management, rentabilitas earning, likuiditas liquidity, dan sensitivitas terhadap risiko pasar sensitivity to market risk atau disebut juga dengan
CAMELS. Permodalan mempunyai dua indikator yang berbeda yaitu posisi capital adequacy ratio CAR dan bobot CAR.
Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu non performing loans NPL dan pemenuhan pengapusan dan penyisihan aktiva
produktif PPAP. Pada manajemen yang menjadi komponen penilaian adalah manajemen umum, penerapan sistem manajemen risiko dan kepatuhan bank
terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia atau pihak lainnya.
Untuk rentabilitas penilaiannya beracuan pada return on average asset ROA dan return on average equity ROE. Penilaian likuditas berpatokan kepada loan
to deposit ratio LDR dan pertumbuhan kredit dibandingkan dengan pertumbuhan dana. Komponen penilaian terhadap sensitivitas terhadap risiko
pasar adalah rasio modal atau cadangan yang dibentuk dan kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. Dalam menilai tingkat kesehatan bank, laporan
yang akan diperiksa adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan penelitian yang dilakukan adalah:
“Bagaimana sistem penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan analisa CAMELS pada PT Bank Sumut.”
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
analisa CAMELS.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari peneitian ini adalah sebagai berikut: a.
Sebagai sumbangan pemikiran bagi manajemen PT Bank Sumut medan dalam melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank.
b. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain dalam melakukan penelitian agar
dapat mengembangkan lebih dalam mengenai cara penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan analisa CAMELS.
E. Kerangka Konseptual
Penilaian tingkat kesehatan Bank PT. Bank Sumut
Analisa CAMELS
Capital, Asset Quality, Managemen, Earning, Liquidity, Sensitivity to
market risk
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank 1. Pengertian Bank
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,
masyarakat membutuhkan uang untuk melakukan transaksi. Dalam melakukan transaksinya masyarakat dapat melakukannya dengan mendapatkan bantuan dari
sebuah lembaga keuangan yang kita kenal dengan nama bank. Dengan adanya bank
Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat masyarakat menjadi terbantu untuk dapat menukarkan uangnya, transfer,
membayar rekening listrik, air telepon ataupun pembayaran lainnya. Definisi bank menurut UU No. 14 tahun1967 Pasal 1 tentang Pokok-Pokok
Perbankan adalah “lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”, dan pengertian
bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yaitu : bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu
kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya adalah sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu
kebijakan moneter. Karena fungsi-fungsinya tersebut, maka keberadaan bank yang sehat, baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem,
merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian sehat. Untuk menciptakan bank sehat tersebut antara lain diperlukan pengaturan dan pengawasan bank secara
efektif. Sebagaimana diatur dalam undang-undang, bank adalah usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu bank bertindak sebagai lembaga intermediasi atau lembaga perantara untuk menghimpun dana
dari masyarakat dalm bentuk tabungan, giro ataupun deposito berjangka. Sementara itu, pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana akan
mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Kredit tersebut dapat berupa kredit investasi, kredit modal kerja ataupun kredit konsumsi.
Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana
tersebut. Pada dasarnya bank mempunyai empat alternatif untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu dana sendiri, dana dari deposan, dana
pinjaman dan sumber dana lain.
Universitas Sumatera Utara
Dana yang telah dihimpun bukanlah dana yang semuanya murah tapi sebagian besar adalah dana dari deposan yang menimbulkan kewajiban bagi bank untuk
membayar imbal jasa berupa bunga. Berdasarkan kebutuhan itu dan juga untuk memperoleh penerimaan bank dalam rangka menutup biaya-biaya lain serta
mendapatkan keuntungan, maka bank berusaha mengalokasikan dananya dalam berbagai bentuk aktiva dengan berbagai macam pertimbangan. Sebelum bank
memutuskan untuk memilih suatu bentuk aktiva tertentu dalam pengalokasian dana pihak ketiga, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Terdapat tiga hal
menjadi perhatian bank untuk menjadi bahan pertimbangan, yaitu risiko, hasil dan jangka waktu.
