STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Marselia Ginting

Metode eksperimen yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Desain Penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2X2. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 284 orang yang terdiri dari 9 kelas. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling dan diperoleh kelas XE dan XI sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Pengujian hipotesis dianalisis dengan menggunakan Analisis Varians Desain Faktorial. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran (kooperatif tipe STAD dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah), (2) tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Talking Stick, (3)ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah, (4) ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar ekonomi, (5) ada perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe Talking Stick.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Student Team Achievment Division (STAD), Model Pembelajaran Talking Stick, Kemampuan Awal, Hasil Belajar,


(2)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh Marselia Ginting

0813031037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION TIPE

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION

TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

MARSELIA GINTING

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN PADA SISWA KELAS X

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian ... 30

2. Desain Analisis Penelitian ... 35

3. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 62

4. Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 65

5. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Eksperimen ... 67

6. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Eksperimen ... 69

7. Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Kontrol ... 72

8. Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Kontrol ... 74

9. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 76

10.Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 78

11.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi Kelas Eksperimen ... 81

12.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Rendah Kelas Ekserimen ... 83

13.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Tinggi Kelas Kontrol ... 86

14.Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kemampuan Awal Rendah Kelas Kontrol ... 88

15.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 92


(5)

Halaman 17.Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS 11

A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Belajar ... 11

2. Hasil Belajar ... 13

3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivement Division (STAD) ... 18

5. Model Pembelajaran Tipe Talking Stick ... 20

6. Kemampuan Awal ... 21

B. Penelitian Yang Relevan ... 23

C. Kerangka Pikir ... 26

D. Anggapan Dasar Hipotesis ... 30

E. Hipotesis ... 31

III. METODELOGI PENELITIAN 32

A. Pendekatan Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 37

C. Variabel Penelitian ... 38


(7)

Halaman

2. Variabel Dependen ... 39

3. Variabel Moderator... 39

D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel ... 39

1. Definisi Konseptual Variabel ... 39

2. Definisi Operasional Variabel ... 41

E. Teknik Pengumpulan data ... 42

1. Observasi ... 42

2. Dokumentasi ... 42

3. Teknik Tes ... 43

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 43

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 45

3. Taraf Kesukaran ... 46

4. Daya Beda ... 47

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 48

1. Uji Normalitas ... 48

2. Uji Homogenitas ... 48

H. Teknis Analisis Data ... 49

1. Analisis Varians Dua Jalan ... 49

2. Pengujian Hipotesis ... 50

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 53

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 53

2. Visi, Misi, dan Program Kerja SMA Negeri 1 Terbanggi Besar 56

3. Situasi dan Kondisi Sekolah... 57

4. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 59

5. Prestasi Siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar ... 60

B. Deskripsi Data ... 61

1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 61

2. Data Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66

3. Data Tes Hasil Belajar ... 75

4. Data Tes Hasil Belajar Pada Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 79

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 89

1. Uji Normalitas ... 89

2. Uji Homogenitas ... 90

D. Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 91

E. Pengujian Hipotesis ... 94


(8)

Halaman

V. SIMPULAN DAN SARAN 109

A. Kesimpulan ... 109 B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ulangan MID Semester Ekonomi Siswa Kelas X

Semester Ganjil SMA Negeri 1 Terbanggi Besar TP. 2011/2012 .. 4

2. Tabel Definisi Operasional Variabel ... 41

3. Tingkatan Nilai Reabilitas... 45

4. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 49

5. Kondisi Siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 58

6. Jumlah Ruang Gedung Sekolah ... 60

7. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ... 62

8. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol ... 64

9. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Eksperimen... 67

10. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Eksperimen... 69

11. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Tinggi Kelas Kontrol ... 71

12. Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Rendah Kelas Kontrol ... 74

13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen .... 76

14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 78

15. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kemampuan Awal Tinggi Kelas Eksperimen... 81


(10)

Halaman 16. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal

Rendah Kelas Eksperimen ... 83 17. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal

Tinggi Kelas Kontrol... 85 18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal

Rendah Kelas Kontrol ... 88 19. Hasil Uji Normalitas Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... 90 20. Hasil Uji Homogenitas Varians Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ... 91 21. Rekap Anava Hasil Belajar Ekonomi Antarmodel Pembelajaran

dan Antarkemampuan Awal ... 96 22. Rekap Anava Hasil Belajar Ekonomi Model Kooperatif

Tipe STAD dan Talking Stick ... 97 23. Rekap Anava Hasil Belajar Ekonomi Antara Kemampuan Awal

Tinggi dan Kemampuan Awal Rendah ... 98 24. Hasil Analisis Anova Model Pembelajaran dan Kemampuan


(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. R. Gunawan S., S.E, M.M. ...

Sekertaris : Drs. Hi. Nurdin, M. Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Tedi Rusman, M. Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(12)

Judul Skripsi : STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION

TIPE

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Pembimbing I,

Dr. R. Gunawan S., S.E, M.M. NIP. 19600808 198603

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.S NIP. 19560108 198503

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

:

Marselia Ginting

ahasiswa : 0813031037

: Pendidikan Ekonomi : Pendidikan IPS

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing II

Gunawan S., S.E, M.M. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. 03 1 003 NIP. 19600817

2. Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi

Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si.

503 1 002 NIP. 19600817 198603 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN PADA SISWA KELAS X

Pembimbing II,

Hi. Nurdin, M.Si. 600817 198603 1 003

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,

Nurdin, M.Si. 19600817 198603 1 003


(13)

MOTTO

 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

( Kolose 3: 23)

 Dunia tidak akan berubah langsung dari hal yang besar tetapi dari hal yang kecil yang terkadang luput dari pandangan

(Marselia Ginting)

 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang

( Amsal 17 : 22)

 Jangan menyerah terus maju dan berdoa (Marselia Ginting)

 Saya tidak tahu akan seperti apa takdir Anda, tetapi satu hal yang saya tahu: orang-orang diantara Anda yang akan benar-benar bahagia adalah mereka yang akan mencari dan menemukan cara untuk melayani


(14)

PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur untuk Kasih Tuhan Yesus Kristus

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang

akan selalu berharga dalam hidupku

Bapak di surga dan Mamak yang sangat menyayangiku, selalu membawaku di dalam doanya dan

memberikan segalanya yang terbaik untukku

Adik-adikku (Halim dan Yosep) dan keluarga besarku yang selalu berdoa untuk

keberhasilanku

Sahabat-sahabatku yang telah memberikan doa, dorongan dan motivasi sehingga terselesainya

penyusunan skripsiku.

