BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi dan sosial di daerah perkotaan telah memicu kegiatan pembangunan berupa
penyediaan prasarana dan sarana penunjang kegiatan sosial ekonomi dengan cepat. Kondisi ini serta merta telah mendorong terjadinya perubahan tata guna
lahan secara pesat pula. Namun demikian pembangunan yang dilakukan perlu tetap mempertimbangkan kelestarian dan keserasian lingkungan beserta
keseimbangan pemanfaatan sumberdaya yang ada termasuk daya dukungnya sejak tahap perencanaan, pengelolaan dan pengembangan.
Permasalahan lingkungan yang sering dijumpai di negara kita saat ini adalah terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Selain itu, dibeberapa tempat, terutama di perumahan terjadi pula penurunan permukaan air tanah. Hal ini disebabkan adanya penurunan kemampuan tanah
untuk meresapkan air sebagai akibat adanya perubahan lingkungan yang merupakan dampak dari proses pembangunan yang tidak diikuti oleh upaya-upaya
menyeimbangkan kembali fungsi lingkungan Ahmad Tusi, 2003. Perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini merupakan salah satu dampak
dari pemanasan global
global warming
. Perubahan iklim yang ekstrim sering kali mengakibatkan terjadinya bencana seperti banjir pada musim hujan dan
kekeringan pada musim kemarau. Hal tersebut turut diperparah pula oleh semakin rendahnya kemampuan tanah dalam meresapkan air sebagai akibat dari
Universitas Sumatera Utara
berkurangnya daerah resapan air di permukaan tanah akibat pengembangan perumahan.
Menurut Suripin, pengelolaan limpasan permukaan merupakan prioritas kegiatan utama yang harus dilakukan dalam proses pengembangan suatu kawasan.
Pengelolaan limpasan yang ditujukan untuk meminimalkan tingkat kerugian serta upaya konservasi lingkungan dengan meningkatkan daya guna air termasuk
peningkatan tingkat resapan air merupakan prinsip-prinsip dari sistem drainase berkelanjutan.
Pembangunan perumahan di kota yang padat penduduknya menyebabkan semakin banyak permukaan tanah yang tertutupi oleh lahan perumahan tersebut.
Hal ini mengakibatkan limpasan air hujan meningkat dan pengisian air tanah berkurang. Sumur Respan dan lubang Biopori salah satu solusi untuk
menanggulagi sebuag banjir di dalam perumahan. Sumur resapan adalah sumur yang dibuat sebagai tempat penampungan air hujan berlebih agar memiliki waktu
dan ruang untuk meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Sama halnya juga dengan lubang biopori yang dapat menyerap air di atas permukaan tanah.
Pembangunan sumur resapan dan lubang biopori merupakan cara untuk mereduksi limpasan air hujan yang ada di suatu perumahan tersebut. Dengan
membangun sumur resapan dan lubang biopori, maka sebagian air hujan yang jatuh pada perumahan akan diserap ke dalam tanah dan disalurkan ke sumur
resapan, sedangkan yang berada di atas permukaan tanah akan di serap oleh lubang biopori.
Perumahan Griya Insan Mulia, kecamatan medan sunggal merupakan daerah yang sering tergenang air setelah hujan dan terkena banjir apabila terjadi
Universitas Sumatera Utara
intensitas hujan yang tinggi. Untuk melakukan penelitian pada daerah yang akan ditinjau dilakukan perbandingan yaitu dengan cara membandingkan debit aliran
sebelum adanya sumur resapan dengan lubang biopori dan setelah adanya sumur resapan dengan Lubang biopori.
Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya, mengakibatkan makin berkurangnya daerah resapan air hujan, karena
meningkatnya luas daerah yang ditutupi oleh perumahan dan mengakibatkan waktu berkumpulnya air
time of concentration
jauh lebih pendek, sehingga akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada.
Sistem drainase suatu kawasan perumahan biasanya direncanakan sesuai dengan jumlah volume air permukaan yang berasal dari rumah-rumah per-blok dengan
kondisi rumah yang standar rumah belum dikembangkan. Kondisi ini yang membuat dimensi saluran drainase tidak dapat menampung lagi volume air
permukaan sejalan dengan pengembangan rumah-rumah, yang berakibat terjadinya genangan-genangan air bahkan banjir pada kawasan tersebut dan
sekitarnya. Sistem drainase perkotaan merupakan konsep yang sepatutnya diterapkan
pada proses pengembangan kawasan padat penduduk. Seperti contoh, pada saat pembangunan di sarankan kepada setiap kawasan memiliki sumur resapan atau
lubang biopori, agar setiap kawasan pada penduduk terbebas dari genagan air atau banjir. Limpasan yang terjadi pada musim hujan pada kawasan diupayakan untuk
dapat dikendalikan dan dimanfaatkan kembali seoptimum mungkin termasuk upaya peresapan kembali ke dalam tanah.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah