Analisis Data

4.2 Analisis Data

4.2.1 Check Sheet

Sepert i yang t elah diuraikan sebelumnya pada BAB III, langkah pert ama yang dilakukan untuk menganalisis pengendalian kualit as secara statist ic adalah membuat t abel (check sheet ) jumlah produksi dan produk rusak / tidak sesuai dengan st andar

mutu. Pembuat an tabel (Check sheet ) ini berguna untuk mempermudah proses pengumpulan dat a serta analisis. Sebagai catatan bahw a 1 eksamplar bisa saja memiliki lebih dari satu jenis kerusakan, oleh karena it u jenis kerusakan yang t ercatat dibagian percetakan adalah jenis kerusakan yang paling dominan. Berikut ini dat a produksi selama bulan Desember 2011 :

Tabel 4.1

Laporan Produksi dan Produk Rusak Harian Tribun Timur Selama Desember 2011

Jumlah

Jenis Cacat (ekp)

Jumlah Produk Cacat Tanggal

Produksi

Tidak

(ekp) (ekp)

Kabur

Terpot ong

Regist er

TOTAL 1.650.650 57.555

73.789 RATA-

2.380 RATA

Sumber : Data Prim er yang diolah

4.2.2 Histogram

Set elah check sheet dibuat , maka langkah selanjut nya adalah membuat histogram. Histogram ini barguna unutk melihat jenis kerusakan yang paling banyak t erjadi. Berikut ini Histogram yang dibuat berdasarkan Tabel 3.

Gambar 2.1 Histogram Kerusakan Produk Desember 2012

Jenis Kerusakan

Kabur

Tidak Regist er

Terpot ong

Dari histogram diatas, dapat kit a lihat jenis kerusakan yang paling sering t erjadi adalah W arna/ Tinta Kabur, dengan jumlah kerusakan Sebanyak 57.555 eksamplar. Jumlah kerusakan t idak regist er sebanyak 8.855 eksamplar dan jumlah kerusakan akibat terpotong sebanyak 7.381 eksamplar.

4.2.3 Peta Kendali P ( P-chart)

Setelah membuat histogram, langkah selanjutnya adalah membuat pet a kendali (p-chart) yang berfungsi unt uk melihat apakah pengedalian kualitas pada perusahaan ini sudah t erkendali atau belum. Sepert i yang t elah dibahas sebelumnya bahw a langkah aw al dalam membuat pet a kendali adalah sebagai berikut :

a) M enghit ung persent ase kerusakan.

b) M enghit ung garis pusat / Cent ral Line (CL)

c) M enghit ung bat as kendali at as / Upper Cont rol Lim it (UCL)

d) M enghit ung bat as kendali baw ah / Low er Control Lim it (LCL)

4.2.3.1 M enghitung Persentase Kerusakan

Persentase kerusakan produk digunakan untuk melihat persentase kerusakan produk pada t iap sub-group (t anggal). Rumus untuk menghitung persentase kerusakan adalah :

Ket erangan : np : Jumlah gagal dalam sub grup n : jumlah yang diperiksa dalam sub grup

subgroup : hari ke-

Berdasarkan Tabel 3, data t ersebut diolah dengan menggunakan M icrosoft Excel 2007 unt uk mencari persent ase kerusakan dari set iap subgroup (t anggal). Berikut ini adalah tabel hasil pengolahan data :

60

Tabel 4.2 Tabel Jumlah Produksi, Produk Rusak, dan Persentase Produk Rusak

Jumlah

Persentase Jumlah

Jenis Cacat (ekp)

Produk Tanggal

Produk Produksi

Tidak

Cacat Cacat (%)

(ekp)

Kabur

Register Terpotong

(ekp)

4.60

1 53250

1911

294

245

2450

4.20

2 53250

1744

268

224

2236

4.20

3 51500

1687

260

216

2163

4.20

4 51500

1687

260

216

2163

5.10

5 55750

2218

341

284

2843

4.10

6 53250

1703

262

219

2184

4.00

7 53250

1661

256

213

2130

4.20

8 53250

1744

268

224

2236

4.10

9 53250

1703

262

219

2184

4.10

10 51800

1657

255

212

2124

4.20

11 51800

1697

261

218

2176

4.50

12 56000

1966

302

252

2520

4.20

13 53550

1754

270

225

2249

5.00

14 53550

2088

321

268

2677

4.60

15 53550

1921

296

246

2463

4.50

16 53550

1880

289

241

2410

4.80

17 51800

1939

298

249

2486

4.10

18 51800

1657

255

212

2124

Sumber : Olah Data Prim er

4.2.3.2 M enghitung Garis Pusat / Central Line (CL)

Garis pusat / Cent ral Line adalah garis tengah yang berada diantar bat as kendali at as (UCL) dan bat as kendali baw ah (LCL). Garis Pusat ini merupakan garis yang mew akili rata-rat a t ingkat kerusakan dalam suatu proses produksi. Unt uk menghit ung garis pusat digunakan rumus :

