Sebaran Diatom Kaitannya Dengan Kondisi Lingkungan Perairan Selat Rupat Riau

i

SEBARAN DIATOM KAITANNYA DENGAN KONDISI
LINGKUNGAN PERAIRAN SELAT RUPAT RIAU

CHANDRIKA EKA LARASATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

iii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Sebaran Diatom
Kaitannya dengan Kondisi Lingkungan Perairan Selat Rupat Riau adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2016
Chandrika Eka Larasati
NIM C551130151

RINGKASAN
CHANDRIKA EKA LARASATI. Sebaran Diatom Kaitannya dengan Kondisi
Lingkungan Perairan Selat Rupat Riau. Dibimbing oleh MUJIZAT KAWAROE
dan TRI PRARTONO.
Diatom memiliki kontribusi terhadap produktivitas primer yang mendukung
jejaring makanan di perairan. Adanya aktivitas antropogenik yang berada di Selat
Rupat seperti industri minyak kelapa sawit (CPO), dan pengolahan minyak bumi
menyebabkan perairan tersebut mengalami tekanan terhadap kualitas air yang
akan merusak dan merubah distribusi diatom karena responnya yang bervariasi
terhadap kondisi perairan, mengganggu proses fotosintesa yang memicu
pertumbuhan diatom secara cepat yang memungkinkan terjadinya blooming yang
disebut dengan HAB (Harmful Algae Blooming). Penelitian ini bertujuan

menganalisis parameter penting yang mempengaruhi kelimpahan diatom di Selat
Rupat Riau. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Desember 2014 saat
pasang dan surut di permukaan air (~1 m) dengan 3 kali ulangan. Lokasi sampling
terbagi atas 5 stasiun penelitian berdasarkan keterwakilan wilayah aktivitas
manusia. Parameter yang diambil yakni: parameter fisika perairan (kecepatan
arus, salinitas, intensitas cahaya), kimia perairan (nitrat, fosfat, silikat, ammonia,
Pb, oksigen terlarut, minyak dan lemak), dan kelimpahan diatom. Seluruh
parameter dianalisis menggunakan PCA untuk melihat keterkaitan sebaran diatom
dengan parameter lingkungan, sedangkan sebaran jenis diatom di setiap stasiun
digunakan analisis CA.
Hasil menunjukkan bahwa jenis diatom yang didapat secara keseluruhan
sebanyak 11 genus. Saat pasang, genus diatom yang ditemukan, yakni Biddulphia,
Coscinodiscus, Navicula, Nitzschia, Palmeria, Pleurosigma, Skeletonema,
Thalassionema, dan Thalassiosira, sedangkan saat surut jenis diatom yang
ditemukan, yaitu Biddulphia, Coscinodiscus, Navicula, Nitzschia, Palmeria,
Pleurosigma, Skeletonema, Tabellaria, Thalassiosira, dan Triceratium. Genus
Coscinodiscus, dan Skeletonema dapat beradaptasi salinitas euryhaline, sehingga
kelimpahannya lebih banyak dibandingkan dengan jenis lainnya (66 032 sel m-3
dan 64 027 sel m-3 saat pasang dan saat surut 69 507 sel m-3 dan 81 404 sel m-3).
Sebaran jenis diatom pada Stasiun 1 dan 2 cenderung relatif tinggi

dibandingkan dengan stasiun lainnya. Hal ini tak terlepas dari lokasi sampling
yang berdekatan dengan muara sungai dan kawasan mangrove yang memperkaya
unsur hara di lokasi penelitian. Sebaran diatom yang didapat memiliki
kecenderungan mengikuti pola nutrien yang berada di perairan Selat Rupat Riau.
Sebaran diatom memiliki korelasi terhadap kondisi lingkungan di perairan
tersebut khususnya konsentrasi nitrat dan intensitas cahaya yang mengikuti pola
dinamika massa air pasang dan surut. Nitrat dibutuhkan diatom dalam
pertumbuhannya, sedangkan intensitas cahaya matahari dibutuhkan dalam proses
fotosintesa. Sebaran jenis diatom dapat mengkarakteristikkan setiap stasiunnya
dengan mengikuti pola nutrien dan kemampuan beradaptasi pada kondisi perairan.

