FOKUS KITA FOKUS KITA

FOKUS KITA FOKUS KITA

R EFLEKSI UNTUK P ENYAJIAN I NFORMASI DAN M ITIGASI B ENCANA G UNUNG A PI

Oman Abdurahman, Eddy Mulyadi, Priatna, Prima M. Hilman, Joko Parwata

PURWACARITA Jika karisma didefinisikan sebagai

kemampuan seseorang dalam meng- gerakkan loyalitas dan antusiasme pada orang lain, maka metafora “Ka- risma Gunung Merapi” dapat kita gunakan. Metafora kesetiaan pada Gunung (G.) Merapi segera tampak dari melimpahnya kiprah para ilmuwan dari kalangan peneliti maupun maha- siswa, pemerintah terhadapnya dan keterikatan masyarakat umum ter- hadapnya sejak berabad-abad yang lalu. Bahkan sejak tahun 1980-an kecenderungannya semakin men- ingkat. Adapun antusiasme terhadap- nya ditunjukkan oleh begitu besarnya perhatian ilmuwan, masyarakat luas berupa penelitian, penyelidikan, dan “perhelatan-perhelatan” untuk si ekso- tis yang terletak di pusat Pulau Jawa ini. Kesetiaan dan perhatian itu dipicu baik oleh kemurahan yang diberikan sang gunung api, murka yang sering diperlihatkannya, maupun rasa ingin tahu terhadap tabir dan misterinya. Keduanya dipertunjukkan secara pe- riodik hampir setiap 4-5 tahun sekali.

Sisi lain dari karisma Merapi adalah daya tariknya yang luar biasa yang seringkali menjadi perdebatan dalam pertemuan-pertemuan, seminar, sim- posium dan sejenisnya untuk saling menimba ilmu, menguak tabir dan misteri G. Merapi. Jumlahnya sudah tak terhitung lagi jika pengamatan di- mulai sejak sekitar abad 17 M dan saat ini kecenderungannya jauh meningkat, baik kuantitas maupun kualitas. Tak sedikit dari peneliti dan penyelidik itu setia mengamati Merapi, baik dari tem- pat jauh maupun dari dekat; atau men- datanginya berkali-kali, bahkan ada yang mencapai 100 kali. Perhelatan majlis ilmu ini telah berulangkali di- laksanakan untuk Merapi, di antara- nya berkembang menjadi “tradisi”.

Daya pikat pun telah bergabung deng- an kesetiaan menjadikan karisma Me- rapi semakin nyata. Tak terkecuali di jaman Internet seperti sekarang ini, puluhan ribu halaman Internet me- muat bahasan tentang G. Merapi dalam berbagai aspeknya. Tidak kurang dari 75 situs Internet serius memuat informasi kegunungapian dari G. Merapi.

Fokus kita kali ini mengajak Anda ke Merapi, meski hanya sampai di pa- paran karismanya yang jauh dari pu- sat magnetnya. Perjalanan dimulai dari dunia maya, Internet, dilanjutkan ke dunia nyata. Sebuah perbincangan bernuansa refleksi sekitar mitigasi ben- cana dicoba pada bagian akhir tulisan guna membangun kreativitas budaya hidup akrab dengan bencana, khusus- nya bencana letusan gunung api.

MENGARUNGI INTERNET, MENGUNGKAP KARISMA G. MERAPI

Pemaparan di bawah ini mengulas lebih jauh daya tarik Merapi dan kesetiaan orang terhadapnya dalam berbagai bentuk sebagaimana dapat ditelusuri pada Internet. Pemuatan alamat-alamat situs (website) di dalamnya sekaligus merupakan pemuatan sumber rujukan .

Situs tentang G. Merapi di Internet

Hasil surfing di Internet (selanjut- nya disingkat: surfing) dengan mesin pencari google memperoleh 2.500.000 situs yang memuat kata “merapi”. Se- buah jumlah situs Internet yang sa- ngat fantastik untuk topik satu “nama gunung”. Bandingkan, misalnya, deng- an hasil pencarian google untuk topik “hutan”, yang lebih luas domainnya, yang hanya mencapai 2.980.000 situs. Tentu saja, jumlah situs sebanyak itu,

sebagaimana umumnya hasil surfing, meliputi pula penyajian ulang bebera- pa alamat. Namun, dari pemeriksaan lebih lanjut terhadap 20 saja halaman terdepan dari hasil surfing tersebut diperoleh sekitar 70 website yang me- muat informasi kegunungapian dari G. Merapi.

- Wikipedia Merapi Wikipedia adalah fasilitas ensiklo-

pedia dinamis yang terdapat di Inter- net. Sebagaimana dinyatakan pada halaman utama situsnya (http:// www.wikipedia.org), Wikipedia adalah ensiklopedia bebas yang isinya dapat diedit oleh siapa pun. Melalui fasilitas Internet, setiap orang dapat menerje- mahkan ke dalam bahasa apa saja yang ia kehendaki, mengedit atau me- revisi topik-topik yang terdapat di dalamnya secara sukarela tanpa batasan ruang dan waktu. Pada detik, menit, dan jam saat tulisan ini disu- sun, terdapat 1.130.399 artikel di dalam Wikipedia bahasa Inggris yang tersu-sun sejak tahun 2001 dan 24.549 artikel untuk Wikipedia berba- hasa Indonesia (http://id.wikipedia. org/).

Wikipedia menyediakan fasilitas tetap history dan discussion, disam- ping fasilitas tetap lainnya: article dan edit this page. Meskipun Wikipedia memiliki kelemahan, seperti sangat terbuka, memungkinkan serangan vandalisme, dan lain-lain; namun Wiki- pedia juga memiliki kekuatan dan da- pat digunakan sebagai sumber untuk penelitian lebih lanjut. Kekuatan, kelemahan, tatacara pengutipan, peng- gunaan untuk riset dan lain-lain infor- masi Wikipedia untuk rujukan dijelas- kan secara rinci di dalam websitenya. Wikipedia merupakan tinjauan umum atau ikhtisar terbaik dari sebagian be- sar topik-topik yang diliputnya.

G ARISMA UNUNG ERAPI: M

I D DARI NTERNET N KE UNIA YATA

FOKUS KITA

Gunung Merapi adalah salah satu artikel atau topik yang terdapat di dalam Wikipedia. Artikel tentang Mera- pi sudah diterjemahkan dan diedit dari artikel aslinya dalam bahasa Inggris (http://en.wikipedia.org/wiki/ Mount_Merapi%2C_Central_Java) ke dalam lebih dari tujuh bahasa (Indo- nesia, Jerman, Perancis, Belanda, Spanyol, Melayu, dan Polandia).

- Empat Situs Terdepan Sudah menjadi pengetahuan para

surferer bahwa 10 halaman pertama hasil surfing di Internet adalah situs- situs yang paling sering diakses. Ber- dasarkan hal itu, maka google mem- berikan informasi kepada kita sepuluh situs G. Merapi yang paling banyak diakses. Enam dari sepuluh situs terse- but tidak membicarakan aspek kegu- nungapian, sehingga situs terdepan tentang G. Merapi hasil surfing dengan google ada empat buah. Keempat situs tersebut, dengan urutan dari atas ke bawah sesuai urutan popularitasnya adalah: http://volcano.und.edu/, http://www.ipgp.jussieu.fr/, http:// www.volcanolive.com/, dan http:// www.vsi.esdm.go.id/. Situs yang ter- akhir adalah situs resmi Pusat Vul-

kanologi dan Mitigasi Bencana Geolo- gi (PVMBG), Badan Geologi, DESDM.

Profil Penyajian Informasi

Penyusunan media informasi, mulai dari buku, koran, majalah, sampai Internet, mesti mengacu kapada dua prinsip dasarnya, yaitu: formula dan format. Formula berkenaan dengan jenis, sudut pandang, atau struktur isi yang disajikan media atau benang merah yang menjadi kekuatan informasi yang disajikan. Adapun format adalah teknik, pola, cara, dan bentuk penyajian informasi tersebut. Formula dengan format yang serasi adalah daya tarik informasi. Prinsip formula dan format berlaku pula untuk penyajian informasi melalui media Internet. Formula dan format dasar penyajian informasi di Internet selalu digunakan, terutama oleh milist-milist yang paling banyak dirujuk. Format itu misalnya, sederhana, ringkas, kaya akan link- link sebagai penjelasan lebih lanjut, baik elaborasi substansi maupun rujukan, penuh gambar yang relevan dan paling menarik, komposisi antara tulisan, warna dan gambar menarik

dan tidak melelahkan, dan seterusnya.

Berdasarkan penelusuran atas be- berapa situs G. Merapi terkemuka se- bagaimana disebutkan di atas, diper- oleh 5 (lima) kelompok profil atau for- mula penyajian informasi. Kelima pro- fil tersebut adalah: 1) highlight infor- masi pokok dengan dukungan gambar yang dominan dalam penyajian, 2) ru- jukan ilmiah (scientific reference) se- bagai entry point, 3) informasi gunung api dalam kemasan informasi paket wisata, 4) informasi model “official site”,

5) informasi model ensiklopedi, lapo- ran, dan pemberitaan.

- Highlight Informasi Pokok dengan Dukungan Gambar yang Dominan

Penyajian informasi dalam bentuk highlight informasi pokok dengan dukungan gambar-gambar yang dom- inan dapat kita telusuri diantaranya sebagaimana dalam situs http:// volcano.und.edu/vwdocs/current _volcs/merapi/merapi.html. Alamat in- duk situs tersebut adalah Volcanoworld (http://volcano.und.edu/) yang men- yajikan menu utama: volcanoes, current eruption, volcano FAQ (frequently-asked question), volcano adventures, teaching and learning, today in volcano history, dan glossary and term. Website ini merupakan situs yang paling banyak diakses berkenaan dengan topik Me- rapi. Struktur penyajian informasinya dimulai dengan menu utama current eruption yang dapat pula diakses dari menu utama volcanoes atau menu lain- nya (find volcanoes here). Selanjutnya, informasi tentang Merapi disajikan se-

Gambar 1. Peta geografi sekitar G. Merapi. Sumber: http://encarta.msn.com/map_701512889/Merapi_Mount.html salah satu external link Wikipedia Merapi

Gambar 2. Gunung api strato. Merapi, di Jawa Tengah, berbalut kompleks kubah lava tumbuh yang gundul. Merapi adalah gunung api paling aktif di Indonesia. Kubah lava tumbuh yang runtuh secara periodik menghasilkan aliran piroklastik dan lahar yang menutupi wilayah luas di bawahnya. Foto oleh Yustinus Sulistiyo, 1994 (Direktorat Vulkanologi, Indonesia). Sumber: http://volcano.und.edu/vwdocs/

volc_images/southeast_asia/merapi.html

FOKUS KITA

- Rujukan ilmiah (scientific reference) sebagai Entry Point (Website F. Beauducel)

Sebuah situs dengan alamat http:/ /www.ipgp.jussieu.fr/~beaudu/ merapi.html menyajikan informasi G. Merapi dengan formula dan penekan- an yang berbeda. Situs dengan header “Merapi, Java, Scientific References” itu adalah link dari website induknya, http://www.ipgp.jussieu.fr/ (Institut de physique du globe de Paris, France) sus- unan F. Beauducel (yfb@bigfoot.com, beauducel@ipgp.jussieu.fr). Sesuai heading-nya, situs tersebut mengam- bil aspek rujukan ilmiah tentang G. Merapi sebagai formula. Namun, web- site tersebut juga menampilkan secara selintas informasi tentang karakter, erupsi terakhir (1993) dan monitoring

G. Merapi sebagai pelengkap. Tujuan pembuatan situs “Merapi, Java, Scientific References” adalah un- tuk menyajikan daftar studi ilmiah se- cara luas dan lengkap yang dilaksana- kan pada G. Merapi. Untuk itu, menu situs ini pertama-tama menyajikan daftar artikel dan makalah lainnya yang relevan yang dikompilasikan dari tesis doktoral penyusunnya, dilengka- pi dengan rujukan lainnya. Dalam bagian ini secara otomatis tersajikan daftar nama peneliti G. Merapi. Link yang paling relevan yang dirujuknya adalah website VSI (PVMBG sekarang). Menu selengkapnya setelah Introduc- tion berturut-turut adalah: Scientific Bibliography (12 th edition, September 2000), Overview and Recent Activity, Monitoring, Forum ’94 Eruption, Some Photos, dan Some Relevant Links.

Dalam website Beauducel ini juga disertakan kilas pandang tentang G. Merapi dan aspek monitoringnya yang bersumber dari situs PVMBG (http:// www.vsi.esdm.go.id/). Website tersebut juga memuat beberapa link relevan (of- ficial sites about Merapi) sebanyak 9 alamat. VSI berada di urutan pertama

Gambar 3. Contoh tampilan dari Situs Beauducel yang menggambarkan aktivitas G. Merapi sejak 1768. Interval warna hitam menunjukkan letusan yang didahului dan/atau diikuti oleh ekstrusi lava yang kurang lebih menerus, seperti lava atau kubah. Periode erupsi rata-rata 1,6 tahun (Beauducel, 1998). Sumber: http://www.ipgp.jussieu.fr/~beaudu/vsi/merview.html.

dalam daftar link ini. Para peneliti G. Merapi berikut alamat websitenya (peo- ple Investigating Merapi and having website) sebanyak 12 (dua belas) ala- mat juga disertakan.

- Informasi Gunung Api dalam Kemasan Informasi Paket Wisata

Di antara situs terkait dengan vul- kanologi G. Merapi yang menempati urutan teratas dalam daftar hasil surf- ing dengan google adalah situs yang memiliki formula penyajian gabungan antara informasi kegunungapian Mer- api dan promosi paket wisata (Volcano Adventure Travel). Alamat situs ini: http://www.volcanolive.com/ merapi.html, dengan tajuk berjudul: “Merapi Volcano - John Seach, Java, In- donesia”. Dibawah nama badan usah- anya, John Seach menulis dalam si- tusnya: Merapi volcano is located in cen- tral Java and has been erupting for 10,000 years. Merapi is one of the most active volcanoes in Indonesia and has produced more pyroclastic flows than any other volcano in the world”.

