Pengaruh Investasi anak terhadap Kesejahteraan anak di keluarga tenaga kerja wanita (Tkw)

PENGARUH INVESTASI ANAK TERHADAP
KESEJAHTERAAN ANAK DI KELUARGA TENAGA KERJA
WANITA (TKW)

TRIA KOMALA DEWI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Investasi
Anak terhadap Kesejahteraan Anak di Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW)
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing skripsi dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Tria Komala Dewi
NIM I24100029

* Pelimpahan hak atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus
didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
TRIA KOMALA DEWI. Pengaruh Investasi Anak terhadap Kesejahteraan Anak
di Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW). Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH
MUFLIKHATI.
Investasi yang dilakukan orang tua dapat berupa materi dan non materi.
Tujuan dilakukannya investasi adalah mewujudkan anak yang sejahtera dan
berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fasilitas
pendidikan dan kesehatan anak, alokasi pengeluaran pendidikan dan kesehatan
anak, serta alokasi waktu pengasuhan ayah terhadap kesejahteraan anak.
Penelitian ini melibatkan 60 keluarga TKW yang memiliki anak usia remaja (1214 tahun) yang dipilih secara purposif. Responden dalam penelitian ini adalah
ayah dan anak. Hasil analisis linier berganda menunjukkan bahwa fasilitas

pendidikan dan kesehatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan
anak. Sementara itu, alokasi pengeluaran dan kesehatan serta alokasi waktu
pengasuhan ayah berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan anak
subjektif.
Kata kunci: investasi anak, keluarga TKW, kesejahteraan anak

ABSTRACT
TRIA KOMALA DEWI. The Effect of Child Investment on Child Well-Being of
Woman Migrant Families. Supervised by ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.
The investment used by parents are material and non material. The aim of
doing investment are to achieve a well-being and qualified children. The research
aimed to analyze the effects of health and education facilities for children, the
allocation of expenditure for health and children education, and time of father’s
parenting toward children well-being. This research involved 60 woman migran
families whose adolescent age children (12-14 years old) were selected
purposively. Respondents in this research were fathers and child. The regression
analysis showed that health and education fasilities for child had not significant
effect on child well-being. Meanwhile, allocation of expenditure for health and
education children and time of father’s parenting had significant effect on
subjective child well-being.

Keywords: child investment, child well-being, woman migrant families

PENGARUH INVESTASI ANAK TERHADAP
KESEJAHTERAAN ANAK DI KELUARGA TENAGA KERJA
WANITA (TKW)

TRIA KOMALA DEWI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


Judul Skripsi : Pengaruh Investasi Anak terhadap Kesejahteraan Anak di Keluarga
Tenaga Kerja Wanita (TKW)
Nama
: Tria Komala Dewi
NIM
: I24100029

Disetujui oleh

Dr.Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof.Dr.Ir Ujang Sumarwan, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
yang berjudul Pengaruh Investasi Anak terhadap Kesejahteraan Anak pada
Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati,
M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, Ibu Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji, Ibu Dr. Ir. Dwi Hastuti,
M.Sc selaku dosen penguji, Ibu Alfiasari SP, M.Si selaku dosen pemandu
seminar, serta seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Rizky Sylvia Suistika dan Winny
Faramuli sebagai pembahas seminar. Penghargaan dan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada keluarga Ibu Masliha yang telah membantu selama
pengumpulan data dan kepada seluruh keluarga responden yang telah bersedia
diwawancarai. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada apa, ibu, adik
serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada Ade Darmansyah, Nenny Vini Mediani, Dwi Puspita
Sari, Yosita Fitria Marliani, Herni Dwi Novita Wahyuni, Swara Asa Pratiwi,
Anggraini, teman-teman IKK 47, Susi Hasrat Alfisyah, Ruth Africilia Imanuel
Erta, Novita Yanti Sidabutar, dan teman-teman Wapemala Sumedang yang selalu
memberi dukungan, motivasi, dan kebersamaan selama ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Tria Komala Dewi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE


5

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

5

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

5

Pengukuran dan Penilaian Variabel Penelitian

6

Pengolahan dan Analisis Data


8

Definisi Operasional

8

HASIL

10

Karakteristik Keluarga

10

Investasi Materi

10

Investasi Non Materi


12

Kesejahteraan Anak

13

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesejahteraan Anak

14

PEMBAHASAN

16

SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan


18

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

26

DAFTAR TABEL
1. Variabel, skala data, keterangan/kategori, dan sumber acuan
2. Nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi
karakteristik keluarga contoh
3. Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kepemilikkan fasilitas
pendidikan dan kesehatan
4. Nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi
alokasi pengeluaran pendidikan
5. Nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi
alokasi pengeluaran kesehatan
6. Jumlah minimum, jumlah maksimum, rata-rata, dan standar deviasi
alokasi waktu pengasuhan ayah
7. Sebaran persentase contoh berdasarkan dimensi kesejahteraan
objektif
8. Sebaran persentase contoh berdasarkan dimensi kesejahteraan
subjektif
9. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan objektif anak
10. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif
anak

6
10
11
11
12
12
13
14
15
16

DAFTAR LAMPIRAN
1. Sebaran jawaban contoh berdasarkan fasilitas pendidikan dan
kesehatan
2. Sebaran jawaban contoh berdasarkan kesejahteraan objektif anak
3. Sebaran jawaban contoh berdasarkan kesejahteraan subjektif anak
4. Korelasi antarvariabel

22
23
24
25

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah kemiskinan masih menjadi persoalan utama di Indonesia. Menurut
data BPS (2014), jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sekitar 28,55 juta
penduduk (11,5%) per September 2013. Angka tersebut bertambah sebanyak
480.000 penduduk dibandingkan Maret 2013. Menurut Puspitawati (2013) tujuan
membentuk keluarga adalah untuk mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan bagi
setiap anggota keluarga, dan melestarikan keturunan dan budaya suku bangsa.
Salah satu upaya keluarga miskin untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga
adalah menjadi tenaga kerja di luar negeri (Puspitawati dan Setioningsih 2011;
Caturiani et al. 2012).
Kepergian ibu yang bekerja keluar negeri sebagai TKW memiliki dampak
positif dan dampak negatif bagi keluarga yang ditinggalkan. Salah satu dampak
positif menjadi TKW adalah meningkatnya kesejahteraan ekonomi keluarga. Hasil
penelitian Setioningsih (2010) menunjukkan bahwa saat istri menjadi TKW ratarata pendapatan per bulan keluarga meningkat tiga kali lipat dan aset keluarga
mengalami kenaikan sebesar 17,3 persen. Dampak negatif dari kepergian ibu
sebagai TKW adalah perubahan struktur keluarga dan fungsi pengasuhan anak.
Struktur keluarga merupakan komponen penting dalam kesejahteraan anak
(Solomon et al. 2013).
Undang-Undang No 4 Tahun 1979 menyatakan bahwa kesejahteraan anak
adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin
pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, secara rohani, jasmani, dan
sosial. Beberapa ahli memiliki pandangan yang berbeda dalam mengelompokkan
dimensi yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan anak. Moore et al. (2008)
mengukur kesejahteraan anak berdasarkan empat domain atau dimensi, yaitu fisik,
psikologis, sosial, dan pendidikan. Dimensi fisik berkaitan dengan kondisi
biologis yaitu kondisi kesehatan dan fisik anak serta kebiasaan hidup sehat.
Dimensi psikologis melihat kondisi mental dan emosional serta kegiatan
keagamaan yang diikuti anak. Dimensi sosial melihat keterlibatan langsung anak
dalam pergaulan di lingkungan rumah dan lingkungan sekolah anak. Dimensi
pendidikan melihat kehadiran anak di sekolah, kemampuan kognitif dan fasilitas
pendidikan yang dimiliki oleh anak. Kesejahteraan anak memerlukan perhatian
khusus, pertama karena masalah kesejahteraan anak tidak hanya berdampak pada
saat sekarang saja, tetapi akan memiliki dampak pada masa depan anak-anak.
Kedua, karena anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling menderita
karena kemiskinan, dan yang ketiga karena masih kurangnya informasi langsung
tentang kehidupan anak-anak (Fernandes et al. 2010).
Tingkat kesejahteraan seorang anak merupakan gambaran dari kualitas
hidupnya (OECD 2009). Menurut Hartoyo (1998) kualitas anak dapat
ditingkatkan dengan melakukan investasi terhadap anak melalui segala usaha,
aktivitas, atau alokasi sumberdaya keluarga. Bryant dan Zick (2006) menyatakan
bahwa investasi anak terdiri dari dua komponen, yaitu nilai uang dan nilai waktu.
Nilai uang merupakan uang yang dikeluarkan untuk memberikan makanan,
pakaian, rumah, transportasi, pendidikan, perawatan, dan kesehatan. Sementara

