GULA PASIR
BAB VI. GULA PASIR
erubahan tatanan perekonomian kesehatan pankreas dan tubuh. Gula pasir secara global dewasa ini pada
merupakan karbohidrat sederhana yang akhirnya juga berakibat pada
sulit dicerna dan diubah menjadi energi.
perekonomian Indonesia. Dalam kondisi Untuk mengubah gula pasir menjadi gula yang serba tidak memungkinkan akibat
darah, tubuh hanya memerlukan waktu 3 penurunan produksi di sektor pertanian,
menit. Tetapi untuk mengubah gula darah segala macam kebutuhan pokok terpaksa
menjadi energi yang dapat disimpan dalam harus impor untuk memenuhi kebutuhan
otot, pankreas memerlukan waktu kira-kira dalam negeri. Gula adalah salah satu dari
140 menit. Selain itu, Indeks Lelah sekian banyak produk yang harus dipenuhi
pankreas mencapai nilai +5. Nilai ini permintaannya.
berlaku untuk 1/2 sendok gula atau 1 Gula merupakan salah satu sumber
sendok gula. Dengan demikian, mengolah kalori dalam struktur konsumsi masyarakat
gula pasir menjadi energi merupakan selain bahan pangan. Pentingnya gula bagi
pekerjaan yang sangat melelahkan bagi masyarakat di Indonesia tercermin pada
pankreas. Pankreas yang normal hanya kebijakan pemerintah yang menetapkan
mampu mengubah 1/2 sendok makan gula bahwa gula pasir adalah salah satu dari
pasir menjadi energi setiap hari. Berat 1/2 sembilan bahan pokok kebutuhan rakyat
sendok makan gula pasir kira-kira 5 gram. banyak.
Bila kita mengkonsumsi lebih dari 1/2 membawa
konsekuensi yang cukup sendok gula, maka sisanya akan menjadi kompleks, karena pemerintah harus
gula darah dan lemak tubuh. Akibatnya mengupayakan ketersediaan gula secara
adalah orang menjadi bertambah gemuk, merata serta mudah diperoleh masyarakat
dan lama-kelamaan akan menderita dengan harga yang layak.
Gula pasir
diabetes.
merupakan makanan yang paling sering Namun disisi lain kekurangan gula di digunakan dalam makanan dan minuman
mengharuskan Pemerintah sehari-hari. Kopi dan teh rasanya pasti
pasaran
mencari alternatif lain agar kebutuhan kurang nikmat tanpa gula. Demikian pula
masyarakat terpenuhi. Hal itu dapat pada minuman ringan atau jus, pasti
beberapa pilihan, umumnya menggunakan gula pasir.
ditempuh dengan
misalnya impor dari luar negeri. Alternatif Tetapi
lain yaitu memaksimalkan produksi gula mempunyai dampak yang kurang baik bagi
dalam negeri dengan menambah jumlah
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39
Buletin Konsumsi Pangan
pabrik gula yang ada. Konsekwensinya
6.1. Perkembangan serta Prediksi Konsumsi Gula Pasir dalam
yaitu kebutuhan akan bahan baku utama
Rumah Tangga di Indonesia
(tebu) dan bahan pendukungnya ( chemikal dll) harus tersedia dalam jumlah yang
Konsumsi gula pasir dalam rumah cukup. Bea masuk untuk gula impor di
tangga menurut hasil Susenas secara rinci Indonesia termasuk rendah yaitu berkisar
dapat dilihat pada Tabel 6.1 di bawah ini. 35%. Sementara itu di negara-negara
Periode tahun 2002 – 2012, rata-rata maju yang penghasil gula, mereka
konsumsi gula pasir dalam rumah tangga menerapkan bea masuk gula impor dengan
menurun sebesar 3,32% setiap tahunnya. angka yang cukup tinggi. India misalnya
Penurunan terbesar terjadi di tahun 2006 bahkan menerapkan bea masuk sebesar
dimana konsumsi gula pasir dalam rumah 120%. Dilihat dari jumlah angka bea
tangga turun sekitar 9,57% dari tahun masuk yang besar, secara otomatis negara
sebelumnya. Selanjutnya pada tahun pengekspor akan berpikir dua kali untuk
2007, angka konsumsi gula pasir dalam mengirimkan
rumah tangga mengalami peningkatan ( http://kumpulan-skripsi-ku.blogspot.com/
barang
mereka
dibandingkan tahun 2012/10/analisis-daya-dukung-saluran-
sebesar 7,33%
sebelumnya.
distribusi.html ) .
