Pengaruh Kesejahteraan Keluarga terhadap Investasi Anak pada Keluarga Petani

PENGARUH KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP
INVESTASI ANAK PADA KELUARGA PETANI

NURHARTANTI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh
Kesejahteraan Keluarga terhadap Investasi Anak pada Keluarga Petani adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Nurhartanti
NIM I24090050

ABSTRAK
NURHARTANTI. Pengaruh Kesejahteraan Keluarga terhadap Investasi Anak
pada Keluarga Petani. Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.
Investasi anak akan menentukan bagaimana kualitas anak dan kesejahteraan
keluarga dimasa depan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesejahteraan dan
investasi uang dan waktu pada anak di keluarga petani serta melihat faktor-faktor
yang memengaruhinya. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga petani yang
memiliki anak Sekolah Dasar usia 6-12 tahun sebanyak 100 keluarga yang dipilih
secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan objektif keluarga
petani termasuk tidak miskin. Fasilitas pendidikan dan kesehatan anak SD
termasuk kategori sedang. Proporsi pengeluaran pendidikan anak SD 7.14 persen
dan kesehatan anak SD 0.51 persen. Rata-rata dalam sehari waktu pengasuhan ibu
selama 2 jam 3 menit dan ayah selama 1 jam 29 menit. Hasil regresi logistik
menunjukkan semakin besar keluarga akan menurunkan kesejahteraan objektif.
Hasil regresi linear berganda menunjukkan bertambahnya usia anak, semakin

lama pendidikan ibu, semakin banyak nilai aset, dan kesejahteraan objektif akan
meningkatkan pengeluaran untuk investasi uang. Selanjutnya, bertambahnya usia
anak dan kesejahteraan objektif akan mengurangi investasi waktu, tetapi semakin
lama pendidikan ibu akan meningkatkan investasi waktu pada anak.
Kata kunci: investasi uang, investasi waktu, kesejahteraan objektif
ABSTRACT

NURHARTANTI. The Effect Family Welfare toward Child Investment on
Farmer Families. Supervised by ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.
Child investment will determine how the quality of children and family
welfare in the future. This study is aimed to investigation welfare, money
investment, and time investment for children in farmer families and the
influencing factors. The study was performed in 100 randomly selected families,
whose primary school children with age 6-12 years. The results showed that based
on the objective welfare, the farmer families could not be categorized as poor
families. Education and health facilities for primary school children are in the
middle category. Education expending proportion for primary school children
7.14 percent dan health expending 0.51 percent. On average, the mothers and
fathers, respectively, spend 2 hours 3 minutes and 1 hour 29 minutes per day on
children care. Logistic regression results showed that the increase of the family

size would reduce the family welfare. Furthermore, the results of multiple linear
regression revealed that age child increase, long mothers education, price asset
increase, and objective welfare would increase spending for money investment. In
addition, increasing child age and the objective welfare tend to reduce the time
investment. However, we found that longer mothers education will increase the
time investment in children.
Keywords: money investment, objective welfare, time investment

RINGKASAN
NURHARTANTI. Pengaruh Kesejahteraan Keluarga terhadap Investasi Anak
pada Keluarga Petani (kasus Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
Kabupaten Bogor). Dibimbing Oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kesejahteraan keluarga terhadap investasi anak paa keluarga petani. Lebih lanjut
tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi kesejahteraan objektif pada
keluarga petani; 2) Menghitung investasi uang pada keluarga petani; 3)
Mengidentifikasi investasi waktu pada keluarga petani; 4) Menganalisis faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan objektif pada keluarga petani; 5)
Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi uang pada
keluarga petani; 6) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
investasi waktu pada keluarga petani.

Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study dan metode survei
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data utama.
Penelitian dilakukan di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang. Pemilihan
tempat dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa sebagian besar
masyarakat Desa Ciaruteun Ilir bermatapencaharian sebagai petani. Populasi
penelitian ini adalah keluarga petani lengkap yang terdiri dari ayah dan ibu
dengan memiliki anak yang masih berstatus sebagai siswa sekolah dasar (6-12
tahun) di Desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor. Responden dalam penelitian ini
adalah ayah dan ibu yang berjumlah 100 contoh yang berasal dari dua kampung
dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kampung Ciaruteun Ilir dan Kampung
Wangun Jaya yang dipilih dengan teknik simple random sampling.
Data primer diperoleh melalui wawancara terhadap responden dengan alat
bantu kuesioner yang meliputi data karakteristik anak; karakteristik keluarga;
kesejahteraan keluarga objektif; investasi uang (alokasi pengeluaran dan fasilitas
untuk pendidikan dan kesehatan anak) dan investasi waktu (alokasi waktu
pengasuhan ibu dan ayah). Kesejahteraan objektif dengan menggunakan BPS
garis kemiskinan Indonesia Maret 2013, untuk pedesaan sebesar Rp253 273 per
kapita per bulan yang dilihat dari pendapatan keluarga per bulan. Pengeluaran
pendidikan dan kesehatan untuk anak di modifikasi dari Suryawati (2002).
Pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan anak dihitung dari besarnya

pengeluaran (rupiah) yang dikeluarkan oleh keluarga (per bulan). Fasilitas
pendidikan dan kesehatan untuk anak yang di modifikasi dari Simanjuntak (2010)
dan Nurafifah (2012) dengan mengajukan masing-masing pertanyaan sebanyak 16
dan 8 pertanyaan dan disediakan 2 jawaban, yaitu tidak diberi skor 1 dan ya diberi
skor 2. Alokasi waktu pengasuhan ibu dan ayah di ukur dengan dua puluh satu
butir pertanyaan kegiatan pengasuhan setiap harinya (menit/hari) yang
dimodifikasi dari Wahini (2012).
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata usia anak SD adalah 9.79 tahun dan
lebih dari separuh anak SD (53.00%) berjenis kelamin laki-laki. Proporsi terbesar
(45.00%) anak SD merupakan anak bungsu dan proporsi terbesar (27.00%)
tingkat pendidikan anak SD berada di kelas 5 SD. Rata-rata usia ayah adalah
42.54 tahun dan rata-rata usia ibu adalah 37.43 tahun. Rata-rata jumlah anggota
keluarga pada keluarga petani sebanyak 5 orang. Proporsi terbesar (52.00%) besar
keluarga berada dikategori keluarga kecil (≤ 4 orang). Rata-rata lama pendidikan