Salah satu sumbangan yang signifi- kan dari situs-situs semacam situs John Seach ini untuk ilmu penge- tahuan adalah foto-foto sebagai gam- baran aktivitas gunung api. Dalam hal ini, foto yang terkenal dari John Seach, misalnya, adalah foto luncuran lava G. Merapi sebagaimana pada Gambar 4. Selain menampilkan foto-foto keindah- an G. Merapi dan sekitarnya, situs ini juga mencantumkan tahun kejadian letusan G. Merapi periode 7630 SM – 2000. Suatu informasi yang menarik untuk penelitian lebih jauh.

Manfaat lain dari website model John Seach adalah contoh pemanfaat- an gunung api untuk kegiatan pariwi- sata lingkungan atau adventure gu- nung api. Website tersebut telah mem- beri contoh bagaimana informasi gu- nung api dikemas dengan informasi pariwisata petualangan untuk me- ningkatkan apresiasi terhadap gunung api dan pada saat yang sama memberi- kan keuntungan ekonomi. Usaha ini

Gambar 4. Luncuran lava G. Merapi. Sumber: http://www.volcanolive.com

- Informasi dari “Official Site” Website http://www.vsi.esdm.go.

id/ atau kita sebut saja website VSI (Volcanological Survey of Indonesia) yaitu Direktorat Vulkanologi atau Pu- sat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sekarang, adalah website resmi kepemerintahan (official site) berkenaan dengan G. Merapi. Website tersebut dengan pencapaian- nya dan formula penyajiannya seperti saat ini menjadi salah satu situs yang paling banyak dirujuk oleh para peneliti dan pemerhati G. Merapi, di seluruh dunia. Posisi website dalam urutan hasil surfing dengan google menempati urutan keempat teratas.

VSI (PVMBG) secara organisasi be- lum memiliki situs khusus tentang Merapi, paling tidak sampai tulisan ini disusun. Penyajian informasi tentang

G. Merapi masih bagian dari situs umum instansi PVMBG menu khusus dalam http://www.vsi.esdm.go.id/ dengan tajuk “Merapi Volcano” (http:/ /www.vsi.esdm.go.id/mvo/index.htm) atau Merapi Volcano Observatory (MVO) sebagaimana tajuk yang terdapat dalam halaman isi. Situs tersebut me- nyajikan informasi sesuai dengan tu- gas dan fungsi pemerintahan PVMBG, yaitu penelitian dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi ben- cana geologi. Selanjutnya, apabila dise- but website MVO yang dimaksud ada- lah sub menu tersebut.

Formula penyajian informasi dalam MVO terlihat dari sub menu yang ter- dapat didalamnya. Pada halaman ten- tang “Merapi” tersebut terdapat lima sub menu, yaitu: General View of Mera- pi Volcano (GVMV), Merapi Volcano Monitoring (MVM), Early Warning and Mitigation System (EWMS), Summary

cara highlight dalam 5 paragraf ma- sing-masing dilengkapi gambar.

cukup prospektif jika dikerjakan secara serius. John Seach – dalam ukuran tertentu – telah membuktikannya.

FOKUS KITA

dan evolusi kubah, serta pendeteksian lahar. Inilah informasi official site MVO

- Informasi Model Ensiklopedi,

tentang G. Merapi yang sering dirujuk

Laporan dan Pemberitaan

oleh website-website lainnya.

Tiga alamat situs berikut ini, http:/

Menu EWMS menyajikan paparan

/en.wikipedia.org/, http://www.

mengenai derajat aktivitas G. Merapi,

volcano.si.edu/, dan http://news.

resiko bencana yang ditimbulkan oleh

yahoo.com/, menyajikan informasi ten-

letusannya, saat terjadi maupun se-

tang G. Merapi dalam formula yang

sudahnya, ancaman bahaya sekaitan

berturut-turut dapat kita sebut: model

dengan kepadatan penduduk yang

ensiklopedia ’online’, model lapo-ran,

tinggi di sekitar G. Merapi, dan usaha-

dan model pemberitaan. Ketiga model

usaha untuk mitigasi bencana letusan

tersebut menarik untuk dibahas lebih

gunung api. EWMS juga menyajikan

lanjut berkaitan dengan karakter pen-

langkah-langkah prediksi aktivitas dan

yajiannya masing-masing juga kand-

penyusunan peta kawasan rawan ben-

ungan informasinya.

cana mengurangi resiko bencana G. Merapi. Sedangkan untuk memfasili-

Model Ensiklopedia Online

tasi aliran pengungsi pada saat men- jelang dan kejadian letusan G. Merapi,

Situs Wikipedia, menyajikan infor-

disajikan empat tingkat tanggap daru-

masi G. Merapi dengan model penya- jian khas ensiklopedia: singkat dan

Gambar 5. Tampilan jenis/klasifikasi

rat (alert levels) status G. Merapi se- bagaimana dikenal oleh masyarakat

kaya akan link untuk penjelasan lebih kejadian seismik di G. Merapi sebagaimana

lanjut. Alamat situsnya adalah http:/ pada website MVO. Sumber: http://

sekarang ini. Keempat alert level itu

www.vsi.esdm.go.id/

adalah: “Aktif Normal”, “Siaga Merapi”,

/en.wikipedia.org/wiki/Mount_Merapi

“Waspada Merapi”, dan “Awas Merapi”.

%2C_Central_Java. Karena aktivitas G.

MVO selanjutnya memaparkan

Merapi saat ini yang sangat dinamis,

ringkasan aktivitas G. Merapi sejak

maka di halaman muka Wikipedia ber-

1791 sampai 1994 sebagaimana ter-

bahasa Inggris saat ini terdapat keter-

dapat dalam sub menu Summary of

angan berikut: “This article documents

Merapi’s Activities (SMA). Berdasarkan

a current event. Information may change

informasi ini diketahui bahwa G. Mer-

rapidly as the event progresses”. Kare-

api sejak Tahun 1791 hingga 1994 te-

na ciri dari Wikipedia adalah ensiklo-

lah meletus sebanyak 44 (empat pu-

pedia terbuka, maka situs Merapi da-

luh empat) kali, letusan besar dan kecil.

pat dijumpai di dalam beberapa bahasa

Setengah dari jumlah itu dapat dika-

asing lainnya. Saat ini terdapat dela-

takan sebagai letusan besar dengan

pan bahasa untuk Wikipedia dengan

jumlah korban bervariasi. Informasi

artikel “Merapi”.

Formula penyajian informasi mo- Gambar 6: Korban letusan G. Merapi sejak

yang disajikan dalam menu EWMS dan

SMA dari MVO ini juga termasuk in-

del situs Wikipedia dapat diringkaskan sebagai berikut: Pada halaman depan

1672. Merah: meninggal akibat letusan;

formasi yang sering dikutip oleh web-

Kuning: hilang; Hijau: meninggal akibat la-

site lainnya tentang G. Merapi.

dikemukakan deskripsi umum tentang

G. Merapi dilengkapi link-link terkait har. Sumber: http://www.vsi.esdm.go.id/

Menu terakhir dalam website MVO

mvo/earlywarn.html

menyajikan sisi sosial-ekonomi dari G.

untuk setiap istilah penting (key word)

Merapi, yaitu aspek pariwisata gunung

yang digunakan. Selanjutnya, dibawah

deskripsi umum tersebut, terdapat of Merapi’s Activities (SMA), Volcano

api. Dalam menu Volcano Tourism in

menu-menu utama aspek-aspek G. Tourism in Merapi (VTiM). Di bagian

Merapi disajikan peta ikhtisar pariwi-

Merapi yang apabila diakses akan me- bawah disertakan alamat MVO, yaitu

sata G. Merapi beserta tempat-tempat

nampilkan isi menu, juga secara BPPTK (Balai Penyelidikan dan

yang direkomendasikan MVO untuk

umum. Halaman muka dilengkapi de- Pengembangan Teknologi Kegunung-

dikunjungi. Sebanyak 7 lokasi terda-

ngan highlight G. Merapi berikut gam- apian) sekarang.

pat dalam recommended sites tersebut,

bar dan menu tetap. Dalam paparan GVMV disajikan

mulai dari Kaliurang sampai lokasi

Kelebihan penyajian informasi mo- secara umum karakteristik G. Merapi

puncak. Situs http://www.vsi.esdm.

del ensiklopedia online Wikipedia ini berikut aktivitasnya, meliputi jenis gu-

go.id/portal/html/index.php adalah

adalah kaya akan link-link yang rele- nung api, tipe kimia dan kristal lava,

situs lain tentang G. Merapi. Sebuah

van. Sebuah formula penyajian infor- dan evolusi G. Merapi sejak 400.000

situs perbaikan untuk situs official sites

masi yang sangat sesuai untuk pem- tahun SM sampai sekarang. Selanjut-

G. Merapi saat ini sedang diuji coba

belajaran. Sebagai contoh, dalam nya, dalam menu MVM, disajikan lang-

yaitu situs dengan alamat http://

deskripsi utama yang terdiri atas lima kah-langkah pemantauan G. Merapi

merapi.vsi.esdm.go.id/. Pada saat tu-

baris itu, terdapat tujuh link yang men- yang meliputi pamantauan pada as-

lisan ini disusun, ketika status ba-

jelaskan lebih lanjut tentang ketera- pek-aspek: seismik, kemagnetan gu-

haya G. Merapi menjelang “awas”,

ngan dari istilah-istilah: volcano, Cen- nung api, deformasi, geokimia, pe-

BPPTK meluncurkan websitenya,

tral Java, Indonesia, 1548 (sejarah le- ngamatan langsung morfologi puncak

yaitu: http://bpptk.vsi. esdm.go.id.

tusan sejak tahun tersebut), Yogyakar-

FOKUS KITA

Gambar 7. Pejalan kaki penduduk Jrakah, G. Merapi, salah satu sajian gambar pada

External link Wikipedia, 21 Mei 2006.

Model Laporan Sebuah situs yang banyak dirujuk

oleh situs-situs lainnya juga direko- mendasikan oleh website yang paling banyak diakses (Yahoo, http:// www.yahoo.com/, 18 Mei 2006), adalah situs dengan formula penyajian yang dapat kita sebut sebagai model lapo- ran. Situs ini bertajuk “Global Volcan- ism Program” (GVP) dari “Smithsonian, National Museum of Natural History” (http://www.volcano.si.edu/world/ volcano.cfm?vnum=0603-25=).

Situs ini dapat dikatakan sebagai

situs yang komprehensif meliput se- mua gunung api di seluruh dunia. Dalam kaitannya dengan G. Merapi, situs dari GVP ini dapat dikatakan se- bagai pencatat dan pelapor di Internet yang paling lengkap dan komprehen- sif. Situs GVP boleh kita sebut sebagai situs yang menampilkan seluruh ka- risma G. Merapi, baik untuk kepenti- ngan akademis maupun informasi umum, di Internet. Hal ini segera tam- pak dari gambaran menu-menu dan link-link yang terdapat dalam situs tersebut. Karena sifatnya yang menya- jikan laporan komprehensif, situs ini paling sering di-update. Karena itu pula, situs ini adalah situs yang paling awal menyebutkan nama instansi yang berwenang di bidang gunung api di Indonesia secara benar sesuai nomen- klatur baru.

Halaman Summary menyajikan ringkasan tentang G. Merapi dan menu utama yang berulang di setiap hala- man selanjutnya. Pada Monthly Re- ports, dikemukakan laporan tentang aktivitas G. Merapi dalam konteks bu- lan-tahun. Laporan tersebut sangat kaya informasi. Hal ini dapat dilihat dari indeksnya yang menyajikan 83 judul laporan bulanan, membentang dari 1969 sampai 2002. Penyajiannya pun sangat user friendly, karena pada awal halaman muka, kita dapat lang- sung memilih Monthly Reports bulan- tahun yang kita cari, dan di tengah sajian terdapat fasilitas Jump to Index of Monthly Reports.

Halaman utama situs ini memuat tiga menu pokok, yaitu: Volcano Infor- mation, Data Criteria, dan Region In- formation. Pada menu Volcano Infor- mation, disajikan sub menu berikut: Summary, Monthly Reports, Weekly Reports, Eruptive History, Synonyms & Subfeatures, Photo Gallery, Maps, Data Sources dan Google Earth. De- ngan menu seperti itu, situs GVP sa- ngat powerful dalam menyajikan cata- tan dan laporan aktivitas G. Merapi dari waktu ke waktu pada periode aktif. Pada situs tersebut kita dapat menik- mati rekaman letusan G. Merapi tahun 1994 secara lengkap dengan sajian berbentuk laporan.

Weekly Reports menyajikan laporan mingguan tentang G. Merapi. Saat ini yang tersaji dalam situs GVP adalah laporan satu mingguan G. Merapi, No- vember 2000 - Mei 2006. Sebagaima- na halnya Monthly Reports, Weekly Reports pun kaya akan informasi cata- tan mengenai perjalanan G. Merapi. Pada menu Data Criteria disampaikan informasi penting mengenai definisi dan kriteria data yang digunakan dalam laporan, disajikan dalam tiga kelompok sub menu, yaitu: Volcanoes, Eruptions, dan Google Placemark. Pada menu Region Information disajikan sub menu Regional Volcanoes, Regional Highlights, Regional Map, Regional Sources, dan Regional Links. Dengan menu-menu tersebut, situs GVP meru- pakan arsiparis terlengkap tentang G. Merapi di Internet.

