TINJAUAN PUSTAKA
C. Kerangka Berpikir
Skema kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterampilan
Transfer of
Gambar 2.1. Kerangka berpikir
commit to user
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
4. Terdapat hubungan antara keterampilan komunikasi interpersonal dan prestasi belajar mahasiswa, setelah mengontrol pengaruh motivasi belajar semakin baik keterampilan komunikasi interpersonal semakin baik prestasi belajar.
5. Terdapat hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa, setelah mengontrol pengaruh keterampilan komunikasi interpersonal semakin tinggi motivasi belajar maka semakin baik prestasi belajar. Semakin tinggi motivasi belajar, semakin baik prestasi belajar
commit to user
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat di Akademi Keperawatan Karya Bakti Nusantara Magelang. Pelaksanaan penelitian bulan Desember 2013 sd Februari 2014.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan desain analitik observasional dan pendekatan cross sectional.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian adalah mahasiswa pada Akademi Keperawatan Karya Bakti Nusantara Magelang Tingkat I sebanyak 115 mahasiswa.
Populasi sumber (populasi terjangkau) adalah mahasiswa tingkat I Akademi Keperawatan Karya Bakti Nusantara Magelang. Pilihan sampel ini sesuai dengan tujuan penelitian untuk menganalis pengaruh keterampilan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2. Tehnik pengambilan sampel
Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini menyesuaikan dengan analisis yang digunakan yaitu analisis multivariat. Dalam
commit to user commit to user
n = 15 hingga 20 subjek per variabel independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 variabel independen sehingga ukuran sampel yang dibutuhkan adalah 40 subjek penelitian.
Teknik sampling yang digunakan dengan simple random sampling adalah metode mencuplik sampel secara acak di mana masing-masing subjek atau unit dari populasi memiliki peluang sama dan independen untuk terpilih ke dalam sampel (Murti, 2010). Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 mahasiswa Akademi Keperawatan Karya Bakti Nusantara Magelang
D. Variabel Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari keterampilan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar. Variabel dependen adalah prestasi belajar.
E. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
1. Keterampilan Komunikasi Interpersonal
a. Definisi
commit to user
Keterampilan komunikasi interpersonal adalah kemampuan dari proses pertukaran informasi antara dosen dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar
b. Alat Ukur data Alat ukur data komunikasi interpersonal menggunakan kuesioner.
c. Satuan Data Satuan data adalah unit
d. Skala Data Skala data : kontinu. Untuk analisis data, data kontinu dirubah menjadi dikotomi dengan kriteria :
dengan kriteria Tinggi
= jika nilai ≥ mean
Rendah = jika nilai < mean
2. Motivasi Belajar
a. Definisi Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
b. Alat Ukur data Alat ukur data motivasi belajar menggunakan kuesioner.
c. Satuan Data Satuan data adalah unit
d. Skala Data
commit to user
Skala data : kontinu. Untuk analisis data, data kontinu dirubah menjadi dikotomi dengan kriteria : Tinggi
= jika nilai ≥ mean
Rendah = jika nilai < mean
3. Prestasi Belajar
a. Definisi Presasi belajar adalah hasil yang diperoleh mahasiswa setelah melaksanakan kegiatan belajar dalam kaitannya dengan proses pembelajaran diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka rapor.
b. Alat Ukur data Alat ukur data prestasi belajar menggunakan nilai IPK.
c. Satuan Data Satuan data prestasi belajar adalah unit
d. Skala Data Skala data prestasi belajar : kontinu. Untuk analisis data, data kontinu dirubah menjadi dikotomi dengan kriteria : Tinggi
= jika nilai ≥ 2,75
Rendah = jika nilai < 2,75
F. Instrumen Penelitian
1. Komunikasi Interpersonal
Kisi-kisi kuesioner tentang komunikasi interpersonal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
commit to user
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Komunikasi Interpersonal
Indikator
No. Item
2. Motivasi Belajar Kisi-kisi kuesioner tentang motivasi belajar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar
Indikator
No. Item
Jumlah
Minat terhadap ilmu
Orientasi pendidikan
Kualitas dosen
Bobot materi kuliah
Metode perkuliahan
Kondisi dan suasana ruang kuliah
Fasilitas perpustakaan
Angket tentang komunikasi interpersonal dan motivasi belajar disusun menggunakan model skala Likert yang dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban yang bergradasi. Penilaian terhadap pernyataan positif (favourable) dimulai dari yang sangat setuju sampai dengan yang sangat tidak setuju.