Para Pendidik ku (Dosen dan guru ku)

Atas bimbingan, ajarannya, serta memberikan ilmu yang bermanfaat untukku

My Lovely Bibub yang selalu mengasihiku dan memberi semangat dalam suka dukaku


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pancurbatu pada tanggal 21 Maret 1989 yang merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Almarhum Bapak G. Ginting terkasih dan Ibunda tercinta Murni Bangun.

Riwayat pendidikan yang telah ditempuh:

1. TK Kristen Bandar Jaya, Tamat dan Berijazah pada tahun ajaran 1995. 2. Sekolah Dasar Kristen No. 3 Bandar Jaya, Tamat dan Berijazah pada tahun

2001.

3. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar, Tamat dan Berijazah pada tahun 2004. 4. SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Tamat dan Berijazah pada tahun 2007 5. Masuk Universitas Lampung sejak tahun 2008 hingga sekarang pada Jurusan

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Studi banding di

Semarang – Bandung – Jogyakarta – Jakarta. Pada bulan Januari 2010, penulis melakasanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Juni sampai Juli 2011 dan pada saat itu juga penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Anak Ratu Aji dari bulan Juli sampai September.


(16)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK

PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila;

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila;

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila;


(17)

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan selaku pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan dan motivasi yang berarti bagi penulis;

7. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto S., SE, M.M, selaku Pembimbing I yang

telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis;

8. Bapak Drs.Tedi Rusman, M.Si.,selaku penguji yang telah membantu

mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi

Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada henti-hentinya mengingatkan Penulis untuk terus belajar dan belajar;

10. Kepala SMA Negeri 1 Terbanggi Besar, Bapak Dra. E.B Ambarwati, M.Pd.

dan seluruh Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yang telah mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;

11. Ibuku yang tercinta Murni Bangun terimakasih buat segalanya dan

pengorbanan yang tak pernah berhenti untuk memberikan yang terbaik buat penulis;

12. Adik-adikku Halim dan Yosep, serta semua saudaraku yang telah mendukung

dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku;

13. Seluruh teman sepelayananku Guru Sekolah Minggu (GSM) Norman, Ina,

Yeni, Kak Lisa, Kak Rocie, Mami Sona, Eta, Eti, Edi, Bg Ari, Kak Mei, Hans, Eko, Ricky, Bg Una, Kak Desi, Rani, Neas, Hema, Arga, Sujana,


(18)

Missi, Alpan, dan Kak Nelly yang selalu memberikan doa, canda tawa, dan penguatan kepada Penulis;

14. Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Economy Education (ECOUTION)

2008 REGULER dan MANDIRI khususnya untuk Elda, Desi Aritonang, Mamah Nesti, Troy,Yeni, Cintia, Zie, Devi, Dila, Anggia, Dinar, Sri, dan Mb Imah terimakasih atas do’a dan dukungannya;

15. Teman sekerjaku di PAUD BINA KASIH Kak Nelly, Alpan, Ina, dan Kak

Rosi yang selalu semangat memberikan yang terbaik buat adik-adik kita yang lucu dan luar biasa;

16. Sahabat-sahabatku dan teman-teman kostan “Srikandi” Putri, Ernia, Pepi, Selvita, Dica, dan Dian semoga kita sukses dalam menjalani hidup;

17. My sista Roita Panggabean yang telah memompa terus semangat positif

untukku.

18. Abang-abangku Bg Riza dan Bg Kristian terimakasih buat doa, motivasi, dan inspirasinya yang membuat penulis tetap tersenyum dalam tangis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat berkat dari Tuhan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Bandar Lampung, 2012 Penulis


(19)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :

Nama : Marselia Ginting

NPM : 0813031037

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Alamat : Perumahan Griya Yukum Jaya Blok C no.2

Yukum Jaya, Lampung Tengah

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012

Marselia Ginting 0813031037


(20)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen penting dalam pembangun suatu bangsa adalah pendidikan.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat dalam pendidikan itu dituntut berperan secara maksimal dan penuh tanggung jawab untuk mutu pendidikan. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan warga negaranya sudah memadai, sehingga dapat mengikuti

perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin lama semakin canggih. Melalui pendidikan dapat dihasilkan generasi-generasi yang cerdas dan terampil sebagai salah satu modal untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik, terlebih dalam era persaingan global saat ini. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik fisik, mental, maupun spiritual. Mutu pendidikan haruslah ditingkatkan dengan cara memperbaiki

pembelajaran lebih demokratis agar siswa lebih aktif dan mencapai prestasi yang baik, yang kemudian bekal ilmu tersebut dapat dipergunakan untuk mengembangkan

potensinya.Rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran merupakan beberapa persoalan pendidikan yang dihadapi saat ini. Hal tersebut dikarenakan kerena rendahnya dedikasi dan kreativitas para guru dalam menggali model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pembelajaran yang baik diperlukan perencanaan yang matang, pembuatan perangkat pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran yang semua itu saling berkesinambungan.


(21)

Salah satu disiplin ilmu yang sangat perlu dikembangkan adalah ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan kegiatan yang secara umum terdiri dari kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Mata pelajaran ekonomi termasuk ke dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan manusia. Pada tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama, pelajaran ekonomi diberikan sebagai bagian integral dari IPS.

Sedangkan, pada tingkat pendidikan menengah atas, ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.

Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam proses belajar di samping kemampuan siswa itu sendiri. Pembelajaran yang bersifat teacher centered untuk masa sekarang ini dipandang kurang efektif karena kurang melibatkan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak secara kritis, siswa kurang termotivasi dan kurang bertanggungjawab terhadap proses belajar, kurang dapat mengembangkan kemampuan berkolaborasi dalam proses belajar, sehingga siswa menjadi pasif di dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Data yang diperoleh dari guru ekonomi SMA Negeri 1 Terbanggi Besar jumlah guru yang ada kurang lebih sebanyak 76 orang yang terdiri dari 48 perempuan dan 28 laki-laki. Berdasarkan jumlah tersebut dalam melakukan pembelajaran sebagian besar (35%) dari guru yang ada masih menggunakan metode konvensional. Apabila penerapan metode ini terjadi secara terus-menerus dapat menghambat kreatifitas siswa yang berdampak pada rendahnya hasil belajar.