ibu dan ayah adalah 6 tahun. Pekerjaan utama ayah sebanyak 55.00 persen bekerja
sebagai petani pemilik, 40.00 persen sebagai petani penggarap, dan 5.00 persen
sebagai buruh tani. Lebih dari separuh ayah (57.00%) memiliki pekerjaan
tambahan yaitu buruh bangunan, wirausaha, jasa transportasi, dan peternak.
Sebanyak 70.00 persen ibu memiliki pekerjaan seperti buruh tani, sales perabotan,

guru, dagang, membantu kelahiran, buruh pabrik, dan pembantu rumah tangga.
Rata-rata pendapatan per kapita pada keluarga petani sebesar Rp623 145 per bulan
dan pengeluaran per kapita sebesar Rp473 690 per bulan.
Kesejahteraan objektif berdasarkan BPS garis kemiskinan Indonesia 2013,
sebanyak 20.00 persen keluarga petani berada di kategori miskin dengan
pendapatan per kapita per bulan di bawah Rp253 273 dan sebanyak 80.00 persen
berada di kategori tidak miskin dengan pendapatan per kapita per bulan di atas
Rp253 273. Selanjutnya, ketersediaan fasilitas pendidikan 81.00 persean dan
kesehatan 71.00 persen anak SD termasuk pada kategori sedang. Rata-rata
pengeluaran keluarga petani untuk pendidikan anak SD sebesar Rp146 605 per
bulan dengan proporsi sebesar 7.14 persen dari total pengeluaran keluarga. Ratarata pengeluaran kesehatan anak SD sebesar Rp11 723 per bulan dengan proporsi
sebesar 0.51 persen dari total pengeluaran keluarga. Alokasi waktu pengasuhan
yang dilakukan oleh ibu pada keluarga petani terhadap anak SD rata-rata dalam
sehari menghabiskan waktu selama 2 jam 3 menit. Sedangkan waktu pengasuhan
ayah rata-rata dalam sehari selama 1 jam 29 menit.
Analisis uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat dua variabel
yang berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan keluarga objektif. Dua
variabel tersebut adalah besar keluarga dan pengeluaran keluarga. Keluarga
dengan jumlah anggota keluarga lebih banyak memiliki peluang lebih kecil yaitu
sebesar 0.410 untuk sejahtera. Keluarga dengan pengeluaran yang lebih banyak

memiliki peluang lebih besar yaitu sebesar 1.000 untuk sejahtera.
Hasil uji regresi berganda menunjukkan beberapa faktor yang secara
signifikan memengaruhi fasilitas dan pengeluaran untuk pendidikan dan
kesehatan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan dipengaruhi oleh usia anak, jenis
kelamin, lama pendidikan ibu, aset, dan kesejahteraan objektif. Pengeluaran
pendidikan dan kesehatan dipengaruhi oleh jumlah anak sekolah, aset dan
kesejahteraan objektif.
Hasil uji regresi berganda menunjukkan beberapa faktor yang secara
signifikan memengaruhi alokasi waktu pengasuhan ibu dan ayah. Alokasi waktu
pengasuhan ibu dipengaruhi oleh usia anak, lama pendidikan ibu, dan
kesejahteraan objektif. Alokasi waktu pengasuhan ayah dipengaruhi oleh usia
anak dan lama pendidikan ibu.
Keterbatasan penelitian ini adalah kesejahteraan keluarga yang hanya
dilihat secara objektif dengan membandingkan pendapatan per kapita dengan garis
kemiskinan. Selanjutnya investasi uang dan waktu pada penelitian ini hanya
melihat satu anak sekolah dasar saja. Penelitian ini melihat rata-rata waktu orang
tua untuk mengasuh anak tanpa melihat waktu pengasuhan orang tua saat hari
kerja dan hari libur. Selain itu model hasil uji regresi linier berganda pada alokasi
waktu pengasuhan ibu yang rendah.


PENGARUH KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP
INVESTASI ANAK PADA KELUARGA PETANI

NURHARTANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Pengaruh Kesejahteraan Keluarga terhadap 1nvestasi Anak pacta
Keluarga Petani
Nama

: Nurhartanti
N1M
: 124090050

Disetujui oleh

Dr. Ir. Istiglaliyah Muflikhati, M.Si
Pembimbing

Tanggal Lulus:

0 7 OC T 2013

Judul Skripsi : Pengaruh Kesejahteraan Keluarga terhadap Investasi Anak pada
Keluarga Petani
Nama
: Nurhartanti
NIM
: I24090050


Disetujui oleh

Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillah Wa Syukurillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan penulis pengetahuan dan ketabahan sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kesejahteraan Keluarga
terhadap Investasi Anak pada Keluarga Petani”. Penulis juga bermaksud untuk
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
terus memberikan bimbingan, saran, arahan, dukungan, nasihat, waktu, dan

ilmu pengetahuan dalam penyelesaian tugas akhir.
2. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, MSc selaku dosen pembimbing akademik atas
bantuan dan bimbingannya dalam hal yang berkaitan dengan akademik selama
belajar di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
3. Bapak Isna Pandija dan Ibu Endang Dwi Ningsih sebagai orangtua dan
keempat kakak-kakak tercinta atas dukungan, semangat, dan do’a nya yang
diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian.
4. Sekretaris Desa Ciaruteun Ilir, staf pengajar Sekolah Dasar Ciaruteun Ilir, dan
warga Ciaruteun Ilir atas bantuan, do’a, dan pengetahuan yang diberikan
kepada penulis.
5. Sahabat yang selalu memotivasi, mendukung, dan memberikan dorongan
kepada penulis, Istikhamah, Fitri Apriliana Hakim, Risda Rizkillah, dan Vioci
Vesa Denia.
6. Teman-teman IKK 46, khususnya teman satu bimbingan penelitian: Aila
Nadiya, Rahmi Maidah, Susanti Kartikasari, dan Noor Aspasia atas kerjasama,
kebersamaan, saran, semangat, dan dukungan yang diberikan kepada penulis
7. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan tugas akhir. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya
dengan yang lebih baik. Amin
Bogor, Oktober 2013
Nurhartanti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan

3

Manfaat Penelitian

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

5

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

5

Cara Pemilihan Contoh

5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

6

Pengukuran Variabel

7

Pengolahan dan Analisis Data

7

Definisi Operasional

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

9

Karakteristik Anak dan Karakteristik Keluarga

9

Kesejahteraan Keluarga Objektif

10

Investasi Uang

10

Investasi Waktu

12

Pembahasan

15

SIMPULAN DAN SARAN

18

Simpulan

18

Saran

19

DAFTRA PUSTAKA

19

LAMPIRAN

22

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
1 Variabel, satuan, skala, dan responden
2 Sebaran keluarga petani berdasarkan karakteristik anak dan
karakteristik keluarga
3 Sebaran keluarga petani berdasarkan kesejahteraan objektif
4 Sebaran keluarga petani berdasarkan kategori fasiltas pendidikan dan
kesehatan untuk anak SD
5 Sebaran keluarga berdasarkan alokasi pengeluaran untuk pendidikan
untuk anak SD
6 Sebaran keluarga berdasarkan alokasi pengeluaran kesehatan untuk
anak SD
7 Sebaran keluarga berdasarkan alokasi pengasuhan ibu dan ayah
8 Pengaruh karakteristik keluarga terhadap kesejahteraan objektif
9 Pengaruh karakteristik anak, karakteristik keluarga, dan kesejahteraan
objektif terhadap investasi uang
10 Pengaruh karakteristik anak, karakteristik keluarga, dan kesejahteraan
objektif terhadap investasi waktu

6
10
10
11
11
12
12
13
14
15

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran
2 Kerangka pemilihan contoh

4
5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Sebaran keluarga petani berdasarkan jawaban fasilitas pendidikan dan
kesehatan untuk anak SD
2 Peta Kecamatan Cibungbulang
3 Peta Desa Ciaruteun Ilir
4 Kondisi rumah, sekolah, dan jalan di Desa Ciaruteun Ilir

22
23
23
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sekitar 60 persen atau 120 juta penduduk Indonesia tinggal di pedesaan
dan 70 persen diantaranya hidup dari pertanian, dimana 57.78 persen penduduk
miskin Indonesia bekerja di sektor pertanian. 1 Krisnamurti (2008) mengatakan
kesejahteraan petani yang relatif rendah dapat dikarenakan oleh berbagai faktor
dan keterbatasan, diantaranya sebagian petani miskin tidak memiliki faktor
produksi apapun kecuali tenaga kerjanya; tidak adanya atau terbatasnya akses
terhadap informasi dan teknologi yang lebih baik; infrastruktur produksi (air,
listrik, jalan, telekomunikasi) yang tidak memadai; dan ketidak-mampuan,
kelemahan, atau ketidak-tahuan petani sendiri. Meningkatkan pembangunan
manusia perlu melakukan penanggulangan kemiskinan. Schultz (1981)
menyatakan bahwa faktor yang paling menentukan dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk miskin bukanlah ruang, energi, dan tanah untuk
pertanian, melainkan peningkatan kualitas manusia (human capital) dan kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan. Peningkatan kualitas manusia dapat dilakukan
melalui investasi terhadap anak.
Bryant dan Zick (2006) mengatakan investasi pada anak terdiri dari dua
komponen yaitu nilai uang (seperti makanan, pakaian, rumah, transportasi,
pendidikan, dan perawatan kesehatan) dan nilai waktu (waktu yang dihabiskan
orang tua untuk membesarkan anak baik melalui perawatan atau pemeliharaan).
Investasi dengan menghabiskan waktu dan uang dalam menjaga dan menambah
kesehatan fisik dan mental dapat dilakukan dengan jogging, kunjungan dokter,
pemeriksaan gigi tahunan, dan gizi yang baik. Investasi anak dapat dilakukan
orang tua sejak dini, terutama saat anak memasuki usia sekolah. Menurut Rosso
dan Arlianti (2009) kesehatan dan gizi buruk pada anak usia sekolah dapat
menghambat tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan adalah salah satu
prasyarat untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut
Hartoyo (1998) anak yang berasal dari keluarga miskin kemungkinan mengalami
hambatan perkembangan yang lebih besar dibandingkan dengan anak yang hidup
dari keluarga yang tidak miskin, hal ini karena ketersediaan waktu dan finansial
yang dimiliki terbatas.
Investasi yang ditanamkan orang tua pada anak diwujudkan dalam proses
pengasuhan yang baik, perawatan, pendidikan di sekolah, dan pemenuhan gizi
seimbang yang terdapat dalam menu makanan sehari-hari demi perkembangan
anak yang maksimal (Becker dan Murphy 1995). Menurut Sunarti (2004) kualitas
pengasuhan tidak akan tercapai tanpa curahan waktu yang memadai (kuantitas
pengasuhan). Hasil penelitian Amalia (2012) menunjukkan bahwa semakin
banyak alokasi waktu ibu untuk pendidikan anak maka prestasi belajar anak
cenderung akan semakin baik. Selanjutnya menurut Rahmiati (2012) semakin
tinggi alokasi waktu ibu maka semakin tinggi perkembangan fisik anak. Oleh
karena itu penting untuk melakukan upaya agar keluarga petani dapat terlepas dari
1

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/03/11/179899/Petani-Menipis-diNegeri-Agraris [diunduh 19 april 2012].