commit to user
Tabel 3.4. Skoring Kuesioner
Alternatif Jawaban
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
. Dalam penelitian ini menggunakan sampel uji coba paa 30 responden di luar sampel penelitian. Aspek reliabiitas yang diuji adalah konsistensi internal (internal consistency), yang ditunjukkan oleh korelasi item total (item-total correlation) dan reliabilitas belah paroh (split-half reliability) alpha cronbach. Hasil uji reliabilitas diperoleh bahwa keterampilan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar dengan kuesioner sebanyak 60 item kuesioner. Dari item-item kuesioner tersebut diperoleh 8 item kuesioner dari keterampilan komunikasi interpersonal dengan nilai korelasi item total r < 0,20 dan 8 item kuesioner variabel motivasi belajar sehingga dieliminasi dari kuesioner.
Setelah dilakukan eliminasi terhadap item kueisoner, dilakukan kajian ulang validitas isi. Hasilnya, eliminiasi 2 item kuesioner tersebut tidak mengurangi validitas isi dari masing-masing variabel.Setelah itu dilakukan uji ulang reliabilitas pasca eliminasi item kuesioner. Hasilnya diperoleh korelasi item total > 0,20 untuk masing-masing item kuesioner dan alpha cronbach > 0,60. Jadi kueisoner yang dihasilkan memenuhi syarat minimal konsistensi internal. Mula-mula terdapat 60 item kuesioner
commit to user commit to user
1. Uji Validitas
a. Validitas isi
Validitas isi dari kuesioner dinilai dengan cara memeriksa apakah item-item pertanyaan di dalam kuesioner memang sudah sesuai dengan isi (content) dari masing-masing variabel yang diteliti, khususnya variabel-variabel efikasi diri, dukungan keluarga dan prokrastinasi akademik. Isi masing-masing variabel tersebut dinilai kesesuaiannya dengan definisi variabel sebagai hasil sintesis dari teori-teori yang relevan, yang umumnya digunakan oleh peneliti dalam penelitian serupa sebelumnya dan pakar di bidang penelitian tersebut.
Berdasarkan dari sintesis teori, penggunaan definisi variabel menurut peneliti sebelumnya dan pakar, selanjutnya isi dari masing- masing variabel dijabarkan dalam sejumlah kisi-kisi. Selanjutnya kisi- kisi tersebut dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Sebuah kuesioner memiliki validitas isi yang tinggi jika semua item pertanyaan kuesioner relevan dan meliputi semua aspek isi variabel yang akan diukur.
b. Validitas muka
Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner, dengan memperhatikan tata-bahasa, susunan item-item pertanyaan, sehingga masing-masing item pertanyaan dapat dipahami oleh subjek penelitian dengan benar. Pada prinsipnya untuk memastikan validitas muka,
commit to user commit to user
c. Validitas konstruk
Berdasarkan dari tinjauan sejumlah teori, penelitian ini memastikan bahwa variabel-variabel yang diteliti diukur dengan benar sesuai dengan teori yang relevan (concurrent validity), dan tidak sesuai dengan teori-teori yang tidak relevan (discriminant validity).
d. Validitas kriteria
Validitas kriteria suatu pengukuran sebuah alat ukur dengan membandingkannya secara kuantitatif dengan alat ukur standard emas. Karena dalam penelitian ini tidak ada standard emasnya, maka dibuatkan instrumen baru dengan cara menjadikan sintesis-sintesis dari kajian teori sebagai patokan dalam penuangan dalam pembuatan kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Pengukuran variabel yang konsisten harus menunjukkan 2 aspek reliabilitas: (1) Konsistensi internal dan (2) Stabilitas. Aspek konsistensi internal merujuk kepada korelasi antar item-item pertanyaan yang masing- masing bertujuan untuk mengukur suatu variabel komposit yang sama. Konsistensi internal yang akan diukur secara kuantitatif dalam penelitian
commit to user commit to user
a. Konsistensi Internal
1) Korelasi Item-Total
Dalam penelitian ini akan dinilai korelasi item-total (item- total correlation), yaitu suatu indikator yang menunjukkan kekuatan korelasi antara masing-masing item dan total pengukuran dikurangi dengan item yang bersangkutan. Karena dikurangi dengan item yang bersangkutan, maka korelasi item-total disebut juga korelasi item-sisa (item-rest correlation). Suatu item dapat digunakan dalam alat ukur jika memiliki korelasi item-total ≥ 0.20. Item yang berkorelasi lebih rendah tidak akan digunakan, jika perlu diganti dengan membuat item baru.