2. Jenis – jenis Bank
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan juga mencakup bentuk badan hukum, pendirian dan kepemilikan, dan
target pasarnya.
a. Menurut kegiatan usaha
Setelah undang – undang no 7 tahun1992 berlaku, jenis bank yang diakui secara resmi terdiri dari dua jenis yaitu :
1 Bank umum
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu-lintas pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
2 Bank perkreditan rakyat
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu-lintas pembayaran. b.
Menurut bentuk badan usaha
Untuk memperoleh izin usaha sebagai bank umum atau bank perkreditan rakyat, suatu lembaga keuangan wajib memenuhi persyaratan mengenai susunan
organisasi, permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, dan kelayakan rencana kerja. Badan hukum suatu bank umum dapat berupa perseroan
terbatas, koperasi atau perusahaan daerah. Sedangkan badan hukum bank perkreditan rakyat dapat berupa perusahaan daerah, koperasi, perseroan terbatas,
bentuk lainnya yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. c.
Menurut pendirian dan kepemilikan
Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin Direksi Bank Indonesia oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum
Indonesian dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Modal disetor untuk mendirikan bank ditetapkan sekurang-kurangnya
sebasar tiga teriliun rupiah. Modal disetor bagi bank yang berbadan hukum koperasi adalah simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah sebagaimana diatur
dalam undang-undang tentang perkoperasian. Sedangkan modal disetor yang berasal dari warga negara asing danatau badan hukum asing setinggi-tingginya
sebesar 99 dari modal bank.
Universitas Sumatera Utara
Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia. Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang bentuk badan
hukumnya perseroan terbatas sangat dimungkinkan untuk mengalami perubahan kepemilikan. Perubahan kepemilikan ini terutama karena Bank umum dan Bank
Perkreditan Rakyat yang bentuknya Perseroan terbatas dapat menerbitkan saham, meskipun hanya saham atas nama. Saham yang harus diterbitkan berupa saham
atas nama agar Bank Indonesia tetap dapat memonitor perubahan kepemilikan bank. Meskipun kepemilikanya sangat mungkin terjadi dengan cara jual beli
saham dibursa efek, tetapi mengingat sahamnya atas nama maka perubahan tersebut dapat terus dipantau oleh Bank Indonesia untuk tujuan pengawasan dan
pembinaan.
d.
Menurut target pasar
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu:
1 Retail Bank, Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada
nasabah-nasabah retail. Retail disini adalah nasabah-nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Biasanya ditinjau dari jasa
kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah memerlukan fasilitas kredit tidak lebih daripada Rp 20 miliar.
2 Corporate Bank, Bank jens ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada
nasabah-nasabah yang berskala besar. Biasanya berbentuk korporasi, maka bank yang berkelompok ini disebut corporate bank. Pelayanan transaksi yang
diberikan kepada suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa
Universitas Sumatera Utara
pelayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan, direksi dan komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan yang diberikan secara
perorangan disini diarahkan untuk menjalin kerja sama yang lebih baik dengan nasabah-nasabah korporasi.
3 Retai-Corporate Bank, Bank jenis ini memberikan pelayanan tidak hanya
kepada nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi.
B. Tingkat Kesehatan Bank 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Menurut Triandaru 2006:51 bahwa kesehatan bank
mencakup kemampuan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha
perbankannya, kegiatan tersebut meliputi:
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,
dan dari modal sendiri, b.
Kemampuan mengelolah dana, c.
Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat, d.
Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain,
e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitas atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.
Universitas Sumatera Utara
Penilaian terhadap faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur jusdgement yang didasarkan atas
materialitas dan signifikansi dari faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian
kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan,dan proyeksi rasio – rasio keuangan perbankan. Penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor –
faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank.
2. Aturan Kesehatan Bank
Berdasarkan undang – undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh bank Indonesia, menetapkan
bahwa : a.
Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati – hatian.
b. Dalam memeberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan
melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara – cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan
dananya kepada Bank. c.
Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan menegnai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
d. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberian kesempatan bagi
pemeriksaan buku – buku dan berkas – berkas milik bank tersebut, serta wajib memberikan bantuan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala
keterangan, dokumen, dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank tersebut. e.
Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan
akuntan publik untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap Bank.
f. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan
laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan
laba rugi tahunan tersebut wajib terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik. g.
Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang diteapkan oleh Bank Indonesia.
3. Faktor – faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank CAMELS
Dengan menyadari arti pentingnya tingkat kesehatan bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati –
hatian prudential banking dalam duni perbankan, maka Bank Indonesia perlu menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan tenang
kesehatan bank ini, perbankan diharapan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan.
Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Bank Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana
Universitas Sumatera Utara
sampai dengan pengguna dan penyalur dana. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank
umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan untuk posisi bulan maret, juni, september, dan desember.
Triandaru 2006:53, Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tentang penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor –
faktor CAMELS yang terdiri dari : a.
Permodalan Capital b.
Kualitas Aset Asset Quality c.
Manajemen Management d.
Rentabilitas Earnings e.
Likuiditas Liquidity f.
Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar Sensitivity to Market Risk Ad.a. Permodalan Capital
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut:
1 Kecukupan pemenuhan kewajiban penyedian modal minimum KPMM
terhadap ketentuan yang berlaku, 2
Komposisi permodalan, 3
Trend ke depanproyeksi KPMM, 4
Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank, 5
Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan laba ditahan,
6 Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha,
7 Akses kepada sumber permodalan,
Universitas Sumatera Utara
8 Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.
Ad.b. Kualitas Aset Asset Quality
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut:
1 Aktiva produktif yang dilasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva
produktif, 2
Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit, 3
Perkembangan aktiva produktif bermasalahnon performing asset dibandingkan dengan aktiva produktif,
4 Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif
PPAP, 5
Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif, 6
Sistem kaji ulang review internal terhadap aktiva produktif, 7
Dokumentasi aktiva produktif, 8
Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. Ad.c. Manajemen Management
Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut :
1 Manajemen umum,
2 Penerapan sistem manajemen resiko,
3 Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada
Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Ad.d. Rentabilitas Earning
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lin dilakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut :
1
Return on assets ROA,
2
Return on equity ROE,
3
Net interest margin NIM,
4
Biaya operasional dibandingkan dengan pendapanan operasional BOPO,
5
Perkembangan laba operasional,
6
Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan,
7
Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya,
8
Prospek laba operasional.
Ad.e. Likuiditas Liquidity
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap kmponen – komponen sebagai berikut :
1 Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang
dari 1 tahun,
2
1 month naturity mismacth ratio,
3
Loan to deposit ratio LDR,
4
Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang,
5
Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti,
6 Kebijakan dan pengelolahan likuiditas Assets and liabilities
managementALMA,
Universitas Sumatera Utara
7 Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal,
atau sumber – sumber pendanaan lainnya,
8
Stabilitas dana pihak ketiga DPK.
Ad.f. Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar Sensitivity to Market Risk Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap
resiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian trehadap komponen – komponen sebagai berikut :
1 Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga
dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi adverse movement suku bunga,
2 Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar
dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi adverse movement nilai tukar,
3 Kecukupan penerapan sistem manajemen resiko pasar.
4. PerhitunganAnalisis Komponen Faktor CAMELS
Bank Indonesia secara berkala atau sewaktu-waktu memantau hasil perbaikan berdasarkan laporan pelaksanaan action plan yang disampaikan oleh bank.
Apabila diperlukan dilakukan pemeriksaan khusus terhadap hasil perbaikan yang telah dilakukan oleh bank untuk memastikan kebenaran laporan yang disampaikan
oleh bank tersebut. Sesuai lampiran dari Surat Edaran Bank Indonesia nomor 623DPMP tanggal
31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara
Universitas Sumatera Utara
konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, dimana perhitungananalisis komponen atas setiap faktor CAMELS sebagai berikut:
a. Faktor Permodalan Capital
Faktor capital atau permodalan digunakan untuk menilai sampai dimana bank memenuhi permodalan bank, kecukupan penyediaan modal terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko ATMR. Dengan modal sendiri yang cukup, bank dapat memanfaatkan sebagian dari pada modal untuk membiayai kebutuhan atas
prasarana dan sarana operasi yang memadai. Penilaiannya dilakukan dengan menggunakan metode CAR Capital Adequacy Ratio yaitu dengan cara
membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko ATMR. CAR merupakan indikator dari kecukupan modal suatu bank, yang bertujuan untuk
menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang Solvabilitas. Penyediana modal yang cukup merupakan hal yang penting, untuk mengimbangi pihak ketiga.