2

itu, nilai waktu merupakan waktu yang dihabiskan orang tua dalam membesarkan
anak baik melalui perawatan maupun pemeliharaan.
Pollard dan Lee (2003) menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan seorang
anak penting untuk diketahui, dengan menganalisis kekuatan yang dimiliki anak
dapat ditemukan unsur penting dari kesejahteraan anak yang memungkinkan anak
untuk terus berkembang. Di Indonesia, penelitian mengenai kesejahteraan
keluarga dan perilaku investasi pada anak sudah banyak dilakukan, akan tetapi
penelitian dengan melihat kesejahteraan individu anak sebagai salah satu anggota
keluarga dan keterkaitannya dengan perilaku investasi pada anak masih belum
banyak dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka penting dilakukan penelitian
mengenai pengaruh perilaku investasi anak terhadap kesejahteraan anak.

Perumusan Masalah
Kabupaten Indramayu memiliki potensi sumberdaya manusia yang cukup
besar. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu mencapai
1.675.790 jiwa dengan kepadatan penduduk 821 jiwa/km2. Jumlah tersebut
menurun sebesar 63.633 jiwa dibandingkan tahun 2010, hal ini disebabkan oleh
banyaknya arus migrasi penduduk keluar daerah seperti Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) (BAPPEDA 2014). Hingga tahun 2013 jumlah TKI asal Indramayu telah
mencapai 80.015 orang1. Menurut Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) pada tahun 2014, Kabupaten Indramayu
merupakan daerah pengirim TKI (sebagian besar perempuan) terbanyak di Jawa
Barat dan di Indonesia.
Kepergian anggota keluarga sebagai TKI khususnya istri dalam waktu yang
relatif lama akan menyebabkan perubahan struktur keluarga dan fungsi
pengasuhan anak. Hal ini mengakibatkan suami memikul peran ganda dalam
keluarga yaitu pencari nafkah (breadwinner) dan pengasuh anak (care giver),
sehingga terjadi ketidakseimbangan peran di dalam keluarga. Hal tersebut
berpotensi menyebabkan berbagai permasalahan keluarga seperti perceraian.
Selain berdampak pada hubungan suami istri, perpisahan ibu, dan keluarga juga
berdampak kepada kondisi anak. Perpisahan antara ibu dan anak dalam jangka
waktu yang relatif lama berdampak pada kondisi anak (Puspitawati dan
Setioningsih 2011). Hasil penelitian Graham dan Jordan (2011) menunjukkan
bahwa anak dengan orang tua (ayah atau ibu) bekerja sebagai tenaga kerja migran
memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang rendah.
Banyaknya resiko permasalahan yang dihadapi TKW dan keluarganya, tidak
mengurungkan niat istri untuk bekerja sebagai TKW di luar negeri. Motivasi istri
untuk bekerja sebagai TKW adalah agar dapat memberikan kontribusi ekonomi
terhadap pendapatan keluarga, sehingga dapat merubah status sosial ekonomi
keluarga. Mengingat bahwa dengan bekerja di luar negeri dapat memperoleh
penghasilan yang lebih besar daripada di negara asalnya dan tidak membutuhkan
tingkat pendidikan yang tinggi (Nurulfirdausi 2010). Semakin sejahtera keluarga
maka beragam kebutuhan anggota keluarga dapat terpenuhi, baik secara kuantitas
maupun kualitas (Shinta 2008). Hasil penelitian Shanks et al. (2009)
1

Saifullah M. 2013. [diunduh pada 2013 Nov 11 19:06]. Tersedia pada:
http://www.okezone.com.

3

menunjukkan bahwa aset yang dimiliki orang tua berdampak terhadap
kesejahteraan anak dan jumlah waktu yang diluangkan orang tua berdampak
langsung terhadap pendidikan anak. Namun, hasil penelitian Tanziha (2010)
menunjukkan bahwa uang yang dikirimkan oleh TKW ke kampung halamannya
terkadang tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan anak. Berdasarkan latar belakang
masalah yang ada, maka beberapa permasalahan yang akan dilihat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana fasilitas dan alokasi pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan
anak pada keluarga TKW?
2. Bagaimana alokasi waktu pengasuhan ayah pada keluarga TKW?
3. Bagaimana tingkat kesejahteraan anak pada keluarga TKW?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan anak?

Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fasilitas
pendidikan dan kesehatan untuk anak, alokasi pengeluaran pendidikan dan
kesehatan untuk anak, dan alokasi waktu pengasuhan ayah terhadap kesejahteraan
anak. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi fasilitas dan alokasi pengeluaran pendidikan dan kesehatan
anak pada keluarga TKW.
2. Menghitung alokasi waktu pengasuhan ayah pada keluarga TKW.
3. Menganalisis tingkat kesejahteraan anak pada keluarga TKW.
4. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan anak.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah
yang hasilnya dapat dijadikan acuan dan masukan dalam membuat program untuk
meningkatkan kesejahteraan anak, khususnya pada keluarga Tenaga Kerja Wanita
(TKW). Bagi institusi pendidikan, diharapkan dapat memperkaya literatur
khususnya mengenai investasi dan kesejahteraan anak.

KERANGKA PEMIKIRAN
Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang
mengalami perpisahan dengan istri/ibu dalam jangka waktu yang relatif lama.
Kepergian istri/ibu sebagai TKW menyebabkan adanya perubahan fungsi dan
peran di dalam keluarga. Kegagalan transformasi fungsi dan peran dapat
menimbulkan dampak negatif pada keluarga, salah satunya adalah tingkat
kesejahteraan anak.
Upaya keluarga untuk menciptakan anak yang sejahtera salah satunya
adalah melakukan investasi pada anak. Menurut Hartoyo (1998) investasi
terhadap anak merupakan segala usaha, aktivitas atau alokasi sumberdaya
keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak dengan harapan

4

menjadi individu yang produktif pada saat dewasa. Kuantitas dari investasi
terhadap anak dapat dilihat dengan mengukur dua sumber daya, yaitu uang dan
waktu (OECD 1998). Investasi terhadap anak meliputi waktu yang dimiliki orang
tua (parental time) dan pengeluaran yang dilakukan orang tua (parental
expenditure) baik berupa barang ataupun jasa yang digunakan oleh anak.
Pengeluaran dalam bentuk barang dan jasa yang dikonsumsi oleh anak meliputi
perawatan kesehatan, makanan yang sehat, pendidikan, mainan anak, dan lain
sebagainya. Sedangkan investasi waktu orang tua meliputi kegiatan merawat anak
dan menjaga anak diiringi dengan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan anak (Bryant dan Zick 2006).
Kesejahteraan anak merupakan suatu proses interaksi yang dinamis antara
faktor dari luar diri anak (latar belakang sosial ekonomi, keluarga, dan keadaan
lingkungan) dengan karakteristiknya (kepribadian, kemampuan kognitif, dan
sebagainya) untuk memuaskan kebutuhannya dan meningkatkan sumberdaya
psikis, kemampuan, dan interaksi yang positif dengan lingkungan yang lebih luas
(Thompson dan Aked 2009). Hasil penelitian Moore et al. (2008) menunjukkan
bahwa rata-rata anak usia 6-11 tahun memiliki kesejahteraan yang lebih baik
dibandingkan anak usia 12-17 tahun. Selain itu, hasil penelitian Asih (2012)
menunjukkan bahwa interaksi orangtua-anak berpengaruh terhadap tingkat
kesejahteraan anak.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat
pengaruh investasi anak (fasilitas pendidikan dan kesehatan untuk anak, alokasi
pengeluaran pendidikan dan kesehatan untuk anak, dan alokasi waktu pengasuhan
ayah) terhadap kesejahteraan anak (Gambar 1).
Karakteristik
keluarga
TKW :
- Usia orang tua
- Lama
pendidikan
orang tua
- Pekerjaan orang tua
- Besar keluarga
- Pendapatan keluarga
- Pengeluaran keluarga
- Lama ibu bekerja
sebagai TKW

Karakteristik anak :
- Usia anak
- Jenis kelamin
- Urutan kelahiran
- Status pendidikan

Investasi materi :
- Fasilitas
pendidikan dan
kesehatan
- Pengeluaran
pendidikan dan
kesehatan

Investasi nonmateri :
- Alokasi waktu
pengasuhan ayah

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Kesejahteraan anak
setelah ditinggal ibu
menjadi TKW :
- Objektif
- Subjektif

5

METODE
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan disain penelitian cross sectional study. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan menggunakan
kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data. Lokasi penelitian berada di Desa
Kedokanbunder Wetan, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu.
Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara purposif dengan pertimbangan
bahwa di daerah tersebut mayoritas istri bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita
(TKW). Pengambilan data dilakukan selama dua minggu pada bulan April 2014.