2) Reliabilitas Belah-Paroh
Dalam penelitian ini akan dinilai reliabilitas belah-paroh (split-half reliability) yaitu penilaian konsistensi internal (homogenitas) alat ukur dengan cara membagi item-item secara random ke dalam dua bagian alat ukur, lalu mengorelasikan kedua bagian tersebut. Jika alat ukur memiliki konsistensi internal, maka kedua bagian akan berkorelasi tinggi. Reliabilitas Belah-Paroh yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah Alpha () Cronbach.
Alat ukur menunjukkan konsistensi internal jika memiliki alpha Cronbach ≥ 0.60. Makin tinggi alpha Cronbach, makin baik (konsisten) alat ukur. Tetapi ada beberapa keadaan di mana alpha commit to user
Cronbach tinggi tidak menunjukkan alat ukur yang baik. Pertama, nilai alpha Cronbach tergantung dari besarnya korelasi antar item dan jumlah item di dalam alat ukur. Jika jumlah item pertanyaan alat ukur banyak, alpha Cronbach akan meningkat, meskipun tidak berarti alat ukur tersebut baik.
Uji validitas dan reliabilitas yang akan dilakukan pada 30 mahasiswa diluar jumlah sampel penelitian.
b. Stabilitas
Alat ukur yang reliabel menunjukkan konsistensi internal dan stabilitas ketika digunakan untuk mengukur variabel subjek penelitian pada kondisi yang identik. Stabilitas (disebut juga reprodusibilitas) alat ukur yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah stabilitas pengukuran pada dua kesempatan yang dipisahkan oleh interval waktu yang berbeda (test-retest reliability). Stabilitas pengukuran dikatakan cukup jika hasil pengukuran dari dua waktu menghasilkan korelasi Pearson (r) ≥ 0.50.Dengan program statistik seperti SPSS dan Stata dapat dihitung korelasi item-total, alpha Cronbach, dan korelasi Pearson untuk test-retest reliability.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengolahan Data Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:
commit to user commit to user
b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c. Entry data Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lanjut.
d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisis Data
Data kuantitatif diperoleh melalui pengambilan data dengan subjek penelitian menggunakan kuesioner. Jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju untuk masing-masing pernyataan tentang variabel yang diteliti, yaitu keterampilan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar dan prestasi belajar menghasilkan data kontinu kemudian dirubah menjadi dikotomi.
commit to user
Data kategorikal dideskripsikan dalam persen. Selanjutnya jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan sangat setuju dari masing- masing pernyataan diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, 4, Skor jawaban untuk masing-masing pernyataan kemudian dijumlahkan, menghasilkan data kontinu (continous data). Data kontinu dideskripsikan dalam parameter mean dan SD
Setelah terkumpul, data dari masing-masing variabel akan dianalisis dengan bantuan program SPSS secara multivariat menggunakan teknik analisis regresi logistik berganda. Berdasarkan kerangka berpikir dari penelitian ini, akan didapatkan persamaan regresi yang dihasilkan sebagai berikut:
p Ln = ––– = a + b 1 X 1 +b 2 X 2
1-p
Keterangan : P
= probabilitas untuk prestasi belajar tinggi
1-p
= probabilitas untuk prestsai belajar rendah
X 1 = keterampilan komunikasi interpersonal (0 : rendah, 1 : tinggi)
X 2 = motivasi belajar (0 : rendah, 1 : tinggi).
a = konstanta Pengaruh variabel yang diteliti, baik keterampilan komunikasi interpersonal maupun motivasi belajar terhadap prestasi belajar terdapat Odds Ratio (OR) yaitu eksponential dari b, kemaknaan statistik dari Odds Ratio di uji dengan uji Wald. Hasilnya ditunjukkan oleh nilai p.
commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Keterampilan Komunikasi Interpersonal Hasil statistik deskriptif responden tentang variabel keterampilan komunikasi interpersonal dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Deskripsi Data Variabel Keterampilan Komunikasi
Mean Sd
Komunikasi Interpersonal
Tabel 4.1 menunjukkan mean keterampilan komunikasi
interpersonal (56,85), minimal (44,00), maksimal (73,00) dengan standar deviasi (6,62). Distribusi frekuensi keterampilan komunikasi interpesonal dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa komunikasi interpersonal dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 24 orang (60,0). Adapun grafik batang variabel keterampilan komunikasi interpersonal dapat dilihat pada gambar 4.1.
