UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIRSHARE PADAMATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DIKELAS IX SMPNEGERI 5 GAROGA T.A 2016/2017.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK

PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NEGERI 5 GAROGA T.A 2016/2017

Oleh: Albinur Pasaribu NIM 4122111003

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Albinur Pasaribu dilahirkan di Desa Parinsoran, Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara pada tanggal 1 September 1993. Anak dari Bapak (Alm) Rihard Pasaribu dan Ibu Raide br Panjaitan dan merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk di SD Negeri 173229 Parinsoran dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Garoga dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Swasta HKBP 2 Tarutung dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur Undangan Bidikmisi.


(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK

PAIR SHARE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DI KELAS IX SMP NEGERI 5 GAROGA T.A 2016/2017

Albinur Pasaribu (NIM 4122111003)

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 5 Garoga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga T.A 2016/2017 yang berjumlah 30 orang. Objek penelitian ini adalah komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share pada materi bangun ruang sisi lengkung.

Berdasarkan analisis data setelah pemberian tindakan pada siklus I melalui pemberian tes kemampuan Komunikasi Matematis I diperoleh 14 siswa (46,67%) yang telah mencapai ketuntasan belajar (kategori kemampuan minimal sedang) dan 16 (53,33%) siswa belum mencapai ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada Siklus I adalah 61,06. Pada Siklus II mengalami peningkatan dengan pemberian tes kemampuan komunikasi matematis siswa dimana kemampuan komunikasi matematis II diperoleh 26 siswa (86,67%) telah mencapai ketuntasan belajar dan hanya 4 siswa (13,33%) belum mencapai ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 73,75.

Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga T.A 2016/2017.

Kata kunci : Model pembelajaran think pair share, komunikasi matematis, bangun ruang sisi lengkung.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih dan kuasa-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis untuk bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Negeri Medan. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 5 Garoga T.A 2016/2017”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan penulis, memberikan bimbingan dan saran yang membangun mulai dari perkuliahan, penyusunan proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd, Ibu Dra. Mariani, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu dan membimbing penulis dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Binsar L.H Togatorop, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Garoga dan Bapak Nicco Simanjuntak, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 5 Garoga khususnya kelas VIII-A, guru, staf/pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 5 Garoga yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.


(6)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak (Alm) Rihard Pasaribu dan Ibunda Raide br Panjaitan yang menjadi sumber semangat, motivasi dan inspirasi penulis dalam perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Kakak Hetti br Pasaribu/ Hutagalung, abang Riduan Pasaribu/br Situmorang, abang Damris Pasaribu/br Tambunan, dan kakak Tiruan br Pasaribu yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan secara moril maupun materil kepada penulis selama menjalani pendidikan, tak terlupakan pula terima kasih kepada ponakan-ponakanku Pratama Hutagalung, Billy Hutagalung, Natalia br Hutagalung, Wulan Kasih br Pasaribu, Paris Pasaribu, Osea Pasaribu, dan Renata br Pasaribu yang menjadi penyemangat bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada teman spesial Mastiur br Tambunan yang selalu menemani penulis dalam menyusun skripsi ini, dan memberikan motivasi selama perkuliahan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman satu kelas DIK A MATEMATIKA 2012 (Amri, Richard, Hendrikson, Chenly, Mariani, Iin, dll) teman satu kampung ANDESPAR (Anak Desa Parinsoran), teman satu kost di jl. Sukaria No.80 Pancing (Arianto dan Joni), teman TIM Futsal/Sepakbola dan (Manza FC, Britingna FC, Delta FC dan Parinsoran FC) yang memotivasi penulis selama perkuliahan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini baik dari segi isi dan tata bahasanya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam usaha meningkatkan pendidikan dimasa yang akan datang.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

