Bantengan: Kesenian Rakyat sebagai

Gambar 3. Pendukung TEMAN2

Sumber: Cropping Poster TEMAN2 (www.mami.or.id) radigma Indonesia Nasional ke 2 (TEMAN2)

an. Penempatan lokalitas pada tahta TE- di Makassar. Pendukung akuntansi multip-

MAN1, TEMAN2 dan TEMAN lain di masa aradigma yang masuk sebagai penyelengga-

yang akan datang pada esensinya meru- ra TEMAN2 adalah ‘rakyat’ dengan sedikit/

pakan pembelaan MAMI atas gencarnya tanpa kuasa seperti Universitas Hasanud-

globalisasi dan usaha penyeragaman yang din, Universitas Islam Alauddin, UKI Paulus

dilakukan penguasa. MAMI anti penyeraga- Makassar, Universitas Atma Jaya Makas-

man sebagaimana dapat dilihat pada pilihan sar, Universitas Negeri Makassar, Universi-

lambang yang digunakan (Gambar 4). tas Muslim Indonesia Makassar, dan STIEM

Warna-warni MAMI menunjukkan in- Bongaya Makassar. Bandingkan dengan pe-

dahnya perbedaan. Tulisan yang meng- nyeleggaraan SNA XVII yang akan diadakan

gunakan huruf sambung menunjukkan di Lombok September 2014, di mana simbol

keeratan/keterlindanan, sedangkan jenis ‘ningrat’ kuasa tampak pada pencantuman

font yang dipilih menunjukkan kreativitas logo IAI dan IFAC. karena bebas dan tidak kaku. Terlebih jika kita lihat daftar individual Sebagaimana kesenian Bantengan anggota MAMI pada laman MAMI (http:// yang memadukan sendra tari, olah kanura- www.mami.or.id/anggota/), dapat ditarik gan, musik, dan syair/mantra, MAMI hidup simpulan umum bahwa fakta keanggotaan

mami yang tidak dipungut biaya lebih men- karena ia mewadahi berbagai paradigma: arik individu dari institusi ‘rakyat jelata’ se-

positif, interpretif, kritis, posmodern, spiri- perti Universitas Brawijaya, Politeknik Negeri

tual, dan religius. Akomodasi berbagai para- Malang, STIE Malangkucecwara, Universitas

digma merupakan suatu perlawanan terha- Tarumanegara, Universitas Mercu Buana, dap penunggalan, khususnya penunggalan Universitas Widya Gama, Universitas Truno-

positivisme. Namun tidak seperti perang To- joyo Madura, dan Universitas Halu Uleo. Pe-

peng Malang yang menginginkan satu kua- nikmat “Bantengan” MAMI berkumpul seba-

sa, Akuntansi Bantengan MAMI mengingin- gai rakyat yang bertujuan mengakomodasi kan semua mendapatkan porsi dalam pem- kepentingan rakyat, bukan penguasa.

bangunan akuntansi. MAMI tidak berniat Metafora/Organ Persepsi 2. MAMI: menumbangkan positivisme. Jurus MAMI

‘pencak silat’ holistik berbagai paradigma

diperkuat dengan keterlibatannya untuk dan lokalitas. Kalau kita mendengar kata menaungi Jurnal Akuntansi Multiparadigma pencak silat, tentu kita akan langsung ber-

(JAMAL) bersama dengan Jurusan Akuntan- pikir tentang bela diri tradisional. Itulah si Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MAMI. MAMI dalam visi dan misinya me-

Brawijaya mulai Desember 2013. JAMAL negaskan tujuan pembangunan akuntansi sendiri terbit sejak 2010. Dengan adanya multiparadigma berbasis kearifan lokal. TE-

JAMAL, anggota MAMI dapat lebih mudah MAN1 di Universitas Brawijaya Malang telah

menyuarakan aspirasi lokalitasnya dan juga mengusung Akuntansi Malang-an sedang-

memperoleh akses yang lebih mudah atas kan TEMAN2 di Universitas Hasanuddin perkembangan akuntansi berbasis kearifan

Makassar mengusung Akuntansi Makassar-

lokal.

