Usulan intervensi

3.2. Usulan intervensi

Meskipun kerajinan MEP telah ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan daerah, namun belum disertai dengan aspek perencanaan pengembangan yang menyeluruh (kelangkaan data terkait, grand desain/master plan), sehingga dukungan pengembangannya masih bersifat parsial oleh berbagai institusi dan kinerjanya tidak terpantau dengan baik.

Dalam pertemuan dengan stakeholder Pemkot (Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perhubungan), ASEPHI dan pengelola MCC, terungkap bahwa berbagai upaya telah dilakukan oleh stakeholder terkait selama 5 tahun terakhir. Namun mereka menyadari belum banyak terjadi perubahan dalam kinerja sentra produksi (pendapatan perajin, pengelolaan usaha, dsb). Upaya untuk penguatan rantai nilai yang diinisiasi oleh GIZ (melalui Program RED) sangat diharapkan, begitu pula dengan dukungan dari kementerian terkait, Bappenas, asosiasi dan lembaga terkait.

Usulan-usulan tersebut selanjutnya dibahas pada workshop penyusunan rencana kerja penguatan rantai nilai kerajinan MEP di tingkat provinsi pada tanggal 22 Februari 2012, disepakati kegiatan-kegiatan untuk implementasi kedua strategi diatas. Rincian kegiatan- kegiatan penguatan rantai nilai kerajinan MEP di Kota Mataram disajikan dalam matrik pada halaman sebalik.

Melihat pada keterkaitan antar wilayah cukup luas dalam rantai nilai kerajinan MEP (mulai dari bahan baku hingga pemasaran), maka payung pengembangan rantai nilai kerajinan MEP perlu dikoordinir oleh Pemerintah Provinsi NTB. Sementara untuk aspek-aspek teknis implementasi dan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara lintas instansi (SKPD) di tingkat Pemerintah Kota bersama dengan lembaga dunia usaha (asosiasi), perguruan tinggi dan lembaga terkait lainnya.

Hal lain yang juga sangat penting adalah terkait masalah penggunaan air raksa di dalam penambangan emas informal/ilegal yang sangat berbahaya bagi kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar dan juga menyebabkan ancaman yang serius terhadap lingkungan, maka hal ini secepat mungkin harus menjadi perhatian penting bagi stakeholder lokal dan Program RED.

Tabel 4. Usulan intervensi penguatan rantai nilai kerajinan MEP di Kota Mataram

Area Intervensi Utama

Kegiatan

Outcome

Tahun Pelaksanaan (Rp Jutaan)

PIC/IIC

Sumber Pendanaan

Pusat Provinsi Kab/Kota GIZ Lainnya Indikator

1. Peningkatan

1.1. Pelatihan pengembangan

• Peningkatan jumlah

Kapasitas Pelaku dan

desain bagi para desainer (untuk

1 Stakeholder Rantai dan nilai penjualan penyiapan klinik desain di MCC), produk (10%)

Nilai (capacity

dengan materi mencakup:

• Peningkatan

building) ‐ manajemen desain

produktivitas

‐ pembuatan prototipe produk

perajin (10%)

‐ dengan penerapan desain

15 • Peningkatan

yang inovatif

pendapatan perajin

‐ perencanaan presentasi

dan pengusaha

produk evaluasi

1.2. Workshop penggunaan

• Bertambahnya

teknologi baru dalam proses

1 (T-3)

Jumlah pasar baru

produksi kerajinan MEP.

yang dilayani

‐ pengenalan teknologi

(market share)

produksi baru (CAD for design, casting, dsb.)