Kata-kata kunci: Arus pasang surut, diatom, nutrien, Selat Rupat

iii

SUMMARY
CHANDRIKA EKA LARASATI. Distribution of Diatoms Relation to
Environmental Conditions in Rupat Strait Riau. Supervised by MUJIZAT
KAWAROE and TRI PRARTONO.
Diatoms have contributed to support primary productivity in the waters of

the food chain. The existence of anthropogenic activities that are in the Strait
Rupat such as industrial palm oil (CPO), and petroleum processing causes the
waters to experience pressure on water quality will spoil and changing the
distribution of diatoms because of the response that varies with the condition of
the waters, disrupting photosynthesis process that triggers growth diatom quickly
which allows the blooming of the so-called HAB (Harmful Algae Blooming).
This study aims to analyze critical parameters that influence the abundance
of diatoms in the Strait Rupat Riau. Sampling was conducted in December 2014
when the ups and downs on the surface of the water (~ 1 m) with three
replications. Sampling locations are divided into five research stations based
representation of the area of human activity. The parameters taken are: physical
parameters of water (current velocity, salinity, light intensity), chemical water
(nitrate, phosphate, silicate, ammonia, Pb, dissolved oxygen, oils and fats), and
the abundance of diatoms. All parameters were analyzed using PCA to see how
the distribution of diatoms with environmental parameters, while the distribution
of types of diatoms in each station to use the analysis CA.
The results showed that the types of diatoms obtained an overall total of
11 genera. At high tide, the genus diatoms are found, namely Biddulphia,
Coscinodiscus, Navicula, Nitzschia, Palmeria, Pleurosigma, Skeletonema,
Thalassionema, and Thalassiosira, whereas at low tide types of diatoms were

found, namely Biddulphia, Coscinodiscus, Navicula, Nitzschia, Palmeria,
Pleurosigma, Skeletonema, Tabellaria, Thalassiosira, and Triceratium. Genus
Coscinodiscus, and Skeletonema can adapt salinity euryhaline, so abundantly
more than any other type (66 032 m-3 and 64 027 m-3 cells at high tide and low
tide 69 507 m-3 and 81 404 m-3 cells).
Distribution of types of diatoms at Station 1 and 2 tend to be relatively
high compared to other stations. It is inseparable from the sampling location
adjacent to river mouths and mangrove areas that enrich the nutrient at the sites.
Distribution of diatoms obtained have a tendency to follow the pattern of nutrients
in the waters of the Strait of Rupat Riau. Distribution of diatom has a correlation
to the environmental conditions in these waters especially nitrate concentration
and intensity of light that follows the pattern of mass dynamics and low-tide.
Nitrates are needed diatoms in growth, whereas the intensity of sunlight is needed
in photosynthesis. Distribution of diatoms can characterize any type of the station
by following the pattern of nutrient and adaptability on water conditions.

Keywords: Tidal current, diatoms, nutrient, Rupat Strait

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

1

SEBARAN DIATOM KAITANNYA DENGAN KONDISI
LINGKUNGAN PERAIRAN SELAT RUPAT RIAU

CHANDRIKA EKA LARASATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Kelautan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

2

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof Dr Ir Dedi Soedharma DEA

3

Judul Tesis
Nama
NIM

: Sebaran Diatom Kaitannya dengan Kondisi Lingkungan Perairan
Selat Rupat Riau
: Chandrika Eka Larasati
: C551130151


Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Mujizat Kawaroe, MSi
Ketua

Dr Ir Tri Prartono, MSc
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Kelautan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Neviaty P Zamani, MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr


Tanggal Ujian: 26 Februari 2016

Tanggal Lulus:

4

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala karuniaNya sehingga penulisan tesis mengenai Sebaran diatom kaitannya dengan kondisi
lingkungan perairan Selat Rupat Riau berhasil diselesaikan dengan baik sebagai
salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Program Studi
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Mujizat Kawaroe M.Si dan
Bapak Dr Ir Tri Prartono M.Sc selaku pembimbing yang telah banyak memberi
saran dan masukan dalam penyusunan tesis ini. Di samping itu, penulis juga
berterima kasih kepada keluarga tercinta (Ayahanda Drs Musbir Rusman, MM,
Ibunda Isnawerti Bukhari SPd, serta saudara Imam Bukhari SH, Fitria Nurul
Hidayati, Kamilia, Fadhlur Rahman, Stefani Friska Nurul Fandhini) yang telah
memberi doa, kasih sayang dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini. Rekan-rekan kuliah Pasca-IKL 2013, alumni FAPERIKA UR yang

kuliah di IPB, teman-teman (Yusyam Leni, Fitri Ariani, Syahrial, Hayatun Nufus,
Albida, Mujib, Lalang, Riska, Wira, Rhojim) yang telah menginspirasi dan telah
menjadi teman diskusi serta sebagai sumber inspirasi maupun penyemangat bagi
penulis.
Tesis ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunannya,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan isi dan
tulisan dalam tesis ini.
Bogor, Maret 2016
Chandrika Eka Larasati

5

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

v


DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Kerangka Pendekatan Masalah

1
1
2
2
2
2
3

2 METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Metode Pengumpulan Data
Penentuan Lokasi Sampling
Pengukuran Parameter Perairan
Pengambilan Sampel Air
Pengambilan Sampel Diatom
Pengukuran Produktivitas Primer di Permukaan Air
Analisis Logam Berat Pb
Analisis Minyak dan Lemak
Perhitungan Kelimpahan Diatom
Analisis Data

4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
7
7
8

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelimpahan Diatom
Produktivitas Primer
Kondisi Fisika Perairan
Kondisi Kimia Perairan
Keterkaitan Parameter Fisika Kimia Perairan dan Sebaran Diatom
Sebaran Jenis Diatom

9
9
11
12
15
20
21

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

23
23
23

DAFTAR PUSTAKA

24

LAMPIRAN

29

RIWAYAT HIDUP

41

6

DAFTAR TABEL
1 Penentuan stasiun penelitian
2 Nilai NPP dan GPP rata-rata di permukaan Selat Rupat Riau

5
12

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pendekatan masalah
2 Peta lokasi penelitian
3 Kelimpahan jenis diatom rata-rata saat pasang (a), dan surut (b) di Selat
Rupat Riau
4 Kelimpahan rata-rata jenis diatom saat surut di Selat Rupat Riau
5 Pola arus pada saat kondisi (a) menuju pasang (b) menuju surut
(Tarigan et al. 2014)
6 Fluktuasi pasang surut muka air laut Bulan Desember 2014, Perairan
Selat Rupat, Riau (Pengolahan data Lanal Dumai 2014)
7 Parameter fisika rata-rata perairan Selat Rupat Riau:(a) intensitas
cahaya, (b) salinitas, dan (c) kecepatan arus
8 Parameter kimia rata-rata perairan Selat Rupat Riau: (a) nitrat, (b) fosfat,
(c) silikat, (d) ammonia, (e) Pb, (f) minyak dan lemak, (g) DO
9 Analisis komponen utama (PCA) keterkaitan antara kelimpahan diatom
dengan parameter fisika kimia perairan saat pasang (a), dan surut (b)
10 Analisis koresponden (CA) pada sumbu 1 (F1) dan sumbu 2 (F2) saat:
(a) pasang, dan (b) surut.