Tabel 6.1. Perkembangan konsumsi gula pasir dalam rumah tangga di Indonesia tahun 2002-2012 serta prediksi tahun 2013 – 2014
Konsumsi Seminggu Konsumsi Setahun Pertumbuhan Tahun
(ons/kapita/minggu)
(Kg/kapita/tahun)
Sumber : SUSENAS, BPS Keterangan: *) Angka Prediksi Pusdatin
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buletin Konsumsi Pangan
Konsumsi gula pasir dalam rumah tahun 2014 konsumsi perkapita diprediksi tangga pada tahun 2013 dan 2014
akan turun sebesar 1,49% dari tahun 2013 diprediksi mengalami fluktuasi. Tahun 2013
atau menjadi sekitar 1,27 ons/kapita/ konsumsi gula pasir diprediksi sebesar 1,31
minggu yang setara dengan 6,61 ons/kapita/minggu atau setara dengan
kg/kapita/tahun, seperti terlihat pada Tabel 6,71 kg/kapita/tahun atau naik sebesar
6.1 dan Gambar 6.1 .
3,55% dari tahun 2012. Sementara pada
(Kg/kapita/tahun)
Gambar 6.1. Perkembangan konsumsi gula pasir dalam rumah tangga di
Indonesia, 2002 – 2014
6.2. Perkembangan serta Prediksi
Tahun 2009, besarnya impor gula pasir
Penyediaan, Penggunaan dan
tercatat sebesar 1,38 juta ton atau 31,44%
Ketersediaan Gula Pasir di Indonesia
dari total penyediaan. Sementara
penyediaannya tercatat sebesar 4,38 juta Hasil
kajian
penyediaan dan
ton, dari jumlah tersebut sebesar 11 ribu penggunaan gula pasir menunjukkan
ton diolah bukan makanan dan sebesar bahwa tingginya penggunaan gula pasir
4,32 juta ton tersedia untuk dikonsumsi. secara nasional tidak dapat ditutupi oleh
Menurut NBM, sebesar 0,98% dari produksi dalam negeri saja. Kekurangan
penyediaan merupakan gula pasir yang gula pasir untuk penggunaan dalam negeri
tercecer.
ini ditutupi dengan melakukan impor.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41
Buletin Konsumsi Pangan
Tabel 6.2. Penyediaan, penggunaan dan ketersediaan gula pasir tahun 2009 - 2011 serta prediksi tahun 2012 – 2014
Tahun
No. Uraian
2012 *) 2013 **) 2014 **) A. Penyediaan (000 ton)
1 Produksi - Masukan
0 0 0 0 0 0 - Keluaran
1 1 1 1 1 1 4 Perubahan Stock
B. Penggunaan (000 ton) 54 45 37 43 54 55
1 Pakan
- - 2 Bibit
- - 3 Diolah untuk :
- Makanan
- - - Bukan Makanan
11 11 14 14 15 16 4 Tercecer
C. Ketersediaan
Bahan Makanan (000 ton) 4.322 3.429 4.776 2.934 3.917 3.974 Ketersediaan kapita/tahun (Kg)
12,01 15,83 15,86 Sumber : Neraca Bahan Makanan (NBM), BKP Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Prediksi Pusdatin dengan Growth Curve Model
Tahun 2012, penyediaan gula pasir Tahun 2013 dan 2014 penyediaan dalam negeri diprediksi turun menjadi 2,98
diprediksi mengalami juta ton. Hal ini terjadi karena realisasi
gula
pasir
peningkatan. Hal tersebut disebabkan impor tahun 2012 menurun drastis yaitu
karena prediksi penyediaan dalam negeri hanya sekitar 15,08% dari penyediaan atau
akan meningkat, sementara impor pada setara dengan 449 ribu ton. Dari jumlah
tahun 2013 diprediksi sebesar 1,36 juta ini sebesar 14 ribu ton diolah untuk bukan
ton, dan tahun 2014 diprediksi sebesar makanan dan 2,93 juta ton tersedia untuk
1,31 juta ton. Penyediaan gula pasir tahun dikonsumsi. Tahun 2009 s/d 2011,
2013 tercatat sebesar 3,97 juta ton dan penyediaan gula pasir mengalami fluktuasi
tahun 2014 sebesar 4,03 juta ton, secara dengan produksi dalam negeri cenderung
rinci dapat dilihat pada Tabel 6.2. menurun,
sementara volume
impor
mengikuti pola penyediaan.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buletin Konsumsi Pangan
(kg/kapita/tahun)
Gambar 6.2. Perkembangan ketersediaan gula pasir per kapita, tahun 2009 - 2011 serta prediksi tahun 2012 - 2014
Ketersediaan gula pasir untuk (NBM) dengan konsumsi gula pasir rumah konsumsi berdasarkan NBM berfluktuasi
tangga (Susenas) mengalami surplus. dengan kecenderungan meningkat selama
Artinya bahwa ketersediaan yang disiapkan periode 2009 – 2014 (Gambar 6.2).
