PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

Oleh

TEGUH PRASETYO

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Tujuan penelitian tindakan ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berdaur ulang yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Data dalam penelitian diambil dengan menggunakan teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu menguraikan secara deskriptif tentang perkembangan proses pembelajaran siswa dari siklus I sampai siklus II.

Hasil penelitian membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 65,90%, pada siklus II diperoleh 78,40% meningkat 12,50%. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 68,33, pada siklus II 73,54 mengalami peningkatan 5,21.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, kegiatan membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peneliti merekomendasikan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai salah satu alternatif pembelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lain.

Kata kunci: aktivitas, hasil belajar, membaca pemahaman, pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT)


(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

Skripsi

Oleh

TEGUH PRASETYO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

Oleh

TEGUH PRASETYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Jenis-jenis Membaca ... 14 2.2 Penempatan Siswa pada Meja Turnamen ... 22 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 32


(5)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Hasil games turnamen pada siklus I ... 63

4.2 Hasil games turnamen pada siklus II ... 79

4.3 Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus I dan II ... 85

4.4 Rekapitulasi kinerja guru pada siklus I dan II ... 86

4.5 Rekapitulasi games turnamen pada siklus I dan II ... 88

4.6 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dan II ... 89


(6)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 8

B. Aktivitas Belajar ... 9

C. Hasil Belajar ... 10

D. Hakikat Membaca ... 11

E. Tujuan Membaca ... 12

F. Jenis-jenis Membaca ... 13

G. Membaca Pemahaman... 14

H. Pembelajaran Membaca Pemahaman di SD... 15

I. Pembelajaran Kooperatif ... 18

J. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 19

K. Teams-Games-Tournament (TGT) ... 20

L. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 24

M. Pelaksanaan Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT di Sekolah Dasar ... 28

N. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 31

1. Subjek Penelitian ... 31


(7)

vi

3. Waktu Penelitian ... 31

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31

C. Teknik Pengumpulan ... 32

D. Alat Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisis Data ... 34

F. Indikator Keberhasilan ... 37

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas... 37

1. Siklus I ... 37

2. Siklus II ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

1 Profil SD Negeri 8 Metro Selatan ... 49

2. Deskripsi Awal ... 50

3. Persiapan Penelitian ... 51

4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 52

5. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 68

B. Hasil Analisis Data ... 83

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 84

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 85

3. Hasil Games Turnamen dalam Proses Pembelajaran ... 87

4. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 88

C. Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA


(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perhitungan poin permainan untuk empat pemain ... 23

2.2 Kriteria penghargaan kelompok ... 24

3.1 Persentase aktivitas siswa dan guru ... 35

3.2 Kriteria penghargaan kelompok ... 36

3.3 Persentase kriteria keberhasilan ... 37

3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 39

3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 44

4.1 Data Guru dan Pegawai SD Negeri 8 Metro Selatan ... 50

4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan... 52

4.3 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I ... 59

4.4 Hasil observasi kinerja guru pada siklus I ... 60

4.5 Hasil perolehan poin setiap kelompok games turnamen berdasarkan kriteria penghargaan siklus I ... 62

4.6 Hasil belajar siswa pada siklus I ... 63

4.7 Ketuntasan belajar pada siklus I ... 64

4.8 Hasil kelompok belajar mengerjakan LKS pada siklus I ... 65

4.9 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II ... 75

4.10 Hasil observasi kinerja guru pada siklus II ... 76

4.11 Hasil perolehan poin setiap kelompok games turnamen berdasarkan kriteria penghargaan siklus II ... 77

4.12 Hasil belajar siswa pada siklus II ... 80

4.13 Ketuntasan belajar pada siklus II ... 80

4.14 Hasil kelompok belajar mengerjakan LKS pada siklus II ... 81

4.15 Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus I dan II ... 84

4.16 Rekapitulasi kinerja guru pada siklus I dan II ... 86

4.17 Rekapitulasi games turnamen pada siklus I dan II ... 87

4.18 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dan II ... 88


(9)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

Nama : Teguh Prasetyo

NPM : 0713053056

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyetujui :

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Suwarjo, M.Pd Drs. Siswantoro, M.Pd.

NIP 195512221979031003 NIP 195409291984031001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji:

Penguji, Dr. H. Suwarjo, M.Pd. ...

Drs. Siswantoro, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing, Dra. Sulistiasih, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(11)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini dengan judul: ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan”.

Peneliti sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga pada akhirnya skripsi ini terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(12)

iii

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti untuk menyelesaikan belajar di FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1-PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan belajar di FKIP Universitas Lampung.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP Metro S1-PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan belajar di SI-PGSD FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dengan bijaksana serta memberikan dorongan kepada peneliti mulai dari awal hingga akhir penelitian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan dengan bijaksana serta memberikan dorongan kepada peneliti mulai dari awal hingga akhir penelitian skripsi ini.

8. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Penguji Bukan Pembimbing yang telah memberikan masukan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Dra. Siti Rachmah S., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing peneliti selama belajar di kampus S1-PGSD FKIP Universitas Lampung.

10.Bapak dan Ibu Dosen serta Staf karyawan S1-PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 11.Ibu Dra. Dwi Patmawati, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 8 Metro Selatan,


(13)

iv

12.Ibu Zuriyah S. Pd., selaku Guru Bahasa Indonesia Kelas V yang telah bersedia menjadi guru kolaborasi dan membantu pelaksanaan penelitian di SD.

13.Bapak Nawazi dan keluarga, yang telah memberikan izin tempat tinggal selama peneliti belajar di kampus S1-PGSD FKIP Universitas Lampung. 14.Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat baik meterial maupun

spiritual.

15.Teman-teman dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat ditulis satu per satu.

Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi peneliti sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Metro, 15 Februari 2012 Peneliti


(14)

MOTTO

1. Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadallah: 11) 2. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153).

3. Rasulullah Saw. bersabda, “Khairunnas anfa’uhum linnas”, “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Sebuah cita-cita besar hanya milik orang-orang pemberani yang terus berjuang dan tidak mudah menyerah.


(15)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: nama mahasiswa : Teguh Prasetyo

NPM : 0713053056

program studi : S1-PGSD jurusan : Ilmu Pendidikan

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi saya yang berjudul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan” ini benar-benar hasil karya sendiri. Bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Adapun kutipan dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, dan apabila di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan di atas, maka saya bersedia dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 28 Desember 2011

Teguh Prasetyo NPM 0713053056


(16)

i

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur peneliti, kupersembahkan skripsi ini dengan kerendahan hati untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta, yang senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya, pengorbanan, dan doa yang ikhlas setiap perjalanan hidup putranya.

2. Adikku tersayang, Rudi Susilo semoga menjadi anak yang saleh dan berbakti kepada Ibu dan bapak.

3. Keluarga besarku; Mbah Narto Sutrisno, Mbah Putri, Bulek Ratri, Om Sis, Bulek Yem, Bulek Ning, Om Subur, Om Yudi, Om Kus, Om Sahid, Bulek Mugi dan seluruh Sepupuku.

