Pelaku Dalam Rantai Nilai
3.2. Pelaku Dalam Rantai Nilai
Dari hasil interview dan observasi lapangan ditemukenali para pelaku utama dalam rantai nilai kerajinan MEP di Kota Mataram sebagai berikut:
3.2.1. Produsen
Penyedia bahan baku Sebagian besar penyedia bahan baku kerajinan MEP berasal dari luar sentra produksi (baik
Sekarbela maupun Kamasan). Sumber bahan baku mutiara adalah dari para petani mutiara yang terdapat di Lombok dan Sumbawa, sementara emas dan perak berasal dari PT Antam.
Para perajin sebagian besar mendapat pasokan emas dari para pemilik toko atau pembeli yang meminta jasa perajin untuk membuat perhiasan. Perajin hanya menyediakan bahan pembantu untuk proses pembentukan hingga perakitan seperti bensin, sendawa, tawas, borak turki dan pijar. Emas juga didapatkan dari para pengolah bahan baku emas di Kawasan Sekarbela yang mendapatkan bahan baku lumpur yang mengandung emas dari daerah Sekotong di Kabupaten Lombok Barat (terdapat sekitar 70 an orang pengolah emas di Sekabela).
Perajin Perajin di sentra produksi Sekarbela mayoritas adalah laki-laki, yang melakukan kegiatan produksi meliputi:
- Penyiapan bahan baku (pencucian, peleburan) - Pembentukan (sesuai desain yang diminta) - Perakitan (apabila produk terdiri dari beberapa bagian) - Finishing
Para perajin menerima pesanan dari para pembeli (baik dari para pemilik toko, pembeli dari luar daerah/pengecer maupun pemesan individu), Saat ini terdapat sekitar 800 an perajin di Kawasan Sekarbela dan 100 an perajin di Kawasan Kamasan, yang hampir semua mendapatkan keahlian pembuatan kerajinan MEP secara turun tumurun (bukan melalui pendidikan formal).
Dari hasil interview dengan perajin diperoleh informasi volume produksi yang bisa dihasilkan rata-rata sebanyak 150 buah per bulan. Rata-rata pendapatan per perajin adalah Rp. 3.000.000,- per bulan. Bandingkan dengan UMR di Provinsi NTB tahun 2011 yang ditetapkan sebesar Rp. 950.000,-.
3.2.2. Pemilik Toko (perajin-pengusaha)
Data dari Dinas Koperindag Kota Mataram menyebutkan setidaknya terdapat 29 pemilik toko kerajinan MEP yang tersebar di Kawasan Sekarbela dan Pagutan. Jumlah tersebut belum termasuk para pemilik toko di Kota Mataram dan daerah sekitarnya yang bisa mencapai ratusan toko. Dari hasil wawancara diperoleh informasi, para pengusaha yang berasal dari Sekarbela banyak yang membuka toko perhiasan di luar Sekarbela (seperti di Cakra, Praya dan beberapa tempat di Lombok), yang jumlahnya mencapai sekitar 200-an orang. Mereka menerima pesanan dari pedagang eceran (dari Lombok maupun luar daerah), pemesan individu dan melayani penjualan ritel kepada para pembeli yang datang langsung ke toko (orang lokal maupun wisatawan). Dalam memenuhi pesanan, para pemilik toko bekerjasama dengan para perajin untuk memenuhi produk yang dipesan tersebut. Perajin-pengusaha (pemilik toko) ini rata-rata mempekerjakan 3 orang karyawan.
Volume penjualan para pemilik toko rata-rata sebanyak 100 unit per bulan, dengan rata-rata omset sebesar Rp. 100.000.000,- per bulan.
3.2.3. Pedagang Ritel
Pedagang ritel/asongan merupakan salah satu lini pemasaran kerajinan MEP di Kota Mataram dan daerah-daerah sekitarnya. Tidak ada data pasti mengenai jumlah pedagang ritel/asongan, namun dari diskusi dengan stakeholders di Kota Mataram diperoleh informasi bahwa jumlah mereka mencapai ribuan orang. Lokasi penjualan mereka sebagian besar di depan hotel, restoran (lobi, teras atau jalan masuk hotel) dan di obyek-obyek wisata utama di Lombok.
Gambar 7. Peta rantai nilai kerajinan MEP di Kota Mataram
Konsumen bahan baku
Pembelian
Pembuatan Kerajinan
Penjualan
mer
‐ Pengumpulan ‐ Pembuatan desain
‐ Pengemasan
‐ Grading/sortir ‐ Pemrosesan dan pembentukan dari ‐ Display
KEGIATAN ‐ Finishing
bahan baku
‐ Penjualan
Pedagang emas & perak Pembeli
Luar Daerah pedagang
Petani/
Perajin
Pemilik Toko
mutiara
Importir bahan
Pembeli baku
Pedagang ritel
(di hotel,
individu
PELAKU UTAMA
restoran, dsb.)
Koperasi (Koppontren) Kelompok Perajin
Kota Mataram
Koperasi & UKM
Bappeda Kota &
FASILITATOR/ENABLER