2
kemiskinan sehingga dapat meningkatkan investasi pada anak agar dapat
mewujudkan kualitas anak, dimana anak adalah sumber daya manusia yang dapat
meningkatkan pembangunan manusia.
Perumusan Masalah
Tugas orang tua adalah mencukupi kebutuhan dasar anak dan melatihnya
dengan keterampilan hidup yang mendasar, memberikan yang terbaik bagi
kebutuhan material anak, memenuhi kebutuhan emosi dan psikologi anak, dan
menyediakan kesempatan untuk menempuh pendidikan yang terbaik (Lestari
2012). Keluarga yang menjalankan tugas tersebut diharapkan dapat membentuk
sumberdaya manusia yang berkualitas. Pada keluarga petani dipedesaan akan sulit
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia jika kesejahteraan keluarga
petani dipedesaan masih rendah, dimana ekonomi adalah salah satu indikator
kesejahteraan. Keadaan ekonomi keluarga yang rendah dapat menyebabkan
kemiskinan yang akan berdampak terhadap kehidupan keluarga diantaranya
kondisi kesehatan yang buruk, memberikan pendidikan yang kurang layak, dan
putus sekolah. Padahal untuk meningkatkan kulitas sumberdaya manusia, keluarga
perlu melakukan investasi pada anak berupa uang untuk pendidikan dan kesehatan
anak serta waktu pengasuhan pada anak.
Menurut BPS (2012) pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah
akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli
pangan. Pada umumnya penduduk pedesaan mengutamakan pemenuhan
kebutuhan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga dengan pendapatan
rendah dan di daerah pedesaan belum bisa memenuhi kebutuhan akan pendidikan
dan kesehatan anggota keluarganya. Padahal Gerungan (1991) dalam Sulaeman
(2008) menyatakan bahwa keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan anak-anak. Kebutuhan ekonomi keluarga secara materil
yang tercukupi akan mendukung kesempatan anak untuk mendapatkan
kesempatan yang lebih luas dalam hal pendidikan.
Menciptakan sumberdaya manusia yang baik salah satunya dapat
tergantung dari peran pengasuhan yang dilakukan orang tua. Selama ini
pengasuhan cenderung ditugaskan kepada ibu saja, padahal dengan orang tua
melakukan pengasuhan bersama dapat membentuk sumberdaya manusia yang
lebih baik. Selain itu, penduduk di daerah pedesaan umumnya memiliki
pendidikan rendah sehingga kurang memiliki pemahaman untuk meluangkan
waktu pengasuhan. Menurut Lestari (2012) pengasuhan bersama adalah
pelaksanaan tugas pengasuhan yang dipahami dan dilaksanakan sebagai tugas
bersama ayah dan ibu. Wahini (2012) menyatakan pembagian tugas pekerjaan
rumahtangga antara istri dan suami tidak seimbang dan lebih banyak ditunjukkan
oleh istri di pedesaan. Rapoport dan Bourdais (2007) mengatakan bahwa orang tua
yang lebih terdidik menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka.
Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas, dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan utama dalam penelitian ini yaitu : (1) Bagaimana kesejahteraan
objektif pada keluarga petani? (2) Bagaimana investasi uang pada keluarga
petani? (3) Bagaimana investasi waktu pada keluarga petani? (4) Apakah faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan objektif pada keluarga petani? (5)
Apakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi uang pada keluarga

3
petani? (6) Apakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi waktu pada
keluarga petani?
Tujuan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
kesejahteraan objektif terhadap investasi anak pada keluarga petani.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kesejahteraan objektif pada keluarga petani
2. Menghitung investasi uang pada keluarga petani
3. Mengidentifikasi investasi waktu pada keluarga petani
4. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesejahteraan objektif
pada keluarga petani
5. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi uang pada
keluarga petani
6. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi waktu pada
keluarga petani
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk peneliti agar mengasah kepekaan untuk
mencari tahu kebenaran dan memperoleh pengetahuan baru. Bagi institusi,
penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
berguna untuk mengembangkan teori khususnya di bidang keluarga. Selain itu,
penelitian ini juga bermanfaat untuk masyarakat dalam menyajikan informasi
tentang pentingnya mengalokasikan waktu untuk mengasuh anak yang dilakukan
secara bersamaan oleh kedua orang tua serta kesiapan materi untuk ketersediaan
fasilitas kesehatan dan pendidikan anak, sebagai bentuk investasi terhadap anak.
Selanjutnya bagi lembaga non pemerintah atau pemerintah, informasi yang
diperoleh dapat bermanfaat dalam sosialisasi tentang kesejahteraan keluarga dan
investasi anak untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas.

KERANGKA PEMIKIRAN
Keluarga merupakan tempat yang paling penting bagi perkembangan anak
secara fisik, emosi, spiritual, dan sosial. Karena keluarga merupakan sumber bagi
kasih sayang, perlindungan, dan identitas bagi anggotanya. Keluarga menjalankan
fungsi yang penting bagi keberlangsungan masyarakat dari generasi ke generasi
(Lestari 2012). Fungsi keluarga untuk menjaga keberlangsungan suatu generasi
perlu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dengan meningkatkan
kualitas anak. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas anak adalah dengan
investasi anak. Investasi anak yang dilakukan orang tua dapat berupa uang yaitu
alokasi pengeluaran dan fasilitas untuk pendidikan dan kesehatan anak, dan
investasi waktu yaitu alokasi waktu pengasuhan ibu dan ayah pada anak.
Karakteristik keluarga yang dimiliki oleh setiap keluarga berbeda-beda
tergantung dari latar belakang keluarga tersebut. Karakteristik kelurga seperti usia
orang tua, jumlah anak sekolah, besar keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan

4
orang tua, pendapatan keluarga, pengeluaran keluarga, dan aset akan berpengaruh
terhadap tingkat kesejahteraan keluarga objektif. Selain berhubungan dengan
status kesejahteraan keluarga objektif, karakteristik keluarga dan karakteristik
anak seperti usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan tingkat pendidikan juga
berpengaruh terhadap investasi anak, baik uang (alokasi pengeluaran dan fasilitas
khusus anak) dan waktu (alokasi waktu pengasuhan ibu dan ayah). Selain itu
status kesejahteraan keluarga objektif juga memiliki pengaruh terhadap investasi
anak seperti investasi uang (alokasi pengeluaran dan fasilitas khusus anak) dan
investasi waktu (alokasi waktu pengasuhan ibu dan ayah).
Sesuai pemaparan di atas, keterkaitan variabel yang diteliti secara sederhana
dapat digambarkan dalam Gambar 1. Bagan tersebutlah yang menjadi kerangka
pemikiran dari penelitian ini.
Karakteristik anak:
 Usia
 Jenis kelamin
 Urutan kelahiran
 Tingkat
pendidikan