cukup aman untuk memenuhi kebutuhan Peningkatan yang terjadi pada tahun 2009
konsumsi gula pasir masyarakat Indonesia. dan 2011 terlihat lebih tajam dibandingkan
Surplus tertinggi terjadi pada tahun tahun 2010, dimana pada tahun 2009
mencapai 12,11 ketersediaan gula pasir adalah 18,68
hingga
sementara prediksi kg/kapita dan pada tahun 2011 mencapai
kg/kapita/tahun,
ketersediaan pada tahun 2013 dan 2014 19,49 kg/kapita, namun ketersediaan gula
akan berkisar antara 9,12 kg/kapita/tahun pasir per kapita kembali turun pada tahun
dan 9,25 kg/kapita /tahun. 2012 yaitu hanya 12,01 kg/kapita dan
Besar kemungkinan nilai surplus diprediksi pada tahun 2013 dan 2014 akan
gula pasir diasumsikan untuk kebutuhan berkisar pada angka 15,83 - 15,86 kg/
sektor industri makanan dan minuman kapita/tahun.
serta agrofood industry. Sebagaimana diketahui, gula dibagi menjadi 2 jenis
6.3. Perbandingan Ketersediaan
sesuai peruntukannya, yaitu gula konsumsi
Konsumsi (NBM) dengan Konsumsi Perkapita (Susenas)
rumah tangga ( house hold) dan gula
komoditas Gula Pasir
industri ( sugar industry) untuk industri
makanan dan minuman. Berbagai analisis Dari Tabel 6.3 terlihat perbandingan
menunjukkan bahwa kebutuhan gula antara ketersediaan konsumsi gula pasir
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43
Buletin Konsumsi Pangan
dalam negeri. dengan pertambahan penduduk dan
dalam negeri terus meningkat sejalan
kenaikan
produksi
Kecenderungan ini diperkirakan masih kenaikan
berlangsung karena tingkat konsumsi gula Kebutuhan akan gula melebihi laju
pendapatan
masyarakat.
pasir di Indonesia masih rendah.
Tabel 6.3. Perbandingan konsumsi perkapita rumah tangga (SUSENAS) dengan ketersediaan (NBM) komoditas gula pasir, 2009-2014 Tahun (kg/kapita/tahun)
Uraian
2013*) 2014*) Konsumsi Rumah Tangga, Susenas
6,71 6,61 Ketersediaan, NBM
Sumber : Susenas, BPS dan Neraca Bahan Makanan, BKP Keterangan: *) Angka Prediksi Pusdatin dengan Linier Trend Model
**) Diperkirakan diolah lebih lanjut pada sektor industri dan makanan jadi lainnya
6.4. Penyediaan Gula Pasir di
Periode tahun 2005 – 2009, total
Beberapa Negara di Dunia
penyediaan rata-rata gula pasir di dunia
Menurut data FAO, penyediaan gula mencapai 31,94 juta ton, total penyediaan pasir terbesar di dunia adalah di negara
gula pasir ini cenderung meningkat, kecuali India, Pakistan, Indonesia, Mesir dan
pada tahun 2007 mengalami penurunan Brazil. Lima negara terbesar dalam
hingga mencapai 27,82 juta ton. Kumulatif penyediaan rata-rata gula pasir selama
penyediaan gula pasir ke-11 negara ini periode 2005-2009 tersebut
(termasuk Indonesia) mencapai 92,74% berkisara antara 2,6 – 9,3 juta ton. India
adalah
dari total penyediaan dunia. Secara rinci dan Pakistan merupakan dua negara
persentase kontribusi total penyediaan gula terbesar dalam penyediaan gula pasir
pasir ke-10 negara terbesar di dunia dan dunia yakni sebesar 9,3 juta ton dan 6,3
Indonesi dapat dilihat pada Gambar 6.2. di juta ton. Tiga negara berikutnya adalah
bawah ini.