(22)

Kegiatan proses pembelajaran yang optimal akan dapat terjadi bila siswa dalam

pembelajaran dapat berinteraksi dengan guru atau bahan pembelajaran yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mewujudkan situasi tersebut harus

digunakan metode atau media pembelajaran yang dapat menunjang suatu model

pembelajaran yang dipilih dengan tepat . Berdasarkan data yang diperoleh jumlah kelas X di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yaitu sembilan kelas yang masing-masing kelas terdiri dari 30-32 siswa dengan total jumlah siswa dari sembilan kelas tersebut sebanyak 284 siswa. Dari jumlah siswa tersebut sebagian besar (60%) partisipasi siswa masih kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena salah satu faktornya yaitu metode mengajar yang digunakan oleh guru.

Menurut Lufri (2008:117) kebanyakan anak didik mengalami kebosanan dalam pendidikan, karena disebabkan oleh faktor didaktik, termasuk pengajaran yang berpusat pada guru, sehingga dengan kurangnya minat dan sikap siswa tersebut berdampak terhadap prestasi belajar yang menurun.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan wawancara dengan guru ekonomi di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar diketahui bahwa proses pembelajaran ekonomi yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode ceramah atau metode langsung meskipun salah satu variasi yang diterapkan oleh guru adalah metode belajar kelompok tetapi penerapannya masih kurang baik. Siswa mengalami kesulitan bekerja dalam kelompok karena siswa di bagi dalam kelompok yang ditentukan secara sembarang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum dapat ditingkatkan. Selanjutnya hasil belajar ekonomi siswa dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.


(23)

Tabel 1. Hasil Mid Semester Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar TP 2011/2012

No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)

1. 80 ≥ 100 7 2,5

2. 75 - 79 18 6,3

3. 70 - 74 42 14,8

4. 65 - 69 53 18,7

5. 60 - 64 52 18,3

6. 55 - 59 55 19,4

7. 50 - 54 25 8,8

8. 49 ≤ 0 32 11,2

Jumlah 284 100%

Sumber: Guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Terbanggi Besar

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar ekonomi siswa masih tergolong rendah yaitu siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar yaitu sebesar 75 hanya 25 orang siswa dari jumlah siswa atau hanya 8,8%.

Menurut Djamarah dan Zain ( 2006:121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :

1. istimewa/maksimal

apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. 2. baik sekali/optimal

apabila sebagian besar (76 % s.d 99 %) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

3. baik/minimal

apabila bahan pelajaran yamg diajarkan hanya 60 % s.d 75 % saja dikuasai oleh siswa. 4. kurang

apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % dikuasai oleh siswa. Hasil belajar ekonomi yang rendah menunjukkan bahwa proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar masih kurang efektif. Salah satu faktor penyebab terjadinya diduga karena kurang tepatnya guru memilih model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada dasarnya setiap metode mengajar yang digunakan guru tetap mempunyai tujuan meningkatkan hasil belajar siswanya.


(24)

Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivias siswa dalam pembelajaran yang kemudian berdampak pada pencapaian hasil belajar ekonomi yang lebih baik adalah dengan

menerapkan model pembelajaran cooperative learning ( model pembelajaran kooperatif ). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan adanya

kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar. Peranan guru adalah sebagai pembimbing kegiatan siswa.

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran,berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir dan berinteraksi serta menciptakan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam, yaitu kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD), Jigsaw, Think Phair Share (TPS), Group Investigation (GI), Talking Stick, Team Games Tournament (TGT), dan Numbered Heads Together (NHT). Masing-masing tipe mempunyai langkah-langkah,kelebihan, dan kekurangan yang berbeda-beda.

Berdasarkan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini

mengambil judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dan Talking Stick pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012” B. Identifikasi Masalah


(25)

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga peran guru masih sangat dominan.

2. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

3. Penggunaan metode mengajar yang dilakukan oleh guru masih kurang tepat dalam peningkatan hasil belajar siswa.

4. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2011/2012.

5. Hasil belajar ekonomi siswa masih ada yang belum mencapai standar ketuntasan belajar (KKM).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, tampak bahwa hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor,baik dari dalam maupun luar individu siswa. Penelitian dibatasi pada kajian membandingkan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Student TeamAchievment Division (STAD) dan tipe Talking Stick dengan memperhatikan pengaruh variabel moderator yaitu kemampuan awal. D. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran (kooperatif

tipe STAD dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model


(26)

kooperatif tipe Talking Stickpada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbangggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012?

5. Apakah ada perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

kooperatif tipe Talking Stick pada siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk sebagai berikut.

1. Menganalisis perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran ( kooperatif tipe STAD dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Menganalisisperbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Talking Stickpada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Menganalisis perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.


(27)

4. Menganalisisinteraksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbangggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

5. Menganalisis efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe Talking Stick pada siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara Teoritis

a. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya.

b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang penelitian yang menekankan pada penerapan model pembelajaran yang berbeda pada mata pelajaran Ekonomi. 2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran tentang berbagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi yang disesuaikan dengan kemampuan awal siswa.

c. Bagi siswa, dapat memberikan nuansa baru dalam kegiatan belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta sebagai pijakan untuk peningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa secara optimal.


(28)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah.

1. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tipe Talking Stick dan hasil belajar ekonomi.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap.

3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.


(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka 1. Belajar

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu makin pesat dan arus globalisasi semakin hebat. Untuk menghadapi tantangan tersebut,dibutuhkan sumber daya yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas tidak lepas dari belajar dan pembelajaran.

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses

melihat,mengamati,dan memahami sesuatu (Sudjana dalam Rusman, 2011: 1).

Menurut Pitowes (2010 : 109) belajar merupakan suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain. Menurut Hamalik (2004: 29) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses. Belajar bukan satu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.


(30)

Sardiman (2007: 21) mengatakan belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga,psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Prinsip-prinsip belajar menurut Sardiman (2007: 24) adalah sebagai berikut:

a. kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

b. perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan

belajar yang bersangkutan.

c. belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung akan lebih efektif membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.

d. belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.

Sedangkan prinsip belajar menurut Slameto (2003: 27-28) adalah sebagai berikut:

a. dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.

b. belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

c. belajar perlu ada interaksi dengan lingkungannya.

d. belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. Slameto ( 2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. Melalui belajar orang akan memperoleh berbagai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperoleh dari interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar dalam pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses suatu pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang dalam membentuk perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu yang disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-lain.


(31)

2. Hasil Belajar

Gagne dalam Pitowes (2010: 110) menyatakan untuk terjadi belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik internal maupun eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan (arising) memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Sedangkan kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran.