Model Pemberitaan Dalam kaitannya dengan informa-

si G. Merapi kemasan populer di Inter- net, kita tidak dapat melewatkan begi- tu saja website dengan penyajian model pemberitaan seperti yang disajikan si- tus paling populer, Yahoo (http:// www.yahoo.com). Meskipun ke- beradaan sajian informasi G. Merapi, sebagaimana topik-topik berita (news) lainnya dalam Yahoo, tidak tampil per- manen, namun pemberitaan Yahoo pada periode letusan G. Merapi 2006 cukup menarik. Yahoo menganggap berita tentang G. Merapi sebagai beri- ta kelas dunia yang layak ditampilkan. Berita tentang Merapi yang bertengger di halaman news Yahoo selama semi- nggu (12 Mei–18 Mei 2006) menunjuk- kan karisma G. Merapi yang tinggi.

Salah satu kelebihan penyajian in- formasi model pemberitaan ala Yahoo ini adalah aktualitas informasi tekstu- al maupun visual. Dengan bekerjasa-

ta, sea level, dan Decade Volcano. Keakuratan informasi dalam Wikipe- dia, untuk artikel ilmiah, saat ini sudah setara dengan kandungan ensiklope- dia manual semisal “Encyclopædia of Britannica”. Sebuah riset yang dilaku- kan oleh majalah “Nature” (http:// www.nature.com) menunjukkan hal itu (http://www.nature.com/news/2005/ 051212/full/438900a.html).

Link semacam itu dijumpai pula dalam deskripsi umum menu utama: Geological history, Recent eruptions, Monitoring, Footnotes, References, dan External links. Rujukannya kaya dan bertambah setiap hari, demikian pula External link-nya, sesuai dengan ke- dinamisan para kontributornya serta aktualitas topik artikelnya. Dalam wak- tu sekitar satu minggu antara 13–20 Mei 2006, misalnya, rujukan Wikipe- dia telah bertambah dari empat situs menjadi sembilan situs. Demikian pula External link-nya bertambah dari em- pat situs menjadi dua belas situs.

Gambar 8. Salah satu tampilan dalam “Monthly Reports” situs GVP Smithsonian, menampilkan peta endapan produk G. Mer- api dari letusan 1994 yang bergerak ke arah barat daya. Gambar sumbangan dari Sukh- yar, MVO. Sumber: http://www.volcano.si. edu /world/

FOKUS KITA

Related Video

adalah GVP ( http://www.volcano.

gunaan sains dan manajemen darurat

si.edu/) pada menu Data Sources .

yang lebih baik guna mengurangi

Berdasarkan situs tersebut, maka

kedahsyatan akibat bencana alam.

setidaknya kita mengetahui fakta-

Perhelatan tersebut difokuskan pada

fakta rujukan ilmiah berkenaan

koordinasi studi ilmu-ilmu kebumian

dengan G. Merapi yang dipaparkan

dan perencanaan penggunaan lahan

berikut ini, pilihan F. Beauducel (CV

sehingga dapat dipelajari cara terbaik

lihat: http://www.ipgp.jussieu.fr/

untuk mengurangi resiko akibat ben-

~beaudu/cv.html ). Antara tahun

cana gunung api pada kehidupan dan

Mount Merapi Roars Back to Life

1995–2000 berlangsung 5 event

harta benda.

Play Video » More AP Video

internasional vulkanologi G. Merapi.

IAVCEI ((International Association of

Volcanology and Chemistry of the Gambar 9. Contoh tampilan head berita

Sampai tahun 2000, terpilih 126

Earth’s Interior; http://www.iavcei.org/ tentang G. Merapi di Yahoo, 16/5/2006,

artikel ilmiah yang tersebar dalam 15

) adalah organisasi yang mengusulkan lengkap dengan slide dan video aktual.

jurnal, buletin, proceeding dan

sejenisnya berkenaan dengan G.

G. Merapi untuk Decade Volcano, dan

Sumber: www.yahoo.com

16 Mei 2006

Merapi. Tesis dan disertasi terdapat

telah diterima serta ditempatkan pada

urutan 6 dari 16 gunung api di selu- ma dengan kantor berita besar, seper-

sebanyak 15 untuk tingkat doktoral

ruh dunia (http://vulcan.wr.usgs.gov/ ti Reuters dan Associated Press, yang

dan PhD, 6 untuk tingkat master dan

Volcanoes/DecadeVolcanoes/ melakukan pengamatan langsung di

DEA, dan 6 untuk tingkat graduate

framework.html). Fakta ini menunjuk- lapangan dan didukung oleh teknologi

dan undergraduate.

kan G. Merapi dalam dunia vulkanolo- canggih, Yahoo mampu menyajikan

Selanjutnya, Beauducel, dalam

gi. Kegiatan dalam rangka Decade Vol- informasi tekstual dan visual yang ak-

websitenya memilih 24 laporan, 6 buku

cano Merapi telah dilaksanakan pada traktif tentang G. Merapi langsung dari

dan VCD, 8 peta, dan 134 abstrak dari

tahun 1995 dan 1997 di Yogyakarta lapangan. Siapa saja yang mengakses

berbagai workshop dan meeting. De-

(http://www.ipgp.jussieu.fr/~beaudu/ Yahoo pada hari-hari “puncak” kegia-

ngan demikian, total informasi artikel

merapi/biblio.html). tan Merapi dapat menikmati langsung

dan rujukan ilmiah mengenai G. Mer-

Event lain yang diselenggarakan slide dan video tentang kehebatan le-

api dalam berbagai media yang disaji-

berkenaan dengan G. Merapi dan diru- tusan G. Merapi, hiruk pikuk para pe-

kan Beauducel tidak kurang dari 325

juk dalam situs Beauducel adalah dua ngungsi, dan situasi lainnya mulai dari

buah. Berdasarkan situs tersebut, de-

perhelatan ilmiah tahun 1998 dan puncak G. Merapi sampai ke daerah-

ngan mengambil rata-rata dua orang

2000. Event tersebut adalah 1) 1st Me- daerah di sekitarnya.

peneliti untuk satu karya tulis ilmiah,

rapi-Galeras-Workshop, German Geo- Sebagai contoh, pada tanggal 16

maka tak kurang dari 750 peneliti G.

physical Society (DGG), Potsdam, June Mei 2006, Yahoo memberitakan G.

Merapi tingkat dunia. Jumlah ini ada-

25, 1998, dan 2) IAVCEI General As- Merapi dengan tajuk: “Survivors Recall

lah taksiran yang sangat hati-hati kare-

sembly, IAVCEI-VSI, Nusa Dua (Bali), 1994 Mt. Merapi Eruption” oleh Chris

na tentu saja tidak semua kegiatan

July 18-22, 2000. Selain itu, Beau- Brummitt, penulis pada kantor berita

penelitian itu tercatat oleh Beauducel.

ducel juga menampilkan satu forum Associated Press sebagaimana dapat

Dalam website Beauducel, deretan

online tentang G. Merapi sekaitan de- dilihat pada alamat website berikut:

nama peneliti G. Merapi disajikan pula

ngan mitigasi bencana, yaitu: http:// http://news.yahoo.com/s/ap/

secara alfabetis, mulai dari hurup “A”

www.ipgp.jussieu.fr/~beaudu/merapi/ 20060516/ap_on_re_as/

sampai “Z”. Dan benar-benar, kecuali

forum94.html Masih banyak perte- indonesia_volcano.

untuk huruf “Q” dan “X”, semua abjad

tersebut terisi. Demikian pula dalam

muan-pertemuan ilmiah lainnya yang

Data Source situs GVP dan situs lain-

dilaporkan di Internet. Tulisan ini akan

Loyalitas pada dan Daya Tarik G.

nya, disajikan puluhan para peneliti

terlalu panjang jika mengupas seluruh-

Merapi di Internet

dan karyanya tentang G. Merapi. Ban-

nya.

Seluruh penyajian informasi G.

yak di antara para peneliti yang beras-

- Wisata Gunung Api di Internet kita pandang karisma G. Merapi. Kita

Merapi di Internet, dari satu sisi dapat

al dari Indonesia dan berbagai penju-

Aktivitas lain yang muncul sebagai akan melihat karisma tersebut lebih

ru dunia itu telah melakukan peneli-

bentuk daya tarik G. Merapi di Inter- lanjut di Internet berkenaan dengan

tian dan menulis karya ilmiah tentang

net adalah wisata gunung api. Selain peneliti, penelitian, event-event ilmiah

G. Merapi berkali-kali. Gunung Mera-

situs John Seach dan VSI sebagaima- dan pariwisata gunung api Merapi.

pi telah menjadi magnet kuat bagi ra-

tusan ilmuwan kegunungapian dan

na telah dikupas di atas, situs GVP

(http://volcano.und.edu/) pun me- - Para Peneliti dan Penelitian

ilmu lain yang terkait.

nampilkan wisata gunung api ini. Ta- Dari uraian sebelumnya, terdapat

juk “Virtual Field Trip to the Southern dua situs yang secara lengkap

- Decade Volcano

Flank of Merapi”, dalam situs tersebut menampilkan informasi tentang para

G. Merapi adalah satu dari 16 gu-

menampilkan informasi wisata G. Mer- peneliti dan penelitian tentang G.

nung api di dunia yang dinominasikan

api itu, seperti pada peta dalam Gam- Merapi. Situs yang pertama adalah

untuk Decade Volcano. Prakarsa De-

bar 10. Penyajian informasinya diran- situs dari Beauducel http://

cade Volcano berasal dari PBB, yaitu

cang sedemikian dengan sistem link. www.ipgp.jussieu.fr/~beaudu/

bagian dari IDNDR (International De-

Para pengakses melalui link ke setiap merapi.html . Situs yang kedua

cade for Natural Disaster Reduction

(IDNDR). Tujuannya adalah peng-

nomor lokasi pemberhentian wisata

FOKUS KITA

Gambar 10. Contoh tampilan peta wisata G. Merapi dan sekitarnya di Internet. Keteran- gan angka berturut-turut adalah: 1) Kantor BPPTK, Yogyakarta, 2) Candi Kedulan, 3) Rumah baru, Kinahrejo, 4) Gardu Pandang,

5) Pos Pengamatan Kaliurang, 6) Bendungan Sabo, dan 7) relokasi Sudimoro. Sumber: http://volcano.und.edu/ Penyajian peta wisata virtual tersebut ber- dasarkan rujukan: S. Bronto, M.A. Purbawi- nata, Suswati, I. Nurnusanto, I.K. Sinuling-

ga, dan D.S. Sayudi, D.S., 1997 (VSI).

Gambar 11. Rockfall dari kubah lava yang ambruk 8 September 1982. Sumber: http:// volcano.und.edu/

jukannya (angka dalam tanda kurung), tentang letusan G. Merapi, tahun 2006, sebagai berikut: “By early May, active lava flows had begun. On May 11th, with lava flow beginning to be constant, some 17,000 people were ordered to be evac- uated from the area [4] and on May 13th, Indonesian authorities raised the alert status to the highest level, ordering the immediate evacuation of all residents on the mountain. [5] Eruptions at the volcano are increasing in intensity, and some reports indicate that large explosions have begun. [6][7] Should pyroclastic flows occur, nearby villages will be at very high risk, but many villagers have defied the dangers posed by the volcano and re- turned to their villages, saying that they needed to tend their live-stock and crops. [8] . On May 16th activity has calmed down but scientists are warning it still poses a threat. [9]” . (Catatan: ang- ka dalam kurung merujuk ke situs rujukan Wikipedia tanggal 21 Mei 2006, sebagaimana pada hal 25, Sum- ber: http://en.wikipedia.org/wiki/ Mount_Merapi%2C_Central_Java#2006_eruption).

KEMBALI KE DUNIA NYATA “Apa arti semua karisma G. Merapi

yang ada dalam Internet itu bagi kita?”, “Apa intisari dari semua perhatian, kesetiaan atau karisma G. Merapi di Internet itu bagi kehidupan nyata?”. Muara dari semua itu yang seharus- nya dan sepatutnya menjadi kejaran, tiada lain, sebagaimana tujuan dari Decado Volcano, adalah mengurangi resiko akibat bencana gunung api pada kehidupan dan harta benda di sekitar

G. Merapi. Perjalanan dari sekemasan informasi ke sukses mitigasi bencana adalah suatu langkah yang panjang yang kita akan coba melihatnya. Se- belumnya, kita jenguk dunia nyata G. Merapi.

Dunia nyata, bagaimana pun, tetap

lebih penting. Walaupun, dalam uku- ran tertentu, dunia Internet itu pun nyata, atau menunjukkan suatu ke- nyataan tertentu; namun, dunia yang sebenarnya tetap jauh lebih penting. Karena, dalam dunia nyata atau ke- hidupan sehari-hari itulah permasala- han secara real dihadapi dan kinerja diperhitungkan oleh seluruh kom- ponen masyarakat. Setelah berlayar di Internet, selintas kita menjelajah du- nia nyata G. Merapi, karismanya, be- serta instansi dan para peneliti yang terlibat didalamnya.

Sumber Informasi tentang G. Merapi

Pada mulanya adalah informasi dari dunia nyata. Apa yang tampak di Internet sebagai lautan informasi ten- tang G. Merapi tidak mungkin berwu- jud jika tidak tersedia informasi awal yang memadai dari dunia nyata. Me- ngenal pihak-pihak yang terlibat dalam pengumpulan informasi G. Merapi di lapangan, baik instansi maupun indi- vidu, adalah sangat penting. Demiki- an pula para peneliti dan pemerhati G. Merapi yang tersebar di berbagai in- stansi dan masyarakat luas penting untuk diperhatikan. Karena, dari ta- ngan merekalah informasi pertama ten- tang G. Merapi diperoleh. Dalam hal ini, apa yang telah dilakukan oleh in- stansi dan segenap staf BPPTK, PVM- BG (atau nama lain instansi-instansi tersebut sebelumnya), dan peneliti lain tentang G. Merapi penting untuk dise- barluaskan.