Ket erangan :

∑ = Jumlah t ot al yang rusak

∑ = jumlah t ot al yang diperiksa

Berdasarkan rumus (2) maka didapatkan Cent ral Line (CL) sebagai berikut :

4.2.3.3 M enghitung Batas Kendali Atas (UCL) dan Batas Kendali Baw ah (LCL)

Bat as kendali atas dan batas kendali baw ah merupakan indikator ukuran secara st at ist ik sebuah proses bisa dikat akan menyimpang atau tidak. Bat as Kendali atas (UCL) dapat dihit ung dengan menggunakan rumus :

Ket erangan :

̅ = rat a-rata kerusakan produk

n = tot al grup / sampel

dari rumus (3) maka dapat diperoleh Batas kendali at as sebesar : ̅ = 0.0447 n = 31

Sedangkan untuk menghitung batas kendali baw ah (LCL) digunakan rumus :

Ket erangan :

̅ = rat a=rat a kerusakan produk

n = jumlah produksi

cat at an : Jika LCL < 0 maka LCL dianggap = 0

dari rumus (4) maka dapat diperoleh bat as kendali baw ah sebesar :

̅ = 0.0447 n = 31

Peta Kendali P (P-cha rt)

Set elah nilai dari persentase kerusakan dari set iap grup, nilai CL, nilai UCL dan nilai LCL didapat kan, maka langkah selanjutnya adalah membuat peta kendali p (p-chart). Pet a kendali p dibuat menggunakan bantuan program M init ab 16 agar memudahkan penelit i unt uk melihat grup mana sajakah yang keluar dari bat as kendali. Berikut ini p-chart dari hasil olah data M initab 16 :

Gambar 4.3 Peta Kendali P (P-chart)

P Chart of Jumlah Produk Rusak

UCL= 0.04744

io rt

o 0.046

ro P

P= 0.04470

LCL= 0.04197

Test Results for P Chart of Jumlah Produk Rusak

TEST 1. One point more than 3.00 standard deviations from center line.

Test Failed at points: 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 24,

* WARNING * If graph is updated with new data, the results above may no Sumber : Olah data Tabel 4 m enggunakan M init ab 16

Dari gambar diatas dapat kit a lihat bahw a masih ada t itik-t it ik yang berada diluar bat as kendali (UCL dan LCL). Terdapat 18 Titik yang berada diluar bat as kendali dan 13 t it ik yang berada didalam batas kendali, sehingga bisa dikatakan bahw a proses t idak terkendali. Karena aadanya t it ik yang berflukt uasi dan t idak berat uran hal ini menunjukkan bahw a pengendalian kualit as untuk produk Tribun Timur masih mengalami penyimpangan, oleh sebab it u masih diperlukan analisis lebih lanjut mengapa penyimpangan ini t erjadi dengan menggunakan diagram sebab-akibat

penyebab dari penyimpangan/ kerusakan dari produk ini.

4.2.4 Diagram Sebab-akibat (Fishbone Diagram)

Diagram sebab-akibat / Fishbone Diagram digunakan untuk menganalisis faktor-fakt or apa sajakah yang menjadi penyebab kerusakan produk. Adapun fakt or- faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab kerusakan produk secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Pekerja (People), yait u pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.

2. Bahan Baku (M aterial), yaitu komponen-komponen dalam menghasilkan suatu produk menjadi barang jadi.

3. M esin (M achine), yait u mesin-mesin dan berbagai peralat an yang digunakan selama proses produksi.

4. M etode (M et hod), yaitu inst ruksi at au perintah kerja yang harus diikut i dalam proses produksi.

5. Lingkungan (Environment ), yait u keadaan sekitar t empat produksi baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi.

Dapat kita lihat pada Gambar 4.1 , yait u hist ogram produk dimana ada tiga jenis kerusakan yang timbul dalam proses produksi, yaitu t inta kabur, layout Koran (t idak regist er), dan Koran t erpot ong. Sebagai alat bant u unt uk mencari penyebab t erjadinya kerusakan t ersebut , digunakan diagram sebab-akibat untuk menelusuri masing-masing jenis kerusakan. Berikut ini adalah penggunaan diagram sebab-akibat unt uk t inta kabur, layout Koran(t idak register), dan koran t erporong.