‐ Pengenalan energi alternatif

‐ Pengenalan sistem

pengelolaan limbah produksi ( eco efficiency ) uji coba penerapan teknologi produksi baru

1.3. - Pelatihan kewirausahaan

‐ Pembuatan software

1.4. Pelatihan dan pendampingan

pembuatan alat promosi bersama:

‐ Direktori pengusaha, perajin

kerajinan MEP Kota Mataram ‐ Leaflet Kerajinan MEP

(T-4)

1.5. Pendampingan penyiapan

partisipasi pada pameran

dagang dengan konsep inovasi

(T-4)

produk kerajinan MEP Lombok

Area Intervensi Utama

Kegiatan

Outcome

Tahun Pelaksanaan (Rp Jutaan)

PIC/IIC

Sumber Pendanaan

Pusat Provinsi Kab/Kota GIZ Lainnya Indikator

2. Penguatan

• Lembaga Kelembagaan

2.1. Workshop pembentukan

kelompok usaha

(T-3)

Keuangan Mikro

(institutional building) bersama/koperasi

mulai beroperasi

‐ Mempelajari lessons learnt

• Realisasi Bantuan

dari kelompok usaha/koperasi

Modal Usaha

sejenis yang telah berkembang di daerah lain.

‐ Mendiskusikan format kelembagaan dan aktivitas kelompok perajin/koperasi yang telah ada selama ini (hambatan, peluang)

‐ Mendiskusikan format kelembagaandankoperasi yang dibutuhkan

‐ Mengidentifikasipelakuusaha yang memilikikemampuanmenjadip engurus

‐ Menetapkanstrukturkelembag aandanpengurus

3. Penciptaan Iklim

3 • Peningkatan Usaha yang Kondusif

3.1. Studi banding untuk membantu

Jumlah Omzet (enabling business

stakeholders dalam

memahami:

Penjualan dan

environment) ‐ Potensi pasar kerajinan MEP

Produksi (10%)

‐ Pengembangan pasar dan tren

‐ Kerjasama dunia usaha dan komunitas pelaku usaha dalam pemasaran bersama

‐ Pengembangan kampung wisata kerajinan ‐ Peraturan dan kebijakan yang mendukung dunia usaha (termasuk pelayanan perijinan)

‐ Kerjasama antar daerah

3.2. Pendampingan penyusunan 3

atau review peraturan yang menghambat dan mendukung usaha kerajinan MEP

3.3. Pembenahan pelayanan OSS (Kantor Pelayanan Perijinan

Sedang Difasilitasi GIZ

Terpadu)

Area Intervensi Utama

Kegiatan

Outcome

Tahun Pelaksanaan (Rp Jutaan)

PIC/IIC

Sumber Pendanaan

Pusat Provinsi Kab/Kota GIZ Lainnya Indikator

3.4. Temu usaha akses permodalan

dengan perbankan, BUMN

(PKBL), perusahaan (CSR)

(T-4)

‐ Informasi skim pembiayaan/bantuan ‐ Mekanisme pengajuan bantuan pendanaan

3.5. Pengadaan informasi pasar

untuk kerajinan MEP (perhiasan

mutiara, emas dan perak)

(T-3)

‐ Pembuatan website

• Jumlah Prasarana Pendukung Kunjungan Prasarana berupa : meningkat 10% MEP

4. Sarana dan

4.1 Pembangunan Sarana dan

‐ Showroom sentra kerajinan

MEP Kamasan

(T-3,4)

‐ Pembangunan Gapura sentra

kerajinan MEP Sekarbela 183,8

‐ Penataan (T-3,4) Perparkiran

‐ Peningkatan sarana akses jalan di sentra MEP Sekarbela ‐ Fasilitasi penambahan daya listrik ‐ Infrastruktur penunjuk arah sentra kerajinan

5. Peningkatan kualitas

5.1 Workshop Standarisasi dan

1 25 Bappeda

dan kuantitas Produk

sertifikasi mutu produk

(T-4)

dan

- Pemetaan peserta workshop

Perindag

- Standar dan Regulasi yang berlaku 5.2 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Segitiga Wisata.

Keterangan untuk * Outcome :

1. Product Development ( Pengembangan Produk)

2. Access to New Markets ( Akses Pasar)

3. Improves business enabling envirotment ( Iklim Usaha yg Kondusif)