Hasil belajar menurut Mudjiono (2008: 117) setelah belajar siswa memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Arikunto dalam Mudijono (2008:117) hasil belajar itu merupakan sesuatu yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh adanya perubahan tingkah laku dalam bentuk pengalaman dan latihan.

Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Soeparsono dalam Sardiman (2007: 38) menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang

mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2003) sebagai berikut :


(32)

a. faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia (intern)

faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati,motivasi, minat dan kebiasaan belajar. b. faktor yang bersumber dari luar manusia (ekstern)

faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.

Sardiman (2007: 49) mengemukakan bahwa hasil pengajaran itu dapat dikatakan baik,apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa

b. hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan.

Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal maka proses pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan terorganisir. Sardiman (2007: 19) mengungkapkan bahwa agar memperoleh hasil belajar yang optimal, maka proses belajar dan pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir secara baik.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran yang di peroleh siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme.

Konstrukvisme berisi pengajaran yang menekankan pada proses (Sushkin dalam Jurnal Penelitian Kependidikan tahun 17 No.1, 2007: 33). Menurut Slavin dalam Rusman (2011:


(33)

201) pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.

Menurut Sanjaya dalam Rusman ( 2011: 203) cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati dalam Rusman, 2011: 203). Selanjutnya, Ibrahim dalam Rusman (2011: 208) pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas,tujuan, dan hadiah. Slavin dalam Rusman (2011:201) menyatakan pembelajaran kooperaktif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.

Menurut Rusman (2011: 203-204) dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar untuk bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa,siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic communication). Terdapat empat hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yakni: (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dalam Rusman (2011: 205-206) dinyatakan bahwa:


(34)

1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain.

2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila:

a. guru menekankan pentingnya usaha bersama di samping usaha secara individual b. guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar

c. guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri. d. guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa

e. guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan.

(Sanjaya dalam Rusman, 2011: 206)

Rusman (2001: 207) mengatakan bahwa karakteristik atau ciri-ciri dalam pembelajaran kooperatif yaitu; pembelajaran secara tim,didasarkan pada manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja sama, dan ketrampilan bekerja sama.

Menurut Roger dan Johnson dalam Rusman (2011: 212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.

1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

yaitu dalam pembelajaran kooperatif, dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota kelompok dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

2) Tanggung Jawab Perseorangan (individual accountability)

yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

3) Interaksi Tatap Muka (face to face promotion interaction)

yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasidari anggota kelompok lain.

4) Partisipasi dan Komunikasi (participation communication)

yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5) Evaluasi Proses Kelompok

yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.


(35)

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (STAD) Metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif, salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin dalam Rusman (2011: 213) model STAD (Student Team Achievment Divisions) merupakan variasi model

pembelajaran yang paling banyak diteliti dan model ini juga sangat mudah diadaptasi. Menurut Slavin (1997) dalam Agustiani(2009 : 24) model pembelajarn kooperatif tipe STAD merupakan bentuk belajar kooperatif yang paling mudah digunakan. Siswa

ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut kinerja dan jenis kelamin.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dimulai dengan penjelasan tentang konsep materi oleh guru kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan cara diskusi. Berikutnya diadakan evaluasi untuk menentukan poin peningkatan individu dan poin kelompok, diakhiri dengan pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik.

Slavin dalam (Rusman, 2011: 214) memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk


(36)

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD (Rusman, 2011 : 215) sebagai berikut.

a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian Kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik.

c. Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pe;ajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

d. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. e. Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja kelompok

masing-masing.

f. Penghargaan Prestasi Tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.

Adapun kebaikan dan kelemahan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Soemarso dalam Pembelajaran STAD sebagai berikut.

Kebaikan pembelajaran kooperatif tipe STAD:

a. membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

b. menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan yang bersama-sama.

c. menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

d. hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.


(37)

e. siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya.

f. pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa

dalam belajar bekerja sama.

Kelemahan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD:

a. pembelajaran kooperatif tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil.

b. adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri.

c. waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi. d. penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi

guru untuk melaksanakannya.

5. Model Pembelajaran Tipe Talking Stick

Menurut Maulina (2010) Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku).

Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Arends dalam (Nopemberia, 2010:20), pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajar,

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah,

3. Jika mungkin,anggota kelompok berasal dari ras,budaya,suku,jenis kelamin yang berbeda-beda,

4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dilaksanakan dengan beberapa langkah-langkah seperti di bawah ini menurut Holil dalam (Nopemberia, 2010 : 21).

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang akan digunakan sebagai alat bahan ajar.

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya.

3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.


(38)

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, kemudian tongkat tersebut harus diberikan oleh siswa yang telah menjawab kepada teman yang belum mendapat giliran demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 5. Guru memberikan kesimpulan dari materinya tersebut.

6. Evaluasi 7. Penutup.

Menurut Maulina (2010) model pembelajaran Talking Stick mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan :

a. menguji kesiapan siswa, sehingga siswa tetap bersemangat mengikuti rangkaian pembelajaran tersebut.

b. melatih membaca dan memahami dengan cepat setiap materi yang akan diberikan. Kekurangan :

a. siswa yang tidak menguasai materi pelajaran tersebut akan merasa tegang dalam model pembelajaran ini.

b. membuat siswa senam jantung.

c. membuat siswa minder karena belum terbiasa. 6. Kemampuan Awal

Secara umum kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang yang bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Kemampuan itu berasal dari dalam individu itu sendiri dan didukung melalui proses belajar. Sedangkan,awal adalah suatu permulaan. Kemampuan awal (entry behaviour) dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada suatu bidang tertentu (mata pelajaran) yang merupakan bagian permulaan atau dasar pada bidang tersebut.

Menurut Reigulth dalam (Renny,2009 : 34) mengidentifikasi 7 jenis kemampuan awal yang dapat dipakai untuk memudahkan perolehan,pengorganisasian, dan pengungkapan kembali pengetahuan baru.Ketujuh jenis kemampuan awal ini adalah sebagai berikut : a) pengetahuan bermakna tidak terorganisasi (arbitrarily meaningfulknowledge) sebagai

tempat mengaitkan pengetahuan hafalan (yang tidak bermakna) untuk memudahkan retensi.

b) pengetahuan analogis (analogic knowledge) yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang amat serupa, yang berbeda di luar isi yang dibicarakan.