Investasi anak
Uang :
 Fasilitas
pendidikan dan
kesehatan
 Pengeluaran
pendidikan dan
kesehatan

Karakteristik keluarga:
 Usia
 Jumlah anak
sekolah
 Besar keluarga
 Pendidikan
 Pekerjaan
 Pendapatan
 Pengeluaran
 Aset

Kualitas
anak

Waktu :
 Alokasi waktu
pengasuhan ibu
 Alokasi waktu
pengasuhan ayah

Kesejahteraan
Objektif

Ket :

= variabel yang diteliti

= hubungan yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

= hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1 Kerangka pemikiran

5

METODE
Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan topik
kesejahteraan keluarga petani. Disain penelitian ini adalah cross sectional study,
yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu kali waktu. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat bantu pengumpulan data utama. Penelitian dilakukan di Desa
Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang. Pemilihan tempat dilakukan secara
purposive dengan pertimbangan bahwa sebagian besar masyarakat Desa Ciaruteun
Ilir bermatapencaharian sebagai petani. Kegiatan penelitian ini terdiri dari
penyusunan proposal, pengambilan data, analisis data, dan penulisan hasil
penelitian. Waktu yang dibutuhkan adalah tujuh bulan dimulai dari bulan Februari
sampai Agustus 2013.
Cara Pemilihan Contoh
Populasi penelitian ini adalah keluarga petani lengkap yang terdiri dari
ayah dan ibu dengan memiliki anak yang masih berstatus sebagai siswa sekolah
dasar (6-12 tahun) di Desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor. Responden dalam
penelitian ini adalah ayah dan ibu yang berjumlah 100 contoh, yang dihitung
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 9 persen dengan jumlah
populasi Desa Ciaruteun Ilir sebanyak 351. Selanjutnya dari 10 kampung, dipilih
kampung dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kampung Ciaruteun Ilir dan
Kampung Wangun Jaya, untuk menentukan jumlah responden di setiap kampung
menggunakan proposional lalu dipilih secara acak. Secara ringkas teknik
penarikan contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Kabupaten Bogor

Purposive

Kecamatan Cibungbulang

Purposive

Desa Ciaruteun Ilir
N = 351

Kampung Ciaruteun Ilir
N = 81

n = 66

Purposive

Kampung Wangun Jaya
N = 41

n = 34
n = 100
Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh

Purposive

Proposional
Simple Random Sampling

6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data penelitian bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui kuesioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Data
primer diperoleh melalui wawancara terhadap responden dengan alat bantu
kuesioner yang meliputi data karakteristik anak (usia, jenis kelamin, urutan
kelahiran, dan tingkat pendidikan); karakteristik keluarga (usia, jumlah anak
sekolah, besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengeluaran,dan
aset); kesejahteraan keluarga objektif; investasi uang (alokasi pengeluaran dan
fasilitas untuk pendidikan dan kesehatan anak) dan investasi waktu (alokasi waktu
pengasuhan ibu dan ayah). Data sekunder dalam penelitian meliputi jumlah
penduduk di Ciaruteun Ilir dan monografi desa. Rincian variabel, satuan, skala,
dan responden disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Variabel, satuan, skala, dan responden
No
1

2

Variabel
Karakteristik anak
 Usia
 Jenis kelamin
 Urutan kelahiran
 Tingkat pendidikan
Karakteristik keluarga
 Usia
 Jumlah anak sekolah
 Besar keluarga
 Lama pendidikan
 Pekerjaan utama ayah
 Pekerjaan tambahan ayah
 Pekerjaan ibu

3

4

5

 Pendapatan
 Pengeluaran
 Aset
Kesejahteraan Objektif
 Indikator garis
kemiskinan BPS
Investasi anak
a. Uang
 Fasilitas pendidikan
dan kesehatan
 Pengeluaran
pendidikan dan
kesehatan
b. Waktu
 Alokasi waktu
pengasuhan ibu dan
ayah
Data monografi desa

Satuan

Skala

Tahun
[1] Laki-laki
[2] Perempuan
-

Rasio
Nominal

Tahun
Orang
Orang
Tahun
[1] Petani pemilik
[2] Petani penggarap
[3] Buruh tani
[0] Tidak punya
[1] Punya
[0] Tidak bekerja
[1] Bekerja
Rupiah/bulan
Rupiah/bulan
Rupiah

Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Ordinal

[0] Miskin
[1] Tidak miskin

Rasio

[1] Tidak punya
[2] Punya
Rupiah/bulan

Ordinal

Menit

Rasio

Responden
Ibu atau ayah

Rasio
Rasio
Ibu atau ayah

Nominal
Nominal
Rasio
Rasio
Rasio
Ayah atau ibu

Ibu

Rasio

Ibu dan ayah

Data desa

7
Pengukuran Variabel
1. Kesejahteraan keluarga yang dilihat secara objektif dengan menggunakan BPS
garis kemiskinan Indonesia Maret 2013, untuk pedesaan sebesar Rp253 273
per kapita per bulan yang dilihat dari pendapatan keluarga per bulan, sehingga
kesejahteraan keluarga berdasarkan hal ini dikelompokkan menjadi (0) miskin
jika berada di bawah garis kemiskinan dan (1) tidak miskin jika berada di atas
garis kemiskinan.
2. Pengeluaran pendidikan dan kesehatan untuk anak di modifikasi dari
Suryawati (2002). Pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan anak dihitung
dari besarnya pengeluaran (rupiah) yang dikeluarkan oleh keluarga (per
bulan). Selanjutnya alokasi pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan anak
dihitung dari persentase alokasi yang dikeluarkan keluarga untuk pendidikan
dan kesehatan anak dari total pengeluaran keluarga.
3. Fasilitas pendidikan dan kesehatan untuk anak yang di modifikasi dari
Simanjuntak (2010) dan Nurafifah (2012). Fasilitas pendidikan dan kesehatan
anak diukur dengan mengajukan masing-masing pertanyaan sebanyak 16 dan
8 pertanyaan. Setiap butir pertanyaan disediakan 2 jawaban, yaitu tidak diberi
skor 1 dan ya diberi skor 2. Selanjutnya skor masing-masing pertanyaan
dijumlahkan dan diperoleh skor total. Masing-masing skor total
ditransformasikan kedalam bentuk indeks degan rumus sebagai berikut:
Indeks =

x 100

Secara keseluruhan fasilitas pendidikan dan kesehatan dikelompokkan
menjadi tiga kelompok dengan perhitungan interval kelas, yaitu:
Interval Kelas (IK) =