commit to user
Gambar 4.1. Diagram Batang Keterampilan Komunikasi Interpersonal
2. Motivasi Belajar Hasil statistik deskriptif responden tentang variabel motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar
Mean SD
Motivasi belajar
Tabel 4.3 menunjukkan mean motivasi belajar (76,77), minimal (68,00), maksimal (83,00) dengan standar deviasi (3,81). Distribusi frekuensi motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar
Motivasi Belajar
Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa motivasi belajar dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 26 orang (65,0). Adapun grafik batang variabel motivasi belajar dapat dilihat pada gambar 4.2.
commit to user
Gambar 4.2. Diagram Batang Motivasi Belajar
3. Prestasi Belajar Hasil statistik deskriptif responden tentang variabel prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Mean SD
Prestasi belajar
Tabel 4.5 menunjukkan mean prestasi belajar (3,21), minimal (2,65), maksimal (3,84) dengan standar deviasi (0,33). Distribusi frekuensi prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Prestasi Belajar
Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa prestasi belajar dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 26 orang (65,0). Adapun grafik batang variabel prestasi belajar dapat dilihat pada gambar 4.3.
commit to user
Gambar 4.3. Diagram Batang Prestasi Belajar
B. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Bivariat Tabel 4.7 Korelasi bivariat antara keterampilan komunikasi interpersonal
dengan prestasi belajar
Komunikasi
Prestasi belajar
Tabel 4.7 menunjukan terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan prestasi belajar
Mahasiswa yang menyatakan bahwa keterampilan komunikasi interpersonal kerja tinggi dan motivasi belajar tinggi memiliki skor prestasi belajar yang tinggi dan hubungan tersebut secara statistik signifikan (OR=9.00; p=0.008
commit to user
Tabel 4.8 korelasi bivariat antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
Motivasi belajar
Prestasi belajar
Tabel 4.8 tersebut menunjukkan terdapat korelasi positif dan secara signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Mahasiswa yang menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki skor prestasi belajar yang tinggi dan hubungan tersebut secara statistik signifikan (OR =10,71,p =0.009
Gambar 4.4 menguatkan temuan bahwa terdapat korelasi positif antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan prestasi belajar.
Gambar 4.4Hubungan Keterampilan Komunikasi Interpersonal
dengan Prestasi Belajar
commit to user
Gambar 4.5 menguatkan temuan bahwa terdapat korelasi positif antara motivasi belajar dengan kinerja bidan.
Gambar 4.5Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar
2. Analisis Multivariat
Hasil perhitungan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk mengetahui hubungan keterampilan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar dengan prestasi belajardapat dilihat dari tabel 4.9. Tabel 4.9 Analisis regresi logistik ganda
Batas bawah
Batas atas
komunikasi Motivasi belajar
N observasi
-2 log likelihood
26,38 Nagelkerke R 2 45,7
Nilai Odd Ratiovariabel keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 10,03berarti bahwa mahasiswa dengan keterampilan komunikasi interpersonal yang tinggi memiliki kemungkinan untuk mempunyai commit to user Nilai Odd Ratiovariabel keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 10,03berarti bahwa mahasiswa dengan keterampilan komunikasi interpersonal yang tinggi memiliki kemungkinan untuk mempunyai commit to user
Nilai Odd Ratiovariabel motivasi belajar sebesar 11,87berarti bahwa mahasiswa dengan motivasi belajar yang tinggi memiliki kemungkinan untuk mempunyai prestasi belajar yang tinggi 11,87kali lebih besar daripada mahasiswa dengan motivasi belajar rendah. Tabel 4.9 menunjukkan adanya hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar dan secara statistik signifikan (OR = 11,87; CI=95; 1,29 hingga 11,99; p< 0,028).
Nilai NegelkerkeR 2 sebesar 45,7 berarti bahwa kedua variabel bebas (keterampilan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar)
mampu menjelaskan prestasi belajar sebesar 45,7 dan sisanya yaitu sebesar 58,1 dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.
C. Pembahasan
1. Hubungan Keterampilan Komunikasi Interpersonal dengan Prestasi Belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan prestasi belajar. Setiap penambahan 1 poin keterampilan komunikasi interpersonal akan
commit to user commit to user
Hasil penelitian mendukung penelitian terdahulu dari Ernawati dan Tjala (2012) dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara komunikasiinterpersonal antara mahasiswa dan dosen dengan prestasi akademik mahasiswafakultas psikologi Universitas Gunadarma. Joni (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS siswa SMP Negeri 13 Padang dengan nilai sig. 0,001 < α = 0,05 yang membuktikan bahwa hipotesis diterima, (2) terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi interpersonal keluarga terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 13 Padang. Sari dan Chairiyati (2012) menyatakan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan prestasi akademik. Bryan, Weaver, Johnson and Lindo (2013) menyatakan bahwa ada hubungan interpersonal antara siswa dengan dosen terhadap keterampilan berpikir kritis pada tahun pertama dan tidak berlaku untuk siswa pada tahun ke dua dan tahun ketiga. Ada pengaruh hubungan interpersonal antara mahasiswa keperawatan dan dosen dengan hasil belajar siswa.Ismail dan Idris (2009) menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan komunikasi di dalam kelas dengan prestasi akademik mahasiswa.