Gambar 4. Logo MAMI

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 149-169 Keterpaduan pendekatan yang dilaku-

kenikmatan kuasa. Perangkat pemersatu- kan MAMI tampak pula pada rangkaian aca-

nya pun diciptakan sedemikian rupa dengan ra TEMAN. TEMAN sangat holistik karena

bantuan media dan teknologi yang demikian meramu spiritualitas (doa MAMI), akal (lati-

gencar memobilisasi kampanye. Ada bahasa han MAMI), kreativitas (masakan MAMI) dan

yang sama, seperangkat tatanan universal emosi/rasa (curhat MAMI). Awam arus kuat

yang serupa, serta pelbagai infrastruktur yang melihat acara ini bisa jadi mencibir kelembagaan yang dikembangkan massif karena ketidaklazimannya/”ketidak-ilmiah-

lintas negara dan bangsa. Dus, identitas se- annya”. Hal ini dirasakan penulis ketika buah bangsa menjadi (dianggap) tidak pen- seorang “ningrat ter-enkulturasi” memberi-

ting lagi hari ini.

kan komentar “pedas” saat melihat poster Berbeda arah dengan “nafsu” men- TEMAN: “ Apa-apaan lagi ini? Akuntansi guasai jagat akuntansi dengan 1 standar malah jadi gak karuan”. Namun tentu saja,

tunggal, penetrasi IFRS dan US GAAP ini geliat MAMI bukan semakin gak karuan,

seharusnya tidak diarahkan hanya pada karena jurus “pencak silat” konkrit berikut

satu jenis standar akuntansi (Walker 2010). menanti: peluncuran proyek Ensiklopedia Akuntansi yang lahir dan berkembang pada

rezim kapitalisme harus menyadari bahwa seluruh Indonesia).

Akuntansi Indonesia 10 (dari berbagai daerah

pelaksanaan kapitalisme di berbagai negara adalah tidak tunggal, variannya beragam

SIMPULAN

rupa. Terlepas nanti versi manakah yang Kesenian Topeng Malang dan Banteng-

mendapat pengaruh lebih besar, US GAAP an merupakan metafora atau organ per-

( rule base) atau IFRS (principal based), Walker sepsi yang tepat untuk menggambarkan (2010) mengusulkan setidaknya perlu dicip- keberadaan perang kuasa akuntansi dan takan 2 (dua) perangkat standar akuntansi: MAMI sebagai simbol perlawanan “bisu” pe-

1) Standar Akuntansi untuk ‘liberal stock rang kuasa tersebut. Perang kaum ningrat

market economies’, dan 2) standar akuntansi dunia akuntansi (seperti digambarkan oleh

untuk ‘ coordinated market economies’. Stan- tari Topeng) membawa jargon globalisasi. dar pertama fokus pada kebutuhan informa- Era globalisasi mencairkan batas-batas an-

si pasar di mana terdapat pemisahan kepe- tar negara. Batas teritorial geografis menjadi

milikan yang tinggi, pengendalian yang jelas tidak terlalu diperhatikan. Atas nama global-

antara manajer dan investor. Standar yang isasi, dunia akuntansi diperhadapkan de-

kedua sebaliknya, berada pada kondisi peli- ngan “tuntutan” pelaksanaan praktik akun-

batan pendekatan stakeholder yang tinggi tansi yang seragam di berbagai belahan du-

dalam hal pengelolaan perusahaan. Negara nia. Akuntansi sebagai bahasa bisnis, dalam

penganut pasar modal liberal seperti AS dan logika globalisasi, semestinya mengikuti ( in

Inggris didorong menyusun standar per- line) arah praktik bisnis yang semakin meng-

tama, sementara negara lainnya yang tidak global. Gurita bisnis perusahaan multinasi-

“terlalu liberal” menyusun standar kedua. onal (lintas negara) juga menjadi faktor pe-

Tidak seperti usulan Walker (2010), MAMI nguat argumentasi pentingnya disediakan membuka jalan yang berbeda karena tidak penyeragaman bahasa bisnis.