Albinur Pasaribu NIM : 4122111003


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran 10

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 12

2.1.3. Hasil belajar 13

2.1.4. Komunikasi Matematis 14

2.1.4.1. Pengertian Komunikasi 14

2.1.4.2. Komunikasi Matematis 14

2.1.4.3. Format Penilaian Komunikasi Matematis 18

2.1.5. Model Pembelajaran 21

2.1.5.1. Pengerian Model Pembelajaran 21 2.1.5.2. Model Pembelajaran Think Pair Share 23


(8)

vii

2.2. Materi Pelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung 26

2.2.1. Tabung 26

2.2.2. Bola 29

2.3. Kerangka Konseptual 32

2.4. Hipotesis Tindakan 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.1.1. Lokasi Penelitian 34

3.1.2. Waktu Penelitian 34

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 34

3.2.1. Subjek Penelitian 34

3.2.2. Objek Penelitian 34

3.3. Jenis Penelitian 34

3.4. Prosedur Penelitian 35

3.5. Alat Pengumpulan Data 38

3.5.1. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 38

3.5.2. Wawancara 40

3.6. Teknik Analisis Data 40

3.6.1. Reduksi Data 40

3.6.2. Paparan Data 40

3.7.

Penarikan Kesimpulan 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 46

4.1.1. Siklus I 46

4.1.1.1. Permasalahan I 46

4.1.1.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 47

4.1.1.3. Observasi I 50

4.1.1.4. Analisis Data I 52


(9)

viii

4.1.2. Siklus II 54

4.1.2.1. Permasalahan II 54

4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 55

4.1.2.3. Observasi II 58

4.1.2.4. Analisis Data II 60

4.1.2.5. Refleksi II 61

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 62

4.3. Temuan Penelitian 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 67

5.2. Saran 68


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Unsur-unsur Tabung 26

Gambar 2.2 Tagading Berbentuk Tabung 27

Gambar 2.3. Jaring-jaring Tabung 28

Gambar 2.4 Prisma Segitiga, Balok, dan Tabung 28

Gambar 2.5 Ukiran Berbentuk Bola 30

Gambar 2.6 Bola dan Tabung 30

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 35

Gambar 4.1. Grafik Observasi Kegiatan Guru I 51

Gambar 4.2. Grafik Observasi Kegiatan Guru II 60

Gambar 4.3. Grafik Nilai Rata-rata Siswa 64

Gambar 4.4. Grafik Persentase Ketuntasan Siswa

65 Gambar 4.5 Diagram Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 65


(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Komunikasi Matematis 19 Tabel 2.2 Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematis 20 Tabel 3.1 Bobot Skor Setiap Komponen Jawaban Kemampuan Komunikasi 42 Tabel 3.3 Tingkat Komunikasi Matematis Siswa 44

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Observasi 45

Tabel 4.1 Nilai Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I 51 Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKKM Siklus I 52 Tabel 4.3 Nilai Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II 59 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKKM Siklus II 61 Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKKM Siklus I 62 Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Siswa Pada TKKM Siklus II 63


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 71 Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 79 Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 85 Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 93

Lampiran 5: Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 99

Lampiran 6: Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 102

Lampiran 7: Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 104 Lampiran 8: Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) 107

Lampiran 9: Alternatif Penyelesaian LAS I 109

Lampiran 10: Alternatif Penyelesaian LAS II 110

Lampiran 11: Alternatif Penyelesaian LAS III 111

Lampiran 12: Alternatif Penyelesaian LAS IV 112

Lampiran 13: Pedoman Penskoran 113

Lampiran 14: Tes Kemampuan Awal 115

Lampiran 15: Validitas Tes Kemampuan Awal 116

Lampiran 16: Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 117 Lampiran 17: Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 120 Lampiran 18: Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 121 Lampiran 19: Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 122 Lampiran 20: Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 124

Lampiran 21: Observasi Guru I 128

Lampiran 22: Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 131 Lampiran 23: Kisi-kisi Tes Komunikasi Matematis II 132 Lampiran 24: Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 133 Lampiran 25: Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 134


(13)

xii

Lampiran 26: Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 136

Lampiran 27: Observasi Guru II 139

Lampiran 28: Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 142


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pelajaran di sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja, tetapi menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Trianto, 2011: 1):

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang tak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Oleh karena itu, matematika sebagai salah satu pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan di jenjang pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Crockroft (dalam Abdurrahman, 2012: 204) bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberi kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.


