Kelompok Sosial, Asosiasi dan Institusi dalam Masyarakat

29 3. Makna yang diinterpretasikan individu dapat berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan situasi yang ditemukan dalam interaksi sosial. Dalam hal ini suatu lingkungan sosial yaitu tempat tinggal menunjukkan adanya simbol-simbol tersendiri yang menyebabkan masyarakat yang tinggal diluar lingkungan bisa menginterpretasi melalui simbol-simbol yang ada. Misalnya Kelurahan Bandar Selamat dapat di interpretasi bahwa lingkungan tersebut adalah lingkungan mandailing dengan berbagai simbol identitas masyarakatnya. Identitas yang telah tertanam bagi setiap individu yang tinggal di daerah ini tercermin adanya identitas etnis yang menggambarkan mereka adalah berasal dari etnis Mandailing. Simbol-simbol ataupun identitas dapat berubah dari waktu ke waktu karena hal tersebut merupakan produk proses sosial yang tanamkan melalui sosialisasi. Sehingga perlu adanya strategi untuk mempertahankan identitas etnis yang telah tertanam bagi masyarakat yang tinggal di daerah perantauan. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu membentuk sebuah asosiasi yang berbasis etnis untuk mengekspresikan identitas etnis lewat berbagai media dan simbol-simbol kehidupan budaya. Pengungkapan identitas ini sering dilakukan secara aktif dan sadar seperti memakai pakaian adat, bahasa daerah, marga.

