemuan Kedua ...............................
LKK Siklus Kedua Pertemuan Pertama ...........................................
LKK Siklus Kedua Pertemuan Kedua..............................................
LKK Siklus Ketiga ...........................................................................
Lembar Penilaian RPP ....................................................................
Rubrik Lembar Penilaian RPP ........................................................
Lembar Observasi Aktivitas Siswa .................................................
Rubrik Lembar Observasi Aktivitas Siswa .....................................
Lembar Observasi Aktivitas Guru ...................................................
Rubrik Lembar Penilaian Aktivitas Guru ........................................
Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Siklus Pertama .....................................
Soal Tes Tertulis Siklus Pertama ....................................................
Kisi Soal Tes Tertulis Siklus Kedua ...............................................
Soal Tes Tertulis Siklus Kedua ......................................................
Kisi Soal Tes Tertulis Siklus Ketiga ...............................................
Soal Tes Tertulis Siklus Ketiga ......................................................
Data Rekapitulasi Penilaian RPP ...................................................
Data Aktivitas Guru Sebelum Penelitian ........................................
Data Aktivitas Guru Kelas IX.6 ......................................................
Data Aktivitas Guru Kelas IX.7 ......................................................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.6 Sebelum Penelitian ....................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.7 Sebelum Penelitian ....................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.6 Siklus Pertama ...........................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.7 Siklus Pertama ...........................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.6 Siklus Kedua ..............................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.7 Siklus Kedua ..............................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.6 Siklus Ketiga ..............................
Data Aktivitas Siswa Kelas IX.7 Siklus Ketiga ..............................
฀asil Analisis Data Program ฀oftware Anatest................................
Data Prestasi Belajar Kelas IX.6 .....................................................
Data Prestasi Belajar Kelas IX.7 .....................................................
Pembagian Kelompok Jigsaw Kelas IX.6 .......................................
Pembagian Kelompok Jigsaw Kelas IX.7 .......................................
Piagam Penghargaan ........................................................................

฀alaman
176
181
189
198
203
209
221
233
244
256
257
260
262
263
265
268
271
273
276
278
279
281
282
284
286
288
289
290
291
292
293
298
299
299
300
301
302
303
304

฀AFTAR GAMBAR

฀ambar

Halaman

2.1 Ilustrasi Kelompok ฀igsaw .......................................................................... 38

฀. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
฀endidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
penentu kemajuan bangsa. Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat
tergantung pada keterampilan dan pengetahuan warga negaranya. Oleh karena
itu kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan.
฀endidikan yang berkualitas salah satunya ditentukan oleh peran guru dalam
merencanakan dan mendesain proses pembelajaran agar siswa aktif
mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya. Dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, guru hendaknya mampu memilih model pembelajaran
yang tepat sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Untuk mencapai
kompetensi tersebut diperlukan pembelajaran yang inovatif sehingga
mendapatkan hasil yang lebih optimal. ฀embelajaran yang inovatif tersebut
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Apabila aktivitas belajar siswa
meningkat akan berdampak pada hasil belajar siswa sehingga kompetensi
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
฀embelajaran yang diciptakan guru harus memperlihatkan adanya interaksi
antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, dan siswa dengan
berbagai sumber belajar sehingga pembelajaran yang berkualitas dapat

2
dicapai. ฀embelajaran yang efektif dan inovatif sangat membatu siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa tidak hanya
diberikan materi dengan ceramah, namun diberi kesempatan untuk
mengkonstruksi konsep-konsep materi yang diajarkan. Siswa juga hendaknya
diberi kesempatan untuk memperoleh informasi melalui interaksi dengan
siswa lainnya. Guru sebagai motivator perlu memberikan penguatanpenguatan sehingga tidak terjadi salah konsep.
Siswa sebagai subjek pembelajaran membutuhkan situasi dan kondisi
pembelajaran yang kondusif sehingga dapat mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan. Untuk itu, guru sebagai perancang pembelajaran bertugas
membantu siswa dengan merancang pembelajaran yang kondusif sehingga
tercipta pembelajaran yang efektif bagi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran yang efektif tidak tergantung pada guru saja, melainkan kualitas
dan peran serta siswa.
Hasil observasi dan diskusi yang dilakukan peneliti di Sekolah Menengah
฀ertama Negeri 1 Talangpadang diantaranya adalah perencanaan pembelajaran
fisika kelas IX di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang masih
kurang berorientasi pada peserta didik. Guru fisika tidak mendesain rencana
pelaksanaan pembelajaran sendiri, tetapi mengkopi dari sekolah lain yang
karakteristik sekolah dan siswanya berbeda.
Dalam proses pembelajaran guru fisika masih menggunakan pendekatan
pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru fisika masih
mendominasi proses pembelajaran, siswa hanya mendengar, memperhatikan,