1.Tinta Kabur

Gambar 4.4 Diagram Sebab-akibat Tinta Kabur

People

M ethod

Kurang Fokus

Ukuran t inta

Tinta Kabur

Kurang Set t ingan

Kepekatan Tinta

Tinta belum tercam pur m erata

M at erial

M achine

Sumber : Hasil Obesrvasi dan Wawancara Lapangan

Hasil cet akan yang kabur disebabkan oleh penyerapan tint a yang kurang baik yang menyebakan produk ini dianggap t idak layak t erbit. Hal ini biasanya t erjadi pada saat aw al percet akan, karena pada saat aw al percet akan, t inta pada mesin cet ak masih pekat (belum t erlalu cair) sehingga menyebabkan beberapa hasil cet akan terilhat kabur. Selain it u, faktor lainnya yang menyebabkan tint a menjadi kabur adalah t akaran tint a yang t idak pas yang di sebabkan oleh pekerja yang kurang fokus. Sett ingan mesin yang t idak pas juga menyebabkan hasil cet ak menjadi kabur.

2. Layout Koran (Tidak Register)

Gambar 4.5

Diagram Sebab-akibat Layout Koran (Tidak Register)

People

M et hod

Kurang Fokus

Inst ruksi Kerja

Layout Koran (Tidak Register)

Suhu Ruangan Panas

Kurang Set t ingan

Environm ent

M achine

Sumber : Hasil Obesrvasi dan Wawancara Lapangan

Posisi layout Koran agak menggeser, dit andai dengan simbol yang berbent uk garis silang sebagai simbol acuan yang t erlet ak pada pertengahan Koran yang menjadi lipatan tidak sejajar at au melebar. Hal ini disebabkan karena pekerja kurang fokus dalam memasang layout dan mengat ur mesin. Kurang fokusnya pekerja disebabkan oleh suhu ruangan yang panas sehingga membuat suasana kerja operat or menjadi terganggu. Selain itu kurangnya inst ruksi kerja yang jelas sehingga menyebakan pekerja melakukan kesalahan baik it u penempat an layout at aupun pada set tingan mesin.

3. Koran Terpotong

Gambar 4.6 Diagram Sebab-akibat Koran Terpotong

People

M et hod

Kurang Fokus

Kurang Koordinasi

Koran Terpotong

Suhu Ruangan Panas

M esin Pemotong Kurang tajam

Environm ent

M achine

Sumber : Hasil Obesrvasi dan Wawancara Lapangan

Koran yang t erpot ong pada saat t ahap pemot ongan (cut ting) oleh mesin t idak sesuai layout dimana t erdapat tulisan at aupun gambar yang t erpot ong t idak rapi. Hal ini disebakan oleh operat or yang kurang cermat dalam mengecek set tingan mesin ataupun memeriksa ket ajaman pisau pemot ong sehingga menyebabkan pot ongan Koran t idak rapi. Kurang sigapnya karyaw an ini juga disebabkan oleh suhu ruangan yang panas sehingga menyebabkan kinerja karyaw an menjadi t erganggu. Selain itu kurangnya koordinasi ant ara operator dalam menjalankan mesin menyebabkan set tingan mesin t erganggu.

4.2.5 Usulan Tindakan Perbaikan

Set elah menget ahui penyebab t erjadinya penyimpangan/ kerusakan pada produk Koran Harian Tribun Timur, maka disusun suatu usulan t indakan perbaikan secara umum dalam upaya menekan t ingkat kerusakan produk.

1. Usulan Tindakan Perbaikan untuk Tinta Kabur

M embuat suatu tim pengaw as yang bert ugas mengaw asi dan mengecek ulang kinerja operator sehingga dapat mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh hum an error . Selain itu sebaiknya bahan baku t inta yang digunakan diperiksa kembali apakah tint a it u masih sesuai spesifikasi yang dit ent ukan atau t idak (misalnya tint a itu t erlalu kent al). Peraw atan M esin juga sangat pent ing, melakukan peraw at an mesin secara rut in t idak hanya dilakukan ket ika mesin mengalami kerusakan (prevent ive m aint enance).

2. Usulan Tindakan Perbaikan untuk Layout Koran (Tidak register)

M enambah fasilit as diruang percetakan untuk mengurangi dampak suhu ruangan yang panas yang disebabkan oleh mesin dan cuaca, misalnya

menambahkan kipas angin. Selain itu melaksanakan briefing secara rutin disetiap aw al dan akhir kerja agar inst ruksi kerja yang diberikan bisa t erserap dengan baik.

3. Usulan Tindakan Perbaikan untuk Koran Terpotong

Kurang fokusnya operator yang disebabkan oleh suhu ruangan yang panas menyebabkan beberapa kesalahan bisa t erjadi. Oleh sebab itu perlu ditambahkan fasilit as yang berfungsi unt uk mengurangi suhu udara yang disebabkan oleh mesin dan cuaca, sepert i penambahan kipas angin pada set iap sudut , at au kipas angin mini unt uk setiap t empat operator. Selain it u, melakukan pengecekan mesin yang rut in juga dapat meminimalkan t ingkat kesalahan yang disebabkan oleh mesin. Oleh karena itu peraw at an mesin (preventive maint enance) yang rutin dapat menjaga kestabilan mesin saat berproduksi.