Menyiapkan Tempat Kerja

F. Menyiapkan Tempat Kerja

Mengatur tempat kerja menjahit dengan tangan berbeda dengan tempat kerja menjahit dengan mesin. Bekerja di sekolah berbeda dengan tempat kerja di sebuah usaha busana, juga berbeda dengan tempat kerja menjahit untuk ibu rumah tangga. Suatu tempat kerja yang diatur teliti dengan mengingat tertib kerja dan rasa Mengatur tempat kerja menjahit dengan tangan berbeda dengan tempat kerja menjahit dengan mesin. Bekerja di sekolah berbeda dengan tempat kerja di sebuah usaha busana, juga berbeda dengan tempat kerja menjahit untuk ibu rumah tangga. Suatu tempat kerja yang diatur teliti dengan mengingat tertib kerja dan rasa

Menjahit dengan tangan adalah segala kegiatan yang pengerjaannya semata- mata dengan tangan, seperti memasang kancing berlubang, kancing jepret, kancing kait dan lain-lain.

Untuk itu di ruang menjahit dengan tangan, sebaiknya disiapkan tempat kerja seasri mungkin, serta alat yang dibutuhkan disusun sesuai dengan tertib kerja sehingga dapat menambah keindahan dan dayaguna praktik menjahit. Dalam kegiatan menjahit dengan tangan bagi siswa di sekolah sebaiknya disiapkan kotak jahitan yang isinya: gunting, jarum tangan, jarum pentul, benang, cincin jari, pendedel, centimeter dan alat-alat yang diperlukan untuk menjahit tangan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan diuraikan masing-masing alat tersebut:

1. Alat Menjahit dengan Tangan

a. Macam-macam gunting dan alat pemotong

Alat potong dalam jahit menjahit ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda-beda pula seperti: gunting kain yaitu gunting yang digunakan untuk menggunting kain, gunting zig zag, gunting rumah kancing, gunting bordir, gunting tiras, gunting listrik, gunting benang jelujur, alat pembuka jahitan atau pendedel.

Gunting kain paling banyak digunakan sedangkan yang lainnya hanya sesuai dengan keperluan, gunting harus tajam, untuk menguji ketajaman gunting dengan cara menggunting perca pada bagian seluruh mata gunting jika bekas guntingan pada perca tidak berbulu berarti gunting itu cukup tajam untuk kain.

Gambar 72 Alat pemotong Gambar 72 Alat pemotong

Untuk proses pembuatan pakaian mulai dari persiapan pola sampai penyelesaian diperlukan beberapa alat ukur, yang penggunaan alat ini berbeda sesuai fungsinya. Ketelitian dalam mengukur sangat memberikan sumbangan untuk memperoleh hasil yang berkualitas. Saat mengukur haruslah diusahakan setepat mungkin.

Pita ukuran dalam perdagangan ada yang terbuat dari plastik, kain, dan kertas, pita ukuran yang terbuat dari kertas mudah robek. Garis- garis dan angka-angka pita ukuran harus dicetak terang pada kedua sisinya, logam yang menjepit ujung pita harus rapi.

Mistar dapat terbuat dari kayu, aluminium dan plastik, alat pengukur panjang rok dapat distel dan alat ini lengkap dengan alat penyemprot, sebelumnya juga dapat dilakukan dengan centi meter (pita ukuran) kemudian ditandai dengan jarum pentul ini sekarang masih banyak dipakai karena masih praktis terutama bagi orang-orang yang sudah terampil.

Gambar 73 Alat-alat ukur

c. Alat pemberi tanda pada bahan

Alat-alat yang digunakan untuk memberi tanda pada bahan adalah rader, karbon jahit, pensil kapur, Rader biasanya digunakan berpasangan dengan karbon jahit, rader ada yang memakai gigi dan ada yang licin. Waktu pemakaian rader rodanya dapat dipergunakan dengan lancar dan Alat-alat yang digunakan untuk memberi tanda pada bahan adalah rader, karbon jahit, pensil kapur, Rader biasanya digunakan berpasangan dengan karbon jahit, rader ada yang memakai gigi dan ada yang licin. Waktu pemakaian rader rodanya dapat dipergunakan dengan lancar dan

Kapur jahit, berbentuk segitiga dengan warna putih, merah, kuning, biru, pensil jahit juga mempunyai isi kapur yang mempunyai warna yang beraneka ragam memilih warna kapur atau pensil kapur yang berbeda dengan warna kain.