CAR yang ideal sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank for International Settiements BIS sebesar 8. Penilaian terhadap faktor permodalan
didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko, dengan rumus:
CAR = x 100
Ket:
Total Modal = Modal Inti + Modal Pelengkap
ATMR = ATMR kredit + ATMR risiko pasar
Total Modal – Penyertaan ATMR
Universitas Sumatera Utara
Modal inti terdiri dari beberapa komponen, yaitu modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba tahun lalu, dan laba tahun berjalan. Modal
pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi dan pinjaman subordinasi. Sedangkan
komponen ATMR terdiri dari kas, tagihan yang dijamin oleh lembaga-lembaga tertentu, kredit yang diberikan, tagihan kepada lembaga-lembaga lain, aktiva tetap
dan investasi, dan antarkantor netto. Menurut Judisseno 2002:136 “penyertaan adalah penanaman dana bank
dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk penyertaan modal sementara pada
perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit”.
b. Faktor Kualitas Aset Asset Quality
Faktor yang dinilai yaitu kualitas aktiva produktif yakni sejauhmana bank memelihara kualitas aktivanya seproduktif mungkin sehingga menjamin hasil
yang mendukung rentabilitas. Aktiva produktif menurut Judisseno 2002:135 diartikan sebagai “penanaman dana bank baik dalam bentuk rupiah maupun
valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antarbank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening
administratif”. Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga
dengan Non Performing Loans NPL dan pemenuhan penghapusan dan penyisihan aktiva produktif PPAP. Dimana rasio NPL dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Peny. Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib
NPL = x 100
Sedangkan untuk menghitung rasio PPAP yaitu pemenuhan penghapusan dan penyisihan aktiva produktif dengan cara sebagai berikut:
PPAP =
Tujuan pembentukan PPAP menurut Rinaldy 2008:66 adalah “untuk mengantisipasi jumlah kerugian yang akan terjadi akibat aktiva produktif tidak
dapat ditagih rugi”. Dalam realisasinya jumlah PPAP dibentuk secara periodik oleh setiap bank. Namun pada saat menetapkan tingkat kesehatan bank, PPAP
tersebut dihitung kembali yang didasarkan pada tingkat kaualitas aktiva produktif yang telah dikualifikasikan dan dibandingkan dengan jumlah yang telah dibentuk.
c. Faktor Manajemen Management
Secara kuantitatif faktor ini sebenarnya tidak dapat dijabarkan, namun secara teknis pengukuran keberhasilan manajemen dapat dilihat dari pencapaian
operasional realisasi dibandingkan terhadap terget atau sasaran yang ditetapkan di awal tahun buku. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh manajemen harus pula
dapat dipertanggung jawabkan baik terhadap ketentuan yang berlaku maupun terhadap kelangsungan hidup bank itu sendiri.
Penilaian terhadap keberhasilan manajemen dapat dilihat dari aplikasi manajemen umum dan manajemen resiko yang diterapkan oleh para manajer
suatu bank. Dimana bank yang memiliki komposisi dan jumlah serta kualifikasi anggota komisaris yang sesuai dengan ukuran, kompleksitas karakteristik,
Kredit non lancar Total Kredit
Universitas Sumatera Utara
Laba sebelum pajak Rata – rata total aset
kemampuan keuangan, dan sasaran strategik bank. Bank memiliki komposisi dan jumlah serta kualifikasi anggota Direksi yang sesuai dengan ukuran,
kompleksitas karakteristik, kemampuan keuangan dan sasaran bank. Penilaian manajemen menurut Faud 2005:288 didasarkan kedalam 5 lima
kelompok yaitu “manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuditas dan manajemen umum”. Manajemen bank
dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan.
d. Faktor Rentabilitas
Faktor rentabilitas suatu bank yaitu dengan melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Rasio-rasio rentabilitas pada umumnya membandingkan
antara perolehan laba net income dan operasional usahanya atau total aset. Yang menjadi acuan untuk menghitung rentabilitas adalah Return on Asset
ROA, Return on Equity ROE, Net Interest Margin NIM dan Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional BOPO.
