Deteksi Normalitas Deteksi Autokorelasi

β Y X elastisitas Y terhadap X ............................................... 3.10

3.4.2 Deteksi Penyimpangan Asumsi Klasik

Dalam melakukan analisis regresi berganda dengan metode OLS, deteksi penyimpangan asumsi klasik harus dilakukan. Deteksi asumsi klasik tersebut antara lain adalah :

3.4.2.1 Deteksi Normalitas

Deteksi normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen mempunya distribusi normal atau tidak, karena dalam model yang baik haruslah memiliki distribusi data yang normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengukuti distribusi normal. Bila asumsi ini tidak terpenuhi maka uji statistik menjadi tidak berlaku Ghozali, 2005. Terdapat beberapa cara untuk menguji residual antara lain Jarque-Bera J- B Test dan metode grafik. Dalam penelitian ini digunakan uji J-B untuk mengetahui baagaimana distribusi residualnya. Jika nilai J-B hitung Chi-Square tabel, maka data terdistribusi normal.

3.4.2.2 Deteksi Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel pengganggu pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel pada periode lain, atau dengan kata lain variabel pengganggu bersifat tidak random. Faktor-faktor yang menyebabkan autokorelasi antara lain adalah kesalahan dalam menentukan model, memasukkan variabel yang penting. Deteksi autokorelasi dilakukan untuk mendeteksi apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara nilai residual periode t dengan periode sebelumnya t-1. Bila terdapat korelasi antar periode maka model terjangkit permasalahan autokorelasi. Auto korelasi mudah timbul pada data time series, karena berdasarkan sifatnya, data sekarang dipengaruhi oleh data sebelumnya Gujarati, 2004. Autokorelasi menyebabkan selang keyakinan dalam estimator OLS semakin lebar. Dalam hal ini uji t dan F tidak lagi menjadi valid dan kurang kuat. Autokorelasi mengakibatkan koefisien regresi yang dihasilkan tidak efisien sehingga tidak dapat dilakukan. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson d Test dari hasil estimasi. Adapun pengambilan keputusan pada d Test adalah sebagai berikut Gujarati, 2004 : Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Uji d Durbin-Watson H Keputusan Jika Tidak terdapat autokorelasi positif Tolak 0 d d L Tidak terdapat autokorelasi positif Tidak dapat disimpulkan d L d d U Tidak terdapat autokorelasi negatif Tolak 4-d L d 4 Tidak terdapat autokorelasi negatif Tidak dapat disimpulkan 4-d U d 4-d L Tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif Tidak menolak d U d 4-d U Sumber : Gujarati, 2004 dimana d U adalah batas atas dan d L adalah batas bawah pada uji d Durbin-Watson. Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari Tabel d pada Gujarati 2004. Kelemahan pada uji d adalah apabila nilai d statistik berada pada daerah yang tidak dapat disimpulkan.

3.4.2.3 Deteksi Heteroskedastisitas