3
mencatat, dan mengerjakan soal-soal latihan. Guru kurang kreatif dan inovatif
dalam mendesain pembelajaran, sehingga interaksi guru dengan peserta didik
dalam proses pembelajaran masih kurang optimal dan siswa terlihat pasif.
Siswa mengalami kesulitan berkomunikasi aktif secara lisan. misalnya
bertanya, menjawab, dan mengemukakan pendapat ketika proses pembelajaran
fisika berlangsung. Siswa cenderung belajar secara individual dan tidak mau
berbagi dan bertukar pengetahuan dengan siswa yang lain.
฀embelajaran fisika selama ini belum memanfaatkan sumber-sumber belajar
lainnya. Buku-buku pelajaran yang tersedia di sekolah hanya mencukupi
beberapa siswa saja. Sehingga pembelajaran fisika berorientasi pada buku teks
yang hanya guru saja yang memilikinya. ฀embelajaran ini menyebabkan siswa
tidak aktif mencari sumber belajar yang lain.
Selain itu, berdasarkan data nilai tes formatif mata pelajaran Ilmu ฀engetahuan
Alam Kompetensi Dasar mendeskripsikan muatan listrik untuk memahami
gejala-gejala listrik statis serta kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
Semester Ganjil Tahun ฀elajaran 2012/ 2013 kelas IX yang berjumlah 202
peserta didik, diperoleh banyak peserta didik yang memiliki nilai di bawah
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal fisika yang ditetapkan sebesar 73. Nilai
rata-rata tersebut dan persentase peserta didik yang tuntas dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini.

4
Tabel 1.1 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IX Semester Ganjil Berdasarkan
Tes formatif di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang
Jumlah Anak

Kelas

Tuntas

฀ersentase (%)

Tidak
Tuntas
Tuntas
IX.1
27
5
84,4
IX.2
23
10
69,7
IX.3
20
13
60,6
IX.4
15
19
44,1
IX.5
11
23
32,4
IX.6
14
19
42,4
IX.7
13
22
37,1
IX.8
11
23
32,4
Sumber : Data tes formatif kelas IX Semester Ganjil

Tidak
Tuntas
15,6
30,3
39,4
62,9
67,6
57,6
62,9
67,6

Nilai
RataRata
73,1
67,9
65.0
67,7
60,5
61,9
59,4
63,5

Oleh karena itu, pembelajaran fisika di kelas IX.6 dan IX.7 ini harus
diperbaiki agar prestasi belajar siswa kelas IX.6 dan IX.7 dapat meningkat.
Usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar
siswanya adalah melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan model
pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan analisis masalah dan kebutuhan siswa di Sekolah Menengah
฀ertama Negeri 1 Talangpadang maka peneliti berencana menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, karena siswa di Sekolah Menengah
฀ertama Negeri 1 Talangpadang memungkinkan untuk aktif berdiskusi,
bertukar informasi, tanya jawab dan mengemukakan ide. Selain itu, Standar
Kompetensi memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari cocok untuk dikooperatifkan. Sehingga fokus
penelitian ini adalah “฀eningkatan ฀restasi Belajar Fisika Menggunakan

5
Model ฀embelajaran Kooperatif

Tipe ฀igsaw pada Siswa Kelas IX di

Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang Tanggamus”.
1.2 ฀dentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. ฀erencanaan pembelajaran fisika kelas IX di Sekolah Menengah ฀ertama
Negeri 1 Talangpadang masih kurang berorientasi pada peserta didik
2. ฀embelajaran fisika selama ini belum memanfaatkan sumber-sumber
belajar lainnya.
3. Guru fisika tidak mendesain rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri,
tetapi mengkopi dari sekolah lain yang karakteristik sekolah dan siswanya
berbeda.
4. Guru fisika masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional
yaitu dengan metode ceramah
5. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam mendesain pembelajaran, sehingga
interaksi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran masih
kurang optimal
6. Guru fisika masih mendominasi kegiatan pembelajaran
7. Siswa mengalami kesulitan berkomunikasi aktif secara lisan dan
cenderung belajar secara individual
8. ฀restasi belajar fisika siswa rendah, yaitu sebanyak 61,9% dari 35 siswa
di kelas IX.6 dan 59,4% dari 34 siswa di kelas IX.7 memperoleh nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal.
1.3 Pembatasan Masalah