4. Guru-guruku; SD, SMP, SMA, Bapak dan Ibu dosen PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah berjasa membagi ilmu pengetahuan kepada peneliti. 5. Teman-teman baikku; Jurus Setiawan, Zahrial Yudha Prawira, Heru Yuono,

Ashari Pranowo, Nia Fatmawati, Siti Karomah, dan Vinantika.

6. Teman-temanku dalam satu bimbingan skripsi; Devi Yulita Aryani, Uswatun Hasanah, Lia Deviana, Agung Saputra, dan Desi Susanti.

7. Teman-teman S1-PGSD FKIP Universitas Lampung angkatan 2007. 8. Almamater tercinta Universitas Lampung.


(17)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan pada tanggal 06 Mei 1987 di Sri Pendowo, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah. Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Supangat dan Ibu Sri Murwati, S.Pd.

Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sri Pendowo diselesaikan pada tahun 2000. Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Bangunrejo lulus pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah lulus pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Lampung melalui jalur tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menjadi mahasiswa peneliti pernah aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (HMJ-IP) PS. S1-PGSD UPP Metro, Forum Mahasiswa Studi Islam PS. S1-PGSD UPP Metro, dan Kepramukaan Gudep. PS. S1-PGSD UPP Metro.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh setiap siswa di jenjang pendidikan formal mulai dari pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini sesuai fungsinya yang tertera dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1. bahasa resmi kenegaraan;

2. bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan;

3. alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan; dan

4. alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi (Ahira, 2011. dalam http://www.anneahira.com/sejarah-bahasa-indonesia.htm) .

Di sekolah dasar (SD) pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dalam rangka pembinaan dan pengembangan empat aspek keterampilan dasar berbahasa meliputi; menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Dawson dalam Tarigan, 2008: 1). Disebut catur tunggal, karena setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lain. Dalam proses pembelajaran, empat aspek tersebut sebaiknya disampaikan


(19)

2

secara seimbang. Hal ini sesuai dengan pendapat Resmini (2006: 31) bahwa keempat aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi seimbang.

Pembelajaran membaca di SD terdiri atas dua bagian, yakni (a) membaca permulaan di kelas 1, 2, dan 3 (b) membaca lanjut mulai dari kelas 4 sampai dengan kelas 6. Keterampilan membaca pemulaan dilaksanakan melalui membaca teknis atau membaca nyaring dengan harapan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Sedangkan keterampilan membaca lanjut dilaksanakan melalui membaca dalam hati atau membaca pemahaman.

Tujuan membaca lanjut adalah bagaimana guru dapat memperlancar siswa untuk mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi bermakna dan akhirnya dapat memahami isi wacana (Mulyati, 2006: 2.4). Keterampilan membaca pemahaman tidak hanya digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia saja, tetapi juga dibutuhkan siswa untuk memahami bacaan pada mata pelajaran lainnya seperti IPS, IPA, PKn, dan Matematika. Semakin tinggi kelas maka semakin bertambah kegiatan membaca pemahaman. Namun berdasarkan observasi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan, siswa kelas V mengalami kesulitan dalam pembelajaran keterampilan membaca khususnya memahami isi bacaan seperti kesulitan menentukan ide pokok setiap paragraf, membuat kesimpulan bacaan, dan menjawab pertanyaan. Ketidakmampuan siswa dalam keterampilan membaca pemahaman tersebut, dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang rendah di kelas.


(20)

Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan, guru lebih sering menyampaikan materi keterampilan membaca menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta diakhiri dengan penugasan sehingga pembelajaran terasa monoton. Dalam proses pembelajaran guru belum melibatkan aktivitas siswa di kelas secara maksimal. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif untuk menerima informasi dan pengetahuan dalam pembelajaran. Rendahnya aktivitas belajar siswa dapat terlihat dari: (1) siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi; (2) siswa mengobrol dengan temannya saat pelajaran berlangsung; (3) siswa kurang berani bertanya maupun menjawab pertanyaan; (4) siswa kesulitan mengerjakan tugas dari guru. Selain itu, guru belum menggunakan metode membaca yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman menyebabkan pembelajaran monoton, kurang inovatif, dan kurang menyenangkan bagi siswa.

Peneliti selain melakukan pengamatan langsung (observation) pada proses pembelajaran membaca di kelas, juga melakukan studi dokumentasi hasil belajar keterampilan membaca. Selanjutnya guru bahasa Indonesia telah menetapkan batasan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hasil belajar siswa sebesar 65. Adapun hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman yang diperoleh melalui tes formatif sebagai berikut: sebanyak 20 siswa dari 33 siswa (60,6%) mendapat nilai < 65, berarti belum mencapai ketuntasan belajar dan sebanyak 13 siswa (39,4%) siswa mendapat nilai ≥ 65, sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 55. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran


(21)

4

bahasa Indonesia di SD Negeri 8 Metro Selatan khususnya aspek membaca pemahaman belum berhasil.

Peranan guru dalam pembelajaran membaca pemahaman sangat penting. Karena guru berperan sebagai pengelola pembelajaran dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya memahami bacaan. Oleh karena itu peneliti dan guru memilih mengadakan perbaikan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dengan kegiatan merefleksikan kekurangan pembelajaran di kelas, melalui pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, observasi kinerja guru, dan model pembelajaran yang diterapkan.

Peneliti dan guru sepakat untuk memilih memperbaiki pembelajaran bahasa Indonesia di kelas melalui menerapan model pembelajaran yang aktif dan lebih menekankan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca. Beberapa model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang sangat tepat diterapkan di SD adalah pembelajaran kooperatif. Hal ini sesuai pendapat Parendrarti (2009: 3) salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta seluruh siswa yaitu pembelajaran kooperatif. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan cara menempatkan para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Diharapkan pembelajaran kooperatif membantu siswa memperoleh ilmu pengetahuan dan menutupi adanya kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.


(22)

Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, di antaranya tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Menurut Suwarjo (2008: 114) pembelajaran kooperatif tipe TGT akan menimbulkan kesenangan. Teman tim saling membantu menyiapkan permainan dengan cara menjelaskan masalah. Tim yang mendapatkan skor tertinggi dalam permainan akan mendapatkan sertifikat dari tim yang lain. Selanjutnya pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: (1) siswa dilatih keterampilan-keterampilan yang spesifik untuk membantu sesama temannya bekerja sama dengan baik; (2) adanya pengakuan atau ganjaran kecil yang harus diberikan kepada kelompok yang kinerjanya baik; (3) meningkatkan prestasi siswa melalui kesempatan bekerja sama dalam satu permainan kelompok kecil (Diyanto, 2006: 3).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam aspek keterampilan membaca pemahaman masih rendah.

2. Siswa kurang aktif untuk menerima informasi dan pengetahuan dalam pembelajaran di kelas.


(23)

6

3. Siswa mengalami masalah dalam keterampilan membaca pemahaman khususnya memahami isi teks bacaan.

4. Hasil belajar yang diperoleh 20 siswa (60,6%) masih di bawah KKM atau tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas baru mencapai 55.

5. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab yang mendominasi pembelajaran sehingga pembelajaran terasa monoton, kurang aktif, dan kurang menyenangkan bagi siswa.

6. Guru belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran di kelas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini difokuskan pada aktivitas dan hasil belajar membaca pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan?”. E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan ini adalah

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan.


(24)

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak terkait antara lain siswa, guru, sekolah, dan peneliti.

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2. Bagi Guru

a. Dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas.

b. Dapat meningkatkan kinerja guru dan profesionalisme dalam mengajar. 3. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

b. Dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas guna peningkatan hasil belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah wawasan tentang PTK secara langsung.

b. Dapat menambah pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dapat diterapkan di sekolah.


(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan perilaku baru individu yang dilakukan dari hasil pengalaman dan latihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (dalam Hadis, 2008: 60) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya belajar harus dilakukan secara langsung karena keaktifan oleh pembelajar dapat mengkonstruksikan (membangun) pengetahuan dengan sendirinya.

Belajar menurut teori konstruktivisme adalah lebih memberikan tempat kepada siswa dalam proses pembelajaran daripada guru (Asrori, 2009: 27). Dalam proses pembelajaran siswa didorong untuk menggali dan menemukan pemecahan masalah mereka sendiri serta mencoba untuk merumuskan gagasan-gagasan dan hipotesis. Ditambahkan oleh Suyatna (2008: 94) siswa diberi kesempatan berdiskusi, mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok

Budiningsih (2004: 59) mengemukakan peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu siswa agar proses pengonstruksian


(26)

pengetahuan siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuan dengan sendirinya. Prinsip-prinsip belajar konstruktivisme antara lain: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa, (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan (6) guru sebagai fasilitator (Suparno dalam Trianto, 2010: 75).

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, belajar merupakan suatu proses membangun pengetahuan baru yang dilakukan siswa secara aktif melalui usaha dirinya sendiri seperti menggali pengetahuan, menemukan pemecahan masalah, merumuskan gagasan, dan membuat hipotesis. Bentuk kegiatan belajar yang dapat dilakukan misalnya siswa berdiskusi dengan temannya, mengemukakan pendapat, mencari dan menemukan materi belajar, serta menyampaikan hasil penafsiran di dalam kelompok belajar.

B. Aktivitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007: 23), aktivitas merupakan keaktifan, kegiatan, kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan di tiap bagian di dalam perusahaan. Sedangkan belajar merupakan proses perubahan yang dilakukan individu. Aktivitas belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan aktif siswa untuk memperoleh tujuan belajar, baik bersifat fisik dan mental. Hal ini didukung oleh pendapat Sardiman (2010: 100) yang mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik dan mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu


(27)

10

harus saling terkait. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan untuk siswa belajar.

Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa dan guru memegang peranan penting agar tercipta suasana belajar aktif dan menyenangkan. Misalnya aktivitas siswa membaca buku, bertanya kepada guru, mengerjakan tugas, dan menjawab pertanyaan. Menurut Kunandar (2010: 277), aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan aktif yang dilakukan siswa bersifat fisik dan mental dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran antara lain; membaca buku pelajaran, aktif mendengarkan penjelasan guru, berdiskusi dalam kelompok belajar, menyampaikan pendapat, mampu mengerjakan tugas dari guru, bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses evaluasi belajar dapat berupa angka, sikap, dan keterampilan yang ditentukan dalam beberapa waktu. Hal ini didukung oleh pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002: 20) bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terutama berkat evaluasi guru. Hasil evaluasi guru diharapkan dapat mengetahui perubahan tingkat


(28)

perkembangan mental siswa menjadi lebih baik dibandingkan sebelum pembelajaran.

Hamalik (2005: 30) menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Gagne (dalam Wahyudin, 2006: 2.19) menyebutkan hasil belajar tersebut adalah (1) keterampilan intelektual; (2) strategi kognitif; (3) informasi verbal; (4) sikap; dan (5) keterampilan.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan seseorang yang terjadi setelah proses pembelajaran dengan melalui tahapan evaluasi belajar. Kemampuan yang dimiliki seseorang dari hasil belajar dapat berupa nilai angka, pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan.

D. Hakikat Membaca

Hakikat membaca merupakan merespon lambang tulis dengan menggunakan pengertian yang tepat. Hal ini sesuai pendapat Hodgson (dalam Tarigan, 2008: 7) mendefinisikan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca tidak semudah hanya melafalkan bentuk dan tanda tulisan tetapi juga perlu proses untuk memahami isi bacaan.

Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 2) mengemukakan bahwa: membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.


(29)

12

Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata menggunakan kamus.

Mengacu definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan pembaca dalam mengartikan bahasa tulis dan memahami isi bacaan secara tepat yang hendak disampaikan oleh penulis.

E. Tujuan Membaca

Pada dasarnya tujuan utama membaca adalah mendapatkan informasi yang tepat dan benar. Hal ini ditegaskan oleh Rahim (2007: 11) membaca bertujuan untuk mendapatkan informasi atau pesan dari teks, karena seseorang yang membaca dengan tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.

Menurut Tarigan (2008: 9) tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna, arti (meaning) erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca. Hal ini sesuai pendapat Nurhayati (2009: 4) bahwa tujuan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca. Sedangkan menurut Resmini (2006: 94) pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan tersebut yaitu:

1. menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;

2. membaca bersuara memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;


(30)

4. menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik;

5. menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa;

6. mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan dan tertulis;

7. melakukan penguatan dan penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca

8. memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan;

9. mempelajari struktur bacaan; serta

10. menjawab pertanyaan khususnya yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah mendapatkan informasi dari bacaan sesuai dengan tujuan masing-masing pembaca. Jika dikaitkan dengan membaca pemahaman, tujuan membaca sangat berperan penting dan dapat mempengaruhi pembaca dalam proses membaca sehingga pembaca memahami isi bacaan.

F. Jenis-jenis Membaca

Menurut Tarigan (2008: 11–13) jenis-jenis membaca ada dua macam, yaitu: 1) membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca nyaring terdiri atas: (a) membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari: membaca bahasa dan membaca sastra. Jenis-jenis membaca dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.


(31)

14

Gambar 2.1 Jenis-jenis Membaca (Tarigan, 2008: 14).

Berdasarkan pengelompokan bagan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa membaca pemahaman terdapat dalam lingkup membaca telaah isi yang tujuan utamanya adalah pemahaman dan penguasaan terhadap informasi serta hal-hal penting yang termuat dalam sebuah informasi tertulis berupa teks bacaan.

G. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan salah satu keterampilan membaca yang paling sulit karena diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang luas untuk menemukan informasi bacaan secara tepat. Tarigan (2008: 58) mengemukan bahwa membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma

MEMBACA

Membaca Nyaring

Membaca Dalam Hati

Membaca Ekstensif

Membaca Intensif

1.Membaca Survey 2.Membaca Sekilas 3.Membaca Dangkal

1.Membaca Teliti 2.Membaca Pemahaman 3.Membaca Kritis 4.Membaca Ide-ide

1.Membaca Bahasa 2.Membaca Sastra Membaca

Telaah Isi

Membaca Telaah Bahasa


(32)

kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), drama tulis (primed drama), serta pola-pola fiksi (pattenrs of fiction).