(15)

2

Meskipun matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, matematika tetap saja menjadi mata pelajaran yang sulit dan tidak disenangi oleh siswa. Hal itu terungkap dalam data UNESCO (dalam Huzzah, 2008) bahwa :

Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari peringkat matematika Indonesia yang berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini Indonesia belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Frederick salah satu hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan matematika siswa yaitu pemberian soal yang terlalu kaku, dimana soal tersebut lebih banyak diekspresikan dalam bahasa dan simbol matematika dan diset dalam konteks yang jauh dari realtitas kehidupan sehari-hari. Akibat dari itu Firman selaku ketua Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI) berpendapat bahwa banyak siswa yang merasa kesulitan dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan.

Penerapan matematika yang sangat besar, seharusnya matematika menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga dapat meningkatkan keinginan dan semangat siswa dalam mempelajarinya. Keinginan dan semangat yang meningkat ini akan dapat menjalin komunikasi matematis dari siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan berbagi aspek yang perlu dikembangankan dalam proses pembelajaran matematika. Akan tetapi kenyataan yang sering ditemukan dalam proses pembelajaran matematika saat ini, tidak sedikit guru yang masih menganut paradigma transfer of knowledge yaitu bahwa pengetahuan itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa sehingga guru menfokuskan pembelajaran matematika pada upaya penuangan pengetahuan tentang matematika sebanyak mungkin kepada siswa. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa merupakan objek dan sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran lebih banyak usaha yang dilakukan guru, mulai dari mencari, mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi yang ditujukan agar peserta didik memperoleh pengetahuan.


(16)

3

Fenomena seperti ini telah diungkapkan juga oleh Ruseffendi (dalam Ansari, 2009: 2) Kemerosotan pemahaman matematis siswa antara lain karena:

(a) dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana menyelesaikan soal; (b) siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik, kemudian guru mencoba memecahkan sendiri; (c) pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh untuk latihan.

Abdurrahman (2012: 202) mengungkapkan bahwa: banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

Selain itu rendahnya hasil belajar juga adalah disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi siswa itu sendiri, guru, model pembelajaran maupun lingkungan belajar saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari siswa itu sendiri adalah kurangnya pemahaman siswa itu sendiri terhadap materi yang diajarkan.

Namun pada kenyataannya kemampuan komunikasi matematis siswa tidak seperti yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil tes kemampuan awal komunikasi matematis siswa terhadap materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga T.A 2016/2017. Dari hasil tes kemampuan awal yang dilakukan peneliti terhadap materi bangun ruang sisi lengkung dari 30 siswa yang diberi tes terdapat 66,67% siswa tidak dapat melukiskan gambar dan membaca gambar dengan benar, 76,67% siswa tidak dapat memberikan argumentasi terhadap permasalahan matematika, dan 83,33% siswa belum bisa melakukan representasi yaitu menterjemakan suatu masalah atau ide ke dalam simbol atau bahasa matematika dengan benar. Berdasarkan tes tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan tertulis komunikasi matematis siswa kelas IX-A di SMP Negeri 5 Garoga masih rendah.