Contoh dan Teknik Penarikan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga dengan istri berstatus aktif
sebagai TKW yang memiliki anak usia 12-14 tahun. Responden terdiri dari ayah
dan anak. Penarikan contoh menggunakan metode non-probability sampling
dengan teknik purposif. Hal ini dilakukan karena data mengenai jumlah dan data
keluarga yang sesuai dengan tujuan penelitian tidak tersedia. Sehingga contoh
dipilih berdasarkan status ibu sebagai TKW aktif dan memiliki anak usia remaja
(12-14 tahun) serta bersedia untuk diwawancarai. Jumlah contoh dalam penelitian
ini adalah 60 keluarga.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer. Data primer didapatkan
melalui penggalian informasi dari responden yang dilakukan dengan cara
wawancara secara langsung kepada ayah dan anak. Wawancara kepada ayah
meliputi karakteristik keluarga (usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan
orang tua, besar keluarga, pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga, dan lama
ibu bekerja sebagai TKW), investasi anak materi (fasilitas dan alokasi
pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan anak), dan investasi anak non materi
(alokasi waktu pengasuhan ayah). Wawancara kepada anak meliputi karakteristik
anak (usia anak, jenis kelamin anak, urutan kelahiran, dan status pendidikan), dan
kesejahteraan anak (kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif) seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 1.

6

Tabel 1 Variabel, skala data, keterangan/kategori, dan sumber acuan
No

Variabel

Skala
Data

1

Karakteristik keluarga
- Usia
- Lama pendidikan
- Pekerjaan

Rasio
Rasio
Nominal

-

2

Besar keluarga
Pendapatan
Pengeluaran
Lama bekerja sebagai
TKW
Karakteristik anak
- Usia
- Jenis kelamin
-

3

4

Urutan kelahiran
Status pendidikan

Rasio
Rasio
Rasio
Rasio

Rasio
Nominal
Rasio
Ordinal

Investasi anak
a. Materi
- Fasilitas pendidikan dan
kesehatan
- Pengeluaran pendidikan
dan kesehatan
b. Non Materi
- Alokasi waktu ayah
Kesejahteraan anak
a. Objektif
b. Subjektif

Ordinal

Keterangan/Kategori

Sumber Acuan
Instrumen

Tahun
Tahun
[0] Tidak bekerja; [1] Petani;
[2]PNS/TNI/POLRI/BUMN;
[3] Buruh; [4] Karyawan
swasta; [5] Wiraswasta; [6]
Lainnya
Orang
Rupiah/bulan
Rupiah/bulan
Tahun

Tahun
[1] Laki-laki
[2] Perempuan
Anak ke[0] Tidak sekolah
[1] Sekolah

Rasio

[0] Tidak punya
[1] Punya
Rupiah/bulan

Rasio

Menit/hari

Rasio
Rasio

Indeks
Indeks

Moore et al. (2008)
Microdata Child
Well Being Index

Pengukuran dan Penilaian Variabel Penelitian
Sebelum melakukan pengolahan maka diperlukan cara untuk mengukur dan
menilai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Pengukuran dan
penilaian variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Anak
Kuesioner terdiri dari sepuluh pertanyaan fasilitas pendidikan dan sembilan
pertanyaan fasilitas kesehatan yang dimodifikasi dari Rahmiati (2012). Jawaban
pertanyaan dinyatakan dalam skor, yaitu skor 1 untuk “punya” dan skor 0 untuk
“tidak punya”. Selanjutnya skor masing-masing pertanyaan dijumlahkan dan
diperoleh sub total. Masing-masing sub total ditransformasi ke dalam persentase.
Persentase =

Skor yang dicapai
Skor maksimum

x 100

7

Setelah mendapat persentase, fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan
dikategorikan menjadi tiga kelompok dengan perhitungan interval kelas, yaitu :
100 -0