6

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah penelitian ini dibatasi pada:
1. ฀erencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas IX.6 dan IX.7 di Sekolah
Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang
2. ฀elaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas IX.6 dan IX.7 di Sekolah
Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang
3. Sistem

evaluasi

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di Kelas IX.6 dan IX.7
Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang
4. ฀restasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw
pada mata pelajaran fisika di kelas IX.6 dan IX.7 di Sekolah Menengah
฀ertama Negeri 1 Talangpadang
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, penelitian ini dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah

perencanaan

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas
IX.6 dan IX.7 di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang?
2. Bagaimanakah

pelaksanaan

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas

7
IX.6 dan IX.7 di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang
ditinjau dari aktivitas siswanya?
3. Bagaimanakah sistem evaluasi pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas
IX.6 dan IX.7 Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang?
4. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas
IX.6 dan IX.7 di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendesain perencanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas IX.6 dan IX.7 di
Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang
2. Menganalisis

pelaksanaan

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas
IX.6 dan IX.7 di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang
3. Menganalisis

sistem

evaluasi

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas
IX.6 dan IX.7 di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang.
4. Menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa

menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe ฀igsaw pada mata pelajaran fisika di kelas
IX.6 dan IX.7 di Sekolah Menengah ฀ertama Negeri 1 Talangpadang.

8

1.6 Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan bagi
khasanah Teknologi ฀endidikan, khususnya kawasan desain dan pengelolaan
pembelajaran fisika dijenjang Sekolah Menengah ฀ertama. Secara praktis
penelitian ini diharapkan memberi bermanfaat untuk:
1. Siswa agar memperoleh kemudahan dalam mempelajari mata pelajaran
fisika sehingga prestasi dan aktivitas belajar meningkat.
2. Guru

agar

memperoleh

tindakan

alternatif

menggunakan

model

pembelajaran fisika.
3. Sekolah agar melaksanakan pembelajaran fisika yang efektif dan efisien.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar
juga dapat dipandang sebagai sabuah proses elaborasi dalam upaya
pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal
(Pribadi, 2009:13).

Belajar juga merupakan suatu proses dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan
perubahan kelakuan (Hamalik, 2002: 36).

Pengertian belajar secara umum yaitu terjadi perubahan dalam diri orang
yang belajar karena pengalaman (Darsono, 2002: 4). Belajar merupakan
kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna atau pemahaman.
Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada peserta didik
untuk menggunakan pemahaman dalam membangun gagasan.

10
Belajar menurut (thorndike dalam Rianto, 2010: 7), belajar adalah proses
interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan) dan respon (yang juga berupa pikiran, perasaan atau gerakan).

Pengertian belajar secara psikologis yaitu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (Slameto, 2003: 2). Tanggung jawab belajar pada diri peserta
didik, tetapi guru menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi,
dan tanggung jawab peserta didik untuk belajar. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Namun perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 4).

Dari sudut pandang pendidikan, belajar terjadi apabila terdapat perubahan
dalam hal kesiapan (readiness) pada diri seseorang dalam berhubungan
dengan lingkungannya. Setelah melakukan proses belajar biasanya
seseorang akan menjadi lebih respek dan memiliki pemahaman yang lebih
baik (sensitiv) terhadap objek, makna, dan peristiwa yang dialami. Melalui
belajar, seseorang akan lebih responsif dalam hal melakukan tindakan
(Snelbecker dalam Pribadi, 2009:14)

Lebih lanjut Darsono (2002: 30) menjelaskan ciri belajar antara lain: belajar
dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan, belajar merupakan
pengalaman sendiri. Belajar merupakan pengalaman sendiri. Belajar

11
merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan, dan belajar
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.

Belajar diperlukan prinsip belajar karena sangat mempengaruhi peserta didik
dalam belajarnya. Prinsip belajar akan menjadi pedoman bagi peserta didik
dalam belajar, prinsip-prinsip belajar yang perlu diikuti untuk melakukan
kegiatan belajar.

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu
yang sedang belajar, yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan
sehingga terjadi perubahan tingkah laku dalam diri orang yang belajar
karena pengalaman.