= 33,3%

cut off yang digunakan untuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, yaitu:
a. Rendah
: 0% - 33.3%
b. Sedang
: 33.4% - 66.6%
c. Tinggi
: 66.7% - 100%
4. Alokasi waktu pengasuhan ibu dan ayah di ukur dengan dua puluh satu butir
pertanyaan kegiatan pengasuhan yang dimodifikasi dari Wahini (2012).
Alokasi waktu pengasuhan ibu dan ayah dihitung dari lamanya waktu yang
diluangkan untuk melakukan setiap kegiatan pengasuhan anak setiap harinya
(menit/hari).
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry
data, cleaning data, dan analisis data. Data dianalisis secara deskriptif dan
inferensia. Pemaparan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan
dijelaskan sebagai berikut, yaitu:
1. Analisis deskriptif meliputi: rataan, standar deviasi, nilai minimum dan
maksimum, digunakan untuk menggambarkan karakteristik anak dan
karakteristik keluarga
2. Analisis inferensia meliputi:
a) Uji regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi status kesejahteraan objektif keluarga dengan menggunakan

8
variabel karakteristik keluarga (usia, jumlah anak sekolah, besar keluarga,
pendidikan, pekerjaan, dan aset).
b) Uji regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap investasi anak. Berikut adalah model
persamaan regresi linier sederhana yang digunakan:
 Faktor-faktor yang memengaruhi fasilitas kesehatan dan pendidikan
anak SD
Y1=α+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+ D1+ D2+ D3+
D4+ D5+ D6+ε
 Faktor-faktor yang memengaruhi pengeluaran kesehatan dan
pendidikan anak SD
Y2=α+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ β7X7+ D1+ D2+ D3+
D4+ D5+ D6+ε
 Faktor-faktor yang memengaruhi alokasi waktu pengasuhan ibu
Y3=α+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ D1+ D2+ D3+ D4+ D5+
D6+ε
 Faktor-faktor yang memengaruhi alokasi waktu pengasuhan ayah
Y4=α+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X6+ D1+ D2+ D3+ D4+ D5+
D6+ε
Keterangan:
α = konstanta regresi
β = koefisien regresi
Y1 = fasilitas pendidikan dan kesehatan anak
Y2 = pengeluaran pendidikan dan kesehatan anak
Y3 = alokasi waktu pengasuhan ibu
Y4 = alokasi waktu pengasuhan ayah
X1 = usia anak (tahun)
X2 = usia ayah (tahun)
X3 = jumlah anak sekolah (orang)
X4 = besar keluarga (orang)
X5 = lama pendidikan ayah (tahun)
X6 = lama pendidikan ibu (tahun)
X7 = aset (rupiah)
D1 = jenis kelamin anak (0=laki-laki, 1=perempuan)
D2 = urutan kelahiran (0=anak pertama,1=bukan anak pertama)
D3 = pekerjaan ayah (0=petani non pemilik, 1=petani pemilik)
D4 = pekerjaan ibu (0=tidak bekerja, 1=bekerja)
D5 = pekerjaan tambahan ayah (0=tidak punya, 1=punya)
D6 = status kesejahteraan (0=miskin, 1=tidak miskin)
ε = eror
Definisi Operasional
Kesejahteraan keluarga objektif adalah kesejahteraan keluarga yang dilihat
secara objektif diukur dengan membandingkan jumlah pendapatan yang
diterima keluarga dengan garis kemiskinan BPS yang dinyatakan dalam
miskin dan tidak miskin

9
Investasi uang adalah alokasi berupa uang yang diberikan orang tua kepada anak
melalui fasilitas dan biaya untuk pendidikan dan kesehatan.
Fasilitas pendidikan dan kesehatan adalah ketersediaan alat yang diberikan dan
perilaku yang dilakukan oleh orang tua untuk menunjang pendidikan dan
kesehatan anak.
Pengeluaran pendidikan dan kesehatan adalah biaya rutin yang dikeluarkan
orang tua untuk biaya sekolah anak dan membeli peralatan sekolah serta
untuk kesehatan anak dalam satuan rupiah per bulan.
Investasi waktu adalah alokasi waktu pengasuhan yang diberikan orang tua
terhadap anak saat ini.
Alokasi waktu ibu adalah waktu yang diluangkan ibu yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam hal pengasuhan.
Alokasi waktu ayah adalah waktu yang diluangkan ayah yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam hal pengasuhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Secara
Geografis, luas Desa Ciaruteun Ilir yaitu 3.60 km2 yang berada pada ketinggian
300 m atau lebih dari permukaan laut. Dari segi demografi, jumlah penduduk di
Desa Ciaruteun Ilir sebanyak 10108 jiwa dengan 3104 Kepala Keluarga (KK)
yang terdiri dari 10 Rukun Warga (RW) dan 35 Rukun Tetangga (RT). Desa
Ciaruteun Ilir memiliki 10 Kampung, yaitu Kap. Pabuaran; Kap. Tegal Salam;
Kap. Ciaruteun Ilir; Kap. Munjul; Kap. Tutul; Kap. Muara Jaya; Kap. Wangun
Jaya; Kap. Cikarang; Kap. Padati Mondok; Kap. Bubulak. Terdapat 6 Sekolah
Dasar Di Desa Ciaruteun Ilir.
Karakteristik Anak dan Karakteristik Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 1), rata-rata usia anak SD pada
keluarga petani adalah 9.79 tahun. Lebih dari separuh anak SD (53.00%) berjenis
kelamin laki-laki. Proporsi terbesar (45.00%) anak SD merupakan anak bungsu
dan proporsi terbesar (27.00%) tingkat pendidikan anak SD berada di kelas 5 SD.
Lebih dari separuh usia ayah (56.00%) berada pada kategori usia dewasa madya
(41-60 tahun) dengan rata-rata usia 42.54 tahun. Sebanyak 70.00 persen usia ibu
berada pada kategori usia dewasa awal (18-40 tahun) dengan rata-rata usia 37.43
tahun. Rata-rata jumlah anggota keluarga pada keluarga petani sebanyak 5 orang.
Proporsi terbesar (52.00%) besar keluarga berada dikategori keluarga kecil (≤ 4
orang).
Rata-rata lama pendidikan ibu dan ayah adalah 6 tahun. Pekerjaan utama
ayah sebanyak 55.00 persen bekerja sebagai petani pemilik, 40.00 persen sebagai
petani penggarap, dan 5.00 persen sebagai buruh tani. Lebih dari separuh ayah
(57.00%) memiliki pekerjaan tambahan yaitu buruh bangunan, wirausaha, jasa
transportasi, dan peternak. Sebanyak 70.00 persen ibu memiliki pekerjaan seperti