Nursalam (2008) menyatakan bahwa komunikasi dalam praktik keperawatan profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.
commit to user
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan terutama pembicaraan dengan tatap muka. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk memberikan respon secara langsung.
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Menurut Muhammad (2004) beberapa tujuan dari komunikasi interpersonal antara lain adalah berubah sikap dan tingkah laku dan Berubah Sikap dan Tingkah Laku dan untuk membantu.
Banyak waktu yang dipergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Seseorang boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah.
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Contohnya adalah membantu orang lain dalam interaksi interpersonal sehari-hari, berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya, konsultasi tentang pekerjaan antar perawat, ataupun juga membantu klien dalam penanganan sakitnya.
2. Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Setiap penambahan 1 poin motivasi belajar
commit to user commit to user
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Agustiana (2010) dengan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar.Arini (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan variabel motivasi belajar terhadap prestasi akademik siswa.Awan, Noureen and Naz (2011) hasil penelitiannya menyatakan bahwa motivasi berprestasi prestasi konsep diri secara signifikan berhubungan dengan prestasi akademik.
Sardiman (2007) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, maka motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar secara umum adalah kecenderungan individu untuk melakukan usaha yang aktif guna mencapai keberhasilan yang setinggi-tingginya. sedang motivasi belajar secara khusus adalah kecenderungan individu untuk melakukan usaha dan kegiatan belajar guna meraih keberhasilan setinggi-timgginya dalam prestasi belajar.
Motivasi dalam belajar sangat penting artinya untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar yang diharapkan, sehingga motivasi siswa dalam belajar perlu dibangun. Menurut Nasution (2004) motivasi memiliki tiga fungsi yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang melepas energi. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah
commit to user commit to user
Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang lebih baik dalam beajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa dengan usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, akan dapat melahirkan prestasi yang baik. McClelland dan Atkinson dalam Nasution (2004) mengemukakan bahwa motivasi yang paling penting untuk psikologis pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung untuk berjuang mencapai sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar siswa tersebut.
3. Hubungan keterampilan komunikasi interpersonal dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai NegelkerkeR 2 sebesar 45,7 berarti bahwa kedua variabel bebas (keterampilan komunikasi
interpersonal dan motivasi belajar) mampu menjelaskan prestasi belajar sebesar 45,7 dan sisanya yaitu sebesar 58,1 dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.
Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa adalah perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan,
commit to user commit to user
Djamarah (2006) mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktoryang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor dalam diri siswa dan dari luar diri siswa. Faktor pada pihak siswa, terdiri dari: faktor-faktor psikis intelektual, yang meliputi taraf intelegensi, meliputi motivasi belajar, sikap perasaan, minat, kondisi akibat keadaan sosiokultural atau ekonomi dan faktor-faktor fisik yang meliputi keadaan fisik. Sedangkan faktor dari luar siswa yang terdiri dari: faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah, yang meliputi kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, teacher effectiveness, fasilitas belajar dan pengelompokan siswa, faktor-faktor sosial di sekolah yang meliputi sistem sosial, status sosial dan interaksi guru dan siswa dan faktor situasional, yang meliputi keadaan politik ekonomis, keadaan waktu dan tempat serta musim iklim.
Sardiman (2010) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu : faktor yang berasal dari dalam siswa (internal), faktor internal ini biasanya berupa minat, motivasi, kondisi fisik sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), biasanya berupa : hadiah, gurudosen, keluarga.
Berdasarkan hal tersebut bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kondisi belajar yang mempengaruhi perbuatan belajar
commit to user commit to user
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, ada banyak hal lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dimana dalam penelitian ini hanya dilakukan penelitian dari komunikasi interpersonal dan motivasi belajar, oleh karena itu masih terbuka kesempatan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian ini. Kedua, instrumen penelitian menggunakan kuesioner sehingga hanya membahas tentang metode statistikal dari pengaruh faktor komunkasi interpersonal dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa, sehingga kurang melakukan observasi dan wawancara mendalam terhadap mahasiswa.
commit to user