kel 3 Diagnosis Dan Pengobatan Disseminated Intravascular Coagulation

Diagnosis Dan Pengobatan Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC)
KELOMPOK 3:
 SRI ARIANI (14-05)
 LATHIFAH NUR L (14-12)
 DINDA KRISDAYANTI ()
 KHOLIDA HIDAYATI (14-87)
 NIDA UUN V (14-105)
 EKA MARTHA (14-108)
 DEVI PUTWI (14-124)
Koagulasi intravaskular diseminata (DIC) adalah sindrom yang ditandai dengan
aktivasi koagulasi darah sistemik, yang menghasilkan trombin intravaskular dan fibrin,
mengakibatkan trombosisis pada pembuluh darah berukuran kecil sampai sedang dan
akhirnya menyebabkan disfungsi organ dan perdarahan masif (parah). DIC dapat terjadi
sebagai komplikasi infeksi kanker padat, keganasan hematologis, penyakit obstetri, trauma,
aneurisma, penyakit hati, dll.
Koagulasi intravaskular diseminata (DIC) dikategorikan menjadi:
1. Tipe perdarahan
2. Tipe kegagalan organ
3. Tipe perdarahan hebat
4. Tipe non-simtomatik sesuai dengan jumlah vektor untuk hiperkoagulasi dan

hiperfibrinolisis.
Ada 3 kriteria diagnostik menurut
1. Kriteria pertama dan kedua digunakan untuk mendiagnosis DIC tipe perdarahan dan
perdarahan masif
2. Kriteria ketiga mencakup kegagalan organ dan DIC jenis perdarahan masif (hebat)
Kondisi yang mendasari direkomendasikan pengobatan pada 3 tipe DIC, DIC tipe
perdarahan, tipe kegagalan organ dan tipe non-simtomatik
 Transfusi direkomendasikan pada pasien dengan DIC tipe pendarahan dan pendarahan
hebat
 Pengobatan dengan heparin direkomendasikan pada mereka dengan DIC tipe nonsimtomatik.
 Pemberian Inhibitor protease sintetis dan terapi antifibrinolitik direkomendasikan pada
pasien dengan tipe DIC perdarahan dan perdarahan masif
 pemberian protease inhibitor alami direkomendasikan pada pasien dengan DIC tipe
kegagalan organ ( tanda antifibrinolitik)
Patofis
Saat vektor untuk Hiperfibrinolisis hebat dan dominan, gejala utamanya adalah
perdarahan. Jenis ini disebut tipe pendarahan atau hyperfibrinolysis predominance tipe DIC.
Bentuk DIC ini sering terlihat pada pasien dengan Leukemia, seperti leukemia promyelocytic
akut (APL), penyakit obstetri, atau aneurisma aorta.
Ketika vektor untuk hiperkoagulasi hebat dan dominan, gejala yang muncul kegagalan

organ. Jenis ini disebut tipe kegagalan organ, Jenis domomagulasi predominan atau
hipofibrinolisis. Bentuk DIC ini sering ditemukan pada penderita infeksi, terutama sepsis.

Ketika kedua vektor untuk hiperkoagulasi dan hiperfibrinolisis hebat dan kuat,
perdarahan masif (hebat) akan terjadi, diikuti dengan kematian, jika tranfusi darah tidak
cukup. Jenis ini disebut DIC tipe perdarahan masif. Bentuk DIC ini bisa dilihat pada pasien
yang mengalami perdarahan hebat setelahnya operasi besar atau pada masalah obstetri.
Bila kedua vektor lemah, hampir tidak ada gejala klinis, meski tes laboratorium
dilakukan, jenis DIC ini disebut non-simtomatik atau pra-DIC.
Pemeriksaan / diagnosis:
1. Sistem skoring (ISTH)
Ada 4 parameter untuk system skoringnya
1) jumlah platelet
lebih dari 100, skoringnya 0
20-100, skoringnya 1
Kurang dari 50, skoringnya 2
2) protrombin
kurang dr 3 sec/detik, skoringnya 0
lebih dari 3 sampai kurang dari 6, scoring 1
lebih dari 6, skoringnnya 2

3) fibrinogen
lebih dari 1 g/L, skoringnya 0
kurang 1 g/L, skoringnya 1
4) d-dimer
tidak ada peningkatan, skoringnya 0
Interpretasi:
jumlah ≥5 sesuai untuk diagnosa DIC: skor diulang setiap hari
jumlah