(39)

c) pengetahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate knowledge) yang dapat berfungsi sebagai kerangka cantolan bagi pengetahuan baru.

d) pengetahuan setingkat (coordinate knowledge) yang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengetahuan asosiatif dan atau komparatif.

e) pengetahuan tingkat yang lebih rendah (subordinate knowledge) yang berfungsi untuk mengkonkretkan pengetahuan baru atau juga contoh –contoh.

f) pengetahuan pengalaman (experiantal knowledge) yang memiliki fungsi sama dengan pengetahuan yang lebih rendah, yaitu untuk mengkonkretkan dan menyediakan contoh-contoh bagi pengetahuan baru.

g) strategi kognitif ( cognitive strategy) yang menyediakan cara-cara mengolah

pengetahuan baru, mulai dan penyandian, penyimpanan sampai pada pengungkapan kembali pengetahuan yang telah tersimpan dalam ingatan.

Karakteristik dan kemampuan awal siswa merupakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan yang dimiliki siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu pelajaran. Abdul Gafur dalam Suryosubroto (2002:31) menyebutkan teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, yaitu :

1. menggunakan catatan atau dokumen seperti nilai rapor atau nilai hasil tes formatif dan tes sumatif

2. menggunakan tes prasyarat atau tes awal

3. mengadakan komunikasi individual

4. menyampaikan angket

Kemampuan awal siswa tentu memiliki perbadaan antara satu ataupun dengan yang lain, ada yang memiliki kemampuan tinggi dan ada juga yang rendah.

Sardiman (2007; 174) mengatakan bahwa setiap siswa pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat pebedaan-perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal

kreatifitas,gaya belajar, bahkan juga dapat membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi belajar siswa. Persoalan itu perlu diketahui oleh guru, karena dengan itu berarti guru dapat mengambil tindakan-tindakan intruksional yang lebih tepat dan memadai. Sebagai contoh adalah langkah pengayaan bagi siswa yang berprestasi tinggi dan akan

mencarikan kegiatan belajar tertentu bagi siswa yang berprestasi rendah,seperti kegiatan remidi dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat meningkatkan prestasi siswa tersebut. Dalam mengelola program pembelajaran, guru perlu mengenal kemampuan anak didik. Sebab bagaimanapun juga setiap anak didik memiliki perbedaan-perbedaan karakteristik


(40)

tersendiri, termasuk kemampuannya. Hal ini perlu dipahami oleh guru agar dapat mengelola program pembelajaran yang tepat (Sardiman, 2007:160).

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep awal yang memadai akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membangun kemampuan dan mengusai materi pada jenjang yang tinggi.

Kemampuan awal yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pada tahap-tahap selanjutnya sehingga mempengaruhi hasil yang akan dicapai.

B.Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh:

1. Lestari, 2011 dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Gading Rejo Tahun Pelajaran 2010/2011 menyatakan bahwa hasil belajar yang diukur dari kognitif adalah siklus I sebesar 56,66%, pada siklus II sebesar 66,67%, dan pada siklus III sebesar 73,33%. Ini terbukti bahwa dengan pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian Lestari ini hanya membahas tentang peningkatan hasil belajar dilihat dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan demikian sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Mahanal, 2007 dengan judul Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Strategi Kooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Sains untuk Meningkatkan


(41)

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang menyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V-a MIJS Malang dan siklus I ke siklus II sebesar 11,6% atau 16,94% dengan kesimpulan a) penerapan pembelajaran berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif model STAD pada mata pelajaran sains dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V MIJS Malang, b) penerapan pembelajaran berdasarkan masalah dengan strategi kooperatif model STAD pada mata pelajaran sains dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MIJS Malang.

Penelitian Mahanal ini membahas tentang peningkatan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar dilihat dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan demikian sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar.

3. Wahyuningsih, 2010 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick dan Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas, Kemandirian dan Hasil Belajar

Kompetensi Menyediakan Layanan Makanan dan Minuman (Studi Pada Siswa Kelas XI Restoran SMK Negeri 7 Malang)menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari 47% ( cukup baik) sebelum pelaksanaan tindakan menjadi 62,87% (baik) pada siklus I, meningkat

menjadi 87,53% (sangat baik) pada siklus II setelah menerapkan model

pembelajaran talking stick dan think pair share. Penerapan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan kemandirian belajar dari skor rata-rata (cukup baik) sebelum pelaksanaan tindakan meningkat menjadi 2,49 (cukup baik) pada siklus I serta meningkat menjadi 3,37 (baik) pada siklus II setelah menerapkan model pembelajaran talking stick dan think pair share. Penerapan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan


(42)

ketuntasan hasil belajar siswa dari 60% (kurang) sebelum pelaksanaan tindakan meningkat menjadi 73,07% (cukup) pada siklus I serta meningkat menjadi 80,76% (baik) pada siklus II setelah menerapkan model pembelajaran talking stick dan think pair share.

Penelitian Wahyuningsih membahas tentang peningkatan aktivitas, kemandirian, dan hasil belajar melalui penggunaan model pembelajaran Talking Stick dengan demikian penelitian ini sesuai dengan yang akan dilakukan yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.

4. Savitri, 2011 dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD dengan Metode Talking Stick pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Durenan-Trenggalek menyatakan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan metode Talking Stick. Hal ini dibuktikan dengan adanya nilai rata-rata kelas eksperimen 1 setelah diberi perlakuan pada saat post test yaitu 80,79, sedangkan rata-rata kelas eksperimen 2 setelah diberi perlakuan pada saat post test yaitu 75,65. Setelah di adakan perlakuan dan post test maka nilai dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 berbeda secara signifikan. Dapat di simpulkan bahwa kedua rata - rata tidak identik karena nilai Sig. (0,004) < 0,05. Keadaan ini menunjukkan bahwa metode kooperatif tipe STAD dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih tinggi.

Penelitian Savitri membahas tentang perbedaan hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran STAD dan Talking Stick dengan demikian sesuai penelitian yang dilakukan yaitu membandingkan hasil belajar melalui penggunaan model pembelajaran STAD dan Talking Stick.


(43)

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran gotong royong dengan mengelompokkan siswa ke dalam kelompok yang heterogen agar siswa bersosialisasi, bekerja sama, menambah wawasan satu sama lain,bertukar pikiran dalam memecahkan masalah, pembahasan materi dan penyelesaian soal yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif terus dikembangkan karena melalui model pembelajaran ini kemampuan berpikir, mengeluarkan pendapat, rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan soal dapat ditingkatkan.