3
4
10
11
13
14
15
18
20
22

DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi kondisi perairan pada masing-masing stasiun penelitian
2 Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian
3 Parameter fisika kimia perairan pada saat pasang dan surut
4 Kelimpahan jenis diatom di lokasi penelitian pada saat pasang dan surut
(sel m-3)
5 Gambar genus diatom yang didapat selama penelitian
6 Matriks korelasi PCA
7 Data ramalan pasang surut air laut di perairan Selat Rupat Riau (Lanal
Dumai 2014)

30
31
32
34
36
38
40

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diatom (Bacillariophyceae) merupakan jenis alga coklat keemasan yang
berasal dari filum Chrysophyta yang memiliki kerangka dinding sel terbuat dari
silika (frustule) (Kawaroe et al. 2010). Diatom dapat dijumpai di seluruh perairan,
baik perairan tawar, payau maupun laut khususnya di perairan tropis yang
dangkal, turbulen, dan upwelling (Nogueira 2000; Yerli et al. 2012; Madhavi et
al. 2014), seperti di Laut Jawa, variasi jenis diatom terdiri atas 91 jenis diatom
sentrik dan 36 jenis diatom penate (Hatta et al. 2010). Distribusi diatom sangat
bervariasi secara temporal dan spasial (Nontji 2008). Diatom memiliki kontribusi
terhadap produktivitas primer yang mendukung siklus jejaring makanan di suatu
perairan (Fehling et al. 2012), dan sebagai awal rantai makanan (produsen primer)
bagi jenjang trofik level di perairan, sumber pakan alami bagi ikan, dan penghasil
oksigen melalui fotosintesa (Lovadi et al. 2015).
Faktor fisika (intensitas cahaya, salinitas, dan arus) dan kimia (nitrat, fosfat,
dan silikat) memiliki peranan penting terkait dengan sebaran diatom (Kelly et al.
2007; Wu et al. 2011). Nutrien seperti nitrat, fosfat, dan silikat merupakan faktor
pembatas yang dibutuhkan bagi pertumbuhan diatom. Silikat berperan penting
dalam pembentukkan dinding sel tubuhnya (Ozdemir & Orhan 2012) dan sebagai
regulator bagi kompetisi fitoplankton, dimana diatom selalu mendominasi
populasi fitoplankton pada konsentrasi silikat yang tinggi (Beardall et al. 2001;
Risamasu & Prayitno 2011). Diatom banyak digunakan sebagai bioindikator
kualitas perairan, melalui pemantauan dalam jangka panjang, dan tingkat
kepekaan pada spesies yang dominan, serta bagaimana hubungannya dengan
perubahan kondisi lingkungan perairan (Zielinski & Gersonde 1997; Sahu et al.
2012; Gudmundsdottir et al. 2013; Madhavi et al. 2014). Alasan utama
penggunaan diatom dalam menentukan kondisi perairan adalah penyebarannya
yang kosmopolit serta ekologinya yang telah banyak dipelajari dengan baik
(Potapova & Charles 2007).
Selat Rupat telah banyak mendapat pengaruh dari aktivitas antropogenik
khususnya di Kota Dumai, seperti pelabuhan yang dikelola oleh PT. Pelabuhan
Indonesia, Pusat Pendaratan Ikan, kawasan industri kelapa sawit (CPO), dan
pengolahan MIGAS (PT. PERTAMINA UP II Dumai dan PT. Chevron Pasifik
Indonesia) (BPTPM 2012). Aktivitas tersebut menyebabkan Selat Rupat
mengalami tekanan terhadap sistem kualitas perairan (Badrun 2008). Aktivitas
antropogenik terutama dengan adanya industri minyak dan aktivitas lainnya
menjadi fokus perhatian masyarakat karena dapat merusak ekosistem di sekitar
pesisir dan diduga dapat menambah bahan pencemar seperti kandungan padatan
tersuspensi, logam berat Pb, dan kandungan minyak yang masuk ke kolom
perairan. Komponen tersebut dapat mempengaruhi intensitas cahaya matahari
yang masuk ke perairan dan mengganggu proses fotosintesis pada diatom. Nutrien
seperti nitrat, fosfat, silikat, dan ammonia yang berasal secara alami dan aktivitas
antropogenik yang masuk ke perairan dapat berperan penting dalam stimulasi
proses biologi di perairan yang menimbulkan tingginya pertumbuhan diatom.
Aktivitas antropogenik akan berdampak pada perubahan struktur dan distribusi
diatom karena organisme ini mempunyai respon yang bervariasi terhadap kondisi