Proses membaca pemahaman tidak semudah membaca secara mekanis ejaan huruf saja namun banyak faktor yang memperngaruhinya. Menurut Resmini (2006: 45) faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman antara lain kemampuan mengurai pesan (decoding), pengetahuan kosa-kata, pengetahuan tentang konsep-konsep, dan perkembangan kognitif. Selanjutnya Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 2) di samping keterampilan decoding, pembaca juga harus memiliki keterampilan makna (meaning). Pemahaman berlangsung beberapa tingkat, mulai dari pemahaman literal sampai kepada pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif.

Dengan demikian membaca pemahaman menekankan pada penguasaan aspek pemahaman mulai tingkat pemahaman literal, kritis, dan kreatif secara menyeluruh, baik yang tersurat maupun yang tersirat.

H. Pembelajaran Membaca Pemahaman di SD

Pembelajaran membaca merupakan salah satu aspek pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Pengembangan kemampuan membaca siswa harus dikembangkan secara seimbang dan terpadu. Seimbang dalam arti pembelajaran membaca disampaikan secara seimbang dengan aspek keterampilan berbahasa lain. Dalam kegiatan pembelajaran membaca, Kompetensi Dasar (KD) membaca akan menjadi fokus pembelajaran, sedangkan aspek keterampilan berbahasa lain menyertai dalam kegiatan pembelajaran.


(33)

16

Pembelajaran membaca di SD terdiri dari dua aspek keterampilan yaitu membaca permulaan dan keterampilan membaca lanjut. Membaca permulaan diberikan di kelas rendah mulai kelas 1, 2, dan 3. Sedangkan membaca pemahaman diberikan di kelas 4, 5, dan 6. pembelajaran membaca permulaan di kelas 1, 2, dan 3 lebih menekankan aspek mekanis seperti pengenalan bentuk huruf; (b) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain); (c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis); (d) kecepatan membaca ke taraf lambat (Tarigan 2008: 12).

Pembelajaran membaca pemahaman di kelas 4, 5, dan 6 lebih pada penguasaan aspek pemahaman. Aspek membaca pemahaman ada 3 yaitu literal, kritis, dan kreatif. Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan siswa untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Keterampilan membaca kritis siswa antara lain keterampilan: (1) menemukan informasi faktual (detail bacaan); (2) menemukan ide pokok yang tersirat maupun tersurat; (3) membuat kesimpulan; 4) menemukan tujuan pengarang (Tarigan dalam Nurhayati, 2009: 9).

Pembelajaran membaca pemahaman menurut Mulyati (2006: 2.12) dapat dilaksanakan melalui kegiatan membaca di kelas sebagai berikut.


(34)

1. Mencari Kalimat Topik

Siswa diminta untuk membaca sebuah paragraf dalam teks bacaan, kemudian mencari kalimat topik yang terdapat di dalamnya.

2. Menceritakan Kembali

Siswa membaca sebuah teks bacaan untuk menemukan kata kunci, menjawab pertanyaan, menyusun atau merangkumnya secara sistematis, dan menceritakannya kembali ke depan kelas.

3. Parafrase

Siswa membaca puisi yang diberikan oleh guru dan mencari makna yang terdapat di dalamnya lalu menceritakan kembali dengan kata-kata mereka sendiri.

4. Melanjutkan Cerita

Guru memberikan selembar kertas yang di dalamnya berisikan sebuah cerita, tetapi ada bagian yang dihilangkan dari cerita tersebut dan meminta siswa untuk melanjutkan sendiri bagian yang hilang tersebut.

5. Mempraktikkan Petunjuk

Siswa diberi buku yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk tentang bagaimana membuat sesuatu ataupun melakukan sesuatu. Selanjutnya siswa diminta untuk mempraktikkannya ke depan kelas.

Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman di SD harus disesuaikan dengan KD, dan tidak dapat dipisahkan dengan aspek keterampilan berbahasa yang lain. Pembelajaran membaca pemahaman di kelas 5 dilaksanakan dalam penelitian berupa teks bacaan dengan memperhatikan aspek pemahaman literal dan kritis. Kegiatan


(35)

18

membaca pemahaman tersebut adalah siswa mencari kalimat topik, menceritakan kembali, melanjutkan cerita, dan menyimpulkan isi bacaan. I. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suwarjo (2008: 98) model pembelajaran terbagi atas berbagai strategi belajar, seperti strategi pemodelan, pembelajaran penemuan, pembelajaran kooperatif, pembelajaran sinektik, model inkuiri, model bermain peran dan sebagainya. Slavin (dalam Solihatin, 2007: 4) menjelaskan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran di mana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen.

Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama siswa dalam belajar dan bertanggung jawab teman satu timnya. Hal ini sesuai pendapat Slavin (2010: 10) bahwa semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Menurut Davidson dan Kroll (dalam Asma, 2006: 11) mendefinisikan belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar peserta didik dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka. Dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok kecil terdiri dari 4-6 siswa untuk saling bekerja sama dalam memecahkan masalah demi meraih keberhasilan individu dan kelompok.


(36)

J. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik pembelajaran kooperatif memiliki tipologi atau karakteriktik yang sangat prinsip. Menurut Slavin (2010: 26) tipologi pembelajaran memiliki berbagai perbedaan, tetapi dapat dikategorikan menurut enam karakteristik prinsip sebagai berikut.

1) Tujuan Kelompok

Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran Tim Siswa, ini berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

2) Tanggung Jawab Individual

Tanggung jawab dilaksanakan dua cara, yang pertama menjumlahkan skor kelompok atau nilai rata-rata individual. Yang kedua spesialisasi tugas, di mana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk sebagian tugas kelompok.

3) Kesempatan Sukses Bersama

Karakteristik unik pembelajaran kooperatif adalah penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan sukses dalam timnya.

4) Kompetisi Tim

Student Team Achievement Division (STAD) dan Teams-Games-Tournament (TGT) menggunakan kompetisi antartim sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerja sama dengan anggota timnya.


(37)

20

5) Spesiasilasi Tugas

Group Investigation (GI) dan metode spesialisasi tugas lainnya adalah untuk melaksanakan subtugas terhadap masing-masing anggota kelompok. 6) Adaptasi terhadap Kebutuhan Kelompok

Kebanyakan metode kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok, tetapi ada Cooperative Integarated Reading and Composition (CIRC) dan Team Accelarated Instruction (TAI) mengadaptasi pengajaran individual.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki karakter antara lain memiliki tujuan kelompok, memiliki tanggung jawab individual, kesuksesan yang sama, kompetisi tim, adanya spesialisasi tugas, mengadaptasi terhadap kebutuhan kelompok. Menurut Slavin (2010: 11) pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif, tiga model di antaranya dapat diadaptasi untuk semua mata pelajaran dan tingkat kelas yaitu STAD, TGT, dan Jigsaw. Sedangkan dua yang lain CIRC digunakan khusus untuk membaca dan TAI digunakan untuk pelajaran matematika.