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe, dua di antaranya adalah tipe Student Team Achievment Division (STAD) dan tipe Talking Stick. Kedua model kooperatif tersebut memiliki langkah-langkah yang berbeda namun tetap dalam satu jalur yaitu pembelajaran dalam kelompok yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru berperan sebagai fasilitator.

Setiap siswa yang melaksanakan kegiatan belajar selalu mengharapkan hasil belajar yang baik. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa selain ditentukan oleh siswa sendiri (intern) juga dapat ditentukan oleh faktor lain(ekstern). Hasil belajar siswa erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru. Dengan perencanaan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran, akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Pada model kooperatif tipe Talking Stick,guru menyiapkan sebuah tongkat yang akan digunakan sebagai alat bahan ajar.Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,


(44)

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya guru mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, kemudian tongkat tersebut harus diberikan oleh siswa yang telah menjawab kepada teman yang belum mendapat giliran demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Guru memberikan kesimpulan dari materinya tersebut. Dalam tipe Talking Stick siswa dituntut untuk dapat menyiapkan diri dengan baik sehingga ketika siswa mendapat tongkat dari guru, siswa tersebut dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Pada model kooperatif tipe STAD dimulai dengan pemberian materi oleh guru kemudian siswa ditugaskan untuk melaksanakan diskusi kelompok tentang materi pelajaran yang diberikan, lalu siswa mempresentasikan hasil diskusi sehingga siswa memberikan

kemampuan terbaiknya di depan teman-temannya. Dengan demikian siswa akan berusaha memahami tentang pelajaran jika ada siswa yang belum memahami sepenuhnya tentang materi tersebut, dia dapat bertanya kepada temannya, kemudian kepada gurunya, dan guru akan memberikan informasi lebih lanjut yang materi pelajaran yang belum dimengerti siswa, sehingga jika ada pemahaman yang salah segera dapat diperbaiki.

Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan awal dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada suatu bidang tertentu yang merupakan bagian


(45)

permulaan atau dasar pada bidang tersebut. Setiap siswa memiliki kemampuan awal yang berbeda-beda ada yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah.

Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah hanya dapat mengandalkan temannya yang berkemampuan awal tinggi karena pada tahap presentasi, siswa yang unggul yang mewakili temannya satu kelompok. Siswa yang melakukan presentasi adalah perwakilan kelompok yang umumnya adalah yang memiliki kemampuan awal lebih tinggi dibandingkan teman-temannya dalam kelompok tersebut. Sehingga siswa yang berkemampuan awal rendah kurang terpacu untuk memahami materi dan kurang bersungguh-sungguh dalam diskusi kelompok. Siswa yang berkemampuan awal tinggi semakin baik pengetahuannya dengan mengajarkan teman-temannya di dalam

kelompok pada tipe STAD. Berbeda dengan penerapan model kooperatif tipe Talking Stick , siswa yang berkemampuan awal rendah memahami materi secara maksimal karena ia mempersiapkan diri dengan baik agar ketika siswa tersebut mendapat tongkat untuk menjawab pertanyaan dari guru siswa tersebut dapat menjawab karena ia sendirilah yang menjawab pertanyaan sehingga siswa yang berkemampuan awal rendah membutuhkan kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kerangka pikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Kemampuan Awal (Variabel Moderator)


(46)

Gambar 1. Paradigma Penelitian Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Tipe STAD danTipeTalking Stick dengan memperhatikan kemampuan awal pada siswa kelas X

D. Anggapan Dasar Hipotesis

Peneliti memiliki anggapan dasar dalam pelaksanaaan penelitian ini, sebagai berikut. 1. Seluruh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yang menjadi subjek

penelitian mempunyai kemampuan akademis yang relatif sama dalam mata pelajaran ekonomi.

2. Kelas yang diberi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick, diajar oleh guru yang sama.

3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar ekonomi siswa selain kemampuan awal dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Talking Stick, diabaikan.

E. Hipotesis

Kemampuan Awal (Variabel Moderator)

Hasil Belajar (Y) ModelPembelajaran

tipe STAD ( 1)

ModelPembelajaran


(47)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi antarmodel pembelajaran (kooperatif tipe STAD dan Talcking Stick) dan antarkemampuan awal (tinggi dan rendah) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe STAD dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Talking Stick pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Ada interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbangggi Besar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.

5. Ada perbedaan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kooperatif tipe Talking Stick pada siswa SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012.


(48)

(49)

III. METODE PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiyono,2011: 115). Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. (Sugiyono, 2008:93). Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dicapai yaitu mengetahui perbedaan suatu variabel, yaitu hasil belajar ekonomi siswa dengan perlakuan yang berbeda.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Sugiono,2011: 7). Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.


(50)

Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimental design). Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak di-gunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003: 16).

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial.

Menurut Sugiono (2008: 113) desain faktorial merupakan modifikasi dari desain true

experimental (eksperimen yang betul-betul), yaitu dengan memperhatikan kemungkinan

adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variable independen) terhadap

hasil (variable dependen).

Desain faktorial memiliki tingkat kerumitan yang berbeda-beda. Desain faktorial dalam penelitian ini adalah yang paling sederhana yaitu 2 kali 2 (2X2). Dalam desain ini variabel

yang belum di manipulasi (model pembelajaran tipe STAD dan Talking Stick) disebut

variabel eksperimental (X1), sedang variabel bebas yang kedua disebut variabel kontrol (X2), dan variabel ketiga disebut variabel moderator yaitu kemampuan awal, dibagi menjadi dua tingkatan (tinggi dan rendah).

Desain analisis digambarkan sebagai berikut. Pembelajarn

Kooperatif

Kemampuan

Awal

Variabel Eksperimen Variabel Kontrol Mean

Tipe STAD (A1)

Tipe Talking Stick


(51)

Tinggi (B1) A1B1 A2B1 …

Rendah (B2) A1B2 A2B2 …

Mean … …

Gambar 2. Desain Analisis

Penelitian ini akan membandingkan keefekifan dua model pembelajaran yaitu tipe STAD dan Talcking Stick, terhadap hasil belajar ekonomi di kelas X(E) dan X(I) dengan keyakinan bahwa mungkin kedua model pembelajaran ini mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar ditinjau dari kemampuan awal siswa. Berdasarkan Pre tes peneliti membagi sampel setiap kelas menjadi dua, yaitu siswa dengan kemampuan awal tinggi dan siswa dengan kemampuan awal rendah. Selanjutnya siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dibagi menjadi dua, sebagian diajar menggunakan model pembelajaran tipe STAD dan

sebagian lagi diajarkan menggunakan model pembelajaran tipe Talking Stick. Begitu juga

pada siswa kemampuan awal rendah, sebagian diajar menggunakan model pembelajaran tipe

STAD dan sebagian lagi diajarkan menggunakan model pembelajaran tipe Talking Stick.