Gambar 74 Alat pemberi tanda pada bahan

d. Jarum

Jarum-jarum mempunyai nomor menurut besarnya. Pemilihan nomor jarum harus disesuaikan dengan bahan yang akan dijahit. Pada umumnya syarat macam-macam jarum adalah ujungnya cukup tajam bentuknya ramping dan tidak berkarat. Dalam jahit menjahit perlengkapan menyemat dan jarum terdiri atas jarum jahit mesin jarum tangan, jarum pentul, pengait benang dan tempat penyimpan jarum. Jarum mesin yang baik terbuat dari baja ujung tajam agar bahan yang dijahit tidak rusak. Jarum tangan sama yaitu terbuat dari baja mempunyai tingkatan nomor, jarum tangan yang baik panjang dan ramping. Jarum jahit tangan digunakan untuk menghias menyisip dan menjelujur. Jarum pentul yang baik juga terbuat Jarum-jarum mempunyai nomor menurut besarnya. Pemilihan nomor jarum harus disesuaikan dengan bahan yang akan dijahit. Pada umumnya syarat macam-macam jarum adalah ujungnya cukup tajam bentuknya ramping dan tidak berkarat. Dalam jahit menjahit perlengkapan menyemat dan jarum terdiri atas jarum jahit mesin jarum tangan, jarum pentul, pengait benang dan tempat penyimpan jarum. Jarum mesin yang baik terbuat dari baja ujung tajam agar bahan yang dijahit tidak rusak. Jarum tangan sama yaitu terbuat dari baja mempunyai tingkatan nomor, jarum tangan yang baik panjang dan ramping. Jarum jahit tangan digunakan untuk menghias menyisip dan menjelujur. Jarum pentul yang baik juga terbuat

e. Tempat menyimpan jarum

Tempat menyimpan jarum-jarum digunakan kotak atau bantalan jarum, jarum pentul atau jarum mesin disematkan pada bantalan jarum.

Gambar 75 Tempat menyimpan jarum

2. Perlengkapan Memampat

Perlengkapan memampat atau mempress diperlukan untuk memampat kampuh lengan, kampuh bahu dan kampuh bagian busana lainya. Pekerjaan memampan sangat diperlukan ketika menjahit pakaian agar hasil jahitan lebih rapi. Sebenarnya keberhasilan dalam menjahit sangat tergantung dengan proses kerja waktu menjahit. Perlakuan yang cermat dan hati-hati selama Perlengkapan memampat atau mempress diperlukan untuk memampat kampuh lengan, kampuh bahu dan kampuh bagian busana lainya. Pekerjaan memampan sangat diperlukan ketika menjahit pakaian agar hasil jahitan lebih rapi. Sebenarnya keberhasilan dalam menjahit sangat tergantung dengan proses kerja waktu menjahit. Perlakuan yang cermat dan hati-hati selama

a. Menyiapkan Tempat dan Alat Press (Pressing)

Pressing memberikan pengaruh yang besar pada tampilan hasil pakaian, sehingga akan meningkatkan kwalitas dan harga jual pakaian tersebut. Proses pressing dapat dibagi dua kelompok yaitu:

1) Pengepressan selama pembuatan pakaian yang disebut under pressing.

2) Pengepressan setelah pembuatan busana selesai disebut top pressing. Tujuan dari pressing adalah untuk menghilangkan kerutan atau menghaluskan bekas-bekas lipatan yang tidak diinginkan untuk membuat lipatan-lipatan yang dinginkan. Untuk membentuk mencetak busana sesuai dengan lekuk tubuh, untuk mempersiapkan busana ke proses berikutnya dan untuk memberikan penyelesaian akhir pada busana setelah proses pembuatan.

a) Alat-alat Pressing yang Dibutuhkan

1) Setrika uap.

2) Alas plastik yang dilapisi busa tebal.

3) Mesin leger, yang berfungsi untuk mengepres busana dari paha

ke atas (biasa digunakan di garmen).

4) Mesin topper, yang berfungsi untuk mengepres busana dari paha ke bawah (biasa digunakan di garmen).

5) Sterika press yang dapat distel suhunya dan mempunyai

semprotan airnya.

6) Meja sterika (papan sterika).

7) Papan lengan yang khusus untuk lengan dengan ukuran papan, dimana lengan dapat dimasukkan pada papan lengan.

8) Bantalan press yang berfungsi untuk membantu menekan dan sebagai alas untuk mempress puncak lengan.

9) Mesin press yang umum dipakai perusahaan-perusahaan

garmen (konveksi).

10) Mesin press juga banyak model atau tipenya, dan fungsi

utamanya untuk mempress.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24