Perhitungan ROA adalah dengan menggunakan cara sebagai berikut:
ROA = x 100
Return on Asset ROA adalah perbandingan jumlah laba bersih terhadap rata-rata volume usaha. Besar kecilnya ROA menggambarkan tingkat produktivitas atau
profit margin yang dicapai oleh suatu bank. Untuk menghitung besarnya ROE adalah dengan menggunakan rumus:
ROE = x 100 Laba setelah pajak
Rata – rata total modal
Universitas Sumatera Utara
Return on Equity ROE adalah pengukuran kemampuan bank untuk menghasilkan laba bersih ditinjau dari modal yang dimiliki.
Rasio NIM dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
NIM = x 100
Net Income Margin NIM adalah pengukuran kemampuan bank untuk
menghasilkan laba atas kredit yang disalurkan.
Nilai rasio BOPO dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BOPO = x 100
Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional BOPO merupakan barometer dalam mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup
biaya operasional dan tingkat efisiensi. Antara BOPO dan ROA mempunyai hubungan yang sangat erat dan timbal balik yaitu pengukuran efisiensi di satu
sisi, dan produktivitas di pihak lain.
e. Faktor Likuiditas
Penilaian ini didasarkan untuk mengetahui kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban segeranya. Pengukuran likuiditas adalah pengukuan yang sifatnya
dilematis, karena di satu sisi usaha bank yang utama adalah memasarkan danatau memutar uang para nasabahnya untuk mendapatkan keuntungan. Artinya bisnis
perbankan harus memaksimalkan pemasaran uangnya dan sekecil mungkin
Pendapatan bunga bersih Rata – rata aktiva produktif
Beban Operasional Pendapatan Operasional
Universitas Sumatera Utara
mencegah uang nganggur ideal money. Di sisi lain, untuk dapat memenuhi kewajibannya terhadap para deposan dan debitur yang sewaktu-waktu menarik
dananya dari bank, bank dituntut selalu dalam posisi siap membayar, yang artinya bank harus mempunyai cadangan uang nganggur yang cukup.
Semakin tinggi tingkat likuditas berarti semakin banyak uang yang menganggur, semakin banyak uang yang menganggur berarti pemasaran uang
tidak maksimal dan akhirnya bank tidak bisa memaksimalkan keuntungannya. Secara umum penetapan rasio likuditas yang baik adalh lebih besar dari 100
dengan kata lain harta lancar adalah sama dengan atau lebih dari utang lancarnya. Manfaat pengukuran likuditas bagi bank adalah mempertinggi kepercayaan
masyarakat dan pemerintah. Penilaian rasio faktor likuiditas berpatokan pada Loan Deposit Rasio LDR,
dimana LDR diperoleh dengan cara membandingkan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain dengan dana pihak ketiga
yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito tidak termasuk antar bank. LDR dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
LDR = x 100
Berdasarkan LDR ini dapat diketahui sejauh mana usaha pihak manajemen melakukan perpencaran dalam penempatan dananya, yaitu besarnya yang
disalurkan dalam bentuk pemberian kredit dan yang ditanamkan dalam bnetuk
penanaman dana lainnya. Kredit
Dana pihak ketiga
Universitas Sumatera Utara
f. Faktor Sensitivitas terhadap Risiko Pasar Sensitivity to market risks
Faktor sensitivitas terhadap risiko pasar dapat dilihat dari penerapan sistem manajemen risiko pasar Market Risks yaitu meliputi pengawasan aktif dewan
komisaris dan direksi terhadap potensi ekspour risiko pasar, efektifitas pengendalian internal terhadap ekspour risiko pasar termasuk kecukupan fungsi
audit internal.
5. Peringkat Komposit Composite Rating
Berdasarkan hasil penilaian peringkat masing – masing faktor ditetapkan peringkat komposite composite rating sebagaia berikut :
a. Peringkat komposite 1 PK-1, mencerminkan bahwa bank tergolong sangat
baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan,
b. Peringkat komposite 2 PK-2, mencerminkan bahwa bank tergoong baik dan
mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan – kelemahan minor yang
dapat segera diatasi oleh tidakan rutin, c.