- PVMBG dan BPPTK Sebagaimana situs-situs Internet

bercerita, BPPTK dan PVMBG, Badan Geologi, baik secara instansional mau- pun individu peneliti dan staf terkait, benar-benar menjadi rujukan utama dan penting berkenaan dengan G. Me- rapi. Salah satu misi PVMBG adalah pengamatan yang berkesinambungan, mitigasi yang cepat untuk meminimal- kan korban jiwa dan harta benda, menyediakan data dan informasi, dan memberikan rekomendasi mitigasi ben- cana kegeologian, di antaranya benca- na letusan gunung api. Misi tersebut berkenaan dengan aspek penyelidikan dan pengembangan teknologi kegu- nungapian; pengamatan dan mitigasi bencana G. Merapi dilimpahkan ke BPPTK. Cikal bakal BPPTK, sebagaima- na cikal bakal PVMBG, telah dimulai sejak jaman Belanda (1920). Tugas

Ilustrasi Fakta tentang G. Merapi di Internet

Fakta atau sejenis karakteristik umum tentang G. Merapi ditampilkan oleh lebih dari tujuh puluh lima web- site tentang gunung api tersebut den- gan beberapa perbedaan kecil pene- kanan. Dua diantara sajian fakta G. Merapi di Internet dikemukakan di bawah ini.

Volcanoworld melukiskan Merapi dan potensi bencananya sebegai berikut: “Merapi is located ~30 km im- mediately north of Yogyakarta, a city with a population of 500,000. Merapi has the unfortunate distinction of pro- ducing more nuee ardentes than any other volcano on Earth. The nuee ardent- es result from collapse of the lava dome at the summit. Of the 67 historic erup- tions 32 have had nuee ardentes asso- ciated with them. Eleven of these erup- tions resulted in fatalities. Merapi is closely monitored by the Volcanological Survey of Indonesia. Shortly before the Koyanagi photograph below was taken, Merapi was generating up to 40 nuee ardentes per day (1987-penulis)”.

Yang terakhir dicatat laporan Wiki- pedia yang disarikan dari sumber ru-

yang ada pada peta tersebut diperke- nalkan pada situasi dan keterangan dari setiap lokasi yang diakses.

FOKUS KITA

BPPTK adalah melaksanakan penyeli- dikan, pengembangan metoda dan teknologi kegunungapian serta pe- ngelolaan laboratorium alam G. Mera- pi sesuai dengan kebijaksanaan tek- nis yang ditetapkan oleh PVMBG.

Bagi instansi tersebut serta para peneliti dan seluruh staf di dalamnya, gunung api, khususnya G. Merapi menyorotkan karisma tersendiri. De- ngan segala kekurangan fasilitas, sa- rana prasarana dan anggaran peman- tauan dan kerja lainnya di bidang gu- nung api, mereka telah begitu setia dalam melaksanakan tugasnya.

- Pos Pengamatan, Penelitian, Pengamat dan Peneliti

Basis vulkanologi dan ilmu terapan- nya, sebagaimana disiplin ilmu yang lainnya, adalah pengamatan dan penyelidikan-penelitian lapangan. Para pengamat, peneliti dan penyelidik G. Merapi berikut hasil kerjanya adalah sumber informasi pertama tentang perkembangan aktivitas gunung terse- but. Mereka – para petugas di pos pe- ngamatan gunung api (PGA) dan tem- pat-tempat pengukuran aktivitas G. Merapi – telah dengan tekun bekerja, mengawasi dan mencatat hasil pe- ngamatan dan peralatan baik dengan peralatan maupun visual. Di saat-saat terjadi peningkatan aktivitas Merapi, terkadang jam kerja mereka dapat mencapai 24 jam dengan situasi pene- rangan dan sarana pendukung lainnya yang kadangkala tidak selalu mema- dai, mengingat kemampuan Pemerin- tah terbatas.

Untuk G. Merapi, terdapat 5 (lima) pos PGA dengan jumlah pengamat 14 orang, dibawah tanggungjawab BPPTK. Kelima pos PGA Merapi itu masing- masing dari selatan, barat, hingga uta- ra, adalah: Kaliurang, Ngepos, Ba- badan, Jrakah, dan Selo (Gambar 13). Di seputar Merapi juga telah ditempat- kan peralatan pemantau aktivitas G. Merapi sebanyak lebih dari 12 jenis.

Pengamatan, penyelidikan dan penelitian lapangan G. Merapi melipu- ti aspek: seismik, kemagnetan, gaya berat, deformasi, geologi, geokimia, pen- gamatan langsung morfologi puncak dan evolusi kubah, serta pendeteksian lahar. Khusus untuk BPPTK, selain melaksanakan penelitian juga pengem- bangan metoda dan teknologi dalam bidang kegunungapian dan mitigasi bencana geologi. Untuk itu, G. Merapi dijadikan sebagai laboratorium alam selain sebagai obyek mitigasi bencana

Balai Penyelidikan dan Pengem- bangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) adalah unit pelaksana tek- nis di bawah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Tugas utama BPPTK adalah melaksanakan 1) penyelidikan Gu- nung Merapi, 2) pengembangan me- toda, analisis, teknologi, dan instru- mentasi, 3) pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium kegununga- pian, dan 4) mitigasi bencana geolo- gi.

Sejarah berdirinya BPPTK ber- kaitan erat dengan pembangunan Pos-Pos Pengamatan Gunung Api di Gunung Merapi. Volcanologische Onderzoek, yang pada tahun 1939 di dunia internasional dikenal se- bagai Volcanological Survey, mem- bangun beberapa pos penjagaan gu- nung api di wilayah Pulau Jawa pada kurun tahun 1920-1941. Pos-pos itu adalah Pos Gunung Krakatau di Pulau Panjang, Pos Gunung Tangkuban Parahu, Pos Gunung Pa- pandayan, Pos Kawah Kamojang, Pos Gunung Kelud, Pos Gunung Se- meru, dan Pos Kawah Ijen. Khusus untuk Gunung Merapi dibangun em- pat pos yaitu Pos Babadan, Krinjing, Plawangan, dan Ngepos.

Untuk menampung laporan-lap- oran dari empat pos di Merapi itu maka menjelang masa kemerdekaan didirikan Kantor Urusan Gunung Api (UGA) di Yogyakarta. Seiring dengan perkembangan pemerintahan kan- tor ini beberapa kali berubah nama. Mulanya menjadi Pos Penjagaan Merapi (PPM) kemudian menjadi Kantor Cabang Subdit Vulkanologi pada tahun 1973, menjadi Dinas Vulkanologi Cabang Yogyakarta tahun 1975, menjadi Seksi Geoki- mia Gunung Api (bagian dari Direk- torat Vulkanologi Bandung) tahun 1978, dan menjadi Seksi Penyelidi- kan Gunung Merapi (PGM) dengan tugas dan fungsi mitigasi bencana Gunung Merapi pada tahun 1984. Akhirnya pada tahun 1997 naman- ya menjadi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunun-

Sejarah Singkat BPPTK Yogyakarta

Foto gedung kantor BPPTK lama.

Foto gedung kantor BPPTK sekarang.

Foto Pos Pengamatan Kaliurang, salah satu pos pengamatan Gunung Merapi.

gapian (BPPTK). Kantor yang berala- mat di Jalan Cendana 15 Yogyakarta ini sekarang dikepalai oleh Dr. A. Rat- domopurbo.

FOKUS KITA

gunung api. Sebagaimana tertuang dalam visi BPPTK, pengembangan metoda menghadapi dua aspek yaitu mencoba menemukan metoda baru atau mengkaji metoda lama yang te- lah diaplikasikan dengan obyek sasa- ran berupa pemantauan atau penye- lidikan.

Penelitian dan kajian aplikasi me- merlukan analisis yang akurat dan dapat diuji untuk memperoleh param- eter tambahan yang berguna untuk pemantauan. Parameter tambahan yang telah teruji ini kemudian akan dipakai sebagai alat prediksi. Pengem- bangan teknologi berkaitan dengan penyediaan hardware maupun soft- ware untuk menunjang kegiatan pengembangan metoda. Saat ini di BPPTK terdapat 37 tenaga teknis dari berbagai jenjang pendidikan.

Di lingkungan PVMBG sendiri, ter- Gambar 12. Merapi, beberapa hari menjelang letusannya, 2006. Foto: Subandriyo, BPPTK

masuk BPPTK, peneliti di bidang gu- nung api hasil lulusan dan kerjasama luar negeri saja terdapat tidak kurang dari 14 orang doktor dan 15 master. Para doktor ahli bidang gunung api itu terbanyak lulusan perguruang tinggi di negara Perancis.

- Peneliti dan Hasil Penelitian lainnya

Para peneliti di luar instansi BPPTK dan PVMBG sangat penting peranan- nya dalam perkembangan penge- tahuan dan teknologi pemantauan G. Merapi. Banyak diantara mereka meru- pakan mitra kedua instansi tersebut. Mereka adalah para peneliti dan ilmu-

wan yang berdedikasi tinggi terhadap

vulkanologi, khususnya G. Merapi. Mereka berasal baik dari dalam mau- pun luar negeri; baik dari instansi Pe- merintah, Perguruan Tinggi, maupun dari peneliti perorangan; sejak jaman Belanda hingga saat ini. Sebuah direk- tori yang menghimpun para peneliti G. Merapi sejak tercatat dalam sejarah hingga sekarang, saat ini mungkin be- lum tersedia. Namun, dapat dipasti- kan, peneliti, ilmuwan, mahasiswa dari berbagai strata yang mengambil tugas akhir tentang G. Merapi sudah sangat melimpah.

Dalam buku “Data Dasar Gunung Api Indonesia” (Catalog of References on Indonesian Volcanoes with Eruptions in Historical Time), Direktorat Vul- kanologi, 1979, terdapat list artikel hasil penelitian dan penelitinya tentang

G. Merapi yang tercatat sejak abad ke- satu pos pengamatan G. Merapi yang tertua.

Gambar 13. Peta Lokasi Pos Pengamatan ( ); Inzet: pos pengamatan Babadan, salah

16 M. Buku tersebut memuat tidak

FOKUS KITA

kurang dari 250 sumber rujukan ten- tang G. Merapi yang tercatat hingga tahun 1979. Hasil penelitian lainnya tersebar di berbagai instansi/institusi Pemerintah dan non Pemerintah, me- liputi: laporan-laporan, buletin, jurnal, buku, dan karya tulis (skripsi, tesis, disertasi).

Dalam kurun 20 tahunan (1983- 2004) saja terdapat 40 penelitian ber- bentuk disertasi, tesis, skripsi dan lap- oran tentang G. Merapi. Topik-topik penelitian tersebut beragam, meliputi: identifikasi sifat letusan sejak ribuan tahun lalu, evolusi magmatisme, me- kanisme aktivitas besar, rekonstruksi kejadian lava, evolusi struktural dan kemagmaan letusan-letusan besar, karakter lahar, prekursor letusan, stratigrafi gunung api, ekologi, pen- garuh letusan pada situs-situs budaya, peta resiko bencana, sejarah letusan sejak tahun 1768, dan pengelompokan batuan penyusun G. Merapi. Jumlah peneliti dan beragam variasi penelitian sebanyak 40 jenis dalam kurun waktu

20 tahunan tersebut menunjukkan satu lagi bukti tentang betapa besar ka- risma G. Merapi bagi para peneliti dan ilmuwan.

- Disertasi Dr. Sri Mulyaningsih Penelitian terakhir tentang G. Mer-

api dilakukan oleh Dr. Sri Mulyaning- sih yang dilakukan untuk disertasi pro- gram studi doktoralnya pada ITB. Judul disertasi itu adalah “Geologi Lingkungan di Daerah Lereng Selatan Gunung Api Merapi, Yogyakarta, pada waktu Sejarah (Historical Time), diper- tahankan dalam sidang doktoralnya di ITB, Desember 2005. Penelitian Sri Mu- lyaningsih yang dituangkan dalam di- sertasi tersebut mengemukakan fakta, data, dan informasi tentang salah satu daya tarik dan loyalitas masyarakat sekitar G. Merapi terhadap gunung api tersebut sepanjang sejarah sejak seki- tar abad 15 M.

Disertasi tersebut berusaha men- jawab permasalahan berkaitan dengan aktivitas G. Merapi yang berlangsung sepanjang waktu sejarah tertentu, se- hingga berdampak bencana terhadap kawasan bagian selatan gunung api tersebut. Sri Mulyaningsih dalam dis- ertasinya mempermasalahkan 3 hal, yaitu: 1) kaitan antara sifat dan seba- ran material gunung api Merapi de- ngan bencana yang ditimbulkannya, 2) jumlah dan intensitas masing-masing bencana yang telah terjadi, dan 3) pe- ngaruh bencana gunung api Merapi

terhadap kondisi geologi lingkungannya.

Berdasarkan asumsi- asumsi yang telah terbukti kebenarannya, Sri Mulyan- ingsih dalam disertasinya mengajukan tiga hipotesis penelitian, yaitu: 1) bahwa pengendapan material G. Mer- api di daerah penelitiannya se- lama waktu sejarah berlang- sung dalam beberapa periode dengan volume endapan be- sar dan sebarannya luas, 2) bahwa proses pengendapan tersebut mengikuti pola cekungan banjir alur-alur ter- anyam, dan 3) bahwa proses pengendapan tersebut berke- cepatan dan bertekanan ting- gi, berdampak bencana dan memungkinkan dapat meruntuhkan candi-candi, serta berpengaruh pada perkembangan geologi lingkungan, yang peristiwanya oleh beberapa penel- iti terdahulu dikenal sebagai pralaya pada tahun 1006.