Interval kelas =
=33,3%
3
Dengan demikian, fasilitas pendidikan dan kesehatan dikategorikan
menjadi:
a. rendah : ≤33,3
b. sedang : 33,4% - 66,7%
c. tinggi : >66,7%
b. Alokasi Pengeluaran Pendidikan dan Kesehatan
Pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan anak dihitung dari biaya
pengeluaran (rupiah) yang dikeluarkan oleh keluarga per bulan. Selanjutnya
alokasi pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan dihitung dari persentase
alokasi yang dikeluarkan keluarga untuk pendidikan dan kesehatan anak dari total
pengeluaran keluarga.
c. Alokasi Waktu Pengasuhan Ayah
Alokasi waktu pengasuhan ayah dihitung dari kebiasaan yang dilakukan
oleh ayah untuk melakukan kegiatan bersama anak. Kegiatan bersama ini biasa
dilakukan setiap hari. Selanjutnya waktu bersama anak tersebut dikonversi ke
dalam menit per hari.
d. Kesejahteraan Anak
Kesejahteraan anak objektif dan kesejahteraan anak subjektif dimodifikasi
dari Moore et al. (2008) yaitu instrumen Microdata Child Well Being Index. Nilai
cronbach alpha masing-masing adalah 0,817 dan 0,903. Kesejahteraan objektif
anak diukur berdasarkan empat dimensi, yaitu dimensi fisik (9 pertanyaan),
dimensi psikologis (6 pertanyaan), dimensi sosial (10 pertanyaan), dan dimensi
pendidikan (7 pertanyaan). Masing-masing pertanyaan disediakan dua jawaban
dengan skor 1 untuk jawaban “ya” dan skor 0 untuk “tidak”. Selanjutnya skor
masing-masing pertanyaan dijumlahkan dan diperoleh sub total. Masing-masing
sub total ditransformasi ke dalam indeks dengan rumus berikut:
Indeks=

Skor yang dicapai-skor terendah
skor tertinggi-skor terendah

x 100

Setelah mendapat indeks setiap dimensi dijumlahkan dan dibagi empat
sehingga menjadi indeks kesejahteraan objektif. Secara keseluruhan,
kesejahteraan objektif dikategorikan menjadi dua kelompok dengan perhitungan
berdasarkan instrumen Microdata Child Well Being Index (Moore et al. 2008),
yaitu sejahtera (nilai indeks ≥75) dan tidak sejahtera (nilai indeks 75)
Min-maks
Rata-rata ± SD

63,3
36,7
33,3–88,8
64,6±16,5

Psikologis
73,3
26,7
0,00–100,0
56,38±23,9

Total

Sosial

Pendidikan

66,7
33,3

90,0
10,0

18,1–100,0
65,6±22,4

14,3–100,0
55,2±23,8

76,7
23,3
26–88,5
60,4±16,9

14

Kesejahteraan Subjektif
Hampir seluruh anak (96,7%) termasuk ke dalam kategori tidak sejahtera,
pada setiap dimensi yang diteliti (Tabel 8). Skor rata-rata kesejahteraan anak
adalah 58,2 dengan skor minimal sebesar 35,0 dan skor maksimal sebesar 90,8
persen. Pada dimensi fisik sebanyak 30,0 persen anak kurang puas dengan
makanan yang tersedia di rumah. Sebanyak 35,0 persen anak merasa kurang puas
dengan bentuk tubuh dan berat badan saat ini. Hal ini dikarenakan mereka ingin
memiliki penampilan fisik yang dinilai baik atau bagus oleh orang lain, khususnya
lawan jenis. Pada dimensi psikologis, lebih dari separuh (66,7%) anak sangat
tidak puas dengan perhatian yang diberikan oleh ibu. Hal ini dikarenakan mereka
hanya melakukan komunikasi melalui telepon dan jarang pula dilakukan. Pada
dimensi sosial, sebanyak 36,7 persen anak merasa kurang puas terhadap
hubungannya dengan ibu, karena mereka menjadi terpisah dalam waktu yang lama
sehingga tidak terjadi interaksi. Pada dimensi pendidikan, satu per empat anak
(25,0%) anak tidak puas dengan bantuan ayah saat kesulitan belajar. Hal ini
disebabkan oleh rendahnya pendidikan ayah, sehingga tidak mampu membantu
anak dalam kegiatan belajar. Sebanyak 33,3 persen anak tidak puas dengan hasil
pengerjaan tugas sekolahnya (Lampiran 3).
Anak yang memiliki skor tertinggi (100,0) pada dimensi fisik termasuk
dalam kategori sejahtera. Dimensi psikologis dan dimensi pendidikan memiliki
persentase terbesar untuk jumlah anak yang tidak sejahtera, yaitu 96,7 persen dan
95,0 persen. Hal tersebut diduga bahwa kehadiran ayah tidak cukup untuk
memberikan kepuasan kepada anak secara psikologis dan pendidikan. Hal ini
dikarenakan peran tersebut seharusnya dipenuhi oleh ibu sebagai pemegang peran
ekspresif dan pengasuh anak.
Tabel 8 Sebaran persentase contoh berdasarkan dimensi kesejahteraan subjektif
Kategori