Peringkat komposite 3 PK-3, mencerminkan bahwa bank tergolong cukup baik namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat
kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif,
d. Peringkat komposite 4 PK-4, mencerminkan bahwa bank tergolong kurang
baik dan sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau
Universitas Sumatera Utara
kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami
kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, e.
Peringkat komposite 5 PK-5, mencerminkan bahwa bank tergolong tidak baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan
industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.
Proses penetapan peringkat komposite yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan
signifikansi dari masing – masing faktor. Untuk mengetahui kriteria penetapan peringkat setiap faktor yang ada dalam komponen CAMELS dapat dilihat dalam
tabel 2.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Kriteria Penetapan Peringkat Komponen CAMELS
No Faktor
Komponen Peringkat
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Kurang Baik
Tidak Baik
1 Permodalan Capital CAR
KPPM 10
9 KPPM ≤10 8 ≤ KPPM ≤ 9
7
≤ KPPM ≤ 8 KPPM
7 2 Kualitas Aset Quality Asset
NPL 0 rasio 2
2
≤ rasio 5
5
≤ rasio ≤ 8 8 rasio
≤ 11
rasio 11
PPAP 110 rasio
105 rasio ≤ 110 100 ≤ rasio ≤ 105 95 ≤ rasio 100
rasio 95
3. Manajemen 4. Rentabilitas Equity
ROA 2 ROA
1,25 ROA ≤ 2 0,5 ≤ ROA ≤ 1,25 0 ≤ ROA 0,5
ROA ROE
20 ROE 12,5 ROE
≤ 20 5 ≤ ROE ≤ 12,5 ≤ ROE 5
ROE NIM
2,5 NIM 2 NIM
≤ 2,5 1,5
≤ NIM ≤ 2
1
≤ NIM 1,5 NIM
1 BOPO
BOPO 92
92
≤ BOPO 94 94 ≤ BOPO ≤ 96 96 BOPO ≤ 98 BOPO
98 5. Likuiditas Likudity
LDR 50 rasio
≤ 75 75 rasio ≤ 85 85 rasio ≤ 100 100 rasio ≤ 120 rasio
120 6. Sensitivitas Terhadap resiko
pasar Sensetivity to market risks
Sumber : Surat Edaran Bank Sumut Nomor 056DIRDPP-PCSE04
Universitas Sumatera Utara
6. Pelanggaran Aturan Kesehatan Bank
Apabila terdapat penyimpangan terhadap aturan tentang kesehatan bank, Bank Indonesia dapat mengambil tindakan – tindakan tertentu dengan tujuan
dasar agar bank bersangkutan menjadi sehat dan tidak membahayakan kinerja perbankan secara umum. Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar :
a. Pemegang saham menambah modal,
b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi bank,
c. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsipsyariah
yang macet, dan emperhitungkan kerugian bank dengan modalnya, d.
Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain, e.
Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban, f.
Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain,
g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan kewajiban bank kepada bank
atau pihak lain. Apabila tindakan tersebut belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi bank, dan atau menurut penilain Bank Indonesia keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan, maka pimpinan Bank Indonesia dapat
mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham guna membubarkan badan
hukum bank dan membentuk tim likuditas. Apabila direksi bank tidak menyeleggarakan Rapat Umum Pemegang Saham,
maka pimpinan Bank Indonesia meminta kepada pengadilan untu mengeluarkan
Universitas Sumatera Utara
penetapan yang berisikan pembubaran badan hukum bank tersebut, penunjukan tim likuditas, dan perintah pelaksanaan likuditas sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT Bank Sumut yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan.
B. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian secara langsung
melalui wawancara langsung. 2.
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah, baik berupa publikasi maupun data perusahaan sendiri, seperti data mengenai
sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data primer yang telah dikelola dalam bentuk tabel sehingga lebih informatif oleh pihak lain.
C. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis terdiri dari: 1
Teknik Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-datadokumen yang ada
dalam perusahaan yang mendukung penulisan skripsi.
Universitas Sumatera Utara
2 Observasi
Melakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan untuk melihat keadaan yang sebenarnya dan mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan
pengamatan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Observasi ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung ke pemimpin
bidang dan staf bagian perencanaan dan pembinaan cabang PT Bank Sumut.
D. Teknik Analisis Data