(17)

4

Peneliti juga melakukan wawancara dengan bapak Nicco Simanjuntak, selaku guru matematika di SMP Negeri 5 Garoga (pada tanggal 8 Januari 2016), dari hasil wawancara bapak Niko Simanjuntak mengatakan: ‘’Banyak siswa yang tidak suka pada topik bangun ruang sisi lengkung, hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam menerjemahkan atau menafsirkan ide atau gagasan matematika yang terkandung dalam soal dan menggambarkannya dalam bentuk visual sehingga siswa tidak dapat menyusun model matematika dengan benar untuk dapat menyelesaikan soal tersebut. Mereka juga masih sulit memahami apa yang diketahui dan ditanya dari soal dan masih kurang dalam mengakarkan suatu bilangan. Selain itu siswa kurang berani mengungkapkan pendapatnya karena kurang memahami konsep mengenai bangun ruang sisi lengkung”. Berdasarkan observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan tertulis komunikasi matematis siswa kelas IX-A di SMP Negeri 5 Garoga masih rendah.

Rendahnya prestasi belajar matematika menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam mempelajari matematika. Hal ini dimungkinkan salah satunya karena kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Jika kemampuan komunikasi matematis rendah, maka dimungkinkan prestasi belajar juga akan rendah. Karena komunikasi matematis merupakan sifat-sifat dasar dari matematika dan pendidikan matematika.

(eprints.ums.ac.id/31761/2/4._BAB1_I.pdf)

Salah satu yang menyebabkan hasil belajar matematika siswa menjadi kurang adalah rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa yang dapat menghambat pemahaman atau penguasaan konsep dan materi dalam pembelajaran matematika. Hali ini didukung oleh pendapat Ansari (2009: 19) yang mengatakan: “semakin tinggi kemampuan komunikasi matematis siswa, semakin tinggi pula pemahaman yang dituntut kepada siswa”.


(18)

5

Kemampuan komunikasi matematis siswa perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Hali ini sesuai dengan pendapat Broody (dalam Ansari, 2009: 4) yang menyatakan:

Sedikitnya ada dua alasan penting mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antarsiswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa.

Meskipun kemapuan komunikasi matematis perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa , tetapi kemampuan komunikasi matematis tersebut belum diupayakan peningkatan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Ansari (2009: 5) yang mengatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran kemampuan komunikasi matematis siswa belum sepenuhnya dikembangkan secara tegas, padahal sebagaimana diungkapkan oleh para metematikawan bahwa komunikasi matematis merupakan salah satu kompetensi yang perlu diupayakan peningkatannya sebagaimana kompetensi lainya, seperti bernalar dan pemecahan masalah. Suatu cara untuk mengungkapkan kemampuan komunikasi matematis di kalangan siswa pada semua tingkat sekolah adalah dengan representasi yang relevan.

Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di dalam sekolah maka para guru memerlukan terobosan baru dalam memperbaiki kemampuan berkomunikasi matematika para siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang baru, dimana dalam terobosan baru ini materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga para siswa lebih gampang mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu diperlukan usaha yang lebih keras dari guru mata pelajaran, yang mampu menciptakan suasana yang menarik dan membuat para siswa lebih aktif dalam belajar dan dalam berkomunikasi yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Sehingga suatu proses pembelajaran


(19)

6

yang dapat mengeksplore kemampuan siswa dalam berkomunikasi, seperti yang telah mereka sebutkan bahwa terkadang belajar matematika itu pada saat sendiri akan menyebabkan kebosanan, oleh karena itu diperlukan teman berbagi ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Proses komunikasi yang kurang akan menyebabkan siswa tidak mampu berkomunikasi secara matematis, sehingga siswa tidak mampu mengungkapkan ide-ide yang ada pada mereka.

Sesuai dengan hal itu maka model pembelajaran kooperatif think pair share adalah model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dan mampu untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep yang telah diberikan oleh para guru bidang studinya, serta mampu memacu keinginan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Oleh karena itu diharapkan bahwa model pembelajaran ini akan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh para siswa.

Menurut Ansari (2009: 57) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Lyman, F (dalam Trianto, 2011: 81) menyatakan bahwa:

Think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pairs share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Menurut Trianto (2011: 81) model pembelajaram think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling membantu. Think pair share merupakan suati cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.