Dimensi Kesejahteraan (%)

Tidak sejahtera ( ≤75)
Sejahtera (>75)
Min-maks
Rata-rata ± SD

Total

Fisik

Psikologis

Sosial

Pendidikan

80,0
20,0

96,7
3,3

88,3
11,7

95,0
5,0

96,7
3,3

36,7-100,0
65,1±12,8

23,3-83,3
50,7±13,7

33,3-93,3
64,6±11,4

10,0-86,7
52,5±17,6

35,0-90,8
58,2±10,9

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesejahteraan Anak
Kesejahteraan Objektif
Hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai
Adjusted R square untuk kesejahteraan objektif sebesar 0,532. Artinya, sebesar
53,2 persen faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan objektif anak
dapat dijelaskan oleh model dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti. Jenis kelamin dan status pendidikan anak berpengaruh positif signifikan
terhadap kesejahteraan objektif anak. Jenis kelamin anak memiliki koefisien
regresi sebesar 6,601. Artinya, anak perempuan memiliki skor kesejahteraan
objektif lebih tinggi daripada anak laki-laki sebesar 6,601 poin. Selain itu, status
sekolah memiliki koefisien regresi sebesar 15,705. Artinya, anak yang bersekolah

15

memiliki skor kesejahteraan objektif lebih tinggi sebesar 15,705 poin daripada
anak yang tidak sekolah. Hal ini disebabkan salah satu indikator kesejahteraan
anak adalah dimensi pendidikan.
Lama pendidikan ayah memiliki koefisien regresi negatif terhadap
kesejahteraan objektif anak, meskipun tidak signifikan. Hal ini diduga karena
hampir seluruh (90,0%) ayah memiliki pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD).
Pendidikan paling tinggi yang dimiliki oleh ayah adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebanyak satu orang. Sedangkan yang menyelesaikan hingga Sekolah
Menengah Pertama (SMP) hanya 8,3 persen atau 5 orang saja. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, anak yang memiliki orang tua dengan pendidikan SMA dan
SMP termasuk dalam kategori tidak sejahtera. Selain itu, pendapatan yang
diperoleh keluarga lebih banyak dimanfaatkan untuk merubah status sosial
ekonomi keluarga, seperti membeli atau memperbaiki rumah, bahkan beberapa
ayah menggunakannya untuk selingkuh.
Tabel 9 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan objektif anak
Koefisien β
Variabel
Konstanta
Usia ayah (tahun)
Usia anak (tahun)
Lama pendidikan ayah (tahun)
Besar keluarga (orang)
Pendapatan per kapita (Rp0.000/bulan)
Lama ibu bekerja (tahun)
Fasilitas pendidikan dan kesehatan (indeks)
Alokasi pengeluaran pendidikan dan kesehatan
(Rp0.000/bulan)
Alokasi waktu pengasuhan ayah (menit/hari)
Jenis kelamin anak (0=laki-laki;1= perempuan)
Status pendidikan anak (0=tidak sekolah;
1=sekolah)
F
R
Adjusted R square
Sig

Tidak
terstandarisasi
48.986
0,276
-3,190
-0,281
0,937
0,022
-0,500
0,348
0,209
0,064
6,601
15,705

Terstandarisasi

Sig

0,077
-0,147
-0,055
0,038
0,056
-0,031
0,219
0,181

0,144
0,474
0,163
0,601
0,720
0,660
0,750
0,124
0,320

0,098
0,197
0,361

0,356
0,045*
0,025*
7,108
0,620
0,532
0,000**

keterangan: *=p