K. Teams-Games-Tournament (TGT)

Pembelajaran kooperatif tipe TGT pertama kali ditemukan oleh DeVries, Edward, dan Slavin pada tahun 1978 sebagai kajian di sekolah yang menghapuskan perbedaan. Menurut Slavin (2010: 166) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 komponen-komponen yaitu tahap presentasi kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan


(38)

(games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).

1. Presentasi Kelas (class precentation)

Presentasi kelas merupakan pembelajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan oleh guru. Guru haruslah fokus dalam menyampaikan tujuan pembelajaran materi dalam TGT, sehingga para siswa akan menyadari bahwa mereka harus memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena hal itu akan sangat membantu mereka mengerjakan games.

2. Tim(teams)

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Fungsi tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan games dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kerja siswa (LKS).

3. Permainan(games)

Games terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi guru dan pelaksanaan kerja tim. Games tersebut dimainkan di atas meja dengan empat orang siswa, yang masing-masing mewakili tim berbeda. Kebanyakan games hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu


(39)

22

tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.

4. Pertandingan (tournament)

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Dilakukan setelah guru selesai memberikan materi dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk empat siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, empat berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Gambar di bawah ini mengilustrasikan hubungan antara tim dalam games turnamen.

Gambar 2.2 Penempatan Siswa pada Meja Turnamen (Slavin, 2010: 168)

A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Meja

Turnamen 1

Meja Turnamen

2

Meja Turnamen

3

Meja Turnamen


(40)

Keterangan:

A1, B1, C1 = Siswa kemampuan tinggi A (2,3) B (2,3) C (2,3) = Siswa kemampuan sedang A4, B4, C4 = Siswa kemampuan rendah 5. Penghargaan Kelompok (team recognition)

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok, cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Di mana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Perhitungan poin permainan untuk empat pemain

Pemain Tidak ada yg seri Seri nilai tertinggi Seri nilai tengah Seri nilai rendah Nilai seri tertinggi 3-macam Nilai seri terendah 3-macam Seri 4-macam Seri nilai tertinggi dan terendah Top

Scorer 60 50 60 60 50 60 40 50

High Middle Scorer

40 50 40 40 50 30 40 50

Low Middle Scorer

30 30 40 30 50 30 40 30

Low


(41)

24

Tabel 2.2 Kriteria penghargaan kelompok

Kriteria (Rata-rata tim ) Penghargaan

40 Tim Baik (Great Team)

45 Tim Sangat Baik (Good Team)

50 Tim Super (Super Team)

(sumber: Adaptasi Slavin, 2010: 175)

Keterangan: Top Scorer (skor tertinggi), High Middle Scorer (skor tengah tinggi), Low Middle Scorer (skor tengah rendah), Low Scorer (skor terendah).

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran di kelas, kemudian siswa bekerja dalam kelompok belajar. Selanjutnya guru mengadakan turnamen, di mana siswa memainkan games akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Di akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh skor tertinggi.

L. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Slavin (2010: 169-174) menjelaskan untuk memulai pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari tahapan persiapan dan memulai TGT.

1. Persiapan a. Materi.

Sebelum memulai pembelajaran perlu menyiapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan sesuai pembelajaran kooperatif tipe TGT. Selanjutnya, membuat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan secara


(42)

kelompok. Kemudian menyiapkan kartu soal, kartu kunci jawaban, kartu skor, tabel penghitungan nilai dan tabel penilaian kelompok. b. Menempatkan siswa ke dalam Tim.

Langkah-langkah membagi siswa ke dalam tim sebagai berikut: 1) Berdasarkan jenis kelamin, ras dan etnis.

2) Menyusun urutan peringkat akademik siswa di kelas yang diambil dari nilai ujian atau ulangan harian.

3) Tentukan berdasarkan jumlah tim. Tiap tim harus terdiri empat orang jika memungkinkan. Misalnya di kelas ada 32 anak, maka akan dibentuk delapan tim yang masing-masing kelompok terdiri empat orang.

4) Bagikan siswa ke dalam tim. Seimbangkan tim dengan akademik kinerjanya terdiri dari yang rendah, sedang, dan tinggi.

5) Isilah nama siswa ke dalam lembar rangkuman tim (terlampir). 2. Memulai TGT

Jadwal kegiatan TGT terdiri dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

a. Presentasi Kelas

Guru menyampaikan materi pelajaran di kelas sesuai rencana pelajaran yang telah disiapkan.

b. Belajar Kelompok

Para siswa mempelajari LKS dan lembar jawaban dalam kelompok yang telah dibuat oleh guru.


(43)

26

c. Games Turnamen.

Guru menempatkan siswa ke dalam meja turnamen yang terdiri dari empat siswa sesuai dengan kemampuan yang homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu untuk bermain (kartu soal dan kunci jawaban diletakkan di dalam kotak sehingga soal dan kunci jawaban tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut.

1) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pemain pertama, penantang kedua, ketiga, dan keempat dengan cara undian.

2) Pemain yang menang undian mengambil kartu yang berisi kartu soal dan memberikan kepada pemain keempat untuk membacanya keras. 3) Pemain pertama yang tidak yakin diperbolehkan menebak dan tidak

dikenai sanksi. Setelah menjawab, siswa yang ada di sebelah kiri sebagai penantang 1 boleh memberikan jawaban yang berbeda. Jika penantang 1 melewatinya maka boleh penantang 2 memberikan jawaban. Jika jawaban benar maka akan mendapatkan poin dari kartu soal tersebut.

4) Pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar.

5) Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. 6) Penantang harus berhati-hati karena jika salah jawabannya maka


(44)

7) Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, di mana posisi pemain berputar ke sebelah kiri (searah jarum jam) agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pemain dan penantang.

8) Di sini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain dan penantang.

9) Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu soal yang dimenangkannya dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel perhitungan games yang telah disediakan.

10) Setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel perhitungan yang telah disediakan.

11) Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian guru menentukan kriteria penghargaan yang berhak diterima oleh kelompoknya.

d. Penghargaan (recognisi)

Guru menentukan skor tim dan memberikan penghargaan berupa sertifikat kepada tim yang meraih skor tertinggi dalam turnamen dengan kriteria tim super, tim sangat baik, dan tim baik.


(45)

28

M. Pelaksanaan Membaca Pemahaman Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe TGT di Sekolah Dasar

Pembelajaran membaca pemahaman di SD dilaksanakan berdasarkan Standar Kompetensi (SK) bahasa Indonesia kelas V semester satu yang mencakup memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata per menit, dan membaca puisi. Kompetensi Dasar (KD) membaca yang dipilih adalah memahami teks bacaan dengan membaca 75 kata per menit dan menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca. Guru memberikan materi pokok dalam bentuk teks bacaan yang berisi tentang pahlawan “Teuku Umar” dan cerita fiksi “Putri Gisela” dengan tujuan siswa dapat memahami isi teks bacaan.

Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman melalui kooperatif tipe TGT yang dilaksanakan peneliti sebagai berikut.

1) Presentasi Kelas

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi kepada siswa. Selanjutnya guru menyampaikan materi membaca pemahaman melalui teks bacaan. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan tentang isi teks bacaan. Guru menyuruh siswa membaca teks bacaan, jika ada yang tidak jelas dan kurang paham.

2) Kelompok Belajar

Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang terdiri 4-5 siswa sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif yang berbeda. Kemudian guru memberikan LKS kepada kelompok. Siswa secara bersama-sama mengerjakan tugas yang terdapat dalam lembar LKS.


(46)

Perwakilan kelompok mengumpulkan hasil kerjanya dalam menyelesaikan LKS dan menyerahkan kepada guru.

3) Games Turnamen

Guru membagi siswa untuk bertanding dalam meja turnamen. Siswa mewakili kelompok masing-masing, bertanding dengan kelompok yang lain berusaha untuk menjawab pertanyaan. Skor yang dikumpulkan anggota kelompok menentukan skor akhir kelompok. Guru menyampaikan peraturan games turnamen kepada siswa yang digunakan selama penelitian dilaksanakan sebagai berikut.

a) Siswa menentukan dulu pemain pertama, kedua, ketiga, dan keempat dengan cara undian.

b) Pemain pertama memberikan kartu pertanyaan games kepada pemain keempat untuk membaca pertanyaan games.

c) Pemain pertama menjawab pertanyaan, jika masih salah diajukan ke pemain kedua sebagai penantang dan seterusnya.

d) Setiap jawaban benar akan mendapat skor yang dituliskan pada lembar skor penilaian.

e) Permainan dilanjutkan pada kartu pertanyaan berikutnya sampai kartu pertanyaan habis.

f) Siswa yang memperoleh skor games turnamen yang paling besar adalah pemenang di meja turnamen.

g) Siswa mengumpulkan poin turnamen yang diperoleh ke dalam skor kelompok masing-masing.


(47)

30

4) Pemberian Penghargaan

Guru menghitung skor kelompok hasil dari games turnamen. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi sebagai pemenang games turnamen terdiri dari tim super, tim sangat baik, tim baik, dan tim kurang.

5) Tes Hasil Belajar

Guru memberikan tes tes formatif berupa soal isian rumpang dan pilihan ganda kepada siswa selama 15-20 menit di akhir pelaksanaan siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.

N. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila pembelajaran bahasa Indonesia dalam membaca pemahaman menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan dapat meningkat”.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah seluruh siswa kelas V ada 33 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. 2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan, yang berlokasi di Jalan Gembira No. 47 Kelurahan Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 selama 4 bulan (dari bulan Juli s.d. Oktober 2011).

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research. Penelitian ini bertujuan sebagai proses perbaikan terus menerus atau tindakan berulang (siklus), sehingga dari siklus pertama, kedua dan seterusnya dapat diperoleh hasil yang semakin baik.


(49)

32

Menurut Arikunto (2007: 74) bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dalam gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Prosedur penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2007: 74). C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes hasil belajar, dan studi dokumentasi.

1. Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama pembelajaran membaca pemahaman

!

" #

!


(50)

melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengumpulan data ini dilakukan melalui lembar observasi.

2. Tes hasil belajar, digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil belajar siswa setelah pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengumpulan data ini diambil melalui post tes di akhir pembelajaran.

3. Studi dokumentasi, digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkrip, dan dokumentasi lainnya. D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengumpulan data kualitatif, kuantitatif, dan dokumentasi.

1. Data kualitatif yang diambil dikumpulkan dalam penelitian ini dari aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil games turnamen selama proses pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT diamati oleh peneliti. Adapun aspek-aspek yang diobservasikan sebagai berikut.

a. Aspek-aspek yang diobservasi pada aktivitas siswa adalah: (1) mendengarkan penjelasan guru, (2) membaca buku pelajaran, (3) menjawab pertanyaan guru, (4) mengerjakan LKS dalam kelompok, (5) mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lain, (6) aktivitas mengikuti games, (7) mengerjakan soal turnamen, (8) kerja sama dalam kelompok belajar (sumber: Parendrarti, 2009).

b. Aspek-aspek yang diobservasi pada kinerja guru adalah: (1) menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) melakukan apersepsi, (3)


(51)

34

memberi memotivasi kepada siswa, (4) menguasai materi pelajaran dengan baik, (5) teknik pembagian kelompok, (6) memberikan kesempatan siswa bertanya, (7) mengelola kegiatan diskusi kelompok, (8) berperan sebagai fasilitator, (9) pengelolaan games dalam meja turnamen, (10) memberikan penghargaan kelompok, (11) kemampuan melakukan evaluasi, (12) menyimpulkan dan menutup pembelajaran (sumber: adaptasi Kunandar, 2008).

c. Hasil games turnamen, berdasarkan hasil kinerja siswa mewakili kelompok dalam games turnamen menjawab pertanyaan games di setiap siklus (sumber: Slavin, 2010).

2. Data kuantitatif dikumpulkan melalui post tes di setiap siklus.

a. Post tes, berupa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam membaca teks bacaan berupa tes isian rumpang (closeprocedure) dan tes pilihan ganda (multiplechoice) di akhir pembelajaran.

3. Dokumentasi yaitu berupa dokumen-dokumen hasil penelitian tindakan kelas yang terdiri, data hasil belajar siswa, RPP, silabus, lembar observasi siswa dan guru, lembar pertanyaan games turnamen, dan foto-foto kegiatan pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah data kualitatif dan data kuantitatif.


(52)

1. Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dan kinerja guru berdasarkan aspek-aspek yang diamati dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada lembar panduan observasi (terlampir) selama kegiatan pembelajaran. Selanjutnya data dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa/guru

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap

(Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 102)

Tabel 3.1 Persentase aktivitas siswa dan guru

(Sumber: Modifikasi Arikunto, 2007: 44)

Analisis data kualitatif dari hasil games turnamen digunakan untuk mengetahui kinerja siswa dalam kelompok belajar sekaligus pemberian penghargaan berupa sertifikat. Adapun tabel kriteria penghargaan dapat dilihat di bawah ini.

Persentase Kategori

86% - 100% Baik Sekali

71% - 85% Baik

56% - 70% Cukup

41% - 55% Kurang

≤ 40% Kurang Sekali

NP = R x 100 SM


(53)

36

Tabel 3.2 Kriteria penghargaan kelompok

Kriteria (Rata-rata tim ) Penghargaan ≥50 Tim Super (Super Team) 45-49 Tim Sangat Baik (Good Team) 40-44 Tim Baik (Great Team)

≤39 Tim Kurang (Lower Team) (Sumber: Modifikasi Slavin, 2010: 175

2. Analisis data kuantitatif yang diperoleh dari post tes siswa dilakukan di setiap siklus. Post tes yang digunakan tes isian rumpang (closeprocedure) dan pilihan ganda (multiplechoice) berdasarkan aspek tingkat pemahaman kritis. Analisis post tes dengan menghitung jumlah skor siswa yang diperoleh dibagi skor maksimal jawaban benar. Rumus menghitung nilai post tes siswa sebagai berikut.