2

di perairan (Fehling et al. 2012; Siregar et al. 2008). Pertumbuhan diatom yang
tinggi akan berdampak adanya dominansi jenis tertentu yang dapat toleran
terhadap perubahan faktor lingkungan yang akan menimbulkan adanya potensi
HAB (Harm Algae Blooming) dan dapat mempengaruhi siklus rantai makanan di
ekosistem perairan.
Perumusan Masalah
Selat Rupat memiliki 6 muara sungai besar yang kemungkinan akan
memberikan tekanan terhadap pemanfaatan sumberdaya perairan. Sungai-sungai
memberikan pasokan nutrien ke Selat Rupat dan pasokan lainnya yang berasal
dari aktivitas antropogenik seperti pertambakan, aktivitas rumah tangga,
pelabuhan, industri PT. PERTAMINA, kegiatan ekspor-impor minyak kelapa
sawit (CPO), perkapalan, dan aktivitas perikanan dapat memengaruhi kualitas
lingkungan serta proses biologi perairan termasuk menstimulasi pertumbuhan
diatom secara cepat. Kegiatan industri minyak yang berada di Selat Rupat sering
mengalami kejadian tumpahan minyak ke perairan yang dapat menutupi lapisan
permukaan perairan dan menurunkan intensitas cahaya yang masuk ke zona
euphotik dan mengganggu proses fotosintesa serta kelimpahan diatom. Pasokan
materi ke laut berupa nutrien yang diikuti dengan dinamika massa air laut akan
menyebabkan variabilitas spasial diatom sebagai produsen primer perairan,
sehingga akan membentuk pola/gradien pada parameter fisika (suhu, salinitas, dan
intensitas cahaya) dan kimia (nitrat, fosfat, silikat, ammonia, logam berat Pb,
minyak dan lemak) perairan. Sehingga perlu diketahui dan dijelaskan mengenai
sumber-sumber nutrien yang berada di Perairan Selat Rupat Riau dan faktor fisika
kimia perairan yang mempengaruhi kelimpahan dan sebaran diatom (Gambar 1).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan / mencari solusi tentang sumber
nutrien dan faktor fisika kimia perairan yang mempengaruhi pola kelimpahan dan
sebaran diatom di Selat Rupat Riau.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membantu menentukan area yang cocok di
Perairan Selat Rupat Riau untuk kawasan perikanan yang memanfaatkan diatom
seperti kerang-kerangan dan ikan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kelimpahan dan sebaran diatom,
produktivitas primer, kandungan nutrien (nitrat, fosfat, dan silikat) dan intensitas
cahaya yang diukur pada kondisi pasang dan surut. Parameter lainnya yang diukur
seperti suhu, salinitas, ammonia, logam berat Pb, minyak dan lemak di permukaan
perairan. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Desember 2014 yang masuk ke
dalam musim barat dengan range waktu pukul 09.00-14.00 WIB.