10
buruh tani, sales perabotan, guru, dagang, membantu kelahiran, buruh pabrik, dan
pembantu rumah tangga. Rata-rata pendapatan per kapita pada keluarga petani
sebesar Rp623 145 per bulan dan pengeluaran per kapita sebesar Rp473 690 per
bulan. Rata-rata pengeluaran pangan pada keluarga petani lebih besar daripada
pengeluaran non pangan yaitu sebesar Rp1 188 624 dan Rp976 264. Proporsi
pengeluaran pangan sebesar 56.00 persen dan non pangan 44.00 persen dari total
pengeluaran keluarga. Nilai aset yang dimiliki oleh keluarga petani rata-rata
sebesar Rp35 986 362.
Tabel 2 Sebaran keluarga petani berdasarkan karakteristik anak dan karakteristik
keluarga
Variabel
Usia anak sd (th)
Usia ibu (th)
Usia ayah (th)
Jumlah anak sekolah
Besar keluarga
Lama pendidikan ibu (th)
Lama pendidikan ayah (th)
Pendapatan per kapita (Rp)
Pengeluaran per kapita (Rp)
Pengeluaran pangan (Rp)
Pengeluaran non pangan (Rp)
Aset (Rp)

Minimum
6
24
28
1
3
0
0
112 667
185 033
592 700
168 050
8 901 833

Maksimum
12
61
63
4
9
16
12
2 314 583
1 117 007
2 395 000
4 024 833
382 651 417

Rataan±SD
9.79±1.653
37.43±7.171
42.54±7.689
1±0.637
5±1.236
5.64±2.46
5.48±2.435
623 145±447 276
473 690±178 959
1 188 624±411 039
976 264±512 447
35 986 362±34 580 000

Kesejahteraan Keluarga Objektif
Kesejahteraan objektif berdasarkan BPS garis kemiskinan Indonesia 2013
dengan melihat pendapatan per kapita per bulan. Garis kemskinan Indonesia
Maret 2013 di perkotaan sebesar Rp289 041 dan di pedesaan sebesar Rp253 273.
Desa Ciaruteun Ilir merupakan daerah pedesaan sehingga menggunakan Garis
kemiskinan pedesaan. Sebanyak 20.00 persen keluarga petani berada di kategori
miskin dengan pendapatan per kapita per bulan di bawah Rp253 273 dan sebanyak
80.00 persen berada di kategori tidak miskin dengan pendapatan per kapita per
bulan di atas Rp253 273 (Tabel 3).
Tabel 3 Sebaran keluarga petani berdasarkan kesejahteraan objektif
Kesejahteraan objektif
N
20
80
100

Kategori
Miskin
Tidak miskin
Total

%
20.00
80 00
100.00

Investasi Uang
Fasilitas pendidikan dan kesehatan untuk anak SD
Berdasarkan hasil penelitian, ketersediaan fasilitas pendidikan 81.00
persen dan kesehatan 71.00 persen anak SD termasuk pada kategori sedang.
Fasilitas pendidikan yang diberikan oleh orang tua pada anak SD antara lain, yaitu
kamar sendiri 13.00 persen, meja belajar 13.00 persen, kalkulator 7.00 persen,
buku pelajaran 72.00 persen, alat transportasi seperti sepeda 42.00 persen,
mengikuti pengajian/TPA 91.00 persen, orang tua mempunyai tabungan

11
pendidikan anak 41.00 persen, kamus bahasa 53.00 persen, buku gambar 98.00
persen, alat gambar 89.00 persen, buku cerita 46.00 persen, dan buku bacaan
mengenai agama 91.00 persen.
Sedangkan untuk fasilitas kesehatan yang diberikan oleh orang tua kepada
anak antara lain, yaitu diberikan vitamin 38.00 persen, disediakan menu makanan
bergizi dan berimbang 76.00 persen, rutin diberikan obat cacing setiap 6 bulan
sekali 27.00 persen, sarapan setiap berangkat sekolah 79.00 persen, tersedia obatobatan 73.00 persen, alat kebersihan lengkap 7.00 persen, dan asuransi kesehatan
seperti jamkesmas 46.00 persen.
Tabel 4 Sebaran keluarga petani berdasarkan kategori fasiltas pendidikan dan
kesehatan untuk anak SD
Kategori
Rendah (0% - 33.3%)
Sedang (33.4% - 66.6%)
Tinggi (66.7% - 100%)
Total

Fasilitas pendidikan
N
%
14
14.00
81
81.00
5
5.00
100
100.00

Fasilitas kesehatan
n
%
7
7.00
71
71.00
22
22.00
100
100.00

Alokasi pengeluaran pendidikan dan kesehatan untuk anak SD
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 5), rata-rata pengeluaran keluarga petani
untuk pendidikan anak SD sebesar Rp146 605 per bulan. Alokasi pengeluaran
untuk pendidikan anak SD memiliki proporsi sebesar 7.14 persen dari total
pengeluaran keluarga. Rata-rata pengeluaran terbesar dalam alokasi pengeluaran
untuk pendidikan anak adalah pengeluaran untuk jajan sekolah anak sebesar Rp99
550 per bulan. Keluarga yang memiliki anak sekolah pada jenjang Sekolah Dasar
(SD) tidak mengeluarkan biaya untuk SPP yang disebabkan adanya program BOS.
Keberadaan Sekolah Dasar yang dekat dengan tempat tinggal membuat keluarga
tidak mengeluarkan biaya untuk transportasi sekolah anak SD. Pada keluarga
petani tidak ada yang memiliki asuransi pendidikan untuk anak SD
Tabel 5 Sebaran keluarga berdasarkan alokasi pengeluaran untuk pendidikan
untuk anak SD
Pengeluaran pendidikan anak SD
(Rp/bulan)
SPP
Transportasi
Alat tulis
Seragam
Sepatu
Tas
Bulanan pengajian/TPA
Buku pelajaran
Buku gambar
Pinsil warna
Tabungan sekolah
Jajan sekolah
Asuransi pendidikan
Total