Inventarisasi, Dokumentasi dan Penyajian Hasil Penelitian dan Pengamatan

Hasil-hasil pengamatan dan pene- litian dari PVMBG dan BPPTK dituang- kan dalam bentuk: laporan rutin (dua mingguan, satu mingguan sampai har- ian), jurnal atau buletin, laporan tahunan, proceeding, dan buku; di- samping film dokumenter dan brosur- brosur. Laporan rutin secara khusus menyampaikan perkembangan aktivi- tas vulkanisme G. Merapi, terutama guna keperluan mitigasi bencana gu- nung api. Jurnal dan buletin memuat hasil-hasil survei, penyelidikan, pene- litian dan riset lainnya berkaitan de- ngan G. Merapi, baik sebagai potensi bencana maupun sebagai sumber daya. Laporan tahunan memuat se- mua hasil kegiatan tahunan berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi.

Pada saat ini laporan-laporan ten- tang G. Merapi sudah sangat banyak, apalagi dalam masa status aktivitas G. Merapi meningkat. Untuk periode April–Mei 2006 saja, saat aktivitas G. Merapi memasuki tingkat waspada sampai awas, dihasilkan tidak kurang dari 30 laporan perkembangan aktivi- tas G. Merapi. Demikian pula laporan tahunan, sedikitnya sejak tahun 1980- sekarang, terdapat 25 laporan tahunan yang memuat perkembangan aktivitas

dan hasil-hasil penelitian tentang G. Merapi. Untuk jurnal atau buletin, saat ini terdapat dua jenis, yaitu: 1) Buletin “Vulkanologi dan Bencana Geologi”, diterbitkan oleh PVMBG, setiap 4 bu- lan; dan 2) Buletin berkala “Merapi”, diterbitkan oleh BPPTK. Beberapa Pro- ceeding Merapi kita dihasilkan dari per- temuan-pertemuan ilmiah tentang G. Merapi tingkat nasional dan interna- sional sejak 1990-an sampai sekarang.

Adapun buku tentang G. Merapi atau memuat deskripsi G. Merapi yang dihasilkan sejak tahun 1970-an, an- tara lain: 1) “Data Dasar Gunung api Indonesia” (Catalog of References on Indonesian Volcanoes with Eruptions in Historical Time), Direktorat Vulkanolo- gi, 1979; 2) “Prekursor Erupsi G. Me- rapi”, Direktorat Vulkanologi, Maret, 2000; 3) “Karakteristik Gunung Mera- pi”, BPPTK, Direktorat Vulkanologi, 2000. Sebuah tulisan yang sangat penting sebagai rangsangan untuk penelitian lebih lanjut upaya deteksi dini letusan G. Merapi terdapat dalam artikel “Misteri Gunung Merapi”, bagi- an dari buku “Dari Gunung Api hing-

ga Otonomi Daerah” kumpulan tulisan Wimpy S. Tjetjep. Dokumentasi lain tentang G. Me- rapi tersedia dalam bentuk foto-foto, slide, CD, film dokumenter, dan bro- sur. Foto-foto dan slide dihasilkan dari setiap kunjungan dan pengamatan lapangan, baik dalam pada waktu khusus, seperti pada masa-masa letus-

Gambar 14. Peta Endapan Awan Panas Tahun 1973. Sumber: “Data Dasar Gunung Api Indonesia”, Direktorat Vulkanologi, 1979

FOKUS KITA

an, maupun dalam rangka penelitin rutin. CD, film dokumenter, dan bro- sur-brosur dibuat untuk media sosial- isasi gunung api dan mitigasi benca- na geologi. Jumlah foto dan slide ten- tang G. Merapi tak terhitung lagi dan ba-nyak diantaranya menjadi sumber bagi media massa. CD tentang Merapi terdapat sekitar 5 buah. Film doku- menter baru tersedia satu buah, judul- nya: “Nafas Bumi Merapi”. Adapun bro- sur khusus tentang G. Merapi, poten-

Gambar 15. Gunung Merapi menjelang letusan (kiri) dan beberapa saat setelah terjadi si dan kebencanaannya yang diter-

letusan, 15 Mei 2006 (kanan). Sumber: foto Subandriyo dan Suratno, BPPTK bitkan oleh BPPTK terdapat sekitar 5

buah. Seluruh media informasi tersebut

ber atau pengkonfirmasi informasi per- di atas disimpan di bagian perpusta-

dan global-internasional. Di tingkat

tama tentang G. Merapi. Sebagai con- kaan PVMBG dan BPPTK. Pada wak-

lokal, Pemerintah melalui PVG dan

toh, pada bulan September 2006 di tu-waktu tertentu informasi tersebut

BPTK telah menjadikan G. Merapi se-

Yogyakarta akan diselenggarakan disajikan kepada umum, antara lain

bagi laboratorium alam. Kehadiran

workshop tingkat internasional tentang dalam bentuk: laporan tahunan, buku

BPPTK di antaranya karena aktivitas

Merapi dengan judul “Merapi and Me- khusus, buletin, dan sosialisasi (bro-

G. Merapi yang demikian menarik per-

rapi Type Volcanoes in The World with sur, CD, dan film) yang diselenggara-

hatian serta penting. Perhatian dan

Their Phenomena”, lebih lanjut lihat: kan baik secara khusus oleh instansi

pengenalan baik untuk kepentingan

http://www.vsi.esdm.go.id/merapi- tersebut, maupun atas undangan.

ilmu kegunungapian maupun mitiga-

si bencana letusan gunung api. Kedua

workshop/.

Perhatian dunia internasional ter- but dalam bentuk website juga dilaku-

Penayangan permanen informasi terse-

tujuan tersebut memang harus seiring

hadap G. Merapi pun setua perhatian kan dengan kandungan informasi se-

dan sejalan.

di tingkat nasional. Berbagai individu bagaimana telah dipaparkan di atas.

BPPTK, PVMBG, sudah menjadikan

maupun organisasi ilmiah di tingkat Hasil-hasil penelitian tentang G.

G. Merapi sebagai laboratorium alam

internasional banyak melakukan pene- Merapi dari pihak lain, tersimpan pada

gunung api. Fungsi instansi tersebut,

litian tentang G. Merapi. Saat ini per- perpustakaan masing-masing, seperti

berupa program dan kegiatan pelak-

hatian itu terwujud dalam berbagai di UGM, ITB, dan perguruan tinggi lain

sanaan dari laboratorium alam G. Me-

bentuk kerjasama penelitian dengan yang pernah melakukan penelitian

rapi dilakukan setiap tahun, termasuk

Indonesia untuk memantau aktivitas tentang G. Merapi. Sebagian di ant-

pengelolaan sarana dan prasarana lab-

salah satu gunung api paling aktif di aranya kiranya dapat diperoleh di per-

oratorium alam G. Merapi. Demikian

dunia ini. Banyaknya dan besarnya pustakaan atau pusat dokumentasi

pula, karena G. Merapi adalah gunung

minat para peneliti, baik di tingkat lokal Pemda terkait (Yogyakarta, Sleman,

api paling aktif di Indonesia, bahkan

maupun internasional menunjukkan Klaten, dll), dan perpustakaan individu

di dunia, maka kegiatan dalam rang-

G. Merapi sebagai pusat perhatian du- dan sering disajikan pada momen-

ka pemberian rekomendasi status ak-

tivitas G. Merapi pun merupakan ke-

nia.

momen ilmiah G. Merapi.

giatan rutin. Seiring dengan hal itu,

Selain itu, saat ini di Internet telah

program dan kegiatan yang merupa-

hadir sebuah layanan untuk me-

Pusat Perhatian dan Loyalitas

kan implementasi dari pengembangan

nampilkan foto rupa bumi dengan

Menjelang dan Saat Letusan 2006

metoda dan teknologi untuk penyelidi-

tingkat resolusi mencapai 1 meter

(khusus untuk wilayah Indonesia, peta orang dan para pengamat sejak jaman

G. Merapi sudah menjadi perhatian

kan kegunungapian, penyuluhan

yang tersedia baru mencapai resolusi Belanda, bahkan jauh sebelum masa

tingkat bahaya gunung api, serta pen-

30 meter) dengan foto dasar merupa- itu. Loyalitas para peneliti untuk ter-

gamatan dan pemantauan aktivitas gu-

kan citra satelit. Berkaitan dengan G. us melakukan penelitian terhadap gu-

nung api banyak dilaksanakan di G.

Merapi, citra yang dihasilkan cukup nung api tersebut seiring dengan lo-

Merapi dan termasuk kegiatan rutin.

dapat menunjukkan wilayah-wilayah yalitas penduduk disekitar G. Merapi

Hasil-hasil pengamatan, penyeli-

yang terkena awan panas dan alur-alur untuk mendiami dan bermukim di se-

dikan dan penelitian tentang G. Mera-

sungai mati yang berpotensi untuk kitarnya. Perhatian dan loyalitas ter-

pi kemudian diekspos didalam laporan-

menjadi jalan bagi lava maupun lahar hadap G. Merapi akan terus mewar-

laporan, workshop, seminar, dan per-

(Gambar 16 ). Updating gambar bergan- nai sejarah, sebagaimana tampak pada

temuan-pertemuan ilmiah lainnya,

tung tingkat aktualitas kejadian pen- peristiwa letusannya di tahun 2006.

baik skala lokal maupun internasion-

al. Event-event ilmiah nasional dan in-

ting yang berlangsung di lokasi ber-

ternasional berkenaan dengan Merapi

sangkutan.

Semua informasi ini dapat diperoleh lokal maupun global

- Pusat perhatian menerus di tingkat

sebagaimana diberitakan situs-situs,

secara gratis dengan catatan kita harus Pada saat ini G. Merapi telah ma-

diantaranya Decade Volcano G. Mera-

memiliki koneksi Internet dan PC suk program pemantauan dan penga-

pi, benar-benar telah dilaksanakan dan

berkapasitas cukup. Situs yang menye- matan intensif di tingkat lokal-nasional

masih akan terus diselenggarakan den-

gan melibatkan BPPTK, PVMBG,

diakan layanan ini adalah http://

Badan Geologi sebagai host, nara sum-

earth.google.com. Di situs tersebut kita

FOKUS KITA

dapat mengunduh (download) sebuah program dengan kapasitas sekitar 11,5 MB yang membutuhkan waktu seki- tar 40 menit jika kita menggunakan koneksi Internet dial-up berkecepatan

56 kpbs. Program tersebut adalah se- buah interface yang akan menampil- kan peta citra satelit. Untuk seluruh dunia, kita dapat mencari lokasi mana saja di dunia ini dengan memasukkan nama tempat/kota/negara di kotak yang telah disediakan, maka program ini secara otomatis akan menghubung-

i server yang menyediakan data/infor- masi dimaksud. Kelebihan program ini adalah dapat menampilkan kondisi tiga dimensi (3D) dari wilayah yang kita pi- lih, selain infomasi standar seperti koordinat dan elevasi.

- Mengamati G. Merapi ‘Real Time’ di Internet dan Dua Ahli dari USGS

Minggu-minggu pertama menjelang letusannya, aktivitas pemantauan G. Merapi dan hasilnya dapat dinikmati pengamat melalui Internet. Tampilan proses dan hasil kerja seismograf di kantor utama BPPTK, Yogyakarta, dan sesekali sosok puncak Merapi, dapat dinikmati oleh mereka yang online dan berhasil akses ke komputer online di BPPTK yang menayangkannya mela- lui window Yahoo Messenger (YM). Hal

itu terselenggara setelah BPPTK me- masang webcam yang diarahkan ke seismograf atau puncak G. Merapi melalui kamera. Id YM yang digunakan oleh BPPTK untuk keperluan penayan- gan real time pemantauan aktivitas G. Merapi tersebut adalah: bpptk mera-

pi.

Chatting dengan bpptk merapi tak lain adalah sebuah kegiatan di dunia nyata yang ditrasformasikan ke dunia luas, menjadikan perhatian terhadap

G. Merapi semakin tinggi saat kejadi- an letusannya, tahun 2006. Kualitas penayangan live lakon nyata G. Mera- pi tersebut semakin baik setelah ke- hadiran dua orang peneliti dari USGS di saat mendekati hari”H” letusan. Kisah mereka dan BPPTK yang cukup menyentuh sekaligus menambah bukti esksistensi G. Merapi sebagai pusat perhatian dan loyalitas para peneliti terhadapnya.

Jeffry Marso dan Andy Lockhart

adalah dua orang staf USGS yang da- tang ke Indonesia saat status G. Mera- pi telah dinyatakan “siaga”. Kedatan- gan mereka yang awalnya bertujuan untuk penelitian di P. Sulawesi dalam rangka pelaksanaan program USGS kerjasama dengan Indonesia, mendadak diubah menjadi ke Merapi atas perintah segera dari kantor pu- satnya di USA. Tujuannya tiada lain

guna penelitian dan liputan aktivitas gunung api yang menjadi pusat per- hatian dunia itu. Kedua ahli USGS itu pun dalam waktu yang singkat melatih beberapa staf BPPTK untuk pemasan- gan dan operasional peralatan peman- tau aktivitas G. Merapi lengkap den- gan alat telemetri yang terhubung ke komputer online di BPPTK. Hasilnya adalah visualisasi hasil pengamatan dan kerja peralatan pemantau gunung api tersebut yang ditayangkan secara online menjadi lebih baik (Gambar 17, 18).

- Sumber berita untuk Berbagai Media

Bahwa G. Merapi telah menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia di awal kuartal pertama tahun 2006 ini siapa pun akan mengakuinya se- bagaimana tampak dalam pemberitaan berbagai media massa, baik media ce- tak maupun elektronik. Dengan kekua- tan wartawan dan teknik penyajiannya masing-masing, media-media itu telah menjadikan G. Merapi sebagai berita utama, terutama antara 13-18 Mei 2006, bahkan sampai beberapa hari sesudahnya. Teknologi dan sarana media komunikasi yang semakin cang- gih, telah menghantarkan perkemban- gan aktivitas G. Merapi secara lebih hidup ke ruang-ruang pribadi setiap warga masyarakat yang memiliki ak- ses, baik secara live maupun reportase.

Penyajian berita dan informasi ten- tang G. Merapi pada media surat ka- bar dijumpai mulai harian tiras rendah, koran daerah sampai harian-harian dengan tiras besar. Berita-berita yang disajikannya pun sangat beragam, mulai dari informasi yang bersifat tek- nis seperti karakter, gejala letusan, peramalan waktu letusan, sejarah le- tusan dan korban yang diakibatkan- nya, sampai sisi lain peristiwa di sepu- tar letusan gunung api tersebut seper- ti pengungsi, kunjungan pejabat sam- pai kasus Mbah Maridjan dan misti- sisme G. Merapi. Sebuah surat kabar di Bandung misalnya, menyajikan satu bahasan tentang sejarah letusan G. Merapi dan korbannya bersumber dari website resmi PVMBG.

Harian lain di ibu kota yang berti- ras terbesar se-Indonesia, menyajikan ulasan tentang G. Merapi dengan kan- dungan informasi utama sejelas skrip- si atau tesis, namun dengan penyajian yang mudah bagi pembaca awam, lengkap dengan sketsa dan gambar- gambar teknis full colour, dari gambar

Gambar 16. Foto satelit pengamat G. Merapi. Gambar diambil dari foto live pengamatan G. Merapi oleh satelit dari http://www.globalguide.org/ . Gambar bulatan dengan paku menunjukkan posisi satelit di atas G. Merapi. Tanda panah di sebelah kiri adalah tombol (button) untuk menggerakkan gambar (akses foto ke lokasi lain) di Internet. Kotak abu-abu dalam inzet di sebelah kanan bawah adalah indeks peta yang diamati yang akan bergerak seiring dengan gerak arah panah yang dipilih. Menu “Map”, Satellite”, dan “Hybrid” di pojok kanan atas adalah menu pilihan pada situs tersebut. Foto yang ditampilkan adalah menu “Satellite”.

FOKUS KITA

dua dimensi sampai diagram blok, ten- tang kronologis dan analisis letusan G. Merapi. Para wartawan media cetak dan media elektronik dengan setia menunggui sang gunung api disertai perlengkapan bidikan kamera yang steady setiap saat. Keuletan mereka bak ketekunan pengintai dan pembu- ru berita kemunculan artis tenar yang akan melahirkan putranya dengan se- gala perilaku yang akan diperlihatkan- nya. G. Merapi dengan pesona dan potensi bencananya itu telah benar- benar menjadi pusat perhatian dalam minggu-minggu menjelang, saat, dan sesudah letusannya.

- Loyalitas Itu Harian Kompas, 16 Mei 2006, se-

hari setelah letusan awal letusan be- sar G. Merapi, di halaman muka me- muat berita dengan judul “Bencana Alam, Merapi Sudah Menyatu dengan Jiwa Kami...”. Berita tersebut menceri- takan penduduk beberapa kawasan di sekitar G. Merapi, seperti Desa Krin- jing, Dukun, Magelang; Desa Ngem- plak, Kemalang, Klaten; Desa Stabelan, Desa Tlogogede, Selo, Boyolali, yang berjarak antara 5 sampai 6 kilometer dari puncak Merapi, sebagian besar lebih memilih tinggal di desanya dari- pada mengungsi, saat awal peristiwa letusan dengan awan panas G. Mera- pi, Senin, 15 Mei 2006. Sebuah berita yang sering muncul di saat-saat letus- an G. Merapi yang tiada lain bercerita tentang kesetiaan atau loyalitas masyarakat daerah-daerah sekitar gu- nung api tersebut walau pun bahaya letusan sang gunung api membayangi hampir setiap 4 atau 5 tahun.

Gunung api memang selalu punya dua sisi. Sisi pertama adalah pemba- wa berkah dan rahmat kemurahan alam, dipentaskan pada saat gunung

api tersebut tenang atau dalam istilah teknisnya aktif normal. Sisi yanglain- nya adalah sisi murka dan bencana yang muncul manakala aktivitas gu- nung api tersebut meningkat sampai ke letusannya yang hebat. Demikian halnya G. Merapi. Kesetiaan atau lo- yalitas sejumlah 22.000 orang (jumlah yang harus dievakuasi menjelang le- tusan Merapi, 2006) anggota masyarakat untuk mendiami daerah- daerah yang termasuk Kawasan Raw- an Bencana (KRB) G. Merapi adalah loyalitas karena terkait berkah dan kemurahan alam Merapi. Kesetiaan kepada alam yang telah memberi rah- mat kepada mereka, menyebabkan keterikatan mereka pada alam itu, apa pun perilaku yang ditunjukkan oleh alam tersebut.

Loyalitas itu pula yang menjadi per- hatian dan daya tarik bagi para ahli, peneliti dan siapa pun yang menyim- pan perhatian pada mitigasi bencana letusan gunung api: bagaimana agar bila terjadi letusan, seluruh penduduk yang mendiami KRB G. Merapi itu se- lamat, atau bahkan, dalam kondisi le- tusannya yang jauh dari perkiraan, seluruh manusia di sekitar Merapi itu dapat diselamatkan. Perhatian dan daya tarik itu pada gilirannya melahir- kan pula loyalitas di bidang pengama- tan dan penelitian G. Merapi. Para pen- gamat G. Merapi, misalnya, bukan hanya gaji atau imbalan kerja yang memotivasi mereka, melainkan semacam karisma G. Merapi yang te- lah menarik mereka bekerja dengan penuh loyalitas.

Antara Laboratorium Alam Gunung Api dan Pariwisata

- Laboratorium Alam Tingkat aktivitas G. Merapi yang

tinggi dan kemudahan akses penca-

paian lokasi serta sarana lainnya yang diperlukan, memungkinkan berbagai teori, metode dan peralatan peman- tauan dan penyelidikan gunung api diuji dan dibuktikan oleh para peneli- ti, dan para peneliti dapat memperoleh hasilnya dalam waktu yang relatif singkat. Karena itu, sebagaimana di- nyatakan A. Ratdomopurbo, Kepala BPPTK, dikenal sebagai laboratorium alam bagi banyak pihak, termasuk pi- hak luar negeri. Kerjasama luar negeri Indonesia dengan negara-negara se- perti Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat berkaitan dengan penelitian dan pemantauan gunung api, dari satu sisi memang dapat dipandang sebagai upaya optimalisasi G. Merapi sebegai laboratorium alam.

Kerjasama penelitian BPPTK de- ngan Perancis diarahkan pada penye- lidikan seismik, GPS, geologi, peman- tauan gravitasi bumi. Kerjasama seje- nis dengan pihak Jerman diarahkan pada penelitian seismik dengan sistem pemantauan digital dan klasifikasi gempa otomatis, uji metoda deformasi sistem multiparameter, penyelidikan dengan GPS, pemantauan temperatur puncak dan pemantauan dengan RA- DAR. Adapun kerjasama yang serupa dengan USGS (Amerika Serikat) yang saat ini sedang berlangsung adalah pemantauan deformasi kubah secara real time dengan tiltmeter dan sistem telemetri. Sekaitan dengan Merapi se- bagai laboratorium alam, saat ini sejumlah peralatan pemantauan dan pengamatan gunung api dibawah tang- gungjawab BPPTK telah ditempatkan di seputar tubuh gunung tersebut (Gambar 19).

Peralatan BPPTK yang di pasang di seputar laboratorium alam itu berupa: Multiparameter Station (Tilmeters, GPS, Weather measurement), Seismic Broad- band Station (Seismometer, Acoustic sensor), Geoelectric and Temperature Station (SP sensor), Gas Chromatogra- phy and Temperature Measurement, Hybrid Power Station (wind and Solar energy), Repeater (Station relay), Mag- netic Station, Seismic Station (Analog System), Gravimeter, dan Tiltmeter.

Melalui data yang berhasil didetek- si dan dicatat oleh peralatan di atas para ahli melakukan penelitian dan analisis lebih lanjut untuk mengetahui lebih jauh karakter sang gunung api, menentukan gejala awal letusan pada menjelang saat letusannya. Muara dari semua itu adalah rekomendasi tingkat kesiagaan (alert levels) menghadapi

Gambar 17. Jeffry Marso, ahli gunung api dari USGS bersama Agus Sampurno staf BPPTK di BPPTK Yogyakarta.

Gambar 18. Webcam menampilkan secara online via Internet grafik seismograf G. Me- rapi yang ada di BPPTK Yogyakarta.

FOKUS KITA

vidu, BPPTK, daerah maupun kerjasa- ma antar berbagai pihak. Kegiatan-ke- giatan semacam “Jelajah Mitigasi Bumi Merapi 2005”, kerjasama antara Pem-

da Kabupaten Magelang dan BPPTK, PVMBG, Badan Geologi, ke depan diperkirakan akan semakin meningkat, baik frekuensi event, maupun kualitas- nya. Demikian pula wisata lingkungan gunung api seperti penyelenggaraan museum gunung api.

BPPTK telah menerbitkan dua buah brosur penting dalam kaitannya de- ngan wisata lingkungan gunung api Merapi ini. Brosur pertama berjudul “Pesona Merapi”, double side, kaya gambar dan full colour, mengemukakan lokasi-lokasi wisata mulai Kaliurang, Gardu Pandang Turgo, Plawangan, Wisata Kaliadem dan Labuhan, Lereng Barat dan Lereng Utara Merapi, pendakian, hingga puncak Merapi. Penyajian informasi wisata tersebut dilengkapi dengan paparan singkat tentang awan panas Merapi, peman- tauan dan peringatan dini bencana le- tusan G. Merapi. Brosur yang kedua berjudul “Bahaya Gunung api Merapi”, berisikan informasi seputar jenis-jenis bahaya yang ditimbulkan gunung api Merapi.

Wisata alam khusus gunung api saat ini terdapat di Desa Ketep, Keca- matan Sawangan, Kabupaten Mage- lang, di tepi jalan raya Magelang – Boyo- lali, tidak jauh dari PGA Babadan. Fa- silitas dan atraksi yang dioperasikan di wisata alam tersebut adalah: 1) Gar- du Pandang, 2) “Ketep Volcano Theater”

Gambar 19. Peta Peralatan dan Pos Pengamatan di Merapi. Sumber: BPPTK, brosur tanpa untuk pemutaran film tentang gunung

tahun. (Keterangan: untuk lokasi pos PGA telah direvisi dengan peta seperti pada Gambar api, 3) “Ketep Volcano Center”, tempat

pameran ilmu tentang gunung api, dan 13)

4) “Pelataran Panca Arga”, tempat me- mandang ke lima gunung, yaitu: G.

bencana G. Merapi disamping sumba-

Merapi, G. Merbabu, G. Slamet, G. ngan bagi kemajuan ilmu dan teknologi

untuk kelangsungan hidup penduduk

Sundoro, dan G. Sumbing. Adapun kegunungapian.

di sekitarnya, bahkan jauh ke daerah-

daerah hilirnya; flora dan fauna, ben-

museum gunung api Merapi baru mu-

lai dibangun sejak tahun 2005 dan - Wisata Lingkungan dan Museum

tang alam, kesegaran udara, dan pan-

sampai saat ini masih dalam proses Gunung Api

orama indah yang memberikan kepa-

da kita mulai dari sarana rekreasi,

penyelesaian, terletak di Kaliurang.

G. Merapi memberikan kepada kita

hiburan, pariwisata, kesehatan, hing-

tidak hanya ketegangan menjelang ter-

ga keuntungan ekonomi.

Fakta tentang G. Merapi

- Misteri Gunung Api Merapi saat-saat peristiwa letusan dan benca-

jadinya letusan, atau kesedihan di

Pariwisata umum yang memanfaat-

kan G. Merapi dan sekitarnya, seperti

“Wimpy mengakui, ilmu penge- na lainnya yang menimbulkan korban

di Kaliurang, telah banyak diselengga-

tahuan ternyata memiliki keterbatasan jiwa maupun harta benda, melainkan

rakan. Selain itu, kegiatan-kegiatan

tertentu untuk menguak “kehebatan” masa-masa berkah dan anugerahnya

Gunung Merapi. Karena alat deteksi itu jauh lebih banyak ketimbang saat-

pula berkah dan anugerah. Bahkan

wisata non komersial yang bersinergi

dengan perhatian, apresiasi, dan pen-

canggih yang diletakkan di seputar gu- saat murkanya. Berkah dan anugerah

didikan non formal gunung api dan

mitigasi bencana yang ditimbulkannya

nung, ternyata tidak selalu berhasil mendeteksi sinyal-sinyal bahaya

itu berupa kekayaan alam Merapi, air

(wisata lingkungan gunung api) ba-

yang melimpah dan lahan yang subur

nyak diselenggarakan oleh daerah-

mendadak Gunung Merapi,” demikian

daerah di sekitar G. Merapi, baik indi-

kutipan dari salah satu paragraf dalam

FOKUS KITA

artikel “Misteri Gunung Merapi” dalam buku “Dari Gunung Api hingga Oto- nomi Daerah”, kumpulan tulisan Wimpy S. Tjetjep (Dr. Ir., mantan Direktur Vulkanologi, Direktur Jender- al GSM-DESDM-red), 2002. Lanjutan pernyataan Wimpy di atas kita kutip dari buku tersebut:”Alat deteksi hanya mengirimkan sinyal, bahwa Merapi meningkat aktivitasnya. Tetapi alat tersebut tidak pernah mengirimkan sin- yal bahwa Merapi dalam waktu singkat bakal meletus atau mengeluarkan awan panas”. Keseluruhan artikel tersebut mengungkapkan fakta tentang “mis- teri” G. Merapi.