2.1.2 Teori Belajar Konstruktivistik
Asal kata konstruktivisme yaitu ”to construct” yang berarti membentuk.
Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai
pandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki adalah hasil dari konstruksi
atau pembentukan diri sendiri. Dengan kata lain, seseorang akan memiliki
pengetahuan apabila terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan
pembentukannya.

Bagi para ahli konstruktivistik

belajar merupakan pemaknaan terhadap

peristiwa atau pengalaman yang dialami oleh individu. Individu dapat
dikatakan telah menempuh proses belajar apabila dapat membangun atau

12
mengkonstruksi pengetahuan dengan cara melakukan penafsiran atau
interpretasi baru terhadap lingkungan sosial, budaya, fisik dan intelektual
tempat mereka hidup (Pribadi, 2009:130).

Menurut Djamarah (2002: 34) pembelajaran konstruktivis mendasarkan diri
pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut:
1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan
pengetahuan di benak mereka sendiri.
2. Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola
bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
3. Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu
terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang
sesuatu persoalan (subject matter).
4. Pengetahuan tidak dapat di pisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau
proporsi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang
diterapkan.
5. Manusia mempunyai tingkatan berbeda dalam menyikapi situasi baru.
6. Belajar berarti membentuk makna, makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat, dengar dan rasakan serta bersifat alami. Untuk
mengkonstruksi hal tersebut akan dipengaruhi oleh pengertian yang telah
dimiliki.

13
7. Konstruksi adalah suatu proses yang terus menerus setiap kali
berhadapan dengan persoalan baru.
8. Belajar berarti memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna
bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
9. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak
berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan
keterampilan seseorang.
Teori belajar kontruktivistik menyatakan bahwa

peserta didik harus

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturanaturan itu tidak lagi sesuai. Bagi peserta didik agar benar-benar memahami
dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan
masalah, menemukankan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan
susah payah dengan ide-ide. (Slavin dalam Nur, 2002: 8).

Menurut teori konstruktivistik ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan pada peserta didik. Peserta didik harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini dengan memberikan kesempatan peserta didik untuk menemukan
atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi
sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.
Guru dapat membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, dengan

14
catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut
(Nur, 2002: 8). Menurut Budiningsih (2004: 58) secara konseptual, proses
belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan
informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri peserta didik,
melainkan

sebagai

pemberian

makna

oleh

peserta

didik

kepada

pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada
pemutakhiran struktur kognitifnya.

Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada segi
perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Pemberian
makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak
dilakukan secara sendiri-sendiri oleh peserta didik, melainkan melalui
interaksi dalam jaringan yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas
maupun luar kelas. Oleh sebab itu, pengelolaan pembelajaran harus
diutamakan pada pengelolaan peserta didik dalam memproses gagasannya.

2.1.3 Teori Belajar Sosial Vygotsky

Vygotsky berpendapat bahwa peserta didik

membentuk pengetahuan

sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan peserta didik sendiri melalui bahasa.
Vygotsky berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada faktor
biologis menentukan fungsi-fungsi elementer memori, persepsi, dan
stimulus-respon, faktor sosial sangat penting artinya bagi perkembangan
fungsi mental lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis, dan
pengambilan keputusan (Trianto, 2010: 38-39).

15
Teori Vygosky, lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran.
Proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugastugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam
jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni
daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang
saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada
umumnya muncul dari percakapan dan kerja sama antar individu sebelum
fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut
(Trianto, 2010: 39).

Ide penting dari Vygotsky adalah scaffolding yakni pemberian bantuan
kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi
bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak
dapat melakukannya (Nuri, 2000: 6).

Berdasarkan uraian-uraian teori tersebut di atas, teori belajar sosial
Vygotsky

mempunyai

prinsip-prinsip

belajar

untuk

membangun

pengetahuan dan pemahaman siswa sendiri melalui bahasa dan interaksi
sosial yang bersifat sedikit lebih tinggi daripada sebelumnya melalui
berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain. Selain itu, siswa dapat
membangun pengetahuan dan pemahamanya sendiri melaui

pemberian

tugas dengan bantuan penjelasan secukupnya di awal pembelajaran.

16
2.2 Teori Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup aspek koginitif, afektif,
dan psikomotorik. Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan proses yang
dirancang untuk mengubah diri seseorang, baik aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotoriknya (Suwardi, 2007: 30).
Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha
mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara
positif dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004: 528). Dengan demikian, inti dari
pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti
jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para peserta didiknya.