Berdasarkan hal tersebut desain penelitian faktorial 2X2 ini memerlukan empat kelompok subyek. Dengan menggunakan desain penelitian ini peneliti juga dapat melakukan analisis ada atau tidak ada interaksi diantara perlakuan perlakuan yang diberikan.

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui jumlah kelas yang

menjadi populasi kemudian digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Selain itu, untuk memastikan bahwa setiap kelas dalam populasi merupakan kelas-kelas yang mempunyai kemampuan relatif sama, atau tidak adanya kelas unggulan.


(52)

b. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

c. Memberikan tes kemampuan awal untuk mengetahui tingkat awal siswa. Tes ini

mencakup 2 kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro dan mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi oleh

pemerintah dalam bidang ekonomi.

d. Memberikan perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen, guru menggunakan model STAD, guru hanya sebagai fasilitator. Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah. Pembelajaran STAD diawali dengan

penyampaian materi pelajaran oleh guru, kemudian guru membagikan bahan / materi untuk didiskusikan siswa dalam kelompok, lalu guru meminta beberapa siswa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru dan siswa menyimpulkan materi, kemudian siswa diberi kuis,siswa tidak diizinkan bekerjasama. Sedangkan untuk kelas

kontrol, guru menggunakan kooperatif tipe Talking Stick, guru mengambil tongkat dan

memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, kemudian tongkat tersebut harus diberikan oleh siswa yang telah menjawab kepada teman yang belum mendapat giliran demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

e. Pertemuan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama yaitu 4 kali pertemuan.

f. Melakukan tes akhir /post test pada kedua kelompok subjek untuk mengetahui tingkat


(53)

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari 9 kelas sebanyak 284 siswa.

b. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random

sampling. Teknik ini memilih sampel bukan didasarkan individual, tetapi lebih

didasarkan pada kelompok,daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. (Sukardi, 2003: 61).

Sampel penelitian ini diambil dari populasi sebanyak 9 kelas yaitu XA sampai XI. Dari

hasil teknik cluster random samplingdiperoleh kelas XE dan XI sebagai sampel

kemudian kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil undian diperoleh kelas XE sebagai kelas eksperimen yang

menggunakan model STAD, dan kelas XI sebagai kelas kontrol yang menggunakan

model Talking Stick.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011: 61). Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis


(54)

variabel yaitu variabel bebas (independen), variabel terikat (dependen), dan variabel moderator.

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas

(independen) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif, kooperatif tipe

STAD sebagai X1 dan kooperatif tipe Talking Stick sebagai X2.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2011:61).

Variabel terikat (dependen) adalah hasil belajar ekonomi. Hasil belajar yang diperoleh

melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai Y1dan melalui kooperatif tipe

Talking Stick sebagaiY2kemudian Y1dan Y2dibandingkan. Instrumen pengukuran variabel dependen berupa soal tes.

3. Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen (Sugiyono, 2011: 33).Adapun variabel moderator dalam penelitian ini yaitu kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Diduga kemampuan awal mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara model pembelajaran kooperatif dengan hasil belajar


(55)

D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual

a. Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang telah belajar

ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2004: 30).

Dimyati dan Mudijono (2006 :3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksitindak belajar dan tindak mengajar, dari segi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

b. Menurut Rebber (1988) dalam Muhibbin Syah (2006: 121) yang mengatakan bahwa

“kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan”. Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128)“Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Gafur dalam Suryosubroto (2002: 31) menyatakan karakteristik dan kemampuan awal adalah pengetahuan dan keterampilan yang relavan yang dimiliki siswa pada saat akan mulai mengikuti suatu pembelajaran. Gafur pun menyebutkan teknik-teknik yang dapat dilakuan untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, yaitu:

a. Menggunakan catatan atau dokumen seperti nilai rapor

b. Menggunakan tes prasyarat dan tes awal


(56)

d. Menyampaikan angket

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Operasinal Variabel Indikator Pengukuran Skala

Hasil Belajar

Model Pembelajaran Tipe STAD

Hasil belajar ekonomi adalah hasil yang dicapai siswa yang didapat pada nilai setiap tes yang merupakan hasil dari suatu proses belajar dan tindak mengajar pada mata pelajaran ekonomi yang disusun

berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

Model pembelajaran yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll),lalu guru memberikan tugas dalam kelompok untuk

dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok kemudian anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

Hasil tes formatif mata pelajaran ekonomi.

Hasil post

testsetelah menerapkan model pembelajaran tipe STAD. Interval Interval


(57)

Model Pembelajaran

Tipe Talking

Stick Kemampuan Awal Model pembelajaran kooperatif yang menggunakan tongkat untuk melatih siswa berbicara agar menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan membuat siswa aktif. Kemampuan awal pada mata pelajaran ekonomi adalah kemampuan yang dimiliki siswa pada tingkat dasar (basic) dalam mata pelajaran ekonomi.

Hasil post

test setelah menerapkan model

pembelajaran

tipe Talking

Stick Hasil tes (pre-tes) mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar mendeskripsi kan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro dan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi. Interval Interval

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

a. Observasi

Hadi dalam Sugiyono (2011:203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan sesuatu yang sangat kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan Lanjutan Tabel 2


(58)

psikologis. Teknik observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung tentang kegiatan proses belajar dan pembelajaran di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data-data mengenai hal-hal atau berupa variabel yang berisi catatan, transkripsi, buku, surat kabar, notulen, leger, dan agenda (Arikunto, 2011: 231).

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui daftar nilai peserta didik (tingkat

keberhasilan siswa).

c. Teknik tes.

Tes adalah satu set stimulus diberikan kepada subjek yang diteliti dan memungkinkan seorang peneliti dapat mengukur konstruk yang hendak diteliti (Sukardi, 2003:155). Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan awal dan hasil belajar ekonomi. Bentuk tes adalah pilihan ganda yang masing-masing berjumlah 40 butir soal yang terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu A, B, C, D, dan E, jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.