Apa yang diungkapkan Wimpy dibenarkan oleh ahli gunung api lain- nya seperti Kirby Young (ahli deforma- si, Amerika Serikat), R. Sukhyar (man- tan Sesditjen DJGSM-DESDM), dan Paul Pinent (ahli kegempaan, Peran- cis). Lebih tegasnya, sebagaimana dis- ebutkan dalam artikel tersebut, bah- wa peralatan deteksi Merapi hanya memberikan sinyal peningkatan aktivi- tas dalam waktu panjang. Sedangkan perubahan mendadak (short time) su- lit tertangkap oleh detektor. Dalam kaitan ini R. Sukhyar dalam artikel tersebut menyatakan bahwa:”Kita tidak mampu mendapatkan tanda-tanda se- cara tepat dan cepat, bahwa Merapi akan meletus atau mengeluarkan gugu-

ran lava. Kalau pun sesimik mengelu- arkan sinyal bahaya, kita tidak sempat menganalisanya”.

Dari satu sisi, seluruh aktivitas pe- ngamatan, penyelidikan, penelitian dan penetapan G. Merapi sebagai labora- torium alam sesungguhnya berada dalam rangka upaya memecahkan misteri gunung api Merapi tersebut. Dalam hal ini, upaya-upaya pengama- tan, penyelidikan dan penelitian dia- rahkan untuk mengetahui secara leb- ih pasti prekursor erupsi atau kejadi- an-kejadian penting sebelum letusan

G. Merapi. Tujuan akhirnya tentu saja keberhasilan mitigasi bencana letusan gunung api, yaitu terhindarnya atau berkurangnya korban jiwa dan harta benda akibat letusan gunung api pa- ling aktif tersebut.

- Prekursor Erupsi Gunung Api Merapi

Tabel besar di bawah ini adalah fak- ta tentang prekursor erupsi G. Merapi yang berhasil dihimpun dan dianalisis oleh BPPTK dari pengamatan letusan gunung api tersebut antara tahun 1961–1998. Sedangkan tabel kecil di bawahnya adalah fakta korban jiwa bencana letusan gunung api Merapi dalam periode yang sama.

Dari data prekursor di atas tampak

bahwa letusan G. Merapi tahun 1994 — yang menyebabkan korban paling banyak dalam periode 1961-1998 itu — kurang memperlihatkan gejala kuat kejadian penting petunjuk letusan. Bahkan, gejala pendeknya pun tidak jelas.

- Laporan Pra Letusan 2006 Di bawah ini fakta tentang G. Me-

rapi, terutama saat menjelang periode letusannya di tahun 2006. Informasi tersebut disarikan dari presentasi “La- poran Perkembangan Gunung Api Me- rapi sampai dengan 4 Mei 2006” di De- partemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, 4 Mei 2006: “Gunung api Merapi merupakan salah satu gu- nung api paling aktif di dunia dengan siklus letusan kecil 2-4 tahun, dan sik- lus letusan besar antara 30 tahunan. Gunung api Merapi telah istirahat sela- ma lebih dari 5 tahun sejak letusannya yang terakhir 10 Pebruari 2001. Letus- an Merapi umumnya ke barat daya, teta- pi pernah juga mengarah ke barat laut dan selatan. Ciri letusannya berupa ali- ran awan panas yang dikenal dengan nama “Wedhus Gembel”, merupakan ancaman utama. Aliran lahar merupa- kan bahaya sekunder, yaitu endapan material awan panas dan guguran yang terbawa air saat musim hujan. Terda- pat 5 pos PGA dan BPPTK melakukan

Gejala Pra-Letusan 1961 1967-1969 1984 1986 1992 1994 1997 1998 Awan Panas

o ooo Guguran

oo oo o oo o ooo

Api diam

o o o oo

Kubah tumbuh

o o ooo

oo

ooo Gemuruh

oo

oo

Gempa A, B

Gempa MP

oo o

Tremor HF

oo o oo o

Inflasi o o ooo ooo Megnetik

Gejala Panjang

oo oo o o

Gejala Pendek

oo o oo o oo oo

Jumlah korban jiwa (orang)

Tahun Letusan

1967-1969 1984 1986 1992 1994 1997 1998

Keterangan: ooo : gejala sangat kuat; oo : gejala cukup kuat; o : gejala lemah; kosong : tidak jelas atau tidak ada data; gejala panjang : terdapat kecenderungan dalam kurun waktu lama sebelumnya; gejala pendek: terdapat gejala beberapa hari atau beberapa jam sebelumnya; cetak tebal: tidak ada keterangan, mungkin menunjukkan prekursor yang paling signifikan (tabel besar) dan tidak ada korban (tabel kecil). Sumber: “Prekursor Erupsi Gunung Merapi”, Direktorat Vulkanologi, 2002 (tabel besar); disarikan dari situs PVMBG, http:// www.vsi.esdm.go.id (tabel kecil).

FOKUS KITA

pemantauan dan penyelidikan gunung api Merapi”.

Selanjutnya, laporan itu menge- mukakan perkembangan aktivitas G. Merapi 2006 sebagai berikut: 1) Juli 2005 G. Merapi mulai memperlihatkan peningkatan kegempaan dan deforma- si, terhitung 15 Maret 2006 statusnya dinaikkan dari “aktif normal” menjadi “waspada”; 2) Karena kegempaan dan deformasi terus meningkat, terhitung 12 April 2006 pukul 15.00 WIB statusnya dinaikkan dari “waspada” menjadi “sia- ga”; 3) sejak 12 April 2006 terjadi pen- ingkatan kegempaan secara fluktuatif:

a) periode 12-23 April 2006 kegempaan cukup tinggi, b) periode 23-28 April 2006 kegempaan cenderung turun, c) periode

28 April 2006 sampai hari ini (4 Mei 2006-red) kegempaan memperlihatkan trend meningkat, yaitu: i) trend gempa meningkat, 200-250 kali/hari, ii) gem- pa guguran cenderung meningkat se- cara pelan, iii) gempa vulkanik dangkal (vtb) menurun, iv) gempa low frekuensi (LF) muncul pada 27-28 April 2006; ter- jadi perubahan morfologi kubah lava di bagian tengah puncak deposit di posisi “C” pada peta sketsa (pemotretan den- gan Heli TNI-AU Lanud Adisucipto, 28 April 2006; 5) terjadi perubahan peruba- han morfologi i sisi utara kubah lava 1997 mengarah ke pelataran Gendol, di puncak bagian selatan tenggara (pe- motretan dari pos PGA Kaliurang, 28 April 2006)

Masih dalam bagian laporan perkembangan gunung api Merapi, 2006, selanjutnya dikemukakan hal- hal berikut: 6) Magma telah mendesak kubah lama yang terdorong ke atas dan membentuk tonjolan-tonjolan batuan yang disebut “spine”; 7) poin 4, 5, dan

6 menjelaskan bahwa magma telah mencapai permukaan puncak gunung- api Merapi, membentuk kubah lava baru (2006); 8) guguran kubah lava sudah mulai meluncur di bagia puncak: a) mela- lui celah Gegerbuaya-Kubah Lava 1997, berhenti dan tertampung dalam celah;

b) di lereng puncak sebelah barat – baratdaya; 9) pertumbuhan kubah lava 2006 belum menunjukkan pertumbuhan yang pesat dan mulai menggembung ke arah “F” pada peta sketsa; 10.a) Mate- rial Kubah Lava 2006 telah mulai meng- isi pelataran Gendol yang berbatasan dengan dinding Woro, b) tidak terlihat adanya perubahan yang berarti di be- kas Kubah Lava 1998 dan Kubah Lava 2001, sisi barat puncak Merapi yang menghadap ke Babadan (copy rekaman video TVRI, pesawat Cessna, 1 Mei

2006); 11) guguran lava pijar telah ter- jadi dan teramati pada 4 Mei 2006 pukul 02.000 WIB meluncur ke arah puncak pelataran Gendol (bagian selatan-teng- gara puncak dengan jarak luncur 200 m).

Laporan di atas ditutup dengan kesimpulan sebagai berikut: 1) Secara teknis-vulkanologis proses erupsi gu- nung api Merapi telah dimulai, 2) Gem- pa multiphase (MP) terjadi dalam jum- lah fluktuatif dengan kecenderungan meningkat, antara 200-250 kali/hari; 3) Gempa guguran cenderung meningkat secara pelan; 4) Pertumbuhan Kubah Lava 2006 masih terus berlangsung, 5) Dengan munculnya lava pijar pada 4 Mei 2006 di puncak gunung api Merapi maka pemantauan lebih difokuskan pada: a) peningkatan jumlah gempa MP,

b) guguran lava pijar yang bergerak lun- cur > 2 km, c) arah guguran lava pijar

- Level “Awas” dan Letusan 2006

Pada tanggal 12 Mei 2006 awan panas dengan jarak luncur awal sejauh 400 m mulai keluar dari G. Merapi. Besok harinya jam 08.30 WIB status bahaya G. Merapi ditingkatkan dari “Siaga” menjadi “Awas”. Tanggal 15 Mei 2006 G. Merapi mengeluarkan 43 kali awan panas yang mencapai jarak lun- cur terjauh 4 km. G. Merapi telah me- letus dengan ciri khas letusannya beru- pa awan panas.

REFLEKSI UNTUK MITIGASI

BENCANA Makna denotatif kata “refleksi” disi-

ni tiada lain adalah “pemantulan” atau “pemikiran lebih jauh dari suatu ba- hasan yang dijadikan bahan refleksi”. Dalam hal ini, “karisma” G. Merapi se- bagaimana tampak dalam Internet dan di dunia nyata memberikan bahan pemikiran untuk penyajian informasi gunung api, untuk mitigasi bencana gunung api dan bencana geologi lain- nya ke depan.

Bukan “World Cup”, Bukan Mistisisme

Merapi memang sebuah gunung api yang karismatik dan hal itu bagi kita maknanya tiada lain kecuali daya tarik dan loyalitas kepada mitigasi bencana letusannya. Para pengamat, penyeli- dik, peneliti dan siapa saja yang kon- sisten pada mitigasi bencana gunung api tidak akan hirau atau larut dalam

pemberitaan G. Merapi di media yang lebih menyerupai reportase kejuaraan se-pak bola dunia (world cup) atau sa- jian populer sejenis cerita-cerita mistis di saat gunung api tersebut menunjuk- kan aktivitasnya.

Dalam ajang world cup, hiruk pikuk orang dari berbagai kalangan menyam- paikan pendapat, ramalan, dan ko- mentar tentang akhir dari sebuah pertandingan bola kelas dunia, atau hasil akhir dari pesta akbar sepakbola sedunia tersebut dianggap biasa, bah- kan itu yang disenangi masyarakat. Namun, berkenaan dengan informasi bencana letusan gunung api pembe- ritaan model seperti itu tentu saja tidak relevan karena yang kita hadapi adalah bencana dan ancamannya bagi kelang- sungan hidup manusia. Penyajian dan penyebarluasan informasi keilmuan tentang G. Merapi harus mewarnai pemberitaan dan menjangkau media massa dan kalangan luas, sehingga aspek kehati-hatian dalam prediksi waktu, besaran, dan KRB –singkatnya: mitigasi bencana- letusan jauh lebih mengemuka.

Sebagai bangsa timur, berita-beri- ta tentang mistisisme masih kuat me- warnai kehidupan masyarakat kita se- tiap menghadapi gejala atau saat keja- dian bencana alam. Tak terkecuali be- rita di seputar peningkatan aktivitas G. Merapi. Namun, mistisisme selayak- nya tidak menjadi berita utama atau berita yang paling menonjol yang di- siarkan oleh media massa karena yang kita hadapi adalah potensi ancaman bagi kelangsungan hidup manusia di sekitar “sumber” bencana. Berita ten- tang mistisisme di seputar gunung api, jika pun masih perlu ditolerir sekaitan dengan budaya kita, hendaknya senantiasa didampingi oleh berita-be- rita yang memuat informasi hasil pan- dangan para ahli atas hasil serangkai- an pengamatan, analisis, penyelidikan dan penelitian.

Untuk itu, sebagaimana disampai- kan oleh A. Ratdomopurbo, Kepala BPPTK, konsep pengembangan meto-

da dan teknologi (kegunungapian-red) tak lepas dari perlunya penyebarluas- an informasi terutama kepada masyarakat di kawasan rawan benca- na, pemerintah daerah disamping juga untuk kalangan ilmiah dan masyarakat umum. Pemerintah, para ahli, para akademisi, dan segenap kom- ponen masyarakat sudah seharusnya mendukung missi penyebarluasan in- formasi bencana termasuk bencana

FOKUS KITA

geologi letusan gunung api yang di- dasarkan pada pengamatan, penyeli- dikan dan penelitian.

Sosialisasi, baik dalam makna pen- didikan, formal, informal dan non for- mal, maupun dalam arti penyebarluas- an informasi kepada media massa, penyaji berita, dan apa yang dikategori- kan sebagai kelompok utama masyarakat, dan masyarakat umum harus ditingkatkan. Di sisi lain, penye- diaan informasi yang akurat, konsis- ten, lengkap dan mudah dijangkau di sumber-sumber informasi ilmiah ten- tang bencana - dalam hal ini bencana letusan gunung api - perlu pula di- tingkatkan. Sebagai contoh, menjelang peningkatan aktivitas G. Merapi, infor- masi apa pun tentang G. Merapi dari sumber yang dipercaya, apalagi dari official site, akan diburu oleh para kuli tinta. Para wartawan, karena dikejar deadline, akan mencari cara yang mudah untuk memperoleh informasi tersebut, sehingga website penyaji be- rita dimaksud banyak menjadi pilihan mereka. Maka, kecermatan dan aku- rasi atau ketidakcermatan dan ketidakakuratan data pada website tersebut akan segera tersebarkan ke masyarakat luas melalui media massa yang menjadikannya sebagai rujukan.