membahas secara terfokus standarisasi Sekat-sekat yang menjadi pembeda an-

akuntansi. MAMI mengapresiasi perbedaan tar negara pelan namun pasti digusur. Ter-

dan menolak satu bentuk dominasi standar. masuk unsur-unsur pendukung eksisnya

Penerimaan terbuka adopsi satu stan- sebuah (nama) bangsa diberangus perlahan

dar global tunggal yang sangat luas di ber- di altar globalisasi. Bahasa, seni, budaya, bagai negara adalah satu fakta kuat bahwa tradisi dan unsur lainnya yang khas di se-

niatan untuk memiliki standar tunggal yang tiap bangsa dimarginalkan di hadapan ceng-

universal menunjukkan progress yang be- kraman globalisasi. Ini merupakan bentuk gitu pesat. Namun ini tidak menutup mata enkulturasi keningratan. Masyarakat dia-

bahwa masih ada beberapa negara yang be- jak (dan diarahkan) menjadi satu kesatuan

lum berniat mengadopsi standar berbasis in- warga dunia ( one global village) demi cinta ternasional ini. Nobes (2013) mencatat, ada kuasa oleh kaum ningrat dengan alih-alih

16 bursa efek besar dunia yang tidak men-

10. Hasil diskusi Iwan Triyuwono sebagai ketua MAMI Selasa 13 Mei 2014 12.30-13.15 WIB di Universitas dengan Aji Dedi Mulawarman dan Ari Kamayanti,

Brawijaya.

Kusdewanti, Setiawan, Kamayanti, Mulawarman, Akuntansi Bantengan: Perlawanan...167 gadopsi IFRS. Negara-negara ini merupakan

pihak ketiga, yaitu negara-negara yang ma- sih menolak IFRS maupun US GAAP (meno- lak penyeragaman satu standar akuntansi). Shima dan Yang (2012:278), menyandarkan diri terhadap ragam penelitian seputar adop- si IFRS, merinci berbagai alasan keengganan beberapa negara yang belum juga ikut arus utama standarisasi tunggal akuntansi du- nia. Berikut kutipan lengkapnya:

“Accounting systems develop or- ganically within countries in re- sponse to unique environmental conditions. As a result, standard- ization may not produce financial reports that are relevant for all na- tions because it may obscure those underlying differences in the en- vironment (e.g., Choi and Levich 1991; Alford et al. 1993; Nobes and Parker 1995) . For example, code law countries are associated with insider oriented systems, i.e. higher ownership concentration and lower investor protection, (e.g., La Porta et al. 1998; Nobes et al. 1998), and have accounting stan- dards that are more dissimilar to IFRS than common law countries (Ding et al. 2007). Although exter- nal considerations may motivate a change in financial reporting (e.g., Ding et al. 2005), transition costs may not be trivial (Hail et al. 2010). Countries with weaker investor protection may “bond” to more com- parable and comprehensive report- ing standards (Hope et al. 2006), yet concerns over weaker enforce- ment mechanisms may dampen investor interest (Armstrong et al. 2010). In the end, overall report- ing practices may still differ due to the persistence of those diffe- rences and the interdependencies between reporting rules and in- stitutional structures (Leuz 2010). Thus, the cost-benefit analysis for changing a reporting regime is tem- pered by environmental factors.”

Sebagaimana kesenian Bantengan yang muncul sebagai perlawanan, MAMI ha- dir untuk memberikan perhatian terhadap

keunikan akuntansi ala Indonesia. MAMI bukanlah “tontonan” apalagi “tarian pem- buka” yang sarat “nilai kebohongan”, tetapi

merupakan refleksi riil atas realitas penuh “topeng” yang dapat menghancurkan “ke- akuntansian” sebenarnya. Ini merupakan awal ikhtiar konsisten nan persisten untuk tetap menggelorakan penggunaan akun- tansi ala Indonesia yang bhinneka. Biarkan IASB dan FASB masih berebut pengaruh di dunia. Tataran akademisi dan praktisi akuntansi Indonesia seyogyanya mengambil peran strategis menghidupkan (meminjam istilah Giddens) “jalan ketiga”, di luar IFRS dan US GAAP. Ya memang, MAMI lebih suka membangun cerita alamiah seperti para ga- dis yang bercengkerama melihat kuasa poli- tik di televisi dan selalu bilang EGP. MAMI semoga memang sedang belajar akuntansi untuk nantinya ketika telah menjadi “mami