3

Kerangka Masalah
Banyaknya aktivitas antropogenik
di Selat Rupat Riau

Meningkatkan
nutrien

Kelimpahan dan sebaran diatom di
berbagai kawasan Selat Rupat Riau
 Penempul
 Geniot
 Lubuk Gaung
 Bukit Raksa
 Pelintung

Kondisi fisika perairan
 Suhu
 Salinitas
 Intensitas cahaya

Kondisi kimia perairan

Nitrat

Fosfat

Silikat

Ammonia

Pb

Minyak dan lemak

Keterkaitan kondisi perairan dan
sebaran diatom

Variabilitas sebaran diatom di
perairan Selat Rupat Riau

Gambar 1 Kerangka pendekatan masalah

4

2 METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2014 – Maret 2015.
Pengambilan sampel dilakukan pada Desember 2014 di Selat Rupat Provinsi Riau
(Gambar 2). Analisis sampel parameter lingkungan dan penghitungan diatom
dilakukan pada Januari-Maret 2015 di Laboratorium Kimia Laut, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Preparasi
dan dekstruksi sampel logam berat Pb dilakukan di Laboratorium Terpadu
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, dan pemakaian AAS
dilakukan di Laboratorium Teknik Universitas Andalas Padang, serta preparasi
sampel minyak dan lemak dilakukan di Laboratorium Produktivitas lingkungan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Gambar 2 Peta lokasi penelitian
Bahan dan Alat
Alat yang digunakan selama penelitian adalah Water Quality Checker
(WQC) seri 8603, current meter, lux meter, spektrofotometer Merk Thermo
Spectronic 200+, AAS Merk Shimadzu Seri AA-7000, desikator, mikroskop
CX21, plankton net, Sedgwick Rafter Cell, botol sampel, dan botol gelap-terang,
sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yakni sampel air laut,
HNO3 pekat, H2SO4 pekat dan larutan lugol 1% (Lampiran 2).

5

Metode Pengumpulan Data
Penentuan Lokasi Sampling
Lokasi sampling penelitian terbagi atas 5 stasiun yang ditentukan
berdasarkan keterwakilan wilayah aktivitas manusia (Lampiran 1). Lokasi
sampling dideskripsikan secara singkat yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Penentuan stasiun penelitian
Stasiun
1

Kawasan
Desa Penempul

Titik Koordinat
N 01o20’41.1”
E 101 o57’7.3”
N 01o20’59.6”
E 101o54’49.8”
N 01o23’4.1”
E 101o45’9.08”

2

Geniot

3

Lubuk Gaung

4

Bukit Raksa

N 01o28’26.7”
E 101o41’50.1”

5

Pelintung

N 01o37’26.1”
E 101o40’0.2”

Karakteristik
Daerah Mangrove
Muara sungai, area tambak.
Bongkar Muat Minyak, dan
Industri
Minyak
CPO,
markas TNI AL.
Pelabuhan Dumai, Kilang
minyak PT. PERTAMINA R
II Dumai, industri minyak
CPO.
Perusahaan
Pupuk,
Perusahaan
Batu
bara,
Bongkar
muat
minyak,
Perusahaan CPO

Pengukuran Parameter Perairan
Parameter perairan meliputi arus diukur secara langsung dengan current
meter, intensitas cahaya menggunakan lux meter, salinitas, dan oksigen terlarut
dilakukan menggunakan alat WQC. Seluruh pengukuran dilakukan pada lapisan
permukaan air (~1 m) pada kondisi pasang dan surut. Setiap pengambilan sampel,
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali agar data yang didapat lebih akurat. Data
pasang surut menggunakan data sekunder dari Pangkalan Angkatan Laut
(LANAL) Dumai tahun 2014.
Pengambilan Sampel Air
Sampel air dilakukan untuk analisis nitrat, fosfat, silikat, ammonia, logam
berat Pb, dan minyak dan lemak dilakukan dengan mengambil contoh air laut
menggunakan Van Dorn Water Sampler. Contoh air laut diambil pada lapisan air
permukaan (± 1 m) dan dimasukkan ke dalam botol sampel bersih yang sesuai
standar (APHA 2005). Sampel nitrat dan ammonia dimasukkan ke dalam botol
polyetilen, sedangkan pada sampel minyak dan lemak dimasukkan ke dalam botol
sampel kaca gelap yang kemudian diberi larutan H2SO4 hingga pH