Keterangan:

N = nilai yang dicari

R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal

100 = bilangan tetap

(Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 102)

Selanjutnya peneliti mencari nilai rata-rata kelas dan menghitung siswa yang tuntas belajar yaitu siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

N = R x 100 SM


(54)

Ketuntasan = ≥65×100 siswa

Jumlah

mendapat yang

siswa Jumlah

Tabel 3.3 Persentase kriteria keberhasilan

(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk. 2009: 41) F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini adalah: 1. Jika persentase aktivitas belajar siswa meningkat setiap siklusnya dan

mencapai kategori baik antara 71% - 85%.

2. Jika ≥ 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 65 sesuai KKM pembelajaran bahasa Indonesia dan diikuti adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya. (diadaptasi dari Depdiknas, 2008: 5) G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I peneliti dan guru membuat jadwal perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I di SD Negeri 8 Metro Selatan. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.

Persentase Kriteria Keberhasilan

86% - 100% Sangat Tinggi

71% - 85% Tinggi

56% - 70% Sedang

41% - 55% Rendah


(55)

38

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan materi pokok teks bacaan “Teuku Umar” yang akan diajarkan.

2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan LKS.

3) Merencanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai berikut.

Membentuk kelompok belajar (tim) yang beranggotakan 4-5 siswa dengan penyebaran tingkat kecerdasan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.

Merencanakan tempat duduk antarkelompok dalam satu tim. Membuat lembar pertanyaan games yang berhubungan dengan membaca pemahaman untuk siswa.

4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan kinerja guru.

5) Menyiapkan lembar tes formatif penilaian membaca untuk memperoleh hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada siklus I terdapat dua kali pertemuan. Uraian pelaksanaan disiklus I dapat dijabarkan pada tabel 3.4 berikut ini.


(56)

Tabel 3.4 Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus I Pertemuan Pertama

Langkah-langkah Pembelajaran Metode Yang Digunakan Kegiatan Awal (± 10 menit)

1. Guru memberikan salam

2. Guru menyuruh siswa merapikan tempat duduk dilanjutkan berdoa

3. Guru mendata jumlah siswa yang hadir dalam pembelajaran.

4. Guru menyiapkan materi, modul pembelajaran. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran memahami

isi teks bacaan “Teuku Umar”.

6. Apersepsi. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengingat pembelajaran sebelumnya dan menggali pengetahuan awal siswa sebagai berikut:

Anak-anak, hari ini kita akan kembali belajar memahami teks bacaan dengan tema

kepahlawanan!

Siapa yang pernah mendengar cerita tentang kata pahlawan? Sebutkan contoh nama pahlawan yang telah mengusir penjajah?

Baiklah kita akan mempelajari teks bacaan yang berjudul “Teuku Umar”.

Klasikal

Tanya jawab

Kegiatan Inti (± 50 menit) Presentasi Kelas

1. Guru menyampaikan materi membaca pemahaman tentang teks bacaan “Teuku Umar” kepada siswa. 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teks

bacaan “Teuku Umar”.

3. Siswa membaca teks bacaan yang berjudul “Teuku Umar” dalam hati secara klasikal.

4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca teks bacaan Teuku Umar” secara lantang dan keras.


(57)

40

5. Guru dan siswa membahas tentang karakter tokoh dalam cerita dan memberikan contoh gagasan utama dalam paragraf.

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum jelas.

Kelompok Belajar

7. Guru membagi siswa dibagi ke dalam 8 kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa.

8. Guru membagi LKS kepada masing-masing kelompok. 9. Siswa membaca teks bacaan “Teuku Umar” yang

diberikan guru dalam kelompok belajar secara berpasangan.

10.Siswa berdiskusi dalam kelompok belajar dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan pertanyaan yang ada di LKS.

11.Siswa mengumpulkan hasil jawaban kelompok dalam menjawab pertanyaan LKS.

12.Jika ada pertanyaan yang sulit, siswa disuruh

menanyakan guru tentang materi yang belum dipahami 13.Siswa bersama guru membahas pertanyaan yang ada

dalam LKS.

14.Guru memotivasi siswa dengan memberikan pujian kepada kelompok yang bekerja dengan baik.

Tanya jawab

Diskusi Kelompok

Penugasan LKS

Tanya jawab

Kegiatan Akhir (± 10 menit)

1. Refleksi

2. Membuat Kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan secara bersama-sama.

3. Guru memberikan salam dan menutup pembelajaran.


(58)

Pertemuan Kedua

Langkah-langkah Pembelajaran Metode Yang Digunakan Kegiatan Awal (± 10 menit)

1. Guru memberikan salam

2. Guru menyuruh siswa merapikan tempat duduk dilanjutkan berdoa

3. Guru mendata jumlah siswa yang hadir dalam pembelajaran.

4. Guru menyiapkan lembar games turnamen

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif tipe TGT kepada siswa.

6. Apersepsi. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengingat pembelajaran sebelumnya:

Anak-anak apakah kalian sudah mempersiapkan diri untuk bermain dalam games turnamen?

Bagaiman kelompok belajar kalian, apakah semua sudah memahami isi teks bacaan “Teuku Umar”?

Nah hari ini kita akan bertanding dalam games turnamen atau bertanding dengan kelompok lainnya untuk mengetahui hasil kinerja kelompok belajar kalian?Siaaaappppp!!!!!...

Klasikal

Tanya jawab

Kegiatan Inti (± 50 menit) Games Turnamen

1. Guru membagi siswa mewakili kelompok masing-masing untuk bertanding dalam meja turnamen sesuai tingkat kemampuan akademik yang seimbang

(homogen).

2. Pertanyaan atau soal games adalah tentang isi bacaan “Teuku Umar” yang telah dibaca siswa.

3. Peraturan pertandingan sebagai berikut:

Siswa menentukan dulu pemain pertama, kedua, ketiga dan keempat dengan cara undian.

Pemain pertama memberikan kartu pertanyaan

Klasikal

Games turnamen


(59)

42

games kepada pemain keempat untuk membaca pertanyaan games.

Pemain pertama menjawab pertanyaan, jika masih salah diajukan ke pemain kedua sebagai penantang dan seterusnya.

Setiap jawaban benar akan mendapat skor yang dituliskan pada lembar skor penilaian.

Permainan dilanjutkan pada kartu pertanyaan berikutnya sampai kartu pertanyaan habis.

Siswa yang memperoleh skor games turnamen yang paling besar adalah pemenang di meja turnamen.

Siswa mengumpulkan poin turnamen yang

diperoleh ke dalam skor kelompok masing-masing. Pemberian Penghargaan

4. Guru memberikan penghargaan melihat jumlah skor kelompok tertinggi berupa sertifikat kelompok untuk tim super, tim sangat baik, dan tim baik.