beneran” bertekad melahirkan penerus trah keluarga “ber-ruh” yang melahirkan “anak- anak akuntan” beretika, bernilai kebaikan, pembelaan terhadap rakyatnya, sekaligus tetap berwajah asli Indonesia, bukannya “to- peng penuh kepalsuan”. MAMI memang in- gin bilang EGP IFRS! Caranya? MAMI selalu berusaha menggali nilai-nilai kearifan lokal yang bersemai di bumi nusantara dan meng- angkatnya ke dalam praktik akuntansi me- lalui MAMI. Kearifan lokal adalah kebijakan ( wisdom) yang harus diamplifikasi melalui pendidikan. Sudah waktunya pendidikan akuntansi memberikan porsi utama pada keberpihakan pada Indonesia (Tim Pengem- bang Metode Pembelajaran INSIGHT 2013), sekaligus membebaskan manusia dari jeratan kepentingan material dengan me- numbuhkan daya kritis, intuitif dan spiritu- al-relijius (Kamayanti et al. 2012). Menghar- gai karya otentik bangsa bukanlah local fool- ishness! Inilah perlawanan bisu akuntansi Indonesia melalui MAMI yang kian nyaring eksistensinya.

DAFTAR RUJUKAN

Abeysekera, I. 2005. International Harmoni-

sation of Accounting Imperialism- An Australian Perspective (pp 1–41). Uni- versity of Victoria, Footscray Park Cam- pus. hlm 1-41.

Armenic, J. dan R. Craig. 2009. “Under-

standing Accounting through Con- ceptual Metaphor: Accounting is an instrument?”. Critical Perspective on Ac- counting, Vol. 20, hlm 875-883.

Barth, M.E., W. Landsman dan M.H. Lang.

2008. International Accounting Stan-

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 1, April 2014, Hlm. 149-169 dards and Accounting Quality. Journal

ing research: Introducing five levels of of Accounting Research Vol. 46 No. 3

theorizing”. Accounting, Auditing, Ac- June.

countability Journal, Vol. 16, No. 4, hlm Boje, D.M., G.A. Rosile, R.A. Durant, dan

662-708.

J.T. Luhman. 2004. “Enron Spectacle Merino, B. D., Mayper, A. G., dan Tolleson, T. Theatrics: a Critical Dramaturgical

G. 1989. Neo Liberalism and Corporate Analysis”, Organization Studies, Vol.

Hegemony: A Framework of Analysis for

25, No.5, hlm 751-774. Financial Reporting Forms in the United Brahmantyo, G. 1998. Perwara Sejarah.

States.

Penerbit IKIP Malang. Malang. Mulawarman, A.D. 2011. “ On Holistic Wis- Brown, P. 2011. International Financial Re-

dom Core Datum Accounting: Shifting porting Standards: What Are the Be-

from Accounting Income to Value Add- nefits?. Accounting and Business Re-

ed Accounting”. Proceeding. The 12th search Vol. 41, No. 3, August 2011, hlm Asian Accounting Academics Associa-

269–285. tion. Bali 9-12 Oktober. Desprianto, R.D. 2013. “Kesenian Bantengan

Nobes, C. 2013. The Continued Survival of International Differences Under IFRS

Mojokerto Kajian Makna Simbolik dan .

Nilai Moral”. Avatara-e Journal Pendi- Accounting and Business Research, Vol. dikan Sejarah, Vol. 1, No. 1, hlm 1-14.

43, No. 2, hlm 83–111. Prasetyo, D. A. Wayang Topeng Glagahdowo

Hadi, N dan Agung, D. 2008. Seabad Ke- bangkitan Nasional. Cakrawala Indone-

Kajian Etnografi Perubahan dan Fungsi Wayang Topeng pada Masyarakat Desa

sia Bekerjasama dengan Jurusan Seja- Pulungdowo, Kecamatan Tumpang, rah FS-UM 2008. Kabupaten Malang. Tesis tidak Dipub-

Hidajat, R. 2003. Topeng, Dramatari Berto- likasikan. Universitas Airlangga peng, dan Wayang Topeng Malang. Se- jarah Kajian Sejarah dan Pengajaran- Putra, F.W. 2011. “Perancangan Buku Por-

nya. Vol. 9 Nomor 2, hlm 57-69. trait Tentang Tokoh-Tokoh Kesenian Bantengan Berbasis Fotografi”. Jurnal

Hope, 0-K, J. Jin dan T. Kang. 2006. Em-

online-um.

pirical Evidence on Jurisdictions that Shimaa, K.M dan D.C Yang. 2012. Factors Adopt IFRS. Journal of International

Affecting the Adoption of IFRS. Interna- Accounting Research, Vol. 5 No. 2 hlm

tional Journal of Business, Vol. 17, No. 1-20.