(20)

7

Sehingga dapat dikatakan bahwa think pair share adalah pola diskusi kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam bepikir dan merespon serta saling membantu. Sedangkan menurut Arends (dalam Ansari, 2009: 62):

“Model pembelajaran Think Pair Share (saling bertukar pikiran secara berpasangan) merupakan struktur pembelajaran kooperatif yang efektif untuk menigkatkan partisipasi siswa dan daya pikir siswa. Hal ini memungkinkan dapat terjadi karena prosedurnya telah disusun sedemikian sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, serta merespon sebagai salah satu cara yang dapat membangkitkan bentuk partisipasi siswa”.

Dari uraian diatas terlihat bahwa model pembelajaran think pair share dianggap mampu mengoptimalkan partisipasi siswa dan juga keaktifan siswa dalam bekerja sama atau pun bekerja secara individu yang semuanya membutuhkan kemampuan komunikasi matematis. Siswa akan mampu berinteraksi aktif dan mampu berpartisipasi dalam pembelajaran apabila memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik.

Berkaitan dengan hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 5 Garoga Tahun Ajaran 2016/2017”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa masih menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit.

2. Kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga masih rendah.

3. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

4. Proses pembelajaran yang terjadi di kelas VIII-A SMP Negeri 5 Garoga masih berpusat pada guru.


(21)

8

5. Dalam proses pembelajaran kemampuan komunikasi matematika belum sepenuhnya dikembangkan.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus mengingat luasnya aspek yang diteliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 5 Garoga”.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran think pair share untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 5 Garoga?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah model pembelajaran think pair share diterapkan pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 5 Garoga?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran think pair share yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga setelah diterapkannya model pembelajaran think pair share pada materi bangun ruang sisi lengkung.


(22)

9

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas, baik dalam hal bekerjasama, berkomunikasi, dan berfikir kritis.

b. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dalam belajar matematika yang berdampak positif terhadap pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru

a. Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. b. Sebagai referensi bagi guru untuk dapat menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Bagi peneliti

a. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelititan apakah model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

b. Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon guru dimasa yang akan datang.

c. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.


(23)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi penerapan model pembelajaran think pair share yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru memberikan masalah yang berhubungan dengan materi yang diarkan

- Memberikan LAS kepada setiap siswa

- Mengajak setiap siswa untuk berpikir tentang masalah yang diberikan (Share)

- Mengajak siswa untuk bergabung dan memecahkan masalah tersebut (Pair)

- Siswa mendemonstrasikan hasil diskusi mereka (Share) - Memberi catatan sebagai kesimpulan materi

- Menutup pelajaran

2. Tes kemampuan komunikasi matematis I diperoleh nilai rata-rata kelas 61,04 sebanyak 14 siswa (46,67%) memperoleh nilai ൒ 65 dan 16 siswa (53,33%) memperoleh nilai ൑ 65 . Tes kemampuan komunikasi matematis II diperoleh nilai rata-rata kelas 73,75 atau meningkat 12,71 dan sebanyak 26 siswa (86,67%) memperoleh nilai ൒ 65 atau meningkat 40%.


(24)

68

5.2. Saran

1. Kepada guru matematika agar terbuka untuk menerima mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa.

2. Guru selalu mensuport/membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan agar siswa mempunyai percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.

3. Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

4. Kepada siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.


(25)

69

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansul, (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikas, Pena,

Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi, (2015), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Asmin & Abil Mansyur (2014), Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar dengan

Analisis Klasik dan Modern, LARISPA, Medan.

Daryanto, (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta.

Gintings, Abdorrakhman, (2012). Belajar dan Pembelajaran, Humaniora,

Bandung.

