HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN
Peneliti menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) jantan sebanyak
34 ekor dari Strain Wistar, berumur kurang lebih 3 bulan dengan berat badan 180 – 200 gram dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I merupakan kelompok kontrol dan kelompok II merupakan kelompok perlakuan masing- masing sebanyak 17 ekor tikus putih. Kedua kelompok diadaptasikan dalam lingkungan tempat penelitian selama satu minggu. Setiap kelompok ditempatkan di kandang berbeda yang mempunyai faktor lingkungan (suhu dan kelembapan) sama agar faktor-faktor luar yang menganggu penelitian dapat dikendalikan seminimal mungkin.
Semua tikus putih ditimbang terlebih dahulu sebelum perlakuan agar peneliti mengetahui rerata berat badan tikus putih. Hasil penimbangan berat badan tikus putih (lampiran S) dianalisis secara statistik sehingga peneliti mendapatkan rerata berat badan tikus putih dan simpangan baku (SB) (tabel 2).
Tabel 2. Rerata Berat Badan Tikus Putih sebelum Perlakuan Kelompok Rerata berat badan sebelum perlakuan
(gram)
I (n=17)
II (n=17)
Perhitungan berat badan semua subjek penelitian dengan uji t independen dan mendapatkan nilai p : 0,224 (p>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa berat badan tikus putih antara kelompok I dan II tidak berbeda secara signifikan (lampiran CC).
Setelah peneliti menimbang berat badan tikus putih, semua subjek penelitian diberikan pakan hiperkolesterolemik 100 g/Kg BB ad libitum, kuning telur itik 7,5 mL/Kg BB per sonde dan larutan PTU 0,1 % ad libitum untuk mendapatkan keadaan hiperkolesterolemia selama 2 minggu. Setelah 2 minggu, peneliti mempuasakan semua subjek penelitian selama 12 jam kemudian peneliti memeriksa kadar kolesterol LDL untuk mendapatkan data kadar kolesterol LDL sebelum perlakuan. Peneliti mengambil sampel darah tikus putih dengan tabung mikrokapiler sebanyak 1 mL melalui vena orbitalis. Pemeriksaan kadar kolesterol LDL sebelum perlakuan sangat penting agar peneliti mengetahui keseragaman kadar kolesterol LDL tikus putih dari kedua kelompok.
Peneliti mengeliminasi data kolesterol LDL sebelum perlakuan antara kedua kelompok dari grafik normalitas data karena terdapat satu subjek penelitian dengan data kolesterol LDL sebelum perlakuan yang bernilai ekstrim antara kedua kelompok (gambar 5). Data tersebut dikeluarkan dari analisis statistik berikutnya sehingga hanya 16 data kolesterol LDL sebelum perlakuan yang diuji t independen
Normal Q-Q Plot of Kontrol Sebelum Perlakuan Normal Q-Q Plot of Jus tomat Sebelum Perlakuan
for Kelompok= Kontrol 2
for Kelompok= Kontrol
Observed Value
Observed Value
Gambar 5. Distribusi Data Kolesterol LDL sebelum Perlakuan pada K I (kiri) dan K II (kanan). Rerata kadar kolesterol LDL kedua kelompok sebelum perlakuan dapat
dilihat pada tabel 3. Tabel 3.Rerata Kadar Kolesterol LDL Kedua Kelompok Tikus Putih
sebelum Perlakuan Kelompok Rerata Kadar Kolesterol LDL sebelum Perlakuan
(mg/dL)
I (n=16)
II (n=16)
Uji t independen mengukur kadar kolesterol LDL tikus putih antara kelompok I dan II sebelum perlakuan. Peneliti mendapatkan nilai p: 0,442 (p>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar kolesterol LDL tikus putih antara kelompok I dan II sebelum perlakuan tidak berbeda secara signifikan (lampiran FF).
Setelah peneliti mendapatkan data kolesterol LDL sebelum perlakuan, maka peneliti memberikan perlakuan kepada semua subjek penelitian.
Kelompok I tetap hiperkolesterolemia dan diberi larutan PTU 0,1% seperti sebelumnya. Kelompok II diberi jus tomat 30 mL/Kg BB per sonde, di samping mendapatkan perlakuan yang sama dengan kelompok I. Perlakuan tersebut dilaksanakan selama 2 minggu. Kemudian peneliti memeriksa kadar kolesterol LDL untuk mendapatkan data kolesterol LDL setelah perlakuan.
Peneliti melakukan eliminasi data kolesterol LDL setelah perlakuan antara kedua kelompok dari grafik normalitas data karena terdapat satu subjek penelitian dengan data kolesterol LDL setelah perlakuan yang bernilai ekstrim antara kedua kelompok sehingga hanya 16 data kolesterol LDL setelah perlakuan yang diuji t independen (gambar 6).
Normal Q-Q Plot of Kontrol Sesudah Perlakuan Normal Q-Q Plot of Jus tomat Sesudah Perlakuan
for Kelompok= Kontrol for Kelompok= Kontrol
Observed Value Observed Value
Gambar 6. Distribusi Data Kolesterol LDL setelah Perlakuan pada K I (kiri) dan K II (kanan).
Tabel 4. Rerata Kadar Kolesterol LDL Tikus Putih setelah Perlakuan pada Kedua Kelompok
Kelompok Rerata Kadar Kolesterol LDL setelah Perlakuan
(mg/dL)
I (n=16)
77,59 ± 29,59
II (n=16)
63,51 ± 12,83
Setelah peneliti mendapatkan rerata kadar kolesterol LDL tikus putih sebelum dan setelah perlakuan antara kedua kelompok, peneliti dapat membandingkan rerata kadar kolesterol LDL sebelum dan setelah perlakuan masing-masing kelompok. Peneliti menggunakan uji t berpasangan terhadap kelompok I (tabel 5) dan mendapatkan nilai p: 0,250 (p>0,05) sehingga peneliti menyimpulkan bahwa rerata kadar kolesterol LDL kelompok I sebelum dan setelah perlakuan tidak berbeda secara signifikan (lampiran DD).
Tabel 5. Rerata Kadar Kolesterol LDL Tikus Putih sebelum dan setelah Perlakuan pada Kelompok I
Rerata Kadar Kolesterol LDL (mg/dL) Kelompok I Sebelumperlakuan Setelah perlakuan
Peneliti menggunakan uji t berpasangan terhadap kelompok II (tabel 6) dan mendapatkan nilai p: 0,000 (p<0,05) sehingga peneliti menyimpulkan bahwa rerata kadar kolesterol LDL sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok II berbeda secara signifikan (lampiran EE).
Tabel 6. Rerata Kadar Kolesterol LDL Tikus Putih sebelum dan setelah
Perlakuan pada Kelompok II Rerata Kadar Kolesterol LDL (mg/dL) Kelompok II
Sebelum perlakuan Setelah perlakuan p
LD L 80 77.59 l sebelum perlakuan
er 75 sesudah perlakuan
st le
k o 70
d a 63.51 65