Minimum
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30 000
0
50 750

Maksimum
0
0
32 000
24 583
25 000
50 000
15 000
12 500
27 000
10 000
85 000
260 000
0
348417

Rataan±SD
0±0
0±0
6 819±5 430
7 002±4 400
5 190±4 183
4 538±5 978
3 375±3 181
1 303±1 635
1 944±3 484
1 073±1 521
15 813±20 649
99 550±39 294
0±0
146 605±50 372

Terlihat pada Tabel 6 rata-rata pengeluaran kesehatan anak SD sebesar
Rp11 723 per bulan. Alokasi pengeluaran untuk kesehatan anak SD memiliki
proporsi sebesar 0.51 persen dari total pengeluaran keluarga. Rata-rata

12
pengeluaran terbesar dalam alokasi pengeluaran untuk kesehatan anak adalah
pengeluaran untuk membeli vitamin sebesar Rp4 341 per bulan. Sebanyak 25
persen anak SD tidak ada pengeluaran untuk alat kebersihan. Hal ini dikarenakan
semua alat kebersihan anak masih gabung dengan orang tua, sehingga tidak ada
biaya yang dikeluarkan khusus untuk alat kebersihan anak. Pada keluarga petani
jaminan kesehatan yang dimiliki adalah jamkesmas sehingga tidak ada
pengeluaran untuk membayar asuransi kesehatan. Rata-rata total untuk
pengeluaran pendidikan dan kesehatan anak SD pada keluarga petani sebesar
Rp158 328 per bulan atau 7.65 persen dari total pengeluaran keluarga.
Tabel 6 Sebaran keluarga berdasarkan alokasi pengeluaran kesehatan untuk anak
SD
Pengeluaran kesehatan anak SD
(Rp/bulan)
Alat kebersihan
Dokter
Obat
Periksa gigi
Vitamin
Asuransi kesehatan
Total

Minimum

Maksimum

0
0
0
0
0
0
0

Rataan±SD

20 000
50 000
8 833
5 000
40 000
0
82 500

2 455±3 854
3 878±11 070
846±1 500
72±520
4 341±8 995
0±0
11 723±16 596

Investasi Waktu
Alokasi Waktu Pengasuhan Ibu dan Ayah
Tabel 7 menunjukkan alokasi waktu pengasuhan yang dilakukan oleh ibu
pada keluarga petani terhadap anak SD rata-rata dalam sehari menghabiskan
waktu selama 2 jam 3 menit. Sedangkan waktu pengasuhan ayah rata-rata dalam
sehari selama 1 jam 29 menit. Waktu pengasuhan ibu paling lama selama 5 jam 30
menit yang digunakan untuk kegiatan menyisir atau menguncir rambut anak,
menemani belajar, mendongengkan cerita, menemani tidur malam, mengobrol
bersama di waktu senggang, bermain bersama, mengajarkan pengetahuan agama
dan keterampilan. Sedangkan untuk waktu pengasuhan ibu yang paling sedikit
hanya selama 4 menit yaitu digunakan untuk kegiatan mengajarkan pengetahuan
agama dan keterampilan. Selanjutnya waktu pengasuhan ayah paling lama selama
6 jam yang digunakan untuk kegiatan menemani belajar, menemani tidur malam,
mengobrol bersama di waktu senggang, mengajarkan pengetahuan agama dan
keterampilan. Selain itu terdapat ayah yang tidak meluangkan waktunya untuk
mengasuh anak.
Tabel 7 Sebaran keluarga berdasarkan alokasi pengasuhan ibu dan ayah
Alokasi waktu pengasuhan
(menit/hari)

Minimum

Maksimum

Rataan±SD

Alokasi waktu ibu

4

330

123±74

Alokasi waktu ayah

0

360

89±69

13
Pengaruh karakteristik keluarga terhadap kesejahteraan objektif keluarga
petani
Pada Tabel 8, analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan keluarga adalah besar keluarga dan
pengeluaran keluarga. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga
dengan jumlah anggota keluarga lebih banyak memiliki peluang lebih kecil yaitu
sebesar 0.410 untuk sejahtera. Keluarga dengan pengeluaran yang lebih banyak
memiliki peluang lebih besar yaitu sebesar 1.000 untuk sejahtera. Hasil penelitian
menunjukkan nilai R2 Nagelkerke sebesar 0.442 yang berarti 44.20 persen
kesejahteraan keluarga dipengaruhi variabel bebas yang diteliti, sisanya 55.80
persen dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak diteliti.
Tabel 8 Pengaruh karakteristik keluarga terhadap kesejahteraan objektif
Variabel bebas
Konstanta
Usia ayah (tahun)
Besar keluarga (orang)
Lama pendidikan ayah (tahun)
Lama pendidikan ibu (tahun)
Pekerjaan ayah (0: bukan pemilik;
1:pemilik)
Pekerjaan ibu (0: tidak bekerja; 1:bekerja)
Pekerjaan tambahan ayah (0: tidak punya;
1: punya)
Aset (Rp)
Pengeluaran total keluarga (Rp)
Chi-square
R2 Nagelkerke
Sig

Kesejahteraan Objektif (0: miskin; 1: tidak miskin)
B
2.180
-.044
-.890
.172
-.071
.197
-1.085
.866
.000
.000

Sig.
.444
.379
.003 **
.242
.645
.780

Exp(B)
8.844
.957
.410
1.188
.931
1.217

.181
.194

.338
2.378

.437
.000 **

1.000
1.000

2.842
.442
.944

ket : *)signifikan pada p