Indonesia, Mesir dan Brazil masing-masing Rata-rata total penyediaan di atas sebesar 3,9 juta ton, 3,2 juta ton dan 2,6
belum mencerminkan besarnya konsumsi juta ton. Posisi Indonesia berada di posisi
atau ketersediaan per kapita. Hal ini karena ketiga dengan
rata-rata penyediaan besarnya konsumsi atau ketersediaan per mencapai 3,9 juta ton, negara-negara
kapita sangat bergantung pada banyaknya terbesar lainnya memiliki rata-rata penye-
jumlah penduduk dalam negara yang diaan dibawah satu juta ton pertahun.
bersangkutan.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buletin Konsumsi Pangan
Tabel 6.4. Negara dengan penyediaan gula pasir terbesar di dunia, 2005 – 2009
Share Kumulatif No.
Tahun (Ton)
Negara Rata-rata 2005
2.620.000 8,20 79,54 6 Viet Nam
850.119 2,66 88,20 9 Sri Lanka
434.750 1,36 92,74 …… Negara Lainnya
Sumber : Data FAO diolah Pusdatin Keterangan : *) NBM (BKP) **) Data Penyediaan Gula Pasir Dunia: Angka FAO+Data Ketersediaan Indonesia (NBM)
Viet Nam
Nepal
Kenya
Sri Lanka
Kuba
Kamerun
Negara Lainnya
Gambar 6.3. Negara dengan penyediaan gula pasir terbesar di dunia,
rata-rata 2005 - 2009
6.5. Ketersediaan Gula Pasir di
kapita terbesar di dunia yakni mencapai Beberapa Negara di Dunia
43,76 kg/kapita/tahun. Empat Negara
terbesar berikutnya adalah Mesir, Pakistan, Berdasarkan data rata-rata konsumsi
Nepal dan Laos masing-masing antara per kapita FAO selama lima tahun (2005 -
41,74 kg/kapita/tahun hingga 29,66 2009), tercatat bahwa Kuba merupakan
kg/kapita/tahun. Negara-negara berikutnya negara dengan ketersediaan gula pasir per
adalah Sri Lanka, Kamerun, Kenya, Brazil
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45
Buletin Konsumsi Pangan
dan Vietnam dengan ketersediaan gula kg/kapita/tahun, jauh di bawah rata-rata pasir per kapita rata-rata berkisar 25,68
konsumsi gula di Kuba ataupun Kenya kg/kapita
yaitu 43,76 kg/kapita/tahun dan 22,56 Indonesia menduduki urutan ke-9 sebagai
hingga
kg/kapita.
kg/kapita/tahun. Sementara Brazil dan negara dengan penyediaan gula pasir per
dibawah rata-rata kapita terbesar di dunia dengan rata-rata
Vietnam
masih
Indonesia yaitu 13,78 kg/kapita/tahun dan selama tahun 2005 - 2009 sebesar 16,98
kg/kapita/tahun. Rata-rata kg/kapita/tahun. Perkembangan penye-
ketersediaan konsumsi gula pasir dunia diaan gula pasir perkapita di negara-negara
selama tahun 2005-2009 sebesar 11,09 di dunia selama tahun 2005 – 2009 secara
kg/kapita/tahun. Perkembangan rata-rata lengkap disajikan pada Tabel 6.4.
kontribusi ketersediaan gula pasir per Tingkat
kapita negara-negara di dunia tahun 2005- konsumsi gula pasir di Indonesia masih
rata-rata
ketersediaan
2009 secara lengkap disajikan pada Tabel rendah,
6.5 dan Gambar 6.4.
Tabel 6.5. Ketersediaan gula pasir per kapita di beberapa negara di dunia, 2005 – 2009
Rata-rata No
Tahun (kg/kapita/tahun)
1 Kuba 37,00 36,90 40,60 53,50 50,80 43,76 2 Mesir
25,60 28,00 30,80 32,00 31,90 29,66 6 Sri Lanka
10,80 13,30 14,20 15,10 15,50 13,78 10 Viet Nam
10,80 11,90 12,30 11,30 10,80 11,42 ....... Indonesia *)
15,46 13,16 23,62 13,98 18,68 16,98 Negara lain
Dunia
Sumber : Data FAO diolah Pusdatin Keterangan: *) Data NBM, BKP
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Buletin Konsumsi Pangan
Sri Lanka
Viet Nam
Indonesia *)
Negara lain
Gambar 6.4. Perkembangan ketersediaan gula pasir per kapita di beberapa negara di dunia, rata-rata tahun 2005-2009
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 47
Buletin Konsumsi Pangan