F. Uji Persyaratan Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa tes. Instrumen tes diberikan pada awal sebelum siswa diberi perlakuan (Pre tes) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dan tes sesudah diberi perlakuan (Post tes) yang bertujuan untuk mengukur hasil belajar ekonomi siswa. Sebelum tes awal dan tes akhir diberikan kepada siswa yang merupakan


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilanalisis data

danpengujianhipotesis.Makadapatditarikkesimpulansebagaiberikut :

1. adaperbedaanhasilbelajarekonomiantarmodelpembelajaran (kooperatiftipe STAD danTalcking Stick) danantarkemampuanawal (tinggidanrendah).

2. adaperbedaanhasilbelajarekonomisiswa yang pembelajarannyamenggunakan model kooperatiftipe STAD dibandingkan yang pembelajarannyamenggunakan model kooperatiftipe Talking Stick.

3. adaperbedaanhasilbelajarekonomiantarakemampuanawaltinggidankemampuanawalren dah.

4. adainteraksiantara model

pembelajarandankemampuanawalsiswaterhadaphasilbelajarekonomi. 5. adaperbedaanefektifitas model pembelajarankooperatiftipe STAD

dankooperatiftipeTalking Stick.


(2)

BerdasarkanhasilpenelitiantentangStudiPerbandinganHasil Belajar Ekonomi Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division Dan Talking Stick Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2011/2012. Makapenelitimenyarankan:

1. sebaiknyaguru

diharapkanselalumengikutiinformasi-informasiterbarumengenaikeadaanekonomidalamdunianyata,

memberikanpenjelasanataumenegaskanpentingnyapartisipasisiswadalammeningkatkan hasilbelajarsiswadenganmemberikanmotivasisepertipemberianpenghargaansecaraindiv idumaupunkelompok. Dalammenerapkan model pembelajaranSTAD, guru

perlumengaturwaktubelajarkelompokuntuksiswa,

mempersiapkanrencanapelaksanaanpembelajaran yang tepat,

sehinggakegiatanpembelajaran yang dilakukandapatberlangsungsecara optimal danefisien.

2. sebaiknya guru mata pelajaran ekonomi lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat dan bervariatif, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil belajar ekonomi siswa meningkat.

3. sebaiknya siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan sikap kerjasama yang positif antarsiswa.

4. sebaiknyasiswamemilikikemampuanawal yang baikkhususnyadalampelajaranekonomi agar tidakmengalamikesulitanuntukmemahamimateriselanjutnya.

5. hendaknya modelpembelajaran STAD danTalking


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Renny. 2009. Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD dengan memperhatikan Kemampuan Awal

pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahub Pelajaran 2008/2009.

(Skripsi)Universitas Lampung. Bandar Lampung

A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Perkasa.

Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2009.Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta

Deden. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SDN To’bulung Palopo. (online).

(http://www.dedenbinlaode.web.id/2010/01/penerapan-model-pembelajaran-kooperatif.html, diakses, 21 Mei 2012)

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, dkk. 2006. Stategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung

Herdian. 2009. Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division). (online).

(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/, diakses, 20 Mei 2012)

Joharman. 2012.Keefektifan Model Pembelajaran Kreatif Ditinjau dari Kemampuan Awal

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Kebumen. (online). (http://pasca.uns.ac.id/?p=2293, diakses, 14 Mei 2012)

Lestari Tri. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas XI IPS SMA

Muhammadiyah Gading Rejo Tahun Pelajaran 2010/2011. (Skipsi). Universitas Lampung.


(5)

Lufri. 2008. Jurnal Nuansa Pendidikan Vol.VI No. 2. Lembaga Pnjaminan Mutu Pendidikan Lampung. Lampung

Mahanal, Susriyati dkk. 2007. Jurnal Penelitian Kependidikan Tahun 17 Nomor 1. Tim

Pengembangan Jurnal Universitas Malang. Jawa Timur

Maulina. 2010. Model Pembelajaran Talking Stick. (online).

(http://deasymaulina.blogspot.com/2010/11/model-pembelajaran-talking-stick.html, diakses, 10 Desember 2011)

Mudjiono. 2008. Jurnal Nuansa Pendidikan Vol.VI No. 2. Lembaga Pnjaminan Mutu Pendidikan

Lampung. Lampung

Nopemberia, Nur Afni. 2010. Studi Perbandingan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model

PEmbelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dan Examples Non Examples Pada Siswa Kelas VI Semester Genap Di SD N Curup Patah Kec Gunung Labuhan Kab Way Kanan

Tahun Ajaran 2009/2010. (Skripsi)Universitas Lampung. Bandar Lampung

Pitowes, Berchah. 2010. Edukatif Jurnal Pendidikan Vol.5 No.1. STIE PUTRA BANGSA

KEBUMEN. Jawa Tengah

Rijal. 2011.Kemampuan Awal (Prior Knowledge). (online).

(http://resolusirijal.blogspot.com/2011/04/kemampuan-awal-prior- knowledge.html, diakses, 12 Desember 2011)

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali.

Jakarta

Savitri. 2011. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe

STAD dengan metode talking stick pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Negeri 1

Durenan-Trenggalek.(online).

(http://library.um.ac.id/free- contents/index.php/pub/detail/perbedaan-hasil-belajar-siswa-yang-diajar-menggunakan- metode-kooperatif-tipe-stad-dengan-metode-talking-stick-pada-mata-pelajaran-ekonomi-kelas-x-sma-negeri-1-durenan-trenggalek-nurlita-savitri-49981.html, diakses, 3 Mei 2012)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta

Suandi dan Parnata . 2007. Implementasi Cooperative Learning

Dalam Pembelajaran Sistem Akuntansi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Ditinjau dari

Prior Knowledge Mahasiswa. (online). (http://www.undiksha.ac.id, diakses, 12 Mei 2012)

Sudjana, Nana. 2008. Metode Statistika. Tarsito. Bandung


(6)

Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Sukarto. 2011. Strategi PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Devision).

(online). (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2032326-strategi-pembelajaran-stad-student-teams/#ixzz1w4waBm8k, diakses, 26 Mei 2012)

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar DiSekolah. Rineka Cipta. Jakarta

Wahyunigsih. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Dan Think Pair Share Untuk

Meningkatkan Aktivitas, Kemandirian Dan Hasil Belajar Kompetensi Menyediakan Layanan Makanan Dan Minuman (Studi Pada Siswa Kelas Xi Restoran Smk Negeri 7

Malang). (online). (http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=41505, diakses,


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 12

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 73

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 METRO PELAJARAN 2011/2012

0 11 100

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

3 14 45

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 17 110

KOMPARASI HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 5 94

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTABUMI

1 22 172

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 201

0 23 72

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 85