Tes Hasil Belajar

5. Siswa mengerjakan tes formatif berupa isian rumpang dan pilihan ganda.

Klasikal

Klasikal Kegiatan Akhir (± 10 menit)

1. Refleksi 2. Kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan secara bersama-sama.

3. Guru memberikan salam dan menutup pembelajaran.

Klasikal

c. Pengamatan (observasi)

Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah


(60)

disusun. Selanjutnya memberikan tanda checklist pada lembar panduan observasi.

d. Refleksi

Pada akhir siklus refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru guna mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa serta kinerja guru dalam kegiatan membaca pemahaman yang telah dilakukan oleh guru. Tahap ini dilakukan untuk melihat kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila terdapat kelemahan maka akan dilakukan perbaikan untuk siklus berikutnya. Apabila ada kelebihan, maka akan dipertahankan. Selanjutnya peneliti dan guru menyusun rencana perbaikan siklus berikutnya. 2. Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II adalah sebagai berikut.

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan materi bacaan “Putri Gisela” yang akan diajarkan.

2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Merencanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai berikut.


(61)

44

Membentuk kelompok belajar (tim) yang beranggotakan 4-5 siswa dengan penyebaran tingkat kecerdasan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.

Merencanakan tempat duduk antarkelompok dalam satu tim. Menyiapkan pertanyaan games yang berhubungan dengan membaca pemahaman untuk siswa.

4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan kinerja guru.

5) Menyiapkan lembar tes formatif penilaian membaca untuk memperoleh hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada siklus II terdapat dua kali pertemuan. Uraian pelaksanaan di siklus II dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini. Tabel 3.5 Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus II Pertemuan Pertama

Langkah-langkah Pembelajaran Metode Yang Digunakan Kegiatan Awal (± 10 menit)

1.Guru memberikan salam

2. Guru menyuruh siswa merapikan tempat duduk dilanjutkan berdoa

3. Guru mendata jumlah siswa yang hadir dalam pembelajaran.

4. Guru menyiapkan materi, modul pembelajaran. 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran memahami


(62)

isi teks bacaan “Putri Gisela”.

6. Apersepsi. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengingat pembelajaran sebelumnya dan menggali pengetahuan awal siswa sebagai berikut:

Anak-anak, sebelumnya kita telah mempelajari teks bacaan yang berjudul ”Teuku Umar”.

Setelah kita dapat menemukan gagasan utama dalam teks tersebut maka pembelajaran membaca hari ini memahami isi teks bacaan dan mencari kata-kata penting.

Siapa yang pernah mendengar tentang dongeng? Nah kita akan membahas dan mempelajari teks bacaan yang berjudul Putri Gisela.

Tanya jawab

Kegiatan Inti (± 50 menit) Presentasi Kelas

1. Guru menyampaikan materi membaca pemahaman tentang teks bacaan “Putri Gisela” kepada siswa. 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teks

bacaan “Putri Gisela”.

3. Siswa membaca teks bacaan yang berjudul “Putri Gisela” dalam hati secara klasikal.

4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca teks bacaan Putri Gisela” secara lantang dan keras. 5. Guru dan siswa membahas tentang karakter tokoh

dalam cerita dan memberikan contoh kata-kata sukar dan penting dalam teks bacaan.

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum jelas.

Kelompok Belajar

7. Guru membagi siswa dibagi ke dalam 8 kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 siswa.

8. Guru membagi LKS kepada masing-masing kelompok. 9. Siswa membaca teks bacaan “Putri Gisela” yang

diberikan guru dalam kelompok belajar secara berpasangan.

10. Siswa berdiskusi dalam kelompok belajar dan saling bekerja sama dalam menyelesaikan pertanyaan yang

Ceramah

Tanya jawab

Diskusi Kelompok


(1)

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam aspek membaca pemahaman kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan. Hal tersebut terbukti aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dilihat dari membaca teks bacaan, menyimak penjelasan guru, berdiskusi dalam kelompok belajar, mengerjakan LKS, menjawab pertanyaan games, dan menjawab post tes. Peningkatan rata-rata aktivitas siswa pada pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus I mencapai 65,90% dan siklus II meningkat menjadi 78,40%. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 12,50%.

2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran membaca pemahaman kelas V


(2)

95

SD Negeri 8 Metro Selatan. Hal ini terbukti dari hasil post tes siswa selama siklus I dan II mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 68,33 meningkat pada siklus II menjadi 73,54, terjadi peningkatan sebesar 5,21. Sedangkan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I 23 siswa (69,69%) meningkat menjadi 26 siswa (78,78%) pada siklus II. Peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 3 siswa (9,18%).

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mempunyai beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada siswa, peneliti menyarankan kepada siswa agar membudayakan membaca sekaligus meningkatkan aktivitas belajar baik secara individual maupun kelompok belajar guna memperkaya wawasan ilmu pengetahuan sehingga memperoleh hasil belajar yang terbaik.

2. Kepada guru, peneliti mengimbau kepada guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai salah satu alternatif pembelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lain karena pembelajaran kooperatif sangat cocok untuk mengatasi aktivitas siswa yang rendah. Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa merasa dilibatkan secara langsung dan sangat menyenangkan bagi siswa.

3. Kepada sekolah, agar dapat memfasilitasi guru dalam pengembangan model pembelajaran di kelas dengan harapan dapat tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Selain itu sekolah perlu


(3)

96

melengkapi sarana dan prasarana ruang baca untuk meningkatkan minat membaca siswa.

4. Kepada peneliti selanjutnya, pembelajaran kooperatif tipe TGT harus fokus pada materi belajar, merencanakan pembagian kelompok belajar, kegiatan games turnamen, pemberian penghargaan, dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan waktu yang tepat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. Sejarah Bahasa Indonesia Kita. http://www.anneahira.com/sejarah-bahasa-indonesia.htm. Diakses: 31 Januari 2011.

Aqib, Zaenal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, & TK. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

________. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekaran Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Asrori, Muhammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga. Jakarta: Balai

Pustaka.

Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta: Dikti.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Diyanto. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Tipe TGT (Teams Games Tournaments) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VII MTS. Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat. (Skripsi). Semarang. Universitas Negeri Semarang.


(5)

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

________. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Jakarta.

Mulyati, Yeti dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurhayati, Pandawa dkk. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Depdiknas. Parendrarti, Restika. 2009. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(Teams-Games-Tournaments) dalam Meningkatakan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Biologi Siswa Kelas VI SMA Muhammadiyah 2 Surakarta

Tahun Ajaran 2008/2009. (Skripsi). Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahim, Farida. 2007. Membaca di Sekolah Dasar. Padang: PT. Bumi Aksara. ________. 2005. Membaca di Sekolah Dasar. Padang: PT. Bumi Aksara.

Resmini, Novi dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

________. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, Robert. 2010. Cooperatif Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Solihatin, Etin. 2007. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Malang: Surya Pena Gemilang.


(6)

Suyatna, Agus. 2008. Model Pembelajaran PAIKEM. Bandar Lampung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Permainan Destiny Board

0 3 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI SD NEGERI 5 WATES, KULON PROGO.

0 1 237