Hudojo, Herman, (2005) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika, UM PRESS, Malang.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Racmayani, Dwi, (2014). Penerapan Pembelajaran Reciprocal teaching Untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa, FIP-Universitas Muhammadiyah, Jakarta. Sardiman, (2012), Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Sihotang, Minora, (2015), Upaya Meningkatkan Kominikasi Matematis Siswa

Melalui Strategi Think Pair Share pada Materi Kubus dan Balok Kelas VII SMP N 10 Medan, Unimed, Medan.

Siregar, Evelina dan Hartini, (2011), Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia,


(26)

70

Slameto, (2013), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Huzzah, (2008), http://m.topix.com/forum/world/Indonesia/ (diakses pada tanggal


(1)

5. Dalam proses pembelajaran kemampuan komunikasi matematika belum sepenuhnya dikembangkan.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini sehingga lebih spesifik dan terfokus mengingat luasnya aspek yang diteliti maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 5 Garoga”.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran think pair share untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 5 Garoga?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah model pembelajaran think pair share diterapkan pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 5 Garoga?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi penerapan model pembelajaran think pair share yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IX-A SMP Negeri 5 Garoga setelah diterapkannya model pembelajaran think pair share pada materi bangun ruang sisi lengkung.


(2)

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas, baik dalam hal bekerjasama, berkomunikasi, dan berfikir kritis.

b. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dalam belajar matematika yang berdampak positif terhadap pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru

a. Memperoleh pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. b. Sebagai referensi bagi guru untuk dapat menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan. 3. Bagi peneliti

a. Akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelititan apakah model pembelajaran think pair share dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

b. Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon guru dimasa yang akan datang.

c. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi penerapan model pembelajaran think pair share yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Guru memberikan masalah yang berhubungan dengan materi yang diarkan

- Memberikan LAS kepada setiap siswa

- Mengajak setiap siswa untuk berpikir tentang masalah yang diberikan (Share)

- Mengajak siswa untuk bergabung dan memecahkan masalah tersebut (Pair)

- Siswa mendemonstrasikan hasil diskusi mereka (Share) - Memberi catatan sebagai kesimpulan materi

- Menutup pelajaran

2. Tes kemampuan komunikasi matematis I diperoleh nilai rata-rata kelas 61,04 sebanyak 14 siswa (46,67%) memperoleh nilai ൒ 65 dan 16 siswa (53,33%) memperoleh nilai ൑ 65 . Tes kemampuan komunikasi matematis II diperoleh nilai rata-rata kelas 73,75 atau meningkat 12,71 dan sebanyak 26 siswa (86,67%) memperoleh nilai ൒ 65 atau meningkat 40%.


(4)

5.2. Saran

1. Kepada guru matematika agar terbuka untuk menerima mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik dari proses maupun hasil belajar siswa.

2. Guru selalu mensuport/membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan agar siswa mempunyai percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.

3. Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

4. Kepada siswa diharapkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar yang lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansul, (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikas, Pena, Banda Aceh.

Arikunto, Suharsimi, (2015), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Asmin & Abil Mansyur (2014), Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar dengan

Analisis Klasik dan Modern, LARISPA, Medan.

Daryanto, (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media, Yogyakarta.

Gintings, Abdorrakhman, (2012). Belajar dan Pembelajaran, Humaniora, Bandung.

Hudojo, Herman, (2005) Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, UM PRESS, Malang.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Racmayani, Dwi, (2014). Penerapan Pembelajaran Reciprocal teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa, FIP-Universitas Muhammadiyah, Jakarta. Sardiman, (2012), Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Sihotang, Minora, (2015), Upaya Meningkatkan Kominikasi Matematis Siswa Melalui Strategi Think Pair Share pada Materi Kubus dan Balok Kelas VII SMP N 10 Medan, Unimed, Medan.

Siregar, Evelina dan Hartini, (2011), Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia, Bogor.


(6)

Slameto, (2013), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Huzzah, (2008), http://m.topix.com/forum/world/Indonesia/ (diakses pada tanggal 15 Pebruari 2016).