Pembelajaran juga merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita menggunakan istilah proses belajar
mengajar dan pengajaran. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari
kata ”instruction”. Sagala (2005: 176) menyatakan bahwa pembelajaran ialah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk memperoleh
kopetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
melakukan sesuatu pekerjaan. Upaya untuk meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran selalu dilakukan tanpa henti. Proses pembelajaran dapat

17
dipandang sebagai sebuah sistem dengan komponen-komponen yang saling
berinterfungsi satu sama lain. Dalam sebuah sistem komponen yang satu akan
menjadi masukan bagi komponen-komponen yang lain dalam rangka
mencapai tujuan (Pribadi, 2009: 5).

Pembelajaran juga merupakan suatu sistem yang tersusun dari unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam
pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi
buku-buku, papan tulis, fotografi, slide, film, video dan lain-lain. Fasilitas dan
perlengkapan terdiri atas ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer
dan lain-lain. Sedangkan prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktik, belajar dan ujian.

Pembelajaran yang dilaksanakan harus memiliki standar yaitu bersifat
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta dapat memberikan ruang gerak yang cukup untuk
menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan minat
dan bakat serta perkembangan fisik dan mental siswa.

Konsep dasar pembelajaran telah dirumuskan dalam pasal 1 butir 20 UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni ”Pembelajaran adalah proses
interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Dari pengertian tersebut terkandung lima konsep yaitu interaksi,
siswa, pendidik, sumber belajar,

dan lingkungan

belajar.

Interaksi

18
mengandung arti pengaruh timbal balik atau saling mempengaruhi satu sama
lain. Siswa menurut menurut pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Demikian juga pengertian pendidik menurut UU
sisdiknas pasal 1 butir 6 adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa ciri dari pembelajaran
adalah inisiasi, fasilitas, dan peningkatan proses belajar siswa. Selain itu, ciri
pembelajaran juga adanya interaksi yang sengaja diprogramkan yaitu antara
siswa dengan lingkungan belajarnya baik dengan pendidik, siswa lainnya,
media ataupun dengan sumber belajar lainnya.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta
didik atau murid (Sardiman, 1994: 61). Lebih lanjut, diungkapkan bahwa
pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang memiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademiknya, latar belakang sosial ekonominya,
dan lain sebagainya (Sardiman, 1994: 61-62).

19
Pembelajaran dapat dilakukan di mana, dengan siapa saja, dan kapan saja.
Meskipun perkembangan teknologi informasi komunikasi dapat dengan
mudah diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang terdorong untuk
memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Guru profesional
memerlukan pengetahuan dan keterampilan pendekatan pembelajaran agar
mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa terbiasa belajar sepanjang
hayat.
Oleh sebab itu, dalam pembelajaran dibutuhkan pendekatan dan model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kompetensi yang ingin
dicapai, karakteristik siswa, dan sarana serta prasarana yang tersedia.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti panutan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa

dalam

pengolahan

pesan

sehingga

tercapai

sasaran

belajar.

Pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan yang tepat, guru dapat
melihat pengorganisasian siswa, posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan,
dan pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan pembelajaran secara
individual, pembelajaran secara kelompok, dan pembelajaran secara klasikal.
(Dimyati, 2002: 89).
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar (BNSP, 2006:16).

20
Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif
mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan ini akan lebih bermakna bagi
peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan
rasa aman bagi peserta didik (Warsita, 2008:86).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa teori pembelajaran
merupakan suatu kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan memberikan
preskripsi untuk mengatur situasi agar peserta didik mudah mencapai tujuan
pembelajaran.

2.3 Desain Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Desain Pembelajaran

Istilah desain mempunyai makna adanya keseluruhan, struktur, kerangka
atau outline dan urutan atau sistematika kegiatan. Selain itu, istilah desain
juga dapat diartikan sebagai proses perencanaan yang sistematik yang
dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau pelaksanaan sebuah
kegiatan. Upaya untuk mendesain proses pembelajaran agar menjadi sebuah
kegiatan yang efektif, efisien dan menarik disebut dengan istilah desain
sistem pembelajaran a

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

PEMBELAJARAN FISIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP RASMAN MULYA TAHUN AJARAN 2016 2017

0 2 82

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 3 Cawas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

0 0 162

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

0 0 258

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 21 KOTA JAMBI Boy Surau

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN Sudirman

0 0 8

MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 1 KINALI

1 1 12

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW SKRIPSI

0 1 121

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw - USD Repository

0 8 312