Mitigasi Bencana Gunung Api

Penyajian dan penyebarluasan in- formasi gunung api diarahkan untuk dua tujuan penting: pemanfaatan po- tensi gunung api dan mitigasi benca- na gunung api secara optimal. Kedua- nya adalah satu kesatuan yang tak ter- pisahkan yang diperoleh dari hasil pen- gamatan, penyelidikan, penelitian dan kajian para ahli yang kemudian direko- mendasikan ke masing-masing dae- rah terkait. Rekomendasi aspek keben- canaan gunung api antara lain berupa peta Kawasan Rawan Bencana (KRB). Peta KRB sudah semestinya diadopsi oleh setiap daerah terkait dan dituang- kan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) masing-masing dae- rah. Penyebarluasan informasi oleh berbagai pihak, termasuk media mas- sa, diperlukan guna pentaatan ter- hadap RTRW tersebut sehingga diper- oleh manfaat dan terhindarnya atau berkurangnya korban jiwa dan keru- sakan harta benda saat terjadi letusan gunung api tersebut.

Khususnya aspek mitigasi benca- na gunung api, penyajian dan penye- barluasan informasi harus ditujukan

untuk meraih keberhasilan dalam up- aya tersebut. Mengingat salah satu cakupan mitigasi adalah tindakan-tin- dakan terus menerus guna menguran- gi atau menghilangkan resiko benca- na sepanjang waktu, maka penyajian dan penyebarluasan informasi gunung api harus difokuskan pada tindakan- tindakan yang harus dilakukan agar bahaya letusan gunung api tidak berkembang menjadi sebuah bencana. Informasi tentang mitigasi bencana gu- nung api dalam buku kecil “Gunung api” yang diterbitkan oleh PVMBG, se- bagai contoh, perlu lebih disebarluas- kan ke tengah masyarakat, sehingga menjangkau berbagai lapisan masyarakat, juga media massa.

Buku kecil “Gunung api” telah me- muat langkah-langkah mitigasi benca- na letusan gunung api dalam bahasa yang populer, mencakup mitigasi se- belum terjadinya letusan, saat terjadi- nya letusan, dan sesudah letusan. Se- belum terjadinya letusan langkah-lang- kah yang perlu dilakukan antara lain:

1) pemantauan dan pengamatan kegi- atan pada semua gunung api aktif, 2) pembuatan dan penyediaan Peta Ka- wasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung Api yang didukung dengan Peta Geologi Gunung Api, 3) melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gu- nung api, 4) melakukan pembimbing- an dan pemberian informasi gunung api, 5) penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gu-

nung api, 6) melakukan peningkatan sumberdaya manusia dan pendukung- nya seperti peningkatan sarana dan prasarananya. Saat terjadinya letusan, usaha yang dilakukan adalah: a) mem- bentuk tim gerak cepat, b) meningkat- kan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan peralatan yang lebih memadai, c) men- ingkatkan pelaporan dan frekuensi pelaporan sesuai kebutuhan, dan d) memberikan rekomendasi kepada Pe- merintah Daerah sesuai prosedur. Adapun setelah terjadi letusan, lang- kah mitigasi itu antara lain adalah: i) menginventarisir data, mencakup se- baran dan volume hasil letusan, ii) mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya, iii) memberikan saran penang- gulangan bahaya, iv) memberikan pe- nataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang, v) memperbaiki fasili- tas pemantauan yang rusak, vi) menu- runkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun, dan vii) melanjutkan pemantauan rutin.

Untuk konsumsi media Internet, penyajian informasi mitigasi bencana geologi termasuk bencana gunung api akan berbentuk berbeda dengan buku kecil di atas. Atau, alternatif lain dapat ditempuh, yaitu menyediakan dua je- nis penyajian informasi: satu untuk pelayanan kepada pihak peneliti dan penyelidik atau kalangan terdidik, dan yang lain ditujukan untuk para guru, pelajar, dan masyarakat umum lain- nya.

Gambar 20. Peta Kawasan Rawan Bencana G. Merapi. Sumber: PVMBG

FOKUS KITA

Tantangan Mitigasi Bencana Gunung Api Indonesia

Kualitas dan kuantias penyajian dan penyebarluasan informasi ke depan akan semakin diperlukan. Hal ini mengingat tantangan mitigasi ben- cana gunung api di Indonesia sangat besar (Gambar 20). Sementara itu, karena akhir-akhir ini Indonesia se- makin sering dilanda bencana alam, maka masyarakat pun makin sadar terhadap pentingnya informasi benca- na geologi seperti tsunami, gunung api, gempa, dan gerakan tanah. Tantangan itu sangat besar mengingat jumlah gunung api aktif (tipe A) di Indonesia mencapai 79 dengan penyebaran se- bagai berikut: Sumatera (13), Jawa (21), Bali (2), Lombok (1), Sumbawa (2), Flores (16), Laut Banda (8), Sulawesi (6), Kepulauan Sangihe (5), dan Hal- mahera (5).

Peran Informasi dalam Mitigasi Bencana

Keberhasilan mitigasi bencana sa- ngat bergantung kepada ketersediaan informasi tentang aktivitas sumber bencana, dalam hal ini adalah gunung api. Makna informasi disini adalah pengetahuan mengenai karakter, peri- laku dan sejarah letusan gunung api guna keperluan prediksi waktu terja- dinya letusan, jenis bahaya yang akan ditimbulkannya dan daerah-daerah yang potensial terkena bahaya letusan sebuah gunung api. Dalam kaitan in- formasi untuk mitigasi bencana, dua hal menjadi penting: database dan ke- tersediaan sumber-sumber informasi berikut kinerjanya yang optimal. Kedu- anya bertumpu pada konsep penyeli- dikan (metoda) dan pengembangan teknologi kegunungapian

Antara informasi, metoda, dan

teknologi tak dapat dipisahkan kesa- lingterkaitannya. Informasi diperoleh dari pengolahan dan analisis akurat terhadap sejumlah data (database). Database dihasilkan antara lain dari kontribusi metoda. Penyelidikan atau pemantauan berkaitan erat dengan karakteristik obyek yang diselidiki atau dipantau. Untuk itu diperlukan infor- masi dan konsep, strategi, dan cara pelaksanaanya berdasarkan ilmu pengetahuan (metoda). Kajian aplikasi metoda memerlukan analisis yang aku- rat dan dapat diuji untuk memperoleh parameter tambahan (informasi) yang berguna untuk pemantauan. Sebagai muaranya, parameter tambahan yang telah teruji akan digunakan sebagai alat prediksi. Adapun pengembangan teknologi berkaitan dengan penyediaan hardware maupun software untuk menunjang kegiatan pengembangan

Gambar 20. Peta gunung api besar Indonesia (Major Volcanoes Indonesia) dari USGS yang bersumber dari Direktorat Vulkanologi (PVMBG sekarang). Jumlah gunung api dalam peta adalah 69 gunung api. Sebanyak 10 buah gunung yang terdata oleh PVMBG (total 79 gunung api) tidak dijumpai dalam peta, diantaranya: G. Guntur (Jawa Barat) dan beberapa buah gunung api di Laut Banda, dan Kepulauan Sangihe. Sumber: http://vulcan.wr.usgs.gov/Volcanoes/Indonesia/Maps/map_indonesia_volcanoes.html

FOKUS KITA

metoda. Sebaliknya, pengembangan metoda diarahkan untuk memper- mudah perolehan data penyelidikan dengan bantuan teknologi. Dalam kaitannya dengan teknologi, khusus- nya di Indonesia, informasi dan meto-

da diarahkan untuk memperoleh ke- mampuan pengusaan teknologi yang telah dipakai yang umumnya produk luar negeri, dan mampu membuat suku cadang serta menciptakan per- alatan baru sesuai dengan kondisi ter- utama dalam hal kemudahan memper- oleh komponen dengan biaya rendah.

Demikian rangkaian kesalingter- kaitan antara informasi-metoda- pengembangan teknologi. Kesemua- nya ditujukan untuk memperbaiki ki- nerja mitigasi bencana, dalam hal ini, bencana letusan gunung api. Penyusu- nan informasi tentang prekursor erupsi

G. Merapi, sebagai contoh, sangat me- merlukan data dan informasi yang ko- mprehensif tentang gejala letusan gu- nung api tersebut dari waktu ke wak- tu. Karena itu, sumber-sumber data pertama tentang gunung api mutlak perlu diperhatikan ketersediaan dan operasionalnya. Sumber-sumber data- informasi pertama itu antara lain pos pengamatan gunung api, program dan kegiatan pengamatan gunung api yang teratur.

“Medical Records” dari Gunung Api

Informasi tentang prekursor erupsi

G. Merapi sebagaimana telah dijelas- kan di atas menunjukkan kepada kita pentingnya mengetahui karakter dan tanda-tanda letusan sebuah gunung api dalam perjalanan sejarah letusan- nya. Semakin banyak informasi terse- but, maka semakin terbuka peluang untuk memperoleh prediksi yang tepat waktu terjadi dan karakter letusannya. Dengan demikian, maka kinerja miti- gasi bencana akan lebih meningkat. Jika gunung api yang akan meletus kita ibaratkan seorang pasien, ibu, yang akan melahirkan, maka yang per- lu kita ketahui dan pahami secara mendalam adalah karakter dan “med- ical records” dari sang pasien. Dengan cara itu, maka komplikasi (letusan yang menimbulkan bahaya) saat mela- hirkan (kejadian letusan) dapat dihin- darkan. Informasi mengenai karakter gunung api dan sejarah letusannya harus menjadi fokus seluruh upaya- upaya dalam rangka mitigasi bencana, khususnya mitigasi pra kejadian.

PENUTUP: KREATIVITAS BUDAYA

UNTUK MITIGASI BENCANA Nama “Merapi” adalah toponimi.

Sebuah toponimi yang relatif mudah diartikan karena kata yang berasal dari Bahasa Jawa itu bermakna “gunung berapi”. Salah satu hermenetika atau tafsiran dari kata tersebut adalah “an- caman bahaya”. Kreasi budaya terse- but (toponimi) dipandang dari keil- muan sekarang sesungguhnya sudah merupakan awal dari mitigasi benca- na: kesadaran akan adanya ancaman bahaya yang terjadi secara berulang. Namun, karisma G. Merapi sedemiki- an kuat.

Kesetiaan masyarakat untuk tetap mendiami alam dekat Merapi sering menimbulkan tragedi korban jiwa dan harta benda yang banyak pada saat gunung api tersebut meletus. Tragedi yang terus berulang sejak abad 17 M (tahun 1672, korban meninggal 300 orang) sampai abad Internet (tahun 1994, korban meninggal 66 orang). Walaupun pada periode ulang letusan- nya pada kesempatan Mei 2006 yang lalu sampai saat ini tidak menelan kor- ban jiwa, namun ancaman tregedi itu tetap membayangi. Hal ini terjadi pula pada kejadian bencana alam lainnya yang akhir-akhir ini sering terjadi di wilayah Indonesia, seperti gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tanggal

26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumut. Kemampuan untuk mencegah resi- ko bahaya atau mengurangi dampak bencana adalah suatu capaian budaya, kita sebut saja: budaya akrab dengan bencana. Indonesia memerlukan ca- paian budaya akrab bencana, meng- ingat sebagian besar wilayahnya rent- an terhadap bencana geologi atau ben- cana alam seperti letusan gunung api, gempabumi, tsunami dan gerakan tanah. Untuk itu diperlukan revitalisasi budaya yang terdiri atas tiga langkah: pemahaman yang mendalam sehing-

ga menimbulkan kesadaran, peren- canaan sosial, dan kreativitas budaya. Pemahaman yang mendalam seh- ingga menimbulkan kesadaran dilaku- kan dengan cara menggali dan men- gungkapkan seluruh potensi bencana berikut ancaman bahayanya melalui kajian, penyelidikan dan penelitian, atau melalui metoda ilmiah, yang di- lanjutkan dengan pewacanaannya dalam berbagai forum ilmiah. Peren- canaan sosial dilaksanakan dengan

sosialisasi yang menjangkau berbagai pihak terkait dan masyarakat luas, di- laksanakan melalui berbagai media pendidikan formal dan informal dan berbagai pendekatan. Kreativitas bu- daya dihasilkan dari kinerja penge- tahuan dan kekuatan sumber daya lainnya yang kita miliki, pemanfaatan peluang yang ada, serta kekurangan yang masih melekat dan kendala yang dihadapi dengan segala usaha yang optimal dalam pemecahannya. Untuk kesemua itu diperlukan informasi yang memadai dan penyajian informasi yang komunikatif tentang berbagai aspek mitigasi bencana geologi.

Kreativitas budaya itu, diantaranya - sebagaimana telah dirintis oleh BPPTK - adalah modifikasi peralatan canggih pemantau gunung api disesuaikan dengan tingkat kemampuan pembiayaan Pemerintah dan sumber daya manusia pelaksana operasional peralatan pemantau gunung api tersebut di lapangan. Pemanfaatan satelit yang kini tersebar di seluruh angkasa raya, dengan cara menyewa satu transponder dari satelit tersebut, akan meningkatkan rintisan kreativitas budaya itu secara optimal. Sewa transporder satelit adalah sesuatu yang terjangkau oleh Pemerintah, bahkan oleh anggaran sebuah departemen sekalipun. Dengan sewa transponder dari sebuah satelit, maka efektivitas transfer data, informasi dan komunikasi yang diperlukan dalam mitigasi bencana geologi lebih terjamin. Dengan demikian, mitigasi bencana gunung api, gempa bumi, tsunami, gerakan tanah, bahkan bencana alam lainnya, lebih berpeluang dapat dilaksanakan secara optimal.

AGENDA