3, hlm 1083-4346.

Irianto, G., Kamayanti, A., Triyuwono, I. dan Shonhaji, N. 2013. “Interpretive Dialogue: Sukoharsono, E.G. 2012. “Delivering

Cultural, Socio Spiritual Dimensions Multiparadigm Research Perspective:

and Auditors’ Co mpetence in Imple- Holistic strategies for sustainability (a

menting IFRS Convergence in Indone- view under processual analysis)”. Pro- sia.” IAMURE: International Journal of

ceeding. Presented at the USM-AUT Business and Management, Vol. 5, No. International Conference 17-18 Novem-

1, hlm 3-15.

ber, Penang, Malaysia. Sudardi, B. 2002. “Konsep Pengobatan Kamajaya dan S. Z. Hadisutjipto. 1981. Serat Sastramiruda. DEPDIKBUD. Jakarta. Tradisional Menurut Primbon Jawa”. Humaniora, Vol. 14, No. 1, hlm 12-19.

Kamayanti, A., I. Triyuwono, G. Irianto, dan Sunder, S. 2011. IFRS Monopoly: the Pied

A.D. Mulawarman. 2012. “Philosophi- Piper of Financial Reporting. Account- cal Reconstruction of Accounting Ed-

ing and Business Research, 41:3, hlm ucation: Liberation through Beauty”.

291-306.

World Journal of Social Science, Vol. 2, Supadjar, D. 2005. “Ketuhanan yang Maha No. 7, hlm 222-233. Esa dan Rukun Ihsan”. Pidato Pengu-

Leuz, C. 2010. Different Approaches to Cor- kuhan Jabatan Guru Besar Fakutas porate Reporting Regulation: How Ju-

Filsafat, Universitas Gadjah Mada. risdictions Differ and Why. Accounting and Business Research, Vol. 40. No. 3, Suyunus, M. 2013. Menguak Jejak Terbang

Rajawali Akuntansi: Suatu Dinamika hlm 229–256. Penerimaan Pemikiran Riset Akuntansi

Llwellyn, S. 2003. “What count as “theory” in Multiparadigma. Disertasi tidak Dipub- qualitative management and account-

likasikan. Universitas Brawijaya.

Kusdewanti, Setiawan, Kamayanti, Mulawarman, Akuntansi Bantengan: Perlawanan...169 Tim Pengembang Metode Pembelajaran IN-

Wahyuni, E.T. 2013e. Adopsi IFRS di Kana- SIGHT. 2013. Inspiring Enlightening,

da: Ketika Sekutu US GAAP Berpaling. Emancipating (INSIGHT): Metode Pem-

Akuntan Indonesia. Majalah edisi No- belajaran Pascasarjana Akuntansi. Ju-

vember.

rusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Walker, M. 2010. Accounting for Varieties of dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Capitalism: The Case Against A Single Wahyuni, E.T. 2013a. Perang Kerangka Kon-

Set of Global Accounting Standard. septual Para Pendekar Standar Dunia.

The British Accounting Review, Vol. 42, Akuntan Indonesia. Majalah edisi Mei.

hlm 137–152.

Wahyuni, E.T. 2013b. Quo Vadis Konvergen- Wibisana, J. 2009. Program Konvergensi si IFRS vs US GAAP: Refleksi 10 Tahun

IFRS. Materi Presentasi. Disampaikan Perang Standar Global. Akuntan Indo-

pada Seminar Tiga Pilar Standar Akun- nesia. Majalah edisi Juni.

tansi Indonesia, Universitas Brawijaya Wahyuni, E.T. 2013c. Refleksi Tengah Ta-

Malang 17 Juli.

hun 2013: Apakah Adopsi IFRS Secara Yuliati. 2003. Perkembangan Wayang To- Global telah Menjadi Kenyataan. Akun-

peng di Malang Tahun 1930-an. Seja- tan Indonesia. Majalah edisi Juli.

rah.

Wahyuni, E.T. 2013d. Tarik Ulur Konvergen- Zeff, S.A. 2012. The Evolution of the IASC si IFRS ala “Negeri Sakura”. Akuntan

into the IASB, and the Challenges it Indonesia. Majalah edisi Oktober.

Faces. The Accounting Review, Vol. 87, No. 3 hlm 807–837.