2.2 Kelompok Sosial, Asosiasi dan Institusi dalam Masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama dalam kurun waktu tertentu. Di dalam kehidupan masyarakat membutuhkan orang lain sehingga menimbulkan suatu hal yang disebut interaksi sosial. Kelompok sosial terjadi karena adanya interaksi dan persamaan ciri dalam kelompok itu. Universitas Sumatera Utara 30 Berdasarkan teori dalam masyarakat Gemeinschaft menurut Ferdinand Tonnies adalah sebagai berikut: “ Gemeinschaft merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana antar anggotanya mempunyai hubungan batin murni yang sifatnya alamiah dan kekal. Dasar hubungannya, yaitu rasa cinta dan persatuan batin yang nyata dan or ganis” Narwoko, 2010. Pada penelitian ini terkait Gemeinschaft yaitu Gemeinschaft of place yaitu paguyuban berdasarkan tempat tinggal dan Gemeinschaft by blood yaitu paguyuban berdasarkan ikatan darah atau keturunan contohnya keluarga, kelompok kekerabatan, masyarakat perantauan. Masing-masing kelompok sosial terbentuk ketika masing-masing individu di dalamnya memiliki persamaan karena berada di satu tempat tinggal yang sama ataupun satu keturunan Syamsudi, 2012. Setiap kelompok sosial telah mengembangkan pola-pola interaksi yang baik, sehingga dapat menjamin ketertiban interaksi sesama warga. Permasalahan muncul ketika individu-individu tersebut bertemu dengan individu dari kelompok lain yang mempunyai identitas berbeda dengan dirinya. Kelompok sosial terbentuk karena adanya ciri yang ditentukan oleh kelompok itu sendiri, yang kemudian membentuk pola tersendiri dalam hubungan interaksi sesamanya. Dalam hal ini sebuah kelompok sosial yang dibentuk berdasarkan etnis sehingga membentuk sebuah kelompok etnis Barth, 1969. Kelompok etnis ini dikenal sebagai suatu populasi yang : 1. Secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan 2. Mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya Universitas Sumatera Utara 31 3. Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri 4. Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain. Ditinjau dari segi sosial, kelompok etnis dapat dipandang sebagai suatu tatanan sosial. Dari defenisi kelompok etnis di atas yaitu menentukan ciri khasnya sendiri yang dapat dilihat oleh kelompok lain. “Ciri asal yang bersifat kategoris Categorical ascription adalah ciri khas yang mendasar dan secara umum menentukan seseorang termasuk kelompok etnik mana, dan ini dapat diperkirakan dari latar belakang asal-usulnya. Kelompok-kelompok etnis sebagai tatanan sosial terbentuk bila seseorang menggunakan menggunakan identitas etnis dalam mengkategorikan dirinya dan orang lain untuk tujuan intera ksi” Barth, 1969. Dalam pengkategorian seseorang menggunakan identitas etnis perlu dipertimbangkan perbedaan ciri ataupun tanda dan nilai- nilai dasar yang dimilikinya. Tanda atau gejala yang tampak yaitu bentuk budaya yang bersifat membedakan yang biasanya digunakan untuk menentukan identitas seseorang misalnya pakaian, bahasa, dan gaya hidup secara umum. Nilai-nilai dasar misalnya standar moral yang digunakan untuk menilai perilaku seseorang. Dengan masuknya seseorang ke dalam suatu kelompok etnik, ia akan menjadi seseorang dengan identitas dasar tertentu dan ini berarti ia akan dinilai dan menilai dirinya sendiri berdasarkan standar yang relevan dengan identitas dasar tersebut. Pada dasarnya, kelompok etnik mengacu pada kelompok dengan kesamaan keturunan, sejarah dan identitas budaya seperti kesamaan tradisi, nilai, bahasa, pola perilaku masyarakatnya Wirutomo, 2012. Kelompok etnik bukan semata- mata ditentukan oleh wilayah yang didudukinya, berbagai cara digunakan untuk mempertahankan kelompok dan identitasnya dengan adanya pengukuhan yang Universitas Sumatera Utara 32 terus menerus. Kelompok etnik sebagai suatu populasi yang mempunyai nilai- nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaannya dalam suatu bentuk budaya. Kelompok sosial dalam masyarakat adalah kelompok terkecil yang ada dalam kehidupan masyarakat, sehingga diatas kelompok sosial ataupun tingkat selanjutnya yaitu Asosiasi. Asosiasi merupakan sebuah ikatan ataupun organisasi yang terbentuk atas persekutuan antara dua orang atau lebih yang menunjukkan adanya interaksi ataupun hubungan orang perorangan secara formal dan informal. Dalam hal ini asosiasi yaang terbentuk seperti organisasi sosial yang dibentuk berdasarkan kesamaan tujuan yaitu mempererat silaturahmi dan mempertahankan identitas etnis baik tradisi dan adat istiadat yang sudah ada agar tetap lestari. Sehingga untuk mempertahankan identitas etnisnya mereka membentuk suatu organisasi sosial yang berupa ikatan berdasarkan etnis yang dimiliki, seperti ikatan yang dibentuk oleh masyarakat Mandailing di daerah perantauan yaitu berdasarkan nama marga dan nama kampung halaman ataupun daerah asal. Contoh parsadaan magadolok, persatuan keluarga batubara, Ikatan Kelurga Batahan Sekitar IKKBS, Ikatan Marga Nasution IKANAS. Dalam hal ini pembentukan asosiasi atau organisasi yang berbasis etnis sebagai salah satu strategi untuk mempertahankan identitas etnis yang dijadikan sebagai wadah untuk mengekspresikan identitas etnis. Asosiasi-asosiasi yang telah terbentuk dalam masyarakat baik berdasarkan marga, asal daerah, dan nama kampung halaman terhimpun dalam sebuah institusi. Institusi sebuah lembaga sosial yang terbesar dalam kehidupan masyarakat. Institusi sebagai suatu jaringan prose-proses hubungan antar manusia Universitas Sumatera Utara 33 dan antar kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan- hubugan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan kelompoknya. Dalam penelitian ini institusi yang akan difokuskan yaitu HIKMA Himpunan Keluarga Besar Mandailing yang dibentuk masyarakat Mandailing khususnya masyarakat yang tinggal di perantauan. HIKMA sebagai lembaga sosial masyarakat yang tebesar diantara perkumpulan-perkumpulan masyarakat Mandailing. Sehingga memiliki misi untuk menhimpun semua perkumpulan- perkumpulan Mandailing yang telah terbentuk dalam masyrakat baik berdasarkan marga, asal daerah dan nama kampung halaman menyatu menjadi satu yaitu Himpunan Keluarga Besar Mandailing. Sehingga masyarakat Mandailing tidak terpecah-pecah, namun bersatu dalam sebuah wadah institusi berbasi etnis yaitu HIKMA Himpunan Keluarga Besar Mandailing. Sesuai dengan salah satu tugas HIKMA Himpunan Keluarga Besar Mandailing yaitu menghimpun keluarga besar Mandailing untuk bersatu dalam rangka melestarikan adat budaya serta mengangkat harkat martabat keluarganya yaitu keluarga besar Mandailing.

2.3 Identitas Etnis